Anda di halaman 1dari 5

Nilai Perusahaan

Nama : Rifaldi Juliawan


Universitas : Telkom University

ABSTRAK

Nilai perusahaan merupakan suatu pandangan investor akan pencapaian perusahaan yang
berkaitan dengan harga saham di pasar modal, dengan memaksimalkan nilai perusahaan merupakan
suatu hal yang sangat penting, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan menunjukan perusahaan
dapat memaksimalkan tujuan utamanya dalam memperoleh laba.
Tujuan Nilai Perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan agar dapat dilihat baik oleh
investor. Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi yang sesuai dengan keinginan para
pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga akan
meningkat.
Nilai perusahaan dapat diukur dengan 3 tahap seperti Price Earning Ratio (PER), Price Book
to Value (PBV), dan Tobin’s Q. Dari ketiganya dapat disimpulkan bahwa pengukuran yang lebih baik
dapat menggunakan Tobin’s Q karena rasio Q berfokus pada nilai perusahaan saat ini dan biaya
penggantinya saat ini.

I. Pendahuluan

1.1 Definisi Nilai perusahaan


Nilai perusahaan diartikan sebagai pandangan investor terhadap nilai jual perusahaan
yang dilihat dari harga sahamnya. Ketika perusahaan menghasilkan laba yang besar
menunjukkan kinerja keuangan perusahaan meningkat, membuat nilai perusahaan semakin
tinggi dan kesejahteraan pemegang saham terjamin sehingga membuat investor tertarik untuk
melakukan investasi. Dapat dikatakan bahwa dalam hal ini nilai perusahaan sangat penting bagi
suatu perusahaan untuk keberlangsungan perusahaan itu sendiri dalam menjalankan
aktivitasnya. Jika tidak ada nilai perusahaan akan berdampak dalam keberlangsungan
perusahaan yang akan rugi karena tidak ada nilai jual perusahaan untuk harga sahamnya serta
kegiatan aktivitas perusahaan dan tidak mendapatkan modal dari para investor karena tidak
adanya nilai perusahaan dalam sebuah perusahaan.
1.2 Permasalahan Nilai Perusahaan
Permasalahan dalam nilai perusahaan sering kali terjadi seperti contohnya: 1) Struktur
Kepemilikan perusahaan yang di dalamnya terdapat kepemilikan manajerial (direktur utama
dan saham keluarga), institusional (Bank, asuransi, investasi termasuk publik). Karena adanya
institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja
manajemen dengan meningkatkan akuntabilitas manajer melalui berbagai alat pengawasan
agar tidak semena mena dalam kinerja manajemen. 2) Kebijakan Pendanaan yang didalamnya
terdapat pendanaan dari internal ( modal perusahaan) dan eksternal ( pinjam bank). Jika sebuah
perusahaan hanya menggunakan modal saja maka itu tidak cukup untuk kegiatan bisnis dan
tidak bisa melakukan investasi dan pendaaan lainnya maka itu harus seimbang antara
pendanaan internal dan eksternal agar tidak terjadi kepailitan dan kerugian. 3) Kebijakan
Dividen memuat tentang bahwa dividen adalah laba bersih setelah pajak dan bagaimana
perusahaan untuk mengelola laba bersih untuk dibagikan menjadi dividend dari semua laba
bersih atau sebagian karena itu menjadi keputusan yang penting dan harus dilakukan di RUPS.
1.3 Pentingnya Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan faktor yang sangat fundamental dan perlu diketahui oleh para
investor sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut maka dari itu nilai
perusahaan penting untuk diteliti karena mencerminkan pertumbuhan dan kinerja manajemen
perusahaan tersebut. Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari penilaian yang tinggi dari
eksternal perusahaan terhadap sebuah aset perusahaan maupun terhadap pertumbuhan pasar
saham saat itu. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya, jika harga saham
perusahaan tinggi maka dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan tersebut juga baik. Nilai
perusahaan akan semakin meningkat dengan meningkatnya juga kinerja perusahaan hal ini
berbanding lurus.

II. Tijauan Pustaka

2.1 Pengertian Nilai Perusahaan


Nilai perusahaan Menurut (Brigham dan Ehrhardt, 2005) adalah nilai sekarang dari arus kas
bebas masa depan, yang dihitung dengan tingkat diskonto berdasarkan biaya modal rata-rata
tertimbang. Arus kas bebas mengacu pada arus kas yang tersedia bagi investor (kreditor dan
pemilik) setelah menghitung semua biaya operasi perusahaan, biaya investasi dan aset lancar
bersih. Kemudian Menurut (Noerirawan, Ronni, 2012), nilai suatu perusahaan direalisasikan
oleh perusahaan setelah beberapa tahun melakukan aktivitas (yaitu sejak berdirinya perusahaan
hingga saat ini), yang mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tersebut.
2.2 Pengukuran Nilai Perusahaan
Pengukuran nilai perusahaan dapat diukur melalui 3 tahap yaitu, 1) Menurut (Brigham, 2006)
Price Earning Ratio (PER) merupakan ukuran dalam bentuk uang yang bersedia dibayarkan
investor untuk setiap laba yang dilaporkan, sehingga dapat mengukur seberapa besar
keuntungan yang diperoleh pemegang saham. 2) Menurut (Fakhruddin, 2001) Price to Book
Value (PBV) Jumlah metrik inilah yang akan menunjukkan bahwa harga saham dapat dinilai
terlalu tinggi oleh buku besar saham, sehingga semakin besar pula proporsi investasi pada
perusahaan. 3) Menurut (Weston, J. Fred dan Copeland, 2001) Tobin’s Q Ini adalah metrik
yang dapat digunakan untuk membandingkan kapitalisasi pasar (dalam bentuk rasio saham
terhadap perusahaan).
2.3 Konsep Nilai Perusahaan
Menurut (Christiawan, 2007), terdapat beberapa konsep nilai yang menjelaskan nilai
suatu perusahaan antara lain: a) Nilai nominal, yaitu nilai yang secara resmi ditentukan dalam
anggaran perusahaan dasar. b) Nilai pasar, merupakan harga yang dihasilkan selama proses
negosiasi menawar di pasar saham. c) Nilai intrinsik mengacu pada nilai taksiran dari nilai
sebenarnya perusahaan. d) Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung secara konseptual
akuntansi. e) Nilai likuidasi adalah nilai jual semua aset perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban itu harus dipenuhi. Nilai sisa adalah bagian dari parameter pemegang saham.
2.4 Pendekatan Nilai Perusahaan

Menurut (Uniariny, 2012), ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk menilai
perusahaan, di antaranya: 1) Pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau Price
Earning Ratio. 2) Pendekatan arus kas dapat memakai metode diskonto arus kas. 3) Pendekatan
deviden antara lain metode pertumbuhan deviden. 4) Pendekatan aktiva antara lain metode
penilaian aktiva. 5) Pendekatan harga saham. 6) Pendekatan Economic Value Added (EVA).
III. Pembahasan

3.1 Mengukur Nilai Perusahaan


Dalam Mengukur nilai perusahaan dapat melalui 3 tahap, seperti 1) Menurut (Brigham, 2006)
Price Earning Ratio (PER) merupakan ukuran dalam bentuk uang yang bersedia dibayarkan
investor untuk setiap laba yang dilaporkan, sehingga dapat mengukur seberapa besar
keuntungan yang diperoleh pemegang saham. Rasio ini digunakan untuk mengukur
perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh pemegang
saham. Tujuan penggunaan rasio P / E adalah untuk memahami bagaimana pasar
mencerminkan kinerja perusahaan melalui laba per saham. Rasio P / E menunjukkan hubungan
antara pasar saham biasa dan laba per saham. Semakin tinggi rasio harga terhadap pendapatan
maka semakin besar kemungkinan pertumbuhan perusahaan yang dapat meningkatkan nilai
perusahaan. 2) Menurut (Fakhruddin, 2001) Price to Book Value (PBV) Jumlah metrik inilah
yang akan menunjukkan bahwa harga saham dapat dinilai terlalu tinggi oleh buku besar saham,
sehingga semakin besar pula proporsi investasi pada perusahaan. Nilai buku (PBV)
menggambarkan seberapa baik pasar menghargai nilai buku saham perusahaan. Semakin
tinggi rasionya, pasar mempercayai prospek perusahaan. Untuk perusahaan dapat berkinerja
dengan baik, maka rasio tersebut biasanya mencapai lebih dari satu rasio, yang menunjukkan
bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Semakin tinggi rasio PBV maka
semakin tinggi evaluasi perusahaan oleh investor relatif terhadap dana yang sudah ditanamkan
pada perusahaan tersebut. 3) Menurut (Weston, J. Fred dan Copeland, 2001) Tobin’s Q Ini
adalah metrik yang dapat digunakan untuk membandingkan kapitalisasi pasar (dalam bentuk
rasio saham terhadap perusahaan). Rasio Q lebih baik daripada rasio nilai pasar terhadap nilai
buku karena rasio Q berfokus pada nilai perusahaan saat ini dan biaya penggantinya saat ini.
3.2 Konsep Nilai Perusahaan
Menurut (Christiawan, 2007), terdapat beberapa konsep nilai yang menjelaskan nilai
suatu perusahaan antara lain: a) Nilai nominal, yaitu nilai yang secara resmi ditentukan dalam
anggaran perusahaan dasar, yang tercantum dengan jelas dalam neraca perusahaan dan hal itu
juga tertera dengan jelas dalam surat kolektif saham. b) Nilai pasar, merupakan harga yang
dihasilkan selama proses negosiasi menawar di pasar saham. Nilai ini hanya dapat ditentukan
saat berbagi perusahaan dijual di pasar saham. c) Nilai intrinsik mengacu pada nilai taksiran
dari nilai sebenarnya perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik tidak hanya
Harga sekumpulan aset, tetapi nilai perusahaan sebagai entitas Perusahaan yang mampu
menghasilkan uang di masa depan hari. d) Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung
secara konseptual akuntansi. e) Nilai likuidasi adalah nilai jual semua aset perusahaan setelah
dikurangi semua kewajiban itu harus dipenuhi. Nilai sisa adalah bagian dari parameter
pemegang saham. Nilai likuidasi dapat dihitung berdasarkan neraca kinerja dan akan bersiap
ketika perusahaan akan dilikuidasi.
3.3 Pendekatan Nilai Perusahaan

Menurut (Uniariny, 2012), terdapat beberapa pendekatan yang dapat menilai perusahaan, di
antaranya: 1) Pendekatan laba dengan memakai metode rasio tingkat laba atau Price Earning
Ratio. 2) Pendekatan arus kas dapat memakai metode diskonto arus kas. 3) Pendekatan deviden
dapat memakai metode pertumbuhan deviden. 4) Pendekatan aktiva dapat memakai metode
penilaian aktiva. 5) Pendekatan harga saham. 6) Pendekatan Economic Value Added (EVA).

IV. Kesimpulan dan Saran


4.1 Kesimpulan
Nilai perusahaan merupakan faktor yang sangat fundamental dan perlu diketahui oleh
para investor sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut maka dari itu
nilai perusahaan penting untuk dapat dinilai karena mencerminkan pertumbuhan dan kinerja
manajemen perusahaan tersebut. Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari penilaian yang
tinggi dari eksternal perusahaan terhadap sebuah aset perusahaan maupun terhadap
pertumbuhan pasar saham saat itu. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya, jika
harga saham perusahaan tinggi maka dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan tersebut juga
baik. Nilai perusahaan akan semakin meningkat dengan meningkatnya juga kinerja perusahaan
hal ini berbanding lurus.
4.2 Saran

Dari hasil artikel ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk dapat
lebih meningkatkan nilai perusahaannya agar nilai saham perusahaan meningkat dan kinerja
perusahaan pun akan semakin meningkat untuk mendapatkan kepercayaan investor untuk
modal perusahaan. Bagi investor disarankan untuk lebih memperhatikan perusahaan yang
memiliki nilai perusahaan yang baik maupun buruk, agar ketika melakukan kegiatan invetasi
dapat benar-benar mengetahui tentang bagaimana kondisi suatu perusahaan

DAFTAR PUSTAKA

Brigham dan Ehrhardt. (2005). Financial Management Theory And Practice, Eleventh
Edition. South Western Cengage Learning.
Brigham, E. F. dan H. (2006). Fundamental of FinancialManagement: Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan. Salemba Empat.
Christiawan, Y. J. dan J. T. (2007). Kepemilikan Manajeral: Kebijakan Hutang, Kinerja dan
Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 9, 1–8.
Fakhruddin, M. dan M. S. H. (2001). Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal
Buku Satu. PT. Elekmedia Komputindo Kelompok Gramedia.
Noerirawan, Ronni, dkk. (2012). Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan. 1, 4.
Uniariny. (2012). Pengaruh Struktur Modal dan Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan
Sektor Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010. Skripsi,
Universitas Indonesia Depok.
Weston, J. Fred dan Copeland, T. E. (2001). Manajemen Keuangan Jilid I, Edisi ke-9. Binarupa
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai