SKRIPSI
Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Akuntansi
Oleh:
SKRIPSI
Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Akuntansi
Oleh:
i
ii
iii
ABSTRAK
Kata Kunci: Kualitas Laba, Discretionary Accruals, Leverage, Firm Size, Nilai
Perusahaan.
iv
ABSTRACT
v
vi
vii
viii
RIWAYAT HIDUP
Setyawan dan Ibu Anna Buring Ufat. Memulai pendidikan Sekolah Dasar Negeri
018 Samarinda dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun yang sama melanjutkan
program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan 45 di Desa Busui Kecamatan Batu
ix
HALAMAN PERSEMBAHAN
x
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
skripsi yang berjudul “Pengaruh Kualitas Laba Terhadap Nilai Perusahaan Pada
bantuan baik berupa arahan, bimbingan maupun motivasi. Oleh sebab itu saya
Samarinda.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Syarifah Hudayah, SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas
3. Ibu Dwi Risma Deviyanti, S.E., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan
Samarinda.
4. Ibu Dr. Wulan Iyhig Ratna Sari, S.E., M.Si., CSP selaku Sekretaris Jurusan
Samarinda.
5. Bapak Dr. H. Zaki Fakhroni, Akt., CA., CTA., CFrA. selaku ketua Program
Samarinda.
6. Bapak Dr. Hariman Bone S.E., M.Sc., Ak sebagai dosen pembimbing saya.
xi
terimakasih atas ilmu yang telah diberikan kepada saya selama proses
pengerjaan skripsi.
7. Ibu Dr. Hj. Musviyanti, S.E., M.Si selaku dosen pembimbing akademik
8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Akademik dan Tata Usaha
9. Bapak Sutarto dan ibu Anna selaku orang tua tercinta, yang selalu
10. Kakak tercinta Indah Indri Astuti yang selalu memberikan semangat dan
memberikan semua yang saya perlukan dan Marcella Braveina yang telah
13. Sahabat yang tercinta Monica Anisa Kusumasdani, Putri Novena, Nabilla
14. Sahabat KKN 45 Desa Busui Kabupaten Paser Dewi Agustina, Khalifahmi
xii
15. Teman-teman Akuntansi Keuangan 2016 yang telah menjadi keluarga baru
hari-hari penulis dengan suka dan duka selama pengerjaan skripsi ini.
16. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas
Semoga segala bantuan, dukungan, serta kebersamaan selama ini yang telah
diberikan kepada penulis kelak mendapatkan balasan yang lebih besar dari Tuhan
Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sebab itu, penulis mengharapkan adanya masukkan kritik dan saran untuk
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………ii
HALAMAN IDENTITAS TIM PENGUJI…………..………………………...iii
ABSTRAK……………………………………………………………………….iv
ABSTRACT……………………………………………………………………….v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI…………………………………...…...vi
HALAMAN KESEDIAAN PUBLIKASI…………………………………..….vii
RIWAYAT HIDUP………………………………………………………...…..viii
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………..…..x
KATA PENGANTAR……………………………………………………...…....xi
DAFTAR ISI……………………………………………………….…..…..…...xiv
DAFTAR TABEL……………………………………………….……………..xvi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………..…..…xv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….....xviii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..…….1
1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................................... 5
1.4.2 Manfaat Praktis ....................................................................... 5
BAB V PENUTUP………………………………………………………………55
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 55
5.2 Saran .............................................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...57
xv
DAFTAR TABEL
HALAMAN
xvi
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 2.1 Model Penelitian ………………………………………………….. 29
Gambar 4.1 Uji Normalitas Data……………………………………..………… 46
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
HALAMAN
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Yang Memenuhi
Kriteria Sampel…………………………………………….......…..62
Lampiran 2. Data Perhitungan Variabel Penelitian…...…...……………………..65
Lampiran 3. Uji Heteroskedastisitas……………………………………………..74
Lampiran 4. Hasil Analisis Regresi………………………………………..…….75
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
keputusan investasi. Ardi & Murwaningsari (2018) mengatakan bahwa salah satu
Akan tetapi, laba memiliki derajat kualitas yang berbeda tergantung dari
pemilihan metode akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa laba rentan terhadap
Kualitas laba merupakan ukuran untuk melihat apakah laba yang dilaporkan
Kualitas laba perusahaan yang baik, dapat menyediakan informasi yang lebih baik
keputusan terkait perusahaan (Dechow et al., 2004). Kualitas laba yang baik
secara otomatis akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang terus meningkat
1
2
kualitas laba. Akibatnya, penurunan dan kenaikan laba berdampak terhadap harga
saham. Oleh karena itu, perlu adanya kekuatan konsep relevansi nilai agar
informasi akuntansi yang disajikan menjadi lengkap, akurat dan tepat waktu
di perusahaan tersebut.
Menurut Chan et al., (2001) cara yang dapat digunakan untuk mengetahui
depan. Pengukuran yang dimaksud adalah basis akrual, menurutnya basis akrual
lebih dulu tanpa memperhatikan ada tidaknya kas yang diterima atau
dikeluarkan.
Chan et al., (2001) menemukan adanya hubungan yang negatif antara akrual
dengan harga saham. Perusahaan dengan akrual yang tinggi menunjukkan kualitas
3
penurunan return saham pada masa yang akan datang. Hasil penelitian tersebut
Siallagan (2009) menemukan adanya hubungan yang positif antara kualitas laba
dengan nilai perusahaan. Discretionary accrual sebagai proksi kualitas laba secara
terhadap nilai perusahaan. Dari berbagai hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan
besar risiko yang terkait dengan operasional perusahaan sehingga niat untuk
melakukan manipulasi laba semakin besar. Firm size digunakan sebagai variabel
accruals.
perusahaan yang lain. Alasan lain memilih perusahaan manufaktur sebagai objek
4
metode akuntansi. Selain itu bagi para investor agar lebih berhati-hati sebelum
2016-2019 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil menunjukkan
yang tinggi menunjukkan bahwa kualitas laba yang dimiliki rendah, karena
perusahaan, leverage dan firm size yang digunakan sebagai variabel kontrol juga
masalah dari penelitian ini apakah kualitas laba berpengaruh terhadap nilai
teori yang sudah ada dan dapat menambah referensi untuk peneliti
selanjutnya.
terkait teori dan praktik terhadap praktik manajemen laba yang sesuai
1. Bagi Investor
2. Bagi Manajemen
akrual yang dapat dijadikan acuan untuk pengambilan keputusan atas kebijakan
akuntansi yang diambil. Selain itu, agar para manajer selaku pengelola
sebesarnya-besarnya.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi mengenai kualitas laba dan
nilai perusahaan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Agency theory adalah suatu kontrak kerja antara satu atau beberapa orang
(pemberi kerja) dan orang lain (agen) untuk melaksanakan sebuah jasa dan
(Margaretha, 2014). Menurut Jensen & Meckling (1976) teori keagenan adalah
bonus yang lebih besar. Penyimpangan tersebut menyebabkan kualitas laba yang
dilaporkan menjadi rendah. Konflik yang terjadi akibat pemisahan kepemilikan ini
suatu perusahaan dapat memberikan dampak pada kualitas laba yang dihasilkan,
hal ini dikarenakan para manajer akan bertindak oportunistik. Laba yang bersifat
oportunis tentunya akan merugikan beberapa pihak yang memiliki kualitas rendah
7
8
dan tidak akan mewakili informasi sebenarnya. Laba yang memiliki kualitas
rendah sangat merugikan para investor perusahaan juga akan mengalami kerugian,
karena hal ini berhubungan dengan nilai perusahaan yang tercermin dalam harga
keputusan kepada para pemakainya seperti para investor dan kreditor, sehingga
masa depan. Nilai saham suatu perusahaan akan meningkat jika investor
kinerja manajemen perusahaan. Kualitas kinerja ini tercermin dalam harga saham
pasar, karena harga pasar terbentuk dari gabungan harga saham individu yang
terdapat di pasar modal. Harga saham individu dan harga pasar digunakan untuk
memprediksi tingkat return saham individu dan tingkat return pasar menjadi
2012).
perusahaan. Nilai perusahaan adalah suatu kondisi tertentu yang telah dicapai oleh
suatu perusahaan yang tercermin dalam harga pasar saham perusahaan tersebut
(Rahayu & Sari, 2018). Menurut Margaretha (2014) nilai perusahaan yang sudah
10
perusahaan yang belum go public terealisasi apabila perusahaan akan dijual dari
yang dilihat dari total aktiva dan prospek perusahaan, risiko lingkungan,
lingkungan usaha, dan lain-lain. Menurut Oktarina (2018) nilai perusahaan adalah
harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan yang tinggi dan
oleh peneliti terdahulu seperti, Sucuahi & Cambarihan (2016) menguji pengaruh
dan menemukan hasil yaitu debt to asset ratio, size, dan kualitas laba berpengaruh
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dan leverage adalah variabel yang
11
perusahaan.
tentang nilai perusahaan. Tetapi masih sangat jarang yang melakukan penelitian
Ada banyak cara dalam menentukan nilai perusahaan, berikut ini beberapa
indikator yang digunakan untuk mengukur nilai perusahaan di antara nya adalah:
Price earning ratio (PER) menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang
rela dikeluarkan oleh para investor untuk membayar setiap dolar laba yang
dilaporkan (Brigham & Houston, 2006). Bhayo et al., (2011) dalam penelitiannya
menggunakan rasio ini untuk melihat estimasi arus kas dan laba di masa yang
akan datang. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar PER, maka semakin besar
nilai perusahaan. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur Price Earning
Price Book Value (PBV) merupakan rasio untuk mengukur nilai yang
perusahaan yang terus tumbuh. Perusahaan yang dipandang baik oleh investor
yaitu perusahaan dengan laba dan arus kas yang aman, hal itu dapat dicerminkan
Makin tinggi rasio ini, berarti pasar percaya akan prospek perusahaan
yaitu mempunyai ukuran intuitif yang relatif stabil yang dapat diperbandingkan
dengan harga pasar, memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua
tidak bisa dinilai menggunakan Price Earning Ratio (PER) dapat dievaluasi
3. Tobin’s Q
Q dikembangkan oleh James Tobin. Menurut Kombih & Suhardianto (2017) rasio
ini menandakan bahwa perusahaan tidak hanya berfokus pada satu tipe investor
saja karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari investor
saham saja tetapi juga dari pinjaman kreditur. Dalam penelitian ini, nilai
unggul daripada rasio nilai pasar terhadap nilai buku. Rasio ini lebih fokus pada
berapa nilai perusahaan saat ini secara relatif terhadap berapa biaya yang
Dimana :
Laba merupakan salah satu indikator dalam laporan keuangan yang dapat
suatu perusahaan dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan. Bellovary et al.,
masa yang akan datang, dengan mempertimbangkan stabilitas dan persistensi laba.
Menurut Apridasari et al., (2018) kualitas laba yang baik akan meningkatkan
nilai perusahaan. Rachmawati & Triatmoko (2007) mengatakan bahwa laba yang
tidak relevan dapat menyesatkan pihak pengguna laporan. Jika laba tersebut
digunakan oleh investor untuk membentuk nilai pasar perusahaan, maka laba tidak
1. Persistensi laba
Persistensi laba yaitu laba yang dapat digunakan sebagai indikator future
earnings. Persistensi laba yang berkualitas adalah laba yang persisten yaitu laba
yang berkelanjutan, lebih bersifat permanen dan tidak bersifat transitori. Fanani
sekarang terhadap laba di masa depan. Hubungan tersebut dapat dilihat dari
koefisien slope regresi antara laba sekarang dengan laba di masa depan.
variabel kepentingan, misalnya laba masa datang, arus kas, atau item lainnya yang
laba di masa datang. Dalam hal ini, laba yang berkualitas tinggi adalah laba yang
seberapa besar variabilitas laba pada laporan keuangan setiap tahunnya adalah
terhadap fluktuasi laba yang dilaporkan agar laba perusahaan berada di tingkat
yang dianggap normal oleh perusahaan atau dengan kata lain agar laba yang
dan manajemen yang sehat. (Hariyanto & Suhardianto, 2017) meneliti faktor-
faktor yang mempengaruhi variabilitas laba dan menemukan bahwa teori yang
menyatakan bahwa laba yang mempunyai variabilitas laba yang kecil semakin
bertujuan untuk menginvestigasi hubungan empiris antara nilai pasar modal (stock
16
market value) dengan berbagai angka akuntansi yang berguna untuk menilai
perubahan nilai pasar keadilan (Ball et al., 2000 dalam Francis et al., 2004).
Ketepatan waktu adalah kekuatan penjelas dari regresi balik pendapatan pada
dari pendapatan akuntansi (Ball et al., 2000 dalam Francis et al., 2004).
6. Kualitas Akrual
Kualitas akrual adalah suatu variabel yang didasari pandangan bahwa laba
yang mendekati arus kas adalah laba yang lebih baik kualitasnya. Pengukuran ini
semakin tinggi kualitas laba dan sebaliknya. Keeratan hubungan antara akrual dan
aliran kas dapat digunakan untuk mengukur kualitas laba. Semakin erat hubungan
ekonomi dari transaksi dan kejadian yang ada. Namun dalam prosesnya, dasar
atau earnings management guna menaikkan atau menurunkan angka akrual dalam
laporan laba rugi. Hal tersebut dapat diyakini bahwa kualitas akrual sangat rentan
2009) akuntansi berbasis akrual adalah suatu metode akuntansi dimana transaksi
dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian bukan pada saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam
disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pengguna tidak hanya
transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga
pencatatan dalam metode ini bebas dari pengaruh waktu kapan kas diterima dan
kapan pengeluaran dilakukan. Dapat disimpulkan bahwa laba yang disusun secara
akrual dapat lebih memberikan gambaran yang tepat tentang kondisi keuangan
perilaku manajer dalam melakukan rekayasa laba atau earnings management guna
menaikkan atau menurunkan angka akrual dalam laporan laba rugi. Standar
suatu perusahaan.
keuangan. Pilihan metode akuntansi yang sengaja dipilih oleh manajemen untuk
pribadi atau perusahaan. Manajemen laba itu sendiri tidak dapat diartikan sebagai
upaya negatif yang merugikan karena manajemen laba tidak selalu berorientasi
Menurut Rachmawati & Triatmoko (2007) laba yang diukur atas dasar
akrual dianggap sebagai ukuran yang lebih baik atas kinerja perusahaan
dibandingkan, arus kas operasi karena akrual mengurangi masalah waktu dan
mismatching yang terdapat dalam penggunaan arus kas dalam jangka pendek.
Francis et al., (2005) dan Gray et al., (2009) menyatakan bahwa investor menilai
saham perusahaan berdasarkan penilaian dan analisis mengenai future cash flow,
ketidakpastian informasi dalam arus kas, yaitu komponen kualitas akrual. Alasan
penggunan kualitas akrual dalam model kedua penelitian tersebut adalah adanya
19
informasi dua komponen akrual dalam laba yang dilaporkan di laporan keuangan
yaitu, komponen akrual dan komponen arus kas. Laba dari komponen akrual yaitu
laba yang dihasilkan dari kebijakan akuntansi untuk mengakui sebuah transaksi
ekonomi, baik pendapatan maupun beban, sebagai laba, tanpa adanya arus kas.
Laba dari komponen arus kas yaitu laba yang diakui secara akuntansi dan terdapat
arus kas secara fisik. Komponen akrual memiliki ketidakpastian yang lebih besar
daripada komponen arus kas karena akrual adalah hasil dari penilaian, perkiraan,
dan alokasi dari manajemen, sedangkan komponen arus kas adalah pendapatan
yang sudah terealisasi. Sehingga menurut Francis et al., (2005) dan Gray et al.,
berpengaruh terhadap biaya modal. Semakin tinggi risiko, maka akan semakin
rata total akrual di seluruh variabel pembagian manajemen laba. Penelitian Healy
dikelola ke bawah sebagai periode peristiwa. Total akrual rata-rata dari periode
akuntansi yang dilaporkan dikurangi dengan arus kas operasi. Arus kas
Keterangan:
pertama memiliki nilai nol yang diharapkan berdasarkan hipotesis nol yang
menyatakan tidak ada manajemen laba. Model ini menggunakan total akrual
periode lalu (diskalakan dengan total aset t-1) sebagai ukuran akrual
nondiskretioner adalah:
NDAit = TAt-1
keadaan ekonomi perusahaan pada non discretionary accrual. Model Jones untuk
1
NDAt 1 2 REVt 3 PPEt
At 1
Keterangan:
1
TAt a1 a2 REVt a3 PPEt t
At 1
Dimana:
22
a1, a2, dan a3 menunjukkan estimasi koefisien regresi dari α1, α2, dan α3.
kejadian. Model Jones asli secara implisit mengasumsikan bahwa diskresi tidak
peristiwa.
perubahan dalam penjualan kredit pada periode kejadian berasal dari manajemen
laba, hal ini didasarkan pada penalaran bahwa lebih mudah mengelola pendapatan
pendapatan atas penjualan tunai (Dechow et al., 1995). Jika modifikasi ini
berhasil, maka perkiraan manajemen laba seharusnya tidak lagi bias terhadap nol
pendapatan.
1. Menghitung total accrual (TA) yaitu laba bersih tahun t dikurangi arus kas
sebagai berikut:
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
Keterangan:
i : Perusahaan
t : Tahun
NI i,t : Net Income
CFO i,t : Cash Flow Operation
DAi,t : Discretionary accruals perusahaan i pada tahun t
NDAi,t : Non discretionary accruals perusahaan i pada tahun t
Ai,t-1 : Total aset perusahaan I pada akhir tahun t ─1
TAit : Total accrual perusahaan i pada tahun t.
ΔREV i,t : Perubahan pendapatan antara t dengan t ─1.
ΔREC i,t : Perubahan piutang bersih antara t dengan t ─1.
PPE i,t : Gross level of property, plant and equipment.
ε : error
Model ini dianggap sebagai model yang paling baik dalam mendeteksi
manajemen laba dibandingkan dengan model lain dan memberikan hasil yang
membantu penulis untuk menyusun karya tulis yang baik dan benar. Berikut
- Tobin’s Q
- ROA
26
perusahaan tidak
signifikan positif
terhadap nilai
perusahaan. Variabel
kontrol ini
melemahkan
hubungan antara
variabel independen
dengan dependen
variabel.
keputusan investasi. Ardi & Murwaningsari (2018) menyatakan bahwa salah satu
menjadikan laba sebagai objek yang paling rentan terhadap praktik manajemen
angka akuntansi. Oleh karena itu, penulis akan menggambarkan bagan pemikiran
29
dari penelitian yang akan diuji dalam penelitian ini untuk memudahkan
Leverage
Firm Size
Gambar 2.1 Model Penelitian
penerimaan dan pengeluaran diakui atau dicatat ketika transaksi terjadi, bukan
ketika uang kas untuk transaksi–transaksi tersebut diterima atau dibayarkan. Teori
agensi (agency theory) yang dikemukakan oleh Jensen & Meckling (1976)
manajer bertindak tidak sesuai dengan keinginan pemilik. Konflik tersebut terjadi
kualitas laba akan berpengaruh terhadap harga saham, sehingga dengan adanya
dan penurunan harga saham. Oleh karena itu, perlu adanya kekuatan konsep
relevansi nilai agar informasi akuntansi yang disajikan menjadi lengkap, akurat
dan tepat waktu sehingga memberikan peluang bagi investor untuk mengambil
secara positif berpengaruh terhadap nilai perusahaan, kualitas laba secara statistik
positif antara kualitas laba dan nilai perusahaan. Discretionary accrual sebagai
mengindikasikan kualitas laba yang tinggi) maka nilai perusahaan semakin tinggi.
semakin tinggi (discretionary accruals yang rendah) akan direspon positif oleh
pihak ketiga, sehingga nilai perusahaan akan menjadi semakin tinggi. Apridasari,
memiliki kualitas laba yang baik akan berpengaruh terhadap kenaikan nilai
perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibuat sebuah hipotesis yaitu:
METODE PENELITIAN
Variabel dependen dari penelitian ini adalah nilai perusahaan, variabel independen
dari penelitian ini adalah kualitas laba yang diproksikan dengan discretionary
accrual, dan variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini yaitu leverage
perusahaan merupakan nilai yang tercermin dalam harga pasar saham. Dalam
Dimana:
Variabel independen dalam penelitian ini adalah kualitas laba yang diukur
32
33
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
sebagai berikut:
berikut:
* ( ) ( ) ( )+
Keterangan:
i : Perusahaan
t : Tahun
34
statistik yang lebih tinggi sehingga penelitian akan semakin berkualitas. Ada dua
1. Leverage
2. Firm Size
2 Kualitas 1) Rumus untuk menghitung Total Accruals adalah sebagai berikut Dechow
Laba : (1995)
Keterangan :
i : Perusahaan
t : Tahun
NI i,t : Net Income
CFO i,t : Cash Flow Operation
DAi,t : Discretionary accruals perusahaan i pada tahun t
NDAi,t : Non discretionary accruals perusahaan i pada tahun t
Ai,t-1 : Total aset perusahaan I pada akhir tahun t ─1
TAit : Total accrual perusahaan i pada tahun t.
ΔREV i,t : Perubahan pendapatan antara t dengan t ─1.
ΔREC i,t : Perubahan piutang bersih antara t dengan t ─1.
PPE i,t : Gross level of property, plant and equipment.
ε : error
3 Leverage Kasmir
(2010)
3. Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap terkait dengan variabel- (13)
variabel yang digunakan dalam penelitian.
Jumlah pengamatan 79
penelitian.
sebagai hasil dari pengamatan dan pengukuran dari berbagai objek kajian
(Yudaruddin, 2014). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif. Data kuantitatif adalah data dalam bentuk angka-angka yang telah
dikumpulkan sesuai dengan prosedur statistik yang ditentukan. Sumber data yang
tahun 2016-2019 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui situs
web www.idx.co.id.
1. Studi Dokumentasi
laporan tahunan perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini yaitu seluruh
dan pengumpulan data yang diperoleh melalui situs web www.idx.co.id untuk
38
2. Studi Kepustakaan
Metode ini dilakukan untuk menunjang kelengkapan data dengan literatur, skripsi
dan jurnal.
Dalam penelitian ini, alat analisis yang digunakan ada dua, yakni statistik
yang menganalisis suatu gejala atau peristiwa yang terjadi sekarang pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
hubungan fungsional antara beberapa variabel, yang terdiri dari satu variabel
dependen dan lebih dari satu variabel independen. Data diolah dengan
dilihat dari nilai mean, median, standar deviasi, maksimum dan minimum.
mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk
dipahami.
39
Gani & Amalia (2018) mengatakan bahwa data berdistribusi normal jika
selisih antara setiap titik observer yang berada diatas rata-rata observer dengan
yang berada dibawah rata-rata observer relatif sama. Data harus berdistribusi
normal karena populasi diyakini memiliki distribusi normal. Jika data tidak
distribusi data lebih besar dari tingkat alpha (0,05). Sebaliknya, data tidak
berdistribusi normal apabila tingkat uji signifikansi uji kenormalan data lebih
kecil dari tingkat alpha (0,05). Jika data tidak terdistribusi normal, gunakan opsi
kedua, yaitu menggunakan dalil limit pusat (central limit theorem). Dalil pusat
menyebutkan jika data berjumlah besar (n ≥ 30), maka data telah dianggap
Pengujian ini berfungsi untuk menguji kualitas data sehingga data diketahui
mengetahui apakah model regresi ditemukan hubungan yang kuat antar variabel
independen (bebas). Model regresi yang baik harus bebas dari gejala
karena beberapa variabel akan menghasilkan parameter yang mirip sehingga dapat
nilai Variance Inflation Factors (VIF), jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear. Jika
tingkat signifikansi > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas sedangkan jika
tingkat signifikansi < 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas (Gani & Amalia, 2018)
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada masalah autokorelasi. Dalam penelitian ini uji autokorelasi dengan
menggunakan uji Lagrange Multiplier (LM Test). Uji ini gunakan untuk amatan di
atas 100 observasi. Uji ini lebih tepat digunakan dibanding uji DW terutama bila
sampel yang digunakan relatif besar dan derajat autokorelasi lebih dari satu. Uji
squared < 0,05 mengindikasikan adanya autokorelasi sedangkan jika nilai p dari
hubungan fungsional antara beberapa variabel, yang terdiri dari satu variabel
dependen dan lebih dari satu variabel independen. Pada alat analisis statistik
deskriptif tidak bisa digunakan secara langsung untuk membuat kesimpulan yang
lebih luas atas sebuah penelitian, maka dari itu setelah mendeskripsikan objek
maka pada penelitian ini diperlukan model berdasarkan alat analisis regresi linear
Ordinary Least Square (OLS). Pada saat menggunakan metode Ordinary Least
penduga menjadi lebar dan statistik uji menjadi tidak akurat. Sehingga untuk
Dimana:
Q : Nilai Perusahaan
DAi,t : Discretionary Accruals perusahaan i pada tahun t
α1 : Konstanta
β1 …. β3 : Koefisien
LEVi,t : Leverage
FSIZEi,t : Firm Size
dalam analisis regresi dalam hal ini ditunjukkan oleh besarnya koefisien
determinasi (R2) mempunyai interval nol sampai satu semakin besar (R2)
(mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin
Menurut Gani & Amalia (2018) uji F atau goodness of Fit Test adalah
pengujian kelayakan model. Model yang layak adalah model yang dapat
digunakan untuk mengestimasi populasi. Model regresi dikatakan layak jika nilai
layak jika hasil nilai F memiliki signifikansi dibawah tingkat alpha 0,05.
Menurut Gani & Amalia (2018) pengujian hipotesis pada model regresi
(X) terhadap variabl dependen (Y). Metode yang digunakan untuk menguji tingkat
dengan menggunakan alat uji t (t test). Uji t mempunyai nilai signifikansi 0,05.
b. Jika signifikansi α > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh signifikan antara
sektor yang memiliki persentase kinerja di atas PDB secara nasional, diantaranya
industri logam dasar sebesar 9,94%, industri tekstil dan pakaian jadi sebesar
7,53%, serta industri alat angkutan sebesar 6,33%. Hal ini tentunya akan
secara domestik, regional, dan global. Perbedaan lainnya yang dimiliki oleh
persentase sebesar 80% dan sisanya merupakan pasar ekspor, lain halnya dengan
44
45
yang memenuhi kriteria sebagai sampel dalam penelitian ini. Sampel yang
diperoleh telah memenuhi kriteria yang telah disebutkan pada tabel 3.2, periode
pengamatan dalam penelitian ini adalah tahun 2016-2019 sehingga diperoleh 316
penelitian yakni nilai mean, median, maximum, minimum, standar deviasi, serta
menunjukkan bahwa variabel nilai perusahaan (Q) dan kualitas laba yang
diproksikan dengan discretionary accrual (DA) memiliki nilai mean dan median
diatas nilai standar deviasi. Sedangkan leverage (LEV) dan firm size (FSIZE)
tidak (Gani & Amalia, 2018). Data berdistribusi normal apabila tingkat uji
signifikansi uji kenormalan distribusi data lebih besar dari tingkat alpha (0,05).
Sebaliknya, data tidak berdistribusi normal apabila tingkat uji signifikansi uji
kenormalan data lebih kecil dari tingkat alpha (0,05). Jika data tidak terdistribusi
normal, gunakan opsi kedua, yaitu menggunakan dalil limit pusat (central limit
theorem). Dalil pusat menyebutkan jika data berjumlah besar (n ≥ 30), maka data
telah dianggap terdistribusi dengan normal. Uji normalitas dalam penelitian ini
menggunakan metode jarque bera. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar
berikut:
Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa hasil uji normalitas residual nilai
jarque bera sebesar 8456,229 dengan p value sebesar 0,0000 dimana < 0,05
sehingga data tidak berdistribusi normal. Dalil pusat menyebutkan jika data
berjumlah besar (n ≥ 30), maka data telah dianggap terdistribusi dengan normal.
Data dalam penelitian ini berjumlah 316, dapat disimpulkan bahwa residual
terdistribusi normal.
Terdapat tiga pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu:
ditemukan hubungan yang kuat antar variabel independen (bebas), dengan melihat
nilai VIF dan Tolerance. Jika nilai VIF < 10,00 atau nilai Tolerance > 0,10 maka
tidak terjadi multikolineritas sedangkan jika nilai VIF > 10,00 atau nilai Tolerance
< 0,10 maka terjadi multikolineritas. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel
berikut:
C 7.468879 367.6116 NA
DA 1450.400 1.013563 1.003482
LEV 0.132224 2.624724 1.048560
FSIZE 0.008915 355.8538 1.048586
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Centered VIF dari semua
variabel independen dan kontrol memiliki nilai kurang dari 10, maka dapat
0.0000 dimana < 0.05 (Lampiran 3). Untuk mengobati masalah heterokedastisitas
peneliti mencoba mentransformasikan data tetapi saat diolah terjadi near singular
yang bias dalam persamaan metode ordinary least squares. GLS memiliki nilai
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
ada masalah autokorelasi. Jika nilai p dari nilai Obs*R-squared < 0,05
squared > 0,05 mengindikasikan tidak terjadi autokorelasi. Hasil pengujian dapat
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai p dari nilai Obs*R-
squared < 0,05 hal tersebut mengindikasikan adanya autokorelasi dalam penelitian
ini. Tetapi karena sifat data yang diuji dalam bentuk data panel terhadap 79
sampel, dan jumlah sampel sebesar 79 sampel lebih besar dibandingkan dengan
menyebabkan bias dalam estimasi (Gujarati, 2003). Selain itu pengujian nya juga
suatu model regresi menggunakan metode generalized least square (GLS) bukan
Berdasarkan hasil analisis regresi data panel yang menggunakan alat bantu
Tabel 4.4 Hasil Analisis Regresi Pada Variabel Nilai Perusahaan (Q), Discretionary
Berdasarkan hasil pengujian regresi pada tabel diatas, maka model dari
leverage sebesar 1 persen maka akan diikuti oleh peningkatan nilai perusahaan
determinasi adalah antara nol sampai satu dan yang dilihat dari nilai R square.
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.4 dapat diketahui koefisien determinasi
(R2) sebesar 0.699783. Artinya variabel dependen (Q) dapat dipengaruhi sebesar
69,97% oleh variabel independen (DA) dan variabel kontrol (LEV dan FSIZE),
sedangkan sisanya 30,03% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam
model regresi. Derajat yang digunakan adalah 0,05, maka dengan nilai F untuk
panel pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai F statistik sebesar 242.4156
dengan nilai signifikansi (F signifikan) sebesar 0.000000 < 0.05. Sehingga dapat
signifikan lebih kecil dari derajat signifikansi maka hipotesis diterima, yang
variabel dependen. Berdasarkan tabel 4.3 hasil pengujian uji t dianalisis sebagai
berikut:
dengan signifikansi sebesar 0.0380 < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
rendah DA, maka semakin tinggi nilai perusahaan. Dalam konteks variabel
kualitas laba yang menjadi fokus dalam penelitian ini, menggunakan DA sebagai
proksi kualitas laba apabila memiliki nilai yang rendah menunjukkan bahwa
kualitas laba yang dimiliki tinggi, karena DA berbanding terbalik dengan kualitas
laba. Maka hipotesis hubungan positif dan signifikan antara kualitas laba dengan
dengan signifikansi sebesar 0.0000 < 0.05. Artinya model regresi dalam penelitian
dengan signifikansi sebesar 0.0000 < 0.05. Artinya model regresi dalam penelitian
4.8 Pembahasan
yang dimiliki rendah, artinya kualitas laba yang dimiliki perusahaan tinggi karena
nilai perusahaan tersebut. Hasil yang didapat bahwa penelitian ini sesuai dengan
yang dihipotesiskan. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori agensi (agency
penurunan kualitas laba akan berpengaruh terhadap harga saham yang akan
Hal ini sesuai dengan teori value relevance yang menyatakan bahwa
dalam harga saham individu (perusahaan). Kualitas pelaporan yang baik dapat
mempengaruhi harga saham, karena harga saham yang tinggi akan meningkatkan
54
yang dilakukan oleh manajer akan mengurangi kualitas pelaporan keuangan yang
Hasil yang didapat sejalan dengan penelitian Chan et al., (2001) yang
mengindikasikan kualitas laba yang tinggi maka diikuti dengan kenaikan nilai
perusahaan; Apridasari et al., (2018) juga menyatakan bahwa kualitas laba yang
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
dengan leverage dan firm size sebagai variabel kontrol pada perusahaan
accruals maka kualitas laba yang dimiliki semakin tinggi sehingga nilai
laba akan direspon positif oleh pihak ketiga sehingga berpengaruh terhadap
5.2 Saran
faktor penting bagi investor dalam pengambilan keputusan, karena saat ini
55
56
(R2) sebesar 69,97% kualitas laba, leverage dan firm size belum sepenuhnya
tahun ke tahun.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
62
10. TOTO Surya Toto Indonesia Tbk Keramik, porselen & kaca
17. JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk Logam dan sejenisnya
18. LION Lion Metal Works Tbk Logam dan sejenisnya
25. AKKU PT Anugerah Kagum Karya Utama Tbk Plastik dan kemasan
26. AKPI Argha Karya Prima Ind. Tbk Plastik dan kemasan
64. ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk Makanan dan minuman
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 11/16/20 Time: 21:40
Sample: 1 316
Included observations: 316
Dependent Variable: Q
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 11/17/20 Time: 00:10
Sample: 2016 2019
Periods included: 4
Cross-sections included: 79
Total panel (balanced) observations: 316
Linear estimation after one-step weighting matrix
Weighted Statistics
Unweighted Statistics