Anda di halaman 1dari 14

JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI P-ISSN: 1410 – 9875

Vol. 22, No. 2, Des 2020, Hlm. 257-270 E-ISSN: 2656 – 9124
Akreditasi Sinta3 SK No. 23/E/KPT/2019 http://jurnaltsm.id/index.php/JBA

PENERAPAN AKUNTANSI MANAJEMEN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA


KEUANGAN: KINERJA LINGKUNGAN SEBAGAI PEMEDIASI

ROFI DINNILAH AFAZIS


SUSI HANDAYANI

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, Jl. Ketintang No. 2, Ketintang, Kec.
Gayungan, Kota Surabaya, Indonesia
rofiafazis16080694047@mhs.unesa.ac.id

Abstract: This study aims to examine the mediating effect of environmental performance on the link between
environmental management accounting and financial performance. The research sample is 29 companies listed in
Indonesia Stock Exchange for the period 2017-2018. The data analysis technique used are path analysis and sobel
test with Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 22 programs. The result of this research show that the
application of environmental management accounting has no effect on environmental performance and
environmental performance has no effect on financial performance, so it can be conclude that environmental
performance cannot mediate the relationship between environmental management accounting and financial
performance.

Keywords: Environmental management accounting, environmental performance, financial performance, non-


financial company

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh mediasi kinerja lingkungan pada hubungan antara
akuntansi manajemen lingkungan dengan kinerja keuangan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
29 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2018. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis jalur dan uji sobel dengan bantuan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 22.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan akuntansi manajemen lingkungan tidak mempengaruhi kinerja
lingkungan dan kinerja lingkungan tidak mempengaruhi kinerja keuangan, sehingga dapat disimpulkan bahwa
kinerja lingkungan tidak dapat memediasi hubungan antara akuntansi manajemen lingkungan dengan kinerja
keuangan.

Kata kunci: Akuntansi manajemen lingkungan, kinerja lingkungan, kinerja keuangan, perusahaan non-keuangan

PENDAHULUAN setiap tahunnya. Pertumbuhan penduduk akan


mendorong laju pertumbuhan PDB (Produk
Indonesia merupakan negara Domestik Bruto) guna memenuhi permintaan
berkembang dengan jumlah populasi penduduk konsumen dan semakin beragamnya pola
paling banyak keempat di dunia. Dikutip dari konsumsi masyarakat.
Worldometers.info, Indonesia memiliki populasi Pertumbuhan PDB ternyata dapat
penduduk sebanyak 273 juta jiwa. Penduduk menyebabkan semakin banyaknya volume,
Indonesia akan terus mengalami pertumbuhan jenis, dan karakteristik sampah dan limbah

257
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 22, No. 2 Desember 2020

(Badan Pusat Statistik 2018). Berdasarkan keseluruhan peserta PROPER yang tercatat di
informasi INAPLAS dan BPS, Indonesia bursa, hanya sektor keuangan (finance) saja
menghasilkan setidaknya 64 juta ton sampah yang tidak masuk dalam kategori peserta. Hal ini
plastik setiap tahunnya, dimana 3,2 juta ton dikarenakan perusahaan pada sektor keuangan
diantaranya dibuang ke laut (Sofuroh 2019). Hal dalam menjalankan aktivitas bisnisnya tidak
tersebut akan berimbas pada kondisi laut di berkaitan dengan lingkungan dan dampak
Indonesia. Peneliti dari University of Georgia, lingkungan yang dihasilkannya lebih kecil
Jenna R. Jambeck, juga membenarkan bahwa dibanding sektor usaha lainnya.
Indonesia menduduki posisi kedua sebagai Hasil penilaian PROPER periode 2017-
negara yang paling banyak membuang sampah 2018 pada 1.906 perusahaan menunjukkan
plastik ke laut (Adharsyah 2019). Indonesia tingkat ketaatan sebesar 87% dan mampu
bahkan jauh lebih buruk dibanding India yang menghasilkan penghematan dari upaya efisiensi
menduduki peringkat ke-12 dengan tingkat air dan energi, serta menurunkan emisi
pencemaran sekitar 0,09-0,24 juta ton pertahun, konvensional dan emisi GRK (Gas Rumah
padahal jumlah penduduk pesisir India serupa Kaca) (Herdiyan 2018). Upaya lainnya yang
dengan Indonesia, yakni sebesar 187 juta jiwa. berhasil dicapai berupa penurunan dan
Hal ini mengindikasikan bahwa sistem pemanfaatan limbah B3 dan limbah padat non-
pengelolaan sampah di Indonesia masih buruk. B3 serta penurunan beban pencemaran air
Pemerintah telah berupaya untuk limbah. Program tersebut ternyata mampu
menangani masalah sampah dan limbah di meningkatkan ketaatan perusahaan terhadap
Indonesia. Upaya pemerintah untuk mengurangi peraturan lingkungan dari tahun ke tahun. Hal ini
timbulan sampah dan limbah salah satunya mengindikasikan bahwa perusahaan dan
dilakukan dengan mengadakan Program industri di Indonesia tetap memperhatikan isu-
Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan isu lingkungan dalam menjalankan kegiatan
(PROPER) melalui Menteri Lingkungan Hidup, operasionalnya.
yang mengacu pada Permen LH No. 03 Tahun Pengelolaan dampak lingkungan yang
2014. Langkah ini bertujuan untuk mendorong dilakukan perusahaan, selain untuk mematuhi
perusahaan dan industri agar lebih peduli peraturan pemerintah, upaya tersebut juga
terhadap isu-isu lingkungan dalam menjalankan dilakukan sebagai wujud pemenuhan kewajiban
aktivitas bisnisnya dan ikut berkontribusi dalam perusahaan kepada masyarakat. Hal ini terkait
menjaga lingkungan sekitar agar tetap lestari, dengan legitimacy theory, yang menjelaskan
serta mengurangi timbulan sampah dan limbah bahwa suatu perusahaan harus mematuhi
di Indonesia. kontrak dan norma yang berlaku di masyarakat
Pelaksanaan PROPER dimulai dengan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya,
pemilihan peserta. Perusahaan peserta (Fernando and Lawrence 2014). Pengelolaan
PROPER dipilih berdasarkan kriteria tertentu, sampah dan limbah yang dilakukan perusahaan
diantaranya memiliki dampak terhadap akan menciptakan kualitas lingkungan hidup
lingkungan, mencatatkan sahamnya di bursa, yang lebih baik, sehingga keberadaan
dan produk yang dihasilkan bertujuan untuk perusahaan dapat diterima dengan baik oleh
diekspor atau bermanfaat bagi masyarakat luas. masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil penilaian PROPER periode aktivitas yang dijalankan perusahaan tidak
2017-2018, hanya terdapat 59 perusahaan hanya terfokus untuk memperoleh keuntungan
peserta PROPER yang tercatat di bursa semata, tetapi juga turut berkontribusi dalam
(Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjaga kelestarian alam, sehingga
Republik Indonesia, 2018). Dari total perusahaan mampu memenuhi semua

258
P-ISSN: 1410 – 9875 Rofi Dinnilah Afazis
E-ISSN: 2656 – 9124 Susi Handayani

kepentingan stakeholder-nya (internal dan baik kinerja lingkungan yang dihasilkan, maka
eksternal stakeholder). Hal ini berkaitan dengan kinerja keuangan yang diperoleh perusahaan
stakeholder theory, yang menjelaskan bahwa juga akan semakin baik (Andayani 2015, Putra
sebuah perusahaan berdiri untuk memenuhi dan Utami 2017, Supadi dan Sudana 2018).
semua kepentingan stakeholder perusahaan, Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat
bukan hanya pemilik modal (shareholder) diketahui bahwa kinerja lingkungan dapat
(Sawitri 2017). memediasi akuntansi manajemen lingkungan
Pengelolaan dampak lingkungan dapat dengan kinerja keuangan. Penelitian terkait
dilakukan melalui penerapan akuntansi ketiga variabel tersebut sudah pernah dilakukan
manajemen lingkungan (AML). Menurut Wang oleh Henri and Journeault (2010) dan
et al. (2019) akuntansi manajemen lingkungan Rahmadhani dan Meylani (2016).
merupakan langkah yang efektif untuk Henri and Journeault (2010)
membantu perusahaan dalam menangani menyatakan bahwa kinerja lingkungan dapat
masalah lingkungan. Melalui penerapan AML, menjadi mediator hubungan antara eco-control
perusahaan dapat mencapai kinerja lingkungan dengan kinerja ekonomi perusahaan.
yang baik. Hal ini sesuai dengan penelitian Phan Rahmadhani dan Meylani (2016) justru
et al. (2017), Solovida and Latan (2017), dan menemukan bahwa kinerja lingkungan tidak
Latan et al. (2018). Solovida and Latan (2017) dapat menjadi mediator antara eco-control
menjelaskan bahwa frekuensi penerapan AML dengan kinerja keuangan. Hasil penelitian
akan berimbas pada kinerja lingkungan yang tersebut menunjukkan bahwa eco-control dapat
dihasilkan perusahaan. Semakin besar meningkatkan kinerja lingkungan, tetapi kinerja
frekuensi penerapan AML, maka kinerja lingkungan tidak mempengaruhi kinerja
lingkungan yang dihasilkan akan semakin baik. keuangan.
Melalui penerapan AML, manajer perusahaan Perbedaan hasil penelitian dari peneliti-
akan termotivasi untuk lebih memperhatikan isu- peneliti terdahulu memotivasi penulis untuk
isu lingkungan dalam pengambilan keputusan meneliti kembali peran mediasi kinerja
berdasarkan informasi yang dihasilkan, lingkungan pada hubungan antara akuntansi
sehingga pengambilan keputusan oleh manajemen lingkungan dengan kinerja
manajemen dapat berupa tindakan yang dapat keuangan. Penelitian ini juga dimaksudkan
membantu perusahaan menghasilkan kinerja untuk menambah referensi terkait akuntansi
lingkungan yang diinginkan (Phan et al. 2017). manajemen lingkungan yang masih belum
Kinerja lingkungan berkaitan dengan banyak dibahas di Indonesia, mengingat
hasil yang didapat perusahaan dari kegiatan akuntansi manajemen lingkungan memiliki
pengelolaan dampak lingkungan (ISO 14031 konsep yang sangat komplek yang dapat
2013). Kinerja lingkungan yang baik akan membantu manajemen menghasilkan
meningkatkan kepercayaan masyarakat dan keputusan terkait pengelolaan dampak
konsumen. Dalam jangka panjang, kepercayaan lingkungan.
stakeholder perusahaan dapat meningkatkan
pendapatan perusahaan (Supadi dan Sudana Stakeholder Theory
2018). Peningkatan kinerja lingkungan melalui Freeman et al. (2010: 26)
penerapan akuntansi manajemen lingkungan mendefinisikan stakeholder sebagai
juga dapat menjadikan perusahaan lebih efisien sekelompok orang atau individu yang
dalam mengelola biaya lingkungan. Efisiensi mempengaruhi bisnis perusahaan, sehingga
biaya akan membantu perusahaan memperoleh perusahaan akan berupaya menciptakan nilai
laba yang lebih tinggi dibandingkan apabila tidak bagi pihak-pihak tersebut agar bisnis
ada efisiensi (Hidayat dan Salim 2013). Semakin perusahaan dapat terus hidup. Stakeholder

259
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 22, No. 2 Desember 2020

perusahaan terbagi menjadi primary dan serta jumlah limbah dan emisi yang dilepaskan
secondary stakeholder (Freeman et al. 2007: ke luar (lingkungan). Informasi moneter berupa
10). Primary stakeholder merupakan pihak- biaya lingkungan, pendapatan, dan
pihak yang keberadaannya sangat vital bagi penghematan yang dihasilkan dari penerapan
keberlanjutan bisnis perusahaan, sedangkan AML.
secondary stakeholder hanya memiliki Burritt and Saka (2006) menjelaskan
kepentingan yang bersifat sukarela dengan bahwa akuntansi manajemen lingkungan
perusahaan. Menurut Sawitri (2017) stakeholder merupakan alat baru dalam pengelolaan
theory menjelaskan bahwa sebuah perusahaan lingkungan yang semula didesain untuk mencari
berdiri untuk memenuhi semua kepentingan dan menelusuri biaya-biaya lingkungan dan
stakeholder-nya, bukan hanya pemilik modal aliran lingkungan fisik, yang pada akhirnya dapat
(shareholder). membantu manajemen untuk menghasilkan
keputusan bisnis yang lebih baik. Akuntansi
Legitimacy Theory manajemen lingkungan memberikan kontribusi
Legitimacy theory menekankan bahwa pada kelangsungan usaha atau bisnis
suatu perusahaan harus mematuhi kontrak dan perusahaan dalam jangka panjang, dimana
norma yang berlaku di masyarakat dalam akuntansi manajemen lingkungan dapat menjadi
menjalankan aktivitas bisnisnya (Fernando and alat baru bagi manajer perusahaan dalam
Lawrence 2014). Teori ini didasari karena meningkatkan laba dan kinerja lingkungan
adanya kontrak sosial antara perusahaan perusahaan (Sambharakreshna 2009).
dengan masyarakat sekitar (Ghozali dan Chariri Berdasarkan penjelasan tersebut, akuntansi
2014: 442). Melalui kontrak sosial tersebut, manajemen lingkungan dapat didefinisikan
aktivitas bisnis yang dijalankan perusahaan sebagai alat yang efektif untuk mengurangi
harus disamakan dan disesuaikan dengan biaya dan memaksimalkan laba perusahaan,
persepsi masyarakat sekitar, agar keberadaan serta meminimalkan dampak lingkungan yang
perusahaan dapat diterima ditengah-tengah dihasilkan dari aktivitas perusahaan (Xiaomei
masyarakat. Menurut Fernando and Lawrence 2004).
(2014) perusahaan akan melakukan apapun
yang mungkin untuk melegitimasi bisnisnya dan Kinerja Lingkungan
memastikan kelangsungan hidup perusahaan. Menurut ISO 14031 (2013) kinerja
lingkungan didefinisikan sebagai hasil terukur
Akuntansi Manajemen Lingkungan yang didapat dari kegiatan pengelolaan
International Federation of Accountants lingkungan yang dijalankan perusahaan. Kinerja
(2005) mendefinisikan akuntansi manajemen lingkungan juga didefinisikan sebagai dampak
lingkungan (AML) sebagai upaya perusahaan lingkungan berbahaya yang dihasilkan dari
dalam mengelola kinerja lingkungan dan kegiatan operasional perusahaan (Lankoski
keuangan, dengan menerapkan suatu sistem 2000). Semakin sedikit dampak lingkungan
akuntansi lingkungan yang sesuai dengan berbahaya yang dihasilkan, maka kinerja
kondisi perusahaan. Penerapan AML dapat lingkungan yang dicapai perusahaan semakin
membantu manajer perusahaan dalam baik. Berdasarkan uraian tersebut, maka kinerja
pengambilan keputusan, yaitu melalui proses lingkungan dapat didefinisikan sebagai hasil dari
identifikasi, pengumpulan data, dan analisis aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan
menggunakan dua jenis informasi (fisik dan aspek lingkungan, baik buruknya kinerja
moneter). Informasi fisik berupa informasi terkait lingkungan yang dicapai perusahaan
jumlah pemakaian air, energi, dan bahan baku,

260
P-ISSN: 1410 – 9875 Rofi Dinnilah Afazis
E-ISSN: 2656 – 9124 Susi Handayani

bergantung pada besar kecilnya dampak lingkungan yang dihasilkan perusahaan


lingkungan berbahaya yang dihasilkan. (Solovida and Latan 2017, Phan et al. 2017,
Latan et al. 2018), sehingga hipotesis dalam
Kinerja Keuangan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
Kinerja keuangan didefinisikan sebagai H1 Penerapan akuntansi manajemen lingkungan
suatu ukuran tertentu yang digunakan untuk berpengaruh positif terhadap kinerja lingkungan
menilai keberhasilan suatu perusahaan dalam
memperoleh keuntungan (Bahri dan Cahyani Kinerja Lingkungan dan Kinerja Keuangan
2016). Menurut Wulandari dan Hidayah (2013) Menurut Andayani (2015) perusahaan
kinerja keuangan diperlukan untuk mengukur yang memperhatikan tanggung jawab terhadap
kondisi keuangan (financial health) suatu lingkungan akan memperoleh respon positif dari
perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan investor, baik shareholder perusahaan maupun
dapat dilakukan menggunakan data-data dan calon investor. Kepercayaan investor dapat
informasi dalam laporan keuangan dan tahunan mendorong meningkatnya return atau
yang dipublikasikan perusahaan setiap pengembalian atas investasi perusahaan.
tahunnya. Terdapat dua pendekatan yang dapat Selain kepercayaan investor, perusahaan juga
digunakan untuk mengukur kinerja keuangan akan mendapat kepercayaan masyarakat
perusahaan, yaitu pendekatan pasar (market- dengan menghasilkan kinerja lingkungan yang
based measures) dan pendekatan akuntansi baik (Putra dan Utami 2017). Hal tersebut dapat
(accounting-based measures) (Al-Tuwaijri et al. meningkatkan pendapatan perusahaan dalam
2003). jangka panjang (Supadi dan Sudana 2018).
Berdasarkan uraian tersebut, maka peningkatan
Akuntansi Manajemen Lingkungan dan kinerja keuangan perusahaan dapat dicapai
Kinerja Lingkungan apabila perusahaan mampu menghasilkan
Penerapan AML secara efektif dapat kinerja lingkungan yang baik (Andayani 2015,
membantu perusahaan dalam menangani Putra dan Utami 2017, Supadi dan Sudana
masalah lingkungan (Wang et al. 2019). 2018), sehingga hipotesis dalam penelitian ini
Penerapan AML dapat membantu manajemen dirumuskan sebagai berikut.
perusahaan menyediakan informasi fisik dan H2 Kinerja lingkungan berpengaruh positif
moneter. Informasi tersebut dapat terhadap kinerja keuangan
meningkatkan kesadaran manajemen terhadap
isu-isu lingkungan dan merespon tekanan dari Akuntansi Manajemen Lingkungan, Kinerja
pihak eksternal (secondary stakeholder) seperti Lingkungan, dan Kinerja Keuangan
masyarakat sekitar dimana perusahaan Penerapan AML akan membantu
beroperasi (Phan et al. 2017), sehingga manajemen menghasilkan keputusan bisnis
manajemen dapat menghasilkan keputusan yang lebik baik dengan tetap memperhatikan
bisnis terkait pengelolaan dampak lingkungan isu-isu lingkungan, sehingga perusahaan
untuk meningkatkan kinerja lingkungan. mampu menghasilkan kinerja lingkungan yang
Solovida and Latan (2017) menjelaskan bahwa diinginkan. Kinerja lingkungan yang dihasilkan
frekuensi penerapan AML akan berimbas pada akan memperoleh respon positif dari
kinerja lingkungan yang dihasilkan perusahaan. stakeholder perusahaan, seperti meningkatnya
Perusahaan yang menginginkan kinerja pengembalian atas investasi perusahaan
lingkungan yang baik perlu memperbesar karena meningkatnya kepercayaan investor dan
frekuensi penerapan AML yang dijalankannya. meningkatnya pendapatan perusahaan dalam
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka jangka panjang karena kepercayaan
penerapan AML dapat meningkatkan kinerja masyarakat terhadap kegiatan operasional yang

261
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 22, No. 2 Desember 2020

dijalankan perusahaan. Penjelasan tersebut kinerja keuangan perusahaan (Henri and


menunjukkan bahwa penerapan AML akan Journeault 2010), sehingga hipotesis dalam
meningkatkan kinerja lingkungan dan kinerja penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
lingkungan yang baik juga akan berimbas pada H3 Penerapan akuntansi manajemen lingkungan
peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Hal berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
ini berarti kinerja lingkungan dapat memediasi perusahaan melalui kinerja lingkungan.
akuntansi manajemen lingkungan dengan
H1 (+) H2 (+)
Akuntansi Manajemen
Kinerja Lingkungan (M) Kinerja Keuangan (Y)
Lingkungan (X)
H3 (+)
Gambar 1 Model Penelitian

METODE PENELITIAN keberlanjutan secara lengkap dari tahun


2017-2018.
Sampel penelitian ini adalah b. Perusahaan yang menyajikan laporan
perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2017- keberlanjutan dengan berpedoman pada
2018 selain sektor finance. Sektor finance tidak GRI Standar 2016.
dikategorikan menjadi sampel penelitian karena Jenis data penelitian adalah data
penelitian ini terkait lingkungan dan berdasarkan sekunder yakni laporan tahunan dan
data PROPER 2017-2018, perusahaan sektor keberlanjutan perusahaan yang dapat diunduh
finance tidak termasuk dalam kategori peserta. pada situs resmi Indonesia Stock Exchange
Pemilihan sampel menggunakan teknik (www.idx.co.id) atau situs resmi perusahaan
purposive sampling dengan kriteria berikut: terkait. Terdapat 29 perusahaan yang
a. Perusahaan di BEI selain sektor finance yang memenuhi kriteria sampel. Perusahaan sampel
menyajikan laporan tahunan dan yang dimaksud disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 1 Daftar Sampel Penelitian


No. Kode Nama Perusahaan No. Kode Nama Perusahaan
1. ANJT Austindo Nusantara Jaya 16. INCO Vale Indonesia
2. BWPT Eagle High Plantations 17. ITMG Indo Tambangraya Megah
3. LSIP PP London Sumatra Indonesia 18. MEDC Medco Energi International
4. SIMP Salim Ivomas Pratama 19. ASII Astra International
5. INTP 20. GMFI Garuda Maintenance Facility
Indocement Tunggal Prakarsa
Aero Asia
6. SMCB Solusi Bangun Indonesia 21. ADHI Adhi Karya (Persero)
7. SMGR Semen Indonesia (Persero) 22. PPRO PP Properti
8. WTON Wijaya Karya Beton 23. PTPP PP (Persero)
9. KLBF Kalbe Farma 24. WIKA Wijaya Karya (Persero)
10. MLBI Multi Bintang Indonesia 25. WSKT Waskita Karya (Persero)
11. UNVR Unilever Indonesia 26. ABMM ABM Investama
12. JSMR Jasa Marga (Persero) 27. AKRA AKR Corporindo
13. PGAS Perusahaan Gas Negara 28. BNBR Bakrie & Brothers
14. ANTM Aneka Tambang 29. PJAA Pembangunan Jaya Ancol
15. ELSA Elnusa

262
P-ISSN: 1410 – 9875 Rofi Dinnilah Afazis
E-ISSN: 2656 – 9124 Susi Handayani

Akuntansi manajemen lingkungan indeks GRI yang berpedoman pada GRI Standar
didefinisikan sebagai upaya perusahaan dalam 2016. Perhitungan indeks GRI dilakukan dengan
mengelola kinerja lingkungan dan keuangan, cara sebagai berikut:
dengan menerapkan suatu sistem akuntansi
lingkungan yang sesuai dengan kondisi 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐺𝑅𝐼 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚
perusahaan. Penerapan akuntansi manajemen
lingkungan direpresentasikan oleh sertifikat ISO
14001 yang diperoleh perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan
Kinerja keuangan didefiniskan sebagai berupa analisis jalur dan uji sobel dengan
suatu ukuran tertentu yang digunakan untuk bantuan program Statistical Package for Social
menilai keberhasilan suatu perusahaan dalam Sciences (SPSS) 22. Berikut persamaan regresi
memperoleh keuntungan. Pengukuran kinerja yang digunakan untuk analisis jalur:
keuangan menggunakan market-based
𝐸𝑃 = ∝ + 𝛽2 𝐴𝑀𝐿 + 𝜀2 ………………... (1)
measures (Tobin’s Q), karena dapat
𝐹𝑃 = ∝ + 𝛽1 𝐴𝑀𝐿 + 𝛽3 𝐸𝑃 + 𝜀1 …….. (2)
merepresentasikan kinerja perusahaan selama
periode berjalan dan di masa mendatang H1 dan H2 diterima apabila nilai sig. t
(Miroshnychenko et al. 2017). Nilai yang
kurang dari derajat kepercayaan () sebesar
dihasilkan dari perhitungan rasio Tobin’s Q
0,05 dan koefisien regresi () menunjukkan nilai
merupakan nilai perusahaan di mata investor.
positif. H3 diterima apabila hasil uji sobel atau
Perusahaan dikatakan mampu menciptakan
nilai t pengaruh tidak langsung > nilai t tabel.
nilai, apabila rasio Tobin’s Q > 1. Nilai tersebut
mengindikasikan bahwa perusahaan dinilai lebih
tinggi di pasar dibanding nilai aset perusahaan
sebenarnya. Berikut ini cara menghitung rasio
Tobin’s Q:

𝑀𝑉 + 𝐵𝑉𝐿
𝑇𝑜𝑏𝑖𝑛′ 𝑠 𝑄 =
𝐵𝑉𝐴

Keterangan:
MV = Kapitalisasi Pasar
BVD = Nilai Buku Liabilitas
BVA = Nilai Buku Aset

Kinerja lingkungan merupakan hasil dari


aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan
aspek lingkungan, baik buruknya kinerja
lingkungan yang dicapai perusahaan
bergantung pada besar kecilnya dampak
lingkungan berbahaya yang dihasilkan.
Pengukuran kinerja lingkungan menggunakan

263
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 22, No. 2 Desember 2020

HASIL PENELITIAN

Hasil uji statistik deskriptif dan hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif


Keterangan Min. Max. Mean Std. Deviasi
Akuntansi Manajemen Lingkungan 0 1 0,71 0,46
Kinerja Keuangan 0,67 23,29 2,38 4,13
Kinerja Lingkungan 0,03 0,63 0,27 0,14

Tabel 3 Hasil Uji Hipotesis


EP FP
 Std. Error Sig.  Std. Error Sig.
 0,825 0,014 0,000 1,019 0,037 0,000
AML 0,017 0,016 0,315 -0,015 0,018 0,451
EP 0,015 0,060 0,798

Nilai sig. t variabel akuntansi lingkungan yang buruk (indeks GRI di bawah
manajemen lingkungan terhadap kinerja rata-rata). Dari 29 perusahaan sampel, terdapat
lingkungan sebesar 0,315 > 0,05. Nilai tersebut 19 perusahaan yang sudah menerapkan
mengindikasikan bahwa penerapan AML tidak akuntansi manajemen lingkungan selama dua
berpengaruh terhadap kinerja lingkungan, yang tahun berturut-turut. Berdasarkan analisis data
berarti bahwa H1 ditolak. Akuntansi manajemen dapat diketahui bahwa sebesar 63%
lingkungan merupakan alat baru yang efektif perusahaan atau sebanyak 12 dari 19
digunakan untuk mengatasi masalah perusahaan memiliki kinerja lingkungan yang
lingkungan. Melalui penerapan AML buruk. Perusahaan tersebut diantaranya adalah
perusahaan dapat menghasilkan dua jenis PT Adhi Karya Tbk., PT Bakrie & Brothers Tbk.,
informasi (fisik dan moneter). Informasi tersebut PT Elnusa Tbk., PT Garuda Maintenance
selanjutnya akan diidentifikasi, dikumpulkan, Facility Aero Asia Tbk., PT Indo Tambangraya
dan dianalisis oleh pihak manajemen untuk Megah Tbk., PT Kalbe Farma Tbk., PT
menghasilkan keputusan bisnis dengan tetap Perusahaan Gas Negara Tbk., PT PP Tbk., PT
memperhatikan isu-isu lingkungan. Keputusan Semen Indonesia Tbk., PT Unilever Indonesia
bisnis yang diambil manajemen dapat berkaitan Tbk., PT Waskita Karya Tbk., dan PT Wijaya
dengan pengelolaan dampak lingkungan yang Karya Tbk. Perusahaan dengan indeks GRI
dihasilkan perusahaan. Penerapan AML paling tinggi atau memiliki kinerja lingkungan
diharapkan dapat menjadi solusi yang tepat bagi yang paling baik diperoleh oleh PT Solusi
perusahaan untuk mencapai kinerja lingkungan Bangun Indonesia Tbk., dimana perusahaan
yang lebih baik. tersebut baru menerapkan akuntansi
Hal ini ternyata berbeda dengan yang manajemen lingkungan di tahun 2018.
terjadi pada perusahaan sampel. Perusahaan Berdasarkan data-data tersebut, maka
yang telah mengimplementasikan akuntansi penerapan AML pada perusahaan sampel tidak
manajemen lingkungan atau telah memperoleh berpengaruh terhadap kinerja lingkungan yang
sertifikat ISO 14001 berturut-turut dari tahun dihasilkan perusahaan.
2017-2018 justru menghasilkan kinerja

264
P-ISSN: 1410 – 9875 Rofi Dinnilah Afazis
E-ISSN: 2656 – 9124 Susi Handayani

Keterlibatan manajemen menjadi kunci kinerja lingkungan yang baik. Perusahaan yang
keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan menerapkan akuntansi manajemen lingkungan
kinerja lingkungan yang baik, melalui penerapan belum tentu dapat menghasilkan kinerja
sebuah alat atau sistem yang disebut akuntansi lingkungan yang baik, yang dapat membantu
manajemen lingkungan. Manajemen merupakan perusahaan melegitimasi bisnisnya di tengah-
pihak yang mengolah informasi yang dihasilkan tengah masyarakat.
menjadi sebuah keputusan bisnis seperti Nilai sig. t variabel kinerja lingkungan
strategi yang harus dijalankan perusahaan terhadap kinerja keuangan sebesar 0,798 > 0,05
kedepannya agar pengelolaan dampak yang berarti bahwa H2 ditolak, karena kinerja
lingkungan dapat dijalankan dengan baik dan keuangan tidak dipengaruhi oleh kinerja
mampu menghasilkan kinerja lingkungan yang lingkungan yang dihasilkan perusahaan. Hal
baik pada akhirnya. Semakin banyak informasi tersebut dapat dikarenakan adanya faktor lain,
yang dihasilkan, maka akan semakin kompleks selain kinerja lingkungan, yang memberikan
perencanaan yang dapat dibuat oleh pihak pengaruh lebih besar terhadap kinerja
manajemen. keuangan. Hasil analisis data menghasilkan
Pada perusahaan sampel, informasi bahwa dari 29 perusahaan sampel, hanya
terkait lingkungan yang dihasilkan masih sedikit. delapan perusahaan yang mendapat indeks GRI
Informasi yang paling banyak dihasilkan adalah di atas rata-rata atau menghasilkan kinerja
informasi terkait jumlah penggunaan energi dan lingkungan yang baik selama dua tahun
air, pengurangan energi, limbah yang berturut-turut. Perusahaan tersebut diantaranya
dihasilkan, dan kepatuhan terhadap peraturan PT Aneka Tambang Tbk., PT Astra International
yang ada. Informasi terkait lingkungan lainnya Tbk., PT Eagle High Plantations Tbk., PT Multi
masih banyak yang belum dilaporkan. Minimnya Bintang Indonesia Tbk., PT PP London Sumatra
informasi yang disajikan akan berdampak pada Indonesia Tbk., PT Salim Ivomas Pratama Tbk.,
keputusan bisnis yang dihasilkan manajemen, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk., dan PT Vale
karena manajemen hanya mempunyai sedikit Indonesia Tbk. Dari delapan perusahaan, hanya
informasi untuk dijadikan dasar dalam membuat satu perusahaan yang menghasilkan rasio
kebijakan terkait pengelolaan lingkungan. Tobin’s Q di atas rata-rata atau menghasilkan
Informasi yang dihasilkan juga akan berdampak kinerja keuangan yang baik. Hal ini berarti
pada besarnya indeks GRI yang diperoleh bahwa tujuh perusahaan lainnya menghasilkan
perusahaan. Diketahui bahwa 19 dari 29 kinerja keuangan yang buruk. Perusahaan yang
perusahaan sampel telah menerapkan memperoleh kinerja keuangan tertinggi dengan
akuntansi manajemen lingkungan (memiliki rasio Tobin’s Q sebesar 23,29 justru
sertifikat ISO 14001), namun 12 diantaranya menghasilkan kinerja lingkungan yang buruk,
justru memiliki kinerja lingkungan yang buruk. perusahaan tersebut adalah PT Unilever
Hal ini dikarenakan minimnya informasi yang Indonesia Tbk. Data-data tersebut membuktikan
dihasilkan perusahaan, sehingga indeks GRI bahwa pada perusahaan sampel kinerja
yang diperoleh kecil dan kinerja lingkungannya keuangan tidak dipengaruhi oleh kinerja
dinilai buruk. Hal tersebut mengakibatkan hasil lingkungan yang dihasilkannya.
penelitian ini inkonsisten dengan penelitian Apabila dikaitkan dengan minat
Phan et al. (2017), Solovida and Latan (2017), konsumen terhadap pembelian atau
dan Latan et al. (2018), karena menghasilkan penggunaan suatu barang dan jasa, maka
hubungan yang tidak berpengaruh. Hasil kinerja lingkungan tidak akan mempengaruhi
penelitian juga tidak mendukung legitimacy kinerja keuangan khususnya pada negara
theory, karena upaya perusahaan berupa berkembang, seperti Indonesia. Masyarakat
penerapan AML ternyata tidak menjanjikan Indonesia akan lebih memilih produk dan jasa

265
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 22, No. 2 Desember 2020

yang low price dibanding produk dan jasa yang pasar modal Indonesia biasanya lebih
ramah lingkungan, namun high price. Hal ini memperhatikan fluktuasi harga saham atau laba
mengindikasikan bahwa konsumen tidak perusahaan dibanding informasi lain seperti
mempertimbangkan kinerja lingkungan yang kinerja lingkungan yang dihasilkan perusahaan.
dihasilkan perusahaan ketika memutuskan Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat
untuk membeli dan menggunakan suatu barang diketahui bahwa kinerja keuangan tidak
dan jasa, sehingga kinerja lingkungan yang dipengaruhi oleh kinerja lingkungan karena
dihasilkan perusahaan tidak mampu menaikkan adanya faktor-faktor lain, seperti harga produk
penjualan dan mencetak laba yang lebih tinggi. dan jasa, harga saham, penjualan, dan laba
Kinerja keuangan juga dapat yang dihasilkan perusahaan. Hasil penelitian
dipengaruhi faktor lain seperti harga saham dan serupa dengan penelitian Sarumpaet (2005),
laba perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan Wibisono (2011), dan Rohmah dan Wahyudin
dalam penelitian ini menggunakan kinerja pasar, (2015). Hasil penelitian ini tidak mendukung
sehingga kinerja keuangan suatu perusahaan stakeholder theory, karena kinerja lingkungan
sangat ditentukan oleh minat investor terhadap yang dihasilkan perusahaan tidak mampu
perusahaan. Investor biasanya lebih menciptakan nilai bagi stakeholder perusahaan,
memperhatikan pencapaian perusahaan pada seperti meningkatkan kinerja keuangan
periode tertentu, seperti besarnya penjualan perusahaan.
atau pendapatan dan laba/rugi yang diperoleh Analisis jalur dan uji sobel dilakukan
perusahaan ketika akan menginvestasikan dana untuk menjawab H3. Berikut merupakan analisis
yang dimilikinya. Dalam pengambilan keputusan jalur yang digunakan dalam penelitian ini:
terkait investasi (jual beli saham), investor dalam

2 =0,991

EP p3=0,015
p2=0,017

AML FP
p1=-0,015
Gambar 2 Diagram Jalur 1 =0,989

Nilai koefisien jalur merupakan nilai terhadap kinerja keuangan (secara langsung
unstandardized beta, besarnya nilai 𝜀1 = ataupun melalui mediasi kinerja lingkungan).
√1 − 0,020 = 0,9899 dan besarnya nilai Untuk mengetahui signifkansi pengaruh
𝜀2 = √1 − 0,018 = 0,991. Berdasarkan H1 mediasi, maka perlu dilakukan uji sobel:
dan H2 dapat diketahui bahwa kinerja 𝑝2 𝑥 𝑝3
lingkungan tidak dapat memediasi akuntansi 𝑈𝑗𝑖 𝑠𝑜𝑏𝑒𝑙 (𝑡) =
√(𝑝2 2 𝑆𝑝3 ) + (𝑝3 2 𝑆𝑝2 2 ) + (𝑆𝑝2 2 𝑆𝑝3 2 )
2
manajemen lingkungan dengan kinerja
0,017 𝑥 0,015
keuangan. Penerapan akuntansi manajemen =
√(0,0172 0,0602 ) + (0,0152 0,0162 ) + (0,0162 0,0602 )
lingkungan juga tidak mampu mempengaruhi 255𝑥10−6
kinerja keuangan secara langsung, karena nilai =
√(10404𝑥10−10 ) + (576𝑥10−10 ) + (9216𝑥10−10 )
sig. sebesar 0,451 > 0,05. Hal ini berarti bahwa =
255𝑥10−6
penerapan AML tidak memiliki pengaruh √(10.404𝑥10−10 ) + (576𝑥10−10 ) + (9.216𝑥10−10 )

266
P-ISSN: 1410 – 9875 Rofi Dinnilah Afazis
E-ISSN: 2656 – 9124 Susi Handayani

=
255𝑥10−6 menciptakan nilai bagi shareholder perusahaan
√20.196𝑥10−10
255𝑥10−6 dan tidak berimbas pada kinerja keuangan
=
0,00142
= 0,1796
perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian Rahmadhani dan Meylani
Perhitungan uji sobel menghasilkan (2016), namun inkonsisten dengan penelitian
nilai t hitung untuk koefisien jalur pengaruh tidak Henri and Journeault (2010).
langsung (p2p3) sebesar 0,1796. Nilai t tabel
untuk df=57 dengan sig. 0,05 adalah sebesar PENUTUP
2,0025. Nilai t hitung sebesar 0,1796 < 2,0025,
yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh Berdasarkan hasil pengujian dapat
mediasi atau H3 ditolak, karena kinerja diperoleh kesimpulan bahwa penerapan
lingkungan tidak dapat menjadi mediator pada akuntansi manajemen lingkungan tidak
hubungan antara akuntansi manajemen berpengaruh terhadap kinerja lingkungan dan
lingkungan dengan kinerja keuangan. kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap
Kinerja lingkungan tidak dapat kinerja keuangan. Hasil pengujian juga
memediasi hubungan antara akuntansi menunjukkan bahwa kinerja lingkungan tidak
manajemen lingkungan dengan kinerja dapat menjadi mediator pada hubungan antara
keuangan, karena adanya kinerja lain atau akuntansi manajemen lingkungan dengan
tindakan lain yang mampu memediasi akuntansi kinerja keuangan.
manajemen lingkungan dengan kinerja Saran untuk peneliti selanjutnya adalah
keuangan, yang tidak diuji lebih lanjut dalam terkait sampel penelitian. Peneliti selanjutnya
penelitian ini. Kinerja lain dapat berupa kinerja sangat disarankan untuk menggunakan sektor
operasional dan kinerja pabrik, sedangkan industri tunggal, sehingga dapat diperoleh hasil
tindakan lain dapat berupa inisiatif perusahaan yang berbeda dari penelitian ini. Saran untuk
dalam melakukan atau mengungkapkan CSR perusahaan yang telah berupaya menjaga
dan pembagian dividen atas sebagian laba yang kelestarian lingkungan melalui penerapan AML
dihasilkan perusahaan. adalah agar perusahaan dapat menghasilkan
Berdasarkan penjelasan di atas, maka keputusan bisnis yang lebih baik dalam hal
hasil penelitian ini tidak mendukung stakeholder pengelolaan lingkungan dengan memanfaatkan
theory, karena penerapan akuntansi informasi fisik dan moneter yang dihasilkan,
manajemen lingkungan tidak membantu sehingga perusahaan mampu mencapai kinerja
perusahaan menghasilkan kinerja lingkungan lingkungan yang diinginkan dan meningkatkan
yang baik, sehingga kepentingan masyarakat kinerja keuangan perusahaan dalam jangka
dan pemerintah tidak dapat terpenuhi. Kinerja panjang.
lingkungan yang baik juga tidak mampu

REFERENCES:

Adharsyah, T. 2019. Sebegini Parah Ternyata Masalah Sampah Plastik di Indonesia.


(https://googleweblight.com/i?u=https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20190721140139-33-
86420/sebegini-parah-ternyata-masalah-sampah-plastik-di-indonesia&hl=en-ID, 24 Februari 2020).
Al-Tuwaijri, S. A., Christensen, T. E., & Ii, K. E. H. 2003. The Relations among Environmental Disclosure,
Environmental Performance, and Economic Performance: A Simultaneous Equations Approach, 1–37.
Andayani, R. 2015. Hubungan antara ISO 14001, Environmental Performance dan Environmental Disclosure
terhadap Economic Performance. Jurnal Akuntansi Dan Sistem Teknologi Informasi, 11(2), 186–193.
Badan Pusat Statistik. 2018. Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2018. Jakarta.

267
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 22, No. 2 Desember 2020

Bahri, S., & Cahyani, F. A. 2016. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Corporate Financial Performance dengan
Corporate Social Responsibility Disclosure sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Jurnal Ekonomi Universitas Kadiri, 1(2), 117–142.
Burritt, R. L., & Saka, C. 2006. Environmental Management Accounting Applications and Eco-efficiency: Case
Studies from Japan. Journal of Cleaner Production, 14, 1262–1275.
https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2005.08.012
Evita, M., & Syafruddin. 2019. Pengaruh Biaya Lingkungan, Kinerja Lingkungan, dan ISO 14001 terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan Pertambangan Studi Kasus pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2017, 13(1),
28–37.
Fernando, S., & Lawrence, S. 2014. A Theoretical Framework for CSR Practices: Integrating Legitimacy Theory,
Stakeholder Theory and Institutional Theory. The Journal of Theoretical Accounting, 10(1), 149–178.
Freeman, R. E., Harrison, J. S., & Wicks, A. C. 2007. Managing for Stakeholders: Survival, Reputation, and
Success. New Haven & London: Yale University Press.
Freeman, R. E., Harrison, J. S., Wicks, A. C., Parmar, B. L., & Colle, S. de. 2010. Stakeholder Theory: The State
of The Art. New York: Cambridge University Press. Retrieved from www.cambridge.org/9780521137935
Ghozali, I., & Chariri, A. 2014. Teori Akuntansi (4th ed.). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Henri, J., & Journeault, M. 2010. Eco-control: The Influence of Management Control Systems on Environmental
and Economic Performance. Accounting, Organizations and Society, 35, 63–80.
https://doi.org/10.1016/j.aos.2009.02.001
Herdiyan. (2018). Anugerah Proper 2018, Tingkat Ketaatan Perusahaan terhadap Lingkungan Hidup Makin
Meningkat. (https://ekonomi.bisnis.com/read/20181227/257/873293/anugerah-proper-2018-tingkat-
ketaatan-perusahaan-terhadap-lingkungan-hidup-makin-meningkat#, 05 Maret 2020).
Hidayat, L., & Salim, S. 2013. Analisis Biaya Produksi dalam Meningkatkan Profitabilitas Perusahaan. Jurnal Ilmiah
Manajemen Kesatuan, 1(2), 159–168.
International Federation of Accountants. International Guidance Document: Environmental Management
Accounting 2005. United States of America: International Federation of Accountants.
ISO 14031. Environmental management — Environmental performance evaluation — Guidelines (2013). ISO.
Lankoski, L. 2000. Determinants of Environmental Profit An Analysis of The Firm-Level Relationship Between
Environmental Performance and Economic Performance. Helsinki University of Technology.
Latan, H., Jabbour, C. J. C., Jabbour, A. B. L. de S., Wamba, S. F., & Shahbaz, M. 2018. Effects of Environmental
Strategy, Environmental Uncertainty and Top Management’s Commitment on Corporate Environmental
Performance: The Role of Environmental Management Accounting. Journal of Cleaner Production, 180,
297–306. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2018.01.106
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. 2018. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK.613/Menlhk/Setjen/KUM.1/12/2018 tentang Hasil Penilaian
Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 2017-2018.
Miroshnychenko, I., Barontini, R., & Testa, F. 2017. Green practices and financial performance: A global outlook.
Journal of Cleaner Production, 147, 340–351. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2017.01.058
Phan, T. N., Baird, K., & Su, S. 2017. The Use and Effectiveness of Environmental Management Accounting.
Australasian Journal of Environmental Management, 0(0), 1–20.
https://doi.org/10.1080/14486563.2017.1354235
Phan, T. N., Baird, K., & Su, S. 2018. Environmental Activity Management: Its Use and Impact on Environmental
Performance. Accounting, Auditing & Accountability Journal, 31(2), 651–673.
https://doi.org/10.1108/AAAJ-08-2016-2686
Putra, D., & Utami, I. L. 2017. Pengaruh Environmental Performance Terhadap Environmental Disclosure dan
Economic Performance (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar Di BEI). Jurnal
Akuntansi, 9(1), 1–11.
Rahmadhani, S., & Meylani, D. 2016. Pengaruh Eco-control terhadap CSR Disclosure dan Financial Performance
dengan Environmental Performance sebagai Variabel Intervening. Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis,

268
P-ISSN: 1410 – 9875 Rofi Dinnilah Afazis
E-ISSN: 2656 – 9124 Susi Handayani

13(1), 32–46.
Rohmah, I. L., & Wahyudin, A. 2015. Pengaruh Environmental Performance terhadap Economic Performance
dengan Environmental Disclosure sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktor yang terdaftar di Bursa Efek Pada tahun 2010-2012). Accounting Analysis Journal, 4(1), 1–
13. Retrieved from http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj
Sambharakreshna, Y. 2009. Akuntansi Lingkungan dan Akuntansi Manajemen Lingkungan: Suatu Komponen
Dasar Strategi Bisnis. Jurnal Infestasi, 5(1), 1–21.
Sarumpaet, S. 2005. The Relationship between Environmental Performance and Financial Performance of
Indonesian Companies. Jurnal Akuntansi & Keuangan, 7(2), 89–98. Retrieved from
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=AKU
Sawitri, A. P. 2017. Analisis Pengaruh Pengungkapan Akuntansi Lingkungan dan Kinerja Lingkungan terhadap
Nilai Perusahaan, 177–187.
Setiawan, W., Budi, L., & Pranaditya, A. 2018. Pengaruh Kinerja Lingkungan, Biaya Lingkungan dan Ukuran
Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan dengan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai Variabel
Intervening (Studi Kasus Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indones.
Jurnal of Accounting 2018, 1–12.
Sofuroh, F. U. 2019. Pemerintah Targetkan Sampah Plastik di Laut Berkurang 70% pada 2025.
(https://m.detik.com/news/berita/d-4757936/pemerintah-targetkan-sampah-plastik-di-laut-berkurang-70-
pada-2025, 24 Februari 2020).
Solovida, G. T., & Latan, H. 2017. Linking environmental strategy to environmental performance : mediation role of
environmental management accounting. Sustainability Accounting, Management and Policy Journal.
Retrieved from https://doi.org/10.1108/ SAMPJ-08-2016-0046
Supadi, Y. M., & Sudana, I. P. 2018. Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Corporate Social Responsibility Disclosure
pada Kinerja Keuangan Perusahaan sektor Pertambangan. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Udayana, 7(4), 1165–1192.
Wang, S., Wang, H., & Wang, J. 2019. Exploring The Effects of Institutional Pressures on The Implementation of
Environmental Management Accounting: Do Top Management Support and Perceived Benefit Work?
Wiley Business Strategy and The Environment, 28, 233–243. https://doi.org/10.1002/bse.2252
Wibisono, A. G. 2011. Pengaruh Environmental Performance dan Environmental Disclosure terhadap Economic
Performance pada Perusahaan Pertambangan dan Pemegang HPH/HPHTI yang terdaftar di BEI.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Worldometers.info. 2020. Top 20 Largest Countries by Population.
(https://googleweblight.com/i?u=https://www.worldometers.info/world-population/&hl=en-ID, 08 Februari
2020).
Wulandari, R. D., & Hidayah, E. 2013. Pengaruh Environmental Performance dan Environmental Disclosure
terhadap Economic Performance (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2009-2011). Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam2, 7(2), 233–244.
Xiaomei, L. 2004. Theory and Practice of Environmental Management Accounting Experience of Implementation
in China. International Journal of Technology Management and Sustainable Development, 3(1), 47–57.
https://doi.org/10.1386/ijtm.3.1.47/0

269
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 22, No. 2 Desember 2020

270

Anda mungkin juga menyukai