Anda di halaman 1dari 94

PENGARUH KUALITAS LABA TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG


TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI
Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Akuntansi

Oleh:

CHRISTIN SRI MIRANDA


1601035107
S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
PENGARUH KUALITAS LABA TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI
Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Akuntansi

Oleh:

CHRISTIN SRI MIRANDA


1601035107
S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020

i
ii
iii
ABSTRAK

Christin Sri Miranda, Pengaruh Kualitas Laba Terhadap Nilai Perusahaan


Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dibimbing oleh Bapak Hariman Bone. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan. Leverage dan firm size
digunakan sebagai variabel kontrol dalam penelitian ini untuk mendukung
hubungan kualitas laba terhadap nilai perusahaan. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder laporan keuangan perusahaan manufaktur
pada tahun 2016-2019 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik
analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda menggunakan
program Eviews 10. Metode pengumpulan sampel penelitian ini adalah purposive
sampling dan diperoleh 79 perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel dalam
penelitian. Hasil menunjukkan bahwa discretionary accruals yang dijadikan
sebagai proksi kualitas laba berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai
perusahaan, leverage dan firm size yang digunakan sebagai variabel kontrol
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kata Kunci: Kualitas Laba, Discretionary Accruals, Leverage, Firm Size, Nilai
Perusahaan.

iv
ABSTRACT

Christin Sri Miranda, The Effect of Earnings Quality On Firm value in


Manufacturing Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange. Supervised by
Mr. Hariman Bone. This study aims to determine the effect of earnings quality on
firm value. Leverage and firm size are used as control variables in this study to
support the relationship between earnings quality and firm value. This research
uses secondary data from the financial statements of manufacturing companies in
2016-2019 obtained from the Indonesia Stock Exchange. We use multiple linear
regression data analysis with the help of the Eviews 10 program. There are 79
manufacturing companies sampled in the study. The results show that
discretionary accruals which are used as a proxy for earnings quality have a
significant negative impact on firm value, leverage and firm size used as control
variables have a significant positive impact on firm value.

Keywords: Earnings Quality, Discretionary Accruals, Leverage, Firm Size,


Firm Value.

v
vi
vii
viii
RIWAYAT HIDUP

Christin Sri Miranda lahir pada tanggal 01 Januari 1999 di Samarinda,

Kalimantan Timur. Merupakan anak kedua dari pasangan Bapak Soetarto

Setyawan dan Ibu Anna Buring Ufat. Memulai pendidikan Sekolah Dasar Negeri

018 Samarinda dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun yang sama melanjutkan

pendidikan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama Negeri 26 Samarinda, lulus

pada tahun 2013. Kemudian melanjutkan Pendidikan di tingkat Sekolah

Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Samarinda dan lulus tahun 2016.

Setelah lulus tingkat sekolah menengah kemudian melanjutkan pendidikan

Akademis pada tahun 2016 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Mulawarman, Samarinda jurusan Akuntansi. Pada tahun 2019 melakukan

program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan 45 di Desa Busui Kecamatan Batu

Sopang Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur.

Samarinda, 03 Januari 2021

Christin Sri Miranda

ix
HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada:

Kedua orang tua ku

Ayahanda Soetarto Setyawan dan

Ibunda tercinta Anna Buring Ufat

yang membesarkanku dengan sepenuh hati,

Saudariku dan Ponakanku tersayang;

Indah dan Cella.

Keluarga serta sahabat – sahabat terbaikku,

Tidak peduli berapa lama aku menyelesaikan penelitian ini,

Mereka akan selalu mendukung bagaimanapun cara mereka

Semoga pengorbanan dan doa yang telah diberikan untukku

Akan dibalas oleh Tuhan Yesus Kristus

x
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat, rahmat, dan penyertaan-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Kualitas Laba Terhadap Nilai Perusahaan Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ”.

Selama proses penyusunan skripsi ini penulis telah banyak menerima

bantuan baik berupa arahan, bimbingan maupun motivasi. Oleh sebab itu saya

selaku penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Masjaya, M. Si selaku Rektor Universitas Mulawarman

Samarinda.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Syarifah Hudayah, SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.

3. Ibu Dwi Risma Deviyanti, S.E., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman,

Samarinda.

4. Ibu Dr. Wulan Iyhig Ratna Sari, S.E., M.Si., CSP selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman,

Samarinda.

5. Bapak Dr. H. Zaki Fakhroni, Akt., CA., CTA., CFrA. selaku ketua Program

Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman,

Samarinda.

6. Bapak Dr. Hariman Bone S.E., M.Sc., Ak sebagai dosen pembimbing saya.

Atas ketersediaan waktu serta kesabarannya dalam membimbing saya dan

xi
terimakasih atas ilmu yang telah diberikan kepada saya selama proses

pengerjaan skripsi.

7. Ibu Dr. Hj. Musviyanti, S.E., M.Si selaku dosen pembimbing akademik

yang telah memberikan bimbingan dan nasihat selama menempuh studi di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman, Samarinda.

8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Akademik dan Tata Usaha

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman yang telah

memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat.

9. Bapak Sutarto dan ibu Anna selaku orang tua tercinta, yang selalu

mendoakan, membimbing, memberi nasihat dan motivasi.

10. Kakak tercinta Indah Indri Astuti yang selalu memberikan semangat dan

memberikan semua yang saya perlukan dan Marcella Braveina yang telah

mewarnai hari-hari penulis dengan tawanya.

11. Sahabat-sahabat saya Syamsidaryani, Nur Chamisah Gita Saputri, Dina

Wulandari, Siti Rahmah dan Melyani Yusuf yang selalu memberikan

semangat dan dukungan kepada saya.

12. Teman-teman seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi ini Diah Isnaini,

Asman, Niarti yang saling mensuport.

13. Sahabat yang tercinta Monica Anisa Kusumasdani, Putri Novena, Nabilla

Ratna Setyowati, Novia Dwi Lestari.

14. Sahabat KKN 45 Desa Busui Kabupaten Paser Dewi Agustina, Khalifahmi

Sartika Agustin, Rahmayanti, Junianti, Wahyu Kholifah, Sundari.

xii
15. Teman-teman Akuntansi Keuangan 2016 yang telah menjadi keluarga baru

penulis selama memasuki dunia perkuliahan, menemani penulis dan mengisi

hari-hari penulis dengan suka dan duka selama pengerjaan skripsi ini.

Penulis merasa bersyukur karena telah dipertemukan dengan teman-teman

yang begitu hebat seperti kalian.

16. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas

bantuan yang telah diberikan.

Semoga segala bantuan, dukungan, serta kebersamaan selama ini yang telah

diberikan kepada penulis kelak mendapatkan balasan yang lebih besar dari Tuhan

Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, dikarenakan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh

sebab itu, penulis mengharapkan adanya masukkan kritik dan saran untuk

membantu penulis menyempurnakan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga

karya tulis ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Samarinda, 17 November 2020

Christin Sri Miranda

xiii
DAFTAR ISI

HALAMAN
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………ii
HALAMAN IDENTITAS TIM PENGUJI…………..………………………...iii
ABSTRAK……………………………………………………………………….iv
ABSTRACT……………………………………………………………………….v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI…………………………………...…...vi
HALAMAN KESEDIAAN PUBLIKASI…………………………………..….vii
RIWAYAT HIDUP………………………………………………………...…..viii
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………..…..x
KATA PENGANTAR……………………………………………………...…....xi
DAFTAR ISI……………………………………………………….…..…..…...xiv
DAFTAR TABEL……………………………………………….……………..xvi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………..…..…xv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….....xviii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..…….1
1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................................... 5
1.4.2 Manfaat Praktis ....................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………..7


2.1 Agency Theory ................................................................................. 7
2.2 Konsep Value Relevance ................................................................. 8
2.3 Nilai Perusahaan .............................................................................. 9
2.4 Kualitas Laba ................................................................................. 13
2.5 Kualitas Akrual .............................................................................. 17
2.6 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 24
2.7 Model Penelitian ............................................................................ 26
2.8 Pengembangan Hipotesis............................................................... 29
2.8.1 Pengaruh Kualitas Laba Terhadap Nilai Perusahaan .......... 29

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………32


3.1 Definisi Operasional ...................................................................... 32
3.1.1 Variabel Dependen (Y)........................................................ 32
xiv
3.1.2 Variabel Independen (X) ..................................................... 32
3.1.3 Variabel Kontrol (Z) ............................................................ 34
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian..................................................... 36
3.3 Jenis Data dan Sumber Data .......................................................... 37
3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 37
3.5 Metode Analisis Data .................................................................... 38
3.5.1 Statistik Deskriptif ............................................................... 38
3.5.2 Uji Normalitas Data............................................................. 39
3.5.3 Uji Asumsi Klasik ............................................................... 39
3.5.3.1 Uji Multikolinearitas ................................................ 39
3.5.3.2 Uji Heteroskedastisitas ............................................. 41
3.5.3.3 Uji Autokorelasi ....................................................... 41
3.5.4 Analisis Regresi Linier Berganda ........................................ 41
3.5.5 Uji Kelayakan Model .......................................................... 41
3.5.5.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................ 42
3.5.5.2 Uji Statistik F (Uji F) ............................................... 44
3.5.6 Uji Hipotesis ........................................................................ 44
3.5.6.1 Uji Statistik t (Uji t) ................................................. 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………….……………………………44


4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 44
4.1.1 Gambaran Umum Penelitian ............................................... 44
4.2 Statistik Deskriptif ......................................................................... 45
4.3 Uji Normalitas ............................................................................... 46
4.4 Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 47
4.4.1 Uji Multikolinearitas ........................................................... 47
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas ........................................................ 47
4.4.3 Uji Autokorelasi .................................................................. 47
4.5 Analisis Regresi Linear Berganda ................................................. 49
4.6 Uji Kelayakan Model .................................................................... 51
4.6.1 Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ................................ 51
4.6.2 Pengujian Signifikansi Simultan F (Uji F) .......................... 51
4.7 Pengujian Hipotesis ....................................................................... 51
4.7.1 Uji Signifikansi (Uji t) ......................................................... 51
4.8 Pembahasan ................................................................................... 53
4.8.1 Pengaruh Kualitas Laba terhadap Nilai Perusahaan ............ 53

BAB V PENUTUP………………………………………………………………55
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 55
5.2 Saran .............................................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...57

xv
DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu…………………….………….…………………24


Tabel 3.1 Pengukuran Variabel……………………………………….…..……...35
Tabel 3.2 Penyaringan Sampel Penelitian…………..…………………….……...36
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif………..……………..…………………………….45
Tabel 4.2 Uji Multikolinearitas………..…………….………………..….............47
Tabel 4.3 Uji Autokorelasi………..…………….………………..…...………….49
Tabel 4.4 Hasil Analisis Regresi……………………………...….…………..…..50

xvi
DAFTAR GAMBAR

HALAMAN
Gambar 2.1 Model Penelitian ………………………………………………….. 29
Gambar 4.1 Uji Normalitas Data……………………………………..………… 46

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Yang Memenuhi
Kriteria Sampel…………………………………………….......…..62
Lampiran 2. Data Perhitungan Variabel Penelitian…...…...……………………..65
Lampiran 3. Uji Heteroskedastisitas……………………………………………..74
Lampiran 4. Hasil Analisis Regresi………………………………………..…….75

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Nilai perusahaan menjadi fokus bagi para investor untuk pengambilan

keputusan investasi. Ardi & Murwaningsari (2018) mengatakan bahwa salah satu

indikator dari meningkatnya nilai perusahaan adalah peningkatan laba perusahaan.

Akan tetapi, laba memiliki derajat kualitas yang berbeda tergantung dari

pemilihan metode akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa laba rentan terhadap

praktik-praktik manajemen laba (earning management) yang berdampak terhadap

penurunan kualitas laba.

Kualitas laba merupakan ukuran untuk melihat apakah laba yang dilaporkan

dalam laporan keuangan dapat merefleksikan kinerja perusahaan yang sebenarnya.

Kualitas laba perusahaan yang baik, dapat menyediakan informasi yang lebih baik

pula mengenai kinerja keuangan perusahaan yang relevan dalam membuat

keputusan terkait perusahaan (Dechow et al., 2004). Kualitas laba yang baik

secara otomatis akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang terus meningkat

begitu pun sebaliknya.

Discretionary accrual dan income smoothing merupakan strategi yang biasa

dilakukan manajemen dalam manipulasi laba. Pemanipulasian tersebut, membuat

kualitas informasi laba menjadi berkurang. Investor yang menggunakan informasi

tersebut dapat tersesat dan salah dalam pengambilan keputusan investasi.

1
2

Laba yang kurang berkualitas biasanya terjadi akibat perusahaan tersebut

dikelola oleh manajemen yang bukan pemilik perusahaan. Manajemen dan

pemilik mempunyai kepentingan yang berbeda (Jensen M. C., 1986). Pemisahan

kepemilikan dapat menimbulkan konflik dalam pengendalian dan pelaksanaan

pengelolaan perusahaan yang menyebabkan para manajer bertindak tidak sesuai

dengan keinginan pemilik, biasanya konflik ini terjadi karena adanya

kecenderungan manajer untuk mendapatkan keuntungan pribadi dengan

mengorbankan kepentingan pemilik. Pemanipulasian tersebut menyebabkan

informasi laba menjadi kurang akurat sehingga berdampak terhadap penurunan

kualitas laba. Akibatnya, penurunan dan kenaikan laba berdampak terhadap harga

saham. Oleh karena itu, perlu adanya kekuatan konsep relevansi nilai agar

informasi akuntansi yang disajikan menjadi lengkap, akurat dan tepat waktu

sehingga dapat meningkatkan kecenderungan investor untuk melakukan investasi

di perusahaan tersebut.

Menurut Chan et al., (2001) cara yang dapat digunakan untuk mengetahui

earnings yang berkualitas adalah dengan melakukan pengukuran yang benar-

benar mempunyai kekuatan prediksi terhadap pergerakan harga saham di masa

depan. Pengukuran yang dimaksud adalah basis akrual, menurutnya basis akrual

memberikan informasi yang jauh lebih akurat, karena pencatatannya dilakukan

lebih dulu tanpa memperhatikan ada tidaknya kas yang diterima atau

dikeluarkan.

Chan et al., (2001) menemukan adanya hubungan yang negatif antara akrual

dengan harga saham. Perusahaan dengan akrual yang tinggi menunjukkan kualitas
3

laba perusahaan tersebut rendah, dan perusahaan tersebut akan mengalami

penurunan return saham pada masa yang akan datang. Hasil penelitian tersebut

mengisyaratkan bahwa kualitas laba yang terkandung dalam pelaporan keuangan

akan meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin dalam return saham;

Siallagan (2009) menemukan adanya hubungan yang positif antara kualitas laba

dengan nilai perusahaan. Discretionary accrual sebagai proksi kualitas laba secara

negatif berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Susanto & Christiawan (2016)

membuktikan bahwa manajemen laba, ukuran perusahaan berpengaruh positif

signifikan terhadap nilai perusahaan serta leverage berpengaruh negatif signifikan

terhadap nilai perusahaan. Dari berbagai hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan

bahwa kualitas laba mempengaruhi nilai perusahaan.

Penelitian ini menggunakan leverage dan firm size sebagai variabel

kontrol. Leverage digunakan sebagai variabel kontrol untuk mengurangi

oportunistik manajemen, karena biasanya semakin tinggi rasio hutang semakin

besar risiko yang terkait dengan operasional perusahaan sehingga niat untuk

melakukan manipulasi laba semakin besar. Firm size digunakan sebagai variabel

kontrol karena besarnya ukuran perusahaan akan mempengaruhi discretionary

accruals.

Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur, alasan peneliti

menggunakan perusahaan manufaktur yaitu untuk kepentingan generalisasi hasil

yang memerlukan populasi dalam jumlah besar. Perusahaan manufaktur

merupakan perusahaan yang berskala besar jika dibandingkan dengan perusahaan-

perusahaan yang lain. Alasan lain memilih perusahaan manufaktur sebagai objek
4

penelitian karena perusahaan manufaktur lebih banyak diminati oleh investor.

Penelitian ini berkontribusi untuk menguji bahwa kualitas laba dapat

mempengaruhi nilai perusahaan. Adanya praktik manajemen laba dapat

mempengaruhi kualitas laba suatu perusahaan, diharapkan penelitian ini dapat

memberikan kontribusi kepada manajemen perusahaan agar melakukan praktik

manajemen laba dengan tetap memperhatikan dan mengikuti kaidah-kaidah

metode akuntansi. Selain itu bagi para investor agar lebih berhati-hati sebelum

mengambil keputusan investasi.

Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif, sumber data yang

digunakan adalah data sekunder laporan keuangan perusahaan manufaktur tahun

2016-2019 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil menunjukkan

bahwa discretionary accruals sebagai proksi kualitas laba berpengaruh negatif

signifikan terhadap nilai perusahaan. Discretionary accrual apabila memiliki nilai

yang tinggi menunjukkan bahwa kualitas laba yang dimiliki rendah, karena

discretionary accrual berbanding terbalik dengan kualitas laba. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa kualitas laba berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

perusahaan, leverage dan firm size yang digunakan sebagai variabel kontrol juga

memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk mengambil judul

“Pengaruh Kualitas Laba terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”


5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan

masalah dari penelitian ini apakah kualitas laba berpengaruh terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini untuk menguji

pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran guna membuktikan

teori yang sudah ada dan dapat menambah referensi untuk peneliti

selanjutnya.

2. Diharapkan hasil penelitian dapat dipergunakan sebagai bahan referensi

terkait teori dan praktik terhadap praktik manajemen laba yang sesuai

dengan aturan sehingga menghasilkan kualitas laba yang berkualitas.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Investor

Diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan, terutama dalam mengevaluasi kualitas laba yang dilaporkan dalam


6

laporan keuangan, sehingga dapat mengoptimalkan keuntungan dan

meminimalkan risiko investasi.

2. Bagi Manajemen

Diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran mengenai konsep kualitas

akrual yang dapat dijadikan acuan untuk pengambilan keputusan atas kebijakan

akuntansi yang diambil. Selain itu, agar para manajer selaku pengelola

perusahaan dapat melakukan praktik manajemen laba dengan sesuai dengan

kaidah-kaidah metode akuntansi, bukan hanya sekedar mencari keuntungan yang

sebesarnya-besarnya.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi mengenai kualitas laba dan

nilai perusahaan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Agency Theory

Agency theory adalah suatu kontrak kerja antara satu atau beberapa orang

(pemberi kerja) dan orang lain (agen) untuk melaksanakan sebuah jasa dan

mendelegasikan wewenang untuk mengambil keputusan kepada agen tersebut

(Margaretha, 2014). Menurut Jensen & Meckling (1976) teori keagenan adalah

teori yang menjelaskan mengenai sebuah fenomena perbedaan kepentingan antara

principal dan agent. Pemisahan kepemilikan ini dapat menimbulkan konflik

dalam pengendalian dan pelaksanaan pengelolaan perusahaan yang menyebabkan

para manajer bertindak tidak sesuai dengan keinginan pemilik, sehingga

mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan. Biasanya konflik terjadi karena

adanya kecenderungan manajer untuk mendapatkan keuntungan pribadi dengan

mengorbankan kepentingan pemilik. Inilah yang sering menyebabkan adanya

penyimpangan para manajer di sebuah perusahaan. Penyimpangan tersebut

bertujuan untuk memenuhi kepentingannya sendiri agar mendapatkan insentif atau

bonus yang lebih besar. Penyimpangan tersebut menyebabkan kualitas laba yang

dilaporkan menjadi rendah. Konflik yang terjadi akibat pemisahan kepemilikan ini

disebut dengan konflik keagenan.

Darwis (2012) mengatakan bahwa konflik keagenan yang terjadi di dalam

suatu perusahaan dapat memberikan dampak pada kualitas laba yang dihasilkan,

hal ini dikarenakan para manajer akan bertindak oportunistik. Laba yang bersifat

oportunis tentunya akan merugikan beberapa pihak yang memiliki kualitas rendah

7
8

dan tidak akan mewakili informasi sebenarnya. Laba yang memiliki kualitas

rendah sangat merugikan para investor perusahaan juga akan mengalami kerugian,

karena hal ini berhubungan dengan nilai perusahaan yang tercermin dalam harga

pasar saham yang ditransaksikan.

Rachmawati & Triatmoko (2007) menyatakan bahwa konflik keagenan

dapat mengakibatkan adanya sifat manajemen melaporkan laba secara oportunis

untuk memaksimumkan kepentingan pribadinya. Jika hal ini terjadi akan

mengakibatkan rendahnya kualitas laba. Siallagan & Machfoedz (2006) juga

memiliki pendapat yang sama yaitu, bahwa konflik keagenan mengakibatkan

adanya sifat oportunistik manajemen yang akan mengakibatkan rendahnya

kualitas laba. Rendahnya kualitas laba akan membuat kesalahan pembuatan

keputusan kepada para pemakainya seperti para investor dan kreditor, sehingga

nilai perusahaan akan berkurang.

2.2 Konsep Value Relevance

Value Relevance merupakan informasi akuntansi yang mempunyai

kemampuan untuk menjelaskan nilai perusahaan (Beaver, 1968). Relevansi nilai

digunakan untuk menginvestigasi hubungan empiris antara nilai-nilai pasar saham

(stock market value) dengan berbagai angka akuntansi. Hasil penelitiannya

membuktikan bahwa kandungan informasi akuntansi merupakan hal yang penting

dan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. Francis et

al.,(2002) menemukan adanya kecendurungan yang meningkat bagi perusahaan

besar yang melaporkan informasi akuntansi yang baik dapat meningkatkan


9

ekspektasi investor terhadap kinerja perusahaan di masa depan. Nilai investasi

suatu saham dipengaruhi oleh persepsi investor tentang kinerja perusahaan di

masa depan. Nilai saham suatu perusahaan akan meningkat jika investor

memprediksikan kinerja yang akan dicapai perusahaan tersebut meningkat.

Sebaliknya, nilai saham akan turun jika investor memprediksikan kinerja

perusahaan menurun di masa depan. Penilaian investor terhadap prospek

perusahaan di masa depan dapat diperoleh apabila investor memiliki informasi

yang berhubungan dengan perusahaan (Sumarni & Rahmawati, 2007). Informasi

akuntansi yang terkandung dalam laporan keuangan mencerminkan kualitas

kinerja manajemen perusahaan. Kualitas kinerja ini tercermin dalam harga saham

individu (perusahaan). Harga saham perusahaan dapat berpengaruh pada harga

pasar, karena harga pasar terbentuk dari gabungan harga saham individu yang

terdapat di pasar modal. Harga saham individu dan harga pasar digunakan untuk

memprediksi tingkat return saham individu dan tingkat return pasar menjadi

informasi penting untuk memprediksi risiko investasi saham (Puspitaningtyas,

2012).

2.3 Nilai Perusahaan

Tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah memaksimumkan nilai

perusahaan. Perusahaan yang memaksimumkan nilai perusahaan, dapat dikatakan

bahwa perusahaan tersebut memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham

perusahaan. Nilai perusahaan adalah suatu kondisi tertentu yang telah dicapai oleh

suatu perusahaan yang tercermin dalam harga pasar saham perusahaan tersebut

(Rahayu & Sari, 2018). Menurut Margaretha (2014) nilai perusahaan yang sudah
10

go public tercermin pada harga pasar saham perusahaan, sedangkan nilai

perusahaan yang belum go public terealisasi apabila perusahaan akan dijual dari

yang dilihat dari total aktiva dan prospek perusahaan, risiko lingkungan,

lingkungan usaha, dan lain-lain. Menurut Oktarina (2018) nilai perusahaan adalah

persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang tercermin dalam

harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan yang tinggi dan

sebaliknya, yang berdampak pada tingkat kepercayaan pasar pada perusahaan

untuk prospek di masa depan.

Penelitian-penelitian yang menguji nilai perusahaan telah banyak dilakukan

oleh peneliti terdahulu seperti, Sucuahi & Cambarihan (2016) menguji pengaruh

signifikan antara profil perusahaan seperti industri, umur perusahaan dan

profitabilitasnya terhadap nilai perusahaan dan menemukan bahwa hanya

profitabilitas yang berdampak positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Rahayu

& Sari (2018) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan

dan menemukan hasil yaitu debt to asset ratio, size, dan kualitas laba berpengaruh

terhadap nilai perusahaan, sedangkan profitabilitas yang diproksikan dengan

return on equity tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Zuhroh (2019)

menguji pengaruh likuiditas, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap nilai

perusahaan dengan leverage sebagai variabel mediasi. Penelitian tersebut

menemukan hasil bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif signifikan

terhadap nilai perusahaan. Sedangkan likuiditas dan ukuran perusahaan negatif

tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dan leverage adalah variabel yang
11

memediasi pengaruh likuiditas, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap nilai

perusahaan.

Di antara penelitian terdahulu, ditemukan banyak hasil yang beragam

tentang nilai perusahaan. Tetapi masih sangat jarang yang melakukan penelitian

tentang kualitas laba yang mempengaruhi nilai perusahaan, sehingga mendorong

peneliti untuk melakukan penelitian tersebut.

Ada banyak cara dalam menentukan nilai perusahaan, berikut ini beberapa

indikator yang digunakan untuk mengukur nilai perusahaan di antara nya adalah:

1. Price Earning Ratio (PER)

Price earning ratio (PER) menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang

rela dikeluarkan oleh para investor untuk membayar setiap dolar laba yang

dilaporkan (Brigham & Houston, 2006). Bhayo et al., (2011) dalam penelitiannya

menggunakan rasio ini untuk melihat estimasi arus kas dan laba di masa yang

akan datang. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar PER, maka semakin besar

pula kemungkinan perusahaan untuk tumbuh sehingga dapat meningkatkan nilai

perusahaan, PER lebih mengarah pada pengambilan keputusan investasi bukan

nilai perusahaan. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur Price Earning

Ratio (PER) adalah sebagai berikut:


12

2. Price Book Value (PBV)

Price Book Value (PBV) merupakan rasio untuk mengukur nilai yang

diberikan pasar kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah

perusahaan yang terus tumbuh. Perusahaan yang dipandang baik oleh investor

yaitu perusahaan dengan laba dan arus kas yang aman, hal itu dapat dicerminkan

melalui price to book value.

Makin tinggi rasio ini, berarti pasar percaya akan prospek perusahaan

tersebut. PBV juga menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu

menciptakan nilai perusahaan yang relatif terhadap jumlah modal yang

diinvestasikan. Brigham & Houston (2006) mengukur nilai saham menggunakan

rasio Price Book Value (PBV) dengan rumus sebagai berikut:

Mulyani et al., (2016) menggunakan Price Book Value (PBV) dalam

menentukan nilai perusahaan menurutnya PBV mempunyai beberapa keunggulan

yaitu mempunyai ukuran intuitif yang relatif stabil yang dapat diperbandingkan

dengan harga pasar, memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua

perusahaan, dalam menentukan nilai perusahaan dengan earning negatif, yang

tidak bisa dinilai menggunakan Price Earning Ratio (PER) dapat dievaluasi

menggunakan Price Book Value (PBV).


13

3. Tobin’s Q

Tobin’s Q juga dapat digunakan untuk mengukur nilai perusahaan. Tobin’s

Q dikembangkan oleh James Tobin. Menurut Kombih & Suhardianto (2017) rasio

ini menandakan bahwa perusahaan tidak hanya berfokus pada satu tipe investor

saja karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari investor

saham saja tetapi juga dari pinjaman kreditur. Dalam penelitian ini, nilai

perusahaan diukur menggunakan rasio Tobin’s Q. Alasan peneliti menggunakan

rasio ini karena menurut penelitian-penelitian terdahulu rasio Tobin’s Q lebih

unggul daripada rasio nilai pasar terhadap nilai buku. Rasio ini lebih fokus pada

berapa nilai perusahaan saat ini secara relatif terhadap berapa biaya yang

dibutuhkan untuk menggantinya saat ini. Adapun perhitungan yang digunakan

untuk mengukur rasio Tobin’s Q, yaitu:

Dimana :

Total Market Value = Total Outstanding Shares x Current Share’s Price

2.4 Kualitas Laba

Laba merupakan salah satu indikator dalam laporan keuangan yang dapat

digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang

laba biasanya digunakan untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis

suatu perusahaan dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan. Bellovary et al.,

(2005) mendefinisikan kualitas laba sebagai kemampuan laba dalam


14

merefleksikan kebenaran laba perusahaan dan membantu memprediksi laba di

masa yang akan datang, dengan mempertimbangkan stabilitas dan persistensi laba.

Menurut Apridasari et al., (2018) kualitas laba yang baik akan meningkatkan

nilai perusahaan. Rachmawati & Triatmoko (2007) mengatakan bahwa laba yang

tidak relevan dapat menyesatkan pihak pengguna laporan. Jika laba tersebut

digunakan oleh investor untuk membentuk nilai pasar perusahaan, maka laba tidak

dapat merefleksikan nilai perusahaan yang sebenarnya. Rendahnya kualitas laba

dapat membuat kesalahan pengambilan keputusan para pemakainya.

Menurut Francis et al., (2004) ada beberapa indikator yang menjadi

pengukuran dalam kualitas laba (earning quality), yaitu:

1. Persistensi laba
Persistensi laba yaitu laba yang dapat digunakan sebagai indikator future

earnings. Persistensi laba yang berkualitas adalah laba yang persisten yaitu laba

yang berkelanjutan, lebih bersifat permanen dan tidak bersifat transitori. Fanani

(2010) menggunakan persistensi laba untuk perhitungan kualitas laba, dalam

penelitiannya persistensi laba memfokuskan pada koefisien dari regresi laba

sekarang terhadap laba di masa depan. Hubungan tersebut dapat dilihat dari

koefisien slope regresi antara laba sekarang dengan laba di masa depan.

2. Prediktabilitas laba (Predictability of earning)

Prediktabilitas mencerminkan kemampuan laba dalam memprediksi sebuah

variabel kepentingan, misalnya laba masa datang, arus kas, atau item lainnya yang

diinginkan pengguna (Schipper & Vincent, 2003). Kemampuan prediksi


15

menunjukkan kapasitas laba dalam memprediksi butir informasi tertentu, misalnya

laba di masa datang. Dalam hal ini, laba yang berkualitas tinggi adalah laba yang

mempunyai kemampuan tinggi dalam memprediksi laba di masa datang. Laela

(2012) menggunakan prediktabilitas laba dalam pengukuran nya yang bertujuan

untuk menguji prediktabilitas laba khususnya kemampuan laba saat ini

untuk memprediksi arus kas masa datang.

3. Variabilitas Laba atau Smoothness

Smoothness adalah pengukuran laba yang digunakan untuk memastikan

seberapa besar variabilitas laba pada laporan keuangan setiap tahunnya adalah

suatu tindakan manipulasi secara sengaja, yang dilakukan oleh manajemen

terhadap fluktuasi laba yang dilaporkan agar laba perusahaan berada di tingkat

yang dianggap normal oleh perusahaan atau dengan kata lain agar laba yang

dilaporkan perusahaan terlihat stabil sepanjang diizinkan oleh prinsip akuntansi

dan manajemen yang sehat. (Hariyanto & Suhardianto, 2017) meneliti faktor-

faktor yang mempengaruhi variabilitas laba dan menemukan bahwa teori yang

menyatakan bahwa laba yang mempunyai variabilitas laba yang kecil semakin

berkualitas laba yang dilaporkan perusahaan hanya berlaku untuk perusahaan

yang memiliki tata kelola yang lemah.

4. Relevansi Nilai (Value Relevance)

Value relevance merupakan informasi akuntansi yang mempunyai

kemampuan untuk menjelaskan nilai perusahaan (Beaver, 1968). Value relevance

bertujuan untuk menginvestigasi hubungan empiris antara nilai pasar modal (stock
16

market value) dengan berbagai angka akuntansi yang berguna untuk menilai

kegunaan angka-angka akuntansi dalam penilaian ekuitas.

5. Konservatisme dan Ketepatan Waktu

Kedua atribut ini berasal dari pandangan bahwa laba akuntansi

dimaksudkan untuk mengukur pendapatan ekonomi, yang didefinisikan sebagai

perubahan nilai pasar keadilan (Ball et al., 2000 dalam Francis et al., 2004).

Ketepatan waktu adalah kekuatan penjelas dari regresi balik pendapatan pada

pengembalian dan konservatisme adalah rasio koefisien kemiringan pada

pengembalian negatif ke koefisien kemiringan pada pengembalian positif dalam

regresi balik laba atas pengembalian. Kombinasi ketepatan waktu dan

konservatisme digambarkan sebagai transparansi atribut atribut yang diinginkan

dari pendapatan akuntansi (Ball et al., 2000 dalam Francis et al., 2004).

6. Kualitas Akrual

Kualitas akrual adalah suatu variabel yang didasari pandangan bahwa laba

yang mendekati arus kas adalah laba yang lebih baik kualitasnya. Pengukuran ini

mengasumsikan bahwa perubahan total akrual disebabkan oleh perubahan

discretionary accruals. Estimasi discretionary accruals dapat diukur secara

langsung untuk menentukan kualitas laba. Semakin kecil discretionary accruals

semakin tinggi kualitas laba dan sebaliknya. Keeratan hubungan antara akrual dan

aliran kas dapat digunakan untuk mengukur kualitas laba. Semakin erat hubungan

antara akrual dan aliran kas, semakin tinggi kualitas laba.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kualitas akrual untuk mengukur

kualitas laba, karena akuntansi yang berbasis akrual merupakan implikasi


17

ekonomi dari transaksi dan kejadian yang ada. Namun dalam prosesnya, dasar

akrual memungkinkan adanya perilaku manajer dalam melakukan rekayasa laba

atau earnings management guna menaikkan atau menurunkan angka akrual dalam

laporan laba rugi. Hal tersebut dapat diyakini bahwa kualitas akrual sangat rentan

terhadap praktik-praktik manipulasi laba.

2.5 Kualitas Akrual

Akuntansi berbasis akrual merupakan salah satu konsep dasar dalam

penyusunan laporan keuangan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK,

2009) akuntansi berbasis akrual adalah suatu metode akuntansi dimana transaksi

dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian bukan pada saat kas atau setara kas

diterima atau dibayar dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam

laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan keuangan yang

disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pengguna tidak hanya

transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga

kewajiban pembayaran kas di masa depan serta sumber daya yang

mempresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Dengan demikian,

pencatatan dalam metode ini bebas dari pengaruh waktu kapan kas diterima dan

kapan pengeluaran dilakukan. Dapat disimpulkan bahwa laba yang disusun secara

akrual dapat lebih memberikan gambaran yang tepat tentang kondisi keuangan

suatu perusahaan. Namun, dalam prosesnya dasar akrual memungkinkan adanya

perilaku manajer dalam melakukan rekayasa laba atau earnings management guna

menaikkan atau menurunkan angka akrual dalam laporan laba rugi. Standar

Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan kelonggaran (fleksibility principles)


18

dalam memilih metode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan

keuangan. Kelonggaran manajemen dalam memilih metode ini dapat

dimanfaatkan untuk memaksimalkan utilitasnya yang akan mempengaruhi nilai

suatu perusahaan.

Menurut Ardi & Murwaningsari (2018) adanya pemilihan kebijakan

akuntansi di perusahaan adalah standar yang dapat digunakan untuk membuat

manajemen memiliki fleksibilitas yang cukup untuk memanipulasi laporan

keuangan. Pilihan metode akuntansi yang sengaja dipilih oleh manajemen untuk

tujuan tertentu yang dikenal dengan manajemen laba. Pendapatan manajemen

muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya manajer untuk melakukan

informasi akuntansi manajemen, khususnya pendapatan, untuk keuntungan

pribadi atau perusahaan. Manajemen laba itu sendiri tidak dapat diartikan sebagai

upaya negatif yang merugikan karena manajemen laba tidak selalu berorientasi

pada manipulasi laba.

Menurut Rachmawati & Triatmoko (2007) laba yang diukur atas dasar

akrual dianggap sebagai ukuran yang lebih baik atas kinerja perusahaan

dibandingkan, arus kas operasi karena akrual mengurangi masalah waktu dan

mismatching yang terdapat dalam penggunaan arus kas dalam jangka pendek.

Francis et al., (2005) dan Gray et al., (2009) menyatakan bahwa investor menilai

saham perusahaan berdasarkan penilaian dan analisis mengenai future cash flow,

sehingga kedua penelitian tersebut menggunakan ukuran yang dapat mengukur

ketidakpastian informasi dalam arus kas, yaitu komponen kualitas akrual. Alasan

penggunan kualitas akrual dalam model kedua penelitian tersebut adalah adanya
19

informasi dua komponen akrual dalam laba yang dilaporkan di laporan keuangan

yaitu, komponen akrual dan komponen arus kas. Laba dari komponen akrual yaitu

laba yang dihasilkan dari kebijakan akuntansi untuk mengakui sebuah transaksi

ekonomi, baik pendapatan maupun beban, sebagai laba, tanpa adanya arus kas.

Laba dari komponen arus kas yaitu laba yang diakui secara akuntansi dan terdapat

arus kas secara fisik. Komponen akrual memiliki ketidakpastian yang lebih besar

daripada komponen arus kas karena akrual adalah hasil dari penilaian, perkiraan,

dan alokasi dari manajemen, sedangkan komponen arus kas adalah pendapatan

yang sudah terealisasi. Sehingga menurut Francis et al., (2005) dan Gray et al.,

(2009) kualitas akrual dapat dijadikan pendekatan untuk mengukur risiko

informasi yang terdapat pada perusahaan. Besarnya risiko informasi akan

berpengaruh terhadap biaya modal. Semakin tinggi risiko, maka akan semakin

tinggi pula return yang didapatkan investor.

Menurut Dechow et al., (1995) ada 4 model yang digunakan untuk

menghitung discretionary accrual, yaitu:

1. The Healy Model (1985)

Healy Model menguji manajemen laba dengan cara membandingkan rata-

rata total akrual di seluruh variabel pembagian manajemen laba. Penelitian Healy

berbeda dari penelitian lainnya. Healy memperkirakan bahwa manajemen laba

terjadi secara sistematis setiap periode. Pendekatan ini setara dengan

memperlakukan seperangkat pengamatan dimana pendapatan diperkirakan akan

dikelola ke bawah sebagai periode peristiwa. Total akrual rata-rata dari periode

estimasi kemudian mewakili ukuran akrual nondiscretionary. Total accruals


20

(ACCt) yang mencakup discretionary (DAt) dan non-discretionary (NDAt)

components, dihitung sebagai berikut:

ACCt  NAt  DAt

Selanjutnya total accrual diestimasi dengan menghitung selisih antara laba

akuntansi yang dilaporkan dikurangi dengan arus kas operasi. Arus kas

merupakan modal kerja dari aktivitas operasi dikurangi dengan perubahan-

perubahan dalam persediaan dan piutang usaha, di tambah dengan perubahan-

perubahan pada persediaan dan utang pajak penghasilan. Sehingga formula

selengkapnya menjadi sebagai berikut (Healy, 1985):

ACCt  DEPt   XIt x D1   ARt  INVt  APt   TPt  Dt  x D2 

Keterangan:

DEPt : Depresiasi di tahun t


XI t : Extraordinary Items di tahun t
ARt : Piutang usaha di tahun t dikurangi piutang usaha di tahun t  1
INVt : Persediaan di tahun t dikurangi persediaan di tahun t  1
APt : Utang usaha di tahun t dikurangi utang usaha di tahun t  1
TPt : Utang pajak penghasilan ditahun t dikurangi utang pajak penghasilan
di tahun t  1
D1 : 1 jika rencana bonus dihitung dari laba setelah extarordinary items, 0 jika
rencana bonus dihitung dari laba sebelum extarordinary items;
D2 : 1 apabila rencana bonus dihitung dari laba sesudah pajak penghasilan, 0
jika rencana bonus dihitung dari laba sebelum pajak penghasilan,

2. The De Angelo Model (1986)

Model De Angelo menguji manajemen laba dengan menghitung perbedaan

pertama dalam total akrual, dan dengan mengasumsikan bahwa perbedaan


21

pertama memiliki nilai nol yang diharapkan berdasarkan hipotesis nol yang

menyatakan tidak ada manajemen laba. Model ini menggunakan total akrual

periode lalu (diskalakan dengan total aset t-1) sebagai ukuran akrual

nondiscretioner. Dengan demikian, Model DeAngelo untuk akrual

nondiskretioner adalah:

NDAit = TAt-1

3. The Jones Model (1991)

Jones mengajukan model yang menolak asumsi bahwa non discretionary

accrual adalah konstan. Model ini mencoba mengontrol pengaruh perubahan

keadaan ekonomi perusahaan pada non discretionary accrual. Model Jones untuk

discretionary accrual adalah sebagai berikut:

 1 
NDAt  1     2  REVt    3  PPEt 
 At 1 

Keterangan:

REVt : pendapatan pada tahun t dikurangi pendapatan pada tahun t  1


dibagi dengan total aset pada t  1
PPEt : property, pabrik dan peralatan pada tahun t dibagi dengan total aset
pada t  1
At 1 : total aset pada tahun t  1
α1, α2, α3 : parameter-parameter spesifik perusahaan.

Estimasi parameter spesifik perusahaan (α1, α2, α3) dihasilkan dengan

menggunakan model berikut pada periode estimasi (Jones, 1991):

 1 
TAt  a1    a2  REVt   a3  PPEt   t
 At 1 

Dimana:
22

a1, a2, dan a3 menunjukkan estimasi koefisien regresi dari α1, α2, dan α3.

Sedangkan TA adalah total akrual dibagi dengan total aset tahun t  1.

4. The Modified Jones Model

Dalam model yang dimodifikasi, akrual nondiskretioner diperkirakan

selama periode peristiwa (yaitu, selama periode di mana manajemen laba

dihipotesakan. Penyesuaian yang dilakukan terhadap Model Jones asli adalah

bahwa perubahan pendapatan disesuaikan dengan perubahan piutang pada periode

kejadian. Model Jones asli secara implisit mengasumsikan bahwa diskresi tidak

dilakukan terhadap pendapatan baik dalam periode estimasi atau periode

peristiwa.

Modified Jones Model secara implisit mengasumsikan bahwa semua

perubahan dalam penjualan kredit pada periode kejadian berasal dari manajemen

laba, hal ini didasarkan pada penalaran bahwa lebih mudah mengelola pendapatan

dengan menerapkan diskresi atas pengakuan pendapatan atas penjualan kredit

daripada mengelola pendapatan dengan menerapkan diskresi atas pengakuan

pendapatan atas penjualan tunai (Dechow et al., 1995). Jika modifikasi ini

berhasil, maka perkiraan manajemen laba seharusnya tidak lagi bias terhadap nol

dalam sampel dimana manajemen laba telah dilakukan melalui pengelolaan

pendapatan.

Rumus dari Model Jones yang Dimodifikasi adalah sebagai berikut

(Dechow et al., 1995):

1. Menghitung total accrual (TA) yaitu laba bersih tahun t dikurangi arus kas

operasi tahun t dengan rumus sebagai berikut:


23

Selanjutnya, total accrual (TA) diestimasi dengan Ordinary Least Square

sebagai berikut:

( ) ( ) ( )

2. Dengan koefisien regresi seperti pada rumus di atas, maka nondiscretionary

accruals (NDA) ditentukan dengan formula sebagai berikut:

( ) ( ) ( )

3. Terakhir, discretionary accruals (DA) sebagai ukuran manajemen laba

ditentukan dengan formula berikut :

Keterangan:

i : Perusahaan
t : Tahun
NI i,t : Net Income
CFO i,t : Cash Flow Operation
DAi,t : Discretionary accruals perusahaan i pada tahun t
NDAi,t : Non discretionary accruals perusahaan i pada tahun t
Ai,t-1 : Total aset perusahaan I pada akhir tahun t ─1
TAit : Total accrual perusahaan i pada tahun t.
ΔREV i,t : Perubahan pendapatan antara t dengan t ─1.
ΔREC i,t : Perubahan piutang bersih antara t dengan t ─1.
PPE i,t : Gross level of property, plant and equipment.
ε : error

Model ini dianggap sebagai model yang paling baik dalam mendeteksi

manajemen laba dibandingkan dengan model lain dan memberikan hasil yang

paling kuat (Dechow et al., 1995).


24

2.6 Penelitian Terdahulu

Untuk melakukan penelitian, penulis membutuhkan referensi sebagai

pedoman dan acuan dalam penelitian. Penelitian-penelitian terdahulu akan

membantu penulis untuk menyusun karya tulis yang baik dan benar. Berikut

beberapa penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Terkait Variabel Penelitian

Nama Peneliti dan


No Judul Penelitian Variabel Hasil
Tahun Penelitian
1 Hamonangan Mekanisme Variabel Hasil penelitian ini
Siallagan & Corporate Independen menyatakan bahwa
Mas’ud Governance, mekanisme corporate
Machfoedz (2006) Kualitas Laba dan - Corporate governance
Nilai Perusahaan Governance mempengaruhi
Pada Perusahaan - Kualitas Laba kualitas laba, kualitas
Manufaktur yang laba secara positif
Terdaftar di Bursa Variabel Dependen berpengaruh terhadap
Efek Jakarta pada - Nilai nilai perusahaan,
tahun 2001-2004 Perusahaan kualitas laba secara
statistik berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan, kualitas
laba bukan
merupakan variabel
mediasi (intervening
variable) pada
hubungan mekanisme
corporate governance
dan nilai perusahaan.
2 Andri Analisis Faktor- Variabel Hasil penelitian ini
Rachmawati & Faktor Yang Independen menunjukkan bahwa
Hanung Mempengaruhi IOS memiliki
Triatmoko (2007) Kualitas Laba - Investment pengaruh signifikan
Opportunity terhadap kualitas laba
Set (IOS) dan nilai perusahaan;
- Mekanisme kepemilikan
Corporate manajerial dan
Governance kepemilikan
institusional miliki
Variabel Kontrol pengaruh signifikan
- Ukuran KAP terhadap nilai
- Ukuran perusahaan tetapi
Perusahaan tidak memiliki
- Leverage pengaruh signifikan
terhadap
kualitas laba komite
audit dan dewan
25

Variabel Dependen komisaris tidak


memiliki pengaruh
- Kualitas Laba signifikan
- Nilai untuk kualitas
Perusahaan pendapatan dan nilai
perusahaan.
3 Hamonangan Pengaruh Kualitas Variabel Hasil penelitian ini
Siallagan (2009) Laba Terhadap Independen menyatakan bahwa
Nilai Perusahaan kualitas laba secara
Pada Perusahaan - Kualitas Laba positif berpengaruh
Manufaktur yang terhadap nilai
Terdaftar di Bursa Variabel Kontrol perusahaan,
Efek Jakarta pada - Leverage discretionary accrual
tahun 2002-2006. - Ukuran sebagai proksi
Perusahaan kualitas laba
berpengaruh secara
Variabel Dependen negatif terhadap nilai
perusahaan. Variabel
- Nilai kontrol leverage
Perusahaan secara positif dan
signifikan
mempengaruhi nilai
perusahaan, dan
ukuran perusahaan
secara variabel dan
signifikan
mempengaruhi nilai
perusahaan.
4 Poppy Indriani, Analisis Variabel Hasil penelitian ini
Jaka Darmawan Manajemen Laba Independen menyatakan bahwa
& Siti Nurhawa terhadap Nilai manajemen laba
(2014) Perusahaan Yang - Manajemen berpengaruh secara
Terdaftar di Bursa Laba signifikan terhadap
Efek Indonesia nilai perusahaan.
(Studi Kasus Pada Variabel Dependen
Perusahaan Dagang - Nilai
Otomotif) Periode Perusahaan
penelitian dilakukan
dari tahun 2008 –
2012.
5 Windarti Laily The effect of Variabel Hasil penelitian ini
A.H. & Numala earnings Independen menyatakan bahwa
Ahmar (2014) persistence on terdapat pengaruh
company - Kualitas Laba persistensi laba
performance in terhadap kinerja
manufacturing Variabel Kontrol perusahaan,variabel
companies listed on - Pertumbuhan kontrol secara
the Indonesia Stock - Ukuran signifikan tidak
Exchange berpengaruh terhadap
2004-2010 Variabel Dependen kinerja perusahaan.

- Tobin’s Q
- ROA
26

Tabel 2.1 Sambungan

Nama Peneliti dan


No Judul Penelitian Variabel Hasil
Tahun Penelitian
6 Susanto Sherly & Pengaruh Earning Variabel Hasil penelitian ini
Yulius Jogi Management Independen membuktikan bahwa
Christiawan terhadap Firm manajamen laba,
(2016) Value - Earning ukuran perusahaan
Management berpengaruh positif
signifikan terhadap
Variabel Kontrol nilai perusahaan
- Leverage serta leverage sebagai
variabel kontrol
Variabel Dependen berpengaruh negatif
signifikan terhadap
- Firm Value nilai perusahaan.
7 Anneke Kusuma Pengaruh Earnings Variabel Hasil penelitian ini
Dewi & Devie Quality terhadap Independen menyatakan bahwa
(2017) Firm Value dengan earnings quality
Financial - Earning memiliki pengaruh
Performance Quality positif signifikan
sebagai variabel terhadap financial
intervening pada Variabel Dependen performance dan firm
perusahaan yang - Financial value.
terdaftar pada Performance
perusahaan LQ 45
Tahun 2013-2015
8 Ardi S & Etty Financial Variabel Hasil penelitian
Murwaningsari Performance Independen menunjukkan bahwa
(2018) Determination, kinerja keuangan dan
Earnings Quality, - Kinerja modal intelektual
Intellectual Capital Keuangan memiliki
and Company - Kualitas Laba pengaruh positif
Value - Modal signifikan dan
Intelektual kualitas laba tidak
berpengaruh
Variabel kontrol signifikan terhadap
- Proporsi nilai perusahaan, dan
komisaris modal intelektual
independen juga
- Kepemilikan memiliki pengaruh
manajerial positif yang
- Kepemilikan signifikan terhadap
institusional kinerja keuangan
- Struktur modal perusahaan. Variabel
- Usia kontrol seperti
Perusahaan proporsi
komisaris
Variabel Dependen independen,
kepemilikan
- Nilai manajerial,
Perusahaan kepemilikan
institusional, struktur
modal, dan usia
27

perusahaan tidak
signifikan positif
terhadap nilai
perusahaan. Variabel
kontrol ini
melemahkan
hubungan antara
variabel independen
dengan dependen
variabel.

9 Esty Apridasari, Analisis Pengaruh Variabel Hasil penelitian ini


Liana Dewi Kualitas Laba Independen menyatakan kualitas
Susanti & Suraya Terhadap Nilai laba berpengaruh
Murcitaningrum Perusahaan Pada - Kualitas laba positif signifikan
(2018) Perusahaan terhadap nilai
Manufaktur yang Variabel Dependen perusahaan.
Terdaftar di Bursa - Nilai
Efek Indonesia Perusahaan
pada tahun 2014-
2016
10 Jonathan & Nera Pengaruh Kualitas Variabel Hasil penelitian ini
Marinda Machdar Laba Terhadap Independen menunjukkan bahwa
(2018) Nilai Perusahaan kualitas laba
Dengan Reaksi - Kualitas Laba berpengaruh negatif
Pasar Sebagai terhadap nilai
Variabel Variabel Kontrol perusahaan, kualitas
Intervening - Debt Equity laba tidak
Ratio berpengaruh
- Leverage signifikan terhadap
- nilai perusahaan
Variabel melalui reaksi pasar,
Intervening kualitas laba tidak
berpengaruh
- Reaksi Pasar signifikan terhadap
reaksi pasar,dan debt
equity ratio dan
leverage sebagai
variabel kontrol,
hanya debt equity
ratio
berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan.
28

Tabel 2.1 Sambungan


Nama Peneliti dan
No Judul Penelitian Variabel Hasil
Tahun Penelitian
11 Maryati Rahayu Faktor-Faktor Yang Variabel Hasil penelitian
& Bida Sari Mempengaruhi Independen menyatakan bahwa
(2018) Nilai Perusahaan terdapat pengaruh
- DER antara DER, Size, dan
- Size Kualitas laba
- ROE terhadap nilai
- Kualitas Laba perusahaan, ROE
tidak berpengaruh
Variabel Dependen terhadap nilai
- Nilai perusahaan
Perusahaan
Sumber: data diolah penulis

2.7 Model Penelitian

Nilai perusahaan menjadi fokus bagi para investor untuk pengambilan

keputusan investasi. Ardi & Murwaningsari (2018) menyatakan bahwa salah satu

indikator meningkatnya nilai perusahaan adalah peningkatan laba. Laba dijadikan

sebagai tolok ukur dalam penilaian kinerja perusahaan, informasi tersebut

menjadikan laba sebagai objek yang paling rentan terhadap praktik manajemen

laba, yang berdampak terhadap penurunan kualitas laba. Hal tersebut

menyebabkan pergerakan terhadap fluktuasi harga saham. Laba yang kurang

berkualitas biasanya akibat perusahaan dikelola oleh manajemen yang bukan

pemilik perusahaan. Pemisahan kepemilikan ini dapat menimbulkan konflik

dalam pengendalian dan pelaksanaan pengelolaan perusahaan, sehingga

mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan, dan berdampak terhadap pergerakan

harga saham. Perlu adanya kekuatan konsep relenvansi nilai untuk

menginvestigasi hubungan empiris antara nilai-nilai pasar saham dengan berbagai

angka akuntansi. Oleh karena itu, penulis akan menggambarkan bagan pemikiran
29

dari penelitian yang akan diuji dalam penelitian ini untuk memudahkan

pembacanya dengan uraian sebagai berikut:

Variabel Independen (X)

Kualitas Laba H1 (+)


Variabel Dependen (Y)

Variabel Kontrol (Z) Nilai Perusahaan

Leverage

Firm Size
Gambar 2.1 Model Penelitian

2.8 Pengembangan Hipotesis

2.8.1 Pengaruh Kualitas Laba Terhadap Nilai Perusahaan

Akuntansi berbasis akrual adalah suatu metode akuntansi dimana

penerimaan dan pengeluaran diakui atau dicatat ketika transaksi terjadi, bukan

ketika uang kas untuk transaksi–transaksi tersebut diterima atau dibayarkan. Teori

agensi (agency theory) yang dikemukakan oleh Jensen & Meckling (1976)

menjelaskan bahwa adanya pemisahan kepemilikan menyebabkan konflik dalam

pengendalian dan pelaksanaan pengelolaan perusahaan yang menyebabkan

manajer bertindak tidak sesuai dengan keinginan pemilik. Konflik tersebut terjadi

karena kecendurungan manajer untuk mendapatkan insentif atau bonus. Sifat

oportunistik yang dilakukan manajer mengakibatkan adanya penyimpangan yang

berpengaruh terhadap kualitas laba yang dilaporkan. Kenaikan atau penurunan

kualitas laba akan berpengaruh terhadap harga saham, sehingga dengan adanya

penyimpangan yang dilakukan manajer, akan mempengaruhi nilai suatu


30

perusahaan. Penurunan dan peningkatan laba akan berpengaruh terhadap kenaikan

dan penurunan harga saham. Oleh karena itu, perlu adanya kekuatan konsep

relevansi nilai agar informasi akuntansi yang disajikan menjadi lengkap, akurat

dan tepat waktu sehingga memberikan peluang bagi investor untuk mengambil

keputusan secara rasional dan mencapai sesuai hasil yang diharapkan.

Penelitian yang dilakukan Siallagan & Machfoedz (2006) menyatakan

bahwa mekanisme corporate governance memengaruhi kualitas laba, kualitas laba

secara positif berpengaruh terhadap nilai perusahaan, kualitas laba secara statistik

berpengaruh terhadap nilai perusahaan, kualitas laba bukan merupakan variabel

pemediasi (interverning variable) pada hubungan mekanisme corporate

governance dan nilai perusahaan. Siallagan (2009) menemukan adanya hubungan

positif antara kualitas laba dan nilai perusahaan. Discretionary accrual sebagai

proksi kualitas laba berpengaruh secara negatif terhadap nilai perusahaan.

Semakin kecil discretionary accrual (discretionary accrual yang rendah

mengindikasikan kualitas laba yang tinggi) maka nilai perusahaan semakin tinggi.

Discretionary accrual yang rendah mengindikasikan praktik oportunistik

manajemen juga semakin rendah. Pelaporan keuangan (laba) perusahaan sudah

merefleksikan perusahaan yang sebenarnya. Sehingga dengan kualitas laba yang

semakin tinggi (discretionary accruals yang rendah) akan direspon positif oleh

pihak ketiga, sehingga nilai perusahaan akan menjadi semakin tinggi. Apridasari,

et al., (2018) dalam penelitiannya menyatakan bahwa nilai perusahaan dapat

meningkat apabila perusahaan meningkatkan informasi laba yang akan

mendorong reaksi pasar terhadap laba tersebut sehingga akan meningkatkan


31

kualitas laba dari perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang

memiliki kualitas laba yang baik akan berpengaruh terhadap kenaikan nilai

perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibuat sebuah hipotesis yaitu:

H1: Kualitas laba berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional

Penelitian ini menguji pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan.

Variabel dependen dari penelitian ini adalah nilai perusahaan, variabel independen

dari penelitian ini adalah kualitas laba yang diproksikan dengan discretionary

accrual, dan variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini yaitu leverage

dan firm size. Berikut uraian dari variabel masing-masing yaitu :

3.1.1 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Nilai

perusahaan merupakan nilai yang tercermin dalam harga pasar saham. Dalam

penelitian ini, nilai perusahaan diproksikan dengan proksi Tobin’s Q, yang

dikembangkan oleh James Tobin. Adapun perhitungan yang digunakan untuk

mengukur Tobin’s Q, yaitu:

Dimana:

Total Market Value : Total Outstanding Shares x Current Share’s Price

3.1.2 Variabel Independen (X)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah kualitas laba yang diukur

dengan proksi discretionary accruals. Penelitian ini menggunakan model Jones

yang dimodifikasi (modified Jones’s model). Apabila discretionary accruals yang

32
33

dimiliki rendah mengindikasikan bahwa semakin tinggi kualitas laba yang

dimiliki sebaliknya apabila, discretionary accruals yang tinggi mengindikasikan

rendahnya kualitas laba yang dimiliki. Untuk mengukur discretionary accruals,

terlebih dahulu di ukur total akrual dengan rumus sebagai berikut;

Kemudian, nilai total accruals yang diestimasi dengan persamaan regresi

Ordinary Least Square (OLS) adalah sebagai berikut:

( ) ( ) ( )

Dari persamaan regresi di atas, untuk menghitung regresi berganda non

discretionary accruals, adalah sebagai berikut:

( ) ( ) ( )

Perhitungan yang digunakan untuk menghitung discretionary accruals adalah

sebagai berikut:

Untuk menghitung regresi berganda discretionary accruals, adalah sebagai

berikut:

* ( ) ( ) ( )+

Keterangan:

i : Perusahaan
t : Tahun
34

NI i,t : Net Income


CFO i,t : Cash Flow Operation
DAi,t : Discretionary accruals perusahaan i pada tahun t
NDAi,t : Non discretionary accruals perusahaan i pada tahun t
Ai,t-1 : Total aset perusahaan I pada akhir tahun t ─1
TAit : Total accrual perusahaan i pada tahun t.
ΔREV i,t : Perubahan pendapatan antara t dengan t ─1.
ΔREC i,t : Perubahan piutang bersih antara t dengan t ─1.
PPE i,t : Gross level of property, plant and equipment.
ε : error

3.1.3 Variabel Kontrol (Z)

Dalam penelitian ini digunakan variabel kontrol, variabel ini digunakan

untuk meyakinkan bahwa variabel independen apabila ditambah variabel kontrol

akan lebih menejelaskan fenomena dengan optimal serta memiliki kekuatan

statistik yang lebih tinggi sehingga penelitian akan semakin berkualitas. Ada dua

variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Leverage

Leverage merupakan digunakan sebagai variabel kontrol dengan tujuan

sebagai salah satu mekanisme untuk mengurangi oportunistik manajemen. Rasio

yang digunakan adalah sebagai berikut:

2. Firm Size

Firm Size digunakan sebagai variabel kontrol karena besarnya ukuran

perusahaan akan mempengaruhi discretionary accruals. Proksi yang digunakan

untuk perhitungan firm size yaitu:


35

Pengukuran variabel independen terhadap variabel dependen akan disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1 Pengukuran Variabel

No Nama Pengukuran Sumber


Variabel
1 Nilai Abdullah
Perusahaan et al.,
(2017)

Total Market Value : Total Outstanding Shares x Current Share’s


Price

2 Kualitas 1) Rumus untuk menghitung Total Accruals adalah sebagai berikut Dechow
Laba : (1995)

2) Rumus untuk menghitung Discretionary Accruals adalah sebagai


berikut:

Keterangan :

i : Perusahaan
t : Tahun
NI i,t : Net Income
CFO i,t : Cash Flow Operation
DAi,t : Discretionary accruals perusahaan i pada tahun t
NDAi,t : Non discretionary accruals perusahaan i pada tahun t
Ai,t-1 : Total aset perusahaan I pada akhir tahun t ─1
TAit : Total accrual perusahaan i pada tahun t.
ΔREV i,t : Perubahan pendapatan antara t dengan t ─1.
ΔREC i,t : Perubahan piutang bersih antara t dengan t ─1.
PPE i,t : Gross level of property, plant and equipment.
ε : error

3 Leverage Kasmir
(2010)

4 Firm Size Abdullah


et al.,
(2017)
36

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2019 yang diperoleh dari

www.idx.co.id. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

teknik berdasarkan kriteria tertentu (purposive sampling). Kriteria tertentu yang

harus dipenuhi untuk pemilihan sampel yaitu:

Tabel 3.2 Penyaringan Sampel Penelitian Berdasarkan Teknik Purposive Sampling

No. Keterangan Jumlah

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 154


2016-2019
2. Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan dalam mata uang (28)
rupiah

3. Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap terkait dengan variabel- (13)
variabel yang digunakan dalam penelitian.

4. Perusahaan yang belum menerbitkan laporan keuangan tahun 2016-2019 (29)

5. Perusahaan yang mengalami delisting selama tahun 2016-2019 (5)

Jumlah pengamatan 79

Jumlah pengamatan selama 4 tahun 316

Sumber : data diolah penulis


37

Dari populasi yang telah dilakukan penyaringan sampel purposive sampling,

terdapat 79 perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel

penelitian.

3.3 Jenis Data dan Sumber Data

Data adalah sekumpulan fenomena baik kualitatif maupun kuantitatif

sebagai hasil dari pengamatan dan pengukuran dari berbagai objek kajian

(Yudaruddin, 2014). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif. Data kuantitatif adalah data dalam bentuk angka-angka yang telah

dikumpulkan sesuai dengan prosedur statistik yang ditentukan. Sumber data yang

digunakan berupa data sekunder laporan keuangan perusahaan manufaktur pada

tahun 2016-2019 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui situs

web www.idx.co.id.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode studi

dokumentasi dan studi kepustakaan.

1. Studi Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan sumber-sumber data

dokumenter seperti histori perusahaan, profil perusahaan, laporan keuangan dan

laporan tahunan perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini yaitu seluruh

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019

dan pengumpulan data yang diperoleh melalui situs web www.idx.co.id untuk
38

memperoleh data mengenai laporan keuangan dan laporan tahunan yang

dibutuhkan dalam penelitian ini.

2. Studi Kepustakaan

Metode studi kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan data yang

bersifat teoritis mengenai permasalahan yang berkaitan dengan penelitian ini.

Metode ini dilakukan untuk menunjang kelengkapan data dengan literatur, skripsi

dan jurnal.

3.5 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, alat analisis yang digunakan ada dua, yakni statistik

deskriptif dan regresi berganda. Metode statistik deskriptif merupakan penelitian

yang menganalisis suatu gejala atau peristiwa yang terjadi sekarang pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun

2016-2019. Selanjutnya analisis regresi berganda digunakan untuk menjelaskan

hubungan fungsional antara beberapa variabel, yang terdiri dari satu variabel

dependen dan lebih dari satu variabel independen. Data diolah dengan

menggunakan program Eviews 10.

3.5.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang

dilihat dari nilai mean, median, standar deviasi, maksimum dan minimum.

Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan atau

mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk

dipahami.
39

3.5.2 Uji Normalitas Data

Gani & Amalia (2018) mengatakan bahwa data berdistribusi normal jika

selisih antara setiap titik observer yang berada diatas rata-rata observer dengan

yang berada dibawah rata-rata observer relatif sama. Data harus berdistribusi

normal karena populasi diyakini memiliki distribusi normal. Jika data tidak

berdistribusi normal, maka data tersebut tidak dapat dikatakan mencerminkan

populasi. Artinya data tersebut tidak dapat digeneralisasi untuk populasi.

Data berdistribusi normal apabila tingkat uji signifikansi uji kenormalan

distribusi data lebih besar dari tingkat alpha (0,05). Sebaliknya, data tidak

berdistribusi normal apabila tingkat uji signifikansi uji kenormalan data lebih

kecil dari tingkat alpha (0,05). Jika data tidak terdistribusi normal, gunakan opsi

kedua, yaitu menggunakan dalil limit pusat (central limit theorem). Dalil pusat

menyebutkan jika data berjumlah besar (n ≥ 30), maka data telah dianggap

terdistribusi dengan normal.

3.5.3 Uji Asumsi Klasik

Pengujian ini berfungsi untuk menguji kualitas data sehingga data diketahui

keotentikannya agar menghindari terjadinya estimasi yang bias. Terdapat tiga

pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

3.5.3.1 Uji Multikolinearitas

Menurut Gani & Amalia (2018) uji multikolinieritas digunakan untuk

mengetahui apakah model regresi ditemukan hubungan yang kuat antar variabel

independen (bebas). Model regresi yang baik harus bebas dari gejala

multikolinieritas. Jika terjadi gelaja multikolinearitas maka model regresi buruk


40

karena beberapa variabel akan menghasilkan parameter yang mirip sehingga dapat

saling mengganggu. Pendeteksian masalah multikolinearitas dapat dilihat dari

nilai Variance Inflation Factors (VIF), jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi

multikolineritas sedangkan jika nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas.

3.5.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah ada ketidaksamaan

varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear. Jika

tingkat signifikansi > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas sedangkan jika

tingkat signifikansi < 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas (Gani & Amalia, 2018)

3.5.3.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model

regresi linear ada korelasi antarkesalahan pengganggu (residual) pada periode t

dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada masalah autokorelasi. Dalam penelitian ini uji autokorelasi dengan

menggunakan uji Lagrange Multiplier (LM Test). Uji ini gunakan untuk amatan di

atas 100 observasi. Uji ini lebih tepat digunakan dibanding uji DW terutama bila

sampel yang digunakan relatif besar dan derajat autokorelasi lebih dari satu. Uji

LM akan menghasilkan statistik Breusch-Godfrey. Jika nilai p dari nilai Obs*R-

squared < 0,05 mengindikasikan adanya autokorelasi sedangkan jika nilai p dari

nilai Obs*R-squared > 0,05 mengindikasikan tidak terjadi autokorelasi (Ghozali

& Ratmono, 2017).


41

3.5.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda merupakan model yang dapat menjelaskan

hubungan fungsional antara beberapa variabel, yang terdiri dari satu variabel

dependen dan lebih dari satu variabel independen. Pada alat analisis statistik

deskriptif tidak bisa digunakan secara langsung untuk membuat kesimpulan yang

lebih luas atas sebuah penelitian, maka dari itu setelah mendeskripsikan objek

maka pada penelitian ini diperlukan model berdasarkan alat analisis regresi linear

berganda. Penyelesaian model regresi linear berganda dilakukan dengan metode

Ordinary Least Square (OLS). Pada saat menggunakan metode Ordinary Least

Square terdapat gejala heteroskedastisitas dalam penelitian. Dampak terjadinya

heteroskedastisitas menjadikan varians hasil estimasi menjadi besar, selang

penduga menjadi lebar dan statistik uji menjadi tidak akurat. Sehingga untuk

mengatasi heteroskedastisitas tersebut peneliti menggunakan metode Generalized

Least Square dalam penyelesaian model regresi linear berganda.

Maka model yang menggambarkan penelitian ini ialah:

Dimana:

Q : Nilai Perusahaan
DAi,t : Discretionary Accruals perusahaan i pada tahun t
α1 : Konstanta
β1 …. β3 : Koefisien
LEVi,t : Leverage
FSIZEi,t : Firm Size

3.5.5 Uji Kelayakan Model

Pengujian kelayakan model dilakukan dengan beberapa alat uji, yaitu:


42

3.5.5.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang terbaik

dalam analisis regresi dalam hal ini ditunjukkan oleh besarnya koefisien

determinasi. Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui persentase

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi (R2) mempunyai interval nol sampai satu semakin besar (R2)

(mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin

mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat

menjelaskan variabel dependen (Gani & Amalia, 2018)

3.5.5.2 Uji Statistik F (Uji F)

Menurut Gani & Amalia (2018) uji F atau goodness of Fit Test adalah

pengujian kelayakan model. Model yang layak adalah model yang dapat

digunakan untuk mengestimasi populasi. Model regresi dikatakan layak jika nilai

F sebuah model memenuhi kriteria yang ditetapkan. Model regresi dipandang

layak jika hasil nilai F memiliki signifikansi dibawah tingkat alpha 0,05.

3.5.6 Uji Hipotesis

3.5.6.1 Uji Statistik t (Uji t)

Menurut Gani & Amalia (2018) pengujian hipotesis pada model regresi

digunakan untuk mengetahui pengaruh nyata (signifikansi) variabel independen

(X) terhadap variabl dependen (Y). Metode yang digunakan untuk menguji tingkat

kenyataan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah

dengan menggunakan alat uji t (t test). Uji t mempunyai nilai signifikansi 0,05.

Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis dilakukan sebagai berikut:


43

a. Jika signifikansi α < 0,05, maka terdapat pengaruh signifikan antara

variabel independen terhadap variabel dependen.

b. Jika signifikansi α > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh signifikan antara

variabel independen terhadap variabel dependen.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Penelitian

Industri manufaktur di Indonesia memiliki peranan penting dalam

membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara. Industri

manufaktur dalam skala nasional memberikan sumbangsih berupa peningkatan

perekonomian sebesar 20,27% dengan menggeser peran Commodity Based

menjadi Manufactured Based. Di Asia Tenggara, Indonesia menjadi basis

manufaktur terbesar. Angka Manufacturing Value Added (MVA) untuk industri

manufaktur menduduki posisi paling atas di antara negara-negara ASEAN dengan

mencapai nilai sebesar 4,5%.

Dalam lingkup global, manufaktur Indonesia berada di peringkat 9 dari

seluruh negara yang ada di dunia. Kementerian Perindustrian mencatat beberapa

sektor yang memiliki persentase kinerja di atas PDB secara nasional, diantaranya

industri logam dasar sebesar 9,94%, industri tekstil dan pakaian jadi sebesar

7,53%, serta industri alat angkutan sebesar 6,33%. Hal ini tentunya akan

mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional dan meningkatkan daya saing

secara domestik, regional, dan global. Perbedaan lainnya yang dimiliki oleh

perekonomian Indonesia adalah kekuatannya pada pasar dalam negeri dengan

persentase sebesar 80% dan sisanya merupakan pasar ekspor, lain halnya dengan

Singapura dan Vietnam yang sistem perekonomiannya sebagian besar berorientasi

pada kegiatan ekspor.

44
45

Berdasarkan data yang diperoleh di BEI tercatat bahwa terdapat 154

perusahaan manufaktur yang listing. Pada penelitian ini terdapat 79 perusahaan

yang memenuhi kriteria sebagai sampel dalam penelitian ini. Sampel yang

diperoleh telah memenuhi kriteria yang telah disebutkan pada tabel 3.2, periode

pengamatan dalam penelitian ini adalah tahun 2016-2019 sehingga diperoleh 316

data penelitian. Perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini

dapat dilihat pada (Lampiran 1).

4.2 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran umum dari data

penelitian yakni nilai mean, median, maximum, minimum, standar deviasi, serta

jumlah data dari masing-masing variabel. Hasil dari statistik deskriptif

menunjukkan bahwa variabel nilai perusahaan (Q) dan kualitas laba yang

diproksikan dengan discretionary accrual (DA) memiliki nilai mean dan median

diatas nilai standar deviasi. Sedangkan leverage (LEV) dan firm size (FSIZE)

memiliki nilai mean dan median diatas nilai standar deviasi.

Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

Nama Mean Median Max Min Std. Dev. Observations


Variabel
Q 2,0236 1,1864 23,2858 0,3041 2.6582 316

DA 0,0038 0,0001 0,0604 -0,0112 0,0037 316

LEV 0,4921 0,4352 3,7448 0,00036 0,4020 316

FSIZE 28,4363 28,3370 32,2009 25,2156 1,5483 316

Sumber : data diolah penulis


46

4.3 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau

tidak (Gani & Amalia, 2018). Data berdistribusi normal apabila tingkat uji

signifikansi uji kenormalan distribusi data lebih besar dari tingkat alpha (0,05).

Sebaliknya, data tidak berdistribusi normal apabila tingkat uji signifikansi uji

kenormalan data lebih kecil dari tingkat alpha (0,05). Jika data tidak terdistribusi

normal, gunakan opsi kedua, yaitu menggunakan dalil limit pusat (central limit

theorem). Dalil pusat menyebutkan jika data berjumlah besar (n ≥ 30), maka data

telah dianggap terdistribusi dengan normal. Uji normalitas dalam penelitian ini

menggunakan metode jarque bera. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar 4.1 Uji Normalitas Data


140
Series: Residuals
120 Sample 1 316
Observations 316
100
Mean 2.28e-16
80 Median -0.412808
Maximum 19.90882
60 Minimum -2.904863
Std. Dev. 2.521731
40 Skewness 4.349975
Kurtosis 26.80244
20
Jarque-Bera 8456.229
0 Probability 0.000000
-2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
47

Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa hasil uji normalitas residual nilai

jarque bera sebesar 8456,229 dengan p value sebesar 0,0000 dimana < 0,05

sehingga data tidak berdistribusi normal. Dalil pusat menyebutkan jika data

berjumlah besar (n ≥ 30), maka data telah dianggap terdistribusi dengan normal.

Data dalam penelitian ini berjumlah 316, dapat disimpulkan bahwa residual

terdistribusi normal.

4.4 Uji Asumsi Klasik

Terdapat tiga pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini,

yaitu:

4.4.1 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi

ditemukan hubungan yang kuat antar variabel independen (bebas), dengan melihat

nilai VIF dan Tolerance. Jika nilai VIF < 10,00 atau nilai Tolerance > 0,10 maka

tidak terjadi multikolineritas sedangkan jika nilai VIF > 10,00 atau nilai Tolerance

< 0,10 maka terjadi multikolineritas. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.2 Uji Multikolinearitas

Coefficient Uncentered Centered


Variable Variance VIF VIF

C 7.468879 367.6116 NA
DA 1450.400 1.013563 1.003482
LEV 0.132224 2.624724 1.048560
FSIZE 0.008915 355.8538 1.048586

Sumber: data diolah penulis (Output Eviews 10)


48

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Centered VIF dari semua

variabel independen dan kontrol memiliki nilai kurang dari 10, maka dapat

dinyatakan bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas.

4.4.2 Uji Heteroskedastisitas

Pada penelitian ini terjadi heterokedastisitas karena nilai Chi-Square sebesar

0.0000 dimana < 0.05 (Lampiran 3). Untuk mengobati masalah heterokedastisitas

peneliti mencoba mentransformasikan data tetapi saat diolah terjadi near singular

matrix. Sehingga untuk mengatasi masalah tersebut peneliti menggunakan metode

generalized least squares (GLS) dengan menggunakan cross section weight.

Generalized least squares (GLS) memberikan timbangan terhadap covariance

yang bias dalam persamaan metode ordinary least squares. GLS memiliki nilai

lebih dibandingkan dengan OLS dalam mengestimasi parameter regresi

(Setyawan et al., 2019).

4.4.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi

linear ada korelasi antarkesalahan pengganggu (residual) pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan

ada masalah autokorelasi. Jika nilai p dari nilai Obs*R-squared < 0,05

mengindikasikan adanya autokorelasi sedangkan jika nilai p dari nilai Obs*R-

squared > 0,05 mengindikasikan tidak terjadi autokorelasi. Hasil pengujian dapat

dilihat pada tabel berikut:


49

Tabel 4.3 Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 204.4327 Prob. F(2,310) 0.0000


Obs*R-squared 179.7297 Prob. Chi-Square(2) 0.0000
Sumber: data diolah penulis (Output Eviews 10)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai p dari nilai Obs*R-

squared < 0,05 hal tersebut mengindikasikan adanya autokorelasi dalam penelitian

ini. Tetapi karena sifat data yang diuji dalam bentuk data panel terhadap 79

sampel, dan jumlah sampel sebesar 79 sampel lebih besar dibandingkan dengan

jumlah periode pengamatan 4 tahun sehingga masalah autokorelasi tidak

menyebabkan bias dalam estimasi (Gujarati, 2003). Selain itu pengujian nya juga

dilakukan dengan menggunakan metode generalized least square (GLS), apabila

suatu model regresi menggunakan metode generalized least square (GLS) bukan

hanya heteroskedastisitas saja yang teratasi namun autokorelasi dan

multikolineritas juga telah teratasi.

4.5 Analisis Regresi Linear Berganda

Berdasarkan hasil analisis regresi data panel yang menggunakan alat bantu

Eviews versi 10 diperoleh hasil sebagai berikut :


50

Tabel 4.4 Hasil Analisis Regresi Pada Variabel Nilai Perusahaan (Q), Discretionary

Accruals (DA), Leverage (LEV) dan Firm Size (FSIZE)

Variabel Variabel Koefisien


t-hitung Prob. Arah Ket.
Terikat Bebas Regresi
Konstanta -11.42961 -19.37793 0.0000
DA -20.07758 -2.083559 0.0380 (-) S
Q
LEV 0.867864 20.58091 0.0000 (+) S
FSIZE 0.452700 21.32979 0.0000 (+) S
R–Square 0.699783
Adjust RSquare 0.696896
S: Signifikan
F-Statistik 242.4156
F Signifikan 0.000000
Sumber: data diolah penulis

Berdasarkan hasil pengujian regresi pada tabel diatas, maka model dari

penelitian ini sebagai berikut:

Q = -11,42961 -20,07758DA + 0,867864LEV+ 0,452700FSIZE

Dari persamaan regresi diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a. Nilai konstanta (a) sebesar -11,42961, menunjukkan bahwa apabila variabel

independen konstan, maka nilai perusahaan (Y) adalah sebesar -11,42961.

b. Koefisien discretionary accrual sebesar -20,07758, menunjukkan jika

discretionary accruals meningkat 1 persen maka nilai perusahaan (Y) akan

mengalami penurunan sebesar -20,07758.

c. Koefisien leverage sebesar 0,867864, menunjukkan jika setiap peningkatan

leverage sebesar 1 persen maka akan diikuti oleh peningkatan nilai perusahaan

(Y) sebesar 0,867864.

d. Koefisien firm size sebesar 0,452700, menunjukkan bahwa setiap peningkatan

discretionary accruals sebesar 1 persen maka akan diikuti oleh peningkatan

nilai perusahaan (Y) sebesar 0,452700.


51

4.6 Uji Kelayakan Model

4.6.1 Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol sampai satu dan yang dilihat dari nilai R square.

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.4 dapat diketahui koefisien determinasi

(R2) sebesar 0.699783. Artinya variabel dependen (Q) dapat dipengaruhi sebesar

69,97% oleh variabel independen (DA) dan variabel kontrol (LEV dan FSIZE),

sedangkan sisanya 30,03% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam

model penelitian ini.

4.6.2 Pengujian Signifikansi Simultan F (Uji F)

Uji F ini dilakukan untuk menguji semua hipotesis variabel independen

terhadap variabel dependen yang dimasukkan dalam model untuk kelayakan

model regresi. Derajat yang digunakan adalah 0,05, maka dengan nilai F untuk

melihat tingkat signifikan yang menyatakan bahwa semua variabel independen

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil pengujian regresi data

panel pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai F statistik sebesar 242.4156

dengan nilai signifikansi (F signifikan) sebesar 0.000000 < 0.05. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa model layak digunakan.

4.7 Pengujian Hipotesis

4.7.1 Uji Signifikansi (Uji t)

Uji t pada dasarnya digunakan untuk mengetahui variabel-variabel

independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel


52

dependen. Derajat signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai

signifikan lebih kecil dari derajat signifikansi maka hipotesis diterima, yang

menyatakan bahwa suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi

variabel dependen. Berdasarkan tabel 4.3 hasil pengujian uji t dianalisis sebagai

berikut:

1) Pengaruh Kualitas Laba Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian menunjukkan nilai DA sebesar -2.083559 terhadap Q

dengan signifikansi sebesar 0.0380 < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

rendah DA, maka semakin tinggi nilai perusahaan. Dalam konteks variabel

kualitas laba yang menjadi fokus dalam penelitian ini, menggunakan DA sebagai

proksi kualitas laba apabila memiliki nilai yang rendah menunjukkan bahwa

kualitas laba yang dimiliki tinggi, karena DA berbanding terbalik dengan kualitas

laba. Maka hipotesis hubungan positif dan signifikan antara kualitas laba dengan

nilai perusahaan terdukung.

2) Pengaruh Variabel Kontrol Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian menunjukkan nilai LEV sebesar 20.58091 terhadap Q

dengan signifikansi sebesar 0.0000 < 0.05. Artinya model regresi dalam penelitian

ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap Q.

Hasil pengujian menunjukkan nilai FSIZE sebesar 21.32979 terhadap Q

dengan signifikansi sebesar 0.0000 < 0.05. Artinya model regresi dalam penelitian

ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap Q.


53

4.8 Pembahasan

4.8.1 Pengaruh Kualitas Laba terhadap Nilai Perusahaan.

Penelitian ini menghipotesiskan bahwa terdapat hubungan positif antara

kualitas laba dengan nilai perusahaan. Namun, penelitian ini menggunakan

discretionary accruals sebagai proksi kualitas laba. Hubungan antara

discretionary accruals dengan kualitas laba yaitu apabila discretionary accruals

yang dimiliki rendah, artinya kualitas laba yang dimiliki perusahaan tinggi karena

discretionary accruals berbanding terbalik dengan kualitas laba. Dapat

disimpulkan bahwa semakin rendah discretionary accruals maka semakin tinggi

nilai perusahaan tersebut. Hasil yang didapat bahwa penelitian ini sesuai dengan

yang dihipotesiskan. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori agensi (agency

theory) yang menyatakan bahwa adanya pemisahan kepemilikan dapat

menimbulkan konflik dalam pengendalian dan pelaksanaan pengelolaan

perusahaan yang menyebabkan manajer bertindak tidak sesuai dengan keinginan

pemilik. Sifat oportunistik yang dimiliki manajer mengakibatkan adanya

penyimpangan yang berpengaruh terhadap kualitas laba yang dilaporkan,

penurunan kualitas laba akan berpengaruh terhadap harga saham yang akan

mempengaruhi nilai perusahaan.

Hal ini sesuai dengan teori value relevance yang menyatakan bahwa

informasi akuntansi yang terkandung dalam laporan keuangan dapat

mencerminkan kualitas kinerja manajemen perusahaan, kualitas kinerja tercermin

dalam harga saham individu (perusahaan). Kualitas pelaporan yang baik dapat

mempengaruhi harga saham, karena harga saham yang tinggi akan meningkatkan
54

nilai perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa praktik earning management

yang dilakukan oleh manajer akan mengurangi kualitas pelaporan keuangan yang

berdampak terhadap penurunan nilai perusahaan.

Hasil yang didapat sejalan dengan penelitian Chan et al., (2001) yang

menyatakan bahwa perusahaan dengan akrual yang tinggi menunjukan laba

perusahaan tersebut berkualitas rendah, demikian juga sebaliknya apabila akrual

yang dimiliki rendah menunjukkan bahwa laba perusahaan berkualitas tinggi;

Siallagan (2009) menyatakan bahwa discretionary accrual yang rendah

mengindikasikan kualitas laba yang tinggi maka diikuti dengan kenaikan nilai

perusahaan; Apridasari et al., (2018) juga menyatakan bahwa kualitas laba yang

baik akan meningkatkan nilai perusahaan.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai kualitas laba terhadap nilai perusahaan

dengan leverage dan firm size sebagai variabel kontrol pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka dapat disimpulkan

bahwa, discretionary accruals sebagai proksi kualitas laba berpengaruh negatif

signifikan terhadap nilai perusahaan mengindikasikan bahwa discretionary

accruals berbanding terbalik dengan kualitas laba. Semakin rendah discretionary

accruals maka kualitas laba yang dimiliki semakin tinggi sehingga nilai

perusahaan meningkat. Kualitas laba yang tinggi menunjukkan bahwa kualitas

pelaporan keuangan perusahaan juga ikut tinggi, artinya perusahaan tersebut

sudah merefleksikan keadaaan perusahaan yang sebenarnya. Tingginya kualitas

laba akan direspon positif oleh pihak ketiga sehingga berpengaruh terhadap

pergerakan harga saham yang akan meningkatkan nilai perusahaan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil simpulan yang telah dikemukakan diatas, maka penulis

memberikan beberapa saran, adapun saran-saran tersebut sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas laba berpengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan. Kualitas laba merupakan salah satu

faktor penting bagi investor dalam pengambilan keputusan, karena saat ini

banyak perusahaan yang melakukan praktik earning management dengan

55
56

tujuan untuk memaksimalkan laba. Oleh karena itu, bagi investor

diharapkan sebelum mengambil keputusan investasi melihat kualitas

pelaporan keuangan perusahaan tersebut, sehingga keputusan yang diambil

sesuai dengan yang diharapkan.

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menambah jumlah sampel,

menggunakan sektor-sektor lain sebagai objek untuk penelitian, dan

menambahkan variabel-variabel lainnya. Dapat dilihat dari nilai R square

(R2) sebesar 69,97% kualitas laba, leverage dan firm size belum sepenuhnya

dapat menjelaskan nilai perusahaan, yang berarti 30,03% dijelaskan oleh

variabel lain. Peneliti selanjutnya disarankan agar memperluas periode

pengamatan agar lebih akurat dalam membandingkan hasil penelitian dari

tahun ke tahun.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. H. S. B. et al. (2017) The Effect of Enterprise Risk Management on


Firm Value: Evidence from Malaysian Technology Firms. Jurnal
Pengurusan, 49, pp. 3–11. doi: doi.org/10.17576/pengurusan-2017-49-01.
Apridasari, E., Susanti, L. D. & Murcitaningrum, S. (2018) Analisis Pengaruh
Kualitas Laba Terhadap Nilai Perusahaan. Finansia, 01, pp. 47–59.
Ardi, S. & Murwaningsari, E. (2018) Financial Performance Determination,
Earnings Quality Intellectual Capital and Company Value. South East Asia
Journal of Contemporary Business, Economics and Law, 15(5), pp. 1–16.
Beaver, W. H. (1968) Discussion of The Information Content of Annual Earnings
Announcements. Journal of Accounting Research, 6, p. 93. doi:
10.2307/2490071.
Beaver, W. H. (2002) Perspectives on recent capital market research. Accounting
Review, 77(2), pp. 453–474. doi: 10.2308/accr.2002.77.2.453.
Bellovary, J. L., Giacomino, D. and Akers, M. (2005) Earnings Quality: It’s Time
to Measure and Report. The CPA Journal, 75(11).
Bhayo, Mujeeb-U-Rehman, Khan, Mubashir Ali & Shaikh, Raja Shahzad (2011)
An Idiosyncratic Explanation Of Earnings-Price Ratio Based On Financial
Statement Analysis. International Journal of Business and Social Science.
2(9), pp. 243–249.
Brigham, E. F. & Houston, J. F. (2006) Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi
11 Buku 1. Edited by Ali Akbar Yulianto. Salemba Empat.
Chan, K. et al. (2001) Earnings Quality & Stock Returns. National Bereau of
Economis research., Working Papers pp. 1041–1082. doi: 10.1086/500669.
Dechow, P. M. et al. (1995) Detecting Earnings Management. Asian Financial
Statement Analysis, 70(2), pp. 73–105. doi: 10.1002/9781119204763.ch4.
Dechow, P. M., Schrand, C. M. & Collins, E. (2004) Earnings quality. America:
The Research Foundation of CFA Institute.
Francis, J., Schipper, K. & Vincent, L. (2002) Earnings announcements and
competing information. Journal of Accounting and Economics. 33(3), pp.
313–342. doi: 10.1016/S0165-4101(02)00058-7.
Francis, J. et al. (2004) Costs of Equity and Earnings Attributes. Accounting
Review, 79(4), pp. 967–1010. Available at:
http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=buh&AN=1489724
2&site=ehost-live.
Francis, J. et al. (2005) The market pricing of accruals quality. Journal of
57
58

Accounting and Economics, 39(2), pp. 295–327. doi:


10.1016/j.jacceco.2004.06.003.
Fanani, Z. (2010) Analisis Faktor-Faktor Penentu Persistensi Laba. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 7(1), pp. 109–123. doi:
10.21002/jaki.2010.06.
Gani, I., & Amalia, S. (2018) Alat Analisis Data : Aplikasi Statistik untuk
Penelitian Bidang Ekonomi dan Sosial Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.
Gray, P., Koh, P. S. & Tong, Y. H. (2009) Accruals quality, information risk and
cost of capital: Evidence from Australia. Journal of Business Finance and
Accounting, 36(1–2), pp. 51–72. doi: 10.1111/j.1468-5957.2008.02118.x.
th
Gujarati, D. N. (2003) Basic Econometric. 4 . Mc-Graw Hill International
Edition.
Ghozali, I. and Ratmono, D. (2017) Analisis Multivariat dan Ekonometrika:
Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan Eviews 10. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Hariyanto Tiaraintan, I. & Suhardianto, N. (2017) Tata Kelola Perusahaan Dan
Variabilitas Laba. EKUITAS (Jurnal Ekonomi dan Keuangan), 2(2), pp.
224–246. doi: 10.24034/j25485024.y2018.v2.i2.3943.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2009) Standar Akuntansi Keuangan. Salemba
Empat.
Indriani, P., Darmawan, J. & Nurhawa, S. (2014) Analisis Manajemen Laba
Terhadap Nilai Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Akuntansi & Keuangan, 5(1), pp. 19–32.
Jensen, M. C. & Meckling, W. H. (1976) Theory of the firm: Managerial
Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial
Economics. doi: 10.1016/0304-405X(76)90026-X.
Jensen M. C., (1986) Agency Costs of Free Cash Flow , Corporate Finance , and
Takeovers Agency Costs of Free Cash Flow , Corporate Finance , and
Takeovers. American Economic Review, 76(2), pp. 323–329.
Jonathan & Machdar, N. M. (2018) Pengaruh kualitas laba terhadap nilai
perusahaan dengan reaksi pasar sebagai variabel. Riset Manajemen dan
Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT, 3(1), pp. 67–76.
Kombih, M. T. A. & Suhardianto, N. (2017) Pengaruh Aktivitas Pemasaran,
Kinerja Keuangan, dan Aset Tidak Berwujud Terhadap Nilai Perusahaan.
EKUITAS (Jurnal Ekonomi dan Keuangan), 1(3), p. 281. doi:
10.24034/j25485024.y2017.v1.i3.1909.
Laela, S. F. (2012) Kualitas Laba Dan Corporate Governance: Benarkah Kualitas
Laba Bank Syariah Lebih Rendah Dari Bank Konvensional ? Jurnal
59

Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 9(1), pp. 22–42. doi:


10.21002/jaki.2012.02.
Laily Windarti A.H & Ahmar, N. (2014) The Effect of Earnings Persistence on
Company Performance in Manufacturing Companies Listed on the
Indonesia Stock Exchange 2004-2010. The Indonesian Accounting Review,
4(01), p. 37. doi: 10.14414/tiar.v4i01.282.
Lisa, E. & Sutama, D. R. (2018) Pengaruh Leverage dan Profitabilitas Terhadap
Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Sektor Manufaktur Food and
Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia), Jurnal Sains Manajemen
& Akuntansi, X(1), pp. 21–39.
Margaretha, F. (2014) Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Dian Rakyat.
Mulyani, S., Amboningtyas, D. & Fathoni, A. (2016) With Capital Structure As
Intervening Variable ( in Plantation Sub. E-Jurnal Manajemen Unud, pp.
1–11.
Oktarina, D. (2018) The Analysis of Firm Value in Indonesia Property and Real
Estate Companies. International Journal of Research Science &
Management. 5(9), pp. 85–92. doi: 10.5281/zenodo.1462022.
Puspitaningtyas, Z. (2012) Relevansi Nilai Informasi Akuntansi Dan Manfaatnya
Bagi Investor. EKUITAS (Jurnal Ekonomi dan Keuangan). 16(2), p. 164.
doi: 10.24034/j25485024.y2012.v16.i2.2321.
Prasetyorini, B. F. (2013) Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Price Earning
Ratio dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan, Jurnal Ilmu
Manajemen, 1(1), pp. 183–196.
Pratama, I. G. B. A. & Wiksuana, I. G. B. (2016) Pengaruh Ukuran Perusahaan
dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan dengan Proftabilitas sebagai
Variabel Mediasi, E-Jurnal Manajemen Unud, 5(2), pp. 1338–1367.
Rachmawati, A. & Triatmoko, H. (2007) Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional
Akuntansi XIII Universitas Sebelas Maret, pp. 1–26.
Rahayu,M., Sari,B., (2018) Kepemilikan Institusional, Manajemen Laba dan
Leverage Terhadap Kinerja Perusahaan. Agregat : Jurnal ekonomi dan
Bisnis, 2(1), pp. 67–78. doi: 10.22236/agregat.
R, A. Setyawan., Hadijati, M. & Switrayni, N. W. (2019) Analisis Masalah
Heteroskedastisitas Menggunakan Generalized Least Square dalam Analisis
Regresi, Eigen Mathematics Journal, 2(2), p. 61. doi: 10.29303/emj.v1i2.43.
Schipper, K. & Vincent, L. (2003) The Assessment and Implications of Earnings
Quality: An Investor’s Perspective. Accounting Horizons.
Siallagan, H. & Machfoedz, M. (2006) Mekanisme Corporate Governance,
60

Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi 9


Padang. (61), pp. 23–26.
Siallagan, H. (2009) Pengaruh Kualitas Laba Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal
Akuntansi Kontemporer, 1(1), pp. 21–32.
Sumarni, A. & Rahmawati, R. (2007) Relevansi Nilai Informasi Arus Kas dengan
Rasio Laba Harga dan Perubahan Laba Harga Sebagai Variabel Moderasi:
Hubungan Nonlinier. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, pp. 21–33.
Available at: http://www.jurnal.uii.ac.id/index.php/JAAI/article/view/381.
Susanto, S. & Christiawan, Y. J. (2016) Pengaruh Earnings Management
Terhadap Firm Value. Business Accounting Review, 4(1), pp. 205–216.
Sucuahi, W. & Cambarihan, J. M. (2016) Influence of Profitability to the Firm
Value of Diversified Companies in the Philippines. Accounting and Finance
Research, 5(2). doi: 10.5430/afr.v5n2p149.
Yudaruddin, R. (2014) Statistik Ekonomi Aplikasi Dengan Program SPSS Versi
20 (1st ed.). Yogyakarta: Interpena.
Zuhroh, I. (2019) The Effects of Liquidity, Firm Size, and Profitability on the
Firm Value with Mediating Leverage. The 2nd International Conference on
Islamic Economics, Business, and Philanthropy (ICIEBP). 3(13), p. 203.
doi: 10.18502/kss.v3i13.4206.
61

LAMPIRAN
62

Lampiran 1. Daftar Perusahaan Yang Memenuhi Kriteria Sampel

No. Kode Nama Perusahaan Sub Sektor

1. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Semen

2. SMCB PT Solusi Bangun Indonesia Tbk Semen

3. WSBP PT Waskita Beton Precast Tbk. Semen

4. WTON Wijaya Karya Beton Semen

5. AMFG Asahimas Flat Glass Tbk Keramik, porselen & kaca


6. ARNA Arwana Citramulia Tbk Keramik, porselen & kaca

7. IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk Keramik, porselen & kaca

8. KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk Keramik, porselen & kaca

9. MLIA Mulia Industrindo Tbk Keramik, porselen & kaca

10. TOTO Surya Toto Indonesia Tbk Keramik, porselen & kaca

11. ALKA Alakasa Industrindo Tbk Logam dan sejenisnya


12. ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk Logam dan sejenisnya

13. BAJA Saranacentral Bajatama Tbk Logam dan sejenisnya

14. BTON Betonjaya Manunggal Tbk Logam dan sejenisnya


15. GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk Logam dan sejenisnya

16. INAI Indal Aluminium Industry Tbk Logam dan sejenisnya

17. JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk Logam dan sejenisnya
18. LION Lion Metal Works Tbk Logam dan sejenisnya

19. LMSH Lionmesh Prima Tbk Logam dan sejenisnya

20. PICO Pelangi Indah Canindo Tbk Logam dan sejenisnya


21. EKAD Ekadharma Internasional Tbk Kimia

22. INCI Intanwijaya Internasional Tbk Kimia

23. SRSN Indo Acidatam Tbk Kimia


24. AGII PT Aneka Gas Industri Tbk Kimia

25. AKKU PT Anugerah Kagum Karya Utama Tbk Plastik dan kemasan

26. AKPI Argha Karya Prima Ind. Tbk Plastik dan kemasan

27. APLI Asiaplast Industries Tbk Plastik dan kemasan


63

28. BRNA Berlina Tbk Plastik dan kemasan

29. IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk Plastik dan kemasan

30. IMPC PT Impack Pratama Industri Tbk Plastik dan kemasan

31. YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk Plastik dan kemasan

32. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk Pakan ternak

33. JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk Pakan ternak

34. MAIN Malindo Feedmill Tbk Pakan ternak

35. SIPD Sierad Produce Tbk Pakan ternak


36. TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk Kayu dan pengolahannya

37. ALDO Alkindo Naratama Tbk Pulp dan kertas

38. FASW Fajar Surya Wisesa Tbk Pulp dan kertas


39. KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk Pulp dan kertas

40. SPMA Suparma Tbk Pulp dan kertas

41. AUTO Astra Otoparts Tbk Otomotif dan komponen

42. BOLT PT Garuda Metalindo Tbk Otomotif dan komponen

43. GJTL Gajah Tunggal Tbk Otomotif dan komponen

44. SMSM Selamat Sempurna Tbk Otomotif dan komponen


45. RICY Ricky Putra Globalindo Tbk Tekstil dan garmen

46. SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk Tekstil dan garmen

47. STAR PT Buana Artha Anugerah Tbk Tekstil dan garmen


48. TRIS Trisula Internasional Tbk Tekstil dan garmen

49. BATA Sepatu Bata Tbk Alas kaki

50. BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk Alas kaki

51. KBLI KMI Wire and Cable Tbk Kabel

52. SCCO PT Supreme Cable Manufacturing & Kabel


Commerce Tbk
53. VOKS Voksel Electric Tbk Kabel

54. ALTO Tri Banyan Tirta Tbk Makanan dan minuman

55. DLTA Delta Djakarta Tbk Makanan dan minuman


56. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Makanan dan minuman

57. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk Makanan dan minuman

58. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk Makanan dan minuman


64

59. MYOR Mayora Indah Tbk Makanan dan minuman

60. PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk Makanan dan minuman

61. ROTI PT Nippon Indosari Corporindo Tbk Makanan dan minuman

62. SKLT Sekar Laut Tbk Makanan dan minuman

63. STTP PT Siantar Top Tbk Makanan dan minuman

64. ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk Makanan dan minuman

65. GGRM Gudang Garam Tbk Rokok

66. HMSP HM Sampoerna Tbk Rokok


67. RMBA Bentoel International Investama Tbk Rokok

68. DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk Farmasi

69. KAEF Kimia Farma Tbk Farmasi


70. KLBF Kalbe Farma Tbk Farmasi

71. MERK Merck Tbk Farmasi

72. PYFA Pyridam Farma Tbk Farmasi

73. SIDO PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Farmasi


Muncul Tbk

74. TSPC Tempo Scan Pacific Tbk Farmasi

75. KINO PT Kino Indonesia Tbk Kosmetik dan keperluan


rumah tangga

76. TCID Mandom Indonesia Tbk Kosmetik dan keperluan


rumah tangga

77. UNVR Unilever Indonesia Tbl Kosmetik dan keperluan


rumah tangga

78. CINT PT Chitose Internasional Tbk Peralatan rumah tangga

79. KICI Kedaung Indah Can Tbk Peralatan rumah tangga


Sumber: data diolah penulis
65

Lampiran 2. Data Perhitungan Variabel Penelitian


Kode Nilai Kualitas Laba Leverage Firm Size
Tahun
Perusahaan Perusahaan (Q) (DA) (LEV) (FSIZE)
INTP 2016 2.013323 0.001036 0.133061 31.03723
2017 2.948696 -4.1E-05 0.149225 30.99361
2018 2.608472 0.000206 0.164347 30.95565
2019 2.794303 1.25E-05 0.167011 30.95273
SMCB 2016 0.941103 0.0001 0.59214 30.61484
2017 0.959319 7.62E-05 0.633303 30.6079
2018 1.430071 -0.00018 0.656277 30.55779
2019 1.113089 0.000282 0.643153 30.60489
WSBP 2016 1.526052 0.007125 0.460801 30.25092
2017 1.230483 0.00317 0.509593 30.33369
2018 1.133322 -0.00192 0.482189 30.35379
2019 0.999052 -0.00141 0.496285 30.41289
WTON 2016 2.008036 0.000221 0.465829 29.17053
2017 1.227759 0.001477 0.611213 29.5866
2018 1.015786 3.46E-06 0.646826 29.81502
2019 1.04 0.000138 0.660623 29.96684
AMFG 2016 0.874391 -5.6E-05 0.34617 29.33666
2017 0.85098 4.2E-05 0.433794 29.46645
2018 0.763395 4.33E-05 0.573482 29.76313
2019 0.780618 4.15E-05 0.609761 29.79871
ARNA 2016 2.8594 0.000418 0.385641 28.06489
2017 1.925077 0.00051 0.357166 28.10187
2018 2.202007 -0.00018 0.336565 28.13356
2019 2.141352 0.000147 0.345919 28.21833
IKAI 2016 1.445376 -0.0007 1.233367 26.3031
2017 1.710097 -0.00041 1.458727 26.16058
2018 1.858936 0.000546 0.406042 27.92146
2019 0.735434 -5.2E-05 0.000325 27.93669
KIAS 2016 0.82486 -7E-05 0.182635 28.25142
2017 1.03744 0.000187 0.192845 28.20065
2018 1.081008 0.000218 0.205106 28.16425
2019 1.028389 -0.00116 0.264771 27.8394
MLIA 2016 0.885358 8.2E-05 0.791146 29.6753
66

2017 0.812264 0.000175 0.66177 29.27712


2018 0.877054 -0.00029 0.574186 29.29186
2019 0.741617 6.77E-05 0.560104 29.38163
TOTO 2016 2.400569 -0.00032 0.409681 28.57937
2017 1.890422 0.00022 0.400744 28.67006
2018 1.573633 -0.00039 0.334002 28.69474
2019 1.394418 0.000324 0.34066 28.70208
ALKA 2016 1.593196 -0.00498 0.552738 25.64046
2017 1.25181 0.016932 0.742829 26.44426
2018 1.079462 0.011222 0.844782 27.19865
2019 1.170876 -0.004 0.826739 27.1282
ALMI 2016 0.864857 -6.3E-05 0.812499 28.3979
2017 0.897592 0.000795 0.840562 28.49656
2018 0.970952 -0.00045 0.882372 28.65407
2019 1.126525 -0.0005 0.998731 28.17662
BAJA 2016 1.404525 -0.00053 0.800023 27.6135
2017 1.122546 -0.00087 0.818251 27.57598
2018 1.140791 0.000254 0.915088 27.52697
2019 1.042555 -0.0003 0.911352 27.45294
BTON 2016 0.702108 -7E-05 0.190406 25.90106
2017 0.600663 0.000258 0.157289 25.93549
2018 0.919235 0.00027 0.157376 26.10483
2019 0.862969 -0.00024 0.200932 26.16378
GDST 2016 1.075124 -0.0003 0.33833 27.86023
2017 0.865668 -5.7E-06 0.343194 27.8833
2018 0.979893 3.67E-05 0.337228 27.9325
2019 0.804185 0.000547 0.478334 28.19553
INAI 2016 0.959911 0.000665 0.807311 27.92297
2017 0.968776 -0.00066 0.77148 27.82487
2018 0.96851 0.000995 0.783046 27.96798
2019 0.964532 -0.00112 0.736771 27.82403
JKSW 2016 2.658252 0.00022 2.61707 26.3334
2017 2.824541 -0.00046 2.76687 26.25386
2018 3.639706 -0.00048 3.593281 25.97361
2019 3.794304 -0.00089 3.744477 25.9197
LION 2016 1.110183 0.000256 0.313803 27.25387
2017 0.92025 7.83E-05 0.336733 27.2482
2018 0.825534 0.00046 0.317473 27.26889
2019 0.681661 -0.00021 0.318768 27.25708
67

LMSH 2016 0.627359 -0.00014 0.279508 25.81596


2017 0.576939 -0.00013 0.195711 25.80568
2018 0.518756 0.000195 0.170815 25.79861
2019 0.538112 0.000115 0.227446 25.71431
PICO 2016 0.781286 -0.0014 0.583688 27.18249
2017 0.791605 0.001518 0.611679 27.30285
2018 0.815381 -8.7E-05 0.648787 27.47195
2019 1.565067 -0.00014 0.733384 27.75113
EKAD 2016 0.744163 0.000335 0.157299 27.27792
2017 0.77764 0.00017 0.168117 27.40383
2018 0.851008 0.000208 0.150814 27.47234
2019 0.891706 -1.8E-05 0.119486 27.59874
INCI 2016 0.304145 0.001462 0.098477 26.31928
2017 0.359695 0.001001 0.116557 26.4396
2018 0.470612 0.000439 0.182466 26.6929
2019 0.363309 0.000793 0.161115 26.72825
SRSN 2016 0.85909 2.39E-05 0.439373 27.29855
2017 0.824573 -0.00039 0.36343 27.20442
2018 0.856536 0.000614 0.304304 27.25528
2019 0.864946 0.000467 0.339618 27.38159
AGII 2016 0.973984 0.000311 0.512495 29.39707
2017 0.753791 0.000124 0.464056 29.48787
2018 0.840177 0.000239 0.526488 29.5253
2019 0.811769 0.000124 0.530042 29.57992
AKKU 2016 0.717146 0.060391 0.271179 27.69884
2017 0.631241 -0.00017 0.319455 27.74168
2018 0.601295 0.000282 0.301171 27.70285
2019 0.717167 -0.00018 0.372902 27.56563
AKPI 2016 0.80579 -0.00046 0.571837 28.59263
2017 0.769203 0.000392 0.589625 28.64092
2018 0.764255 0.000432 0.598153 28.75283
2019 0.643732 -0.00021 0.551654 28.65231
APLI 2016 0.750368 0.000191 0.216134 26.47415
2017 0.701068 0.000736 0.430186 26.71147
2018 0.821692 0.000282 0.594209 26.94421
2019 1.054861 -0.00028 0.492585 26.76177
BRNA 2016 1.023301 0.00039 0.507658 28.36756
2017 1.183761 8.34E-05 0.565861 28.30645
2018 1.020989 6.89E-05 0.543632 28.53172
68

2019 1.028498 -0.00043 0.578554 28.44776


IGAR 2016 1.299904 0.000363 0.149538 26.80883
2017 0.854873 6.41E-05 0.138543 26.96359
2018 0.807808 0.000404 0.153076 27.06925
2019 0.665839 2.19E-05 0.130619 27.1491
IMPC 2016 2.638243 0.00025 0.461499 28.45345
2017 2.734228 0.000298 0.438256 28.46161
2018 2.337975 6.85E-05 0.421051 28.49399
2019 2.456428 0.00019 0.43694 28.54776
YPAS 2016 2.495476 0.000136 0.493318 26.35898
2017 2.704955 0.001493 0.581301 26.43879
2018 2.217353 0.001018 0.643001 26.52525
2019 1.884323 -0.00068 0.563863 26.35174
CPIN 2016 2.508473 -0.00025 0.415111 30.81758
2017 2.365727 -0.00014 0.359659 30.83062
2018 4.584155 -0.001 0.298568 30.95047
2019 4.122833 0.001183 0.282132 31.01042
JPFA 2016 1.37553 3.08E-05 0.513119 30.58859
2017 1.238896 0.000208 0.535507 30.67977
2018 1.650981 0.000113 0.556611 30.76817
2019 1.278784 0.000115 0.545437 30.85727
MAIN 2016 1.27369 -6E-05 0.531203 28.99705
2017 0.989078 5.62E-05 0.582257 29.03522
2018 1.260943 -0.00028 0.540656 29.09794
2019 1.037043 0.000262 0.545812 29.16758
SIPD 2016 0.909536 0.000172 0.554836 28.57384
2017 1.20273 2.38E-05 0.646688 28.43736
2018 1.2432 0.00032 0.615843 28.41395
2019 1.097989 0.000722 0.629183 28.53556
TIRT 2016 0.999588 -0.00015 0.844597 27.42768
2017 0.960695 0.00038 0.855903 27.47938
2018 0.97319 -0.00017 0.905254 27.55129
2019 1.019737 0.000125 0.959867 27.52085
ALDO 2016 1.314654 0.000917 0.510424 26.74023
2017 1.201678 0.0003 0.53996 26.93527
2018 0.913369 0.00171 0.498274 27.51195
2019 0.875252 -0.00043 0.423416 27.55318
FASW 2016 2.190946 0.00075 0.632021 29.78083
2017 2.077097 0.000332 0.649055 29.86852
69

2018 2.365899 0.000736 0.608911 30.02574


2019 2.338091 -0.0007 0.56356 30.00611
KDSI 2016 0.827507 0.000516 0.632501 27.76404
2017 0.80216 0.000354 0.634463 27.91491
2018 0.892073 -0.00041 0.601003 27.96134
2019 0.881522 -0.00016 0.514852 27.85708
SPMA 2016 0.637976 -0.00026 0.485117 28.4006
2017 0.656542 2.24E-05 0.450495 28.40835
2018 0.67358 8.56E-05 0.443861 28.45644
2019 0.702755 0.000297 0.419282 28.49481
AUTO 2016 0.955099 0.000118 0.278924 30.31288
2017 0.943747 0.000159 0.271179 30.3231
2018 0.737022 9.79E-05 0.291134 30.39669
2019 0.641205 5.18E-05 0.272556 30.40459
BOLT 2016 2.143104 0.000162 0.131981 27.56717
2017 2.335732 0.000316 0.393777 27.80396
2018 2.16994 0.000192 0.437635 27.90286
2019 1.954033 -9.6E-06 0.398831 27.86681
GJTL 2016 0.886647 0.000621 0.687226 30.55943
2017 0.817505 -0.00014 0.68724 30.53196
2018 0.816822 0.000215 0.701908 30.61222
2019 0.777418 0.000299 0.669304 30.56786
SMSM 2016 2.80218 0.00068 0.29923 28.44406
2017 3.20966 0.000205 0.251769 28.52439
2018 3.110475 0.000844 0.232374 28.66107
2019 2.966324 0.000437 0.213931 28.76467
RICY 2016 0.756593 0.000434 0.679907 27.88464
2017 0.756987 -4.9E-05 0.686953 27.94907
2018 0.779379 4.24E-05 0.711023 28.06255
2019 0.777934 -9E-05 0.717718 28.11336
SSTM 2016 1.236239 -2.3E-05 0.607998 27.23198
2017 1.383856 -0.00061 0.64919 27.12956
2018 1.558547 -8E-06 0.617111 27.05508
2019 1.816358 -1.6E-05 0.610796 26.96698
STAR 2016 0.67947 -0.00111 0.29001 27.26023
2017 0.975464 -0.00072 0.20241 27.14441
2018 0.872467 -0.00027 0.202289 27.14644
2019 1.396647 0.002058 0.154868 27.08597
TRIS 2016 1.007258 0.000118 0.458142 27.18427
70

2017 0.938392 -0.00067 0.346326 27.02399


2018 0.801339 0.000247 0.437256 27.17376
2019 1.147072 0.001674 0.424175 27.76839
BATA 2016 1.583844 3.56E-05 0.307661 27.41379
2017 1.18896 -7.7E-05 0.322993 27.47518
2018 1.163302 -1.5E-05 0.273761 27.49961
2019 1.222151 0.00242 0.243174 27.48385
BIMA 2016 3.344271 0.000441 2.055781 25.2455
2017 2.417276 -0.00066 1.947497 25.21557
2018 2.170228 -0.00032 1.823374 25.31018
2019 0.861769 -0.00015 0.738425 26.23078
KBLI 2016 0.884928 -4.7E-05 0.293935 28.25772
2017 0.973567 0.001272 0.407137 28.73421
2018 0.747044 0.00156 0.374086 28.80808
2019 0.921647 0.001868 0.330106 28.89979
SCCO 2016 1.112329 -0.00084 0.501856 28.52708
2017 0.781285 0.00096 0.320363 29.02087
2018 0.730583 0.000259 0.301174 29.05778
2019 0.714862 -0.00018 0.286238 29.11277
VOKS 2016 1.328824 0.001028 0.598945 28.14277
2017 1.22862 0.000572 0.61419 28.37779
2018 1.130383 0.000562 0.628778 28.54145
2019 1.078204 0.000449 0.63354 28.7389
2016 1.206625 -0.00016 0.587294 27.78382
2017 1.388649 -0.00061 0.622056 27.73483
ALTO
2018 1.441163 6.35E-05 0.651188 27.73524
2019 1.445543 -5.6E-05 0.654964 27.72946
DLTA 2016 3.497019 -8E-06 0.154803 27.8115
2017 2.887156 -0.00023 0.146324 27.92432
2018 3.047539 0.000313 0.157106 28.05204
2019 3.854722 0.000306 0.148964 27.98588
ICBP 2016 3.81988 0.000243 0.359876 30.99493
2017 3.63972 9.8E-05 0.357222 31.0848
2018 3.885307 5.58E-05 0.339278 31.16812
2019 3.677669 -4.9E-05 0.31099 31.2871
INDF 2016 1.312061 1.17E-05 0.465267 32.03987
2017 1.229635 0.000244 0.468308 32.10767
2018 1.160532 -3.9E-05 0.48293 32.20096
2019 1.159903 -7.7E-05 0.436556 32.19744
71

MLBI 2016 11.52141 0.000463 0.639285 28.45302


2017 12.05476 0.001514 0.575748 28.55133
2018 12.263 0.000161 0.595939 28.6921
2019 11.87782 0.001075 0.604409 28.69468
MYOR 2016 3.361384 0.001083 0.515164 30.18999
2017 3.534903 0.001616 0.506944 30.33345
2018 3.844366 -0.01002 0.514399 30.49845
2019 2.887569 0.000227 0.479988 30.57745
PSDN 2016 0.866433 0.000386 0.571296 27.20606
2017 1.100027 0.000545 0.56655 27.26143
2018 1.048137 -3.8E-05 0.651839 27.27099
2019 1.065641 -0.00036 0.769528 27.36117
ROTI 2016 3.279776 0.00015 0.505846 28.70248
2017 2.111435 0.000225 0.381498 29.14825
2018 2.025735 0.00031 0.336134 29.11122
2019 2.057187 0.000195 0.339483 29.17476
SKLT 2016 0.853225 0.000667 0.478827 27.06581
2017 1.710759 0.000228 0.516616 27.17891
2018 1.932531 0.00096 0.546047 27.33972
2019 1.925225 0.000216 0.519019 27.39637
STTP 2016 2.288466 0.000353 0.499869 28.47964
2017 2.847152 -0.01123 0.408832 28.48221
2018 2.241306 0.000289 0.37428 28.59846
2019 2.300333 0.000723 0.254569 28.68935
ULTJ 2016 3.290685 9.2E-05 0.176912 29.0754
2017 3.073104 9.66E-05 0.188586 29.27717
2018 2.947905 5.3E-05 0.140557 29.34588
2019 3.160076 0.0002 0.144253 29.51937
GGRM 2016 2.324588 0.0001 0.371514 31.77339
2017 2.783269 2.69E-05 0.368069 31.83212
2018 2.675445 -9.2E-05 0.346815 31.86654
2019 1.655165 2.64E-05 0.352415 31.99599
HMSP 2016 10.67631 8.64E-05 0.196039 31.38072
2017 12.96242 -0.00035 0.209269 31.3955
2018 9.501314 9.69E-06 0.241279 31.47267
2019 5.166328 -7.6E-06 0.299062 31.56094
RMBA 2016 1.606994 0.000644 0.299131 30.23156
2017 1.348545 0.000594 0.366379 30.27603
2018 1.201026 0.000265 0.437755 30.33101
72

2019 1.19098 0.000537 0.505795 30.46425


DVLA 2016 1.578582 0.00056 0.295022 28.05718
2017 1.657511 0.000136 0.319697 28.12626
2018 1.577921 0.000652 0.286756 28.15149
2019 1.644998 -0.00012 0.28628 28.23532
KAEF 2016 3.818844 0.000556 0.507561 29.1598
2017 3.03789 0.000649 0.578009 29.43868
2018 2.171611 -5.7E-05 0.645211 29.87814
2019 4.277355 -0.00051 0.28628 28.23532
KLBF 2016 4.845523 0.000259 0.181411 30.35403
2017 4.93139 0.000193 0.163828 30.4414
2018 4.083597 0.000297 0.157146 30.52948
2019 3.911351 0.000217 0.175632 30.6399
MERK 2016 5.757039 -0.00034 0.21677 27.33522
2017 4.76923 0.001004 0.273397 27.46497
2018 2.1148 0.001157 0.58968 27.8646
2019 1.78262 -0.00018 0.340764 27.52684
PYFA 2016 1.009022 0.000645 0.368448 25.84164
2017 0.931461 -0.0001 0.317791 25.79571
2018 0.904856 0.000409 0.364218 25.95468
2019 0.873518 -4.7E-05 0.346253 25.97442
SIDO 2016 2.687673 0.000172 0.076894 28.7255
2017 2.671566 0.000181 0.830641 26.47844
2018 3.905472 -0.00064 0.130336 28.83628
2019 5.56199 0.000446 0.133504 28.89427
TSPC 2016 1.642249 5.49E-05 0.296172 29.51594
2017 1.405922 0.000302 0.316466 29.63721
2018 1.104467 9.75E-05 0.309674 29.69408
2019 1.033915 -5.6E-06 0.308349 29.75601
KINO 2016 1.723549 -3.8E-06 0.405672 28.82024
2017 1.300655 -0.00022 0.365217 28.80585
2018 1.504738 0.000572 0.391203 28.90978
2019 1.467898 0.001363 0.424404 29.17768
TCID 2016 1.334161 -0.00076 0.183947 28.41268
2017 1.737049 0.000243 0.213176 28.49045
2018 1.611799 -5.4E-05 0.193314 28.52512
2019 1.122778 0.000313 0.208549 28.56758
UNVR 2016 18.39789 0.000161 0.719077 30.44916
2017 23.28575 0.00076 0.726369 30.57052
73

2018 18.35514 0.00016 0.611835 30.60261


2019 16.55893 0.000215 0.744212 30.65871
CINT 2016 0.973882 -0.00013 0.18257 26.71307
2017 0.898708 -0.00028 0.197878 26.8899
2018 0.786971 0.000112 0.209009 26.92049
2019 0.739841 0.000136 0.252778 26.97996
KICI 2016 0.600242 0.000778 0.363348 25.66354
2017 0.703504 -0.00014 0.387643 25.73003
2018 0.89444 3.41E-05 0.385746 25.76079
2019 0.7932 -0.00027 0.428376 25.75252
74

Lampiran 3. Uji Heterokedastisitas

Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey

F-statistic 5.388246 Prob. F(3,312) 0.0013


Obs*R-squared 15.56553 Prob. Chi-Square(3) 0.0014
Scaled explained SS 195.7625 Prob. Chi-Square(3) 0.0000

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 11/16/20 Time: 21:40
Sample: 1 316
Included observations: 316

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -128.8669 34.08002 -3.781304 0.0002


DA 101.3988 474.9152 0.213509 0.8311
LEV 7.640067 4.534474 1.684885 0.0930
FSIZE 4.621130 1.177408 3.924834 0.0001

R-squared 0.049258 Mean dependent var 6.339002


Adjusted R-squared 0.040116 S.D. dependent var 32.25073
S.E. of regression 31.59722 Akaike info criterion 9.756593
Sum squared resid 311495.8 Schwarz criterion 9.804134
Log likelihood -1537.542 Hannan-Quinn criter. 9.775585
F-statistic 5.388246 Durbin-Watson stat 0.522327
Prob(F-statistic) 0.001255
75

Lampiran 4. Hasil Analisis Regresi

Dependent Variable: Q
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 11/17/20 Time: 00:10
Sample: 2016 2019
Periods included: 4
Cross-sections included: 79
Total panel (balanced) observations: 316
Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -11.42961 0.589826 -19.37793 0.0000


DA -20.07758 9.636194 -2.083559 0.0380
LEV 0.867864 0.042168 20.58091 0.0000
FSIZE 0.452700 0.021224 21.32979 0.0000

Weighted Statistics

R-squared 0.699783 Mean dependent var 6.431266


Adjusted R-squared 0.696896 S.D. dependent var 6.945042
S.E. of regression 2.404914 Sum squared resid 1804.487
F-statistic 242.4156 Durbin-Watson stat 0.390183
Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.093322 Mean dependent var 2.023564


Sum squared resid 2018.088 Durbin-Watson stat 0.093536

Anda mungkin juga menyukai