TESIS
Disusun Oleh:
Aditya Prayudha
121900694
PASCASARJANA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
Berhasilnya suatu manajemen disuatu perusahaan bisa dilihat dari nilai perusahaannya. Sangat
penting dalam sebuah perusahaan untuk menjalankan nilai perusahaan, karena berhasilnya nilai
perusahaan berarti berhasil juga dalam mensejahterakan pemegang saham yang menjadi tujuan
utama sebuah perusahaan. Meningkatnya nilai saham juga membuat pemegang saham lebih
banyak berinvestasi kepada perusahaan. Berhasil tidaknya nilai perusahaan juga dipengaruhi
oleh kinerja perusahaan, salah satunya profitabilitas yang menghasilkan laba. Laba perusahaan
merupakan faktor terjadiya nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perkembangan
perusahaan di masa depan (Sunrowiyati et al., 2019).
Globalisasi merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi perusahaan untuk dapat
bertahan dalam dunia bisnis. Globalisasi memaksa perusahaan untuk terus menyeimbangkan
kebutuhan konsumen dan apa yang disediakan perusahaan, serta memaksa perusahaan untuk
bersaing di pasar domestik dan internasional. Jadi pentingnya suatu perusahaan untuk terus
bertahan dalam berbagai kondisi globalisasi yang ada.
Di antara berbagai metode penilaian kinerja suatu perusahaan yaitu dengan melihat kinerja
keuangan perusahaan tersebut. Pencapaian dalam kegiatan usaha dapat dilihat dari kinerja
keuangannya yang dapat menghasilkan laba. Hal ini sesuai dengan Meiyana & Aisyah (2019),
kinerja keuangan yang bagus dilihat dari bagaimana perusahaan menghasilkan laba. Menurut
Andriani Tisna & Agustami (2016), kinerja keuangan mengacu pada prestasi kerja yang
diperoleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dan ditulis ke dalam laporan keuangan yang
relevan. Jika melihat pencapaian atau tingkat keberhasilan perusahaan, biasanya identik dengan
pencapaian laba perusahaan yang tinggi.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan tiga rasio keuangan yang diambil. Rasio
tersebut yaitu profitabilitas, likuiditas, dan leverage. Rasio tersebut akan digunakan untuk
menguji pengaruhnya terhadap nilai perusahaan dengan Corporate Social Responsibility (CSR)
dan Good Corporate Governance (GCG) sebagai variabel moderasinya. Faktor lain dari kinerja
keuangan adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan menjadi gambaran kemampuan
finansial perusahaan dalam suatu periode tertentu. Ukuran perusahaan dapat digunakan untuk
menilai perusahaan. Pada umumnya perusahaan besar memiliki nilai asset yang lebih tinggi
dibandingkan perusahaan kecil, sehingga perusahaan besar lebih mudah memasuki pasar modal.
Ukuran perusahaan yang besar menunjukkan perusahaan mengalami prkembangan sehingga
investor akan menilai positif dan nilai perusahaan akan meningkat (Hardian, 2016).
Penelitian tentang pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan telah dilakukan secara
ekstensif. Namun, masih terdapat inkonsistensi antara hasil penelitian yang ada. Berdasarkan
penelitian dari I et al. (2021) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Profitabilitas berpengaruh
positif terhadap Nilai Perusahaan. Sedangkan penelitian dari Mudjijah et al. (2019) Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan dan struktur modal berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya atau sering disebut likuiditas. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dilunasi yaitu kewajiban keuangan yang
jatuh temponya sampai dengan 1 tahun (I et al., 2021). Likuiditas merupakan kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek perusahaan. Likuiditas menjadi perhatian
serius pada perusahaan karena likuiditas memainkan peranan penting dalam kesuksesan
perusahaan. Perusahaan yang memiliki likuiditas yang baik maka akan dianggap memiliki
kinerja yang baik oleh investor. Hal ini akan menarik minat investor untuk menanamkan
modalnya pada perusahaan. Likuiditas dapat diukur dengan Current Ratio, yang merupakan rasio
antara aktiva lancar dibagi utang lancar (Putra & Lestari, 2016).
Hasil dari penelitian likuiditas terhadap nilai perusahaan juga terdapat inkonsistensi antara
hasil penelitian yang ada. Berdasarkan penelitian dari Putra & Lestari (2016) hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa likuiditas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Sedangkan penelitian dari Nurwulandari et al. (2021) penelitian ini menunjukkan
likuiditas secara langsung berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
Salah satu hal penting dalam keberhasilan nilai perusahaan yaitu Leverage. Penambahan
suatu hutang dalam perusahaan dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengontrol kas yang
dilakukan manajemen. Peningkatan pengendalian dana akan meningkatkan produktivitas dan
kinerja perusahaan sehingga berdampak pada penguatan nilai perusahaan yang tercermin melalui
kenaikan harga bursa (Zuhroh, 2019).
Penelitian tentang pengaruh Leverage terhadap nilai perusahaan telah dilakukan secara
ekstensif. Namun, masih terdapat inkonsistensi antara hasil penelitian yang ada. Berdasarkan
penelitian dari Kartika Dewi & Abundanti (2019) Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah metode observasi non partisipan dengan teknik analisis jalur (path analysis). Bukti
empiris menunjukan hasil Leverage berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
Sedangkan penelitian dari Kurniawati et al. (2021) hasil penelitian menunjukan Leverage
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Ukuran perusahaan juga berperan penting dalam mengoptimalkan nilai perusahaan. Menurut
Zuhroh (2019) menyatakan bahwa nilai perusahaan merupakan salah satu kekuatan keuangan
perusahaan dalam mendukung kinerjanya. Salah satu contoh perusahaan memiliki kekuatan yaitu
fasilitas untuk mengakses pendanaan, strategi dalam meminimalkan risiko dan peluang untuk
memperoleh manfaat yang lebih besar dan prospek yang lebih baik di perusahaan. Ukuran
perusahaan yang lebih besar dan baik akan mudah mendapatkan sumber pendanaan untuk biaya
operasional maupun untuk pengembangan perusahaan. Ukuran perusahaan yang besar pun dapat
menguatkan kepercayaan investor untuk meningkatkan kepemilikan saham perusahaan (Zuhroh,
2019).
Penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan telah dilakukan
secara ekstensif. Namun, masih terdapat inkonsistensi antara hasil penelitian yang ada.
Berdasarkan penelitian dari Putra & Lestari (2016) Penelitian ini dilakukan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Jumlah sampel yang
diambil adalah 20 perusahaan. Hasil penelitian menunjukan ukuran perusahaan secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian dari Hardian
(2016) hasil penelitian menunjukan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Selain itu peneliti juga menambahkan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
dan Good Corporate Governance (GCG) sebagai variabel pemoderasi. Menurut Harsalim (2017),
Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu faktor penentu dalam hal mempengaruhi
kinerja keuangan. Prinsip-prinsip dasar dari Good Corporate Governance memiliki tujuan untuk
memberikan kemajuan terhadap kinerja keuangan pada suatu organisasi. jika corporate
governance suatu perusahaan baik maka semakin baik pula kinerja dan nilai dari suatu
perusahaan tersebut. Sebaliknya jika Good Corporate Governance suatu perusahaan buruk maka
dapat mempengaruhi kinerja dan nilai suatu perusahaan tersebut.
Menurut Djamilah & Surenggono (2017), Good Corporate Governance (GCG) merupakan
sesuatu aturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditur, pemerintah,
karyawan, dan stakeholders lainnya agar hak dan kewajiban mereka seimbang. Karena dalam hal
operasional lingkungan sekitar juga harus diperhatikan agat tidak ada yang dirugikan, jadi dalam
hal ini perusahaan harus memperhatikan hal tersebut.
10. Apakah Corporate Social Responcibility memperkuat hubungan Leverage terhadap Nilai
Perusahaan?
11. Apakah Corporate Social Responcibility memperkuat hubungan Likuiditas terhadap Nilai
Perusahaan?
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Mahrani & Soewarno (2018) Hubungan keagenan digambarkan sebagai hubungan
antara pemilik perusahaan (principal) dan agen, dan kekuasaan pengambilan keputusan
didelegasikan kepada agen. Dalam hubungan keagenan, mungkin ada konflik kepentingan antara
prinsipal dan agen. Pemegang saham menuntut untuk meningkatkan profitabilitas dan dividen
perusahaan, sementara manajer adalah agen yang termotivasi untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi dan psikologis secara maksimal. Atas dasar hubungan keagenan dan kepercayaan,
manajemen didorong untuk melakukan manajemen laba dalam penyajian laporan keuangan.
Oleh karena itu, salah satu metode yang dapat digunakan untuk memantau masalah kontraktual
antara manajemen dan investor dan membatasi perilaku oportunistik manajemen adalah melalui
penerapan Good Corporate Governance.
Menurut Ana et al. (2021) penerapan good corporate governance yang baik dapat
memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan di perusahaan karena terutama
didasarkan pada keterbukaan, akuntabilitas, independensi, dan kewajaran. Menurut Ilmi et al.
(2017), perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan manajer dapat menyebabkan
masalah dalam transmisi informasi. Kesalahan semacam ini dalam teori keagenan disebut
asimetri informasi. Asimetri informasi mungkin disebabkan oleh kegagalan manajer untuk
memberikan informasi yang transparan kepada pemegang saham tentang status perusahaan.
Transparansi diperoleh melalui penerapan tata kelola perusahaan yang baik, dalam hal ini tata
kelola perusahaan menjadi pedoman bagi para manajer untuk mengelola perusahaan, dan praktik
terbaik dalam pengambilan keputusan bermanfaat bagi semua pihak.
2.1.2 Teori Legitimasi
Menurut Laili et al. (2019), legitimasi merupakan sistem manajemen perusahaan yang dirancang
untuk memberdayakan masyarakat, individu, pemerintah dan kelompok masyarakat. Menurut
teori ini, perusahaan memiliki hubungan sosial yang erat dengan masyarakat sekitar karena
keduanya melibatkan kontrak sosial. Menurut Astuti et al. (2019), teori legitimasi yang
mendasari adalah hubungan antara perusahaan dan masyarakat dalam kontrak sosial bahwa
perusahaan menggunakan sumber daya ekonomi untuk beroperasi. Dalam teori ini tidak hanya
memperhatikan kepentingan investor, tetapi juga memperhatikan kepentingan publik. Perusahaan
berusaha untuk mendapatkan legitimasi dari kegiatan sosial dan lingkungan melalui
pengungkapan dalam laporan yang dipublikasikan dalam laporan tahunan perusahaan.
Menurut Astuti et al. (2019), teori ini berasal dari Donaldson (1961) adalah Mengenai urutan
pembiayaan perusahaan yaitu laba ditahan internal perusahaan, jika tidak cukup, perusahaan
memilih sumber pendanaan eksternal yaitu utang, dan opsi terakhir adalah ekuitas. Secara
umum, perusahaan lebih memilih opsi utang karena lebih murah daripada biaya penerbitan
saham.
Menurut Laili et al. (2019), menjelaskan bagaimana perusahaan yang diwakili oleh agen atau
manajemen memiliki insentif untuk memberikan informasi terkait laporan keuangan kepada
pihak eksternal. Menurut Ilmi et al. (2017) signalling theory Menggambarkan perbedaan perilaku
antara dua pihak (individu atau organisasi) ketika mengakses informasi. Satu pihak (pengirim)
harus memilih apa dan bagaimana menyampaikan (atau memberi sinyal) informasi, sedangkan
pihak lain (penerima) harus memilih bagaimana menafsirkan sinyal tersebut. Teori sinyal
memainkan peran penting dalam menentukan tindakan manajemen, yaitu menyampaikan dan
menafsirkan informasi kepada pihak target, dan kemudian memberikan umpan balik kepada
pengirim informasi.
2.1.5 Nilai Perusahaan
Menurut Laili et al. (2019), nilai perusahaan dapat diartikan Mencerminkan nilai kinerja
perusahaan dalam bentuk harga saham, dimana nilai ini akan menjadi nilai acuan yang bersedia
dibayar investor saat menjual perusahaan tersebut. Menurut Ilmi et al. (2017), Nilai perusahaan
didefinisikan sebagai nilai pasar saham perusahaan yang tercermin dalam harga saham. Semakin
tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan menjadi suatu
hal yang penting bagi perusahaan, karena peningkatan nilai perusahaan berarti kemakmuran
pemegang saham. Nilai suatu perusahaan dapat diukur dengan harga pasar saham, karena harga
saham dapat mencerminkan penilaian investor terhadap kekayaan perusahaan secara keseluruhan
dengan adanya penawaran dan permintaan pasar. Nilai perusahaan bertujuan untuk
memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui keputusan investasi. Kekayaan pemegang
saham dan perusahaan diwakili oleh harga pasar saham, yang merupakan cerminan dari
keputusan investasi, pembiayaan, dan manajemen aset. Semakin tinggi harga saham maka
semakin tinggi pula nilai yang dimiliki perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Imron et al. (2013) yang berjudul Pengaruh Kinerja Keuangan
dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Sosial Responsibility dan
Good Corporate Governance sebagai Variabel Moderasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
pengaruh kinerja keuangan dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan Corporate
Social Responsibility (CSR) dan Good Corporate Governance (GCG) sebagai variabel moderasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan dan ukuran berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. CSR tidak mampu
memperkuat hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan, tetapi mampu memperkuat
hubungan ukuran perusahaan dengan nilai perusahaan. Sedangkan GCG mampu memperkuat
hubungan kinerja keuangan dan ukuran perusahaan dengan nilai perusahaan.
Hasil penelitian yang dilakukan Sawitri Kemala Putri (2021), penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk menganalisis peran good corporate governance dalam memoderasi
profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI dengan observasi selama 3 tahun yaitu periode 2017-2019. Variabel independen
diproksikan dengan Return On Assets (ROA) sebagai variabel profitabilitas dan SIZE sebagai
variabel ukuran perusahaan. Variabel moderasi diproksikan dengan Kepemilikan Manajerial
(KM), sedangkan variabel terikat menggunakan proksi Tobins'Q. Hasil penelitian yang diuji
menunjukkan bahwa ROA dan SIZE berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Namun, KM tidak
mampu memoderasi pengaruh ROA terhadap nilai perusahaan. Dan KM memoderasi pengaruh
SIZE terhadap nilai perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Astuti et al. (2019) yang berjudul Analisis Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusi, Profitabilitas, dan Leverage Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Variabel
Intervening (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2016).
Tujuan utama perusahaan bertahan dalam persaingan yang ketat dengan memaksimalkan nilai
perusahaan untuk kekayaan pemegang saham. Nilai perusahaan yang mengalami tren penurunan
merupakan masalah yang harus diselesaikan. Perusahaan perbankan juga melakukan tanggung
jawab sosial yang dirasakan berdampak positif terhadap citra perusahaan. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, profitabilitas, dan
leverage dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sebagai variabel
intervening.
Ilmi et al. (2017) melakukan penelitian dengan judul pengaruh langsung good corporate
governance, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, dan kepemilikan manajerial
terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening: kasus di bursa
efek Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh langsung good corporate
governance, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, dan kepemilikan manajerial
terhadap nilai perusahaan, serta untuk menganalisis pengaruh tidak langsung good corporate
governance, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, dan kepemilikan manajerial
terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan
Penelitian yang dilakukan oleh Mariani et al. (2016) yang berjudul Kemampuan Good
Corporate Governance dan CSR Memoderasi Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, dan
Profitabilitas Pada Nilai Perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji kemampuan
good corporate governance dan corporate social responsibility dalam memoderasi pengaruh
likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas pada nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa good corporate governance dan corporate social responsibility tidak mampu memoderasi
pengaruh likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas pada nilai perusahaan.
Semakin tinggi rasio leverage di sebuah perusahaan maka berkemungkinan akan menurunkan
nilai perusahaannya, karena hal tersebut membuat investor lebih berhati - hati dalam berinvestasi
dengan alasan semakin tinggi pula resiko investasinya. Tetapi pada titik tertentu semakin tinggi
rasio leveragenya maka semakin tinggi pula nilai perusahaannya itu dikarenakan pengelolaan
hutang yang baik, atau begitu banyak kreditur yang meminjamkan modal terhadap perusahaan
itu.
Hali ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartika Dewi & Abundanti (2019) yang
berjudul Pengaruh Leverage Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Profitabilitas Sebagai Variabel Mediasi. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan
diperoleh bahwa Ukuran Perusahaan, Leverage dan Profitabilitas berpengaruh positif signifikan
terhadap Nilai Perusahaan.
Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiadewi & Purbawangsa (2015)
yang berjudul Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Profitabilitas Dan Nilai
Perusahaan. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini berpengaruh tidak signifikan secara statistik
terhadap nilai perusahaan, sedangkan leverage dan profitabilitas mempunyai pengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari hasil-hasil penelitian terdahulu, Maka hipotesis
ketujuh kami:
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ilmi et al. (2017) yang berjudul
Effect of Good Corporate Governance , Corporate Social Responsibility Disclosure and
Managerial Ownership To the Corporate Value With Financial Performance As Intervening
Variables : Case on Indonesia Stock Exchange. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Good
corporate governance (GCG) berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan
perusahaan. (2) Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh positif signifikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan. (3) Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap
kinerja keuangan perusahaan. (4) Good corporate governance (GCG) berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan. (5) Corporate social responsibility disclosure (CSRD) tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. (6) Kepemilikan manajerial tidak tidak mempengaruhi
nilai perusahaan. (7) Kinerja keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Sunrowiyati et al. (2019) yang berjudul
Kinerja Keuangan Mediasi Pengaruh Perusahaan Tanggung Jawab Sosial pada Nilai Perusahaan
LQ 45. Hasil analisis menunjukkan bahwa CSR berpengaruh terhadap kinerja keuangan, artinya
semakin besar nilai CSR yang dikeluarkan perusahaan akan dapat menguntungkan perusahaan
dan meningkatkan kualitas kinerja keuangan perusahaan. CSR mempengaruhi nilai perusahaan,
yang artinya implementasi CSR berpengaruh langsung terhadap nilai perusahaan. Kinerja
keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, hal ini membuktikan bahwa besarnya nilai
kinerja keuangan dan informasi yang relevan menjadi pertimbangan dalam pengambilan
keputusan investasi di pasar modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kinerja keuangan
memediasi pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan, hal ini membuktikan bahwa perusahaan
yang melakukan CSR dapat meningkatkan nilai perusahaan jika kinerja keuangan meningkat.
Dari hasil-hasil penelitian terdahulu, Maka hipotesis kelima kami:
H2 : Profitabilitas Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban jangka pendeknya
(utang). Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan peluang pertumbuhan
perusahaan cenderung tinggi. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi dapat
meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra & Lestari (2016) yang berjudul
Pengaruh Kebijakan Dividen, Likuiditas, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh bahwa kebijakan dividen,
likuiditas, profitabilitas dan ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Jihadi et al. (2021) yang berjudul Pengaruh Likuiditas,
Leverage, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan: Bukti Empiris dari Indonesia. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rasio likuiditas, aktivitas, leverage, dan profitabilitas signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Ukuran perusahaan merupakan cerminan besar kecilnya suatu perusahaan yang bisa dilihat
dengan total assetnya. Dengan semakin besar total assetnya atau semakin besar ukuran
perusahaannya, akan membuat investor semakin tertarik dengan perusahaan tersebut. Hal ini
terjadi karena perusahaan dengan ukuran perusahaan yang besar cendrung lebih stabil dan dapat
membuat para investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Atas kondisi tersebut akan
membuat harga saham perusahaan naik.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartika Dewi & Abundanti (2019)
yang berjudul Pengaruh Leverage Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Profitabilitas Sebagai Variabel Mediasi. .Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan
diperoleh bahwa Ukuran Perusahaan, Leverage dan Profitabilitas berpengaruh positif signifikan
terhadap Nilai Perusahaan. Ukuran Perusahaan dan Leverage berpengaruh positif signifikan
terhadap Profitabilitas. Namun profitabilitas tidak mampu memediasi pengaruh Ukuran
Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan serta Profitabilitas tidak mampu memediasi pengaruh
Leverage terhadap Nilai Perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Putra & Lestari (2016) yang berjudul Pengaruh Kebijakan
Dividen, Likuiditas, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan dividen, likuiditas, profitabilitas dan ukuran
perusahaan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari
hasil-hasil penelitian terdahulu, Maka hipotesis kesembilan kami:
2.3.5 Pengaruh Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi Leverage Terhadap
Nilai Perusahaan
Penelitian yang dilakukan oleh Hariyadi et al. (2014) yang berjudul The Effect of Financial
Performance to Corporate Value with the Disclosure of Good Corporate Governance and
Corporate Social Responsibility as Moderating Variable. Berdasarkan hasil penelitian, kinerja
keuangan (ROA dan leverage) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA dan Leverage)
terhadap nilai perusahaan. Pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh
terhadap hubungan kinerja keuangan (ROA dan Leverage) terhadap nilai perusahaan.
H5: Good Corporate Governance memperkuat pengaruh leverage pada nilai perusahaan
2.3.6 Pengaruh Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi Profitabilitas
Terhadap Nilai Perusahaan
Tata kelola perusahaan yang baik menggambarkan bagaimana manajemen bisnis mengelola aset
dan modalnya dengan baik untuk menarik investor. Proksi GCG yang digunakan adalah dewan
komisaris independen. Dewan komisaris independen yang besar dapat memantau proses
pelaporan keuangan secara efektif. Manajer cenderung bekerja untuk kepentingan mereka
sendiri. Untuk itu diperlukan tata kelola perusahaan yang baik dengan adanya laporan tahunan
sebagai pertanggungjawaban manajer kepada pemangku kepentingan. Melalui laporan tahunan
ini, kesenjangan informasi dapat diminimalisir. Dengan GCG, perusahaan akan selalu menjaga
profitabilitasnya.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wasista & Asmara Putra (2019)
yang berjudul Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Pada Nilai Perusahaan Dengan
Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi. Ditemukan bahea GCG merupakan
variabel pemoderasi yang memperkuat profitabilitas pada nilai perusahaan.
Peneilitan juga dilakukan oleh Virna et al. (2019) yang berjudul Struktur modal,
profitabilitas, dan nilai perusahaan: Efek moderasi Good Corporate Governance. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa profitabilitas secara signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan
dengan GCG sebagai variabel moderasinya.
Penerapan tata kelola perusahaan yang baik di perusahaan diharapkan dapat meningkatkan
pengelolaan perusahaan. Manajemen perusahaan yang lebih baik akan dapat meningkatkan
efisiensi dan efektifitas operasional perusahaan sehingga tidak terjadi pemborosan biaya. Hal ini
dapat memastikan bahwa perusahaan memiliki dana yang cukup sehingga dapat melunasi
kewajiban perusahaan saat ini yang telah jatuh tempo. Tingkat likuiditas yang tinggi akan
menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi keuangan yang baik sehingga akan
meningkatkan permintaan saham dan tentunya akan meningkatkan harga saham.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusuma (2018) yang berjudul
Analisis Pengaruh Profitabilitas Dan Likuiditas Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel
Moderate Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia ( Bei ) Periode 2015-2016. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa : (1)
Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. (2) Corporate
Governance mampu memoderasi hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan. (3)
Likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, (4) Corporate
Governance mampu memoderasi hubungan negatif antara likuiditas terhadap nilai perusahaan.
Kepemilikan manajerial dapat mempengaruhi jalannya perusahaan untuk suatu tujuan, yaitu
memaksimalkan nilai perusahaan. Jika kepemilikan saham manajemen semakin tinggi maka
diharapkan nilai perusahaan juga akan meningkat, hal ini dapat membuat manajemen berusaha
untuk memaksimalkan kepentingan pemegang saham. Semakin besar ukuran perusahaan, maka
tata kelola perusahaan yang dibutuhkan akan semakin baik. Perusahaan besar harus memiliki tata
kelola perusahaan yang baik untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sawitri Kemala Putri (2021) yang
berjudul Peranan Good Corporate Governance Dalam Memoderasi Profitabilitas dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Hasil penelitian yang diuji menunjukkan bahwa
profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. GCG memoderasi
pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.
Penelitan juga dilakukan oleh Wasista & Asmara Putra (2019) yang berjudul Pengaruh
Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Pada Nilai Perusahaan Dengan Good Corporate
Governance Sebagai Variabel Pemoderasi. Hasil analisis data yang didapatkan adalah terdapat
pengaruh positif antara hubungan profitabilitas dan ukuran perusahaan pada nilai perusahaan
serta ditemukan bahwa GCG merupakan variabel pemoderasi yang memperkuat pengaruh
profitabilitas dan ukuran perusahaan pada nilai perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh I et al. (2020) yang berjudul Impact of Structural Capital
and Company Size on the Growth of Firm Value through Financial Performance with Good
Corporate Governance as a Moderating Variable: Property and Real Estate Business in
Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme tata kelola perusahaan yang baik
dalam bentuk afiliasi dewan, ukuran dewan direksi, dan keberadaan komite audit memoderasi
keputusan struktur modal dan ukuran perusahaan yang mempengaruhi kinerja keuangan dan nilai
perusahaan.
Leverage memiliki kendali atas penilaian pemegang saham yang biasanya melihat kemampuan
perusahaan untuk mempertanggungjawabkan kewajibannya. Apabila manajemen perusahaan
dapat mengelola kewajibannya sehingga dapat meningkatkan keuntungan, hal ini dapat
meyakinkan masyarakat dan meningkatkan permintaan saham oleh investor yang kemudian
diikuti dengan peningkatan nilai perusahaan.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Alfaridzi Trisurya Pamungkas (2020) yang
berjudul Analisis Pengaruh profitabilitas, Good Corporate Governance, Leveragedan Ukuran
Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility sebagai Variabel
Intervening. Hasil penelitian menunjukan Corporate Social Responsibility dapat memediasi
pengaruh profitabilitas Leverage dan proksi Good Corporate Governance yaitu komisaris
independen terhadap nilai perusahaan.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mukti & Winarso (2020) yang
berjudul Profitabilitas Dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Variabel
Corporate Social Responsibility Sebagai Moderasi. Hasil penelitian ini bahwa CSR memoderasi
pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Dea Putri Ayu (2018) yang berjudul Pengaruh
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate Social Responsibility Sebagai
Variabel Moderasi. Hasil penelitian ini yaitu: (1) Profitabilitas terbukti berpengaruh positif
signifikan terhadap CSR. (2) Profitabilitas dan CSR terbukti berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan. (3) Profitabilitas secara signifikan berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan melalui CSR. Hasil tersebut menunjukkan bahwa CSR dapat memediasi pengaruh
profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Penelitian juga dilakukan oleh Fatima (2020) yang
berjudul Pengaruh Analisis Fundamental terhadap Nilai Perusahaan dengan Variabel Moderasi
CSR pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa CSR dapat memoderasi pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Nilai
Perusahaan.
Tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi baik sehingga
dapat meningkatkan permintaan saham dan meningkatkan harga saham. Pengungkapan CSR
diharapkan dapat memberikan kesan positif kepada investor, bahwa perusahaan menunjukkan
kepeduliannya terhadap lingkungan dan masyarakat. Penerapan CSR sebagai variabel moderasi
diharapkan dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan nilai perusahaan.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sandi (2019) yang berjudul Kinerja
Keuangan, Ukuran Perusahaan Dan Nilai Perusahaan: Dimoderasi Corporate Social
Responsibility. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CSR mampu memoderasi pengaruh
profitabilitas terhadap nilai perusahaan. CSR tidak mampu memoderasi pengaruh leverage
terhadap nilai perusahaan. CSR mampu memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai
perusahaan. CSR tidak mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan.
Ukuran perusahaan merupakan cerminan dari besar kecilnya perusahaan yang tampak dari total
nilai aset perusahaan. Ukuran perusahaan yang besar menciptakan tanggung jawab yang besar,
terutama untuk tanggung jawab sosial. Adanya pengungkapan CSR membuat citra
perusahaan/nilai perusahaan menjadi lebih baik, terutama bagi perusahaan besar karena
memberikan kontribusi langsung terhadap lingkungan tempat perusahaan tersebut berdiri.
Dengan demikian, pengungkapan CSR diharapkan dapat memperkuat hubungan antara ukuran
perusahaan dan nilai perusahaan.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh R. Fadhilah, W. Idawati (2021)
yang berjudul Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Struktur Kepemilikan
Institusional terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility sebagai Variabel
Moderasi. Hasil penelitian menunjukan Corporate Social Responsibility memoderasi ukuran
perusahaan dengan nilai perusahaan.
Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Reza Arie Pradita (2019) yang berjudul
Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dan Kinerja Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Tipe Industri Sebagai Variabel Moderasi. analisis variabel moderasi
dengan metode Uji Interaksi Moderated Regression Analysis (MRA) menunjukkan bahwa
pengungkapan CSR dapat memoderasi ROA dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai
perusahaan. hal ini menunjukkan bahwa variabel CSR merupakan variabel pemoderasi.
Upaya mewujudkan kinerja perusahaan yang optimal membutuhkan mekanisme GCG. Perseroan
memastikan bahwa penerapan GCG merupakan salah satu bentuk penegakan etika bisnis dan
etika kerja yang telah menjadi perusahaan ' komitmen. Peran dan tuntutan investor dan kreditor
asing atas penerapan prinsip-prinsip GCG merupakan salah satu faktor dalam pengambilan
keputusan investasi di suatu perusahaan. Kebijakan tentang Kegiatan CSR ditujukan agar
perusahaan mendapatkan legitimasi dari masyarakat. CSR merupakan tuntutan stakeholders
bahwa perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan pemegang saham, tetapi juga untuk
kepentingan stakeholders dalam praktek bisnis. Ketika memutuskan untuk mengembangkan
potensinya, perusahaan akan membutuhkan modal yang cukup besar, dan modal tersebut dapat
berasal dari utang maupun ekuitas. Leverage memiliki dua keunggulan penting. Pertama, bunga
yang dibayarkan dapat menjadi pengurangan pajak. Kedua, kreditor akan mendapatkan
pengembalian dalam jumlah tetap, sehingga pemegang saham tidak harus membagi
keuntungannya jika bisnis berjalan dengan sangat baik. Menurut Kartika Dewi & Abundanti
(2019) Ukuran Perusahaan adalah salah satu variabel yang dipertimbangkan dalam menentukan
nilai suatu perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan cerminan total dari aset yang dimiliki
suatu perusahan. Perusahaan sendiri dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu perusahaan berskala
kecil dan perusahaan berskala besar.
Metode Penelitian
Data yang dipergunakan yaitu data yang berjenis kuantitatif yang dapat definisikan semua
tentang angka, informasi kuantitatif sebagai referensi untuk "kuantitas" tertentu. Penelitian ini
berasal dari laporan keuangan perusahaan non keuangan periode 2017-2020.
Penelitian ini juga dipandu oleh model regresi panel yang melibatkan analisis variabel
penjelas dan variabel moderasi untuk menganalisis pengaruh Pengaruh Good Corporate
Governance, Leverage, Corporate Social Responcibility dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai
Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai variabel mediasi. Data dalam penelitian ini juga
diperoleh dari homepage BEI yaitu www.idx.co.id. Pemilihan perusahaan-perusahaan industri
yang go public di Bursa Efek Indonesia sebagai Obyek penelitian.
1. Perusahaan di BEI mempunyai kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan dan laporan
tahunan perusahaan.
2. laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI sudah diaudit sehingga laporan
keuangannya bisa dipercaya kebenarannya
Populasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah perusahaan manufaktur Industri dasar & kimia,
Aneka industri dan Industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan
memiliki laporan keuangan yang lengkap selama periode 2017-2020 dengan jumlah 158
perusahaan.
Pengambilan sampel yang akan diuji dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling yaitu metode pemilihan sampel dengan beberapa kriteria sebagai berikut:
NO Kriteria Jumlah
Populasi perusahaan yang terdaftar di BEI hingga tahun 2020 588
1 Perusahaan industri yang terdaftar di BEI secara (71)
berturut-turut tahun 2017 sampai dengan 2020
2 Perusahaan tersebut menerbitkan laporan tahunan (114)
secara lengkap
3 Laporan keuangan disajikan dalam mata uang rupiah (125)
4 Perusahaan tidak menerbitkan laporan finansial (55)
secara akurat
Sampel Penelitian 223 Perusahaan
Total sampel penelitian (171 x 4 tahun) 892 Observasi data
Penelitian ini akan menguji pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan
terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance dan Corporate Social
Responcibility sebagai Variabel Pemoderasi. Berikut adalah definisi dan pengukuran dari setiap
variabel dalam penelitian ini:
3.3.1 Variabel dependen
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat dari adanya
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diukur dengan
menggunakan Tobin's Q. Nilai Tobin's Q adalah penjumlahan dari nilai pasar saham dan nilai
pasar dari hutang dibandingkan dengan nilai seluruh modal yang ditempatkan pada aset (F. Y.
Astuti et al., 2019). Berikut rumusan dan perhitungan Nilai Perusahaan(diganti)
EMV (Equity Market Value) = harga saham penutupan x jumlah saham yang beredar,
EMV berarti penilaian nilai ekuitas pasar perusahaan menurut pelaku pasar (investor). DEBT =
total hutang akhir tahun, TA = total aset.
Informasi:
A = Shareholder rights
B = Board of directors
C = Board of commissioners
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diukur dengan menggunakan indeks GRI G3
(Generasi 3). Pendekatan penghitungan indeks GRI adalah checklist dengan menggunakan
pendekatan dikotomis, yaitu setiap item CSR pada instrumen penelitian jika diungkapkan diberi
nilai 1, dan jika tidak diungkapkan diberi nilai 0. Rumus perhitungan indeks skor untuk masing-
masing dimensi adalah sebagai berikut (Ilmi et al., 2017):
Index = n / k
Informasi:
3.3.3.1 Profitabilitas
Profitabilitas diukur dengan ROE. Profitabilitas (ROE) merupakan faktor yang membuat
manajemen bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial kepada pemegang
saham (Meidy Ayu Nadia, 2020). Berikut rumusan dan perhitungan ROE:
3.3.3.2 Leverage
Leverage dalam penelitian ini diproksikan dengan DAR. Debt to Asset Ratio (DAR) adalah rasio
total hutang terhadap total aset (F. Y. Astuti et al., 2019). Berikut rumusan dan perhitungan
DAR:
3.3.3.3 Likuiditas
Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek
(kewajiban) yang jatuh tempo, atau rasio untuk menentukan kemampuannya dalam membiayai
dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih. Berikut rumusan dan perhitungan Current
ratio:
Ukuran perusahaan dihitung dengan menggunakan logaritma natural dari total aset (Ln Total
assets) yang dimiliki oleh perusahaan dengan satuan rupiah (N. K. B. Astuti & Yadnya, 2019).
Menurut Mahiswari & Nugroho (2016) ukuran perusahaan merupakan variabel yang diukur
dari jumlah total aset perusahaan sampel yang ditransformasi dalam bentuk logaritma natural.
Penggunaan nilai log total asset dimaksudkan untuk menghindari problem data natural yang
tidak berdistribusi normal.
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata –
rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness
(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2018).
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi
tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
di antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel –
variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi
antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2018).
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linerar ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Uji Heterokesdastitas berguna untuk mengetahui apakah model regresi yang dipakai
ketidaselarasan varian residual dari satu obserbasi yang lain ke observasi yang lain. Dampak
adanya Uji Heterokesdasitas adalah pengujian yang dilakukan dapat menyesatkan dari
kesimpulan yang dihasilkan.
Data Panel Regression merupakan gabungan dari data cross section dan time series, dimana unit
cross section yang sama diukur pada waktu yang berbeda. Jadi dengan kata lain, data panel
adalah data dari beberapa individu yang sama yang diamati dalam kurun waktu tertentu (zulfikar,
2018). Persamaan regresi data panel yang digunakan adalah sebagai berikut:
Analisis data panel menggunakan pendekatan CEM, FEM, dan REM yang mana untuk
memilih model tebaik yang akan dipakai dalam riset maka harus melakukan Uji Chow, Uji
Hausman dan Lagrange Multiplier.
Model ini mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu dapat diakomodasi dari intersep yang
berbeda. Untuk memperkirakan data panel model Fixed Effects menggunakan teknik variabel
dummy untuk menangkap perbedaan antara perusahaan intersep, intersep yang berbeda dapat
terjadi karena perbedaan budaya kerja, manajerial, dan insentif. Meskipun demikian intersep
yang sama antar perusahaan (zulfikar, 2018).
Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel interferensi dapat saling berhubungan
antar waktu dan antar individu. Dalam model Random Effect, perbedaan intersep diakomodasi
oleh error terms masing-masing perusahaan. Keuntungan menggunakan Model Random Effect
adalah untuk menghilangkan heteroskedastisitas. Model ini disebut juga dengan teknik Error
Component Model (ECM) atau Generalized Least Square (GLS) (zulfikar, 2018).
Untuk dapat menguji model dilakukan dengan estimasi data panel yang memiliki tiga
pendekatan, yakni Common Effect Model, Fixed Effect Model, serta Random Effect Model.
Untuk menemukan hasil dari pengujian model yang tepat, maka dilakukanlah 3 uji berikut:
1) Chow Test
Uji Chow merupakan pengujian untuk menentukan model apakah Common Effect (CE) atau
Fixed Effect (FE) paling tepat digunakan dalam mengestimasi data panel. Jika Hasil:
H0: Pilih CE (p>0,05)
2) Hausman Test
Uji Hausman Test adalah uji statistik untuk memilih apakah model Fixed Effect atau Random
Effect yang paling sesuai digunakan. Jika Hasil:
Test (LM) adalah pengujian untuk mengetahui apakah model Random Effect lebih baik dari
metode Common Effect (PLS) yang digunakan. Jika Hasil:
Untuk pengujian hipotesis menggunakan tiga persamaan regresi data panel sebagai berikut:
Persamaan regresi ini untuk menguji hipotesis H1, H2, H3, dan H4.
Yit= a + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + β5X1*M1it + β6X2*M1it + β7X3*M1it + β8X4*M1it eit
Persamaan regresi ini untuk menguji hipotesis H5, H6, H7, dan H8.
Persamaan regresi ini untuk menguji hipotesis H9, H10, H11, dan H12.
Keterangan:
Pengujian hipotesis H1 sd H12 menggunakan uji parsial dengan tingkat signifikansi 5%, dan
pada masing-masing persamaan regresi dipilih model terbaik di antara CE, FE dan RE.
Koefisien R2 adalah alat statistik yang digunakan dalam model statistik seperti regresi yang
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan
variabel dependen. Nilai R square berada diantara 0 – 1, semakin dekat nilai R square dengan 1
maka garis regresi yang digambarkan menjelaskan 100% variasi dalam Y. Sebaliknya, jika nilai
R square sama dengan 0 atau mendekatinya maka garis regresi tidak menjelaskan variasi dalam
Y. Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel
terikatnya.
Semakin tinggi koefisien determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam
menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikatnya. Misalnya, memungkinkan investor
untuk membuat prediksi tentang pertumbuhan atau variasi data yang diberikan sesuai dengan
bagaimana korelasinya dengan variabel lain. Koefisien R2 adalah indikator yang memungkinkan
kita mengetahui seberapa baik hasil ini dapat diprediksi (Ghozali, 2018).
BAB IV
Dalam melakukan riset ini, digunakan seluruh perusahaan – perusahaan industri yang ada pada
daftar BEI tahun 2017-2020. Peneliti memakai data sekunder yang berupa laporan finansial
tahunan yang diambil dari website perusahaan terkait dan www.idx.co.id. Dalam memilih
sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu cara penetapan sampel berdasarkan
pemikiran spesifik (Sugiyono, 2012). Riset ini mengumumkan laporan finansial setiap tahun
yang tidak bernilai negatif dan mata uang yang dipakai adalah Rupiah. Prosedur pengambilan
sampel dilakukan dengan kriteria berikut ini:
Tabel 4.1
NO Kriteria Jumlah
Dalam jumlah sampel sebanyak 171 perusahaan serta data yang dipakai yaitu laporan
finansial tahunan selama empat tahun dalam periode 2017–2020, oleh karena itu pengamatan
yang diterima bisa dideterminasikan sejumlah 684 observasi data.
Analisis Deskriptif adalah istilah teknis untuk statistik deskriptif. Jadi ini tentang prosedur
statistik yang merangkum dan menggambarkan jumlah data seperti nilai rata–rata (mean),
standar deviasi, varian, maksimum, minimum. Deskripsi dari masing–masing variabel riset ini
dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut :
Dari Tabel 4.2 di atas memperlihatkan total observasi yang dipakai dalam riset ini
berjumlah 684 observasi diambil dari laporan finansial tahunan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada periode 2017-2020. Untuk variabel dependen (Y) yaitu PBV (nilai
perusahaan) diperoleh mean sebesar 59.72512, dengan data minimum sebesar 0.001155 dan yang
maximum 5677.913 serta standar deviasi 409.6137 pada perusahaan industri selama periode
2017-2020 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Standar deviasi yang lebih besar dari mean
menunjukan bahwa data yang digunakan dalam variabel PBV mempunyai sebaran besar karena
standard deviasi lebih besar dari nilaii mean-nya, sehingga simpangan data dapat dikatakan tidak
baik. Hal ini menunjukan bahwa data PBV dalam penelitian ini terdapat beberapa outlier (data
yang terlalu ekstrim)
Pada tabel data diatas dapat dilihat untuk variabel X1 yaitu leverage memperoleh rata-
rata (mean) sebesar 8.498054 dengan nilai minimum sebesar 1.0306 dan maksimum 1488.512.
Sementara standar deviasi sebesar 99.56787. Standar deviasi yang lebih besar dari mean
menunjukan bahwa data yang digunakan dalam variabel DER mempunyai sebaran besar karena
standard deviasi lebih besar dari nilaii mean-nya, sehingga simpangan data dapat dikatakan tidak
baik. Hal ini menunjukan bahwa data DER dalam penelitian ini terdapat beberapa outlier (data
yang terlalu ekstrim).
Variabel X2 yaitu ROA (Profitabilitas) diperoleh rata-rata sebesar 0.615040, dengan data
terendah sebesar 0.000178 dan yang tertinggi 114.6533. Sementara standar deviasi sebesar
6.288400. Standar deviasi yang lebih besar dari mean menunjukan bahwa data yang
digunakan dalam variabel ROA mempunyai sebaran besar karena standard deviasi lebih besar
dari nilaii mean-nya, sehingga simpangan data dapat dikatakan tidak baik. Hal ini menunjukan
bahwa data ROA dalam penelitian ini terdapat beberapa outlier (data yang terlalu ekstrim).
Variabel X4 yaitu ukuran perusahaan diperoleh rata-rata 28.86500, dengan data terendah
sebesar 20.55722 dan yang tertinggi 40.40229 sedangkan standar deviasi 2.136102. Standar
deviasi yang lebih kecil dari mean menunjukan variabel data yang kecil atau tidak adanya
kesenjangan yang cukup besar dari rasio ukuran perusahaan terendah dan tertinggi.
Dari hasil di atas, nilai probabilitas Jarque-Bera lebih besar dari α 5%, maka disimpulkan bahwa
error term terdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas berguna melihat ada atau tidak suatu interaksi antara variabel independen.
Dalam riset yang baik atau akurat di suatu penelitian variabel independen tidak harus berkorelasi.
Pengambilan keputusan dalam pengujian ini, dapat diketahui melalui nilai korelasi variabel-
variabelnya. Apabila nilai < 0,8 , maka tidak terjadi masalah multikolinearitas.
Sample: 1 684
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil perhitungan VIF jmenunjukkan
tidak ada variabel independen yang memiliki nilai nilai VIF ≥ 10 yang berarti bahwa tidak ada
multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.
4.3.3. Uji Heteroskedasitas
Tujuan uji heterokesdastitas berguna untuk mengetahui apakah model regresi yang dipakai
ketidaselarasan varian residual dari satu obserbasi yang lain ke observasi yang lain. Dampak
adanya Uji Heterokesdasitas adalah pengujian yang dilakukan dapat menghasilkan dari
kesimpulan yang dihasilkan. Uji white pengujian dengan adanya dalam suatu model yang dapat
digunakan dengan regresi nilai kuadrat residual terhadap variabel independen. Bila Uji White
memperlihatkan nilai sig.
Test Equation:
Sample: 15 680
Prob(F-statistic) 0.071596
Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Dari hasil
regresi dengan metode uji Glejser diperoleh nilai Obs*R-squared sebesar 11.56360 dan nilai
probabilitasnya adalah 0.0724 lebih besar α = 0,05, yang berarti bahwa residual
homokedastatstik diterima, sehingga pada model tidak terdapat heteroskedastisitas
3.4.3. Pengujian Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis menggunakan tiga persamaan regresi data panel sebagai berikut:
Persamaan regresi ini untuk menguji hipotesis H1, H2, H3, dan H4.
Analisis Hasil dengan CE, FE, dan RE memakai uji Chow, Hausman, dan Multiplier Lagrange
Dibuat tabel yang menunjukkan hasil olah data regresi dengan CE, FE dan RE
Yang diuji dengan uji t hanya regresi yang modelnya terbaik saja
2. Persamaan regresi berganda dengan moderasi M1
Yit= a + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + β5X1*M1it + β6X2*M1it + β7X3*M1it + β8X4*M1it eit
Persamaan regresi ini untuk menguji hipotesis H5, H6, H7, dan H8.
Analisis Hasil dengan CE, FE, dan RE memakai uji Chow, Hausman, dan Multiplier Lagrange
Dibuat tabel yang menunjukkan hasil olah data regresi dengan CE, FE dan RE
Yang diuji dengan uji t hanya regresi yang modelnya terbaik saja
3. Persamaan regresi berganda dengan moderasi M2
Yit= a + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + β5X1*M2it + β6X2*M2it + β7X3*M2it + β8X4*M2it eit
Persamaan regresi ini untuk menguji hipotesis H9, H10, H11, dan H12.
Analisis Hasil dengan CE, FE, dan RE memakai uji Chow, Hausman, dan Multiplier Lagrange
Dibuat tabel yang menunjukkan hasil olah data regresi dengan CE, FE dan RE
Yang diuji dengan uji t hanya regresi yang modelnya terbaik saja
4.6.1. Uji F
Hipotesis pertama menyatakan bahwa leverage (DER) berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis uji regresi ditemukan bahwa leverage (DER) tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan karena perusahaan dalam mendanai asetnya cenderung menggunakan
modal sendiri (internal financing) yang berasal dari laba ditahan dan modal saham daripada
menggunakan hutang. Kecukupan dana yang dimiliki perusahaan untuk membiayai asetnya yang
diperoleh dari modal sendiri membuat perusahaan mengurangi proporsi hutangnya (I et al.,
2021). Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiadewi &
Purbawangsa (2015) dan Kartika Dewi & Abundanti (2019) yang menyatakan bahwa leverage
mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hipotesis kedua menyatakan bahwa profitabilitas (ROA) berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Berdasarkan hasil analisis uji regresi ditemukan bahwa profitabilitas (ROA)
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan karena semakin besar profitabilitas maka nilai
perusahaan yang diperoleh juga semakin besar. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang
cukup tinggi akan mendapatkan dana yang cukup, sehingga perusahaan dapat meningkatkan
kinerjanya yang berakibat pada meningkatnya nilai perusahaan (I et al., 2021). Hasil penelitian
ini sejalan dengan hasil penelitian dari Sunrowiyati et al. (2019) dan Ilmi et al. (2017) yang
menyatakan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan.
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa likuiditas (CR) berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan. Berdasarkan hasil analisis uji regresi ditemukan bahwa likuiditas (CR) berpengaruh
negatif terhadap nilai perusahaan karena menurut teori Pecking Order, perusahaan dengan
kondisi likuiditas yang tinggi cenderung menggunakan dana internal untuk membiayai
operasional perusahaan. Sehingga dalam industri manufaktur tingkat likuiditas perlu dijaga agar
stabil karena sangat penting bagi perusahaan; dengan tingkat likuiditas yang stabil maka akan
mudah mendapatkan kepercayaan dari pihak eksternal maupun internal. Dalam hal ini salah satu
pihak internal, yaitu karyawan yang tidak khawatir pembayaran gajinya tertunda atau tidak
dibayar, akan mengakibatkan keresahan dan mempengaruhi kinerja anggota tim, berdampak
pada perkembangan perusahaan (Nurwulandari et al., 2021). Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian dari Nurwulandari et al. (2021) dan Jihadi et al. (2021) yang menyatakan bahwa
likuiditas mempunyai pengaruh yang negatif terhadap nilai perusahaan.
Hipotesis keempat menyatakan bahwa ukuran perusahaan (TA) berpengaruh negatif terhadap
nilai perusahaan. Berdasarkan hasil analisis uji regresi ditemukan bahwa ukuran perusahaan
(TA) berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan karena Berdasarkan signalling theory bahwa
ukuran perusahaan bisa mempengaruhi nilai perusahaan karena jika ukuran perusahaan yang
diperoleh makin besar maka kondisi keuangan perusahaan tergolong stabil dan perusahaan akan
mudah mendapat pendanaan dari internal maupun eksternal (Sawitri Kemala Putri*, 2021). Hal
ini bertentangan dengan penelitaan yang dilakukan oleh Putra & Lestari (2016) dan Kartika
Dewi & Abundanti (2019) yang menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil peninjauan yang sudah dikerjakan yaitu tentang Pengaruh Profitabilitas,
Leverage, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate
Governance dan Corporate Social Responcibility sebagai variabel pemoderasi menyatakan
bahwa profitabilitas, likuiditas, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan
sedangkan leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dalam variabel pemoderasi
Good Corporate Governance dapat memperkuat hubungan antara profitabilitas dan ukuran
perusahaan terhadap nilai perusahaan, sedangkan leverage dan likuiditas Good Corporate
Governance tidak dapat memperkuat hubungan terhadap nilai perusahaan. Dalam variabel
pemoderasi Corporate Social Responcibility dapat memperkuat hubungan antara profitabilitas
dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan, sedangkan leverage dan likuiditas tidak dapat
memperkuat hubungan terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan konkulsi di atas, implikasi dari riset ini adalah sebagai berikut :
1. Rasio DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Alasannya
karena semakin tinggi rasio leverage di sebuah perusahaan maka berkemungkinan akan
menurunkan nilai perusahaannya, karena hal tersebut membuat investor lebih berhati - hati
dalam berinvestasi dengan alasan semakin tinggi pula resiko investasinya.
2. Profitabilitas dalam penelitian ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Dengan rasio profitabilitas yang tinggi yang dimilki sebuah perusahaan akan
menarik minat investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan. Semakin tingginya
profitabilitas perusahaan juga akan meningkatkan laba per lembar saham (EPS atau earning
per share) perusahaan. Adanya peningkatan EPS akan membuat investor tertarik untuk
menanamkan modalnya dengan membeli saham perusahaan.
3. Rasio CR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Perusahaan dengan
tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan peluang pertumbuhan perusahaan cenderung
tinggi. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi dapat meningkatkan
kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
4. Rasio TA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan semakin
besar total assetnya atau semakin besar ukuran perusahaannya, akan membuat investor
semakin tertarik dengan perusahaan tersebut. Hal ini terjadi karena perusahaan dengan
ukuran perusahaan yang besar cendrung lebih stabil dan dapat membuat para investor untuk
memiliki saham perusahaan tersebut. Atas kondisi tersebut akan membuat harga saham
perusahaan naik
5. Dalam penelitian ini Good Corporate Governance tidak dapat memperkuat leverage
terhadap nilai perusahaan dikarenakan semakin tinggi rasio leverage maka semakin tinggi
pula resiko dalam berinvestasi di perusahaan tersebut dan GCG tidak dapat memperkuat
rasio leverage.
7. Good Corporate Governance tidak dapat memperkuat hubungan likuiditas terhadap nilai
perusahaan disebabkan karena investor tidak memperhatikan GCG yang dilakukan
perusahaan.
10. Corporate Social Responsibility dapat memoderasi hubungan antara Profitabilitas terhadap
nilai perusahaan. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan cenderung
meningkatkan CSR guna meyakinkan investor bahwa perusahaan tidak hanya
memperhatikan dampak jangka pendek (profit) tetapi juga memperhatikan tujuan jangka
panjang.
11. Corporate Social Responsibility tidak dapat memoderasi hubungan antara likuiditas terhadap
nilai perusahaan. Dalam kewajiban jangka pendek CSR tdiak dapat memperkuat hubungan
terhadap nilai perusahaannya
12. Corporate Social Responsibility dapat memoderasi hubungan antara Profitabilitas terhadap
nilai perusahaan. Ukuran perusahaan yang besar menciptakan tanggung jawab yang besar,
terutama untuk tanggung jawab sosial. Adanya pengungkapan CSR membuat citra
perusahaan/nilai perusahaan menjadi lebih baik, terutama bagi perusahaan besar karena
memberikan kontribusi langsung terhadap lingkungan tempat perusahaan tersebut berdiri.
Dengan demikian, pengungkapan CSR diharapkan dapat memperkuat hubungan antara
ukuran perusahaan dan nilai perusahaan.
Riset ini masih memiliki beberapa keterbatasan, antara lain sebagai berikut:
1. Riset ini memakai data dalam periode 4 tahun yaitu tahun 2017-2020.
2. Riset ini menguji pengaruh DER, ROA, CR, TA, terhadap PBV dan dimoderasi GCG dan
CSR perusahaan industri
5.4. Saran
1. Bagi Investor
Investor yang akan mengalokasikan modal di perusahaan industri harus memperhatikan faktor-
faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan sebuah korporasi. Kesehatan perusahaan bisa
menjadikan alat ukur yang bagus untuk menilai profit perusahaan. Akan tetapi, investor mesti
menyadari faktor eksternal lainnya, seperti: peningkatan ekonomi, politik dan kebijakan
ekonomi, yang mampu berpengaruh profitabilitas korporasi.
Penulis menyarankan agar penelitian lebih lanjut dapat menyelidiki topik ini lebih lanjut.
Penelitian selanjutnya berharap bisa menganganti variabel-variabel lain untuk mengukur tingkat
nilai perusahaan, baik faktor dari dalam maupun luar. Dalam penelitian ini lebih baik mengganti
variabel leverage dengan variabel lainnya. Penelitian yang akan datang juga berharap
menggunakan periode yang lebih lama dan obyek riset yang lebih banyak dalam perusahaan
industri.
Daftar Pustaka
Alfaridzi Trisurya Pamungkas. (2020). Analisis Pengaruh profitabilitas, Good Corporate
Governance, Leveragedan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate
Social Responsibility sebagai Variabel Intervening. Akrab Juara, 5(1), 43–54.
http://www.akrabjuara.com/index.php/akrabjuara/article/view/919
Ana, S. R., Sulistiyo, A. B., Prasetyo, W., Akuntansi, J., Bisnis, E., & Timur, J. (2021).
Pengaruh Intellectual Capital dan Good Corporate Governance Terhadap Nilai
Perusahaan yang Dimediasi oleh Keunggulan Kompetitif Era pasar yang kompetitif
memaksa perusahaan untuk menjalankan strategi bisnis. 2. https://doi.org/10.18196/ja
Andriani Tisna, G., & Agustami, S. (2016). Pengaruh Good Corporate Governance Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Pada Perusahaan Perbankan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2014). Jurnal Riset Akuntansi Dan
Keuangan, 4(2), 1035–1046. https://doi.org/10.17509/jrak.v4i2.4038
Astuti, F. Y., Wahyudi, S., & Mawardi, W. (2019). ANALYSIS OF EFFECT OF FIRM SIZE,
INSTITUTIONAL OWNERSHIP, PROFITABILITY, AND LEVERAGE ON FIRM
VALUE WITH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE AS
INTERVENING VARIABLES (Study on Banking Companies Listed on BEI Period 2012-
2016). Jurnal Bisnis Strategi, 27(2), 95. https://doi.org/10.14710/jbs.27.2.95-109
Astuti, N. K. B., & Yadnya, I. P. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Melalui Kebijakan Dividen. E-Jurnal Manajemen
Universitas Udayana, 8(5), 3275. https://doi.org/10.24843/ejmunud.2019.v08.i05.p25
Dea Putri Ayu, A. A. G. S. (2018). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderasi. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Udayana, 6(2), 1997. https://doi.org/10.24843/eeb.2018.v07.i08.p03
Djamilah, S., & Surenggono, S. (2017). Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel
Pemediasi Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan. AKRUAL:
Jurnal Akuntansi, 9(1), 41. https://doi.org/10.26740/jaj.v9n1.p41-53
Fatima. (2020). Pengaruh Analisis Fundamental terhadap Nilai Perusahaan dengan Variabel
Moderasi CSR pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. STIE Perbanas
Surabaya, 0–16.
Ghozali, I. (2018). (2018). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 25.
Hardian, A. P. (2016). Kinerja Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan,
Csr Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 5(9), 1–16.
Hariyadi, Lastanti, H. S., & Murtanto. (2014). The Effect of Financial Performance to Corporate
Value with the Disclosure of Good Corporate Governance and Corporate Social
Responsibility as Moderating Variable. In Business and Entrepreneurial Reivew (Vol. 13,
Issue 2, pp. 113–122).
Harsalim, J. P. (2017). Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan pada
Peserta CGPI yang terdaftar di BEI Periode 2008-2013. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya, 6(2), 17–34.
I, I, Ida, & Rahyuda, H. (2020). Impact of Structural Capital and Company Size on the Growth
of Firm Value through Financial Performance with Good Corporate Governance as a
Moderating Variable: Property and Real Estate Business in Indonesia. International Journal
of Economics and Business Administration, VIII(Issue 4), 332–352.
https://doi.org/10.35808/ijeba/591
Ilmi, M., Kustono, A. S., & Sayekti, Y. (2017). Effect of Good Corporate Governance ,
Corporate Social Responsibility Disclosure and Managerial Ownership To the Corporate
Value With Financial Performance As Intervening Variables : Case on Indonesia Stock
Exchange. 1, 75–88.
Imron, G. S., Hidayat, R., & Alliyah, S. (2013). Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran
Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Sosial Responsibility dan Good
Corporate Governance sebagai Variabel Moderasi. Potensio, 18(2), 82–93.
Jihadi, M., Vilantika, E., Hashemi, S. M., Arifin, Z., Bachtiar, Y., & Sholichah, F. (2021). The
Effect of Liquidity, Leverage, and Profitability on Firm Value: Empirical Evidence from
Indonesia. Journal of Asian Finance, Economics and Business, 8(3), 423–431.
https://doi.org/10.13106/jafeb.2021.vol8.no3.0423
Kartika Dewi, N. P. I., & Abundanti, N. (2019). Pengaruh Leverage Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Mediasi. E-Jurnal
Manajemen Universitas Udayana, 8(5), 3028.
https://doi.org/10.24843/ejmunud.2019.v08.i05.p16
Kurniawati, Y., Hermanto, S. B., & Suryono, B. (2021). The Influence of Social Responsibility
and Leverage on Company Value with Profitability as Mediator. Budapest International
Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal), 4(3), 4753–4765.
Laili, C. N., Djazuli, A., & Indrawati, N. K. (2019). the Influence of Corporate Governance,
Corporate Social Responsibility, Firm Size on Firm Value: Financial Performance As
Mediation Variable. Jurnal Aplikasi Manajemen, 17(1), 179–186.
https://doi.org/10.21776/ub.jam.2019.017.01.20
Mahiswari, R., & Nugroho, P. I. (2016). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Ukuran
Perusahaan dan Leverage Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis, 17(1), 1. https://doi.org/10.24914/jeb.v17i1.237
Mahrani, M., & Soewarno, N. (2018). The effect of good corporate governance mechanism and
corporate social responsibility on financial performance with earnings management as
mediating variable. 3(1), 41–60. https://doi.org/10.1108/AJAR-06-2018-0008
Mariani, W. E., Rasmini, N. K., & Mimba, N. P. S. H. (2016). Kemampuan Good Corporate
Governance dan CSR Memoderasi Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas
Pada Nilai Perusahaan. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, 5(9), 2801–
2836.
Maryanti, E., & Tjahjadi, B. (2013). Governance Terhadap Kinerja Keuangan Yang
Mempengaruhi Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Ekonomi Dan Bisni, 1, 47–62.
Meidy Ayu Nadia, A. R. and E. H. H. (2020). Pengaruh Corporate Social Responsibility dan
Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan Sebagai
Variabel Mediasi. Endocrine, 9(May), 6.
https://www.slideshare.net/maryamkazemi3/stability-of-colloids%0Ahttps://barnard.edu/
sites/default/files/inline/student_user_guide_for_spss.pdf%0Ahttp://www.ibm.com/support
%0Ahttp://www.spss.com/sites/dm-book/legacy/ProgDataMgmt_SPSS17.pdf%0Ahttps://
www.n
Meiyana, A., & Aisyah, M. N. (2019). Pengaruh Kinerja Lingkungan, Biaya Lingkungan, Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Corporate Social Responsibility
Sebagai Variabel Intervening. Nominal: Barometer Riset Akuntansi Dan Manajemen, 8(1),
1–18. https://doi.org/10.21831/nominal.v8i1.24495
Mudjijah, S., Khalid, Z., & Astuti, D. A. S. (2019). Pengaruh Kinerja Keuangan dan Struktur
Modal Terhadap Nilai Perusahaan yang Dimoderasi Variabel Ukuran Perusahaan. Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan, 8(1), 41–56.
Mukti, A. H., & Winarso, B. S. (2020). Profitabilitas Dan Struktur Modal Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Variabel Corporate Social Responsibility Sebagai Moderasi. Jurnal
REKSA: Rekayasa Keuangan, Syariah Dan Audit, 7(2), 73.
https://doi.org/10.12928/j.reksa.v7i2.2670
Nurwulandari, A., Wibowo, Y., & Hasanudin. (2021). Effect of Liquidity, Profitability, Firm
Size on Firm Value with Capital Structure as Intervening Variable. Jurnal Ilmiah Akuntansi,
4(2), 257–271.
Putra, A. N. D. A., & Lestari, P. V. (2016). Pengaruh Kebijakan Dividen, Likuiditas,
Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal Manajemen
Unud, 5(7), 4044–4070.
Reza Arie Pradita, B. S. (2019). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dan
Kinerja Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Tipe Industri Sebagai Variabel Moderasi.
Jurnal Magister Akuntansi Trisakti, 5(2), 185. https://doi.org/10.25105/jmat.v5i2.5074
Sandi, Z. E. (2019). Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan Dan Nilai Perusahaan: Dimoderasi
Corporate Social Responsibility. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi (JIRA).
Setiadewi, K., & Purbawangsa, I. (2015). Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap
Profitabilitas Dan Nilai Perusahaan. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 4(2),
242366.
Sunrowiyati, S., Chandrarin, G., & Subiyantoro, E. (2019). Financial Performance Mediating the
Effect of Corporate Social Responsibility on Corporate Value LQ 45. International Journal
of Advances in Scientific Research and Engineering, 05(12), 23–30.
https://doi.org/10.31695/ijasre.2019.33645
Virna, A., Dorkas, A., Atahau, R., & Robiyanto, R. (2019). Struktur modal dan profitabilitas :
Efek moderasi Good Corporate Governance. 22(2), 391–416.
Wasista, I. P. P., & Asmara Putra, I. N. W. (2019). Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran
Perusahaan Pada Nilai Perusahaan Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel
Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi, 29(3), 928. https://doi.org/10.24843/eja.2019.v29.i03.p02
Zuhroh, I. (2019). The Effects of Liquidity, Firm Size, and Profitability on the Firm Value with
Mediating Leverage. KnE Social Sciences, 3(13), 203.
https://doi.org/10.18502/kss.v3i13.4206
zulfikar, rizka. (2018). Estimation Model And Selection Method Of Panel Data Regression : An
Overview Of Common Effect, Fixed Effect, And Random Effect Model.
https://doi.org/10.31227/osf.io/9qe2b