1. Pendahuluan
Pada era globalisasi ini perkembangan industri dan ekonomi harus diimbangi dengan
kinerja karyawan yang baik untuk menciptakan suatu pencapaian yang sesuai dengan tujuan dari
suatu perusahaan. Salah satu yang terpenting untuk mengelola SDM dalam perusahaan adalah
mengukur kinerja pegawai karena dari pengukuran tersebut akan didapat informasi mengenai
seberapa tepat pegawai telah menjalankan fungsinya yang nantinya akan berpengaruh terhadap
pencapaian konerja perusahaan secara menyeluruh. Selain itu hasil pengukuran kinerja pegawai
ini akan memberikan informasi untuk proses pengembangan pegawai.
Menurut Anderson and Clancy (1991) menyatakan bahwa pengukuran kinerja adalah
umpan balik dari akuntan kepada manajemen untuk memberikan informasi tentang tindakan
yang dilakukan seta mengidentifiksi para manajer perlu melakukan koreksi atau penyasuaian
dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian di masa yang akan datang.
Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh pegawai untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawab. Ada beberapa peneliti berbeda pandangan mengenai kinerja yaitu ada yang
menyatakan bahwa kinerja ini adalah sebagai hasil dari suatu proses penyelesaian pekerjaan dan
sebagian yang lain memahaminya sebagai perilaku yang diperlukan untu mencapai hasil yang
diinginkan. Maka dari itu tugas pertama pemimpin yaitu menentukan perspekyif kinerja yang
mana yang akan digunakan untuk memaknai kinerja operusahaan yang dipimpinnya. Adapun
yang akan dibahas dalam ringkasan ini mengenai pengukuran kinerja perusahaan seperti total
shareholder return (TSR), wealth added index (WAI), market value added (MVA), excess
return, and market to book ratio.
TSR mengasumsikan bahwa penepatan harga saham sudah efisien. Sangatlah sulit untuk
menilai sejauh mana tingkat pengembalian saham yang melampaui target disebabkan oleh
kualitas manajemen yang baik dan seberapa besar karena ada ekspektasi investor pada awal
dan akhir periode pengukuran TSR. Jika pasar tidak efisien dalam penetapan harga dan dapat
saja berubah karena adanya pesimisme dan optimisme maka TSR akan menjadi ukuran yang
tidak handal untuk mengukur kinerja manajemen. TSR sangat tergantung pada periode waktu
yang dipilih. TSR yang dihitung selama tiga periode dapat berbeda dengan TSR yang dihitung
untuk satu periode.
5. Excess Return
Excess return menganalisis jumlah modal yang diinvestasikan tahun lalu dan kemudian
membebankan perusahaan atas pemakaian modal tersebut selama satu tahun. Selain itu
pengukuran ini juga dikenal sebagai tingkat normal pengembalian porsi pengembalian
portofolio yang tidak dijelaskan oleh tingkat pasar secara keseluruhan untuk pengembalian.
Adapun rumus excess return yaitu
Excess return = kekayaan aktual kekayaan yang diharapkan
Daftar Pustaka
Anderson, Lane K. and Donald K. Clancy. 1991. Cost Accounting. Homewood, Richard D.
Irwin, Boston.
Arnold, Glen. 2013. Corporate Financial Management Fifth Edition. Prentice Hall.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Modul Chartered Accountant. Jakarta : Ikatan Akuntan
Indonesia.