Anda di halaman 1dari 5

Penetapan Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi adalah batang tubuh standar akuntansi, pendapat, penafasiran, aturan,
dan regulasi yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam pelaporan keuangan mereka.
Kebijakan akuntansi suatu perusahaan mencakup metode-metode untuk menerapkan prinsip-
prinsip yang oleh manajemen satuan usaha dianggap sebagai prinsip-prinsip yang paling tepat untuk
keadaan saat itu , untuk menyatakan secara wajar posisi keuangan, perubahan dalam posisi
keuangan, dan hasil operasi sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan
karenanya telah dipakai untuk menyusun laporan keuangan tersebut.
Beberapa pilihan kebijakan dapat dibuat oleh perusahaan dalam batasan alternatif yang
tersedia bagi mereka. Misalnya perusahaan dapat memilih apakah akan memakai LIFO atau FIFO
untuk tujuan pengukuran persediaan. Pilihan-pilihan lainnya dibuat oleh pemerintah atau oleh
badan-badan swasta yang memiliki wewenang untuk menetapkan kebijakan yang dapat
diberlakukan.

Alternatif Alternatif
Bermanfaat untuk mengetahui, sejak awal, berbagai cara penetapan kebijakan akuntansi
selama ini. Di Amerika Serikat, misalnya, SEC dan FASB merupakan regulator-regulator utama
kebijakan akuntansi. Masing masing mempunyai peran yang berbeda, struktur yang berbeda, dan
filosofi yang berbeda mempunyai kebijakan akuntansi.

Pembuatan Kebijakan Pada Tingkat Perusahaan
Surat dari Georgia O. May, ketua AIA yang ditujukan kepada NYSE tertanggal 22 September
1932, berisikan saran-saran untuk memperbaiki pelaporan keuangan oleh perusahaan-perusahaan
publik. Karena sangat berwawasan dan mendalam, maka surat tersebut penting karena meletakkan
dasar bagi pelaporan keuangan di Amerika Serikat.
May memulai dengan menyatakan perlunya masyarakat dididik mengenai signifikansi dan
keterbatasan laporan keuangan. Hal ini mencerminkan keyakinan yang lama ia pegang bahwa
penyataan-pernyataan akuntansi bukanlah fakta dan bahwa para akuntan tidak terlibat dalam misi
pencarian fakta. Khususnya ia menolak analogi profesor Harvard, William Ripley, bahwa neraca itu
seperti foto karena orang tidak dapat memotret sejarah dan karena analogi itu menyiratkan adanya
akurasi tentang akuntansi yang sama sekali tidak ada. May berkata, penrnyataan akuntansi adalah
pendapat dan para akuntan diharuskan untuk menggunakan peritmbangan mereka untuk sampai
pada pendapat tersebut. Beliau menekankan hal ini dengan menyatakan bahwa nilai aktiva yang
sebenarnya merupakan fungsi dari kemampuan aktiva untuk menghasilkan pendapatan (earning
power). Kemampuan ini terletak di masa depan dan hanya dapat ditentukan dengan pertimbangan,
sehingga beliau menegaskan bahwa nilai aktiva itu hanya merupakan pendapat.
Beliau mengakhiri dengan tiga rencana tindakan untuk NYSE. Pertama, korporasi publk harus
diwajibkan untuk mengungkapkan suatu pernyataan yang rinci mengenai metode-metode akuntansi
yang digunakan. Kedua, korporasi harus menegaskan bahwa mereka telah mengikuti metode-
metode itu secara konsisten. Ketiga, auditor harus menegaskan bahwa korporasi mengikuti metode-
metode akuntansi yang mereka ungkapkan sendiri itu ini hampir persis sama dengan pendekatan
terhadap pelaporan keuangan yang disukai para ahli teori akuntansi dan semua aliran sekarang ini.
Arti pentin surat May ini terletak pada kerangka dasar yan beliau tetapkan untuk pelaporan
keuangan. Beliau mengusulkan kebebasan relatif dalam menentukan cara yang paling sesuai untuk
mengkomunikasikan situasi keuangan suatu perusahaan. Dengan kata lain. Beliau lebih suka
menyerahkan keputusan kebijakan akuntansi pada kebijaksanaan masing-masing perusahaan.. harga
bagi kebebasan ini adalah pengungkapan penuh dan yang akan melindungi pengungkapan ini adalah
suatu penerimaan yang universal atas prinsip-prinsip umum tertentu.

Pembuatan Kebijakan di atas Tingkatan Perusahaan
Usulan-usulan May terbunuh oleh runtuhnya perekonomian setelah kehancuran pasar
saham. Pada tahun 1933, masyarakat membutuhkan sesuatu yang lebih kuat dibandingkan
pengungkapan. Hasilnya adalah dua peraturan utama yang mempengaruhi akuntansi, Truth-in-
Securities Act tahun 1933 dan Securities Exchange Act tahun 1934; serta dibentuknya Securities and
Exchange Commission pada 26 Juni 1934, dengan keyakinan bawa pengaawasan atas lembaga-
lembaga keuangan akan menghasilkan pasar modal yang lebih efisien dengan memberikan lebih
banyak keyakinan pada para investor bahwa mereka akan mendapatkan seluruh informasi. Mereka
juga berharap untuk mendorong berkembangnya alat-alat analisis yang lebih baik dan tanggung
jawab yang lebih besar di pihak analis profesional. Kurang dari lima tahun setelah pembentukannya,
SEC mendelegasikan sebagian besar penetapan standarnya pada sektor swasta; pada awalnya
Committee on Accounting Procedures, lalu Accounting Principles Board, dan sekarang Financial
Accounting Standards Board.
SEC memberikan pengaruh yang begitu terasa pada akuntansi. SEC melakukannya terutama
melalui komentar-komentar atas draf-draf APB Opinion dan FASB Statement serta pertujuan pada
draf-draf Opinion dan Statements sebelum dipublikasikan. SEC juga memiliki pengaruh langsung
melalui penerbitan Regulation S-X, Accounting Series Release (ASR) yang diterbitkan SEC atau Chief
Accountant SEC, dan keputusan-keputusan resmi lainnya.
Profesor Charles Horngren dari Stanford menyamakan hubungan antara SEC dan para
akuntan publik dengan hubungan antara manajemen puncak dan manajemen yang lebih rendah.
Walaupun SEC dengan kekuasaan untuk menentukan prinsip akuntansi, sudah mendelegasikan
tugasnya melalui prinsip desentralisasi kepada CAP, kemudian kepada APB dan FASB, sebagai
manajemen puncak SEC mempertahankan kekuasaanya untuk menetapkan batasan-batasan dan
melaksanakan hak veto. John Burton, mantan akuntan SEC, tidak setuju dengan Horngren dan
mengatakan bahwa kedua organisasi itu bekerja sebagai sekutu dan bahwa kepentingan terbaik
kami terpenuhi dalam atmosfer yang tidak saling mengejutkan. Ia yakin bahwa SEC tidak
menganggap dirinya berada dalam posisi yang memiliki wewenang absolut sementara FASB bekerja
untuk SEC.
Bukti adanya persekutuan antara SEC dan FASB diperlihatkan pada tahun 1976 ketika SEC
mengambil inisiatif untuk mengharuskan diungkapkannya informasi biaya penggantian tertentu (ASR
190) tetapi menghapuskan persyaratan ini pada tahun 1979 (ASR 271) ketika FASB menerbitkan SFAS
33, Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga. Indikasi yang lain yang memperlihatkan SEC
memang inovatif dan kooperatif pada tahun 1970-an dan 1980-an adalah keenderungan ke arah
yang mengharuskan data lunak (informasi yang tidak dapat diaudit dengan cara tradisional), seperti
biaya kini, informasi mengenai cadangan minyak dan gas, data informasi interim, dan usulan
informasi ramalan. Data lunak diterbitkan dengan ketentuan safe harbor yang melindungi
akuntan.

Pembanding Internasional
Negara lain juga mengatur kebijakan akuntansi, tetapi sifat regulasi itu sangatlah berbeda
antara negara satu dan lainnya. Dalam beberapa negara, Inggris dan Belanda, kebijakan akuntansi
tidak begitu terstruktur, tidak serinci, dan tentunya tidak begitu formal. Sebaliknya, sebagian besar
negara Eropa lainnya, akuntansi cenderung mengikuti aturan0aturan seragam yang ditentukan oleh
undang-undang yang menuju ada struktur yang jauh lebih banyak daripada di Amerika Serikat.
Meningkatnya kerja sama dan adanya janji suatu masyarakat ekonomi pada 1992 menyebabkan
banyak pekerjaan untuk menyelaraskan kebijakan yang berbeda.
Perbedaan yang utama terletak dalam hal kegunaan akun-akun. Merupakan tradisi Anglo-
Saxon bahwa laporan keuangan dibuat untuk kepentingan investor, kreditor dan pihak-pihak lain.
Kebanyakan negara lain memberikan tekanan lebih besar pada akuntansi pajak. Fourth Directive EEC
mengharuskan laporan keuangan disusun sesuai dengan syarat-syarat Anglo-Saxon yang tradisional,
yaitu benar dan wajar. Pada akhirnya, ini akan membuat akuntansi Eropa sejalan dengan akuntansi
di Amerika Serikat dan negara-negara berbahasa inggris lainnya.
Proses penetapan standar akuntansi juga berbeda jauh. Inggris, misalnya, membentuk
Accounting Standards Committee (ASC) yang bukannya tidak sama dengan APB dalah hal proses dan
strukturnya. Aturan proses yang matang ASC jauh kurang berkembang dibandingkan milik FASB,
yang menimbulkan kritik bahwa aturan-aturan ASC dibuat oleh akuntan untuk akuntan, dan dengan
kerahasiaan yang sesungguhnya. Tidak seperti FASB, rekomendasi yang dikeluarkan ASC harus
mendapat persetujuan badan-badan akuntansi profesional sebelum dapat diterbitkan sebagai
Statements of Standards Accounting Practice (SPAP). Oleh karena itu, penetapan standar memakan
banyak waktu tetapi itu berarti bahwa standar-standar yang pada akhirnya diterbitkan benar-benar
diterima secara luas.
Kebijakan akuntansi juga diterapkan pada tingkatan internasional melalui International
Accounting Standards Committee (IASC). Badan ini dibentuk pada 1973 oleh para wakil badan-badan
profesional dari sebagian besar negara berkembang dan sejak itu terus tumbuh hingga benar-benar
mewakili seluruh masyarakat internasional. Kepatuhan pada standar-standar IASC terbatas pada
diterimanya standar-standar itu, secara suka rela, oleh masyarakat akuntansi profesional yang
mewakili di IASC serta oleh organisasi dan badan pemerintah lain di dalam negara yang diwakili.
FASB karena independen terhadap AICPA, bukanlah anggota IASC dan karenanya tidak wajib
menyelaraskan standarnya dengan standar komite internasional tersebut.
Ihtisar Alternatif Alternatif
Banyaknya solusi alternatif mengindikasikan bahwa tidak ada satu solusi yang baik mengenai
bagaimana cara terbaik untuk menetapkan kebijakan akuntansi. Tidak adanya solusi ini
mencerminkan kesulitan-kesulitan teknis dan politis yang menyertai penetapan standar akuntansi.
Walau demikian dapat, dapat dibedakan menjadi empat sistem dasarr yang ada di dunia: regulasi
oleh pemerintah, oleh badan pemerintah, oleh badan-badan swasta, dan oleh perusahaan-
perusahaan sendiri.
Selain itu, dalam beberapa sistem standar akuntansi ditetapkan pada hakikatnya atas dasar
politis. Sistem pajak, dalam sebagian besar negara, merupakan contoh perangkat standar akuntansi
yang ditentukan secara politis. Dalam sistem lain, standar akuntansi ditetapkan bersama atas dasar
teknis.

Konsekuensi Sosial dan Ekonomi Kebijakan Akuntansi
Semua keputusan yang menyangkut kebijakan akuntansi pasti mempunyai konsekuensi
ekonomi. Jika tidak ada konsekuensi ekonomi, tidak ada perlunya keputusan kebijakan itu.
Konsekuensi yang diinginkan meliputi perbaikan informasi yang tersedia bagi investor dan pemakai
lain sehingga memungkinkan dihasilkannya keputusan ekonomi yang lebih baik atau turunnya biaya
pengumpulan informasi bagi pemakai. Jika keputusan tidak berubah dan jika biaya informasi bagi
pemakai tidak berkurang ini merupakan bukti bahwa keputusan kebijakan itu tidak diinginkan.

Pemakai yang Terkena Dampak Kebijakan
Sebagian kebijakan dapat mengubah kekayaan ekonomi atau arus kas pemakai secara
langsung. Kebijakan lainnya mungkin mempengaruhi perilaku individu seperti pelanggan, pegawai
dan masyarakat umum terhadap perusahaan. Kebijakan yang lainnya lagi, yang dianggap
mempengaruhi tujuan-tujuan nasional, mungkin menarik perhatian kongres / badan administratif.
Pemakai Konsekuensi Ekonomi
Investor dan Kreditor




Korporasi




Manajemen

Nasional

Keputusan keuangan.
Biaya pengumpulan dan analisis informasi keuangan.
Biaya penyusunan dan nantinya, mungkin, revisi kontrak
yang didasarkan pada angka-angka akuntansi.

Biaya penerbitan laporan-laporan keuangan.

Perubahan harga saham perusahaan melalui informasi
baru atau perbedaan volatilitas angka penghasilan.

Perilaku manajemen.

Alokasi sumber daya.

Lain-lain Kebijakan komisi regulator.

Persepsi Masyarakat mengenai perusahaan
Konsekuensi-konsekuensi Ekonomi

Sebagian konsekuensi bersifat langsung dan jelas. Yang lainnya lebih tidak langsung dan,
akibatnya, kurang jelas. Misalnya, fakta bahwa banyak kontrak, hubungan ekuitas, dan perjanjian
legal dalam kesepakatan kredit seringkali dinyatakan dalam angka akuntansi atau rasio laporan
keuangan mempunyai arti bahwa kebijakan akuntansi akan mempengaruhi arti angka dan rasio ini.
Hal ini mengubah hubungan ekonomi dari yang dimaksud sebenarnya. Misalnya, kapitalisasi sewa
guna usaha jangka panjang dapat mempengaruhi rasio utang ekuitas dan karenanya mempengaruhi
hubungan yang berkaitan dengan rasio ini.
Dengan adanya konsekuensi-konsekuensi ekonomi yang mengalir dari kebijakan akuntansi,
tidaklah mengejutkan bahwa penetapan standar disertai oleh kontroversi. Untuk pendekatan atas ke
bawah untuk menetapkan kebijakan akuntansi, keberadaan konsekuensi ekonomi ini dapat
menimbulkan masalah yang berat. Pembuat kebijakan, seperti FASB, mungkin inin
memperhitungkan keinginan semua konstituen mereka dan pengaruh kebijakan pada mereka.
Tetapi dengan begitu banyaknya pihak yang terkena dampak pelaporan keuangan dalam begitu
banyak cara yang berlainan, sulit bagi mereka untuk merasa yakin bahwa mereka bertindak
kepentingan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai