Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MATA KULIAH

MANAJEMEN KEUANGAN
“MANAJEMEN KEUANGAN PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG”

Dosen:
Ketut Tanti Kustina, S.E., M.M., Ak., CA.

Oleh:
Kelompok 1

Ni Putu Desy Widiari (ABSEN 01) 118210930


Wina Laksmi Vittala (ABSEN 02) 118210931
Made Tasya Arta Dwitasari (ABSEN 03) 118210932
Agung Krisna Brawijaya (ABSEN 04) 118210933
Ni Kadek Ayu Cintya Dewi (ABSEN 05) 118210934
I Gusti Ngurah Bayu Danuartha Loceng (ABSEN 06) 118210938

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL (UNDIKNAS) DENPASAR
2019

1
DESY (01) WINA (02)

TASYA (03) GUNG KRISNA (04)

BAYU (06)
CINTYA (05)

2
DAFTAR ISI

COVER ...........................................................................................................................................1
PROFIL ANGGOTA .....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
I. PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN JANGKA PENDEK ....................................4
A. PENGERTIAN PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK ......................................................4
B. JENIS-JENIS PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK ........................................................4
1. PENDANAAN SPONTAN................................................................................................4
2. PENDANAAN TIDAK SPONTAN ..................................................................................5
C. EVALUASI SUMBER PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK .........................................6
D. SUMBER-SUMBER PEMBIAYAAN JANGKA
PENDEK…………………………………………………………………………………...7
II. PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN JANGKA PANJANG ................................9
A. PENGERTIAN PEMBIAYAAN JANGKA PANJANG ................................................9
B. JENIS DAN SUMBER PEMBIAYAAN JANGKA PANJANG ..................................9
1. UTANG ..........................................................................................................................9
2. MODAL .......................................................................................................................13
III.KESIMPULAN……………………………………………………………………………...20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................21

3
I. PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN JANGKA PENDEK

Manajemen Keuangan Jangka Pendek (Short-term financial management), merupakan


pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang, persediaan) dan pasiva lancar perusahaan
(hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang masih harus dibayar) untuk mencapai keseimbangan
antara laba dan risiko agar memberi kontribusi nilai positif terhadap nilai perusahaan. Misalnya
Aktiva lancar dalam jumlah besar berakibat pada peningkatan risiko tidak dapat membayar pada
saat jatuh tempo.

A. PENGERTIAN PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK

Pembiayaan Jangka Pendek (Short-Term Financing) merupakan hutang dengan jangka waktu
1 tahun atau kurang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan musiman dan aktiva lancar.

B. JENIS-JENIS PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK


1. Pendanaan Spontan (Spontaneous financing)

Adalah jenis pendanaan yang berubah secara otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan
perusahaan (misal dilihat dari penjualan perusahaan) atau merupakan jenis pendanaan yang
diperoleh dari operasi normal perusahaan dengan dua sumber pembiayaan meliputi hutang dagang
(account payable) dan kewajiban yang masih harus dibayar (accruals hutang akibat jasa yang
diterima yang pembayarannya belum dilakukan).

Contoh: utang dagang (account payable) dan utang akrual (account accruals). Account payable
dan Accruals merupakan unsecured short-term financing, yaitu sumber pembiayaan jangka pendek
yang diperoleh tanpa menjaminkan aktiva tertentu sebagai agunan.

Jenis pendanaan ini memiliki karakter jika aktifitas perusahan berubah maka sumber
pendanaanpun ikut berubah secara otomatis. Beberapa bentuk sumber dana spontan antara lain :
utang dagang rekening-rekening akrual (misalnya pembayaran upah/gaji atau pembayaran pajak).
Utang dagang timbul karena perusahaan membeli pasokan dari supplier dengan kredit, sedang
utang pajak terjadi karena pajak dibayar setiap tanggal tertentu dalam satu tahunnya.

Rumus:

“Rerata utang dagang = Nilai Utang / Perputaran UtangPerputaran hutang dalam setahun =
Periode Waktu / Jangka Waktu Kredit”

4
Contoh:

Perusahaan ABC membeli barang senilai Rp 300.000.000,- secara kredit dengan jangka
waktu 3 bulan maka perputaran hutang setahun 4x. Dengan demikian rerata utang dagang
Perusahaan ABC sebesar Rp 75.000.000,- Jika perusahaan menaikkan pembelian kredit sebesar
10% ( Rp 300.000.000 ), maka rerata utang dagangpun akan naik sebesar 10% ( Rp 82.500.000 ).
Begitu jika perusahaan akan menurunkan pembelian kreditnya sebesar 5% maka rerata utang
dagangpun akan turun 5%. Maka tak salah kalau staf manajer keuangan Perusahaan ABC ketika
membuat budget utang dengan menggunakan angka persentase pembelian kredit.

2. Pendanaan Tidak Spontan (Non Spontaneous Financing)

Pendanaan Tidak Spontan (nonspontaneous financing) adalah jenis Pendanaan yang tidak
berubah secara otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan. Contoh : utang yang
diperoleh dari bank.

Jenis pendanaan ini memiliki karakter bahwa untuk memperoleh, menambah maupun
mengurangi dana, perusahaan membutuhkan waktu untuk negoisasi atau perundingan secara
formal. Beberapa bentuk sumber dana tidak spontan antara lain:

A. Commersial Paper.
Merupakan surat utang jangka pendek (jangka waktu 30-90 hari), tanpa jaminan yang
dikeluarkan perusahaan besardan dijual langsung ke investor. Biasanya hanya perusahaan
besar yang bisa mengeluarkan commersial paper.
B. Pinjaman Kredit.
Berasal dari lembaga keuangan dan lembaga keuangan non bank. Pinjaman dari bank ada
2 jenis yaitu, Kredit Transaksi dan kredit lini. Kredit transaksi yaitu kredit yang ditujukan
untuk tujuan spesifik tertentu. sedangkan Kredit Lini yaitu peminjam bisa meminjam
sampai jumlah maksimum tertentu, yang menjadi plafon (batas atas pinjaman).
C. Factoring atau anjak piutang
Berarti menjual piutang dagang. Dari segi perusahaan yang mempunyai piutang, factoring
mempunyai manfaat karena perusahaan tidak perlu menunggu sampai piutang jatuh tempo
untuk memperoleh kas. Piutang juga memperoleh manfaat karena factoring merupakan
alternative investasi.

5
D. Menjaminkan Piutang.
Alternatif lain dari menjual piutang adalah menggunakan piutang sebagai jaminan untuk
memperoleh pinjaman (pledging receivables). Dengan alternatif ini, kepemilikan piutang
masih ada di tangan perusahaan. Jika pinjaman tidak terbayar, piutang yang dijadikan
jaminan bisa digunakan untuk melunasi pinjaman (penjaminan bisa dilakukan atas semua
piutang).
E. Menjaminkan Barang Dagangan (Persediaan).
Perusahaan bisa menjaminkan barang dagangan untuk memperoleh pinjaman. Prosedur
yang dipakai akan sama dengan penjaminan piutang. Pemberi jaminan akan mengevaluasi
nilai persediaan, kemudian akan memberikan pinjaman dalam presentase tertentu dari nilai
p[ersediaan yang dijaminkan.
F. Akseptasi Bank.
Merupakan pernyataan kesanggupan bank pengaksep untuk melakukan pembayaran atas
suatu wesel berjangka yang diterbitkan eksportir, pada saat jatuh tempo wesel dimaksud
atau merupakan janji untuk membayar oleh pihak tertarik dengan cara membubuhkan tanda
tangan dalam surat wesel; akseptasi harus dinyatakan dengan kata akseptasi atau dengan
cara lain yang sama maksudnya; tanda tangan saja dan pihak tertarik dibubuhkan pada
halaman muka, surat wesel sudah berlaku sebagai akseptasi; apabila telah diakseptasi,
wesel ni menjadi sama dengan promes, yang berarti dapat diperdagangkan atau dapat dijual
kepada pihak lain sebelum tanggal jatuh tempo (acceptance) akseptor
G. Repo (repurchase agreement).
Suatu perjanjian antara penjual & pembeli atas efek-efek dimana penjual berjanji untuk
membeli kembali efek-efek yang dimaksud pada harga yang disepakati bersama dan pada
jangka waktu yang telah ditentukan.

C. EVALUASI SUMBER PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK


Untuk menentukan sumber pendanaan jangka pendek manajer keuangan bisa mengevaluasi
dengan menggunakan kerangka :
 Strategi pendanaan secara keseluruhan
 Biaya
 Ketersediaan

6
 Fleksibilitas

D. SUMBER-SUMBER PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK


Sumber-sumber pembiayaan jangka pendek dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Tanpa jaminan

Apabila tanpa jaminan, sumber dana jangka pendek dapat berupa kredit dagang. Kredit
dagang disebut juga utang dagang. Utang dagang merupakan pinjaman tanpa perjanjian, yaitu
pembeli melakukan pembelian barang dagangan dengan persyaratan jangka waktu pelunasannya
berjangka pendek biasanya kurang dari satu tahun. Setelah menerima barang, maka sejak itu
pembeli sudah berutang kepada penjual.

Bagi pembeli ini merupakan sumber dana yang bersifat jangka pendek yang penting. Kredit
perdagangan adalah sumber pendanaan spontan yang sering sekali dimanfaatkan perusahaan.
Kredit dagang bisa juga diartikan pendanaan dengan cara menunda pembayaran kepada pemasok
(suplier). Meskipun diperoleh dengan mudah melalui penundaan pembayaran, kredit dagang tidak
selalu bebas biaya. Biaya kredit dagang bisa berupa pengenaan tambahan bunga pemasok,
penetapan harga jual yang lebih tinggi dan bisa juga berupa bentuk kehilangan diskon yang
diberikan pada perusahaan yang membayar lebih awal, hal ini tercermin dari syarat penjualan.

2. Dengan Jaminan

Sedangkan apabila dengan jaminan, sumber dana jangka pendeknya adalah kredit bank.
Bentuk-bentuk jaminan untuk kredit bank misalnya: surat berharga (marketable securities),
piutang atau persediaan.

Sumber pendanaan piutang dagang terdiri dari:

1. Factoring

Merupakan cara mendanai piutang dagang dengan menjual piutang dagang yang dimiliki
perusahaan kepada lembaga keuangan non bank. Penjualan dilakukan dengan hak regres (with
recourse), yaitu pembeli surat piutang dapat menuntut penjual untuk membayar seandainya

7
pembeli surat piutang tidak dapat menagih piutangnya dari pihak yang berutang atau tanpa hak
regres (without recourse), yaitu: risiko atas tidak tertagihnya piutang tersebut telah seluruhnya
menjadi tanggung jawab lembaga keuangan non bank.

2. Pledge of accounts receivables

Tujuannya adalah agar perusahaan menggadaikan/menjual piutang dagangnya agar dapat


memperoleh dana dari lembaga keuangan non bank dengan hak regres. Risiko tidak tertagih
ditanggung oleh penjual/peminjam. Perusahaan yang menggadaikan piutangnya diminta untuk
mengikat perjanjian dengan suatu ikatan yang disebut jaminan gadai/cessie/assignment of
accounts receivable.

3. Bankers acceptance facility

Timbul dari suatu transaksi jual beli dengan menggunakan alat pembayaran dalam bentuk
banker’s LC (Letter of Credit)

Sumber pendanaan untuk persediaan, terdiri dari:

1. Blanket inventory lien

Merupakan sumber pendanaan jangka pendek dengan persediaan jaminan dimana


persediaan bebas diperjual belikan dan persediaan yang dipinjamkan tetap disimpan digudang
peminjam. Di indonesia disebut kredit dengan jaminan fidusia

2. Trust receipts

Merupakan sumber pendanaan jangka pendek dengan persediaan sebagai jaminan. Disini
perusahaan yang meminjam masih boleh menjual persediaan tetapi hasil penjualan harus langsung
dipindahkan ke pemberi pinjaman setiap harinya. Persediaan dapat disimpan ditempat peminjam
atau digudang umum.

3. Field warehouse financing

8
Merupakan sumber pendanaan jangka pendek dengan persediaan sebagai jaminan dan
persediaan yang dijaminkan disimpan digudang umum. Peminjam tidak berhak menjual. Jadi
pengawasan secara fisik dilakukan perusahaan perdagangan umum. Persediaan dilepaskan hanya
atas ijin kreditur (pemberi pinjaman).

II. PENGERTIAN MANJEMEN KEUANGAN JANGKA PANJANG

Manajemen Keuangan Jangka Panjang (Long-term financial management), merupakan


pengelolaan yang berkaitan dengan eksistensi dan strategi perusahaan agar dapat tercapai tujuan
dari perusahaan tersebut.

A. PENGERTIAN PEMBIAYAAN JANGKA PANJANG

Pembiayaan jangka panjang (Long-term financing) merupakan pembiayaan yang memiliki


jangka waktu yang relatif lebih lama yaitu lebih dari satu tahun.

B. JENIS DAN SUMBER PEMBIAYAAN JANGKA PANJANG

Ada dua buah pendanaan jangka panjang, yaitu pertama, pendanaan jangka panjang yang
diperoleh dari UTANG. dan yang kedua pendanaan diperoleh dari MODAL.

1. Utang
Utang disini adalah utang jangka panjang (loan), perusahaan meminjam dana kepada pihak
lain (kreditur) dan melunasi kembali pinjaman pokok beserta biayanya (bunga) dalam tempo
waktu yang lama.
Pendanaan jangka panjang dari utang contohnya:

a) Kredit Investasi

Kredit investasi adalah merupakan alternatif pendanaan jangka panjang yang umumnya
disediakan oleh kalangan perbankan selain kredit modal kerja ( pendanaan jangka pendek ) yang
selama ini kita kenal. Keputusan perusahaan untuk memanfaatkan kredit investasi ini hendaknya
mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini :

9
a. Kelayakan jenis investasi yang akan dilaksanakan.

b. Pola & Cashflow dari investasi yang akan dilaksanakan.

c. Lamanya jangka waktu kredit.

d. Besarnya pengembalian pinjaman setiap periodenya.

e. Tingkat suku bunga yang dipersyaratkan.

f. Persyaratan mengenai pelunasan kredit sebelum jatuh tempo yang biasanya dalam bentuk
penalty.

Contoh :Perusahaan Mandiri menandatangani perjanjian kredit investasi dengan (anak Mapan
senilai Rp. 1 milyar pada pertengahan tahun 2004 untuk jangka waktu 5 tahun dengan tingkat suku
bunga sebesar 16% per tahun dengan persyaratan tambahan bahwa pelunasan sebelum jatuh tempo
akan dikenakan penalty sebesar 2% dalam bentuk bunga per tahun. Pada pertengahan tahun 2007
ini, perusahaan mendapatkan tawaran kredit dari Manhattan (ank dengan tingkat suku bunga
sebesar 13.5 % per tahun. Apabila perusahaan tetap meneruskan kreditnya pada (anak Mapan,
maka bunga yang harus dibayar adalah:

BUNGA = 2 X 16 % X 1 MILYAR = Rp. 320 Juta

Andaikan sekarang perusahaan punya niat menerima tawaran Mahatan Bank, Maka denda
yang harus dibayar ke Bank Mapan dan bunga yang harus di bayar ke Mahattan Bank oleh
perusahaan Mandiri adalah:

DENDA = Rp. 40 Juta

BUNGA=2 X 13.5% X 1 MILYAR = 270 juta

Total= 310 Juta

Dari ilustrasi diatas, maka dapatlah disimpulkan bahwa alternative menerima tawaran
Mahattan Bank akan lebih menguntungkan bagi perusahaan Mandiri

b) Hipotik

10
Hipotek adalah merupakan alternatif pendanaan jangka panjang dalam bentuk hutang yang
biasanya harus disertai dengan agunan berupa aktiva tidak bergerak (tanah,bangunan ). Dalam hal
terjadinya likuidasi perusahaan yang mempunyai hutang, maka kewajiban kreditur harus dipenuhi
terlebih dahulu dari hasil penjualan aktiva yang dijadikan sebagai agunan tersebut.

Ada beberapa hal menarik yang membuat perusahaan memilih opsi pendanaan jangka panjang dari
hipotik:

 Perusahaan masih bisa menggunakan aktiva tetap yang dijaminkan. Tapi tidak boleh
mengubah dan menjualnya.

 Umumnya bunga hipotik lebih rendah dari instrumen pendanaan jangka panjang yang lain
(karena ada jaminan)

 Perusahaan bisa memilih skema suku bunga hipotik. Bunga tetap atau bunga mengambang.
Masing masing memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri.

 Tempo pembayaran yang relatif lama. Dan bisa mengajukan perpanjangan waktu
pembayaran.

Walaupun begitu, ada beberapa hal yang dipertimbangkan yang menjadi kelemahan dari hipotik
seperti:

 Adanya biaya yang cukup besar dalam perjanjian utang hipotik. Selain biaya bunga hipotik,
ada lagi biaya yang harus ditanggung seperti biaya asuransi aktiva tetap yang dijaminkan,
biaya appraisal untuk menilai aktiva tetap yang dijaminkan, biaya administrasi, dan biaya
notaris yang jika digabungkan akan menjadi nominal yang bahkan lebih besar dari aktiva
yang dijaminkan.

 Aktiva yang dijaminkan memang bisa digunakan, tapi ada batasan batasan seperti tidak
boleh mengubah, menyewakan dan menjual aktiva tetap.

c) Obligasi

Obligasi (bond) adalah alternatif pendanaan jangka panjang berupa sertifikat surat berharga
yang berisikan kontrak pengakuan utang oleh penerbit obligasi kepada kreditur (pemberi
pinjaman)

11
Perusahaan bisa memilih obligasi sebagai sumber dana jangka panjang dan berkewajiban untuk
membayar pokok pinjaman saat jatuh tempo dan membayar bunganya secara berkala pada tanggal
yang telah ditetapkan.

Obligasi bukan produk perbankan, melainkan produk pasar modal yang berbentuk sekuritas,
jadi kreditur selaku pemegang obligasi bisa menjual obligasinya kepada pihak lain dipasar
sekunder.

Dalam sertifikat obligasi tertulis hal hal mengenai:

1. Jumlah nominal obligasi


2. Tingkat suku bunga (kupon)
3. Tanggal jatuh tempo
4. Tanggal pembayaran bunga
5. Harga penebusan (bila penerbit obligasi ingin membeli kembali)

Pada umumnya utang obligasi tidak disertai jaminan. Walaupun ada yang obligasi yang
menyertai jaminan (Obligasi hipotik) tetapi jarang ada. Jatuh tempo obligasi yang lama bisa 10
hingga 30 tahun dan pembayaran bunga biasanya 2 kali dalam satu tahun. Kupon atau bunga
obligasi ada berbagai macam, ada bunga mengambang, bunga tetap, dan bahkan obligas tanpa
bunga (zero coupon bond).
Bagi penerbit dan pembeli obligasi, risiko yang sering dihadapi adalah risiko karena perubahan
suku bunga. Kita tahu, bahwa bila suku bunga naik, harga obligasi akan turun (pembeli obligasi
rugi), dan bila suku bunga turun harga obligasi akan naik (penerbit obligasi yang rugi).Karena itu
kemudian muncul obligasi yang ditawarkan dengan suku bunga MENGAMBANG (floating rate).
Misalnya, ditentukan bahwa suku bunga obligasi sama dengan suku bunga rata-rata deposito
jangka waktu enam bulan pada bank-bank tertentu ditambah dengan 1%. Cara lain untuk
mengurangi risiko bagi penerbit obligasi perusahaan adalah mencantumkan call price. Call
price menunjukkan harga yang akan dibayar oleh penerbit obligasi, pada saat hak untuk membeli
kembali obligasi tersebut dilaksanakan oleh penerbit obligasi. Inilah salah satu manfaat pendanaan
jangka panjang dengan obligasi.

12
Misalnya disebutkan call price sebesar 110.

Ini berarti bahwa perusahaan yang menerbitkan obligasi dapat meminta obligasi yang telah
dibeli oleh para pemodal dengan membayar Rp 1.100.000 (bila nilai nominalnya adalah Rp
1.000.000). Dan pemiik obligasi harus menyerahkan obligasi tersebut. Hak bagi perusahaan untuk
memanggil obligasi tersebut akan dilaksanakan bila harga obligasi di pasar modal telah mencapai
di atas Rp 1.100.000

Pada saat suatu obligasi dipanggil untuk dilunasi sesuai dengan call price-nya, biasanya
perusahaan akan menggantinya dengan obligasi baru dengan coupon rateyang lebih rendah.
Kalau tidak perusahaan akan memerlukan dana yang sangat besar untuk melunasi obligasi lama
tersebut, padahal dana tersebut bisa jadi masih diperlukan.

Dalam peristiwa penggantian obligasi lama dengan obligasi baru, umumnya terdapat
jangka waktu yang overlap. Misalnya, obligasi baru diterbitkan bulan Januari 2019 dan obligasi
lama baru dapat ditarik bulan Maret 2019. Dengan demikian terdapat dua bulan periode overlap-
nya.Untuk melunasi obligasi, perusahan sering menyisihkan dana khusus untuk keperluan
tersebut.

Dana yang disisikan tersebut disebagai sebagai sinking funds. Dana ini disisihkan dan
ditempatkan pada bank setelah obligasi mencapai usia tertentu. Misalnya, untuk obligasi jangka
waktu lima tahun, sinking funds dimulai pada tahun ke-3.

Dalam penerbitan obligasi, biasanya disertai dengan warrant. Warrant adalah hak untuk
membeli saham dengan harga tertentu. Warrant sering digunakan sebagai ‘pemanis’ agar obliagasi
yang diterbitkan oleh perusahaan diminati oleh para pemodal.

2. Modal
Pendanaan jangka panjang dari modal adalah alternatif selain pendanaan yang dibiayai dari
utang. Jadi tidak akan ada bunga dalam skema pendanaan ini. Sumber dana dari modal bisa
berpengaruh pada strutur modal perusahaan. Contoh sumber dana dari modal adalah

13
a) Penerbitan Saham
Saham adalah surat berharga atau sekuritas yang merupakan penyertaan modal pada
sebuah perusahaan. Perusahaan bisa menerbitkan saham, kemudian saham tersebut dibeli
oleh investor, pembeli tersebut otomatis akan menjadi bagian dari pemilik perusahaan.
Dana hasil penjualan saham itulah yang nanti akan menjadi sumber keuangan perusahaan.
Bertambahnya pemilik perusahaan berarti struktur modal perusahaan juga akan berubah.
Struktur modal perusahaan akan berubah sesuai dengan persentase kepemilikan saham baik
pemilik baru atau pemilik lama. Penerbitan saham berarti mengajak orang lain "join"
berbisnis dengan perusahaan. Tidak utang. Jadi tidak ada kewajiban perusahaan untuk
melunasi dan membayar bunga seperti pendanaan dari utang. Karena join usaha ini, maka
laba yang dihasilkan akan dibagikan kepada pemegang saham secara adil melalui
pembagian dividen (jika dibagikan). Pemegang saham berhak mendapatkan bagian laba
perusahaan. Selain itu, pemegang saham bisa menjual saham tersebut kembali ke pasar
modal dan berharap bisa mendapatkan capital gain atau selisih harga jual yang lebih tinggi
dari harga beli saham.

i. Saham Preferen
Saham preferen adalah saham yang memberikan dividen yang tetap nilainya. Perhatikan
contoh saham preferen berikut ini: Bila dikatakan dividen rate-nya sebesar 16% dan nominal
saham tersebut adalah Rp 1.000, maka setiap lembar saham preferen akan memperoleh dividen
sebesar Rp 150 per tahun.

ii. Saham Biasa dan Right Issue

Penerbitan rights akan dilakukan dengan cara sebagai berikut: Misalkan suatu perusahaan,
PT KA Surabaya Network, memiliki jumlah lembar saham sebanyak 10 juta dengan harga pasar
saat ini Rp 15.000 per lembar. Perusahaan memerlukan tambahan dana sebesar Rp 50 M untuk
ekspansi. Perusahaan dapat saja menerbitkan saham baru dan menawarkan kepada publik
umum.Bila cara ini ditempuh, umumnya perusahaan harus menggunakan jasa lembaga penjamin,
yang akan menjamin bahwa penerbitan tersebut akan laku terjual semua. Atau menawarkan saham
baru dengan harga yang lebih rendah dari harga saham saat ini.

Kedua cara ini akan mengakibatkan perusahaan menanggung biaya, yaitu:

14
1. Pilihan pertama akan mengakibatkan perusahaan harus membayar fee kepada pihak
penjamin.
2. Distribusi kemakmuran kepada pemegang saham baru.
Untuk itu alternatif lain adalah menawarkan kepada para pemegang saham lama untuk membeli
saham baru.

Agar pemegang saham lama berminat untuk membeli saham baru tersebut, perusahaan bisa
menawarkan saham baru tersebut dengan harga yang jauh lebih murah dari harga saham saat ini.

contoh soal pendanaan jangka panjang berikut ini:

Perusahaan akan menerbitkan saham baru sebanyak 10 juta lembar lagi, dan ditawarkan
dengan harga Rp 5.000 per lembar, dengan demikian akan terkumpul Rp 50 M. Dengan demikian
maka setiap pemilik satu lembar saham lama diberi hak membeli satu lembar saham baru. Kepada
mereka kemudian dibagikan bukti rights sesuai dengan jumlah saham yang mereka miliki. Bagi
mereka yang tidak ingin membeli saham baru dapat menjual bukti right tersebut.

Karena penawaran tersebut hanya dibatasi kepada pemegang saham lama, maka penawaran
tersebut disebut sebagai penawaran terbatas. Setelah penerbitan rights, jumlah lembar saham akan
meningkat, sedangkan jumlah dana yang disetor tidaklah sama dengan nilai saham yang lama.
Sebagai akibatnya harga saham akan turun.

Perhatikan rumus menghitung harga saham berikut ini:

Dalam contoh di atas harga saham setelah penerbitan rights, apabila diasumsikan dana yang
terkumpul sewaktu diinvestasikan hanya akan menghasilkan NPV sama dengan NOL, akan
sebesar:
 Saham lama 10 juta X Rp 15.000 = Rp 150 M
 Saham baru 10 juta X Rp 5.000 = Rp 50 M
 Total saham 20 juta = Rp 150 M + Rp 50 M = Rp 200 M
 Harga saham per lembar = Rp 200 M : 20 juta = Rp 10.000
Bagi pemegang saham, kemakmuran mereka sebelum dan setelah penerbitan rights sama saja, bila
investasi tersebut memberikan NPV = 0.

15
Hal tersebut dapat dilihat dari perhitungan berikut ini:

Sebelum penerbitan rights harga saham Rp 15.000. Untuk seorang pemodal yang memiliki satu
lembar saham, maka:

 Nilai saham sebelum penerbitan rights = Rp 15.000


 Dana yang diserahkan ke perusahaan untuk melaksanakan right-nya = Rp 5.000
 Jumlah = Rp 15.000 + Rp 5.000 = Rp 20.000
Setelah penerbitan rights jumlah lembar saham menjadi 2 lembar @Rp 10.000. Dengan demikian
kekayaannya adalah:

= 2 X Rp 10.000 = Rp 20.000

Nilai kekayaan itu sama dengan kekayaan sebelum penerbitan right ditambah dengan dana yang
disetor.

Karena itu kunci dalam penerbitan right adalah, apakah dana yang dihimpun dari penerbitan rights
tersebut diharapkan memberikan NPV yang positif atau tidak.
Bila diharapkan dana tersebut dapat diinvestasikan dengan memberikan NPV = +Rp 10 M.

Maka harga saham setelah penerbitan rights akan menjadi:

 Saham lama 10 juta X Rp 15.000 = Rp 150 M


 Dana dari penerbitan rights (10 juta saham) = Rp 50 M
 NPV yang diharapkan = Rp 10 M
 Jumlah = Rp 150 M + Rp 50 M + Rp 10 M = Rp 210 M
 Total saham 20 juta = Rp 210 M
 Harga saham per lembar saham = Rp 210 M : 20 juta = Rp 10.500
Dengan demikian, bagi pemilik satu lembar saham lama, setelah menyetor dana untuk membeli
saham baru dengan menggunakan haknya, akan memperoleh dua lembar saham baru senilai @ Rp
10.500.

Karena itu kekayaannya menjadi Rp 21.000.

16
Kekayaannya bertambah sebesar Rp 1.000 karena dana yang disetorkan diharapkan memberikan
NPV positif sebesar Rp 10 M.

Mengapa perusahaan menerbitkan rights (rights issue)?


Perusahaan menerbitkan rights seringkali adalah untuk menghemat biaya emisi, dan juga
untuk menambah jumlah lembar saham yang diperdagangkan.
Umumnya diharapkan penambahan jumlah lembar saham di bursa akan meningkatkan frekuensi
perdagangan saham tersebut (istilahnya adalah meningkatkan likuiditas saham).
iii. Penerbitan Sekuritas di Pasar Modal

Perusahaan yang menerbitkan sekuritas di pasar modal pada dasarnya menghindari proses
intermediasi keuangan. Dengan kata lain, penerbitan sekuritas adalah bagi pihak yang kelebihan
dana (para investor) menyerahkan langsung dananya ke pihak yang memerlukan dana
(perusahaan).Banyak pihak yang terkait tersebut antara lain dimaksudkan agar tidak terjadi
penipuan informasi kepada para pemodal.

Bila perusahaan ingin menerbitkan sekuritas di pasar modal, beberapa persyaratan harus
dipenuhi.Untuk menerbitkan saham, Perseroan Terbatas (PT) yang menerbitkan haruslah
merupakan perusahaan yang baik (ditunjukkan dari informasi bahwa perusahaan telah lama
beroperasi, dan selama dua tahun terakhir telah menghasilkan laba). Dan besar, jumlah saham yang
diterbitkan minimal satu juta lembar dengan nilai nominal Rp 1.000.

b) Prosedur dan Proses Penawaran Saham di Pasar Modal

Sebelum perusahaan yang berbentuk PT dapat menawarkan sahamnya ke pasar modal


(ditawarkan di pasar perdana), perusahaan harus mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Pasar
Modal (BAPEPAM). Berbagai persyaratan akan ditanyakan oleh Bapepam dan harus dipenuhi
oleh perusahaan, antara lain:

 Perusahaan harus menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntans
publik dan dinyatak wajar tanpa syarat.
 Konsultan hukum harus menyatakan bahwa perusahaan sedang tidak berada dalam
sengketa hukum.

17
 Notaris harus melaporkan bahwa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memang telah
memutuskan perusahaan untuk go public.
 Perusahaan penilai (appraisal) menjelaskan nilai yang wajar dari berbagai aktiva tetap
yang dimiliki perusahaan.
 Untuk penerbitan obligasi juga diperlukan wali amanat yang akan mewakili para calon
pemodal.
 Kadang juga disertai dengan pihak guarantor (penanggung) yang akan menanggung jika
obligasi sampai tidak dibayar (default).
 Saat akan go public perusahaan perlu lembaga yang akan menjamin bahwa saham yang
ditawarkan nantinya akan laku terjual.
 Penjamin ini disebut sebagai Saat perusahaan menghadap Bapepam masalah underwriter
ini juga akan ditanyakan.
Underwriter bisa memberikan jaminan penuh (full commintment) atau sebaik yang bisa (best
effort). Jaminan penuh berarti bila ada saham yang tidak laku terjual di pasar
perdana, underwriter akan membelinya. Dengan demikian perusahaan dijamin akan memperoleh
sejumlah dana yang diperlukan.
Untuk best effort penjamain hanya memberikan upaya yang terbaik, tidak perlu membeli
saham yang tidak laku terjual.
Setelah Bapepam menyetujui, maka perusahaan dapat menawarkan saham tersebut ke pasar
perdana.

c) Penjualan Saham di Pasar


Setelah saham diperdagangkan di pasar perdana, bila jumlah pemesan lebih banyak dari
jumlah lembar saham yang ditawarkan (disebut oversubscribed), underwriter harus melakukan
pembagian yang telah disepakati bersama.
Perhatikan contoh peristiwa oversubscribed:
Misalkan kita memesan sebanyak 10.000 lembar dan menyetor ke underwriter uang sejumlah Rp
50 juta, karena harga per lembar di pasar perdana adalah Rp 5.000.Ternyata terjadi jumlah
pemesanan sebanyak dua kali lipat dari saham yang ditawarkan. Dalam keadaan tersebut kita
mungkin hanya akan memperoleh bukan 10.000 lembar saham, tapi hanya 5.000 lembar, setengah

18
dari pesanan kita karena terjadi oversubscribed sampai dua kali lipat. Kelebihan uang yang telah
kita setor akan dikembalikan oleh underwriter ke kita.

Setelah kita memperoleh saham tersebut, maka dalam beberapa hari, saham tersebut akan
mulai dapat diperdagangkan di bursa. Pada hari pertama saham tersebut diperdagangkan di bursa,
harganya bisa naik cukup besar bilsa terjadi oversubscribed yang cukup banyak (berarti banyak
permintaan yang tidak terpenuhi di pasar sekunder). Setelah itu harga saham bisa naik atau turun
tergantung pada pasar. Kenaikan atau penurunan harga saham tidak lagi mempengaruhi
kemakmuran para pemodal.

19
KESIMPULAN

Pembiayaan Jangka Pendek (Short-Term Financing) merupakan hutang dengan jangka


waktu 1 tahun atau kurang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan musiman dan aktiva
lancar. Sedangkan Pembiayaan Jangka Panjang (Long-Term Financing) merupakan
pembiayaan yang memiliki jangka waktu yang relatif lebih lama yaitu lebih dari satu tahun.
Tipe-tipe pembiayaan jangka pendek terbagi menjadi 2 yaitu Pembiayaan Spontan dan
Pembiayaan tidak Spontan. Beberapa jenis pembiayaan jangka pendek diantaranya ada hutang
dagang, rekening accruals, commercial paper (CP), pinjaman hutang (kredit), menjamin
barang dagang. Sedangkan pembiayaan jangka Panjang memiliki kredit investasi, hipotek,
saham, dan obligasi.

20
DAFTAR PUSTAKA

- Dillah, Arya. 2015. Manajemen Keuangan, Pembiayaan Jangka Pendek.

(https://www.kompasiana.com/www.vadiltalent.blogspot.com/551120e4813311c12cbc8170/men
ejemen-keuangan-pembiayaan-jangka-pendek).

- Sin, Anugerah. 2014. Sumber Dana Jangka Pendek.

(https://www.anugerahdino.com/2014/12/sumber-dana-jangka-pendek.html).

- https://www.academia.edu/4994865/PENDANAAN_JANGKA_PANJANG
- https://manajemenkeuangan.net/pendanaan-jangka-panjang/

21

Anda mungkin juga menyukai