PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan berdiri pasti memiliki sebuah progres untuk mencapai
tujuannya yaitu mendapatkan keuntungan serta mampu bersaing dengan
perusahaan lainnya. Dalam menjalankan aktivitas perusahaan tersebut pasti
memikirkan kelangsungan anggota yang bersangkutan, dimana perusahaan itu
didirikan agar terus berkelanjutan dan tidak untuk dibubarkan. Semakin
bertambahnya tahun perusahaan dituntut agar dapat mengambil langkah dan
tindakan untuk memastikan bahwa apakah perusahaan berkinerja dengan baik
di masa depan. Sebuat perusahaan dalam kondisi baik apabila memiliki
profitabilitas yang tinggi, sebagaimana dapat dilihat pada kemampuan
perusahaan dalam mengolah kinerjanya melalui laporan keuangan. Hal
tersebut dapat menggunakan Return On Asset dalam mengukur kinerja
keuangan, yang merupakan keuntungan dari aset perusahaan. Dibawah ini
adalah mean ROA yang terjadi pada Jakarta Islamic Index untuk periode 2013
sampai 2017, sebagai berikut:
1
mengakibatkan naik turunnya keuntungan yang didapat perusahaan(Nurleli &
Lestari, 2017).
ICSR adalah pokok pikiran yang sudah tersusun atas tanggung jawab
sosial dalam perusahaan, meliputi ekonomi, hukum, etika, dan filantropi
berdasarkan nilia dan aturan islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan
Hadis (Ilmi et al., 2020). ICSR sendiri menjadi salah satu faktor dari kinerja
keuangan yang diharapkan beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip islam,
karena perusahaan dapat secara akurat melaporkan keuangan yang digunakan
sebagai dasar keputusan untuk kinerja keuangannya sendiri. Maka ICSR
mempengaruhi kinerja keuangan yang dilakukan penelitian sebelumnya oleh
(Khairiyani, 2020), (Syurmita & Fircarina, 2020), (Romadhoni & Rusmita,
2021), dan (Nisa & Kurniasari, 2017). Berbagai hasil diperoleh dari survei
(Husna & Wijayanti, 2020), (Indrayani & Risna, 2018) yaitu ICSR tidak
berpengaruh penting untuk kinerja keuangan.
2
eksternal berupa hutang. Menggunakan hutang dalam jumlah besar dapat
menurunkan pajak yang dibayarkan oleh perusahaan sehingga menyababkan
laba mengalir kepada investor, oleh karena itu pajak menjadi semakin stabil
yang dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Maka penelitian
menunjukan bahwa leverage mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yag
sejalan dalam studi yang diteliti oleh (Dewi & Candradewi, 2018) dan
(Setiawan & Suwaidi, 2022) yang berpendapat bahwa leverage berdampak
positif pada kinerja keuangan.
3
yang tidak likuid cenderung mencegah perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Ukuran perusahaan tidak mengurangi dampak likuiditas
terhadap kinerja keuangan, sebagaimana ditentukan oleh survei ROA (Wati et
al., 2019) dan (Riani et al., 2019).
B. Rumusan Masalah
Dalam sebuah penelitian biasanya memuat rumusan masalah yang
menyangkut apa yang akan diteliti. Untuk itu, peneliti merumuskan
permasalahan yang sudah ada di latar belakang, yaitu sebagai berikut:
4
3. Bagaimana likuiditas dapat berpengaruh terhadap kinerja keuangan?
4. Bagaimana ukuran perusahaan mampu memoderasi pengaruh ICSR
terhadap kinerja keuangan?
5. Bagaimana leverage mempengaruhi kinerja keuangan yang ukuran
perusahaan menjadi variabel moderasi?
6. Bagaimana pengaruh likuiditas pada kinerja keuangan dengan
dimoderasi oleh ukuran perusahaan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan semua pertanyaan di dalam
rumusan masalah yang sudah ditentukan penulis, yaitu :
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dan kegunaan studi ini, yang diharapkan dapat membawa
keuntungan dan potensi bagi banyak pemangku kepentingan yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Pembaca mampu memperbanyak pengetahuan dan informasi yang didapatkan
dari hasil penelitian ini serta dapat dijadikan acuan atau perbandingan dalam
melaksanakan penelitian yang lebih mendalam.
5
2. Manfaat Praktis
Dalam manfaat praktis ini semoga berguna bagi calon investor dan
perusahaan. Perusahaan dapat dibantu dalam memperbaiki dan meningkatkan
kinerjanya. Serta bermanfaat bagi investor guna untuk mempertimbangkan
dan mengevaluasi kinerja perusahaan guna memperoleh tingkat kepastian
dalam investasiyang dilakukan.
E. Sistematika Penelitian
Di bawah ini merupakan sistematika penyusunan penelitian yang terbagi
atas lima bab, yaitu :
Bab I Pendahuluan. Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
Bab II Landasan Teori. Memuat telaah pustaka, grand theory,
penjelasan variabel penelitian, kerangka penelitian, dan hipotesis.
Bab III Metode Penelitian. Bab yang mencakup jenis penelitian, waktu
dan tempat penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi
operasional variabel, analisis data, dan alat analisis.
Bab IV Analisis Data. Memuat mengenai penjelasan analisis metode
yang digunakan membahas hasil uji hipotesis yang telah diperoleh.
Bab V Penutup. Berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Studi yang dikaji adalah penelitian terdahulu yang pernah diteliti,
penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan penelitian
yang lampau dengan yang akan dilaksanakan. Penelitian sekarang yang
menjadi bahan untuk diuji yaitu pengaruh ICSR, leverage dan likuiditas
terhadap kinerja keuangan yang dimoderasi oleh ukuran peruahaan.
Tabel 2.1
7
bank umum Syariah.
5. (Indrayani & BUS sebanyak 50 tidak ada pengaruh
Risna, 2018) perusahaan di BEI pada signifikan ICSR terhadap
tahun 2012-2016. kinerja keuangan.
6. (Nisa & Perusahaan di JII ICSR berpengaruh secara
Kurniasari, periode 3 tahun yaitu signifikan terhadap ROA
2017) 2012-2014. (kinerja keuangan).
Tabel 2.2
8
Suwaidi, 2022) BEI periode 2017- kontribusi positif dan
2020. signifikan.
Tabel 2.3
Tabel 2.4
9
mengumumkan ESOP berpengaruh negatif.
di Bursa Efek
Indonesia periode
2010-2013.
2. (Dewi & Perusahaan sub sektor Ukuran perusahaan
Candradewi, investment company di berpengaruh positif dan
2018) BEI tahun 2013-2016. signifikan.
3. (Meiyana & Perusahaan manufaktur Ukuran perusahaan
Aisyah, 2019) di BEI periode 2014- berpengaruh positif
2016. signifikan
4. (Fajaryani & Perusahaan sub sektor Ukuran perusahaan tidak
Suryani, 2018) dan real estate di BEI memiliki pengaruh.
periode 2013-2016.
Tabel 2.5
10
BEI pada 2011-2014 CSR terhadap
profitabilitas.
Tabel 2.6
Tabel 2.7
11
periode 2014-2017. pengaruh likuiditas.
3. (Riani et al., Perusahaan Ukuran perusahaan tidak
2019) pertambangan di BEI mampu memoderasi
periode 2014-2016. likuiditas.
4. (Setiawan & Perusahaan transportasi Ukuran perusahaan dapat
Suwaidi, 2022) BEI periode 2017- memoderasi pengaruh
2020. antara likuiditas terhadap
profitabiitas.
5. (Muthohharoh Peusahaan manufaktur Ukuran perusahaan tidak
& Pertiwi, yang terdaftar di ISSI mampu memoderasi
2021) periode 2016-2020. likuiditas terhadap
profitabilitas (kinerja
keuangan).
B. Landasan Teori
1. Teori Stakeholder
Adalah teori yang dipengaruhi secara langsung maupun tidak
langsung oleh perusahaan, baik pihak internal (karyawan, manajer,
pemegang saham, dll) maupun eksternal (penyalur, konsumen, masyaraat
dan pemerintah) yang memiliki hubungan baik (Afandi et al., 2019).
Stakeholder dibagi menjadi 2 kelompok utama (Rismawati, 2020), yaitu
stakeholder primer dan stakeholder sekunder. Stakeholder primer adalah
kelompok yang sangat berpengaruh dalam kelangsungan perusahaan
seperti, produsen, konsumen dan distributor. Sedangkan stakeholder
sekunder adalah kelompok yang tidak berkaitan langsung dalam bisnis
yaitu, masyarakat, pemerintah dan lingkungan. Stakeholder memiliki
kemampuan dasar untuk mengelola dana perusahaan yang dibutuhkan
sehingga sangat penting untuk diperhatikan.
12
mendukung secara penuh seluruh aktivitas yang dilaksanakan oleh
perusahaan. Maka ICSR harus dilakukan dengan baik agar perusahaan
dapat meningkatkan kinerjanya dan mendapat laba sesuai target yang
sudah direncanakan, yang mana menjadi tujuan utama berdirinya
perusahaan. (Mussubagiyo & Widyawati, 2022).
2. Kinerja Perusahaan
Merupakan hasil yang dapat dibanggakan melalui ciri khas dari
masing-masing perusahaan. Dengan meningkatkan kualitas kinerja maka
tujuan perusahaan dapat tercapai. Kinerja keuangan adalah penggambaran
ilustrasi dari baik atau buruknya kondisi keuangan perusahaan yang
menganalisis kinerja pada periode tertentu menggunakan alat analisis
keuangan (Indrayani & Risna, 2018).
a. Profitabilitas
b. Leverage
c. Liquiditas
d. Kemampuan untuk mengembangkan perusahaan.
13
e. Perusahaan yang mampu mengelola asetnya dengan maximal.
3. ICSR
Islamic Corporate Social Responsibility merupakan perkembangan
dari CSR konvensional, yang keduanya terkait dengan tujuan kemanusiaan
berbasis moral. Adapun letak perbedaan ICSR dari CSR yaitu adanya
penambahan spiritual dalam tanggung jawab sosial. ICSR sendiri terikat
dengan pengertian akhlak atau amal seperti 3 hubungan kuat antara
tanggug jawab terhadap Allah SWT, manusia dan alam (Ilmi et al., 2020).
Amalan yang dapat dilakukan dalam kegiatan ICSR yaitu seperti infak,
waqaf, zakat dan sedekah. Kegiatan tersebut dilakukan agar tercapai tujuan
dari ICSR yaitu membuat kebijakan yang tidak mengandung unsur riba
dan menekankan nilai kedermawanan sesama ciptaan Allah SWT.
14
tertuang dalam Al-Qur’an (Yusuf, 2017). Yaitu firman Allah Q.S Al-
Baqarah ayat 261.
َم َث ُل اَّلِذ ْي َن ُيْن ِفُقْو َن َاْم َو اَلُهْم ِفْي َس ِبْي ِل ِهللا َك َم َث ِل َح َّبٍة َاْن َب َتْت َس ْب َع َس َن ا ِبَل ِفْي ُك ِّل ُس ْن ُبَلٍة
ِّما َئ ُة َح َّبٍةؕ َو ُهللا ُيٰض َع ُف ِلَم ْن َّيشآُءؕ َو ُهللا َو اِس ٌع َع ِلْي ٌم
Makna dari ayat di atas yaitu perintah dari Allah SWT kepada
hambanya untuk membagikan sebagian harta yang dimiliki dengan cara
diinfakkan kepada orang yang lebih membutuhkan seperti fakir miskin
sekaligus sebagai bentuk rasa ketaatan dan syukur atas apa yang telah
didapatkannya didunia. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan
untuk menginfakkan hartanya di jalan Allah SWT melalui program-
program ICSR, misalnya: memberikan beasiswa pendidikan,
memberdayakan ekonomi masyarakat, memberikan cek up Kesehatan
secara gratis, dan melestariksn lingkungan. Selain itu kegiatan tersebut
dapat membangun kasih saying dan persaudaraan dengan aktivitas sosial
dalam mewujudkan kewajiban zakat, infak dan sedekah ataupun hibah
(Wibisono, 2007).
15
2) Kehalalan barang
3) Pelayanan konsumen
c. Karyawan
1) Adanya jam kerja
2) Cuti dan hari libur
3) Adanya tunjangan
4) Pendidikan dan pelatihan kerja SDM
5) Kesetaraan hak pria dan Wanita
6) Keselamatan dan kesehatan kerja
d. Masyarakat
1) Wakaf
2) Beasiswa sekolah
3) Kepedulian terhadap balita dan anak-anak
4) Kegiatan amal (donor darah, bantuan bencana alam, sunatan
massal, dan lain-lain)
e. Linkungan
1) Pengolahan limbah, polusi, pengelolaan air bersih (efek rumah
kaca).
2) Pendidikan tentang lingkungan
3) Konservasi alam
f. Tata Kelola Perusahaan
1) Status kepatuhan terhadap syariah
2) Struktur kepemilikan saham
3) Pengungkapan praktik monopoli usaha atau tidak
4) Kebijakan anti korupsi
Berdasarkan indikator di atas terdapat 23 pokok pengungkapan,
dimana nilai 1 untuk adanya pengungkapan perusahaan dan akan diberi
nilai 0 apabila tidak ada pengungkapan. Maka jumlah scor 23 menjadi
nilai tertinggi dan scor 0 untuk nilai yang terendah.
16
4. Leverage
Leverage adalah matrik yang diukur untuk seberapa
ketergantungannya sebuah perusahaan berasal dari utang untuk
membiayai aset perusahaan (Fatikha & Yudiana, 2021). Secara umum ada
lima rasio leverage: rasio utang, rasio utang terhadap modal, pendapatan
bunga, cakupan tingkat bunga tetap, dan cakupan layanan utang. Jenis
rasio yang dipakai dalam penelitian ini adalah DER (debt to equity ratio).
Rasio ekuitas utang adalah rasio yang dicerminkan dari jumlah ekuitas
dibandingkan dengan utang jangka pendek dan jangka panjang (Laksmita
et al., 2020).
5. Likuiditas
Adalah proses perusahaan dalam membayarkan utang jangka
pendek/likuiditasnya (Muthohharoh & Pertiwi, 2021). Dalam hal ini,
likuiditas memiliki peran penting dalam menyediakan dana dan kebutuhan
uang tunai. Oleh karena itu, untuk menentukan sukses atau tidaknya dapat
dilihat dari tingkat likuiditas. Matrik yang digunakan dalam pengukuran
17
likuiditas perusahaan yaitu rasio lancar, rasio aset lancar, rasio modal kerja
dan matrik/rasio cepat, rasio kas terhadap aset.
6. Ukuran Perusahaan
Cara untuk mengetahui seberapa besar ukuran perusahaan dengan
cara, total aktiva/asset, log size (ukuran induk), penjualan rata-rata, total
penjualan dan nilai pasar saham. Pada dasarnya, ukuran perusahaan dapat
dikategorikan menjadi tiga macam yaitu: perusahaan besar, perusahaan
menengah (usaha menengah), dan perusahaan kecil atau usaha kecil (Ilmi
et al., 2020).
C. Kerangka Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, karya teoritis dan beberapa karya
sebelimnya, maka kerangka konseptual dari kajian yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut:
ICSR
(X1) H1
H2 Kinerja
Leverage Keuangan
(X2) Perusahaan
(Y)
H3
Likuiditas
(X3)
H4 H5 H6
Ukuran
Persuhaan
(Z) 18
D. Hipotesis
1. Pengaruh ICSR Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Teori pemangku kepentingan menjelaskan bahwa perusahaan dapat
lebih baik mencapai kinerja perusahaan yang baik dengan memenuhi
harapan pemangku kepentingan yang berbeda. Perusahaan dengan kinerja
lingkungan yang baik responsif terhadap investor, dan fluktuasi harga
saham meningkat dari tahun ke tahun. Sebaliknya, jika keraguan investor
muncul maka kinerja lingkungan menjadi buruk dan berdampak pada
perusahaan yang membuat harga saham pasar juga memburuk setiap
tahunnya. Penelittian oleh (Ananda et al., 2020) dan (Romadhoni &
Rusmita, 2021) menunjukkan bahwa ICSR berdampak pada kinerja
kuangan secara. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
H 1: ICSR berpengaruh positif pada kinerja keuangan
2. Pengaruh Leverage Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Untuk meningkatkan kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan
memperbanyak bunga agar mendapat pengurangan pajak sehingga
leverage juga meningkat. Hal tersebut dikarenakan pengurangan pajak
dapat terjadi adanya pembayaran bunga atas utang sehingga mampu
meningkatkan kinerja. Dan investor mendapat laba operasi yang semakin
besar. Dapat disimpulkan semakin banyak utang maka kondisi pajak juga
semakin baik maka kinerja dapat meningkat secara pesat (Sartono, 2011)
Leverage dapat berpngaruh terhadap kinerja keuangan apabila
perusahaan mendapat dana dengan cara berutang, sehingga dapat
mengetahui kinerja keuangan perusahaan dalam mengambil pinjaman
19
yang diambil untuk memenuhi biaya-biaya yang muncul akibat utang
tersebut. Seperti penelitian oleh (Dewi & Candradewi, 2018) dan
(Setiawan & Suwaidi, 2022) menunjukkan bahwa leverage mampu
mempengaruhi dengan positif terhadap kinerja keuangan. Berdasarkan
uraian tersebut, dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:
H 2: Leverage berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan
3. Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Likuiditas dirumuskan menggunakan Current Ratio (CR) yaitu aset
lancar dibagi utang lancar. Semakin besar CR, maka semakin mampu
sebuah perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, dan
kreditur percaya bahwa peruahaan akan memenuhi sumber pendanaan
jangka pendek dan meningkatkan imbal hasil ekuitas. Menurut survei
(Laksmita et al., 2020), (Armalinda, 2019), dan (Siallagan & Ukhriyawati,
2014) likuiditas memiliki pengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat diajukan
hipotesis sebagai berikut:
H 3: Likuiditas berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
20
H 4 : Ukuran perusahaan memoderasi hubungan ICSR dengan kinerja
keuangan perusahaan
5. Pengaruh Leverage Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan
Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi
Seperti yang ditunjukkan oleh survei (Riani et al., 2019) dan
(Fatikha & Yudiana, 2021), peningkatan ukuran perusahaan
meningkatkan dampak leverage pada kinerja keuangan perusahaan. Ini
karena perusahaan yang besar biasanya memiliki kebutuhan yang tinggi
untuk melakukan transaksi dan karenanya mengelola lebih banyak uang
dari sumber yang berbeda salah satunya leverage. Berdasarkan uraian
tersebut, maka dapat mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H 5: Leverage yang dimoderasi oleh ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan
6. Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi
Semakin besar perusahaan, semakin besar aset yang dimilikinya,
dan suatu perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas tinggi mampu
menutupi pendanaan jangka pendek. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
diulas oleh (Jekwam & Hermuningsih, 2018) bahwa likuiditas
mempengaruhi terhadap kinerja keuangan dengan dimoderasi oleh ukuran
perusahaan. Selanjutnya, hipotesis yang diajukan adalah:
H 6: Ukuran perusahaan memoderasi pengaruh likuiditas terhadap kinerja
keuangan
21
BAB III
MERODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dipakai adalah kuantitatif yang mengacu pada data berupa
program numerik dan statistik yang dianalisis dan diolah agar mendapatkan
informasi secara ilmiah. Data yang digunakan adalah sekunder, yaitu data
didapat dari sebuah media perantara yang tidak langsung. Oleh karena itu, data
atau bahan yang digunakan diperoleh dari pihak ketiga yang terlibat dalam
penelitian saat ini.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Tidak diperlukan lokasi khusus untuk melakukan penelitian karena
memakai data sekunder berupa laporan tahunan dan laporan keuangan
perusahaan. Dan Menggunakan data pelaporan keuangan pada perusahaan
Jakarta Islamic Index 30 (JII-30) yang tercantum di dalam BEI antara periode
2017 hingga 2021 diperoleh dari website BEI (www.idx.co.id).
C. Populasi dan Sampel
Populasi survei ini adalah 30 perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic
Index antara periode 2017-2021. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
dipilih dengan menggunakan teknik sampling bertarget (purposive sampling).
Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel yang terbatas pada
jenis orang tertentu yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan atau
memenuhi beberapa kriteria yang ditentukan oleh peneliti.
Adapun ciri-ciri atau kriteria metode pengambilan sampel dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan yang terdaftar di JII-30 dan belum delisting selama tahun
2017-2021.
b. Perusahaan yang tidak melakukan pelaporan secara konsisten di JII-30
selama perioe 2017-2021.
22
c. Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah dalam
pelaporan keungan.
d. Perusahaan yang pernah mengalami kerugian selama periode 2017-
2021.
Tabel 3.1
Sampel Penelitian
23
E. Definisi Operasional Variabel
Bagian ini menjelaskan semua variabel yang digunakan dalam penelitian
ini dan bagaimana variabel tersebut dioperasikan dan diukur, yaitu likuiditas,
leverage, ukuran perusahaan, dan ICSR.
LB = Laba Bersih
TA = Total Aset
2. Variabel Bebas (Independen)
a. Islamic Corporate Social Responsibility (ICSR)
Tanggung jawab sosial usaha islam menggunkan indeks Islamic
Social Responsibility (ISR) yang dikembangkan oleh Haniffa (2002)
dan Othman (2009) untuk mengukur ICSR.
item yang diungkapkan
ICSR= ×100 %
jumlah total item pengungkapan
b. Leverage
Leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan perusahaan dalam hal seberapa banyak kekayaan yang dapat
diperoleh dari kewajiban dan modalnya.
Total kewajiban( hutang)
DER=
Ekuitas
c. Likuiditas
24
Current ratio (CR) digunakan untuk mengukur likuiditas ini.
Merupakan rasio yang mewakili kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya (utang).
AL
CR= ×100 %
HL
Ket: CR = Rasio Lancar HL = Hutang Lancar
AL = Aktiva Lancar
3. Variabel Moderating
Ukuran perusahaan digunakan untuk menjadi variabel moderating
yang mana dapat memperkuat atau memperlemah suatu variabel. Besar
kecilnya suatu perusahaan dapat diketahui dengan mengambil logaritma
natural dari total aset. Tujuannya adalah untuk mengurangi perbedaan
yang signifikan antara ukuran perusahaan kecil sehingga data total asset
dapat didistribusikan secara normal.
Ukuran perusahaan=log natural(total aset )
F. Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Adalah gambaran statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan apa adanya, tanpa menarik kesimpulan yang berlaku untuk
masyarakat umum (sugiono, 2016). Niali yang bisa ditunjukkan dalam
statistik deskriptif yaitu mean, maximum, minimum dan standar deviasi
dari data sampel.
2. Analisis regresi
Alat untuk menganalisis ada tidaknya hubungan atau keterkaitan
antara variabel X, Y dan Z (Ghozali, 2016). Rumus yang menggambarkan
hubungan antara variabel-variabel tersebut adalah:
Z =α + β 1 X 1+ β 2 X 2+ β 3 X 3+ e ( 1 )
Y = α + β 1 X 1+ β 2 X 2+ β 3 X 3+ β 4 Z +e (2 )
Keterangan:
Y = Kinerja keuangan
X1 = ICSR
25
X2 = Leverage
X3 = Likuiditas
Z = Ukuran perusahaan
α = Konstanta
β = Koefisien regresi
e = Eror
3. Uji stasionaritas
Data yang stasioneritas apabila mean dan variansi konstan serta
kovarian antara dua data terjadi kelembaban dalam dua periode tersebut
dapat terpenuhi. Dan dapat diambil keputusan jika nilai propabilitas < 0,05
maka data terebut bersifat stasionaritas (Winarno, 2015).
Uji stasionaritas dilakukan untuk menguji data time series
berdasarkan informasi laporan keuangan JII-30 periode 2018-2021 dengan
menggunakan Unit Root Test dikembangkan oleh Dicky Fuller. Data yang
stasioner menunjukkan nilai mean yang berfluktuasi antara nilai meannya
(mengambil keputusan ketika nilai prob < 0,05 dinyatakan stasioner).
Sedangkan jika nilai prob > 0,05 jadi hasilnya tidak stasioner maka
menghasilkan spurious regression, yaitu gambaran hubungan regresi yang
seolah-olah variabel mempunyai hubungan yang signifikan (Rofi’ah,
2021).
4. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016), uji normalitas memiliki tujuan untuk
menguji apakah variabel residual (pengganggu) dalam model regresi
berdistribusi normal. Variabel X dan Y menunjukkan apakah
berdistribusi normal atau mendekati normal berarti model regresi
tersebut sangat baik. Pada penelitian ini dilakukan uji statistik
Kormogolov-Smirnov, maksudnya jika data normal standar < 0,05
artinya datanya tidak normal (Ghozali, 2016).
b. Uji Autokolerasi
26
Ada korelasi antara residu dari nilai yang diamati satu dengan nilai
yang diamati lainnya dari model regresi. Prasyarat untuk ini adalah
model regresi tidak memiliki autokorelasi (Aprianto et al., 2016). Uji
Durbin Watson (Uji DW) digunakan untuk menganalisis autokorelasi,
dengan kriteria untuk nilai du < nilai dw < nilai 4-du maka tidak
terdapat autokorelasi pada hasil akhir penelitian tersebut (Ghozali,
2016).
c. Uji Multikolinearitas
Bertujuan untuk mendeteksi adanya korelasi setiap variabel yang
diuji di dalam model regresi. Uji regresi bisa digunakan untuk menguji
multikoliniearitas dengan keputusan sebagai berikut:
1) Jika nilai VIF (variance Inflation Factor) ≥ 10 berarti memiliki
multikolinearitas, atau sebaliknya
2) Nilai VIF < 10 artinya model regresi tidak memiliki
multikolinearitas.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini biasanya digunakan untuk mengetahui model regresi yang
dapat menunjukkan ketidaksamaan antara pengamatan satu dengan
penamatan yang lainnya. Baik tidaknnya model regresi dapat dilihat
jika memiliki dispersibilitas yang tidak seragam (homoskesdatisitas)
atau tidak ada dispersibilitas yang tidak seragam (heteroskedastisitas)
(Ghozali, 2016). Untuk mencari keberadaan heteroskedastisitas (varian
heterogeny), dapat menggunakan uji tingkat signifikansi yang
termasuk dalam uji Glejser. Artinya, merespon variabel bebas (x)
dengan nilai absolut dari residual yang tidak terstandarisasi sebagai
variabel terikat. Jika tingkat signifikan α = 5% atau 0,05 dan hasil uji
berada di atas taraf signifikansi (p > 5%), maka tidak terdapat varians
heterogen (heteroskedastisitas), jika di bawah taraf signifikan (p <
5%), maka terjadi dispersibilitas tidak seragam (heteroskedastisitas).
5. Uji Ketetapan Model
a. Koefisien Determinasi (R2)
27
Digunakan untuk mengetahui hasil variabilitas variabel terikat
dengan model yang sudah ditentukan. Kemampuan terbatas dari
variabel bebas dalam menjelaskan varibel terikat jika koefisien
determinasi memiliki nilai 0, 1, dan nilai R2 yang lebih kecil. Nilai R2
mendekati 1 dapat diprediksi bahwa variabel bebas dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan untuk variabel terikat.
Sifat-sifat nilai R2 adalah:
1) Koefisien determinan memiliki nilai 0 ≤ R2 ≤ 1 (antara 0 sampai
dengan 1).
2) Jika koefisien determinan = 0 artinya antar variabel tidak ada
hubungannya.
3) Koefisien determinan = 1 menunujukkan antar variable memiliki
keterkaitan secara utuh.
b. Uji F-test
Uji yang memiliki tujuan untuk mengetahui adanya keterkaitan
antar variabel yang terdapat dalam model (Ghozali, 2016). Uji F
adalah persamaan signifikansi yang digunakan untuk mengetahui
pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap Y. Yang memiliki kriteria sebagai
berikut:
1) Jika F hitung < dari F table, dan probabilitas signifikan lebih besar
dari 0,05 maka menirima H0 dan menolak H1.
2) Jika F hitung < dari F table, dan probabilitas signifikan < 0,05
maka menolak H0 dan menerima H1.
6. Uji Hipotesis
a. Uji Ttest (uji Persial)
Uji t-statistik dapat memperoleh besar kecilnya pengaruh variabel
independen yang didapat untuk menganalisis variasi variabel
dependen. Uji yang digunakan berupa uji signifikasi agar diketahui ada
tidaknya pengaruh persial variabel independen terhadap variabel
terikar(Ghozali, 2016).
Kriteria pengujian hipotesis penelitian adalah:
28
1) Sig t < 0,05 maka ada pengaruh yang signifikan sehingga menolak
Ho ditolak dan Ha diterima.
2) Sig t > 0,05 maka tidak ada pengaruh signifikan antar variabel
yang diuji sehingga Ho dapat diterima dan Ha ditolak.
G. Alat Analisis
Dengan data kuantitatif yang dihitung menggunakan bantuan software
pegolahan data eviews 12, agar mendapat hasil secara ilmiah dengan cara
yang cepat dan tepat.
BAB IV
ANALISIS DATA
Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
29
Y X1 X2 X3 Z
30
Tabel 4.3
Hasil Uji Stationeritas Taraf Level
Tabel 4.4
Hasil Uji Stationeritas Taraf 1st Defference
31
Tabel 4.5
Hasil Uji Chow
b. Uji Hausman
Menurut Baltagi (2008), uji hausman dilakukan untuk memilih
model fixed effect dan random effect.
Tabel 4.6
Hasil Uji Hausman
32
Uji chow menunjukkan bahwa metode yang terbaik adalah fixed
effect, sedangkan pada uji hausman yang terpilih adalah random effect.
Maka dari itu perlu dlakukan uji lagrange multiplier untuk
menentukan apakah random effect lebih baik dari pada common effect.
Tabel 4.7
Hasil Uji Lagrange Multiplier
Test Hypothesis
Cross-section Time Both
Tabel 4.8
Hasil Uji Regresi Linear Berganda Random Effect Model
33
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
Effects Specification
S.D. Rho
Weighted Statistics
Unweighted Statistics
34
menurun pula sebanyak – 22.18285 dengan anggapan konstannya
variabel lain.
c. Regression coefficient variabel leverage (X2) sebanyak 37.20282
dengan koefisien positif. Memiliki arti ketika variabel leverage naik
sebanyak 1% maka Y akan naik sebanyak 37.20282 dengan anggapan
konstannya variabel lain.
d. Regression coefficient variabel likuiditas (X3) sebanyak – 5.206897
dengan koefisien negatif. Mengartikan apabila X3 naik sebanyak 1%
maka Y akan turun sebanyak – 5.206897dengan anggapan konstannya
variabel lain.
e. Interaksi ICSR dengan ukuran perusahaan (Z) bernilai 9.313622
dengan koefisien positif. Mengartikan jika interaksi X1 dengan Z naik
sebesar 1% maka Y naik sebesar 9.313622.
f. Interaksi Leverage dengan ukuran perusahaan bernilai – 25.06714
dengan koefisien negatif. Mengartikan apabila interaksi antara
likuiditas dan ukuran perusahaan naik sebesar 1% maka Y akan turun
sebesar – 25.06714.
g. Interaksi Likuiditas dengan ukuran perusahaan bernilai 0.727543
dengan koefisien positif. Mengartikan apabila interaksi likuiditas dan
ukuran perusahaan naik sebanyak 1% maka Y meningkat sebanyak
0.727543.
3. Uji Hipotesis
a. Uji F (Simultan)
Penggunaan F test adalah untuk mengetahui apakah independent
variable (X) secara simultan mempengaruhi dependent variable (Y).
Dengan nilai probabilitas < 0.05, maka antara X terhadap Y terdapat
pengaruh yang signifikan. Namun apabila nilai probabilitas > 0.05
maka tidak ada pengaruh signifikan variabel X terhadap variabel Y.
Berdasarkan hasil uji F penelitian ini mendapat angka prob(F-Statistic)
sebesar 0.003742 < 0.05 sehingga bisa disimpulkan bahwa variabel
ICSR, leverage, likuiditas, serta interaksi ICSR, leverage, dan
35
likuiditas, dengan ukuran perusahaan secara simultan mempengaruhi
nilai perusahaan.
b. Uji t (Signifikasi parameter individual)
Uji t digunakan untuk menerangkan sejauh mana variabel bebas
secara individual mempengaruhi variabel terikat. Berikut hasil uji
statistik t:
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik (t)
36
3) Pengaruh likuiditas terhadap kinerja keuangan perusahaan
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat koefisien likuiditas
menunjukkan angka – 5.206897 dan nilai probabilitas X3 0.0001,
yang mana nilainya lebih kecil dari 0.05. Sehingga variabel
likuiditas (X3) secara statistik berpengaruh negatif terhadap kinerja
keuangan perusahaan (Y).
4) Pengaruh ICSR terhadap kinerja keuangan perusahaan yang
dimoderasi oleh ukuran perusahaan
Berdasarkan hasil pengujian tabel 4.9 diperoleh angka
koefisien ICSR dengan ukuran perusahaan sebesar 9.323622 dan
nilai probabilitas 0.1913 di mana nilainya > 0.05. Sehingga dapat
diartikan ICSR (X1) yang dimoderasi ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan (Y).
5) Pengaruh leverage terhadap kinerja keuangan perusahaan yang
dimoderasi oleh ukuran perusahaan
Berdasarkan hasil pengujian tabel 4.9 angka koefisien
leverage dengan ukuran perusahaan sebesar -25.06714 dan nilai
probabilitas 0.0000 yang mana nilainya < 0.05. Maka dari itu
secara statistik likuiditas (X2) dengan ukuran perusahaan (Z)
mempengaruhi secara negatif terhadap kinerja keuangan
perusahaan (Y).
6) Pengaruh likuiditas terhadap kinerja keuangan perusahaan yang
dimoderasi oleh ukuran perusahaan
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat angka koefisien
likuiditas dengan ukuran perusahaan sebesar 0.727543 dan nilai
probabilitas sebesar 0.0001 yang mana nilainya lebih kecil dari
0.05. Hasil tersebut menerangkan bahwa secara statistik likuiditas
(X3) yang dimoderasi ukuran perusahaan (Z) memiliki pengaruh
positif terhadap kinerja keuangan perusahaan (Y).
Tabel 4.10
Hasil Uji Penelitian
37
Hypothesis Hasil Simpulan
H1 Positif signifikan Ditolak
H2 Positif signifikan Diterima
H3 Positif signifikan Ditolak
H4 Dapat memoderasi Ditolak
H5 Dapat memoderasi Diterima
H6 Dapat memoderasi Diterima
38
Sumber: Data diolah eviews, 2022
b. Uji Multikolinearitas
Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolinearitas
X1 X2 X3 Z
39
c. Uji Autokorelasi
Dalam melakukan uji autokorelasi digunakan uji durbin watson
guna melihat ada atau tidaknya masalah korelasi dalam penelitian.
Tabel 4.12
Hasil Uji Autokorelasi
Tabel 4.13
Durbin Watson
dl du dw 4-du 4-dw
1.3779 1.7214 1.1594 2.2279 2.4505
d. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.14
Hasil Uji Heteroskedastisitas
40
Sumber: Data diolah eviews, 2022
41
Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 diterima. Semakin tinggi
Leverage, maka akan semakin tinggi Kinerja Keuangan Perusahaan. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Dewi &
Candradewi, 2018) dan (Setiawan & Suwaidi, 2022) yang menemukan
bahwa leverage berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
3. Pengaruh Likuiditas terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Berdasarkan pengujian data yang telah dilakukan pada likuiditas
teradap kinerja keuangan perusahaan, diperoleh nilai koefisien regresi
sebesar -5.206897 yang memiliki arah negatif dengan hasil probability
0.0001 < 0.05 sehingga likuiditas memiliki pengaruh negatif terhadap
kinerja keuangan perusahaan. Dari data penelitian ini terdapat dua
perusahaan yang selama lima periode memiliki current ratio rendah, yakni
dibawah 1, hal tersebut membuat proporsi likuiditas tidak stabil.
Melihat kondisi jumlah aset lancar didapat dengan cara
membandingkan utang jangka pendek, menghasilkan pengaruh yang
negatif dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, meskipun CR
telah menunjukkan tingkat keamanan jangka pendek. Oleh karena itu,
hipotesis 3 ditolak. Dana perusahaan yang menganggur dapat menjadi
risiko terhadap biaya modal sehingga likuiditas akan tinggi memberi efek
sinyal negatif kepada investor. Penelitian ini sejalan dengan (P. D. Lestari,
2021) yang memiliki hasil bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap
kinerja keuagan (ROA) perusahaan.
4. Pengaruh Ukuran Perusahaan yang memoderasi ICSR terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan
Angka koefisien regresi sebesar 9.323622 yang memiliki nilai positif
dengan nilai probabilitas 0.1913 > 0.05. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa variabel ukuran perusahaan tidak mampu mempengaruh ICSR
terhadap kinerja keuangan perusahaan, jadi hipotesis 4 ditolak.
Hasil tersebut didukung oleh peneliti terdahulu yakni Ilmi et al., (2020)
membuktikan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh
42
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Teori sinyal
menjelaskan bahwa pengguna informasi akan mendapatkan sinyal terkait
suatu perusahaan melalui ICSR, termasuk informasi besar atau kecilnya
suatu perusahaan. Hal tersebut tidak dapat memicu investor untuk
menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan ICSR berdasarkan
firm size yang diketahui, sehingga berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
5. Pengaruh Ukuran Perusahaan yang memoderasi Leverage terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan
Berdasarkan hasil uji yang telah dilaksanakan terhadap variabel
ukuran perusahaan yang memoderasi variabel leverage terhadap kinerja
keuangan perusahaan diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -25.06714
yang memiliki arah negatif dengan probabilitas 0.0000 yang mana < 0.05,
sehingga hipotesis 5 diterima, yakni hasil penelitian menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan tidak dapat memoderasi leverage terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Riani et al., (2019)
yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan leverage secara parsial
mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan secara negatif. Semakin besar
ukuran perusahaan maka total ekuitas yang dimiliki semakin kecil, karena
salah satu tolak ukur yang menggambarkan besar kecilnya perusahaan
adalah banyaknya ekuitas yang dimiliki. ekuitas tersebut digunakan
sebagai jaminan untuk mendapat hutang. Semakin besar ekuitas, semakin
kecil kesempatan perusahaan dalam mendapatkan dana dari pihak luar
karena perusahaan tersebut dianggap bernilai tinggi.
6. Pengaruh Ukuran Perusahaan yang memoderasi Likuiditas terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan
Berdasarkan hasil uji yang telah dilaksanakan terhadap variabel
ukuran perusahaan yang memoderasi variabel likuiditas terhadap kinerja
keuangan perusahaan diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.727543
yang memiliki arah positif dengan probabilitas 0.0001 yang mana < 0.05,
43
sehingga hipotesis 5 diterima, yakni hasil penelitian menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan dapat memoderasi likuiditas terhadap kinerja keuangan
perusahaan secara positif.
Hal tersebut dikarenakan bahwa besar atau kecilnya suatu
perusahaan dapat memberikan jaminan bahwa perusahaan akan bisa
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan baik untuk meningkatkan
nilai perusahaan. Ukuran perusahaan digunakan untuk mengakses pasar
modal oleh para investor, karena aksebilitas yang mudah di pasar modal
menjadi cukup fleksibel dan memunculan dana yang lebih besar dapat
diacungi jempol dalam kemampuan tersebut. Namun, kreditur sebelum
memberikan pinjaman pasti melihat kemampuan dari perusahaan dalam
membayar utang. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Siallagan & Ukhriyawati (2014) yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan mampu memoderasi likuiditas terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
44
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan menggunakan teori,
kajian, serta tahapan dalam penelitian dapat disimpulkan hasil dari seluruh
pengujian sebagai berikut:
B. Saran
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan:
C. Keterbatasan Penelitian
1. Kurang maksimal dalam menambah penelitian terdahulu mengenai ukuran
perusahaan yang dapat menjadi variabel moderasi antara pengaruh ICSR
terhadap kinerja keuangan. Dikarenakan sumber referensi yang terbatas.
45
2. Adanya perusahaan yang menggunakan mata uang dollar tetapi tidak
mencantumkan kurs jual maupun kurs beli per tahun, karena kurs dollar
tidak menetab setiap tahunnya. Sehingga membingungkan peneliti untuk
menjabarkan laporan keuangan dari dollar ke dalam rupiah.
46