Nama:
Akhmad Nurhadi Putranto
2014240916
Karena ada hal- hal yang menyebabkan risiko informasi( hubungan tdk dekat antara
pembuat dan pengguna informasi, sikap memihak dan motif lain yang
melatarbelakangi pemberian informasi, jumlah data yang besar, dan transaksi
Pelayanan Assurance
Pelayanan atau jasa profesional independen yang dapat meningkatkan kualitas
informasi bagi para pembuat keputusan.
-
Audit atas Laporan Keuangan Historis Jasa atestasi dimana auditor menerbitkan
laporan tertulis tentang opini apakah laporan keuangan telah disusun berdasarkan
PABU
Tinjauan atas Laporan Keuangan Historis Jasa tinjauan (review) laporan keuangan
Definisi Auditing
Aturan-aturan akuntansi menjadi kriteria membandingkan kesesuaian informasi. Atau
Pengumpulan serta pengevaluasian bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan
tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Dilaksanakan
oleh orang yang kompeten dan independen.
-
Jenis Audit
1. Audit Operasional: Tinjauan atas bagian tertentu dari prosedur serta metode
operasional organisasi tertentu. Tujuan: Mengevaluasi efesiensi serta efektivitas
prosedur serta metode yang digunakan. Hasil akhir: rekomendasi
2. Audit Kepatuhan. Menentukan apakah klien (auditee) telah mengikuti prosedur, tata
cara, serta peraturan yang dibuat oleh otoritas yang lebih tinggi
3. Audit atas Laporan Keuangan: Untuk menentukan apakah seluruh laporan keuangan
(informasi yang diuji) telah sesuai dengan kriteria tertentu (PSAK)
Risiko operasional dulu dikelola secara informal, sebagai bagian dari pekerjaan seharihari seorang manajer, yang tak pernah memikirkan bahwa sebetulnya pekerjaannya
merupakan praktek dari manajemen risiko. Selain itu, pengelolaan risiko operasional
umumnya dilakukan oleh bidang audit dan kepatuhan. Namun seringkali risiko operasional
ini terlambat diidentifikasikan, karena audit menilai berdasarkan past performance.
Agar bisa mengelola risiko operasional, perusahaan memerlukan sebuah infrastruktur
Manajemen Risiko Operasional, yang terdiri dari:
1. Metodologi
Metodologi Manajemen Risiko Operasional: adalah cara atau pendekatan yang dilakukan
untuk melaksanakan tahapan manajemen risiko yang meliputi identifikasi, pengukuran,
pengendalian dan pemantauan risiko. Secara umum terdapat tiga perangkat manajemen risiko
operasional yang banyak dipergunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan
dan memantau risiko operasional, yaitu : a) Risk Assessment. b)Risk Indicator. c)Data Base.
Ketiga
perangkat
ini
saling
melengkapi
berbagai
perspektif
manajemen
risiko:
Media Manajemen Risiko adalah tata cara, waktu, tempat, agenda, lembaga, pelaporan, dan
rencana tindak lanjut atas pelaksanaan tiga perangkat tersebut
2. Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan salah satu infrastruktur penting dalam
implementasi manajemen risiko. Pengembangan SIM untuk memenuhi kebutuhan
manajemen risiko dilakukan melalui dua komponen, yaitu sistem dan informasi. Sistem
adalah suatu proses atau mekanisme perolehan, pengolahan, penyampaian informasi baik
dilakukan secara manual maupun dengan bantuan teknologi. Sedangkan informasi itu sendiri,
melingkupi jenis, isi, stuktur informasi, yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
Cost-benefit
analysis
dalam
memilih
sistem
informasi
manajemen
harus
tetap
dipertimbangkan. Jangan sampai biaya yang dikeluarkan menjadi lebih mahal dari risiko
yang akan dimitigasi. Pemilihan SIM dapat dilakukan secara bertahap, karenaIT is easily
obsolete.
3. Limit
Limit diperlukan sebagai tindakan untuk mengendalikan risiko. Limit yang ditetapkan
didasarkan atas kompetensi, pengalaman, latar belakang pendidikan.Penetapan limit risiko
disesuaikan dengan kondisi sumber daya manusia dari perusahaan yang bersangkutan.
4. Sistem Pengawasan
Sistem pengawasan dapat berupa: i)Organisasi dan pengawasan komisaris dan direksi.
ii)Kebijakan dan prosedur untuk mengarahkan proses manajemen risiko. iii)Metodologi
manajemen risiko. iv)Sistem informasi manajemen risiko beserta perangkat pendukungnya.
v)Sistem pengendalian risiko dan penetapan limit.vi) Penguatan fungsi internal control.
vii)Pengembangan budaya manajemen risiko dan program komunikasi manajemen risiko.
Tuntutan stakeholders telah memaksa adanya kebutuhan untuk menerapkan manajemen risiko
operasional yang terbaik. Bila dilakukan dengan tepat, perusahaan akan menghemat modal.
Di satu sisi, kondisi ini membuat peran dan fungsi professional risk manager semakin
diperlukan, seperti: Chief Risk Officer, Risk Based Auditor, Risk Based Supervisor.
Risiko bersifat inheren, dan ada pada semua aktivitas. Risiko tidak bisa dihilangkan namun
risiko bisa dimitigasi. Berbisnis pada hakekatnya adalah mengambil risiko dan sekaligus
mendapatkan reward atas risiko yang kita ambil. Manajemen risiko bertujuan untuk
mengelola risiko-risiko dalam rangka mencapai tujuan perusahaan dan menjaga
kelangsungan usaha (protect capital and maximize risk-return trade-off)