Anda di halaman 1dari 5

Nama : Riyadhah Nur Basmalah

NIM : 11180820000051
Kelas : Akuntansi 4C

Financial Reporting and Analysis


A. Konsep Accrual Basis
Dalam akuntansi kita dapat melakukan pencatatan transaksi keuangan bisa menggunakan
dua cara, yang berdasarkan waktu pencatatan akuntansi nya, yaitu accrual basis dan cash
basis. pencatatan yang berdasarkan accrual basis adalah pencatatan transaksi keuangan
dimana transaksi tersebut dicatat pada saat terjadi nya transaksi tersebut, bahkan ketika
kita belum menerima kas, meski belum menerima kas kita dapat mencatat pendapatan
saat penjualan terjadi, namun biaya dicatat ketika biaya tersebut dipakai.

Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis


 Metode accrual basis digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas dana.
 Beban diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan lebih handal
dan terpercaya.
 Pendapatan diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan lebih
handal dan terpecaya walaupun kas belum diterima.
 Banyak digunakan oleh perusahan-perusahana besar (sesuai dengan Ketentuan
Standar Akuntansi Keuangan dimana mengharuskan suatu perusahaan untuk
menggunakan basis akural).
 Piutang yang tidak tertagih tidak akan dihapus secara langsung tetapi akan dihitung
kedalam estimasi piutang tak tertagih.
 Setiap penerimaan dan pembayaran akan dicatat kedalam masing-masing akun sesuai
dengan transaksi yang terjadi.
 Adanya peningkatan pendapatan perusahaan karena kas yang belum diterima dapat
diakui sebagai pendapatan.
 Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai pedoman manajemen dalam menentukan
kebijakan perusahaan kedepannya.
 Adanya pembentukan pencandangan untuk kas yang tidak tertagih, sehingga dapat
mengurangi risiko kerugian.

Kelemahan Pencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis


 Metode accrual basis digunakan untuk pencatatan.
 Biaya yang belum dibayarkan secara kas, akan dicatat efektif sebagai biaya sehingga
dapat mengurangi pendapatan perusahaan.
 Adanya resiko pendapatan yang tak tertagih sehingga dapat membuat mengurangi
pendapatan perusahaan.
 Dengan adanya pembentukan cadangan akan dapat mengurangi pendapatan
perusahaan.
 Perusahaan tidak mempunyai perkiraan yang tepat kapan kas yang belum dibayarkan
oleh pihak lain dapat diterima.
B. Konsep Kas Basis
Kas basis adalah metode akuntansi dimana pendapatan diakui ketika kas diterima dan
beban diakui pada saat dibayar. Metode ini lebih rendah daripada basis akrual di mana
pendapatan diakui pada saat diterima dan beban dicocokkan dengan pendapatan atau
periode akuntansi saat terjadinya (bukan dibayar). Basis kas akuntansi biasanya diikuti
oleh individu dan perusahaan kecil, tetapi tidak sesuai dengan prinsip pencocokan
akuntansi. Metode ini tidak mengakui piutang atau hutang dagang.

Kelebihan Kas Basis


 Saat kas diterima dapat langsung diakui sebagai pendapatan
 Tidak beresiko pendapatan tak tertagih
 Orang dengan sedikit atau tanpa keuangan atau akuntansi memahami pendekatan
berbasis kas (dan pembukuan satu entri) dengan mudah.
 Banyak perusahaan kecil dapat menerapkan pendekatan kas basis tanpa melibatkan
pembukuan atau akuntan yang terlatih.
 Pendekatan berbasis kas tidak memerlukan perangkat lunak akuntansi yang rumit.

Kekurangan Kas Basis


 Informasi tidak akurat karena hanya menunjukkan posisi keuangan pada saat itu saja
 Fokus pada Pendapatan dan Biaya Saja
 Tidak mudah melacak nilai aset, kewajiban, atau ekuitas
 Tidak dapat memenuhi kebutuhan pencatatan perusahaan publik dan organisasi lain
yang harus mengajukan laporan keuangan yang diaudit, seperti laporan Penghasilan
atau neraca
 Tidak dapat — dengan sendirinya — memberikan informasi penting kepada pemilik
dan manajer untuk mengevaluasi posisi keuangan perusahaan
 Tidak menyediakan beberapa jenis pengecekan kesalahan.

C. Manajemen Laba
Manajemen laba merupakan suatu proses pengambilan langkah yang disengaja dalam
batas prinsip akuntansi baik itu didalam maupun diluar batas General Accepted
Accouting Principle (GAAP). Didalam buku “Pengaruh Manajemen Laba Terhadap
Biaya Modal Ekuitas” oleh utami (2005) , mendefinisikan manajemen laba sebagai
“some ability to increase or decrease reported net income at will”. Artinya manajemen
laba mencakup usaha manajemen untuk memaksimumkan atau meminimumkan laba
termasuk perataan laba, sesuai dengan keinginan manajer.
Menurut Ayres (1994, hal 27-29) terdapat 3 unsur laporan keuangan yang dapat
dijadikan sasaran untuk dilakukan manajemen laba:
 Kebijakan Akuntansi
 Pendapatan
 Biaya
Menganggap sebagai beban/ biaya atau menganggap sebagai suatu tambahan investasi
atas suatu biaya (amortize or capitalize of investment).
Faktor yang mempengaruhi Manajemen Laba
Didalam bukunya Positive Accounting Theory ( Watt dan Zimmerman, 1986 ) terdapat
tiga faktor yang mempengaruhi manajemen laba yaitu :
 Bonus Plan Hypothesis
Pada metode akuntansi ini manajer akan memaksimalkan utilitasnya dengan
memberikan bonus yang tinggi agar meningkatkan laba yang dilaporkan.
 Debt Covenant Hypothesis
Ketika manajer perusahaan melakukan pelanggaran perjanjian kredit mereka
cenderung memilih metode akuntansi yang memiliki dampak meningkatkan.
Sehingga dapat menjaga reputasi mereka dalam pandangan pihak eksternal.
 Political Cost Hypothesis
Metode penurunan laba ini banyak dilakukan oleh perusahaan besar, karena jika
laba yang sangat tinggi maka pemerintah juga akan menaikkan pajak pendapatan
perusahaan tersebut.

Motivasi Manajemen Laba


 Motivasi program bonus
Motivasi ini merupakan perluasan dari bonus plan hypothesis. Ketika laba bersih
perusahaan rendah, manajer akan menurunkan pendapatan, agar laba perusahaan
tersebut menjadi lebih rendah pula. Sedangkan ketika laba bersih perusahaan tinggi
maka manajer akan menurunkan pendapatan, sehingga laba perusahaan menjadi lebih
rendah.
 Motivasi Politik (Political Motivations)
Motivasi ini dipakai oleh perusahaan besar yang aktivitasnya berhubungan dengan
publik atau perusahaan yang bergerak dalam industri strategis seperti minyak dan gas.
Ketika perusahaaan dalam keadaan makmuran perusahaan akan menggunakan
prosedur dan praktik-praktik akuntansi yang meminimalkan laba bersih perusahaan.
Dengan demikian, publik akan mendorong pemerintah untuk meningkatkan peraturan
untuk menurunkan profitabilitas mereka.
 Motivasi Perpajakan (Taxation Motivations)
Motivasi penghematan pajak kini menjadi motivasi manajemen laba yang paling
nyata. Akan tetapi, kewenangan pajak cenderung untuk memaksakan aturan akuntansi
pajak sendiri untuk menghitung pendapatan kena pajak.
 Motivasi Perubahan CEO (Changes of Chief Executif Officer Mativations)
Ketika waktu mendekati pengunduran diri CEO maka ia harus memaksimalkan laba
untuk meningkatkan bonus mereka. Sedangkan CEO dengan kinerjanya yang buruk
akan memaksimalkan laba mereka dengan tujuan mencegah pemberhentian mereka.
 Initial Public Offering (IPO)
Dikarenakan Perusahaan go public belum memiliki nilai pasar, ini akan menyebabkan
manajer perusahaan melakukan manajemen laba dalam prospektus mereka. Dengan
memasukkan informasi akuntansi keuangan ke dalam prospektus yang nantinya
bermanfaat sebagai sumber informasi. Hal ini memungkinan bahwa manajer
perusahaan go public akan mengelola prospektusnya dengan harapan dapat
menaikkan harga saham.
 Motivasi Perjanjian Utang (Debt Covenants Motivations)
Agar dapat memenuhi perjanjian utang yang timbul dari kontrak utang jangka
panjang. Seperti pelanggaran terhadap covenant yang dapat mengakibatkan cost yang
tinggi terhadap perusahaan, jadi sebisa mungkin manajer berusaha menghindari
terjadinya pelanggaran terhadap covenant ini.

Teknik dan Strategi Manajemen Laba


 Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi
Manajer harus bisa mempengaruhi laba terhadap estimasi akuntansi contohnya :
estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau
amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi, dan lain-lain.
 Mengubah metode akuntansi
Perubahan metode dalam suatu transaksi, contoh: mengubah metoda depresiasi aktiva
tetap, dari metoda depresiasi angka tahun ke metoda depresiasi garis lurus.
 Menggeser perioda biaya atau pendapatan
Teknik/ strategi ini dikenal juga sebagai manipulasi keputusan operasional.

D. Kualitas Laba
Kualitas laba adalah suatu ukuran untuk melihat dan mencocokkan apakah laba yang
telah dihasilkan atau diperoleh sama dengan laba yang sebelumnya telah direncanakan.

Penentu Kualitas Laba


 Prinsip Akuntansi
Kebebasan manajemen dalam memilih prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku adalah
salah satu penentu kualitas laba. Kebebasan ini dapat bersifat agresif (optimis) atau
konservatif. Bila ditinjau secara konservatif, kualitas laba akan lebih tinggi karena
adanya kemungkinan kinerja masa kini lebih kecil dan perkiraan kinerja masa depan
dinyatakan terlalu tinggi jika dibandigkan dengan kualitas laba ditinjau secara
agresif.
 Aplikasi Akuntansi
Kebebasan manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
merupakan salah satu penentu kualitas laba. Melalui aplikasi prinsip akuntansi ini,
manajemen memiliki kebebasan terhadap jumlah laba yang dilaporkan guna
menentukan pendapatan dan beban.
 Risiko Usaha
Hubungan antara laba dan risiko usaha merupakan penentu kualitas laba selanjutnya.
Hubungan ini mencangkup dampak siklus dan kekuatan usaha lain terhadap tingkat,
stabilitas, sumber dan variabilitas laba.
Analisis Kualitas Laba pada Laporan Laba Rugi
Beberapa pilihan akuntansi atas pengeluaran yang penting untuk membantu menilai
kualitas laba memeliki pengaruh besar terhadap putusan manajemen pengeluaran yang
fleksibel (discretionary expenditures) adalah pengeluaran yang dapat dipindahkan
antarperiode untuk membuat cadangan dan atau mempengaruhi laba. Penegeluaran ini
sering disajikan dalam laporang laba rugi (Income Statement) atau pada laporan
keuangan.

Analisis Kualitas Laba pada Neraca


 Konservatisme dalam Pelaporan Aset
Hal ini dapat dinyatakan dalam suatu preposisi, yaitu: “Jika aset dinyatakan terlalu
tinggi, maka laba kumulatif dinyatakan terlalu tinggi”. Hal ini dapat dibuktikan karena
laba tidak dikenakan beban yang diperlukan untuk menurunkan nilai aset menjadi
nilai kenyataannya.
 Konservatisme dalam Pelaporan Provisi dan Kewajjiban
Analisis yang dilakukan juga harus mencakup proposisi yang terkait dengan nilai
provisi dan kewajiban terhadap laba. Umumnya dinyatakan, “Jika provisi dan
kewajiban dinyatakan terlalu rendah, maka laba kumulatif dinyatakan terlalu tinggi”.
Hal ini dapat dibuktikan karena laba tidak dikenakan beban yang diperlukan sebagai
upaya menaikkan nilai provisi dan kewajiban ke dalam nilai pasarnya.

Faktor Eksternal dan Kualitas Laba


Salah satu faktornya adalah kualitas laba di luar negeri (asing). Kualitas laba asing ini
dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti kesulitan dan ketidakpastian dalam pengembalian
dana, kondisi sosial dan politik saat itu, fluktuasi mata uang, kebiasaan dan peraturan
yang mengikat. Regulasi juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas
laba. Selain itu faktor yang juga mempengaruhi kualitas laba adalah stabilitas dan
reliabilitas sumber laba, tingkat perubahan harga serta ketidakpastian yang terjadi karena
kerumitan operasi.

Anda mungkin juga menyukai