Pendahuluan
Semua aset memiliki potensi mengalami penurunan nilai, namun ada yang
diatur sendiri dalam standar aset terkait atau diatur umum dalam PSAK 48 tentang
Penurunan Nilai.
Penurunan nilai atau impairment menjadi bahasa yang semakin populer
dalam akuntansi saat PSAK mengadopsi IFRS. Istilah impairment sudah lama
dikenal dalam akuntansi khususnya aset tetap. PSAK berbasis IFRS menggunakan
istilah penurunan nilai tak hanya untuk aset tetap tetapi juga untuk aset tak
berwujud, goodwill, aset keuangan dan investasi.
PSAK 16 tentang Aset tetap menjelaskan bahwa aset tetap dinilai sebesar
harga perolehan atau nilai revaluasi terakhir dikurangi dengan akumulasi
penyusutan dan penurunan nilai. PSAK 19 tentang aset tak berwujud
menyebutkan hal yang sama. Bahkan disebutkan goodwill tak boleh lagi
diamortisasi, tetapi diimpairment. PSAK 55 tak menyebutkan penyisihan piutang
untuk piutang yang tak dapat ditagih, tapi sebagai penurunan aset keuangan.
Impairment diatur khusus dalam PSAK 48 Penurunan Nilai. PSAK 48 diterapkan
untuk semua aset kecuali untuk persediaan, aset keuangan, kontrak konstruksi,
kontrak asuransi, properti investasi yang diukur dengan nilai wajar, aset tak lancar
dimiliki untuk dijual (PSAK 58) dan aset pajak tangguhan (PSAK 46).
1
dibeli atau disewa dalam sewa pendanaan (finance lease) yang boleh
diklasifikasikan sebagai properti investasi.
Sedangkan yang dimaksud properti yang digunakan sendiri adalah properti
yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk
digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa atau untuk tujuan
administrasi. Contoh dari properti investasi adalah sebagai berikut :
1. Tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan bukan
untuk dijual jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari.
2. Tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaannya di masa depan belum
ditentukan. (Jika entitas belum menentukan penggunaan tanah sebagai
properti yang digunakan sendiri atau akan dijual jangka pendek dalam
kegiatan usaha sehari-hari, tanah tersebut diakui sebagai tanah yang dimiliki
dalam rangka kenaikan nilai).
3. Bangunan yang dimiliki entitas (atau dikuasai entitas melalui sewa
pembiayaan) atau disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih sewa
operasi.
4. Bangunan yang belum yang terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada
pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi.
5. Properti dalam proses pembangunan atau pengembangan yang di masa depan
digunakan sebagai properti investasi.
2
Pertimbangan diperlukan untuk menentukan apakah suatu properti
memenuhi kriteria properti investasi. Entitas mengembangkan kriteria sehingga
kriteria tersebut dapat digunakan sebagai kebijakan yang konsisten sesuai dengan
definisi properti investasi dan petunjuk yang ada dalam PSAK 13.
Dalam PSAK 13 paragraf 7 (selanjutnya disingkat menjadi PSAK 13.XX,
dimana XX merupakan paragraf, jadi contohnya PSAK 13.07) disebutkan bahwa
properti investasi menghasilkan arus kas yang sebagian besar tidak bergantung
pada aset lain yang dikuasai oleh entitas. Misalnya, perusahaan multinasional
seperti transcorp. (yang beberapa propertinya antara lain Trans Studio Mall dan
Trans Luxury Hotel di Bandung) membeli sebuah bangunan dijakarta. Jika Trans
menyiapkan bangunan tersebut secara signifikan dalam rangka agar dapat
dioperasionalkan sebagai pusat pembelanjaan yang memadai (dijadikan mall),
maka bangunan merupakan aset tetap properti investasi. Tapi jika Trans hanya
menyewakan saja bangunan tersebut kepada merchant-merchant untuk berdagang,
tanpa menyediakan bangunan tersebut dengan fasilitas yang memadai untuk
dijadikan pusat perbelanjaan, maka properti tersebut adalah properti investasi.
Persyaratan ini disebut dengan Independence of Generation of Cash Flow.
Generation of Cash Flow merupakan kriteria untuk menentukan apakah suatu
properti digunakan untuk kegiatan operasional atau bukan.
Dalam PSAK 13.11 menyatakan bahwa suatu properti diperlakukan
sebagai properti investasi jika entitas menyediakan jasa tambahan yang tidak
signifikan terhadap penghuni properti yang dimilikinya. Persyaratan ini adalah
terkait signifikansi jasa tambahan (significance of ancillary services). Serupa
dengan Generation of Cash Flow, hanya saja dalam persyaratan ini, yang diukur
signifikannya adalah jasa tambahan yang diberika perusahaan. Contoh,
misalnya masih dalam kasus pusat perbelanjaan. Jasa yang diberikan perusahaan
pengelola pusat perbelnjaan antara lain misalnya jasa costumer service, tata ruang
bangunan took, cleaning service, sekuriti, dan lain-lain. Kalau Trans menyediakan
seluruh jasa tersebut, berarti bangunan diklasifikasikan sebagai aset tetap karena
diasumsikan Trans menjalankan usaha pengelolaan pusat perbelanjaan
menggunakan bangunan tersebut. Tetapi, kalau Trans, misalnya hanya
3
menyediakan jasa costumer service dan security maka diasumsikan jasa tambahan
yang diberikan tidak signifikan sehingga bangunan diperlakukan sebagai properti
investasi.
4
2. Pengukuran setelah pengakuan awal
Setelah pengakuan awal, entitas diperbolehkan memilih model nilai wajar
atau model biaya sebagai kebijakan akuntansi entitas dalam mengukur properti
investasi yang dimilikinya (PSAK 13.29). Dalam PSAK 25 tentang Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan ditetapkan bahwa
perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan secara sukarela hanya diizinkan
apabila perubahan tersebut akan menghasilkan penyajian transaksi, kejadian atau
kondisi yang lebih sesuai dalam laporan posisi keuangan, kinerja keuangan atau
arus kas entitas.
5
sewa di masa depan dengan mengingat kondisi sekarang. Dengan dasar pemikiran
yang sama, nilai wajar juga mencerminkan arus kas keluar (termasuk pembayaran
rental dan arus keluar Iainnya) yang dapat diperkirakan sehubungan dengan
properti tersebut.
Pedoman nilai wajar terbaik mengacu pada harga kini dalam pasar aktif
untuk properti serupa dalam lokasi dan kondisi yang sama dan berdasarkan pada
sewa dan kontrak lain yang serupa. Entitas harus memperhatikan adanya
perbedaan dalam sifat, lokasi,atau kondisi properti, atau ketentuan yang disepakati
dalam sewa dan kontrak lain yang berhubungan dengan properti.
Jika Tidak tersedianya harga kini dalam pasar aktif yang sejenis, suatu
entitas harus mempertimbangkan informasi dari berbagai sumber, seperti harga
kini dalam pasar aktif untuk properti yang memiliki sifat, kondisi dan lokasi
berbeda (atau berdasarkan pada sewa atau kontrak lain yang berbeda), disesuaikan
untuk mencerrninkan perbedaan tersebut atau harga terakhir properti serupa dalam
pasar yang kurang aktif, dengan penyesuaian untuk mencerminkan adanya
perubahan dalam kondisi ekonomi sejak tanggal transaksi terjadi pada harga
tersebut atau proyeksi arus kas diskontoan berdasarkan estimasi arus kas di masa
depan yang dapat diandalkan,didukung dengan syarat/klausul yang terdapat dalam
sewa dan kontrak lain yang ada dan (jika mungkin) dengan bukti ekstemal seperti
pasar kini rental untuk properti serupa dalam lokasi dan kondisi yang sama, dan
penggunaan tarif diskonto yang mencerrninkan penilaian pasar kini dari
ketidakpastian dalam jumlah atau waktu arus kas.
2.4 Transfer
Ketika entitas menggunakan model biaya maka transfer tidak mengubah
jumlah tercatat properti yang ditransfer dan tidak mengubah biaya properti untuk
tujuan pengukuran dan pengungkapan sedangkan transfer ke properti investasi
yang dicatat dengan menggunakan nilai wajar menerapkan PSAK 16 hingga
tanggal perubahan. Perlakuan perbedaan antara jumlah tercatat menurut PSAK 16,
dan Nilai wajar dengan cara yang sama seperti revaluasi PSAK 16:Aset Tetap.
6
Perbedaan antara nilai wajar properti pada tanggal perubahan dan nilai tercatat
diakui dalam laporan laba rugi.
2.5 Pelepasan
Properti investasi harus dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari
laporan posisi keuangan) pada saat:
a. Pelepasan atau
b. Ketika properti investasi tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak
memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat
pelepasan.
Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti
investasi ditentukan dari selisih antara:
1. Hasil neto dari pelepasan dan
2. Jumlah tercatat asset dan diakui dalam laporan laba rugi (kecuali sale and
leaseback) dalam periode terjadinya.
7
5. Sejauh mana penentuan nilai wajar properti investasi (yang diukur atau
diungkapkan dalam laporan keuangan) berdasarkan penilaian oleh penilai
independen yang diakui dan memiliki kualifikasi profesional yang relevan
serta memiliki pengalaman mutakhir di lokasi dan kategori properti investasi
yang dinilai. Apabila tidak ada penilaian seperti itu, hal tersebut diungkapkan.
6. Jumlah yang diakui dalam laba rugi untuk ;
a. Penghasilan rental dari properti investasi.
b. Beban operasi langsung (mencakup perbaikan dan pemeliharaan) yang
timbul dari properti investasi yang menghasilkan penghasilan rental
selama periode tersebut.
c. Perubahan kumulatif dalam nilai wajar yang diakui dalam laba rugi atas
penjualan properti investasi dari sekelompok aset yang mana model biaya
digunakan ke kelompok yang menggunakan model nilai wajar.
7. Eksistensi dan jumlah pembatasan atas realisasi dari properti investasi atau
pembayaran penghasilan dan hasil pelepasan.
8. Kewajiban kontraktual untuk membeli, membangun atau mengembangkan
properti investasi atau untuk perbaikan, pemeliharaan atau peningkatan.
8
termasuk penjabaran dari kegiatan usaha luar negeri menjadi mata uang
penyajian dari entitas pelapor
f. Transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri.
g. Perubahan lain.
9
e. Nilai wajar properti investasi. Dalam kasus yang dikecualikan, jika entitas
tidak dapat menentukan nilai wajar properti investasi secara andal, entitas
mengungkapkan:
- Uraian properti investasi;
- Penjelasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan secara andal; dan
- Apabila mungkin, rentang estimasi di mana nilai wajar kemungkinan
besar berada.
3. Sewa (PSAK 30)
Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan kepada lessee hak
untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati. Sebagai
imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada
lessor.
Awal Sewa (Inception of the lease) adalah tanggal yang lebih awal antara
tanggal perjanjian sewa dan tanggal pihak-pihak menyatakan komitmen terhadap
ketentuan-ketentuan pokok sewa. Pada tanggal ini:
a. Sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaan
b. Untuk sewa pembiayaan , jumlah yang diakui pada awal masa sewa
ditentukan
Awal Masa Sewa (commencement of the lease term) adalah tanggal saat
lessee mulai berhak untuk menggunakan aset sewaan. Tanggal ini merupakan
tanggal pertama kali sewa diakui (yaitu pengakuan aset, kewajiban, penghasilan
atau beban sewa)
Sewa pembiayaan adalah sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh
resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada
akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan. Sedangkan sewa operasi
adalah sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh resiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset.
Klasifikasi sewa sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi didasarkan
substansial transaksi bukan pada bentuk kontraknya. Contohnya dari situasi yang
secara individual atau gabungan pada umumnya mengarah pada sewa yang
diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah:
10
a. Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa.
b. Lessee memiliki cukup opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup
rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan,
sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi dilaksanakan.
c. Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomik aset meskipun hak
milik tidak dialihkan.
d. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara
substansial mendekati nilai wajar aset sewaan.
e. Aset sewaaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunakannya
tanpa perlu modifikasi secara material.
Contoh:
1. PT XYZ menyewa mobil selama 5 tahun. Masa manfaat mobil tersebut
adalah 7 tahun. PT XYZ diberikan opsi untuk membeli mobil tersebut pada
akhir masa sewa seharga 50% dari nilai pasar mobil ditambah 0.5% dari nilai
pasar mobil pada tanggal opsi dilaksanakan. Nilai pembayaran tersebut
adalah untuk menutup biaya penjualan mobil.
11
3.1 Sewa Tanah dan Bangunan
Dalam perjanjian sewa mengandung elemen tanah dan bangunan
diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi yang diatur
tersendiri. Dalam menentukan klasifikasi pada umumnya tanah memiliki umur
ekonomik yang tidak terbatas.Pembayaran sewa dialokasikan antara elemen tanah
dan bangunan secara proporsional sesuai nilai wajar relatif bagian perjanjian sewa
pada awal kontrak. Apabila tidak dapat dialokasikan, seluruh sewa
diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan kecuali sangat jelas bahwa kedua
elemen tersebut adalah sewa operasi. Bila demikian maka seluruh sewa
diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Tanah dianggap tidak material, maka tanah dan bangunan dapat diakui
sebagai unit tunggal untuk tujuan klasifikasi sewa dan diklasifikasikan sebagai
sewa pembiayaan atau sewa operasi. Umur ekonomik bangunan dianggap sebagai
umur ekonomik seluruh aset sewaan. Pengukuran elemen tanah dan bangunan
secara terpisah tidak diperlukan apabila bagian lessee atas tanah dan bangunan
diklasifikasikan sebagai properti investasi PSAK 13 dan metode nilai wajar
diadopsi. Apabila pengklasifikasian tidak jelas, maka perlu dibuat suatu
perhitungan secara rinci untuk penilaian ini.
12
2. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Pembayaran sewa minimun dipisahkan antara bagian yang merupakan
beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas. Beban keuangan
dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa sehingga
menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik konstan atas saldo liabilitas.
Rental kontijen dibebankan pada periode terjadinya.
Suatu sewa pembiayaan menimbulkan beban penyusutan untuk aset yang
dapat disusutkan dan beban keuangan disetiap periode akuntansi. Kebijakan
penyusutan untuk aset sewaan konsisten dengan aset yang dimiliki sendiri, dan
perhitungan penyusutan yang diakui dalam PSAK 16 Aset Tetap dan PSAK 19
Aset Tak Berwujud. Jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan
mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, aset sewaan disusutkan
secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa
dan umur manfaatnya.
3. Pengungkapan
Dalam laporan keuangan lesse harus mengungkapkan hal-hal yang berkaitan
dengan sewa pembiayaan :
a. Jumlah neto tercatat untuk setiap kelompok aset pada tanggal pelaporan.
b. Rekonsiliasi antara total pembayaran sewa minimum di masa depan pada
tanggal pelaporan, dengan nilai kininya. Selain itu, entitas mengungkapkan
total pembayaran sewa minimum di masa depan pada tanggal pelaporan, dan
nilai kininya, untuk setiap periode berikut;
- Sampai dengan satu tahun.
- Lebih dari satu tahun sampai lima tahun.
- Lebih dari lima tahun
c. Rental kontijen yang diakui sebagai beban pada periode tersebut.
d. Total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa lanjut di masa depan
dari kontrak sewa lanjut yang tidak dapat dibatalkan.
e. Penjelasan umum isi perjanjian sewa yang material yang meliputi, tetapi tidak
terbatas pada, hal berikut ;
13
- Dasar penentuan utang rental kontijen.
- Ada tidaknya klausul-klausul yang berkaitan dengan opsi perpanjangan
atau pembelian dan ekskalasi beserta syarat-syaratnya.
- Pembatasan-pembatasan yang ditetapkan dalam perjanjian sewa,
misalnya yang terkait dengan deviden, tambahan hutang dan sewa-lanjut.
2. Pengungkapan
Untuk sewa operasi dalam laporan keuangan lessee mengungkapkan selain
yang disyaratkan dalam PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan ;
a. Total pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewa operasi yang
tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut :
- Sampai dengan satu tahun.
- Lebih dari satu tahun sampai dengan lima tahun.
- Lebih dari lima tahun.
b. Total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa-lanjut di masa depan
dari kontrak sewa-lanjut yang tidak dapat dibatalkan pada tanggal pelaporan.
c. Pembayaran sewa dan sewa-lanjut yang diakui sebagai beban periode
berjalan, dengan pengungkapan terpisah untuk masing-masing jumlah
pembayaran minimum sewa, rental kontijen dan pembayaran sewa-lanjut.
d. Penjelasan umum perjanjian sewa lessee yang signifikan, yang meliputi,
namun tidak terbatas pada :
- Dasar penentuan utang rental kontijen.
14
- Eksistensi dan persyaratan untuk memperbarui kembali perjanjian sewa
atau adanya opsi pembelian dan klausul eskalasi, dan
- Pembatasan yang ada dalam perjanjian sewa, seperti pembatasan dividen,
utang tambahan dan sewa lanjutan.
15
2. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Pengakuan penghasilan pembiayaan diakui berdasarkan suatu pola yang
mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi
bersih lessor dalam sewa pembiayaan. Lessor mengalokasikan penghasilan
pembiayaan selama masa sewa dengan dasar sistematis dan rasional. Alokasi
penghasilan ini didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat
pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor dalam sewa
pembiayaan. Pembayaaran sewa dalam suatu periode, diluar biaya jasa, diterapkan
atas investasi sewa bruto untuk mengurangi pokok dan penghasilan pembiayaan
tangguhan.
Lessor pabrikan dan dealer mengakui laba atau rugi atas penjualan pada
periode sesuai kebijakan entitas atas penjualan biasa. Jika tingkat bunga
ditentukan secara artifisial terlalu rendah, laba penjualan dibatasi sebesar laba
apabila menggunakan tingkat bunga pasar. Biaya yang dikeluarkan oleh lessor
pabrikan atau dealer sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan sewa diakui
sebagai beban ketika laba penjualan diakui.
3. Pengungkapan
Dalam sewa pembiayaan selain PSAK 60 Instrumen
Keuangan:Pengungkapan lessor mengungkapkan hal-hal berikut :
a. Rekonsiliasi antara investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran
sewa minimum pada tanggal pelaporan. Disamping itu, lessor
mengungkapkan investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa
minimum pada tanggal pelaporan, untuk setiap periode berikut :
- Kurang dari satu tahun.
- Lebih dari satu tahun sampai lima tahun.
- Lebih dari lima tahun.
b. Penghasilan pembiayaan tangguhan.
c. Nilai residu tidak dijamin yang diakui sebagai manfaat lessor.
d. Akumulasi penyisihan piutang tidak tertagih atas pembayaran sewa
minimum.
16
e. Rental kontijen yang diakui sebagai penghasilan dalam periode berjalan.
f. Penjelasan umum isi perjanjian sewa lessor yang material.
2. Pengungkapan
Selain mengungkapkan hal yang dipersyaratkan dalam PSAK 60 Instrumen
Keuangan: Pengungkapan, lessor mengungkapkan hal berikut untuk sewa operasi:
a. Jumlah agregat pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewa
operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut :
- Sampai dengan satu tahun.
- Lebih dari satu tahun sampai lima tahun.
- Lebih dari lima tahun.
- Total rental kontijen yang diakui sebagai penghasilan dalam periode
berjalan.
- Penjelasan umum isi perjanjian lessor.
17
saling terkait karena keduanya dinegosiasikan sebagai satu paket. Perlakuan
akuntansi untuk transaksi jual dan sewa balik tergantung pada jenis sewanya.
Jika suatu transaksi jual dan sewa balik merupakan sewa pembiayaan, selisih
antara lebih hasil penjualan dari jumlah tercatat tidak dapat diakui segera sebagai
pendapatan oleh penjual-lessee, tetapi ditangguhkan dan diamortisasi selama masa
sewa.
Jika sewa balik adalah sewa pembiayaan, transaksi tersebut merupakan
suatu cara dimana lessor memberikan pembiayaan pada lessee dengan aset
sebagai jaminan. Karenanya tidak tepat jika selisih lebih hasil penjualan lebih
tercatat diakui sebagai penghasilan. Selisih lebih tersebut ditangguhkan dan
diamortasasi selama sewa.
Jika transaksi jual dan sewa balik merupakan sewa operasi dan jelas
bahwa transaksi tersebut terjadi pada nilai wajar, maka laba rugi diakui segera,
kecuali rugi tersebut dikompensasikan dengan pembayaran sewa dimasa depan
yang lebih rendah dari harga pasar, maka rugi tersebut harus ditangguhkan dan
diamortisasi secara proporsional dengan pembayaran sewa selama periode
penggunaan aset. Jika harga jual di atas nilai wajar, selisih lebih dari nilai wajar
tersebut ditangguhkan dan diamortisasi selama periode penggunaan aset.
Untuk sewa operasi, jika nilai wajar aset pada saat transaksi jual dan
sewa balik lebih rendah dari pada jumlah tercatatnya, rugi sebesar selisih antara
jumlah tercatat dan nilai wajar diakui segera. Sedangkan untuk sewa pembiayaan,
penyesuaian seperti diatas tidak diperlukan kecuali jika terjadi penurunan nilai.
Dalam hal tersebut, jumlah tercatat berkurang menjadi jumlah terpulihkan sesuai
dengan PSAK 48 : Penurunan Nilai Aset.
18
terjadinya. Aset dikatakan melebihi jumlah terpulihkan jika jumlah tercatat aset
melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui:
- penggunaan atau
- penjualan aset.
Dalam penurunan nilai, yang dipilih adalah nilai tertinggi antara nilai
yang dapat diperoleh kembali dengan nilai yang digunakan. Sebagai ilustrasi
suatu kendaraan nilai tercatatnya 400 juta, nilai jual dikurangi biaya penjualan 350
juta dan nilai pakainya 300 juta. Manajer akan memilih menjual aset tersebut
dengan harga 350 juta daripada terus memakainya, karena nilai pakai aset tersebut
hanya 300 juta. Namun jika nilai pakainya 370 juta dan nilai jual dikurangi biaya
penjualan 310 juta, maka manajer akan memilih terus menggunakan aset tersebut
sampai akhir masa manfaatnya.
Secara periodik perusahaan perusahaan harus mereview ada atau
tidaknya indikasi penurunan nilai pada akhir periode. Jika terdapat indikasi, maka
perusahaan harus menaksir jumlah terpulihkan dari aset tersebut. Terlepas apakah
terdapat indikasi penurunan nilai entitas harus minimal setahun sekalimelakukan
pengujian penurunan nilai (impairment test) pada aset tidak berwujud dengan
masa manfaat tidak terbatas, aset tidak berwujud yang belum digunakan dan
goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis. Ada beberapa indikasi
penurunan nilai dari dalam maupun luar perusahaan, yaitu :
a. Informasi dari luar perusahaan
- Selama periode tertentu, nilai pasar aset telah menurun secara signifikan
melebihi pemakaian normal.
- Selama periode tertentu telah atau akan terjadi perubahan memburuk
dalam hal teknologi, pasar, kondisi ekonomi, hukum atau dalam pasar
produk atau jasa yang dihasilkan oleh aset tersebut.
- Selama periode tertentu, suku bunga pasar dari investasi telah meningkat
sehingga akan menurunkan jumlah terpulihkan dari aset secara material.
- Jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya.
b. Informasi dari dalam perusahaan
- Keusangan atau kerusakan.
19
- Perubahan signifikan dengan cara penggunaan aset.
- Kinerja ekonomi suatu aset memburuk.
- Untuk suatu investasi dalam entitas anak, entitas asosiasi dan
pengendalian bersama entitas yang disajikan dalam laporan keuangan
terpisah berdasarkan metode biaya, investor mengakui deviden dari
investasi dan terdapat bukti bahwa deviden melebihi total laba
komprehensif entitas anak dan entitas yang dikendalikan bersama dalam
periode deviden diumumkan.
20
nilai pakai. Kerugian penurunan nilai disajikan dalam laporan laba rugi periode
berjalan. Entitas harus mengungkapkan aset yang mengalami penurunan nilai
dalam catatan atas laporan keuangan.
2. Nilai pakai
Hal-hal yang dipertimbangkan dalam penghitungan nilai pakai aset:
a. Estimasi arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh
dari aset.
21
b. Ekspektasi mengenai kemungkinan variasi dari jumlah atau waktu arus
kas masa depan tersebut.
c. Nilai waktu uang, diwakili oleh suku bunga pasar bebas risiko yang
berlaku.
d. Harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset.
e. Faktor-faktor lain, seperti likuiditas, yang akan dipertimbangkan oleh
pelaku pasar dalam menilai arus kas masa depan yang diharapkan entitas
akan diperoleh dari aset tersebut.
22
negara-negara tempat entitas beroperasi, atau untuk pasar tempat aset
digunakan, kecuali tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dapat
dijustifikasi.
Untuk estimasi arus kas depan valuta asing, arus kas masa depan diestimasi
dalam satuan mata uang ketika akan dihasilkan dan kemudian didiskonto
menggunakan suatu tingkat diskonto yang tepat untuk satuan mata uang tersebut.
23
Entitas mentranslasikan nilai sekarang dengan menggunakan tingkat pertukaran
spot pada tanggal penghitungan nilai pakai.
2. Menerapkan tingkat diskonto yang tepat atas arus kas masa depan tersebut.
Dasar penetapan tingkat diskonto adalah tingkat diskonto sebelum pajak yang
menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas
aset dimana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan. Tingkat diskon ini
adalah tingkat pengembalian yang disyaratkan investor jika seandainya mereka
hendak memilih suatu investasi yang menghasilkan arus kas dengan jumlah,
waktu dan profil risiko yang sama dengan yang entitas harapkan akan dihasilkan
dari aset tersebut. Tingkat diskonto ini diestimasi dari salah satu:
Tingkat diskonto implisit pada transaksi pasar kini terhadap aset sejenis atau,
Rata-rata tertimbang biaya modal entitas yang tercatat di bursa efek yang
memiliki aset sejenis.
Pengakuan
Rugi penurunan nilai diakui jika, dan hanya jika, nilai terpulihkan aset
lebih kecil dari nilai tercatatnya, nilai tecatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai
terpulihkan. Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai. Rugi penurunan nilai
segera diakui dalam laporan laba rugi, kecuali aset disajikan pada jumlah
direvaluasi sesuai dengan Pernyataan lain seperti model revaluasi pada PSAK 16
Aset Tetap.
Setiap rugi penurunan nilai aset revaluasian diperlakukan sebagai
penurunan revaluasi sesuai diakui dalam pendapatan komprehensif lain, sepanjang
kerugian penurunan nilai tidak melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset yang
sama dan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian mengurangi surplus revaluasi
untuk aset tersebut.
24
independen dari arus kas masuk dari aset atau kelompok aset lain. Jumlah
terpulihkan dari aset individual tidak dapat ditentukan jika:
(a) nilai pakai aset tidak dapat diestimasi mendekati nilai wajarnya dikurangi
biaya pelepasan; dan
(b) aset tidak menghasilkan arus kas masuk yang independen dari kelompok aset
lain.
Dalam kasus ini, nilai pakai dan, jumlah terpulihkan, dapat ditentukan
hanya untuk Unit Penghasil Kas Aset. Contohnya suatu entitas pertambangan
memiliki jalur kereta api pribadi untuk mendukung aktivitas pertambangannya.
Jalur kereta api pribadi dapat dijual hanya untuk nilai sisanya dan itu tidak
menghasilkan arus kas masuk yang independen dari arus kas masuk dari aset lain
pertambangan itu. Tidak dimungkinkan mengestimasi jumlah terpulihkan dari
jalur kereta pribadi itu karena nilai pakainya tidak dapat ditentukan dan
kemungkinan berbeda dari nilai sisanya. Oleh karena itu, entitas mengestimasi
jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas dimana jalur kereta pribadi tersebut
tercakup, yaitu pertambangan itu secara keseluruhan.
Jumlah terpulihkan dari UPK adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai
wajar unit penghasil kas dikurangi biaya pelepasan dengan nilai pakainya. Jumlah
tercatat dari UPK:
(a) Mencakup hanya jumlah tercatat dari aset-aset yang dapat diatribusikan
langsung, atau dialoksikan dengan dasar yang layak dan konsisten, ke UPK
dan akan menghasilkan arus kas masuk yang digunakan dalam menentukan
nilai pakai unit penghasil kas; dan
(b) Tidak mencakup jumlah tercatat dari setiap liabilitas yang diakui, kecuali
jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas tidak dapat ditentukan tanpa
mempertimbangkan liabilitas tersebut.
Rugi penurunan nilai diakui untuk unit penghasil kas jika, dan hanya jika,
jumlah terpulihkan dari unit tersebut (kelompok dari unit) lebih kecil dari jumlah
tercatatnya. Rugi penurunan nilai dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat
aset dari unit tersebut (kelompok dari unit) dengan urutan sebagai berikut:
25
a. pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat atas setiap goodwill yang
dialokasikan ke unit penghasil kas tersebut (kelompok dari unit).
b. selanjutnya, ke aset lain dari unit tersebut (kelompok dari unit) dibagi pro rata
atas dasar jumlah tercatat setiap aset di dalam unit tersebut (kelompok dari
unit).
Dalam mengalokasikan rugi penurunan nilai sesuai, entitas tidak harus
mengurangi jumlah tercatat aset dengan jumlah yang tertinggi dari:
(a) nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual (jika ditentukan).
(b) nilai pakainya (jika dapat ditentukan).
(c) nol.
Jumlah rugi penurunan nilai yang semestinya dialokasikan ke aset tersebut
menjadi harus dialokasikan pro rata ke aset lain dari unit (kelompok dari unit).
4.4 Pembalikan Rugi Penurunan Nilai
Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang
telah diakui pada periode-periode sebelumnya untuk aset (selain goodwill)
mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun, entitas mempertimbangkan,
minimal, indikasi berikut ini:
1. Infomasi yang bersumber dari luar.
- Nilai wajar aset telah meningkat secara signifikan selama periode tersebut.
- Perubahan signifikan dengan dampak menguntungkan untuk entitas telah
terjadi selama periode tersebut, atau akan terjadi dalam waktu dekat,
dalam hal teknologi, pasar, kondisi ekonomi maupun legal tempat entitas
beroperasi atau di pasar tempat aset itu didedikasikan.
- Suku bunga pasar atau tingkat pengembalian investasi pasar yang lain
telah turun selama periode itu, dan penurunan itu sepertinya akan
mempengaruhi tingkat diskonto yang digunakan dalam menghitung nilai
pakai aset sehingga meningkatkan jumlah terpulihkan secara material.
2. Informasi yang bersumber dari dalam.
- Perubahan signifikan dengan dampak menguntungkan bagi entitas telah
terjadi selama periode tersebut, atau diharapkan akan terjadi dalam waktu
dekat, seberapa jauh dan cara, aset tersebut digunakan atau diharapkan
26
untuk digunakan. Perubahan ini termasuk biaya-biaya yang timbul selama
periode tersebut untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja aset atau
merestrukturisasi operasi di tempat aset tersebut tercakup.
- Bukti tersedia dari pelaporan internal yang mengindikasikan bahwa kinerja
ekonomi aset lebih baik atau akan lebih baik dari yang diharapkan.
Alokasi pembalikan rugi penurunan nilai UPK, jumlah tercatat aset tidak
boleh dinaikkan diatas nilai yang terendah dari:
a. Jumlah terpulihkan (jika ditentukan); dan
27
b. Jumlah tercatat yang telah ditentukan (amortisasi atau depresiasi neto)
seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset
tersebut dalam periode sebelumnya.
Jumlah pemulihan rugi penurunan nilai yang sebaliknya telah dialokasikan
untuk aset tersebut harus dialokasikan pro rata ke aset lain dari unit itu, kecuali
untuk goodwill .
Pengungkapan
Untuk setiap kelompok aset, entitas mengungkapkan hal berikut ini:
a. Jumlah rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi selama
periode tersebut dan unsur laporan laba rugi komprehensif yang didalamnya
tercakup rugi penurunan nilai.
b. Jumlah pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi
selama periode tersebut dan unsur laporan laba rugi komprehensif yang
didalamnya tercakup rugi penurunan nilai yang dibalik.
c. Jumlah rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif lainnya selama periode itu.
d. Jumlah pembalikan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif lainnya selama periode tersebut.
28
(c) Untuk aset individual.
(i) Sifat dari aset.
(ii) Jika entitas melaporkan informasi segmen sesuai dengan PSAK 5,
segmen terlaporkan yang mencakup aset tersebut.
(d) untuk unit penghasil kas;
(i) Deskripsi unit penghasil kas (seperti apakah unit penghasil kas
merupakan suatu lini produksi, suatu pabrik, suatu operasi bisnis, suatu
wilayah geografi, atau suatu segmen yang dapat dilaporkan seperti
dijelaskan dalam PSAK 5).
(ii) Jumlah rugi penurunan nilai yang diakui atau dibalik oleh kelompok aset
dan, jika entitas melaporkan informasi segmen sesuai dengan PSAK 5,
disajikan berdasarkan segmen terlaporkan.
(iii) Jika agregasi dari aset untuk mengindentifikasi unit penghasil kas telah
berubah sejak estimasi sebelumnya dari jumlah terpulihkan dari unit
penghasil kas (jika ada), suatu uraian dari cara agregasi aset saat ini dan
sebelumnya serta alasan perubahan cara unit penghasil kas diidentifikasi.
(d) Apakah jumlah terpulihkan aset (unit penghasil kas) adalah nilai wajarnya
dikurangi biaya untuk menjual atau nilai pakainya.
(e) Jika jumlah terpulihkan adalah nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual,
dasar yang digunakan untuk menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual (seperti apakah nilai wajar ditentukan dengan mengacu kepada suatu
pasar aktif).
(f) Jika jumlah terpulihkan adalah nilai pakai, tingkat diskonto yang digunakan
pada estimasi saat ini dan estimasi sebelumnya (jika ada) dari nilai pakai.
29
Contoh Kasus
30
c. Jumlah tercatat liabilitas awal sesuai laporan posisi keuangan pembuka yang
ditetapkan pemerintah; dan
d. Jumlah tercatat ekuitas awal sesuai laporan posisi keuangan pembuka yang
ditetapkan pemerintah.
31
Properti Investasi
Properti investasi adalah penanaman dana investasi BPJS Ketenagakerjaan
pada tanah atau bangunan yang tidak digunakan untuk kegiatan operasional dan
ditujukan untuk menghasilkan pendapatan investasi.
Investasi dalam properti tanah disajikan sebesar biaya perolehannya
properti investasi tanah tidak disusutkan, karena BPJS Ketenagakerjaan berniat
32
untuk memperpanjang haknya apabila periode haknya telah berakhir. Investasi
dalam properti bangunan disajikan sebesar harga perolehannya dikurangi dengan
akumulasi penyusutannya. Properti bangunan disusutkan dengan menggunakan
metode garis lurus sebesar persentase tetap 5% per tahun dari harga perolehannya.
Estimasi Umur Manfaat Properti Investasi, Aset Tetap dan Sarana
Kesejahteraan Peserta BPJS Ketenagakerjaan, entitas anak, dan entitas bertujuan
khusus melakukan penelahaan berkala atas masa manfaat ekonomis properti
investasi, aset tetap dan sarana kesejahteraan peserta berdasarkan faktor-faktor
seperti kondisi fisik dan teknis serta perkembangan teknologi di masa depan.
Hasil operasi di masa depan akan dipengaruhi secara material atas perubahan
estimasi ini yang diakibatkan oleh perubahan faktor yang telah disebutkan di atas.
33
Adopsi Standar Baru Maupun Revisi Standar dan Intepretasi (Revisi atas
PSAK dan ISAK)
a. Standar yang Berlaku Efektif pada Tahun Berjalan
Berikut adalah standar baru, perubahan atas interpretasi standar yang wajib
diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2014:
- ISAK No. 27 : Pengalihan Aset dari pelanggan
- ISAK No. 28 : Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas
34
1) PSAK 50 (Revisi 2010) dan PSAK 55 (Revisi 2011)
Kebijakan baru atas piutang properti investasi merupakan kelanjutan dari
penerapan PSAK 50 (Revisi 2010) dan PSAK 55 (Revisi 2011) berdasarkan
Keputusan Direksi Nomor: KEP/84/032014
35
Pernyataan Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Keuangan
Laporan keuangan pembuka Dana Jaminan Sosial (DJS) Ketenagakerjaan
Program Jaminan Hari Tua (JHT) disusun berdasarkan laporan konsolidasian
penutup PT Jamsostek (Persero) yang telah disusun dan disajikan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan
(ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI).
36
Kebijakan akuntansi yang diatur dalam Pedoman Akuntansi Program
Jaminan Hari Tua mulai diterapkan pada 1 Januari 2014 adalah sebagai berikut:
1) Penentuan aset investasi awal yang akan diukur pada nilai wajar dan yang
akan diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi sesuai persyaratan sesuai
dengan kondisi pada tanggal tersebut;
2) Jumlah tercatat aset awal sesuai laporan posisi keuangan pembuka yang
ditetapkan pemerintah;
3) Jumlah tercatat liabilitas awal sesuai laporan posisi keuangan pembuka yang
ditetapkan pemerintah;dan
4) Jumlah tercatat aset neto awal sesuai laporan posisi keuangan pembuka yang
ditetapkan pemerintah.
Properti Investasi
Pengelolaan properti investasi mengacu pada Keputusan Direksi Nomor
KEP/85/032014 mengenai klasifikasi properti investasi, klasifikasi properti
investasi berdasarkan tujuan penggunaanya sebagai berikut:
37
c. Tanah;
d. Bangunan Properti;
e. Aset Fasilitas Properti;
f. Peralatan Properti;
g. Peralatan Lain Properti;dan
h. Aset Properti Dalam Konstruksi.
Aset Properti Investasi dikuasai oleh Program Jaminan Hari Tua untuk
menghasilkan sewa (rent) atau untuk kenaikan nilai atau keduanya. Properti
investasi diukur pada nilai wajar. Nilai wajar properti investasi diakui berdasarkan
penilaian (appraisal) oleh pihak yang berkompeten dan ditunjuk berdasarkan
Keputusan Direksi. Perubahan nilai wajar properti investasi diakui pada laporan
perubahan aset neto. Properti investasi dihentikan pengakuannya (dikeluarkan)
dari laporan posisi keuangan pada saat pelepasan atau ketika properti investasi
tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat
ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba
atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui
dalam laporan perubahan aset neto dalam tahun terjadinya penghentian atau
pelepasan tersebut.
Akun properti investasi merupakan penempatan dana investasi program
JHT per 1 Januari 2014 dalam bentuk properti investasi sesuai Keputusan Direksi
Nomor: KEP/461/122013 tentang Pedoman Akuntansi Program JHT, pencatatan
properti investasi program JHT mengacu pada PSAK 18 (Revisi 2010) Entitas
Purna Karya, yaitu menggunakan model nilai wajar untuk pengukuran setelah
pengakuan awal. Laba atau rugi antara biaya historis dan nilai wajar diakui di
dalam laporan perubahan aset neto. Nilai wajar properti investasi per 1 Januari
2014 ditentukan berdasarkan hasil laporan Penilai Independen sebagai berikut:
a. Laporan Penilaian Properti oleh KJPP Muhammad Taufik Nomor : 122-
01/PNL/MT/VIII/13 tanggal 12 Agustus 2013 tentang Laporan Penilaian
Properti untuk Menara Jamsostek. Dalam menentukan nilai wajar, Penilai
Independen menggunakan metode penilaian dengan menggunakan
38
pendekatan pendapatan dengan metode arus kas yang didiskonto dan
pendekatan kalkulasi biaya.
b. Laporan Penilaian Properti oleh KJPP Muttaqin Bambang Purwanto Rozak
Uswatun dan Rekan Nomor :
(a) 0251-F/PNL/MBPRU-JKT/VII/13 tanggal 31 Juli 2013 tentang Penilaian
Aset yang berlokasi Jalan Raya Cariu, Desa Sirna Sari, Kecamatan Cariu,
Kabupaten Bogor. Dalam menentukan nilai wajar, Penilai Independen
menggunakan metode penilaian dengan menggunakan pendekatan nilai
pasar dan nilai jual paksa.
c. Laporan Penilaian Properti oleh KJPP Firman Azis dan Rekan Nomor :
54/KJPP_FA&R.BDG/ATB /UM/2/ 2012 tanggal 13 Februari 2012 tentang
Penilaian Aset yang berlokasi Jalan Desa Majasari RT 08/RW02, Desa
Kamarung, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Dalam
menentukan nilai wajar. Penilai Independen menggunakan metode penilaian
dengan menggunakan pendekatan perbandingan data pasar, pendekatan
pendapatan dan pendekatan biaya.
39
Adopsi Standar Baru Maupun Revisi Standar dan Intepretasi (Revisi atas
PSAK dan ISAK)
a. Standar yang Berlaku Efektif pada Tahun Berjalan
Berikut adalah standar baru, perubahan atas interpretasi standar yang wajib
diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2014:
- ISAK No. 27 : Pengalihan Aset dari pelanggan
- ISAK No. 28 : Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas
Pada tahun 2014 Perusahaan mengeluarkan beberapa kebijakan baru antara lain
sebagai berikut:
1) PSAK 50 (Revisi 2010) dan PSAK 55 (Revisi 2011)
Kebijakan baru atas piutang properti investasi merupakan kelanjutan dari
penerapan PSAK 50 (Revisi 2010) dan PSAK 55 (Revisi 2011) berdasarkan
Keputusan Direksi Nomor : KEP/84/032014.
40
2) PSAK 13 (Revisi 2011)
Kebijakan baru atas properti investasi merupakan penerapan PSAK 13
(Revisi 2011): Pengakuan Properti Investasi yang diterapkan pada 2014 sesuai
Keputusan Direksi Nomor : KEP/85/032014 tentang klasifikasi properti investasi
berdasarkan tujuan penggunaannya.
41
DAFTAR PUSTAKA
Ferlianda, Ivan. 2013. Tanah dan Bangunan: Aset Tetap, Properti Investasi, atau
Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual. Melalui:
https://ivanferlianda.wordpress.com/2013/12/18/membedakan-aset-tetap-
properti-investasi-dan-aset-tdk-lcr-yg-dimiliki-utk-dijual/.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Modul Chartered Accountant: Pelaporan
Korporat. Jakarta.
42