Anda di halaman 1dari 48

PENGARUH PROFITABILITAS DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN STRUKTUR MODAL

SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI KASUS PADA

PERUSAHAAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA TAHUN 2017-2019).

SKRIPSI

OLEH
LAURENSIUS IRWAN JEMADU
NPM 170404020115

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS PGRI KANJURUHAN MALANG
2021

41
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perekonomian global saat ini secara tidak langsung berimbas bagi

perekonomian di Indonesia. Keadaan politik dalam negeri juga dapat memengaruhi

perekonomian di Indonesia. Perekonomian saat ini telah menciptakan suatu

persaingan yang sangat ketat dengan perusahaan dalam negeri. Persaingan ini

membuat perusahaan semakin meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tercapai.

Tujuan utama perusahaan adalah untuk dapat meningkatkan nilai perusahaan serta

mensejahterakan pemilik perusahaan (stakeholder). Nilai perusahaan akan

meningkat apabila harga saham juga meningkat yang ditandai dengan tingkat

pengembalian investasi yang tinggi kepada para pemegang saham. Kinerja yang

baik dapat meningkatkan nilai perusahaan serta harga saham perusahaan, hal ini

dapat mencerminkan kemakmuran para pemegang saham suatu perusahaan.

Perusahaan yang sering mengalami kekurangan modal maka akan berakibat pada

kinerja perusahaan barang atau jasa yang dihasilkan kurang maksimal dan

perusahaan pun tidak dapat bersaing di pasar sehingga mengalami perkembangan

yang lambat (Owa, Ermelinda, Nanang Purwanto, 2019)

Pada Umumnya suatu perusahaan juga akan selalu berusaha untuk mencapai

tujuannya, baik tujuan jangka panjang misalnya mampu meningkatkan nilai

perusahaan dan mensejahterakan pemegang saham, maupun tujuan jangka

pendeknya misalkan memaksimalkan laba perusahaan dengan sumber daya yang

dimiliki. Perusahaan go public cenderung selalu meningkatkan nilai perusahaan

42
untuk menarik perhatian investor. Secara normatif salah satu tujuan manajemen

keuangan yaitu memaksimumkan nilai perusahaan. Harga saham suatu perusahaan

dapat menggambarkan nilai suatu perusahaan, karena harga saham memiliki

hubungan positif dengan nilai perusahaan.

Nilai perusahaan adalah harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk

antara pembeli dan penjual di saat terjadi transaksi, karena harga pasar saham

dianggap sebagai cerminan dari nilai aset perusahaan yang sesungguhnya. Nilai

perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti

oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan dapat

menggambarkan keadaan perusahaan. Persepsi investor pada tingkat keberhasilan

perusahaan dicerminkan melalui nilai perusahaan. Investor yang berinvestasi dana

mereka di pasar modal tidak hanya memiliki tujuan jangka pendek, tetapi juga

memperoleh pendapatan jangka panjang. Investor harus memanfaatkan semua

informasi untuk menganalisis pasar dan berinvestasi dengan harapan untuk

mendapatkan keuntungan(Ni Kadek Ayu Sudiani, 2016)

Nilai perusahaan yang dicerminkan melalui harga saham tentunya akan

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti indeks harga saham, tingkat suku bunga,

dan kondisi fundamental perusahaan. Pada kondisi fundamental merupakan kondisi

yang terkaitan dengan kondisi internal dari perusahaan. Faktor fundamental erat

kaitannya dengan kondisi perusahaan seperti kondisi keuangan suatu perusahaan

yang dicerminkan melalui kinerja keuangan perusahaan. Apabila suatu perusahaan

hendak melakukan analisis fundamental dibutuhkannya data fundamental

43
perusahaan yang berasal dari laporan keuangan perusahaan, seperti penjualan,

dividen yang dibagikan, laba perusahaan dan sebagainya.

Manajemen keuangan mempunyai tujuan yaitu dengan memaksimumkan nilai

perusahaan. Harga saham pada perusahaan bisa menggambarkan nilai perusahaan

tersebut karena harga saham mempunyai hubungan positif dengan nilai

perusahaan. Wijaya dan Panji (2015) menerangkan yaitu harga saham yang

meningkat akan berbanding lurus dengan nilai perusahaan yang meningkat pula.

Nilai perusahaan yang meningkat membuat rasa percaya pada pemilik modal

terhadap perusahaan akan tinggi. Nilai perusahaan juga tidak hanya dapat

digambarkan pada harga saham suatu perusahaan saja, untuk mengukur tingginya

nilai perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan salah satu alat ukur

yang dapat digunakan yaitu Price To Book Value. Brigham dan Houston (2011)

menyatakan bahwa PBV merupakan rasio keuangan yang membandingkan antara

harga saham dengan nilai buku per lembar saham. Apabila nilai PBV yang semakin

tinggi maka semakin besar pula tingkat kemakmuran dari pemegang saham,

sehingga perusahaan dikatakan telah mencapai salah satu tujuannya.

Salah satu fenomena yang berkaitan dengan nilai perusahaan pada perusahaan

properti dan real estate yaitu yang tertera pada wacana di kompas.com (Prabowo,

2018), bahwa perusahaan sektor properti dan real estate turut andil dalam

meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Bahkan sektor ini diyakini dapat

menjadi tolok ukur perekonomian suatu negara di masa mendatang. Akan tetapi,

dalam beberapa tahun terakhir, terdapat beberapa perseroan yang di delisting, yang

mengindikasikan bahwa perseroan tersebut memiliki kinerja keuangan yang kurang

44
baik atau tidak konsisten dalam mempublikasikan laporan keuangannya. Sementara

kinerja keuangan merupakan cerminan dari nilai perusahaan. Artinya, tidak semua

perusahaan properti dan real estate memiliki nilai perusahaan yang baik (Ningrum

et al., n.d.)

Nilai perusahaan dapat mencerminkan nilai aset yang dimiliki perusahaan

seperti surat-surat berharga. Ada beberapa faktor yang memengaruhi nilai

perusahaan, yaitu: kebijakan dividen, struktur modal, pertumbuhan perusahaan,

rasio profitabilitas (Profitability Ratio), likuiditas (Liquidity), ukuran perusahaan

dan lain-lain. Beberapa faktor tersebut memiliki hubungan dan pengaruh terhadap

nilai perusahaan yang tidak konsisten. Nilai perusahaan dapat menggambarkan

keadaan perusahaan. Dengan baiknya nilai perusahaan maka perusahaan akan

dipandang baik oleh para calon investor, demikian pula sebaliknya. Namun pada

penelitian ini peneliti hanya menggunakan 3 faktor yang dapat mempengaruhi nilai

perusahaan yaitu Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahan Dan Struktur Modal

(Thaib & Dewantoro, 2017)

Profitabilitas (Profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

melalui operasional usahanya dengan menggunakan dana aset yang dimiliki oleh

perusahaan. Pengertian lain juga menyebutkan bahwa Profitabilitas (Profitability)

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan

mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam menggunakan harta

yang dimilikinya.Apabila profitabitas perusahaan baik maka para stakeholders

yang terdiri dari kreditur, supplier, dan juga investor akan melihat sejauh mana

45
perusahaan dapat menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan.

Dengan baiknya kinerja perusahaan akan meningkatkan pula nilai perusahaan

Profitabilitas (Profitability) merupakan Salah satu indikator penting yang

dilihat oleh para investor dalam hal prospek perusahaan di masa yang akan datang

adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas dari sebuah

perusahaan (Herawati, 2013). Profitabilitas (Profitability) dikatakan penting karena

profitabilitas sebagai indikator dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan,

sehingga dapat dijadikan acuan untuk menilai perusahaan (Sastrawan, 2016).

Pertumbuhan perusahaan (growth) adalah seberapa jauh perusahaan

menempatkan diri dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi

untuk industri yang sama. Indikator pertumbuhan perusahaan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pertumbuhan aset. Pertumbuhan aset diartikan sebagai

perubahan (penurunan atau peningkatan) total aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Pertumbuhan aset dihitung sebagai persentase perubahan aset pada saat tertentu

terhadap tahun sebelumnya. Pertumbuhan dinyatakan sebagai pertumbuhan total

aset dimana pertumbuhan aset masa lalu akan menggambarkan profitabilitas

(Profitability) yang akan datang dan pertumbuhan yang datang. Growth adalah

perubahan (penurunan atau peningkatan) total aktiva yang dimiliki oleh

perusahaan. Pertubuhan aset dihitung sebagai persentase perubahan aset pada saat

tertentu terhadap tahun sebelumnya. Kinerja keuangan adalah ukuran yang

menggambarkan efesiensi perusahaan dalam menggunakan asset yang dimiliki

untuk menghasilkan pendapatan (Nadillah et al., 2017)

46
Dalam Indriana (2011) menyatakan pendekatan suatu pertumbuhan perusahaan

merupakan komponen untuk menilai prospek pertumbuhan pada masa yang akan

datang. Pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan beberapa cara misalnya

dengan melihat pertumbuhan penjualannya. Perusahaan dengan keuntungan yang

stabil atau meningkat dapat mengungkapkan kondisi perusahaan secara terbuka,

akan tetapi perusahaan yang memiliki pertumbuhan negatif dan yang mendapatkan

kerugian akan banyak mempertimbangkan dalam penyajian laporan keuangan.

Karena setiap perusahaan dilatar belakangi oleh tujuan perusahaan yang berusaha

untuk terus mempertahankan dan meningkatkan reputasi dikalangan masyarakat.

Perusahaan yang terus tumbuh umumnya akan memiliki prospek yang baik, hal

ini tentu akan direspon positif oleh para investor sehingga akan berpengaruh pada

peningkatan harga saham. Peningkatan harga saham berarti pula peningkatan nilai

perusahaan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Dewi dkk (2014) menunjukkan

bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Gustian (2017) mengungkapkan bahwa

pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif

terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti semakin cepat pertumbuhan perusahaan

akan mengakibatkan nilai perusahaan yang semakin tinggi pula.

Struktur modal merupakan hal yang memengaruhi nilai perusahaan, karena baik

buruknya struktur modal berpengaruh langsung terhadap posisi keuangan

perusahaan. Struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka

panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang

terhadap modal sendiri. Struktur modal merupakan perbandingan dari dua modal

47
yaitu, modal asing atau total hutang dan modal sendiri atau ekuitas yang dapat

menggambarkan nilai suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki struktur modal

yang baik dalam menyeimbangkan antara risiko serta pelunasan dapat

memaksimalkan harga saham perusahaan dan dapat memaksimalkan nilai

perusahaan.

Struktur modal yaitu dapat diukur dengan perbandingan rasio antara total

utang terhadap modal sendiri yang sering juga dikatakan Debt to Equity Ratio

(DER). DER yang bisa membuktikan tingkat rasio pada suatu perusahaan. Semakin

besar rasio DER maka semakin besar pula tingkat risiko pada perusahaan tersebut

karena pemilik modal perusahaan dari unsur utang lebih besar dari pada modalnya

sendiri (Kartika, 2016) memanfaatkan hutang bisa meningkatkan nilai perusahaan

tetapi hanya pada suatu titik tertentu, setelah itu memanfaatkan hutang malah

cendrung menurun nilai perusahan maka cendrung menurun nilai perusahaan.

Penggunaan hutang juga mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan dimana

bila semakin besar beban maka risiko yang dipertanggungjawabkan perusahaan

juga begitu besar. Hal ini dapat memengaruhi besarnya kepercayaan pemilik modal

dan nilai perusahaan tersebut. Perusahaan yang bisa meningkatkan utang

diharapkan perusahaan dapat mengambil sinyal positif tersebut dari perusahaan

untuk menjadi prospek yang baik di masa yang akan datang (Anggrahini, 2014).

Terdapat hasil penelitian terlebih dahulu yang juga tidak konsisten, peneliti

menambahkan suatu variabel yaitu struktur modal sebagai variabel intervening.

Variabel intervening merupakan variabel secara teoritis mempunyai pengaruh

hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yang menjadi

48
hubungan tidak langsung. Variabel ini merupakan variabel penyelah dengan

variabel independen dan variabel dependen, sehingga variabel dependen tidak

langsung mempunyai pengaruh berubah atau timbul variabel dependen (Sugiono,

2017).

Perusahaan yang akan menjadi objek penelitian ini yaitu perusahaan

Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). karena melihat

potensi jumlah penduduk yang bertambah besar sehingga banyak pembanggunan

disektor perumahan, apartemen, pusat-pusat perbelanjaan, dan gedung-gedung

perkantoran yang membuat para investor tertarik untuk menginvestasikan dananya

sehingga menjadi prospek yang cerah dimasa yang akan datang.

Berdasarkan informasi di Jakarta, kompas.com (02 April 2018) sektor

properti dinilai memiliki peranan penting dalam menyumbang pertumbuhan

perekonomian nasional. Bahkan sektor ini diyakini akan mampu menjadi tolak ukur

pertumbuhan ekonomi saat ini. Namun kenyataannya saat ini sektor properti

tampaknya mesti siap menghadapi satu tahun lagi pasar lesu setelah tiga tahun

belakangan mengalami siklus pelemahan yang berkelanjutan. Investorpun perlu

lebih waspada dan cermat memilih emiten yang tepat bila tetap ingin berinvestasi

disektor ini. Terkait dengan anggapan sektor properti yang melemah adalah karena

terjadi banyak miss match antara ekspetasi pengembang dengan konsumen terkait

Masalah harga, sehingga membuat penyerapan properti disejumlah lokasi lambat.

Perusahaan harus menggunakan smber dana yang tepat dalam melakukan

pertumbuhan ekonominya.

49
Berdasarkan uraian mengenai latar belakang yang sudah digambarkan, dan

juga mempunyai hasil yang berbeda beberapa penelitian tentang pengaruh

Profitabilitas (Profitability) dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai

perusahaan, dengan demikian peneliti juga menambahkan struktur modal sebagai

variabel intervening sehingga peneliti menarik dengan judul penelitian yaitu “

Pengaruh Profitabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai

Perusahaan dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi

Kasus pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2017-2019).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka peneliti dapat merumuskan masalah

dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah Profitabilitas (Profitability) berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

2. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

3. Apakah Profitabilitas (Profitability) berpengaruh terhadap struktur modal?

4. Apakah pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal?

5. Apakah struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

6. Apakah Profitabilitas (Profitability) berpengaruh terhadap nilai perusahaan

dengan menggunakan struktur modal sebagai variabel Intervening?

7. Apakah pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaaan

dengan menggunakan struktur modal sebagai variabel Intervening?

1.3 Tujuan Penelitian

50
1. Menjelaskan serta menguji pengaruh Profitabilitas (Profitability) terhadap

nilai perusahaan.

2. Menjelaskan serta menguji pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap nilai

perusahaan.

3. Menjelaskan serta menguji pengaruh Profitabilitas (Profitability) terhadap

struktur modal.

4. Menjelaskan serta menguji pengaruh pertumbuhan perusahaan struktur

modal.

5. Menjelaskan serta menguji struktur modal terhadap nilai perusahaan.

6. Menjelaskan serta menguji pengaruh Profitabilitas (Profitability) terhadap

nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai variabel Intervening.

7. Menjelaskan serta menguji pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap nilai

perusahaan dengan struktur modal sebagai variabel Intervening

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang memberikan hasil penelitian

tidak konsisten, maka peneliti menambah variabel Intervening dengan

menggunakan struktur modal. Jadi penelitian ini memberikan wawasan teoritis

yaitu variabel independen dengan variabel dependen mempunyai hubungan yang

tidak langsung terhadap struktur modal.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat mengetahui informasi tentang

variabel yang memengaruhi nilai perusahaan, sehinnga dapat dimanfaatkan

51
untuk pengambilan keputusan dengan meningkatnya nilai perusahaan dengan

mempertimbangkan Profitabilitas (Profitability), pertumbuhan perusahaan, dan

struktur modal.

2. Bagi akademisi, sebagai salah satu acuan dalam penelitian lebih lanjut

khususnya dalam bidang ilmu akuntansi keuangan.

1.5 Ruang Lingkup penelitian

Peneliti dapat membatasi pembahasan yang luas, peneliti memberikan batas

ruang lingkup pembahasan penelitian mencakup profitabilitas, pertumbuhan

perusahaan, struktur modal, dan nilai perusahaan. Alasan penelitian ini dibatasi

karena peneliti hanya menjelaskan serta menguji mengenai pengaruh variabel

profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan terhadap variabel terikat yaitu nilai

perusahaan dengan mengunakan struktur modal sebagai variabel Intervening pada

perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1 Teori keagenan (agency theory )

52
Teori keagenan muncul karena perkembangan ilmu manajemen modern

yang menggeser teori klasik, yaitu aturan yang memisahkan pemilik perusahaan

dari manajer perusahaan. Pemilik perusahaan atau pemilik perusahaan adalah

principal, sedangkan manajemen atau individu yang mengelola perusahaan adalah

agen. Principal sebagai pemilik modal memiliki akses ke informasi internal

perusahaan sedangkan agen sebagai agen dalam praktik operasional perusahaan

memiliki informasi tentang operasi dan kinerja perusahaan secara lengkap dan

komprehensif (Hidayati:2013).

Teori keagenan adalah perspektif yang menjelaskan masalah yang timbul

dengan pertimbangan kepemilikan dan kendali perusahaan, yang merupakan

konflik kepentingan dalam perusahaan. Masalah keagenan timbul karena

perbedaan kepentingan antara pemegang saham sebagai pemilik perusahaan dan

manajemen, menciptakan konflik kepentingan. Principal dan agent diasumsikan

sebagai pihak yang memiliki rasio ekonomi dan motivasi oleh kepentingan pribadi,

sehingga walaupun ada kontrak, agen tidak akan melakukan yang terbaik untuk

kepentingan pemilik. Para pemegang saham termotivasi untuk mensejahterakan diri

mereka dengan Profitabilitas (profitability) yang selalu meningkat sementara

manajemen perusahaan termotivasi untuk memaksimalkan keuntungan sehingga

bonus yang diterima lebih besar. Hubungan antara agen dan prinsipal akan timbul

masalah jika terdapat informasi yang asimetri Jemani, K. R., & Erawati, T. (2020).

2.1.2 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Menurut Jama’an Signalling Theory menjelaskan tentang bagaimana

seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan

53
keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh

manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik ( Suroto, 2016:41).

Teori sinyal menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan

oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak luar perusahaan. Hal ini

menyatakan bahwa manajemen selalu mengungkapkan informasi yang diinginkan

oleh investor, khususnya apabila informasi tersebut ada berita baik. Informasi

mengenai perusahaan merupakan sinyal bagi investor dalam keputusan

berinvestasi. Signalling theory adalah informasi mengenai perusahaan merupakan

sinyal bagi investor, dalam keputusan berinvestasi. Sinyal dapat berupa informasi

bersifat financial maupun nonfinancial yang menyatakan bahwa perusahaan

tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Tujuan dari teori Signaling adalah

menaikkan nilai suatu perusahaan saat melakukan penjualan saham. Perusahaan

yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, sehingga

pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk.

Teori sinyal mengemukakan tentang perusahaan memberikan informasi kepada

pihak eksternal (Pusparini, 2020).

Dapat disimpulkan bahwa Teori sinyal terdiri dari pihak manajemen

perusahaan khususnya yang telah go public yang memberikan informasi kepada

para pemilik modal sehingga pemilik modal dapat mengetahui keadaan perusahaan

dan prospek yang akan datang, dan dalam pengambilan keputusan untuk

berinvestasi pemilik modal dapat membedakan perusahaan mana yang memilki

nilai perusahaan yang baik sehingga dimasa yang akan datang dapat memproleh

keuntungan bagi pihak pemilik modal.

54
Asumsi utama dari teori sinyal ini memberikan ruang untuk para investor

untuk mengetahui bagaimana keputusan yang akan diambil berkaitan dengan nilai

perusahaan. Akibatnya, ketika Profitabilitas (profitability), Pertumbuhan

Perusahaan (growth) dan Struktur Modal menunjukan nilai yang berbeda, hal ini

secara otomatis memberikan informasi pada pemilik modal dalam memberikan

penilaian terhadap nilai perusahaan.

2.2. Nilai Perusahaan


2.2.1 Pengertian Nilai Perusahaan
Menurut Pratiwi, dkk (2016) “nilai perusahaan adalah nilai pasar dari saham

perusahaan plus nilai pasar dari utangnya. Dua hal tersebut akan menentukan harga

saham sebuah perusahaan. Dengan demikian, penambahan dari jumlah ekuitas

perusahaan dengan hutang perusahaan dapat mencerminkan nilai perusahaan,

karena memengaruhi harga saham sebuah perusahaan”. “Jika harga saham

meningkat, maka nilai perusahaan pun juga ikut bertambah, sehingga berdampak

pada peningkatan nilai pemegang saham yang dibuktikan melalui tingginya return

bagi pemegang saham. Keadaan inilah yang akan mencerminkan kemakmuran para

pemegang saham perusahaan” (Setiadewi dan Purbawangsa, 2015).

Menurut Gultom, dkk (2013) Nilai perusahaan (Company Value)

merupakan sebuah nilai yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar

"Tingkat Kepentingan" sebuah perusahaan dilihat dari sudut pandang beberapa

pihak seperti para investor yang mengaitkan nilai sebuah perusahaan dari harga

sahamnya. Memaksimalkan nilai perusahaan sama dengan memaksimalkan

harga saham dan itu juga yang diinginkan pemilik perusahaan karena nilai

55
perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham yang

tinggi.

Sartono (2011:9) menyatakan nilai perusahaan dapat diukur dengan harga

jual seandainya perusahaan tersebut akan dijual. Nilai perusahaan yang tinggi

menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi

menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kinerja keuangan secara

fundamental juga dapat memengaruhi nilai perusahaan karena dengan melihat

kondisi keuangan perusahaan kita dapat melihat apakah perusahaan tersebut

memiliki nilai yang tinggi, yang dapat tercermin dari harga sahamnya. Penilaian

kondisi perusahaan melalui aspek keuangan dapat dilakukan dengan menganalisis

rasio-rasio keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Harmono (2014 :

114) menyatakan indikator yang dapat digunakan untuk mewakili nilai perusahaan

yaitu price to earnings ratio, earnings per share ratio, price book value, return

saham, harga saham, expected return dan abnormal return.

Pengukuran nilai perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Price Book Value (PBV). PBV mencerminkan tingkat kemampuan perusahaan

untuk menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal yang di investasikan. PBV

yang meningkat menggambarkan harga saham yang meningkat dibandingkan

dengan buku per lembar saham. Semakin meningkatnya harga saham maka

semakin berhasil pula perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham.

Keberhasilan perusahaan dalam menciptakan nilai tersebut tentunya memberikan

harapan kepada pemegang saham berupa keuntungan yang lebih besarpula

(Sartono, 2012). Perusahan-perusahaan yang berjalan dengan baik , umumnya

56
rasio ini mencapai di atas satu, yang memberikan bahwa nilai pasar saham lebih

besar dari pada nilai bukunya.

Nilai Perusahaan yang diukur menggunakan Price book value ( PBV) yang

merupakan perbandingan nilai buku saham dengan harga pasarnya. Nilai buku per

lembar saham = ekuitas saham biasa dibagi dengan jumlah saham biasa yang

beredar. Rumus untuk menghitung nilai perusahaan adalah sebagai berikut :

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚


𝑃𝐵𝑉 =
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑃𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan

adalah harga atau nilai pasar yang dijual oleh perusahaan kepada investor. Dengan

tujuan untuk memberikan kemakmuran kepada pemegang saham dan dapat

memaksimalkan nilai sekarang atau present value dengan semua keuntungan

pemegang saham yang diinginkan akan dapat di masa yang akan datang. Karena

semakin meningkatnya nilai perusahaan akan meningkatkan kepercayaan pasar

akan kinerja dan prospek perusahaan di masa mendatang. Faktor yang

memengaruhi nilai perusahaan yaitu profitabilitas (profitability), pertumbuhan

perusahaan (growth) dan struktur modal.

Faktor-faktor yang memengaruhi nilai perusahaan yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu profitabilitas (profitability), pertumbuhan perusahaan (growth)

dan Struktur Modal.

2.2.3 Struktur Modal

Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing

dengan modal sendiri. Modal asing dalam hal ini adalah hutang jangka panjang

57
maupun jangka pendek. Sedangkan modal sendiri terbagi atas laba ditahan dan

penyertaan kepemilikan perusahaan. Menurut (Hermuningsih, 2012) struktur

modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka

panjang dengan modal sendiri.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikemukan bahwa pertumbuhan dan

perkembangan perusahaan harus adanya modal sendiri. Jika dalam pendanaan

perusahaan yang berasal dari modal sendiri tidak cukup maka perlu

dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang berasal dari luar, yaitu hutang.

2.2.3.1 Teori struktur modal

Beberapa teori mengenai struktur modal sebagai berikut :

1. Teori Tradisional

Pendekatan tradisional berpendapat akan adanya struktur modal yang

optimal, artinya struktur modal mempunyai pengaruh terhadap nilai

perusahaan, dimana struktur modal dapat berubah-ubah agar dapat

diperoleh nilai perusahaan yang optimal.

2. Teori Modigliani dan Miller (Teori MM)

Teori Modigliani dan Miller (1958) atau yang dikenal dengan teori

MM merupakan dasar dari teori keuangan modern. Teori ini mengakui tidak

adanya hubungan antara pendanaan dan investasi. Artinya dalam mendanai

investasi, menggunakan hutang atau tanpa hutang tidak berpengaruh

terhadap perubahan nilai perusahaan.

3. Pendekatan Laba Operasional Bersih

58
Menurut (Martono dan Harjito, 2015) pendekatan ini dapat dilihat

bahwa biaya modal rata-rata ketimbang yang bersifat konstan tidak melihat

jumlah hutang yang gunakan oleh perusahaan. Sehingga penggunaan

hutang yang semakin meningkat oleh pemilik modal sendiri dapat

dikeatahui sebagai peningkatan resiko perusahaan. Artinya bila perusahaan

memanfaatkan hutang yang cukup besar, maka pemilik (pemegang) saham

akan mendapatkan laba yang semakin kecil.

4. Packing Order Theory Teori

Packing Order Theory mengatakan mengapa perusahaan yang

memiliki tingkat laba yang lebih besar justru memiliki tingkat hutang yang

relatif kecil. Tingkat hutang realtif kecil tersebut tidak mempunyai

perusahaan memiliki target tingkat utang sangat kecil, tetapi karena mereka

tidak memanfaatkan dana dari luar. Tingkat memproleh laba yang besar

menjadikan dana internal mereka memenuhi untuk kebutuhan investasinya.

2.2.3.3 Faktor-faktor yang memengaruhi terhadap Struktur Modal

Faktor-faktor yang Memengaruhi Struktur Modal faktor-faktor yang umumnya

dipertimbangkan dalam mengambil keputusan mengenai struktur modal menurut

Brigham dan Houston (2011) adalah:

a. Stabilitas penjualan, perusahaan yang penjualannya relatif stabil dapat

dengan aman mengambil lebih banyak hutang dan menanggung beban tetap

yang lebih tinggi daripada perusahaan yang penjualannya tidak stabil.

59
b. Struktur aktiva, perusahaan yang mempunyai jenis aktiva sesuai untuk

jaminan kredit akan cenderung menggunakan banyak hutang karena

kemudahan yang dimiliki.

c. Operating leverage, perusahaan dengan operating leverage yang lebih kecil

lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan karena interaksi

operating leverage dan keuangan yang memengaruhi penurunan penjualan

terhadap laba operasi dan arus kas bersih secara keseluruhan.

d. Tingkat pertumbuhan, perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang

pesat cenderung lebih banyak menggunakan hutang atau mengandalkan

modal eksternal daripada perusahaan yang pertumbuhannya lebih lambat.

e. Profitabilitas (profitability), perusahaan dengan tingkat pengembalian yang

tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Dengan tingkat

pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai

sebagian besar pendanaan dengan dana internal.

f. Pajak, bunga hutang adalah beban yang dapat dikurangkan untuk tujuan

perpajakan dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan pada

tarif pajak yang tinggi. Karena itu makin tinggi tarif pajak makin besar

keuntungan dari penggunaan hutang.

g. Sikap manajemen, sikap manajemen yang lebih konservatif daripada

manajemen lainnya akan menggunakan jumlah hutang yang lebih kecil

daripada rata-rata industri.

h. Kondisi internal perusahaan, kondisi internal perusahaan juga dapat

memiliki pengaruh pada sasaran struktur modal.

60
2.2.3.2 Jenis-Jenis Modal

1. Modal asing atau hutang janka panjang, yaitu hutang yang masa jatuh lunasnya

dalam jangka waktu lebih dari sepuluh tahun.

2. Modal sendiri merupakan modal yang dimiliki pemilik perusahaan dan

tertanam dalam perusahaan lamanya dalam jangka waktu tertentu.

Berdasarkan perjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa modal terdiri

dari 2 sumber, yaitu modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri terdiri dari

sumber intern diperoleh dari laba yang dihasilkan perusahaan. Sedangkan modal

asing yang berasal dari luar perusahaan yang berupa utang. Sedangkan sumber

eksternal berasal dari modal yang berasal dari pemilik perusahaan.

2.2.3.4 Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equiry Ratio adalah proksi yang bisa mengukur besarnya struktur

modal dalam penelitian ini. Struktur modal diukur dengan debt to equity ratio

(DER) adalah perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan total

ekuitas perusahaan. Menurut Kasmir, (2013) DER merupakan rasio yang mengukur

besarnya jumlah utang yang dapat bayar oleh modal sendiri, dengan rumus sebagai

berikut :

Total Utang (𝐷𝑒𝑏𝑡)


𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Equitas (𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦)
2.2.4 Profitabilitas (profitability)

Profitabilitas (profitability) adalah serangkaian kebijakan dan keputusan.

Profitabilitas (profitability) dapat dikatakan sebagai kemampuan perusahaan

61
dalam menghasilkan laba bersih dari aktivitas yang dilakukan pada periode

akuntansi. Profitabilitas (profitability) merupakan faktor yang dipertimbangkan

dalam menentukan struktur modal perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan

yang memiliki profitabilitas (profitability) tinggi cenderung menggunakan hutang

yang relatif kecil karena laba ditahan yang tinggi sudah memadai untuk membiayai

sebagian besar kebutuhan pendanaan.

Menurut Sartono (2012:122) profitabilitas (Profitability) adalah

kemampuan perusahaan memperoleh laba yang berkaitan dengan penjualan, total

aktiva maupun modal sendiri. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas maka

digunakan rasio profitabilitas. Rasio Profitabilitas (Profitability) dalam penelitian

ini menggunakan Return On Equity (ROE). Return on equity (ROE) adalah

kemampuan perusahaan dalam mengalokasikan laba bagi para pemegang saham

atas modal yang telah ditanamkan oleh pemegang saham tersebut. Return on equity

(ROE) sangat berguna bagi para investor dan pemilik perusahaan.

2.2.5 Pertumbuhan Perusahaan (growth)

Pertumbuhan perusahaan dengan laba yang tinggi umumnya menandakan

arus kas yang tinggi, dimana semakin tinggi pertumbuhan perusahaan maka

perusahaan akan semakin banyak mengandalkan modal eksternal.

pendekatan suatu pertumbuhan perusahaan merupakan komponen untuk

menilai prospek pertumbuhan pada masa yang akan datang. Pertumbuhan

perusahaan dapat diukur dengan beberapa cara misalnya dengan melihat

pertumbuhan penjualannya. Perusahaan dengan keuntungan yang stabil atau

meningkat dapat mengungkapkan kondisi perusahaan secara terbuka, akan tetapi

62
perusahaan yang memiliki pertumbuhan negatif dan yang mendapatkan kerugian

akan banyak mempertimbangkan dalam penyajian laporan keuangan. Karena setiap

perusahaan dilatar belakangi oleh tujuan perusahaan yang berusaha untuk terus

mempertahankan dan meningkatkan reputasi dikalangan masyarakat. Pertumbuhan

aset menggambarkan pertumbuhan aktiva perusahaan yang akan mempengaruhi

laba perusahaan yang meyakini bahwa presentase perubahan total aktiva

merupakan indikator yang lebih baik dalam mengukur growth perusahaan.

𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛(𝑡)−𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛(𝑡−1)
Growth = 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 (𝑡−1)

2.3 Tinjauan Empiris

Tinjauan terhadap beberapa penelitian terlebih dahulu yang digunakan

sebagai perbandingan dan referensi dalam penelitian ini diringkas sebagai berikut:

melakukan penelitian dengan judul alat analisis yang digunakan regresi linier

berganda.

Tabel 2.1

Ringkasan Hasil Studi Empiris

No Nama/tahun Judul Hasil/kesimpulan


1. Sianipar (2017) Pengaruh struktur modal dan Penelitian tersebut menunjukkan
profitabilitas terhadap nilai struktur modal tidak ada
perusahaan pengaruh yang signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Profitabilitas berpengaruh
signifikan terhadap nilai
perusahaan. Sedangkan secara
simultan struktur modal dan
profitabilitas bersama-sama
menunjukkan pengaruh yang
signifikan terhadap nilai
perusahaan.

2. Deviani dan Analisis Faktor-Faktor yang Hasil penelitian menunjukan


sudjani (2018) Mempengaruhi Struktur bahwa tingkat pertumbuhan,
Modal (Studi Kasus Pada struktur aset, profitabilitas, dan
Perusahaan Pertambangan likuiditas berpengaruh negatif

63
yang Terdaftar di Bursa terhadap struktur modal.
Efek Indonesia Periode
2009-2012)
3. Pasaribu, et al Pengaruh struktur modal, Penelitian tersebut menunjukkan
(2016) struktur kepemilikan dan bahwa struktur modal,
profitabilitas terhadap nilai kepemilikan institusional,
perusahaan. kepemilikan manajerial dan
profitabilitas memiliki pengaruh
secara simultan (bersama) dan
signifikan terhadap nilai
perusahaan.
4. Suastini, et al Pengaruh kepemilikan Penelitian tersebut menunjukkan
(2016) manajerial dan bahwa
pertumbuhan perusahaan kepemilikan manajerial
terhadap nilai perusahaan berpengaruh negatif dan
struktur modal sebagai signifikan terhadap nilai
variabel moderasi. perusahaan. Pertumbuhan
perusahaan berpengaruh
signifikan dan positif terhadap
nilai perusahaan. Struktur modal
berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap nilai
peruahaan. Struktur modal tidak
mampu memoderasi pengaruh
kepemilikan
manajerial dan pertumbuhan
perusahaan terhadap nilai
perusahaan.
5. Luthfi, et al Judul pengaruh Penelitian tersebut menunjukkan
(2019) profitabilitas, kebijakan bahwa profitabilitas, kebijakan
dividen, dan intellectual dividen, value added capital
capital terhadap nilai employed, value added human
perusahaan. capital dan structural capital
value added berpengaruh secara
simultan terhadap nilai
perusahaan. Dan Profitabilitas
(profitability) dan structural
capital value added secara
parsial berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
Sedangkan Kebijakan dividen
value added capital employed
dan value added human capital
tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
6. Dwi Astarani Pengaruh Profitabilitas, Hasil penelitian dapat
Aslindar, Utami Likuiditas Dan Peluang disimpulkan sebagai berikut:
Puji Lestari Pertumbuhan Terhadap profitabilitas tidak berpengaruh
(2020) Nilai Perusahaan Dengan terhadap struktur modal,
Struktur Modal Sebagai likuiditas berpengaruh terhadap
Variabel Intervening. struktur modal, peluang
pertumbuhan berpengaruh
terhadap struktur modal,
profitabilitas berpengaruh
terhadap nilai perusahaan,

64
likuiditas tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan,
peluang pertumbuhan tidak
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, struktur modal
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, profitabilitas
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan tidak melalui
struktur modal sebagai variabel
intervening, likuiditas
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan melalui struktur
modal sebagai variabel
intervening, dan peluang
pertumbuhan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan tidak
melalui struktur modal sebagai
variabel intervening.
7. Inasfatin Pengaruh Kesimpulan dari penelitian ini
Indriawati, Profitabilitas,Keputusan adalah sebagai berikut : 1.
Marsiska Ariesta, Investasi, Pertumbuhan Profitabilitas terbukti
Edy Budi Perusahaan Terhadap Nilai berpengaruh positif terhadap
Santoso (2018) Perusahaan Dengan nilai perusahaan. Adanya
Kebijakan Deviden Sebagai pengaruh positif dari
Variabel Intervening Pada profitabilitas ini berarti bahwa
Perusahaan Manufaktur semakin meningkat
Food And Beverageyang profitabilitas maka semakin
Terdaftar Di Bursa Efek meningkat pula nilai
Indonesia Tahun 2012 - perusahaan, demikian juga
2016. sebaliknya, jika profitabilitas
menurun maka nilai perusahaan
juga ikut menurun. 2. Keputusan
investasi terbukti berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan. Adanya
pengaruh positif dari keputusan
investasi ini berarti bahwa
semakin meningkat keputusan
investasi maka semakin
meningkat pula nilai
perusahaan, demikian juga
sebaliknya, jika keputusan
investasi menurun maka nilai
perusahaan juga ikut menurun.
3. Pertumbuhan perusahaan
terbukti tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai
perusahaan. 4. Profitabilitas
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kebijakan
deviden. Adanya pengaruh
positif dari profitabilitas ini
berarti bahwa semakin
meningkat profitabilitas maka

65
semakin meningkat pula
kebijakan deviden, demikian
juga sebaliknya, jika
profitabilitas menurun maka
kebijakan deviden juga ikut
menurun. 5. Keputusan investasi
tidak berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan deviden. 6.
Pertumbuhan perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan deviden. 7. Kebijakan
deviden tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai
perusahaan. Implikasi Teoritis
Hasil dari penelitian ini
mendukung beberapa hasil
penelitian terdahulu bahwa
profitabilitas dan keputusan
investasi berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan, dan
profitabilitas berpengaruh
signifikan terhadap kebijakan
deviden. Adanya pembuktian
dalam penelitian ini dapat
dijadikan sebagai referensi
kajian dasar untuk dapat
dikembangkan dalam ranah
penelitian mendatang, terutama
yang terkait dengan nilai
perusahaan.

2.4 Kerangka Konseptual

Struktur modal adalah pembelian secara permanen yang

mempertimbangkan utang jangka panjang dengan modal senidri. Untuk

mengoptimalkan nilai perusahaan maka perlu adanya struktur modal merupakan

perpaduan utang, saham preferen, dan ekuitas biasa yang menjadi landasan untuk

menghimpun dana oleh perusahaan (Brigham dan Houston, 2011).

Profitabilitas (profitability) merupakan tingkat keuntungan bersih yang

dapat diperoleh sebuah perusahaan dari kegiatan opersasionalnya yang mana

66
keuntungan tersebut ada yang dibagikan kepada pihak pemegang saham dalam

bentuk dividen, dan bisa juga keuntungan tersebut disimpan dan digunakan untuk

meningkatkan kinerja kegiatan operasional (Gultom, Agustina dan Wijaya, 2013)

Kusuma dkk (2012) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan

yang diukur dengan menggunakan pertumbuhan aset tidak berpengaruh

signifikan terhadap Sttruktur Modal. Kusuma dkk (2012) memperoleh hasil

pertumbuhan (Growth) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan tinjauan teori dan hasil beberapa penelitian terdahulu, dapat

digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

H1

Profitabilitas (X1) H3

H6

H H5 Nilai Perusahaan
Struktur Modal
(Y) (Z)
H7 H4

Pertumbuhan H2
Perusahaan (X2)

67
Keterangan

X1 = Profitabilitas :Pengaruh Langsung


X2 = Pertumbuhan Perusahaan :Pengaruh tidak langsung
Y = Struktur Modal
Z = Nilai Perusahaan

2.5 Hipotesis Penelitian


2.5.1 Pengaruh profitabilitas (profitability) terhadap nilai perusahaan
Perusahaan yang mempunyai prospek baik pada masa yang akan datang,

maka nilai sahamnya menjadi tinggi. Sebaliknya, apabila perusahaan dinilai

kurang memiliki prospek maka harga saham menjadi rendah. Nilai profitabilitas

yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan meningkat dan diperkirakan

perusahaan mempunyai prospek masa depan yang baik. Kinerja perusahaan yang

baik akan berdampak pada deviden yang akan diterima pemegang saham. Tingkat

laba yang tinggi berarti kemungkinan deviden yang dibagi juga tinggi. Investor

akan tertarik dengan deviden yang tinggi, sehingga permintaan akan saham

perusahaan juga naik. Meningkatnya permintaan akan menaikkan harga saham,

sehingga nilai perusahaan akan meningkat.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusuma dkk (2012) menunjukkan

bahwa Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Dengan

demikian, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap Nilai Perusahaan.

2.5.2 Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan

Menurut Machfoedz (dikutip oleh Dewi 2014) pertumbuhan perusahaan

adalah untuk mengetahui seberapa jauh perusahaan dalam menempatkan diri pada

sistem ekonomi industri atau ekonomi yang secara menyeluruh. Perusahaan yang

68
mempunyai pertumbuhan total aktiva yang besar, maka akan mudah untuk

mendapat perhatian dari kreditor maupun para investor. Karena perusahaan tersebut

dilihat mampu dalam menghasilkan laba dan kemudian nilai perusahaan akan

meningkat.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan Dewi dkk (2014) menunjukkan

bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Dengan demikian keterkaitan antara pertumbuhan perusahaan dengan nilai

perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut :

H2 : Pertumbuhan perusahaan (Growth) berpengaruh secara parsial terhadap nilai

perusahaan.

2.5.3 Pengaruh profitabilitas (profitability) terhadap struktur modal

Pada dasarnya profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan

memperoleh laba bersih dari penjualan bersihnya dan juga dapat mengukur

kemampuan manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya

dengan meminimalkan beban perusahaan dan memaksimalkan laba perusahaan.

Dan hal ini lah yang dapat meningkatkan struktur modal sehingga kreditor juga

lebih tertarik untuk memberikan kredit pada perusahaan tersebut. Berdasarkan hasil

pengujian hipotesis, dapat dijelaskan :

H3 : profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.

2.5.4 Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap struktur modal

Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan melakukan

ekspansi dengan cara menggunakan dana eksternal berupa hutang. Menurut Sumani

dan Dimitri (2013) apabila kepercayaan dari luar (kreditur) terhadap perusahaan

69
meningkat berarti proporsi hutang akan lebih besar dari modal sendiri. Dengan

uraian ini dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :

H4 : Pertumbuhan perusahaan (Growth) berpengaruh negatif terhadap struktur

modal.

2.5.5 Pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan

Menurut Dewi N, Andini R, & Santoso, E. B. (2018) menyatakan bahwa

penggunaan hutang dapat memengaruhi harga saham perusahaan. Dapat diketahui

bahwa kebijakan penambahan hutang menunjukkan sinyal positif bagi para investor

dan memengaruhi nilai perusahaan. Bahwa suatu nilai perusahaan tidak

dipengaruhi oleh struktur modal, dapat diketahui dengan berdasarkan serangkaian

asumsi yaitu tidak adanya biaya pajak, tidak ada kebangkrutan, dan semua investor

mempunyai informasi yang sama karena EBIT tidak dipengaruhi oleh biaya hutang.

Dengan demikian keterkaitan antara struktur modal dengan nilai perusahaan dapat

dirumuskan sebagai berikut :

H5 : Struktur modal berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan.

2.5.6 Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan struktur

modal sebagai variabel intervening

Hal ini sejalan dengan penelitian Wijaya (2014) yang menjelaskan bahwa

berdasarkan pecking order theory untuk memperoleh dana internal, perusahaan

dengan profitabilitas yang tinggi dapat menggunakan dana internal terlebih dahulu

sebelum menggunakan hutang untuk memenuhi keputusan pendanaan perusahaan.

Dijelaskan oleh Trade-off Theory dimana manfaat dari peningkatan utang masih

lebih besar dari pengorbanan yang dikeluarkan sehingga secara langsung manfaat

70
penggunaan utang tersebut meningkatkan nilai perusahaan. Berdasarkan pengujian

hipotesis dapat dijelaskan :

H6 : Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal

sebagai variabel intervening.

2.5.7 Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan

struktur modal sebagai variabel intervening

Pertumbuhan perusahaan yang dinyatakan dengan pertumbuhan aset

menunjukkan tingkat perkembangan aset dari periode sebelumnya. Perusahaan

dengan tingkat pertumbuhan yang cepat banyak mengandalkan sumber dana

eksternal. Dengan demikian pertumbuhan perusahaan akan mendorong

peningkatan struktur modal. Perusahaan dengan dana eksternal yang diperoleh akan

digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan dalam meningkatkan

kinerja perusahaan. Investor akan percaya untuk berinvestasi di perusahaan dan

nilai perusahaan juga semakin meningkat.

Dengan demikian dapat disusun hipotesis sebagai berikut :

H7 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan

struktur modal sebagai variabel intervening.

71
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif, yang terpenting adalah dapat

merekam data sebanyak-banyaknya dari populasi yang luas. Walaupun populasi

penelitian besar, tetapi dengan mudah dapat dianalisis, baik melalui rumus-rumus

statistik maupun komputer. Jadi pemecahan masalahnya di dominasi oleh peran

statistic (Masyhuri,2011:19)

Penelitian ini menguji variabel independen X1 dan X2 (Profitabilitas dan

pertumbuhan perusahaan) terhadap dependen Z (Nilai perusahaan) dengan Y

72
(Struktur Modal) sebagai variabel intervening. Analisis pengaruh masing-masing

variabel independen terhadap dependen serta variabel intervening menggunakan

teknik analisis jalur. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder merupakan data yang sudah disiapkan dan dikumpulkan oleh pihak lain

(Sanusi, 2013). Data sekunder dalam penelitian ini berupa angka terkait dengan

variabel penelitian, data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari laporan

keuangan perusahaan properti yang terdaftar di BEI periode tahun 2017-2019 yang

diakses melalui www.idx.co.id yang diperoleh dari BEI Galeri Investasi

Kanjuruhan Malang.

Alasan dipilih jenis penelitian ini adalah karena diantara variabel

independen dengan dependen terdapat intervening yang memengaruhi

73
42

Penelitian ini terdapat tiga variabel yakni variabel bebas (independen) Profitabilitas

dan Pertumbuhan perusahaan, struktur modal (intervening) sedangkan yang terikat

(dependen) nilai perusahaan.

3.2 Populasi Dan Sampel

Menurut Martono (2014) populasi adalah merupakan keseluruhan objek

atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu

berkaitan dengan masalah penelitian. Anggota populasi tersebut disebut elemen-

elemen populasi, (Sugiyono 2017) sampel merupakan bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling.

Purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2017). Jadi pengambilan anggota sampel berdasarkan kriteria

pertimbangan tertentu perusahaan properti yang terdaftar di BEI adalah sebanyak

65 perusahaan.

Adapun perusahaan yang diseleksi berdasarkan kriteria yang dipakai dalam

penelitian ini menurut (Sugiyono, 2017) adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan properti yang terdaftar di BEI periode 2017-2019.

2. Perusahaan properti yang tidak menerbitkan laporan keuangan perusahaan

keuangan tahunan secara berturut-turut pada periode 2017-2019.

3. Perusahaan properti yang mengalami kerugian laporan keuangan pada periode

2017-2019.
43

Tabel 3.1 Populasi dan Kriteria Sampel Perusahaan Sub Sektor

Barang Konsumsi Periode Tahun 2017-2018

No Kriteria Sampel Jumlah


1 Perusahaan properti yang terdaftar di BEI periode 2017-2019 65

2 Perusahaan properti yang tidak menerbitkan laporan keuangan perusahaan (21)


keuangan tahunan secara berturut-turut pada periode 2017-2019.

3 Perusahaan properti yang mengalami kerugian laporan keuangan pada (13)


periode 2017-2019.

Sampel Final 31

Sumber: Data diolah peneliti tahun 2021

Setelah dilakukan selesksi sampel dengan kriteria yag telah disebutkan di

atas maka diperoleh sampel sebanyak 31 perusahaan, berikut penjelasannya :

Tabel 3.2 Ringkasan Pemilihan Sampel

No Kode Perusahaan Perusahaan Perusahaan


yang laba memenuhi
menerbitkan kriteria
laporan
keuangan
2017 2018 2019 2017 2018 2019
1 ARMY -
2 APLN √ √ √ √ √ √ √
3 ASRI √ √ √ √ √ √ √
4 BAPA √ √ √ √ √ √ √
5 BAPI -
6 BCIP √ √ √ √ √ √ √
7 BEST √ √ √ √ √ √ √
8 BIKA √ √ √ R R R -
9 BIPP √ √ √ R R R -
10 BKDP √ √ √ R R R -
11 BKSL √ √ √ √ √ √ √
12 BSDE √ √ √ √ √ √ √
13 CITY √ √ √ √ √ √ √
14 COWL -
15 CPRI √ √ √ R R R -
16 CTRA √ √ √ √ √ √ √
17 DART -
18 DILD √ √ √ √ √ √ √
19 DMAS √ √ √ √ √ √ √
20 DUTI √ √ √ √ √ √ √
21 ELTY
22 EMDE √ √ √ R R R -
23 FMII √ √ √ √ √ √ √
44

24 FORZ √ √ √ √ √ √ √
25 GAMA √ √ √ √ √ √ √
26 GMTD √ √ √ R R R -
27 GPRA √ √ √ √ √ √ √
28 GWSA √ √ √ √ √ √ √
29 INDO
30 JRPT √ √ √ √ √ √ √
31 KIJA √ √ √ √ √ √ √
32 KOTA
33 LAND √ √ √ √ √ √ √
34 LCGP
35 LPCK √ √ √ √ √ √ √
36 LPKR √ √ √ R R R -
37 MDLN √ √ √ √ √ √ √
38 MKPI
39 MMLP √ √ √ √ √ √ √
40 MPRO √ √ √ R R R -
41 MTLA √ √ √ R R R -
42 MYRX
43 NIRO √ √ √ R R R -
44 NZIA
45 MORE
46 PAMG
47 PLIN √ √ √ √ √ √ √
48 POLI
49 POLL
50 POSA
51 PPRO √ √ √ √ √ √ √
52 PUDP √ √ √ √ √ √ √
53 PWON √ √ √ √ √ √ √
54 REAL
55 RISE √ √ √ √ √ √ √
56 RBMS √ √ √ R R R -
57 RDTX √ √ √ √ √ √ √
58 RODA √ √ √ R R R -
59 SATU √ √ √ R R R -
60 SCBD
61 SMDM
62 SMRA √ √ √ √ √ √ √
63 TARA
64 TRIN
65 URBN √ √ √ √ √ √ √

Keterangan :
45

Warna hijau : Perusahaan yang tidak menyediakan data lengkap terkait

variabel dan tidak menerbitkan laporan keuangan yang

tidak lengkap pada periode 2017-2019.

Warna kuning : Perusahaan yang menyediakan data lengkap laporan

keuangan pada periode 2017-2019.

Warna merah : Perusahaan yang mengalami kerugian laporan keuangan

pada periode 2017-2019.

Selanjutnya, analisis dilakukan dengan menggunakan data pooling (pooled)

dengan menambah jumlah pengamatan, yaitu dengan mengalikan jumlah sampel

dengan rentang waktu pengamatan (3 tahun) sehingga jumlah pengamatan dalam

penelitian ini sebanyak 93 pengamatan (31 x 3 = 93), hal tersebut sudah memenuhi

syarat jumlah sampel untuk diolah dengan analisis regresi, dimana syarat minimum

untuk jumlah sampel dengan analisis regresi adalah sejumlah 30 pengamatan.

Tabel 3.3 Daftar Sampel Penelitian


No Kode Nama Perusahaan
46

1 APLN PT. Agung Podomoro Land Tbk


2 ASRI PT. Alam Sutera Realty Tbk
3 BAPA PT. Bekasi Asri Pemula Tbk
4 BCIP PT. Bumi Citra Permai Tbk
5 BEST PT. Bandung Eco Sinergy Tekhnologi
6 BKSL PT. Sentul City Tbk
7 BSDE PT. Bumi Serpong Damai Tbk
8 CITY PT. Natura City Development Tbk
9 CTRA PT. Ciputra Development Tbk
10 DILD PT. Intiland Development Tbk
11 DMAS PT. PuraDelta Lestari Tbk
12 DUTI PT. Duta Pertiwi Tbk
13 FMII PT. Fortune Mate Indonesia Tbk
14 FORZ PT. Forza Land Indonesia Tbk
15 GAMA PT. Gading Development Tbk
16 GPRA PT. Perdana Gapuraprima Tbk
17 GWSA PT. Greendwod Sejahtera Tbk
18 JRPT PT. Jaya Real Property Tbk
19 KIJA PT. Kawasan Industri Jababeka Tbk
20 LAND PT. Sinar Mas Land
21 LPCK PT. Lipo Cikarang Tbk
22 MDLN PT. Modernland Realty Tbk
23 MMLP PT. Mega Manunggal Property Tbk
24 PLIN PT. Plaza Indonesia Realty Tbk
25 PPRO PT. Pp Properti Tbk
26 PUDP PT. Pudjiadi Prestige Tbk
27 PWON PT. Pakuwon Jati Tbk
28 RISE PT. Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk
29 RDTX PT. Roda Vivatex Tbk
30 SMRA PT. SUMMARECON AGUNG TBK
31 URBN PT. Urban Jakarta Propertindo Tbk
Sumber: Data diolah 2021

3.3 Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat variabel-variabel yang memengaruhi.

Terdapat tiga variabel yang diuji dalam penelitian ini, yaitu variabel dependen,

variabel independen, dan variabel intervening.

Tabel 3.4 definisi operasional variabel


47

VARIABEL DEFINISI SKALA RUMUS


Nilai Perusahan Merupakan perbandingan RASIO 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
nilai buku sahan harga 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑃𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
pasarnya
Debt Equity Perbandingan total hutang RASIO Total Utang (𝐷𝑒𝑏𝑡)
Ratio (DER) yang dimiliki perusahaan Equitas (𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦)
dengan total ekuitas
perusahaan
ROE Kemampuan perusahaan RASIO 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

dalam mengalokasikan laba 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

bagi para pemegang saham


atas modal yang telah
ditanamkan oleh pemegang
saham tersebut.
Growth Kemampuan perusahaan RASIO 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛(𝑡)−𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛(𝑡−1)
menahan keuntungan 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 (𝑡−1)

3.3.1 Variabel Dependen

Menurut (Purnomo, 2018) menyatakan bahwa dalam laporan keuangan,

cerminan nilai perusahaan adalah Price to Book Value (PBV). Price to Book

Value merupakan salah satu indikator utama untuk melihat apakah suatu saham

mahal atau tidak. PBV merupakan perbandingan nilai buku saham dengan harga

pasarnya. Rasio PBV ini menunjukan berapa banyak pemegang saham yang

membiayai aset bersih perusahaan. Rumus untuk menghitung nilai perusahaan

adalah sebagai berikut :

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚


𝑃𝐵𝑉 =
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑃𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

3.3.2 Variabel Independen


a. Profitabilitas (Profitability)

Menurut Sartono (2012:122) profitabilitas (Profitability) adalah

kemampuan perusahaan memperoleh laba yang berkaitan dengan penjualan, total

aktiva maupun modal sendiri. Pengukuran profitabilitas dengan menggunakan

Return On Equity (ROE), yaitu kemampuan perusahaan dalam mengalokasikan


48

laba bagi para pemegang saham atas modal yang telah ditanamkan oleh pemegang

saham tersebut.

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑂𝐸 =
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

b. Pertumbuhan perusahaan (Growth)

(Ayuningrum, 2017), mengungkapkan semakin tinggi tingkat pertumbuhan

perusahaan, maka semakin besar tingkat kebutuhan dana untuk membiayai ekspansi

begitupun sebaliknya semakin besar tingkat kebutuhan dana di masa yang akan

datang maka akan semakin besar juga kemungkinan perusahaan menahan

keuntungan. Pertumbuhan perusahaan dalam penelitian ini akan diproksikan

dengan menggunakan perubahan total aktiva.

𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛(𝑡)−𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛(𝑡−1)
Growth = 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 (𝑡−1)

c. Variabel Intervening

Variabel intervening merupakan variabel yang memengaruhi hubungan

antara variabel independen dan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak

langsung. Variabel intervening merupakan struktur modal. Struktur modal diukur

dengan debt to equity ratio (DER) adalah perbandingan total hutang yang dimiliki

perusahaan dengan total ekuitas perusahaan. Menurut Kasmir, (2013) DER

merupakan rasio yang mengukur besarnya jumlah utang yang dapat bayar oleh

modal sendiri, dengan rumus sebagai berikut :

Total Utang (𝐷𝑒𝑏𝑡)


𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Equitas (𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦)

3.4 Jenis dan Sumber Data


49

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, jadi data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahunan

perusahaan properti yang terdaftar di BEI periode tahun 2017-2019 yang diperoleh

dari BEI Galeri Investasi Kanjuruhan Malang.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


a. Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan yang dilakukan untuk memperoleh informasi yang dapat

dijadikan pegangan dalam penelitian yaitu dengan cara mempelajari, meneliti,

mengkaji, serta menelaah literatur-literatur berupa buku, jurnal maupun makalah

yang berhubungan dengan penelitian ini guna memperoleh bahan-bahan yang

menjadikan sebagai landasan teori.

3.5.2 Dokumentasi (Documentary)

Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan

keuangan tahunan perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2017-2019, kemudian melakukan penelaahan data-data yang berkaitan

dengan informasi keuangan untuk mengetahui profitabilitas (ROE), pertumbuhan

Perusahaan (growth), Struktur Modal (DER) dan Nilai Perusahaan (yang

diproksikan PBV) yang diungkapkan dalam laporan keuangan tahunan perusahaan

properti oleh setiap masing-masing perusahaan.

Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder, jadi pengumpulan data

dilakukan dengan metode dokumentasi. Data dikumpulkan dengan cara mengakses

laporan keuangan perusahaan properti periode tahun 2017-2019 yang


50

dipublikasikan di BEI melalui www.idx.co.id yang diperoleh dari BEI Galeri

Investasi Kanjuruhan Malang.

3.6 Teknik Analisa Data


a) Analisis Jalur

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis jalur (path

analysis) struktur modal diposisikan sebagai variabel intervening yang

menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen. Metode

path analysis merupakan suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab-akibat

yang terjadi pada regresi linear berganda jika variabel bebasnya memengaruhi

variabel tergantung (terikat) tidak hanya secara langsung tetapi juga dengan secara

tidak langsung.

Berdasarkan dengan kerangka pemikiran dapat membuat persamaan yaitu

persamaan regresi yang menunjukan hubungan yang dihipotesiskan. Persamaan

tersebut sebagai berikut :

Y = a + PYX1 + PYX2 +e2

Z = a + PZX1 + PZX2 + PZY + e2

Keterangan
a = Konstan
X1 = Profitabilitas (Profitabiliity)
X2 = Pertumbuhan Perusahaan (Growth)
Z = Nilai Perusahaan
Y = Struktur Modal
E = Eror/Residu

b) Pengujian Asumsi Klasik

Penggunaan uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui dan menguji

kelayakan atas model regresi yang digunakan pada penelitian ini. Tujuan lainnya
51

untuk memastikan bahwa di dalam model regresi yang digunakan mempunyai data

yang terdistribusikan secara normal, bebas dari autokorelasi, multikolinearitas serta

heterokedistisitas.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi residual

(Widodo, 2017). Metode yang mempunyai residual berdistribusi normal.

Pengujian normalitas menggunakan uji normal Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Normal atau tidaknya distribusi dapat dilihat atau dinilai Asymp Sig (2-

tailed), jika nilai Asymp Sig (2-tailed) > dari alpa 0,05 atau 5% maka

variabel pengganggu dinyatakan berdistribusi normal.

2) Uji Multikolinearitas

Menurut (Widodo, 2017) Uji multikolinearitas bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas. Gejala multikolinearitas

dapat diketahui jika diantara variabel bebas (independen) terdapat korelasi

yang kuat atau mendekati sempurna atau nilai Variance Inflation Factor

(VIF) lebih kecil dari 10 (VIF > 10) atau nilai tolerance <0,10 maka dapat

disimpulkan model regresi tersebut tidak terjadi multikolinearitas.

3) Uji Autokorelasi

Menurut (Ghozali, 2013) uji autokorelasi bertujuan agar menguji

apakah dalam model regresi linear berganda antara kesalahan pengganggu

pada periode tertentu dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Untuk mendeteksi atau tidak adanya autokorelasi digunakan


52

uji Durbin-Watson. Jika nilai Durbin Watson = 1,55-2,46 menunjukan tidak

adanya autokorelasi.

4) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya

perbedaan Varian residual dalam suatu periode pengamatan ke periode

pengamatan yang lain (Widodo, 2017). Model regresi yang baik tidak

mendeteksi heteroskedastisitas, untuk mendeteksi heteroskedastisitas

dengan metode spearman rank. Kriteria uji spearman rank merupakan jika

nilai sig (>) 0,05, maka tidak terjadi heterokedastisitas, bila nilai sig

dibawah (<) 0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.7 Pengujian Hipotesis

Untuk menjawab hipotesis yang telah dibuat dapat digunakan metode analisis

sebagai berikut:

a) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan tujuan untuk mengukur seberapah jauh kemampuan model

dalam menjelaskan variasi varibel dependen. Nilai koefisien determinasi

merupakan antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel

independen dalam memaparkan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai

yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir seluruh

informasi yang diperlukan untuk memprediksi variasi variabel dependen

(Sugiyono, 2012).

b) Uji Simultan (Uji-F)


53

Menurut (Ghozali, 2011) menyampaikan bahwa uji F adalah hubungan

regresi secara simultan yang memilki tujuan dapat mengetahui apakah seluruh

variabel independen bersama-sama memiliki pengaruh yang secara signifikan

terhadap variabel dependen. Pengujian koefisien regresi secara simultan dilakukan

menggunakan cara membandingkan nilai signifikan uji-F dengan alpha 5%. Jika

signifikan uji-F menunjukan lebih kecil dari alpha 5%, maka hipotesis diterima.

Maka sebaliknya, jika nilai signifikan uji-F menunjukan lebih besar dari alpha 5%,

maka hipotesis ditolak.

c) Uji Parsial (Uji-T)

Menurut (Sugiyono, 2012) tujuan dari uji parsial yaitu untuk bisa

mengetahui sejauh mana pengaruh dari variabel independen (X) terhadap variabel

dependen (Y) secara parsial. Untuk menguji hipotesis yang diajukan digunakan

uji-T, dengan cara membandingkan nilai sig. Uji-t menunjukan lebih besar dari

alpha 5% , maka hipotesis yang diajukan tolak. Analisis- analisis tersebut dan uji

hipotesis digunakan bantuan dari komputer dengan program SPSS For Windows

Versi 2.
54

DAFTAR PUSTAKA

Andrian, J., CHABACHIB, M., & PRASETIONO, P. (2013). Pengaruh Struktur Modal,

Pertumbuhan Perusahaan, Capital Expenditure dan Insentif Manajer Terhadap Nilai

Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening (Doctoral dissertation,

Diponegoro University).

Ayuningrum, N. (2017). Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai

Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Terapan Akuntansi,

1(1), 53–59.

Dewi, N., Andini, R., & Santoso, E. B. (2018). Pengaruh Likuiditas Dan Pertumbuhan

Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Variabel Struktur Modal Sebagai

Variabel Intervening (Strudi Kasus Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang

Terdaftar Di BEI Periode Tahun 2012-2016). Journal Of Accounting, 4(4).

Ghozali. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 Semarang: BPFE

Universitas Diponegoro.

Jemani, K. R., & Erawati, T. (2020). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur

Yang Terdaftar Di Bei. Kajian Bisnis Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya

Wiwaha, 28(1), 51-70.

Kasmir, (2013). Analisis Laporan Keuangan,Edisi Kelima. Jakarta : Bumi Aksara

Martono dan Harjito, A. 2015. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.

Nadillah, D., Efni, Y., & Rokhmawati, A. (2017). Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan

Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan yang Dimediasi Kinerja Keuangan dengan

Pengungkapan Corporate Social Responsibility sebagai Variabel Pemoderasi pada


55

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014. Jurnal Online

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau, 4(1), 601–615.

Ni Kadek Ayu Sudiani, N. P. A. D. (2016). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan,

Dan Investment Opportunity Set Terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal Manajemen Unud,

5(7), 4545–4547.

Ningrum, A. M., Mardani, R. M., & Wahono, B. (n.d.). Pengaruh Kebijakan Dividen, Struktur

Modal, Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada

Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bei Periode 2013-2017). Jurnal

Riset Manajemen, 28–44.

Owa, Ermelinda, Nanang Purwanto, A. R. S. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan

Income Smoothing Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2016-2018. Riset Mahasiswa Akuntansi,

7(2), 1–6.

Purnomo, E. (2018). Pengaruh Profitabilitas dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan

Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Ekobis Dewantara, 1(12),

78–97.

Sanusi, A, (2013) Metodelogi Penelitian Bisnis. Jakarta: Selemba Empat.

Sugiyono, (2017). Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.

Thaib, I., & Dewantoro, A. (2017). Pengaruh Profitabilitas dan likuiditas terhadap nilai

perusahaan dengan struktur modal sebagai variabel intervening. Jurnal Riset Perbankan

Manajemen dan Akuntansi, 1(1), 25-44.

Widodo. 2017. Metedologi Penelitian Populer dan Praktis, Jakarta: Rajawali Pers.
56

Anda mungkin juga menyukai