Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 3

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

“Pengukuran Kinerja Perusahaan Keseluruhan”

DISUSUN OLEH :

Muhammad Farhan (A014211003)

KELAS B

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM PROFESI AKUNTANSI
MAKASSAR
2022
PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN KESELURUHAN

Pada era globalisasi ini perkembangan industri dan ekonomi harus diimbangi dengan
kinerja karyawan yang baik untuk menciptakan suatu pencapaian yang sesuai dengan tujuan
dari suatu perusahaan. Salah satu yang terpenting untuk mengelola SDM dalam perusahaan
adalah mengukur kinerja pegawai karena dari pengukuran tersebut akan didapat informasi
mengenai seberapa tepat pegawai telah menjalankan fungsinya yang nantinya akan
berpengaruh terhadap pencapaian konerja perusahaan secara menyeluruh. Selain itu hasil
pengukuran kinerja pegawai ini akan memberikan informasi untuk proses pengembangan
pegawai.
Menurut Anderson and Clancy (1991) menyatakan bahwa pengukuran kinerja adalah
umpan balik dari akuntan kepada manajemen untuk memberikan informasi tentang tindakan
yang dilakukan seta mengidentifiksi para manajer perlu melakukan koreksi atau penyasuaian
dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian di masa yang akan datang.
Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh pegawai untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawab. Ada beberapa peneliti berbeda pandangan mengenai kinerja yaitu ada yang
menyatakan bahwa kinerja ini adalah sebagai hasil dari suatu proses penyelesaian pekerjaan
dan sebagian yang lain memahaminya sebagai perilaku yang diperlukan untu mencapai hasil
yang diinginkan. Maka dari itu tugas pertama pemimpin yaitu menentukan perspekyif kinerja
yang mana yang akan digunakan untuk memaknai kinerja operusahaan yang dipimpinnya.
Adapun yang akan dibahas dalam ringkasan ini mengenai pengukuran kinerja perusahaan
seperti total shareholder return (TSR), wealth added index (WAI), market value added (MVA),
excess return, and market to book ratio.

1. Total Shareholder Return (TSR)


TSR adalah tingkat pengembalian yang diperoleh pemegang saham yang terdiri dari
perubahan harga saham dan dividen yang diterima pemegang saham dari perusahaan. TSR
mengharuskan manajer membuat keputusan yang tepat terkait dengan profitabilitas,
pertumbuhan, dan free-cash perusahaan. TSR juga mengukur kontribusi unit-unit yang ada
terhadap capital gain dan dividend yield kepada investor. Capital gail/loss adalah selisih
antara harga jual dengan harga beli. Rumus tingkat pengembalian investasi yaitu
Arus kas yang diterima+( Harga akhir−Harga awal)
Tingkat Pengembalian Investasi=
Harga awal
TSR mengasumsikan bahwa penepatan harga saham sudah efisien. Sangatlah sulit
untuk menilai sejauh mana tingkat pengembalian saham yang melampaui target disebabkan
oleh kualitas manajemen yang baik dan seberapa besar karena ada ekspektasi investor
pada awal dan akhir periode pengukuran TSR. Jika pasar tidak efisien dalam penetapan
harga dan dapat saja berubah karena adanya pesimisme dan optimisme maka TSR akan
menjadi ukuran yang tidak handal untuk mengukur kinerja manajemen. TSR sangat
tergantung pada periode waktu yang dipilih. TSR yang dihitung selama tiga periode dapat
berbeda dengan TSR yang dihitung untuk satu periode.

2. Wealth Added Index (WAI)


WAI adalah kemampuan perusahaan dalam memberi nilai tambah kekayaan. WAI
mengukr total arus kekayaan selama satu periode tertentu di atas tingkat pengembalian yang
diharapkan dari nilai pasar ekuitas perusahaan saham. Proxy dari tingkatan yang diharapkan
adalah biaya ekuitas. Perusahaan menciptakan nilai untuk pemegang sahamnya hanya
apabila tingkat pengembalian untuk pemegang saham lebih besar dari biaya ekuitasnya.
Rumus WAI :
WA = ∆ kapitalisasi pasar + dividen – penerbitan saham baru – tingkat pengembalian yang
diharapkan
Keterangan :
 Kapitalisasi pasar adalah jumlah saham beredar dikalikan dengan harga pasar
saham
 ∆ kapitalisasi pasar adalah kapitalisasi pasar akhir tahun dikurangi awal tahun
 Tingkat pengembalian yang diharapkan adalah kapitalisasi pasar awal tahun
dikalikan biaya ekuitas

3. Market Value Added (MVA)


Stern steward and Co juga mengembangkan konsep yang disebut dengan Market
Value Added (MVA). MVA adalah selisih antara nilai pasar dan hutang perusahaan dan
jumlah modal yang ditempatkan di perusahaan oleh kreditur dan pemegang saham.
MVA = Market value – invested capital
Keterangan:
 Market value : Nilai hutang, saham preferen, dan saham biasa saat ini.
 Invested capital : Seluruh kas yang dari penyedia dana atau berasal dari keuntungan
yang diinvestasikan kembali pada investasi baru di perusahaan sejak perusahaan
didirikan. Dalam prakteknya, nilai dalam laporan posisi keuangan (dengan sedikit
penyesuaian) yang digunakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan MVA yaitu
a. Memperkirakan jumlah kas yang diinvestasikan
b. Kapan nilai diciptakan?
c. Apakah tingkat pengembaliannya cukup tinggi?
d. Inflasi mendistorsi angka MVA
e. Percaya bahwa harga pasar saham adalah selalu benar selamanya
f. MVA bukan ukuran yang absolut

4. Excess Return
Excess return menganalisis jumlah modal yang diinvestasikan tahun lalu dan kemudian
membebankan perusahaan atas pemakaian modal tersebut selama satu tahun. Selain itu
pengukuran ini juga dikenal sebagai tingkat normal pengembalian porsi pengembalian
portofolio yang tidak dijelaskan oleh tingkat pasar secara keseluruhan untuk pengembalian.
Adapun rumus excess return yaitu
Excess return = kekayaan aktual – kekayaan yang diharapkan

5. Market to Book Ratio


Market to book ratio adalah nilai pasar ekuitas perusahaan dibagi dengan nilai bku dari
ekuitasnya. Nilai pasar ekuitas perusahaan diperoleh dengan cara mengkalikan harga pasar
saham per lembar dikalikan dengan jumlah saham yang beredar. Nilai buku ekuitas diperoleh
dari total ekuitas dikurangi dengan saham preferen yang ada di laporan posisi keuangan.
Market to book ratio merupakan cerminan apresiasi atau penilaian investor terhadap
nilai buku sebuah perusahaan melalui harga saham. Market to book ratio yang berasal dari
neraca memberikan informasi tentang nilai bersih sumber daya perusahaan. Semakin tinggi
market to book ratio, maka semakin baik pula penilaian investor terhadap nilai buku
perusahaan. Adapun rumus untuk market to book ratio yaitu
Nilai pasar ekuitas per lembar
Market ¿ book ratio=
Nilai buku ekuitas per lembar
Referensi
Anderson, Lane K. and Donald K. Clancy. 1991. Cost Accounting. Homewood, Richard D. Irwin,
Boston.
Arnold, Glen. 2013. Corporate Financial Management Fifth Edition. Prentice Hall.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Modul Chartered Accountant. Jakarta : Ikatan Akuntan
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai