Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ANALISIS PENGGUNAAN LAPORAN KEUANGAN

EQUITY OF EARNINGS

Dosen Pebimbing:

Irene Sukma Lestari Barus, S.E., M.Si.

Oleh Kelompok 2:

Elya Choerunnisa (0117101175)


Hermiyanti Fadillah (0117101177)
Zia Safira (0117101178)
Dylla Yulianty (0117101179)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Bandung, 18 September 2019

Penyusun

ii
iii
ISI

A. PENGERTIAN ANALISIS AKUNTANSI


Analisis akuntansi yaitu proses evaluasi sejauh mana akuntansi
perusahaan mencerminkan realitas ekonomi. Hal ini dilakukan dengan
mempelajari transaksi dan peristiwa perusahaan,menilai dampak kebijakan
akuntansi terhadap laporan keuangan,menyesuaikan laporan tersebut agar lebih
mencerminkan keadaan ekonomi yang mendasarinya dan membuatnya lebih
sesuai untuk kepentingan analisis. Analisis akuntansi merupakan proses yang
digunakan analis untuk mengidentifikasi dan menilai distorsi akuntansi dalam
laporan keuangan perusahaan. Analisis akuntansi merupakan persyaratan
penting bagi analisis laporan keuangan yang efektif. Hal ini disebabkan
kesimpulan yang akan dibuat tergantung pada kualitas informasi akuntansi
yang digunakan sebagai bahan analisis.
Walaupun prinsip akuntansi diatur dengan Standar Akuntansi
Keuangan,kompleksitas transaksi dan peristiwa bisnis tidak memungkinkan
penerapan aturan akuntansi yang seragam untuk seluruh perusahaan sepanjang
waktu. Terlebih lagi, sebagian besar standar akuntansi muncul sebagai bagian
dari proses politik untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak yang seringkali
memiliki benturan kepentingan. Pihak – pihak ini meliputi pengguna laporan
seperti investor,kreditur, dan analis ; pembuat laporan seperti
perusahaan,persekutuan dan perusahaan perseorangan;pembuat kebijakan
seperti Securities and Exchange Commuissions (SEC) dan Financial
Accounting Standard Board (FASB); dan pihak-pihak lainnya seperti
auditor,penasihat hukum, dan pendidik. Dengan demikian,standar akuntansi
seringkali tidak dapat memenuhi kepentingan satu pihak tertentu. Faktor lain
yang berpotensi mengurangi keandalan laporan keuangan adalah kesalahan
estimasi akuntansi karena informasi yang tidak lengkap atau tidak tepat.

1
Kebutuhan akan analisis akuntansi disebabkan dua alasan penting.
Pertama, akuntansi akrual memperbaiki akuntansi kas dengan mencerminkan
aktivitas usaha pada waktu yang lebih tepat. Namun akuntansi akrual
menyebabkan distorsi akuntansi yang perlu diidentifikasi dan disesuaikan
sehingga informasi kauntansi dapat mencerminkan aktivitas usaha dengan lebih
baik. Kedua, laporan keuangan dibuat untuk berbagai jenis pemakai dan
kebutuhan informasi. Hal ini berarti informasi akuntansi biasanya
membutuhkan penyesuaian untuk memenuhi tujuan analisis dari pemakai
tertentu.

B. MASALAH PERBANDINGAN DAN DISTORSI AKUNTANSI


Keterbatasan informasi kauntansi mempengaruhi kegunaan laporan
keuangan dan menimbulkan setidaknya dua masalah dalam analisis. Pertama,
ketidakseragaman akuntansi menyebabkan masalah perbandingan
(comparability problem). Masalah ini muncul jika perusahan yang berbeda
menerapkan akuntansi yang berbeda untuk transaksi atau peristiiwa yang sama.
Masalah ini juga muncul jika perusahaan mengubah akuntansinya,yang
berakibat pada timbulnya kesulitan perbandingan. Kedua,pilihan dan
ketidaktepatan dalam akuntansi dapat mendistorsi informasi laporan keuangan.
Distorsi akuntansi (accounting distortion) merupakan penyimpangan
informasi akuntansi dari ekonomi yang mendasarinya. Distorsi akuntansi
muncul dalam tiga bentuk,yaitu :
1. Estimasi Manajemen dapat salah atau tidak lengkap. Kesalahan
estimasi ini merupakan penyebab utama distorsi akuntansi.
2. Manajer dapat menggunakan pilihan dalam akuntansi untuk
memanipulasi atau mempercantik laporan keuangan (window-
dressing). Istilah ini dikenal dengan nama Earnings
Management/Financial Shenanigans
3. Standar akuntansi dapat menyebabkan distorsi akuntansi karena
gagal menangkap realitas ekonomi

2
Tiga jenis distorsi akuntansi ini menciptakan risiko kauntansi dalam
analisis laporan keuangan yaitu ketidakpastian dalam analisis laporan keuangan
karena distorsi akuntansi. Sasaran utama analisis akuntansi adalah
mengevaluasi dan mengurangi risiko akuntansi serta meningkatkan muatan
ekonomis laporan keuangan,termasuk komparabilitasnya. Untuk mencapai
sasaran ini diperlukasn penyajian ulang dan pengklasifikasian ulang laporan
keuangan untuk meningkatkan muatan ekonomi dan komparabilitasnya.

Analisis akutansi meliputi evaluasi Quality of Earnings (QOE)


perusahaan atau secara lebih luas kualitas akuntansinya. Evaluasi Quality of
Earnings memerlukan analisis factor-faktor seperti bisnis
perusahaan,kebijakan akuntansinya,kuantitas dan kualitas informasi yang
diungkapkan,kinerja dan reputasi manajemen,serta kesempatan dan insentif
untuk melakukan earnings management. Analisis akuntansi juga mencakup
evaluasi atas daya tahan laba (earnings persistence) yang kadang kala disebut
sustainable earning power.

Analisis akuntansi paling sering tidak dipahami,tidak dihargai,dan tidak


diaplikasikan secara efektif dalam analisis bisnis. Sebagian alasannya mungkin
karena analisis kauntansi memerlukan pengetahuan akuntansi. Analisis yang
tidak memiliki pengetahuan akuntansi memiliki tren untuk mengabaikan
analisis akuntansi dan mengambil laporan keuangan apa adanya. Tindakan ini
mengandung bahaya karena analisis akuntansi krusial untuk analisis bisnis yang
sukses.

C. TAHAPAN ANALISIS AKUNTANSI


Tahapan analisis akuntansi , yaitu :

3
1. Mengidentifikasi Kebijakan Akuntansi Kunci (Key Accounting Policies)

Dalam analasis akuntansi, analisi harus mengindentifikasi dan mengevaluasi


kebijakan dan perusahaan menggunakan untuk mengukur faktor-faktor kritis
dan risiko.

2. Menilai Fleksibilitas Akuntansi


 Jika manajer kurang memiliki fleksibilitas dalam memilih kebijakan
akuntansi yang dapat mereka terapkan, maka data akuntansi tidak akan
begitu informative dalam memahami situasi yang dihadapi perusahaan
 Sebaliknya,jika menajer memiliki fleksibilitas dalam memilih
kebijakan akuntansinya,maka angka-angka dalam laporan keuangan
memiliki potensi untuk menjadi informative, tergantung dari
fleksibilitas yang diterapkan manajemen
 Fleksibilitas akuntansi dipergunakan manajer untuk
mengkomunikasikan situasi ekonomi yang dihadapi perusahaan namun
dapat juga dipergunakan untuk menyembunyikan kejadian yang
sesungguhnya.
3. Mengevaluasi Strategi Akuntansi
 Apakah perusahaan sengaja melakukan transaksi-transaksi usaha
tertentu,sehingga perusahaan dapat mencapai suatu tujuan akuntansi
tertentu?
4. Mengevaluasi Kualitas Pengungkapan
 Manajer dapat membuatnya lebih atau kurang mudah bagi seorang
analisis untuk menilai kualitas akuntansi perusahaan dan menggunakan
laporan keuangan untuk memahami realitas bisnis.Sementara aturan
akuntansi memerlukan sejumlah pengungkapan minimum,manajer
memiliki pilihan yang cukup besar dalam masalah ini.

4
 Kebijakan akuntansi konservatif yang konsisten yang menghasilkan
pengukuran yang cermat atas kondisi keuangan dan laba bersih
perusahaan.
 Aliran penghasilan sebelum pajak yang berasal dari berulang,
daripada transaksi satu kali terkait dengan bisnis dasar perusahaan.
 Tingkat pendapatan bersih dan tingkat pertumbuhan yang tidak
tergantung pada penurunan tarif pajak melalui cara-cara yang
5. Mengidentifikasi Red Flags yang Potensial
Assessing quality : Current Signals
Sebuah pendekatan umum untuk analisi akuntansi yang berkualitas
adalah mencari “red flag” yang menunjukan pada keraguan kualitas
akuntansi.Indikator-indikator ini menunjukkan bahwa analis harus
memeriksa barang-barang tertentu lebih dekat atau mengumpulkan
informasi lebih lanjut tentang mereka
1. Laporan audit yang luar biasa panjang, mengandung kata-kata yang
tidak biasa, menyebutkan ketidakpastian materi, bertanggal lebih
lambat dari biasanya, atau menunjukkan perubahan pada auditor.
2. Pengurangan biaya manajer, seperti iklan, total atau relatif terhadap
penjualan. Biaya-biaya ini sering dikurangi untuk membantu
perusahaan mencapai tujuan laba.
3. Perubahan kebijakan akuntansi, estimasi akuntansi, atau penerapan
kebijakan akuntansi yang ada menuju aplikasi yang lebih liberal.
4. Peningkatan piutang yang tidak sesuai dengan pengalaman masa
lalu. Perusahaan mungkin menggunakan kredit untuk menciptakan
penjualan untuk mencapai tujuan penghasilan.
5. Perusahaan pada tanggal neraca ingin utang dagang mereka
muncul saat ini. Perusahaan pada tanggal neraca ingin utang dagang
mereka muncul saat ini.
6. Peningkatan saldo aset tidak berwujud yang tidak biasa.
Perusahaan mungkin mengkapitalisasi pengeluaran karena

5
pendapatan tidak cukup untuk menyerap pengeluaran sebagai
pengeluaran periode berjalan.
7. Sumber penghasilan sekali pakai, seperti penjualan aset tidak
produktif seperti gedung kantor pusat perusahaan. Penjualan dengan
laba dapat dilakukan untuk menutup celah antara laba aktual dan
perkiraan.
8. Penurunan persentase marjin kotor. Persaingan harga dapat
merugikan perusahaan, biayanya mungkin di luar kendali, atau bauran
produk perusahaan mungkin berubah.
9. 9. Pengurangan cadangan dengan biaya langsung atau pembalikan.
Biaya langsung menunjukkan bahwa kemungkinan terjadinya cadangan
dibuat atau perusahaan perlu membalikkan untuk menciptakan
keuntungan.
10. Ketergantungan pada sumber pendapatan selain bisnis inti
perusahaan. Strategi perusahaan mungkin gagal.
11. Penggunaan akuntansi penyatuan kepentingan secara selektif
untuk menghindari pencatatan niat baik.
12. Dalam cadangan untuk kerugian di masa depan. Pemesanan penuh
dapat menyebabkan masalah yang terkait. Manajemen mungkin
memiliki pandangan masa depan yang tidak realistis dan optimis.
13. Peningkatan pinjaman yang tidak biasa. Perusahaan mungkin
mengalami kesulitan dalam membiayai kegiatannya dari dana yang
dihasilkan secara internal.
14. Peningkatan porsi pajak tangguhan dari beban pajak. Perusahaan
dapat menggunakan akuntansi untuk tujuan publik yang lebih liberal,
atau laba sebelum pajak untuk tujuan pajak mungkin gagal, yang
mungkin merupakan ukuran yang lebih baik dari tren kinerja aktual
perusahaan.
15. Kas dan saldo surat berharga yang rendah di akhir tahun.
Perusahaan mungkin menggunakannya uang tunai untuk mengurangi

6
hutang sehingga dapat meningkatkan rasio saat ini berdasarkan satu
kesempatan.
16. Puncak pinjaman jangka pendek adalah akhir tahun atau pada waktu
selama tahun yang berbeda dari masa lalu. Perusahaan mungkin telah
meminjam dana untuk mendukung penggunaan kredit untuk
meningkatkan penjualan di akhir tahun, atau sifat bisnis berubah
dari pola tradisionalnya.
17. Perlambatan tingkat perputaran persediaan. Masalah penjualan,
inventaris, atau produksi mungkin sedang berkembang. Masalah
penjualan, inventaris, atau produksi mungkin sedang berkembang.

Pengguna harus menyadari bahwa manajer tahu mereka sedang mencari tanda
bahaya. Konsekuensinya, para manajer mungkin berusaha menyembunyikan kondisi
perusahaan mereka yang memburuk dengan mengambil langkah-langkah untuk
menghindari agar laporan keuangan mereka mengisyaratkan kondisi sebenarnya
perusahaan mereka.

Red Flags = tanda bahaya yang melekat dalam laporan keuangan

6. Menghilangkan Distorsi Akuntansi


Pekerjaan terahir dan paling berat dalam analisis akuntansi adalah
membuat penysuaian yang layak atas laporan keangan, terutama
income statement dan balance sheet. Kebutuhan akan penyesuaian ini
disebabkan oleh distori akuntansi atas angka yang dilaporkan dan tujuan
analisis khusus.
D. QUALITY OF EARNINGS (QOE)

Kualitas laba memiliki arti berbeda untuk berbagai pihak. Analis


mendefinisika QOE sebagai sejauh mana perusahaan mengaplikasikan
koservatisme – perusahaan dengan QOE yang lebih tinggi diharapkan memiliki
rasio Price Earning Ratio (PER) yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan
dengan QOE rendah. Definisi lainnya sebagai alternative yaoti sehubungan dengan

7
distorsi akuntansi – perusahaan memiliki QOE tinggi jika informasi laporan
keuangan mencerminkan aktivitas usaha secara akurat.

Beberapa definisi QOE lainnya yaitu :

 Penggunaan metode dan asumsi yang cenderung tidak melebih-


lebihkan pendapatan dan pendapatan yang dilaporkan. Istilah untuk
menunjukkan konsistensi laba yang dilaporkan (kurangnya volatilitas).
Menegaskan bahwa melaporkan pertumbuhan laba "konsisten" sering
dilakukan dengan mengelola pendapatan dengan cara yang tidak bisa
dilihat oleh analis eksternal. Manajemen laba dapat mencakup
penggunaan asumsi akuntansi agresif ketika diminta untuk memenuhi
ekspektasi analis. (White, Sondhi & Fried,2003)
 Relevansi pendapatan dalam mengukur kinerja perusahaan. Faktor
penentu termasuk lingkungan bisnis perusahaan dan pemilihan serta
penerapan prinsip akuntansi. (Wild, Subramanyam & Halsey, 2003)
 • Tinjauan atas laporan keuangan, termasuk catatan kaki, menunjukkan
konservatismenya dalam hal kebijakan akuntansi. Kebijakan akuntansi
yang menghasilkan pelaporan pendapatan paling lambat adalah yang
paling konservatif. Ketika suatu perusahaan memiliki kebijakan
akuntansi yang konservatif. Dikatakan bahwa pendapatannya
berkualitas tinggi.(Gibson,2001)

E. DETERMINANTS OF QOE
QOE mengacu pada relevansi laba dalam mengukur tingkat kinerja
perusahaan. Analisis laba tahun-tahun sebelumnya memberikan angka laba
yang sangat tergantung dari asumsi dan standar akuntansi yang digunakan.
Penentu QOE mencakup lingkungan usaha perusahaan,standar akuntansi yang
dipilih dan aplikasi akuntansi.

8
Kebutuhan akan estimasi dan interpretasi pada akuntansi akrual telah
membuat beberapa pihak mempertanyakan tingkat keandalan seluruh
pengukuran akrual. Reaksi ekstrim ini tidaklah bijaksana karena banyak
informasi relevan yang dapat dijelaskan melalui pengukuran akrual.
Pengukuran QOE menciptakan kebutuhan untuk membandingkan laba
antar perusahaan dan keinginan untuk mengakui perbedaan kualitas untuk
tujuan penilaian. Tidak ada kesepakatan jelas yang menyatakan dasar QOE.
Tiga Faktor yang biasanya diidentifikasi sebagai penentu QOE yaitu :
1. Accounting Principles. Salah satu penentu QOE adalah kebebasan
manajemen dalam memilih standar akuntansi yang berlaku.
Kebebasan ini dapat bersifat agresif (optimis) atau konservatif.
QOE yang ditentukan secara konservatif dianggap lebih tinggi
karena lebih kecil kemungkinan kinerja saat ini dan perkiraan
kinerja di masa yang akan dating dinyatakan terlalu tinggi
dibandingkan dengan laba yang ditentukan dengan cara yang lebih
agresif.
Namun konservatisme yang berlebihan mengurangi keandalan dan
relevansi laba pada jangka panjang.
2. Aplikasi Akuntansi. Penentu QOE lainnya adalah kebabasan
manajemen dalam menerapkan standar akuntansi. Manajemen
memiliki kebabasan terhadap jumlah laba yang dilaporkan melalui
aplikasi standar akuntansi untuk menentukan pendapatan dan beban.
Beban yang bebas seperti beban iklan, pemasaran, perbaikan,
pemeliharaaan, penelitian dan pengembangan dapat ditentukan
waktunya untuk mengelola laba atau rugi yang akan dilaporkan.
3. Risiko bisnis. Penentu QOE yang ketiga adalah hubungan antara
laba dan risiko bisnis. QOE yang lebih tinggi dikaitkan dengan
perusahaan yang lebih terlindung dari risiko bisnis.

F. ANALISIS QOE PADA INCOME STATEMENT

9
Pengeluaran yang fleksibel (discretionary expenditures) merupakan
pengeluaran yang dapat dipindahkan antar periode untuk membuat cadangan
dan atau mempengaruhi laba. Untuk alasan tersebut pengeluaran ini
memerlukan perhatian khusus. Pengeluaran ini seringkali disajikan pada
income statement atau catatan atas laporan keuangan,oleh karena itu evaluasi
pengeluaran ini mengacu pada analisis QOE pada income statement.
Dua contoh pengeluaran ini yaitu :
1. Beban Iklan. Sebagian besar pengeluaran untuk iklan memiliki dampak
yang melampui periode saat ini. Hal ini merupakan penyebab lemahnya
hubungan antara beban iklan dengan kinerja jangka pendek perusahaan.
Manajer dalam kasus tertentu dapat mengurangi beban iklan tanpa
menimbulkan pengaruh langsung terhadap penjualan. Namun tindakan ini
akan berdampak buruk tehadap penjualan jangka panjang. Analis harus
memperhatikan perubahan beban iklan setiap tahun untuk menilai
dampaknya tehadap penjualan di masa yang akan dating dan QOE.
2. Beban penelitian dan pengembangan. Biaya penelitian dan
pengembangan atau litbang (R&D) merupakan pengeluaran dalam laporan
keuangan yang paling sulit untuk dianalisis dan diinterpretasikan. Beban
litbang ini penting, tidak hanya karenajumlahnya tetapi juga karena
dampaknya terhadap kinejera di masa yang akang datang. Terdapat
berbagai kasus aktivitas penelitian dan pengembangan yang berhasil pada
bidang genetika, kimia, elektronik, fotografi, dan biologi tetapi setiap
proyek yang berhasil juga diiringi oleh sejumlah kegagalan. Kegagalan
penelitian ini mencerminkan sejumlah besar beban atau penghapusan beban
yang tidak memiliki manfaat yang dapat diukur. Tujuan analisis adalah
untuk menentukan jumlah biaya litbang saat ini yang mempunyai manfaat
masa depan. Manfaat ini seringkali diukur dengan menghubungkan
pengeluaran litbang dengan pertumbuhan penjualan dan pengembangan
produk baru.

10
Beberapa pengeluaran yang fleksibel lainnya yang berdampak pada
kinerja di masa yang akan datag adalah biaya pelatihan, penjualan,
pengembangan kemampuan manajer, serta perbaikan dan
pemeliharaan. Meskipn biaya ini biasanya dibebankan pada periode
terjadinya, biaya ini seringkali memiliki manfaat masa depan.

G. ANALISIS QOE PADA BALANCE SHEET


 Konservatisme dalam pelaporan asset
Relevansi nilai asset yang dilaporkan kecuali kas,held-to maturity
investments, dan tanah terkait dengan pengakuan akhir sebagai beban.
Kita dapat menyatakan melalui pernyataan sebagai berikut :
Jika aset dinyatakan terlalu tinggi (overstated), maka laba
kumulatif dinyatakan terlalu tinggi (overstated).
Contoh : Pengakuan penurunan nilai aset,persediaan yang using,
fasilitas dan peralatan yang tidak produktif, saldo allowance for bad
debt.
 Konservatisme dalam pelaporan Provisi dan Kewajiban
Jika provisi dan kewajiban dinyatakan terlalu rendah,maka laba
kumulatif dinyatakan terlalu tinggi.
Contoh : cadangan garansi produk dan kewajiban terhadap
lingkungan,estimasi biaya PHK yang terlalu rendah.

H. FAKTOR EKSTERNAL DAN QOE


QOE dipengaruhi oleh factor di luar perusahaan. Salah satu factor
adalah laba luar negeri yang dipengaruhi kesulitan dan ketidakpastian
pengembalian dana,fluktuasi mata uang, kondisi politik dan sosial, aturan dan
pungutan lokal. Pada Negara tertentu,perusahaan tidak bebas untuk
memutuskan hubungan kerja karyawan sehingga biaya tenaga kerja menjadi
biaya tetap.

11
Faktor lain yang mempengaruhi QOE adalah undang-undang,
misalnya undang-undang lingkungan hidup atas suatuperusahaan listrik
mempengaruhi QOE-nya. Stabilitas dan reliabilitas sumber laba juga
mempengaruhi QOE. Pendapatan yang terkait dengan pertahanan pemerintah
sangat andal ketika hubungan internasional memanas,tetapi terpengaruh pada
kejadian politik sedang aman. Tingkat perubahan harga pun mempengaruhi
QOE. Terakhir, kerumitan operasional mempengaruhi QOE.

KASUS

12
Pada beberapa dekade lalu, beberapa bank besar “Pusat uang” Citicorp
mencatat tambahan besar pada cadangan kerugian pinjaman mereka.
Misalnya, Citicorp melakukan pencatatan sekaligus penambahan yang besar pada
cadangan kerugian pinjaman yang hampir sebesar $ 3 milyar. Tambahan cadangan
kerugian pinjaman ini menyebabkan kerugian bersih yang besar untukl bank tersebut.
Meskipun sebagian besar analisis setuju bahwa tambahan cadangan memang
diperlukan, banyak yang berspekulasi bahwa bank mencatat tambahan cadangan
melebihi yang diperlukan.

Diminta:

a. mengapa bank memilih untuk mencatat cadangan kerugian melebihi


kebutuhan?
b. jelaskan bagaimana cadangan kerugian pinjaman yang terlalu besar dapat
digunakan untuk manajemen laba?

Jawaban:

a. mengapa bank memilih untuk mencatat cadangan kerugian melebihi


kebutuhan?
 menghindari laba bersih negatif,
 -menghindari penurunan berpendapatan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya,
 menghindari kekurangan laba bersih dibandingkan dengan kelompok
sebaya
 mengurangi variabilitas laba bersih ‘bank dari waktu ke waktu. Selain
itu, mereka dikelola lebih intensif jika tingkat mereka cukup besar untuk
menutup kesenjangan dengan target yang sesuai.

13
b. Jelaskan bagaimana cadangan kerugian pinjaman yang terlalu besar dapat
digunakan untuk manajemen laba?
 Terlalu besarnya jumlah yang dicadangkan itu dimaksudkan agar
proyeksi laba bisa dikontrol oleh pihak manajemen, cadangan ini timbul
akibat piutang tak tertagih sehingga menimbulkan kerugian, sedangkan
piutang dapat terjadi karena adanya transaksi penjualan. Piutang yang
besar menandakan bahwa penjualan yang dilakukan perusahaan sangat
baik, sebaliknya kerugian piutang terlalu tinggi dapat diartikan bahwa
kebijakan kredit perusahaan terlalu longgar. Sehingga dengan adanya
kejadian di masa lalu dapat mempengaruhi laba di masa depan dan
mempengaruhi manajemen perusahaan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sastradipraja, Usman. 2010. Analisis Dan Pengggunaan Laporan Keuangan.


Bandung: Universitas Widyatama

15

Anda mungkin juga menyukai