Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan berdiri pasti memiliki sebuah progres untuk mencapai
tujuannya yaitu mendapatkan keuntungan serta mampu bersaing dengan
perusahaan lainnya. Dalam menjalankan aktivitas perusahaan tersebut pasti
memikirkan kelangsungan anggota yang bersangkutan, dimana perusahaan itu
didirikan agar terus berkelanjutan dan tidak untuk dibubarkan. Semakin
bertambahnya tahun perusahaan dituntut agar dapat mengambil langkah dan
tindakan untuk memastikan bahwa apakah perusahaan berkinerja dengan baik
di masa depan. Sebuat perusahaan dalam kondisi baik apabila memiliki
profitabilitas yang tinggi, sebagaimana dapat dilihat pada kemampuan
perusahaan dalam mengolah kinerjanya melalui laporan keuangan. Hal
tersebut dapat menggunakan Return On Asset dalam mengukur kinerja
keuangan, yang merupakan keuntungan dari aset perusahaan. Dibawah ini
adalah mean ROA yang terjadi pada Jakarta Islamic Index untuk periode 2013
sampai 2017, sebagai berikut:

Tabel 1.1 Rata-rata ROA pada JII 2013-2017

Tahun 2013 2014 2015 2016 2017


Mean ROA 15,05% 15,26% 12,14% 14% 7%
Sumber: Data diperoleh, (Maharany & Ni’mah, 2021).

Menurut tabel di atas, terdapat fenomena gap pada perusahaan di JII 30


periode 2013-2017. Rata-rata ROA pada JII tahun 2014 mencapai kenaikan
sebesar 0,21% dari 15,05% menjadi 15,26%. Dan di tahun 2015 terjadi
penurunan ROA sejumlah 2,91% dari 15,26% menjadi 12,14%. Tahun 2016
ROA terjadi peningkatan 1,86% dari 12,14% menjadi 14%. Tahun 2017 ROA
terjadi penurunan sebesar 7% dari 14% menjadi 7%. Hal ini dikarenakan
terjadi peningkatan maupun penurunan daya beli masyarakat yang bisa

1
mengakibatkan naik turunnya keuntungan yang didapat perusahaan(Nurleli &
Lestari, 2017).

Secara universal, kinerja keuangan adalah pencapaian keberhasialan dari


aktivitas yang telah dilaluinya (Erawati & Wahyuni, 2019). Atau bisa
diartikan sebagai kemahiran dalam mengelola dan mengarahkan sumber daya
yang terlihat dan terukur melalui berapa besar laba yang didapatkan oleh
badan ataupun institut. Kinerja yang baik biasanya mampu menghasilkan
keuntungan yang dapat meningkatkan kepercayaan terhadap para pemangku
kepentingannya (stakeholdernya). Pemenuhan kewajiban tersebut tidak hanya
melalui evaluasi kinerja yang baik, tetapi juga melalui implimentasi yang
dikenla sebagai kebijakan pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSR) atau bisa disebut tanggung jawab sosial dengan perusahaan
konvensional disingkat CSR sedangkan untuk perusahaan berbasic syariah
disebut Islamic Corporate Social Responsibility (ICSR).

ICSR adalah pokok pikiran yang sudah tersusun atas tanggung jawab
sosial dalam perusahaan, meliputi ekonomi, hukum, etika, dan filantropi
berdasarkan nilia dan aturan islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan
Hadis (Ilmi et al., 2020). ICSR sendiri menjadi salah satu faktor dari kinerja
keuangan yang diharapkan beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip islam,
karena perusahaan dapat secara akurat melaporkan keuangan yang digunakan
sebagai dasar keputusan untuk kinerja keuangannya sendiri. Maka ICSR
mempengaruhi kinerja keuangan yang dilakukan penelitian sebelumnya oleh
(Khairiyani, 2020), (Syurmita & Fircarina, 2020), (Romadhoni & Rusmita,
2021), dan (Nisa & Kurniasari, 2017). Berbagai hasil diperoleh dari survei
(Husna & Wijayanti, 2020), (Indrayani & Risna, 2018) yaitu ICSR tidak
berpengaruh penting untuk kinerja keuangan.

Faktor kedua yang bisa mempengaruhi kinerja keuangan adalah leverage


atau rasio hutang. Setiap perusahaan sebenarnya membutuhkan sumber
pendanaan internal, namun seiring dengan perkembangan perusahaan,
kebutuhan pendanaan semakin meningkat dan membutuhkan sumber pendana

2
eksternal berupa hutang. Menggunakan hutang dalam jumlah besar dapat
menurunkan pajak yang dibayarkan oleh perusahaan sehingga menyababkan
laba mengalir kepada investor, oleh karena itu pajak menjadi semakin stabil
yang dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Maka penelitian
menunjukan bahwa leverage mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yag
sejalan dalam studi yang diteliti oleh (Dewi & Candradewi, 2018) dan
(Setiawan & Suwaidi, 2022) yang berpendapat bahwa leverage berdampak
positif pada kinerja keuangan.

Likuiditas merupakan faktor ketiga yang dapat mempengaruhi kinerja


suatu perusahaan. Likuiditas merupakan alat yang mampu mengukur besarnya
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kas dan memenuhi kewajiban
jangka pendek dan jangka Panjangnya. Likuiditas erat kaitannya dengan
kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan profitabilitas, karena
likuiditas menunjukkan tingkat ketersediaan modal kerja yang dibutuhkan
untuk kegiatan investasi. Variabel ini berpengaruh terhadap kinerja keuangan
diteliti oleh (Laksmita et al., 2020) dan (Armalinda, 2019). Berbanding
terbalik dengan (P. D. Lestari, 2021) menatakan bahwa Likuiditas
berpengaruh negatif pada kinerja keuangan perusahaan.

Faktor lain yang menjadi variabel moderasi adalah ukuran perusahaan.


Penelitian mengenai ukuran perusahaan sebagai moderasi pengaruh ICSR,
leverage, dan likuiditas yang berkaitan dengan besar dan kecilnya ukuran
perusahaan dengan diukur menggunakan profitabilitas. Bila mana ICSR
semakin kecil tanggung jawab sosial dapat mencegah perusahaan kehilangan
kinerja keuangannya. Untuk mempelajari (Jekwam & Hermuningsih, 2018)
bahwa ukuran perusahaan dapat memoderasi dampak CSR terhadap kinerja
keuangan perusahaan (ROA). Sedangkan leverage dengan total asset besar
dapat digunakan untuk menjamin hutang lebih banyak dan sebaliknya.
Menurut studi yang dilakukan oleh (Riani et al., 2019) dan (Fatikha &
Yudiana, 2021), ukuran perusahaan (size) memoderasi dampak leverage
terhadap kinerja/profitabilitas (ROA) perusahaan. Dengan begitu, hubungan

3
yang tidak likuid cenderung mencegah perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Ukuran perusahaan tidak mengurangi dampak likuiditas
terhadap kinerja keuangan, sebagaimana ditentukan oleh survei ROA (Wati et
al., 2019) dan (Riani et al., 2019).

Penjelasan selanjutnya, bahwa bisnis yang terdaftar di BEI dapat


dikelompokkan ke dalam berbagi sektor seperti pertanian, industri,
pertambangan dan kimia. Setiap perusahaan pasti mempunyai keunikan yang
berbeda-beda. Tetapi dari berbagai bisnis yang ada, terdapat bisnis yang
masuk dalam kelompok Jakarta Islamic Index yaitu perusahaan yang
menerbitkan saham dan prinsip syariah. Alasan dilakukan pada Jakarta Islamic
Index karena beberapa studi yang dilakukan sebelumnya hanya pada saham
konvensonal. Sehingga diperlukan penelitian pada kelompok syariah agar
menjadi pembanding antara penelitian sebelumnya.

Hasil temuan penelitian yang beragam maka terlihat ketidakkonsistenan


aspek yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Dikarena terdapat
waktu observasi yang berbeda, interpretasi peneliti dari objek yang diteliti
terhadap laporan keuangan ataupun penggunaan teknik analisi. Maka perlu
adanya penelitian kembali dengan menambah variabel moderasi, objek dan
waktu yang berbeda, sehingga dapat menarik kesimpulan dengan judul
“Pengaruh Islamic Corporate Social Responsibility, Leverage dan
Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan dengan Ukuran Perusahaan
Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus Yang Terdaftar Di Jakarta
Islamic Index 30 Periode 2017-2021)”.

B. Rumusan Masalah
Dalam sebuah penelitian biasanya memuat rumusan masalah yang
menyangkut apa yang akan diteliti. Untuk itu, peneliti merumuskan
permasalahan yang sudah ada di latar belakang, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh ICSR terhadap kinerja keuangan?


2. Bagaimana leverage mampu mempengaruhi kinerja keuangan?

4
3. Bagaimana likuiditas dapat berpengaruh terhadap kinerja keuangan?
4. Bagaimana ukuran perusahaan mampu memoderasi pengaruh ICSR
terhadap kinerja keuangan?
5. Bagaimana leverage mempengaruhi kinerja keuangan yang ukuran
perusahaan menjadi variabel moderasi?
6. Bagaimana pengaruh likuiditas pada kinerja keuangan dengan
dimoderasi oleh ukuran perusahaan?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan semua pertanyaan di dalam
rumusan masalah yang sudah ditentukan penulis, yaitu :

1. Untuk menguji berpengaruh atau tidaknya hubungan antara ICSR pada


kinerja keuangan.
2. Untuk menjabarkan pengaruh antara hubungan leverage terhadap kinerja
keuangan.
3. Untuk menjelaskan likuditas berpengaruh atau tidaknya terhadap kinerja
keuangan.
4. Untuk mengetahui mampu atau tidaknya ukuran perusahaan dalam
memoderasi pengaruh ICSR terhadap kinerja keuangan.
5. Untuk mengetahui mampu atau tidaknya leverage mempengaruhi kinerja
keuangan yang ukuran perusahaan menjadi variabel moderasi.
6. Untuk mengetahui pengaruh atau tidaknya likuiditas pada kinerja
keuangan dengan dimoderasi oleh ukuran perusahaan.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dan kegunaan studi ini, yang diharapkan dapat membawa
keuntungan dan potensi bagi banyak pemangku kepentingan yaitu:

1. Manfaat Teoritis
Pembaca mampu memperbanyak pengetahuan dan informasi yang didapatkan
dari hasil penelitian ini serta dapat dijadikan acuan atau perbandingan dalam
melaksanakan penelitian yang lebih mendalam.

5
2. Manfaat Praktis
Dalam manfaat praktis ini semoga berguna bagi calon investor dan
perusahaan. Perusahaan dapat dibantu dalam memperbaiki dan meningkatkan
kinerjanya. Serta bermanfaat bagi investor guna untuk mempertimbangkan
dan mengevaluasi kinerja perusahaan guna memperoleh tingkat kepastian
dalam investasiyang dilakukan.

E. Sistematika Penelitian
Di bawah ini merupakan sistematika penyusunan penelitian yang terbagi
atas lima bab, yaitu :
Bab I Pendahuluan. Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
Bab II Landasan Teori. Memuat telaah pustaka, grand theory,
penjelasan variabel penelitian, kerangka penelitian, dan hipotesis.
Bab III Metode Penelitian. Bab yang mencakup jenis penelitian, waktu
dan tempat penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi
operasional variabel, analisis data, dan alat analisis.
Bab IV Analisis Data. Memuat mengenai penjelasan analisis metode
yang digunakan membahas hasil uji hipotesis yang telah diperoleh.
Bab V Penutup. Berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.

6
BAB II

LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Studi yang dikaji adalah penelitian terdahulu yang pernah diteliti,
penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan penelitian
yang lampau dengan yang akan dilaksanakan. Penelitian sekarang yang
menjadi bahan untuk diuji yaitu pengaruh ICSR, leverage dan likuiditas
terhadap kinerja keuangan yang dimoderasi oleh ukuran peruahaan.

Tabel 2.1

ICSR terhadap kinerja keungan perusahaan

No. Penulis Populasi/Sampel Hasil


1. (Khairiyani, Perusahaan JII di BEI ICSR berpengaruh
2020) yang laporkan terhadap kinerja
keuangan secara keuangan.
lengkap sebanyak 17
perusahaan. Observasi
selama 4 periode yaitu
tahun 2014-2017
sebanyak 68
perusahaan.
2. (Husna & BUS di BEI selama ICSR tidak dapat
Wijayanti, periode 2014-2018. berpengaruh terhadap
2020) kinerja keuangan (ROA).
3. (Syurmita & BUS di OJK tahun ICSR mempunyai dampak
Fircarina, 2014 hingga 2018. yang signifikan terhadap
2020) kinerja keuangan(ROA).
4. (Romadhoni & Sebanyak 10 BUS pada ICSR terbukti mempunyai
Rusmita, 2021) periode 2016-2020. dampak positif signifikan
pada kinerja profitabilitas

7
bank umum Syariah.
5. (Indrayani & BUS sebanyak 50 tidak ada pengaruh
Risna, 2018) perusahaan di BEI pada signifikan ICSR terhadap
tahun 2012-2016. kinerja keuangan.
6. (Nisa & Perusahaan di JII ICSR berpengaruh secara
Kurniasari, periode 3 tahun yaitu signifikan terhadap ROA
2017) 2012-2014. (kinerja keuangan).

Tabel 2.2

Leverage terhadap kinerja keuangan perusahaan


1. (W. D. Lestari Perusahaan manufaktur Leverage berdampak
& Yulianawati, di BEI periode 2011- negatif.
2015) 2012 sejumlah 131
sampel.
2. (Churniawati et Perusahaan manufaktur Kinerja keungan yang
al., 2019) sektor industri dasar dipengaruhi oleh leverage.
dan kimia di BEI dari
2015-2017.
3. (Erawati & Pada periode 2013- berpengaruh negatif antara
Wahyuni, 2019) 2017 dalam perusahaan leverage pada kinerja
manufaktur di BEI keuangan.
4. (Dewi & Perusahaan di bidang Leverage berdampak
Candradewi, sektor investment positif.
2018) company yang masuk
di BEI mulai 2013-
2016.
5. (Gunawan et Perusahaan perbankan Leverage tidak
al., 2019) di BEI antara tahun berpengaruh.
2014-2016.
6. (Setiawan & Perusahaan transportasi Leverage memiliki

8
Suwaidi, 2022) BEI periode 2017- kontribusi positif dan
2020. signifikan.

Tabel 2.3

Likuiditas terhadap kinerja keuangan perusahaan


1. (Laksmita et al., Perusahaan dalam jasa Hasilnya adalah Likuiditas
2020) non keuangan dan berpengaruh terhadap
serkor perdagangan di kinerja keuangan.
BEI pada tahun 2016-
2018
2. (P. D. Lestari, 13 perusahaan food and Likuiditas memiliki
2021) beverage dengan 65 pengaruh yang negatif.
observasi (5 tahun) dari
tahun 2015-2019 di
BEI
3. (Armalinda, Laporan keuangan PT Likuiditas berpengaruh.
2019) Matahari Putra Prima
di BEI tahun 2009-
2017.
4. (Siallagan & Perusahaan Rokok di Likuiditas berdampak
Ukhriyawati, BEI di tahun 2010- positif dan signifikan.
2014) 2014.
5. (Fajaryani & Perusahaan sub sektor Likuiditas berpengaruh
Suryani, 2018) dan real estate di BEI signifikan negatif.
periode 2013-2016.

Tabel 2.4

Ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan

1. (Isbanah, 2015) Perusahaan yang Ukuran peruhasaan

9
mengumumkan ESOP berpengaruh negatif.
di Bursa Efek
Indonesia periode
2010-2013.
2. (Dewi & Perusahaan sub sektor Ukuran perusahaan
Candradewi, investment company di berpengaruh positif dan
2018) BEI tahun 2013-2016. signifikan.
3. (Meiyana & Perusahaan manufaktur Ukuran perusahaan
Aisyah, 2019) di BEI periode 2014- berpengaruh positif
2016. signifikan
4. (Fajaryani & Perusahaan sub sektor Ukuran perusahaan tidak
Suryani, 2018) dan real estate di BEI memiliki pengaruh.
periode 2013-2016.

Tabel 2.5

ICSR terhadap kinerja keuangan yang dimoderasi oleh ukuran perusahaan

1. (Ilmi et al., BUS di OJK periode Ukuran perusahaan tidak


2020) 2015-2019. dapat memoderasi ICSR
2. (Jekwam & Perusahaan go public Ukuran perusahaan mampu
Hermuningsih, yang listning di BEI memoderasi pengaruh
2018) selama periode 2013- CSR.
2016. Selama itu,
terdapat total sampel
sebanyak 132
pengamatan.
3. (Aprianto et al., Perusahaan CSR yang dimoderasi
2016) pertambangan di BEI ukuran perusahaan
periode 2011-2014. memiliki pengaruh.
4. (Twindita, Perusahaan Ukuran perusahaan bukan
2017) pertambangan yang di menjadi variabel moderasi

10
BEI pada 2011-2014 CSR terhadap
profitabilitas.

Tabel 2.6

Ukuran perusahaan memoderasi antara leverage terhadap kinerja keuangan


perusahaan

1. (Riani et al., Perusahaan Ukuran perusahaan


2019) pertambangan di BEI memoderasi leverage.
tahun 2014-2016.
2. (Fatikha & BUS di Indonesia Hasil leverage dimoderasi
Yudiana, 2021) periode 2015-2020. oleh ukuran perusahaan
adalah berpengaruh dengan
signifikan.
3. (Wati et al., Perusahaan industri Ukuran perusahaan bukan
2019) manufaktur di BEI memoderasi leverage
tahun 2014-2017. diukur dengan ROA.
4. (Setiawan & Perusahaan transportasi Ukuran perusahaan
Suwaidi, 2022) BEI periode 2017- memiliki kontribusi secara
2020. negatif

Tabel 2.7

Likuiditas terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan ukuran


perusahaan sebagai pemoderasi

1. (Jekwam & Periode 2013-2016 di Likuiditas memiliki


Hermuningsih, BEI pada perusahaan pengaruh yang dimoderasi
2018) go public yang listing. oleh ukuran perusahaan.
2. (Wati et al., Perusahaan industri Ukuran perusahaan tidak
2019) manufaktur di BEI mampu memoderasi

11
periode 2014-2017. pengaruh likuiditas.
3. (Riani et al., Perusahaan Ukuran perusahaan tidak
2019) pertambangan di BEI mampu memoderasi
periode 2014-2016. likuiditas.
4. (Setiawan & Perusahaan transportasi Ukuran perusahaan dapat
Suwaidi, 2022) BEI periode 2017- memoderasi pengaruh
2020. antara likuiditas terhadap
profitabiitas.
5. (Muthohharoh Peusahaan manufaktur Ukuran perusahaan tidak
& Pertiwi, yang terdaftar di ISSI mampu memoderasi
2021) periode 2016-2020. likuiditas terhadap
profitabilitas (kinerja
keuangan).

B. Landasan Teori
1. Teori Stakeholder
Adalah teori yang dipengaruhi secara langsung maupun tidak
langsung oleh perusahaan, baik pihak internal (karyawan, manajer,
pemegang saham, dll) maupun eksternal (penyalur, konsumen, masyaraat
dan pemerintah) yang memiliki hubungan baik (Afandi et al., 2019).
Stakeholder dibagi menjadi 2 kelompok utama (Rismawati, 2020), yaitu
stakeholder primer dan stakeholder sekunder. Stakeholder primer adalah
kelompok yang sangat berpengaruh dalam kelangsungan perusahaan
seperti, produsen, konsumen dan distributor. Sedangkan stakeholder
sekunder adalah kelompok yang tidak berkaitan langsung dalam bisnis
yaitu, masyarakat, pemerintah dan lingkungan. Stakeholder memiliki
kemampuan dasar untuk mengelola dana perusahaan yang dibutuhkan
sehingga sangat penting untuk diperhatikan.

Para stakeholder biasanya mempunyai keinginan untuk membuat


strategi perusahaan, salah satunya menggunakan ICSR. Yaitu dengan

12
mendukung secara penuh seluruh aktivitas yang dilaksanakan oleh
perusahaan. Maka ICSR harus dilakukan dengan baik agar perusahaan
dapat meningkatkan kinerjanya dan mendapat laba sesuai target yang
sudah direncanakan, yang mana menjadi tujuan utama berdirinya
perusahaan. (Mussubagiyo & Widyawati, 2022).

Impikasi dari teori ini adalah mengenali perusahaan dengan cara


manusiawi dan lebih sosial seingga menciptakan rasa tanggung jawab
sosial. Dalam pengungkapannya biasanya mempunyai tujuan untuk
mengedukasi masyarakat umum tentang kegiatan sosial perusahaan dan
dampaknya terhadap masyarakat.

2. Kinerja Perusahaan
Merupakan hasil yang dapat dibanggakan melalui ciri khas dari
masing-masing perusahaan. Dengan meningkatkan kualitas kinerja maka
tujuan perusahaan dapat tercapai. Kinerja keuangan adalah penggambaran
ilustrasi dari baik atau buruknya kondisi keuangan perusahaan yang
menganalisis kinerja pada periode tertentu menggunakan alat analisis
keuangan (Indrayani & Risna, 2018).

Kinerja keuangan merupakan pencapaian hasil dari cerminan


perusahaan yang dikatakan kondisi keuangan perusahaan yang sehat
sehingga menunjukkan hasil positif dalam periode tertentu. Hasil tersebut
dapat diketahui baik atau buruknya kinerja keuangan pada masa lalu
maupun masa sekarang, yang mana dapat dilihat dari pemilihan strategi
perusahaan dan analisis laporan keuangan serta perkembangan keuangan
perusahaan tersebut (Puspitarini, 2019). Dan alat yang digunakan untuk
mengukur kinerja keuangann perusahaan antara lain:

a. Profitabilitas
b. Leverage
c. Liquiditas
d. Kemampuan untuk mengembangkan perusahaan.

13
e. Perusahaan yang mampu mengelola asetnya dengan maximal.

Profitabilitas digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja


keuangan pada penelitian saat ini. Profitabilitas adalah alat ukur tingkat
efektivitas manajemen dan digunakan untuk mencari keuntungan.
Gambaran rasio profitabilitas sama dengan kemampuan untuk mencari
laba dalam kurun waktu tertentu (D. D. A. Lestari & Mochlasin, 2021).
Indikator yang digunakan dalam profitabilitas adalah Return on Asset.
ROA dapat digunakan untuk menunjukkan hasil (return) atas jumlah
aktivitas perusahaan (Zoraya et al., 2022). ROA sangat bermanfaat dalam
menganalisis perusahaan seperti dapat mengukur efektivitas tindakan yang
diambil oleh perusahaan dan mengukur profitabilitas setiap produk yang
dihasilkan perusahaan (Wijaya, 2019). Jika hasil ROA semakin tinggi
maka perusahaan mampu menghasilkan laba secara efektif dan efisien
sehingga kinerja keuangan perusahan berdampak sangat yang baik (Arsy,
2015).

3. ICSR
Islamic Corporate Social Responsibility merupakan perkembangan
dari CSR konvensional, yang keduanya terkait dengan tujuan kemanusiaan
berbasis moral. Adapun letak perbedaan ICSR dari CSR yaitu adanya
penambahan spiritual dalam tanggung jawab sosial. ICSR sendiri terikat
dengan pengertian akhlak atau amal seperti 3 hubungan kuat antara
tanggug jawab terhadap Allah SWT, manusia dan alam (Ilmi et al., 2020).
Amalan yang dapat dilakukan dalam kegiatan ICSR yaitu seperti infak,
waqaf, zakat dan sedekah. Kegiatan tersebut dilakukan agar tercapai tujuan
dari ICSR yaitu membuat kebijakan yang tidak mengandung unsur riba
dan menekankan nilai kedermawanan sesama ciptaan Allah SWT.

Tanggung jawab sosial dalam islam atau ICSR mengatikan antara


pertumbuhan ekonomi denan keberhasilan usaha yang didasari dengan
semangat dari para pengusaha yang menjalankan bisnisnya, hal tersebut

14
tertuang dalam Al-Qur’an (Yusuf, 2017). Yaitu firman Allah Q.S Al-
Baqarah ayat 261.

‫َم َث ُل اَّلِذ ْي َن ُيْن ِفُقْو َن َاْم َو اَلُهْم ِفْي َس ِبْي ِل ِهللا َك َم َث ِل َح َّبٍة َاْن َب َتْت َس ْب َع َس َن ا ِبَل ِفْي ُك ِّل ُس ْن ُبَلٍة‬
‫ِّما َئ ُة َح َّبٍةؕ َو ُهللا ُيٰض َع ُف ِلَم ْن َّيشآُءؕ َو ُهللا َو اِس ٌع َع ِلْي ٌم‬

Artinya : “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan


Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada
setiap tangkai ada serratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa
yang Dia kehendaki, dan Allah Maha luas, dan Maha
Mengetahui”.

Makna dari ayat di atas yaitu perintah dari Allah SWT kepada
hambanya untuk membagikan sebagian harta yang dimiliki dengan cara
diinfakkan kepada orang yang lebih membutuhkan seperti fakir miskin
sekaligus sebagai bentuk rasa ketaatan dan syukur atas apa yang telah
didapatkannya didunia. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan
untuk menginfakkan hartanya di jalan Allah SWT melalui program-
program ICSR, misalnya: memberikan beasiswa pendidikan,
memberdayakan ekonomi masyarakat, memberikan cek up Kesehatan
secara gratis, dan melestariksn lingkungan. Selain itu kegiatan tersebut
dapat membangun kasih saying dan persaudaraan dengan aktivitas sosial
dalam mewujudkan kewajiban zakat, infak dan sedekah ataupun hibah
(Wibisono, 2007).

Ada beberapa indicator yang digunakan untuk menghitung ICSR


dalam penelitian ini (Novrizal, 2016), antara lain:

a. Pembiayaan dan Investasi


1) Riba
2) Gharar
3) Zakat
b. Produk dan Jasa
1) Produk dan kegiatan yang ramah lingkungan

15
2) Kehalalan barang
3) Pelayanan konsumen

c. Karyawan
1) Adanya jam kerja
2) Cuti dan hari libur
3) Adanya tunjangan
4) Pendidikan dan pelatihan kerja SDM
5) Kesetaraan hak pria dan Wanita
6) Keselamatan dan kesehatan kerja
d. Masyarakat
1) Wakaf
2) Beasiswa sekolah
3) Kepedulian terhadap balita dan anak-anak
4) Kegiatan amal (donor darah, bantuan bencana alam, sunatan
massal, dan lain-lain)
e. Linkungan
1) Pengolahan limbah, polusi, pengelolaan air bersih (efek rumah
kaca).
2) Pendidikan tentang lingkungan
3) Konservasi alam
f. Tata Kelola Perusahaan
1) Status kepatuhan terhadap syariah
2) Struktur kepemilikan saham
3) Pengungkapan praktik monopoli usaha atau tidak
4) Kebijakan anti korupsi
Berdasarkan indikator di atas terdapat 23 pokok pengungkapan,
dimana nilai 1 untuk adanya pengungkapan perusahaan dan akan diberi
nilai 0 apabila tidak ada pengungkapan. Maka jumlah scor 23 menjadi
nilai tertinggi dan scor 0 untuk nilai yang terendah.

16
4. Leverage
Leverage adalah matrik yang diukur untuk seberapa
ketergantungannya sebuah perusahaan berasal dari utang untuk
membiayai aset perusahaan (Fatikha & Yudiana, 2021). Secara umum ada
lima rasio leverage: rasio utang, rasio utang terhadap modal, pendapatan
bunga, cakupan tingkat bunga tetap, dan cakupan layanan utang. Jenis
rasio yang dipakai dalam penelitian ini adalah DER (debt to equity ratio).
Rasio ekuitas utang adalah rasio yang dicerminkan dari jumlah ekuitas
dibandingkan dengan utang jangka pendek dan jangka panjang (Laksmita
et al., 2020).

Penggunaan aset dan biaya tetap yang dikeluarkan dalam


penggunaan perusahaan menjadi pokok dari rasio leverage. Perusahaan
juga harus memperhatikan leverage karena dapat meningkatkan
keuntungan bagi para pemegang saham. Alasannya, karena jika
perusahaan biaya tetap rendah maka keuntungan perusahaan yang didapat
pemegang saham juga akan menurun (Churniawati et al., 2019).

Sebuah perusahaan menggunakan ekuitas untuk membayar utang


yang menjadi gambaran kemampuan leverage (Sudento, 2005). Artinya
bahwa jika perusahaan memiliki risiko investasi yang tinggi maka
leverage juga semakin tinggi. Dan sebaliknya, jika perusahaan dengan
risiko investasi kecil maka leverage menjadi kecil (Lutfiana & Hermanto,
2021).

5. Likuiditas
Adalah proses perusahaan dalam membayarkan utang jangka
pendek/likuiditasnya (Muthohharoh & Pertiwi, 2021). Dalam hal ini,
likuiditas memiliki peran penting dalam menyediakan dana dan kebutuhan
uang tunai. Oleh karena itu, untuk menentukan sukses atau tidaknya dapat
dilihat dari tingkat likuiditas. Matrik yang digunakan dalam pengukuran

17
likuiditas perusahaan yaitu rasio lancar, rasio aset lancar, rasio modal kerja
dan matrik/rasio cepat, rasio kas terhadap aset.

Rasio lancar (CR) digunakan untuk mengukur likuiditas saar ini.


Ini artinya dapat menunjukkan besar kecilnya aset lancar dalam menutupi
kewajiban lancar dengan cara membandingkan aset lancar, maka semakin
tinggi likuiditas dalam utang jangka pendeknya (Laksmita et al., 2020).

6. Ukuran Perusahaan
Cara untuk mengetahui seberapa besar ukuran perusahaan dengan
cara, total aktiva/asset, log size (ukuran induk), penjualan rata-rata, total
penjualan dan nilai pasar saham. Pada dasarnya, ukuran perusahaan dapat
dikategorikan menjadi tiga macam yaitu: perusahaan besar, perusahaan
menengah (usaha menengah), dan perusahaan kecil atau usaha kecil (Ilmi
et al., 2020).

C. Kerangka Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, karya teoritis dan beberapa karya
sebelimnya, maka kerangka konseptual dari kajian yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut:

ICSR
(X1) H1

H2 Kinerja
Leverage Keuangan
(X2) Perusahaan
(Y)

H3

Likuiditas
(X3)

H4 H5 H6

Ukuran
Persuhaan
(Z) 18
D. Hipotesis
1. Pengaruh ICSR Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Teori pemangku kepentingan menjelaskan bahwa perusahaan dapat
lebih baik mencapai kinerja perusahaan yang baik dengan memenuhi
harapan pemangku kepentingan yang berbeda. Perusahaan dengan kinerja
lingkungan yang baik responsif terhadap investor, dan fluktuasi harga
saham meningkat dari tahun ke tahun. Sebaliknya, jika keraguan investor
muncul maka kinerja lingkungan menjadi buruk dan berdampak pada
perusahaan yang membuat harga saham pasar juga memburuk setiap
tahunnya. Penelittian oleh (Ananda et al., 2020) dan (Romadhoni &
Rusmita, 2021) menunjukkan bahwa ICSR berdampak pada kinerja
kuangan secara. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
H 1: ICSR berpengaruh positif pada kinerja keuangan
2. Pengaruh Leverage Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Untuk meningkatkan kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan
memperbanyak bunga agar mendapat pengurangan pajak sehingga
leverage juga meningkat. Hal tersebut dikarenakan pengurangan pajak
dapat terjadi adanya pembayaran bunga atas utang sehingga mampu
meningkatkan kinerja. Dan investor mendapat laba operasi yang semakin
besar. Dapat disimpulkan semakin banyak utang maka kondisi pajak juga
semakin baik maka kinerja dapat meningkat secara pesat (Sartono, 2011)
Leverage dapat berpngaruh terhadap kinerja keuangan apabila
perusahaan mendapat dana dengan cara berutang, sehingga dapat
mengetahui kinerja keuangan perusahaan dalam mengambil pinjaman

19
yang diambil untuk memenuhi biaya-biaya yang muncul akibat utang
tersebut. Seperti penelitian oleh (Dewi & Candradewi, 2018) dan
(Setiawan & Suwaidi, 2022) menunjukkan bahwa leverage mampu
mempengaruhi dengan positif terhadap kinerja keuangan. Berdasarkan
uraian tersebut, dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:
H 2: Leverage berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan
3. Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Likuiditas dirumuskan menggunakan Current Ratio (CR) yaitu aset
lancar dibagi utang lancar. Semakin besar CR, maka semakin mampu
sebuah perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, dan
kreditur percaya bahwa peruahaan akan memenuhi sumber pendanaan
jangka pendek dan meningkatkan imbal hasil ekuitas. Menurut survei
(Laksmita et al., 2020), (Armalinda, 2019), dan (Siallagan & Ukhriyawati,
2014) likuiditas memiliki pengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat diajukan
hipotesis sebagai berikut:
H 3: Likuiditas berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.

4. Pengaruh ICSR Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan


Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi
Ukuran perusahaan memperlemah hubungan antara ICSR dan
kinerja keuangan perusahaan atas nama ROA, sehingga dalam hal ini
ukuran perusahaan dengan ukuran yang besar atau kecil, dapat
mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan dengan neraca
besar atau total asset yang besar memiliki lebih banyak sumber pendanaan
untuk tanggung jawab sosial. Menurut survei (Jekwam & Hermuningsih,
2018) dan (Aprianto et al., 2016), konsumen memiliki citra yang baik
dengan mengungkapkan laporan sosial untuk menghindari biaya yang
tidak dilaporkan dan mencegah penurunan kineja perusahaan-perusahaan
besar. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diajukan hipotesis sebagai
berikut:

20
H 4 : Ukuran perusahaan memoderasi hubungan ICSR dengan kinerja
keuangan perusahaan
5. Pengaruh Leverage Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan
Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi
Seperti yang ditunjukkan oleh survei (Riani et al., 2019) dan
(Fatikha & Yudiana, 2021), peningkatan ukuran perusahaan
meningkatkan dampak leverage pada kinerja keuangan perusahaan. Ini
karena perusahaan yang besar biasanya memiliki kebutuhan yang tinggi
untuk melakukan transaksi dan karenanya mengelola lebih banyak uang
dari sumber yang berbeda salah satunya leverage. Berdasarkan uraian
tersebut, maka dapat mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H 5: Leverage yang dimoderasi oleh ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan
6. Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi
Semakin besar perusahaan, semakin besar aset yang dimilikinya,
dan suatu perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas tinggi mampu
menutupi pendanaan jangka pendek. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
diulas oleh (Jekwam & Hermuningsih, 2018) bahwa likuiditas
mempengaruhi terhadap kinerja keuangan dengan dimoderasi oleh ukuran
perusahaan. Selanjutnya, hipotesis yang diajukan adalah:
H 6: Ukuran perusahaan memoderasi pengaruh likuiditas terhadap kinerja
keuangan

21
BAB III

MERODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dipakai adalah kuantitatif yang mengacu pada data berupa
program numerik dan statistik yang dianalisis dan diolah agar mendapatkan
informasi secara ilmiah. Data yang digunakan adalah sekunder, yaitu data
didapat dari sebuah media perantara yang tidak langsung. Oleh karena itu, data
atau bahan yang digunakan diperoleh dari pihak ketiga yang terlibat dalam
penelitian saat ini.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Tidak diperlukan lokasi khusus untuk melakukan penelitian karena
memakai data sekunder berupa laporan tahunan dan laporan keuangan
perusahaan. Dan Menggunakan data pelaporan keuangan pada perusahaan
Jakarta Islamic Index 30 (JII-30) yang tercantum di dalam BEI antara periode
2017 hingga 2021 diperoleh dari website BEI (www.idx.co.id).
C. Populasi dan Sampel
Populasi survei ini adalah 30 perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic
Index antara periode 2017-2021. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
dipilih dengan menggunakan teknik sampling bertarget (purposive sampling).
Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel yang terbatas pada
jenis orang tertentu yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan atau
memenuhi beberapa kriteria yang ditentukan oleh peneliti.
Adapun ciri-ciri atau kriteria metode pengambilan sampel dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan yang terdaftar di JII-30 dan belum delisting selama tahun
2017-2021.
b. Perusahaan yang tidak melakukan pelaporan secara konsisten di JII-30
selama perioe 2017-2021.

22
c. Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah dalam
pelaporan keungan.
d. Perusahaan yang pernah mengalami kerugian selama periode 2017-
2021.

Terdapat 10 perusahaan dipilih berdasarkan klasifikasi di atas dan kriteria


pemilihan sampel. Berikut perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel
penelitian:

Tabel 3.1
Sampel Penelitian

NO Kode Nama Saham


1 AKRA AKR Corporindo Tbk
2 ANTM Aneka Tambang Tbk
3 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
4 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
5 KLBF Kalbe Farma Tbk.
6 PTBA Bukit Asam Tbk.
7 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
8 UNTR United Tractors Tbk.
9 UNVR Unilever Indonesia Tbk
10 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Sumber: www.idx.co.id Tahun 2017-2022 (Diolah oleh penulis)

D. Teknik Pengumpulan Data


Dalam survei ini, perusahaan-perusahaan yan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia mempublikasikan melalui internet dan melakukan observasi tidak
langsung: melalui website resmi www.idx.co.id dan beberapa website yang
terkait dengan data yang dibutuhkan.

23
E. Definisi Operasional Variabel
Bagian ini menjelaskan semua variabel yang digunakan dalam penelitian
ini dan bagaimana variabel tersebut dioperasikan dan diukur, yaitu likuiditas,
leverage, ukuran perusahaan, dan ICSR.

1. Variabel Terikat (Dependen)


Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan
perusahaan. Kinerja keuangan suatu bisnis dilakukan oleh perusahaan
dalam jangka waktu tertentu dengan mengacu pada standar yang
ditetapkan. Untuk mengukur kinerja ini, ROA akan digunakan selama lima
tahun yaitu dari mulai tahun 2017 hingga tahun 2021.
LB
ROA=
TA

Ket: ROA = Pengembalian total asset (Return On Asset)

LB = Laba Bersih
TA = Total Aset
2. Variabel Bebas (Independen)
a. Islamic Corporate Social Responsibility (ICSR)
Tanggung jawab sosial usaha islam menggunkan indeks Islamic
Social Responsibility (ISR) yang dikembangkan oleh Haniffa (2002)
dan Othman (2009) untuk mengukur ICSR.
item yang diungkapkan
ICSR= ×100 %
jumlah total item pengungkapan
b. Leverage
Leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan perusahaan dalam hal seberapa banyak kekayaan yang dapat
diperoleh dari kewajiban dan modalnya.
Total kewajiban( hutang)
DER=
Ekuitas
c. Likuiditas

24
Current ratio (CR) digunakan untuk mengukur likuiditas ini.
Merupakan rasio yang mewakili kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya (utang).
AL
CR= ×100 %
HL
Ket: CR = Rasio Lancar HL = Hutang Lancar
AL = Aktiva Lancar
3. Variabel Moderating
Ukuran perusahaan digunakan untuk menjadi variabel moderating
yang mana dapat memperkuat atau memperlemah suatu variabel. Besar
kecilnya suatu perusahaan dapat diketahui dengan mengambil logaritma
natural dari total aset. Tujuannya adalah untuk mengurangi perbedaan
yang signifikan antara ukuran perusahaan kecil sehingga data total asset
dapat didistribusikan secara normal.
Ukuran perusahaan=log natural(total aset )

F. Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Adalah gambaran statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan apa adanya, tanpa menarik kesimpulan yang berlaku untuk
masyarakat umum (sugiono, 2016). Niali yang bisa ditunjukkan dalam
statistik deskriptif yaitu mean, maximum, minimum dan standar deviasi
dari data sampel.
2. Analisis regresi
Alat untuk menganalisis ada tidaknya hubungan atau keterkaitan
antara variabel X, Y dan Z (Ghozali, 2016). Rumus yang menggambarkan
hubungan antara variabel-variabel tersebut adalah:
Z =α + β 1 X 1+ β 2 X 2+ β 3 X 3+ e ( 1 )
Y = α + β 1 X 1+ β 2 X 2+ β 3 X 3+ β 4 Z +e (2 )
Keterangan:
Y = Kinerja keuangan
X1 = ICSR

25
X2 = Leverage
X3 = Likuiditas
Z = Ukuran perusahaan
α = Konstanta
β = Koefisien regresi
e = Eror
3. Uji stasionaritas
Data yang stasioneritas apabila mean dan variansi konstan serta
kovarian antara dua data terjadi kelembaban dalam dua periode tersebut
dapat terpenuhi. Dan dapat diambil keputusan jika nilai propabilitas < 0,05
maka data terebut bersifat stasionaritas (Winarno, 2015).
Uji stasionaritas dilakukan untuk menguji data time series
berdasarkan informasi laporan keuangan JII-30 periode 2018-2021 dengan
menggunakan Unit Root Test dikembangkan oleh Dicky Fuller. Data yang
stasioner menunjukkan nilai mean yang berfluktuasi antara nilai meannya
(mengambil keputusan ketika nilai prob < 0,05 dinyatakan stasioner).
Sedangkan jika nilai prob > 0,05 jadi hasilnya tidak stasioner maka
menghasilkan spurious regression, yaitu gambaran hubungan regresi yang
seolah-olah variabel mempunyai hubungan yang signifikan (Rofi’ah,
2021).
4. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016), uji normalitas memiliki tujuan untuk
menguji apakah variabel residual (pengganggu) dalam model regresi
berdistribusi normal. Variabel X dan Y menunjukkan apakah
berdistribusi normal atau mendekati normal berarti model regresi
tersebut sangat baik. Pada penelitian ini dilakukan uji statistik
Kormogolov-Smirnov, maksudnya jika data normal standar < 0,05
artinya datanya tidak normal (Ghozali, 2016).
b. Uji Autokolerasi

26
Ada korelasi antara residu dari nilai yang diamati satu dengan nilai
yang diamati lainnya dari model regresi. Prasyarat untuk ini adalah
model regresi tidak memiliki autokorelasi (Aprianto et al., 2016). Uji
Durbin Watson (Uji DW) digunakan untuk menganalisis autokorelasi,
dengan kriteria untuk nilai du < nilai dw < nilai 4-du maka tidak
terdapat autokorelasi pada hasil akhir penelitian tersebut (Ghozali,
2016).
c. Uji Multikolinearitas
Bertujuan untuk mendeteksi adanya korelasi setiap variabel yang
diuji di dalam model regresi. Uji regresi bisa digunakan untuk menguji
multikoliniearitas dengan keputusan sebagai berikut:
1) Jika nilai VIF (variance Inflation Factor) ≥ 10 berarti memiliki
multikolinearitas, atau sebaliknya
2) Nilai VIF < 10 artinya model regresi tidak memiliki
multikolinearitas.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini biasanya digunakan untuk mengetahui model regresi yang
dapat menunjukkan ketidaksamaan antara pengamatan satu dengan
penamatan yang lainnya. Baik tidaknnya model regresi dapat dilihat
jika memiliki dispersibilitas yang tidak seragam (homoskesdatisitas)
atau tidak ada dispersibilitas yang tidak seragam (heteroskedastisitas)
(Ghozali, 2016). Untuk mencari keberadaan heteroskedastisitas (varian
heterogeny), dapat menggunakan uji tingkat signifikansi yang
termasuk dalam uji Glejser. Artinya, merespon variabel bebas (x)
dengan nilai absolut dari residual yang tidak terstandarisasi sebagai
variabel terikat. Jika tingkat signifikan α = 5% atau 0,05 dan hasil uji
berada di atas taraf signifikansi (p > 5%), maka tidak terdapat varians
heterogen (heteroskedastisitas), jika di bawah taraf signifikan (p <
5%), maka terjadi dispersibilitas tidak seragam (heteroskedastisitas).
5. Uji Ketetapan Model
a. Koefisien Determinasi (R2)

27
Digunakan untuk mengetahui hasil variabilitas variabel terikat
dengan model yang sudah ditentukan. Kemampuan terbatas dari
variabel bebas dalam menjelaskan varibel terikat jika koefisien
determinasi memiliki nilai 0, 1, dan nilai R2 yang lebih kecil. Nilai R2
mendekati 1 dapat diprediksi bahwa variabel bebas dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan untuk variabel terikat.
Sifat-sifat nilai R2 adalah:
1) Koefisien determinan memiliki nilai 0 ≤ R2 ≤ 1 (antara 0 sampai
dengan 1).
2) Jika koefisien determinan = 0 artinya antar variabel tidak ada
hubungannya.
3) Koefisien determinan = 1 menunujukkan antar variable memiliki
keterkaitan secara utuh.
b. Uji F-test
Uji yang memiliki tujuan untuk mengetahui adanya keterkaitan
antar variabel yang terdapat dalam model (Ghozali, 2016). Uji F
adalah persamaan signifikansi yang digunakan untuk mengetahui
pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap Y. Yang memiliki kriteria sebagai
berikut:
1) Jika F hitung < dari F table, dan probabilitas signifikan lebih besar
dari 0,05 maka menirima H0 dan menolak H1.
2) Jika F hitung < dari F table, dan probabilitas signifikan < 0,05
maka menolak H0 dan menerima H1.
6. Uji Hipotesis
a. Uji Ttest (uji Persial)
Uji t-statistik dapat memperoleh besar kecilnya pengaruh variabel
independen yang didapat untuk menganalisis variasi variabel
dependen. Uji yang digunakan berupa uji signifikasi agar diketahui ada
tidaknya pengaruh persial variabel independen terhadap variabel
terikar(Ghozali, 2016).
Kriteria pengujian hipotesis penelitian adalah:

28
1) Sig t < 0,05 maka ada pengaruh yang signifikan sehingga menolak
Ho ditolak dan Ha diterima.
2) Sig t > 0,05 maka tidak ada pengaruh signifikan antar variabel
yang diuji sehingga Ho dapat diterima dan Ha ditolak.

G. Alat Analisis
Dengan data kuantitatif yang dihitung menggunakan bantuan software
pegolahan data eviews 12, agar mendapat hasil secara ilmiah dengan cara
yang cepat dan tepat.

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Deskripsi Objek Penelitian


1. Deskripsi Data
Objek observasi ini adalah laporan tahunan perusahaan tercatat di
30 periode 2017-2021. Populasi penelitian berjumlah 30 perusahaan, dan
menghasilkan sampel sebanyak 10 perusahaan dengan metode purposive
sampling. Terdapat 20 perusahaan tidak sesuai kriteria sehingga tidak
digunakan sebagai sampel, yakni 17 perusahaan perusahaan tidak
konsisten listing di JII 30 selama periode 2017-2021, dan 2 perusahaan
tidak menggunakan mata uang rupiah dalam pelaporan keuangan, serta 1
perusahaan yang mengalami kerugian.
2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan profil data
sampel yang meliputi mean, median, maksimum, minimum dan standar
deviasi. Data yang diteliti dikelompokkan menjadi lima yaitu kinerja
keungan, ICSR, leverage, likuiditas dan ukuran perusahaan.

Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif

29
Y X1 X2 X3 Z

Mean 2.141256 -0.157062 1.077953 0.188553 1.498070


Median 2.267337 -0.157608 0.801434 0.168839 1.493410
Maximum 3.799431 -0.060698 3.412716 0.668172 1.521866
Minimum 0.443163 -0.282547 0.186446 -0.211781 1.483465
Std. Dev. 0.791127 0.049143 0.845361 0.229460 0.011818

Sumber: Olah Data Eviews, 2022

Hasil uji statistik deskriptif di atas menyimpulkan bahwa:

a. Kinerja keuangan perusahaan (Y) memiliki nilai mean 2.1413, median


2.2673, maksimum 3.7994, minimum 0.4432 dan standar deviasi
0.7911.
b. Islamic Corporate Social Responsibility (X1) memiliki nilai mean -
0.1571, median -0.1576, maksimum -0.2825, minimum -0.0607 dan
standar deviasi 0.0941.
c. Leverage (X2) memiliki nilai mean 1.0779, median 0.8014, maksimum
3.4127, minimum 0.1864 dan standar deviasi 0.8454.
d. Likuiditas (X3) memiliki nilai mean 0.1886, median 0.1688,
maksimum 0.6682, minimum -0.2118 dan standar deviasi 0.2295.
e. Ukuran Perusahaan (Z) memiliki nilai mean 1.4981, median 1.4934,
maksimum 1.5219, minimum 1.4835 dan standar deviasi 0.0118.
B. Analisis Data
1. Uji Stasioneritas
Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa data stasioner. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari
0.05 maka data tidak stasioner. Pada uji stasioneritas menggunakan ADF
(Augmented Dickey-Fuller) pada tingkat level. Hasil uji stationeritas dapat
dilihat dibawah ini:

30
Tabel 4.3
Hasil Uji Stationeritas Taraf Level

No Variabel Probability Hasil


1 Kinerja keuangan Perusahaan 0.0001 Stasioner
2 Islamic Corporate Social Responsibility 0.0636 Tidak Stasioner
3 Leverage 0.8223 Tidak Stasioner
4 Likuiditas 0.2220 Tidak Stasioner
5 Ukuran Perusahaan 0.1115 Tidak Stasioner
Sumber: Olah data eviews, 2022

Hasil di atas menunjukkan bahwa data dengan variabel ICSR,


Leverage, Likuiditas, dan Ukuran perusahaan tidak stasioner (nilai prob. >
0.05). Maka, data harus stasioner pada tingkat 1st difference :

Tabel 4.4
Hasil Uji Stationeritas Taraf 1st Defference

No Variabel Probability Hasil


1 Kinerja keuangan Perusahaan 0.0000 Stasioner
2 Islamic Corporate Social Responsibility 0.0000 Stasioner
3 Leverage 0.0001 Stasioner
4 Likuiditas 0.0000 Stasioner
5 Ukuran Perusahaan 0.0001 Stasioner
Sumber: Olah data eviews, 2022

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa seluruh variabel


menunjukkan angka probability < 0.05 sehingga ditarik kesimpulan bahwa
data penelitian stationer dan layak untuk dilanjutkan pada pengujian
selanjutnya.

2. Uji Model Regresi


a. Uji Chow
Uji chow dilakukan untuk memilih model yang akan digunakan
antara common effect dan fixed effect.

31
Tabel 4.5
Hasil Uji Chow

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 14.218181 (9,34) 0.0000


Cross-section Chi-square 78.050565 9 0.0000

Sumber: Olah Data Eviews, 2022

Ketika probabilitas < 0.05 maka dipilih model fixed effect,


sebaliknya ketika probabilitas > 0.05 model yang digunakan adalah
common effect. Dari tabel di atas didapat nilai probabilitas Cross-
section Chi-square sebesar 0.0000 < 0.05 maka H0 ditolak. Jadi, yang
dipilih adalah model fixed effect.

b. Uji Hausman
Menurut Baltagi (2008), uji hausman dilakukan untuk memilih
model fixed effect dan random effect.

Tabel 4.6
Hasil Uji Hausman

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.000000 6 1.0000

Sumber: Olah data eviews, 2022

Ketika nilai probabilitas < 0.05 maka model terpilih adalah


fixed effect, sebaliknya saat probabilitas > 0.05 metode yang dipakai
adalah random effect. Data di atas menunjukkan nilai probabilitas
1.0000 > 0.05, jadi H0 diterima. Oleh karena itu model yang dipilih
adalah random effect.

c. Uji Lagrange Multiplier

32
Uji chow menunjukkan bahwa metode yang terbaik adalah fixed
effect, sedangkan pada uji hausman yang terpilih adalah random effect.
Maka dari itu perlu dlakukan uji lagrange multiplier untuk
menentukan apakah random effect lebih baik dari pada common effect.

Tabel 4.7
Hasil Uji Lagrange Multiplier

Test Hypothesis
Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 41.35676 1.637381 42.99414


(0.0000) (0.2007) (0.0000)

Honda 6.430922 -1.279602 3.642533


(0.0000) (0.8997) (0.0001)

King-Wu 6.430922 -1.279602 2.502541


(0.0000) (0.8997) (0.0062)

Standardized Honda 9.310269 -1.100579 1.904397


(0.0000) (0.8645) (0.0284)

Standardized King-Wu 9.310269 -1.100579 0.567907


(0.0000) (0.8645) (0.2850)

Gourieroux, et al. -- -- 41.35676


(0.0000)

Sumber: Olah data eviews, 2022

Pada data di atas, nilai probabilitas Cross-section Breusch-


Pagan sebesar 0.0000 dimana nilainya < 0.05, sehingga H 1 diterima.
Oleh karena itu, metode yang terpilih adalah random effect.

Setelah dilakukan tiga tahap pemilihan model, dapat diambil


kesimpulan bahwa model yang sesuai dengan penelitian ini adalah
model Random Effect Model. Berikut ini merupakan hasil uji regresi
data panel menggunakan random effect model:

Tabel 4.8
Hasil Uji Regresi Linear Berganda Random Effect Model

33
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -11.71187 9.966455 -1.175129 0.2464


X1 -22.18285 16.34301 -1.357329 0.1818
X2 37.20282 7.941358 4.684693 0.0000
X3 -5.206897 1.242094 -4.192030 0.0001
X1_Z 9.323622 7.021956 1.327781 0.1913
X2_Z -25.06714 5.326581 -4.706047 0.0000
X3_Z 0.727543 0.161955 4.492253 0.0001

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.196218 0.2726


Idiosyncratic random 0.320508 0.7274

Weighted Statistics

Root MSE 0.416459 R-squared 0.348857


Mean dependent var 1.263062 Adjusted R-squared 0.258000
S.D. dependent var 0.521340 S.E. of regression 0.449079
Sum squared resid 8.671902 F-statistic 3.839618
Durbin-Watson stat 1.159458 Prob(F-statistic) 0.003742

Unweighted Statistics

R-squared 0.445155 Mean dependent var 2.141256


Sum squared resid 17.01611 Durbin-Watson stat 0.590893

Sumber: Olah data eviews, 2022

Berikut penjelasan persamaan regresi data panel model random


effect:
Y = -11.71187 – 22.18285(X1) + 37.20282(X2) – 5.206897(X3) +
9.313622(X1_Z) – 25.06714(X2_Z) + 0.727543(X3_Z)

a. Konstanta = -11.71187 dengan koefisien negatif, artinya ketika


variabel bebas sama dengan (0) atau konstan, maka kinerja keuangan
(ROA) memiliki nilai -0.746196.
b. Regression coefficient variabel Islamic Corporate Social
Responsibility (X1) sebanyak – 22.18285 dengan koefisien negatif.
Mengartikan apabila variabel ICRS naik sebanyak 1% maka Y

34
menurun pula sebanyak – 22.18285 dengan anggapan konstannya
variabel lain.
c. Regression coefficient variabel leverage (X2) sebanyak 37.20282
dengan koefisien positif. Memiliki arti ketika variabel leverage naik
sebanyak 1% maka Y akan naik sebanyak 37.20282 dengan anggapan
konstannya variabel lain.
d. Regression coefficient variabel likuiditas (X3) sebanyak – 5.206897
dengan koefisien negatif. Mengartikan apabila X3 naik sebanyak 1%
maka Y akan turun sebanyak – 5.206897dengan anggapan konstannya
variabel lain.
e. Interaksi ICSR dengan ukuran perusahaan (Z) bernilai 9.313622
dengan koefisien positif. Mengartikan jika interaksi X1 dengan Z naik
sebesar 1% maka Y naik sebesar 9.313622.
f. Interaksi Leverage dengan ukuran perusahaan bernilai – 25.06714
dengan koefisien negatif. Mengartikan apabila interaksi antara
likuiditas dan ukuran perusahaan naik sebesar 1% maka Y akan turun
sebesar – 25.06714.
g. Interaksi Likuiditas dengan ukuran perusahaan bernilai 0.727543
dengan koefisien positif. Mengartikan apabila interaksi likuiditas dan
ukuran perusahaan naik sebanyak 1% maka Y meningkat sebanyak
0.727543.
3. Uji Hipotesis
a. Uji F (Simultan)
Penggunaan F test adalah untuk mengetahui apakah independent
variable (X) secara simultan mempengaruhi dependent variable (Y).
Dengan nilai probabilitas < 0.05, maka antara X terhadap Y terdapat
pengaruh yang signifikan. Namun apabila nilai probabilitas > 0.05
maka tidak ada pengaruh signifikan variabel X terhadap variabel Y.
Berdasarkan hasil uji F penelitian ini mendapat angka prob(F-Statistic)
sebesar 0.003742 < 0.05 sehingga bisa disimpulkan bahwa variabel
ICSR, leverage, likuiditas, serta interaksi ICSR, leverage, dan

35
likuiditas, dengan ukuran perusahaan secara simultan mempengaruhi
nilai perusahaan.
b. Uji t (Signifikasi parameter individual)
Uji t digunakan untuk menerangkan sejauh mana variabel bebas
secara individual mempengaruhi variabel terikat. Berikut hasil uji
statistik t:
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik (t)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -11.71187 9.966455 -1.175129 0.2464


X1 -22.18285 16.34301 -1.357329 0.1818
X2 37.20282 7.941358 4.684693 0.0000
X3 -5.206897 1.242094 -4.192030 0.0001
X1_Z 9.323622 7.021956 1.327781 0.1913
X2_Z -25.06714 5.326581 -4.706047 0.0000
X3_Z 0.727543 0.161955 4.492253 0.0001

Sumber: Olah data eviews, 2022

Berdasarkan tabel di atas, pengaruh variabel bebas terhadap


variabel terikat dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pengaruh ICSR terhadap kinerja keuangan perusahaan
Pada tabel 4.9 diperoleh koefisien ICSR menunjukkan
angka – 22.18285 dan nilai probabilitas variabel X1 sebesar
0.1818, yang berarti probabilitas variabel ICSR > 0.05, sehingga
secara statistik variabel ICSR (X1) tidak memiliki pengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan (Y).
2) Pengaruh leverage terhadap kinerja keuangan perusahaan
Pada tabel 4.9 koefisien leverage memperlihatkan angka
37.20282 dan diketahui nilai probabilitas X2 sebesar 0.0000 yang
berarti probabilitas variabel leverage < 0.05, sehingga variabel
leverage (X2) secara statistik memiliki pengaruh terhadap kinerja
keuangan perusahaan (Y) dengan positif dan signifikan.

36
3) Pengaruh likuiditas terhadap kinerja keuangan perusahaan
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat koefisien likuiditas
menunjukkan angka – 5.206897 dan nilai probabilitas X3 0.0001,
yang mana nilainya lebih kecil dari 0.05. Sehingga variabel
likuiditas (X3) secara statistik berpengaruh negatif terhadap kinerja
keuangan perusahaan (Y).
4) Pengaruh ICSR terhadap kinerja keuangan perusahaan yang
dimoderasi oleh ukuran perusahaan
Berdasarkan hasil pengujian tabel 4.9 diperoleh angka
koefisien ICSR dengan ukuran perusahaan sebesar 9.323622 dan
nilai probabilitas 0.1913 di mana nilainya > 0.05. Sehingga dapat
diartikan ICSR (X1) yang dimoderasi ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan (Y).
5) Pengaruh leverage terhadap kinerja keuangan perusahaan yang
dimoderasi oleh ukuran perusahaan
Berdasarkan hasil pengujian tabel 4.9 angka koefisien
leverage dengan ukuran perusahaan sebesar -25.06714 dan nilai
probabilitas 0.0000 yang mana nilainya < 0.05. Maka dari itu
secara statistik likuiditas (X2) dengan ukuran perusahaan (Z)
mempengaruhi secara negatif terhadap kinerja keuangan
perusahaan (Y).
6) Pengaruh likuiditas terhadap kinerja keuangan perusahaan yang
dimoderasi oleh ukuran perusahaan
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat angka koefisien
likuiditas dengan ukuran perusahaan sebesar 0.727543 dan nilai
probabilitas sebesar 0.0001 yang mana nilainya lebih kecil dari
0.05. Hasil tersebut menerangkan bahwa secara statistik likuiditas
(X3) yang dimoderasi ukuran perusahaan (Z) memiliki pengaruh
positif terhadap kinerja keuangan perusahaan (Y).

Tabel 4.10
Hasil Uji Penelitian

37
Hypothesis Hasil Simpulan
H1 Positif signifikan Ditolak
H2 Positif signifikan Diterima
H3 Positif signifikan Ditolak
H4 Dapat memoderasi Ditolak
H5 Dapat memoderasi Diterima
H6 Dapat memoderasi Diterima

4. Uji Koefisien Determinasi (R2)


Tabel 4.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Root MSE 0.416459 R-squared 0.348857


Mean dependent var 1.263062 Adjusted R-squared 0.258000
S.D. dependent var 0.521340 S.E. of regression 0.449079
Sum squared resid 8.671902 F-statistic 3.839618
Durbin-Watson stat 1.159458 Prob(F-statistic) 0.003742

Sumber: Data diolah eviews, 2022

Dari tabel di atas Adjusted R-squared memperoleh nilai 0.258000


atau sebesar 26%. Memiliki arti bahwa variabel kinerja keuangan
perusahaan dapat diterangkan oleh variabel ICSR, Leverage, dan
Likuiditas serta interaksi antara X1_Z, X2_Z dan X3_Z sebesar 26%
sedangkan 74% dijabarkan oleh variabel lain di luar model penelitian ini.

5. Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas penelitian ini yaitu menggunakan metode
Kormogolov-Smirnov dengan angka probabilitas > 0.05 yang
mengartikan data penelitian terdistribusi normal.
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas

38
Sumber: Data diolah eviews, 2022

Berdasarkan hasil uji pada gambar di atas, diperoleh nilai


jarque-bera sebesar 1.415623 dan probabilitas sebesar 0.492721 yang
mana nilainya > 0.05. Oleh karena itu data tersebut dapat dinyatakan
berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas
Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolinearitas
X1 X2 X3 Z

X1 1.000000 0.038376 -0.141761 -0.218858


X2 0.038376 1.000000 -0.662560 -0.015323
X3 -0.141761 -0.662560 1.000000 -0.355709
Z -0.218858 -0.015323 -0.355709 1.000000

Sumber: Data diolah eviews, 2022

Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas silang diatas, tidak


terdapat nilai korelasi yang tinggi antar variabel bebas, yaitu tidak
melebihi 0.90 sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala
multikolinearitas dalam penelitian.

39
c. Uji Autokorelasi
Dalam melakukan uji autokorelasi digunakan uji durbin watson
guna melihat ada atau tidaknya masalah korelasi dalam penelitian.

Tabel 4.12
Hasil Uji Autokorelasi

Root MSE 0.416459 R-squared 0.348857


Mean dependent var 1.263062 Adjusted R-squared 0.258000
S.D. dependent var 0.521340 S.E. of regression 0.449079
Sum squared resid 8.671902 F-statistic 3.839618
Durbin-Watson stat 1.159458 Prob(F-statistic) 0.003742

Sumber: Data diolah eviews, 2022

Tabel 4.13
Durbin Watson
dl du dw 4-du 4-dw
1.3779 1.7214 1.1594 2.2279 2.4505

Berdasarkan tabel di atas nilai dw dengan kriteria dl < dw < du


menunjukkan angka yang lebih dari batas bawah 1.3779 dan kurang
dari nilai batas atas yakni 1.7214. Sehingga data dalam penelitian ini
tidak dapat disimpulkan apakah terdapat autokorelasi atau tidak.

d. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.14
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 41.85075 18.18141 2.301843 0.0260


X1 0.062594 1.133861 0.055204 0.9562
X2 -0.113209 0.160669 -0.704611 0.4847
X3 0.145009 0.697845 0.207795 0.8363
Z -26.43734 12.08180 -2.188196 0.0339

40
Sumber: Data diolah eviews, 2022

Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat bahwa seluruh nilai


probabilitas data penelitian > 0.05. Hal ini mengartikan bahwa tidak
terdapat masalah heteroskedastisitas.

C. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Pengaruh Islamic Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan
Pengujian hipotesis satu menyatakan bahwa ICSR berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan hasil uji data
yang telah dilakukan pada variabel ICSR terhadap kinerja keuangan
perusahaan, memperoleh nilai koefisien regresi sebesar -22.18285 yang
menunjukkan arah negatif dengan probabilitas 0.1818 > 0.05. Artinya
ICSR tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan,
sehingga dapat disimpulkan untuk hipotesis 1 ditolak. ICSR yang rendah
tidak memberikan perubahan bagi JII 30 untuk meningkatkan ROA,
memberikan pengertian bahwa semakin JII-30 berkurang dalam
mengungkapkan ICSR dengan baik, maka tidak mempengaruhi
kemampuan JII-30 dalam menggunakan aset untuk menghasilkan laba.
ICSR dalam mengungkapkan informasi yang sedikit dihubungkan
dengan aktivitas peroleh laba atas aktiva yang digunakan sehingga tidak
mempengaruhi ROA (kinerja keuangan) yang dimiliki perusahaan. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Husna & Wijaya, 2020)
dan (Indrayani & Risna, 2018) yang memperlihatkan hasil bahwa ICSR
tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
2. Pengaruh Leverage terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Berdasarkan hasil pengujian data yang telah dilakukan pada
variabel leverage terhadap kinerja keuangan perusahaan didapatkan
koefisien regresi 37.20282 yang memiliki arah positif dengan nilai
probabilitas sebesar 0.0000 < 0.05 yang berarti leverage berpengaruh
positif signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) pada perusahaan.

41
Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 diterima. Semakin tinggi
Leverage, maka akan semakin tinggi Kinerja Keuangan Perusahaan. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Dewi &
Candradewi, 2018) dan (Setiawan & Suwaidi, 2022) yang menemukan
bahwa leverage berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
3. Pengaruh Likuiditas terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Berdasarkan pengujian data yang telah dilakukan pada likuiditas
teradap kinerja keuangan perusahaan, diperoleh nilai koefisien regresi
sebesar -5.206897 yang memiliki arah negatif dengan hasil probability
0.0001 < 0.05 sehingga likuiditas memiliki pengaruh negatif terhadap
kinerja keuangan perusahaan. Dari data penelitian ini terdapat dua
perusahaan yang selama lima periode memiliki current ratio rendah, yakni
dibawah 1, hal tersebut membuat proporsi likuiditas tidak stabil.
Melihat kondisi jumlah aset lancar didapat dengan cara
membandingkan utang jangka pendek, menghasilkan pengaruh yang
negatif dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, meskipun CR
telah menunjukkan tingkat keamanan jangka pendek. Oleh karena itu,
hipotesis 3 ditolak. Dana perusahaan yang menganggur dapat menjadi
risiko terhadap biaya modal sehingga likuiditas akan tinggi memberi efek
sinyal negatif kepada investor. Penelitian ini sejalan dengan (P. D. Lestari,
2021) yang memiliki hasil bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap
kinerja keuagan (ROA) perusahaan.
4. Pengaruh Ukuran Perusahaan yang memoderasi ICSR terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan
Angka koefisien regresi sebesar 9.323622 yang memiliki nilai positif
dengan nilai probabilitas 0.1913 > 0.05. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa variabel ukuran perusahaan tidak mampu mempengaruh ICSR
terhadap kinerja keuangan perusahaan, jadi hipotesis 4 ditolak.
Hasil tersebut didukung oleh peneliti terdahulu yakni Ilmi et al., (2020)
membuktikan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh

42
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Teori sinyal
menjelaskan bahwa pengguna informasi akan mendapatkan sinyal terkait
suatu perusahaan melalui ICSR, termasuk informasi besar atau kecilnya
suatu perusahaan. Hal tersebut tidak dapat memicu investor untuk
menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan ICSR berdasarkan
firm size yang diketahui, sehingga berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
5. Pengaruh Ukuran Perusahaan yang memoderasi Leverage terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan
Berdasarkan hasil uji yang telah dilaksanakan terhadap variabel
ukuran perusahaan yang memoderasi variabel leverage terhadap kinerja
keuangan perusahaan diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -25.06714
yang memiliki arah negatif dengan probabilitas 0.0000 yang mana < 0.05,
sehingga hipotesis 5 diterima, yakni hasil penelitian menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan tidak dapat memoderasi leverage terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Riani et al., (2019)
yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan leverage secara parsial
mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan secara negatif. Semakin besar
ukuran perusahaan maka total ekuitas yang dimiliki semakin kecil, karena
salah satu tolak ukur yang menggambarkan besar kecilnya perusahaan
adalah banyaknya ekuitas yang dimiliki. ekuitas tersebut digunakan
sebagai jaminan untuk mendapat hutang. Semakin besar ekuitas, semakin
kecil kesempatan perusahaan dalam mendapatkan dana dari pihak luar
karena perusahaan tersebut dianggap bernilai tinggi.
6. Pengaruh Ukuran Perusahaan yang memoderasi Likuiditas terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan
Berdasarkan hasil uji yang telah dilaksanakan terhadap variabel
ukuran perusahaan yang memoderasi variabel likuiditas terhadap kinerja
keuangan perusahaan diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.727543
yang memiliki arah positif dengan probabilitas 0.0001 yang mana < 0.05,

43
sehingga hipotesis 5 diterima, yakni hasil penelitian menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan dapat memoderasi likuiditas terhadap kinerja keuangan
perusahaan secara positif.
Hal tersebut dikarenakan bahwa besar atau kecilnya suatu
perusahaan dapat memberikan jaminan bahwa perusahaan akan bisa
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan baik untuk meningkatkan
nilai perusahaan. Ukuran perusahaan digunakan untuk mengakses pasar
modal oleh para investor, karena aksebilitas yang mudah di pasar modal
menjadi cukup fleksibel dan memunculan dana yang lebih besar dapat
diacungi jempol dalam kemampuan tersebut. Namun, kreditur sebelum
memberikan pinjaman pasti melihat kemampuan dari perusahaan dalam
membayar utang. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Siallagan & Ukhriyawati (2014) yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan mampu memoderasi likuiditas terhadap kinerja keuangan
perusahaan.

44
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan menggunakan teori,
kajian, serta tahapan dalam penelitian dapat disimpulkan hasil dari seluruh
pengujian sebagai berikut:

1. ICSR tidak memiliki pengaruh tehadap kinerja keuangan (ROA), dengan


demikian H1 ditolak.
2. Leverage mampu mempengaruhi kinerja keuangan (ROA) secara positif,
dengan demikian H2 diterima.
3. Likuiditas berpengaruh negatif pada kinerja keuangan (ROA), dengan
demikian H3 ditolak.
4. Ukuran perusahaan tidak mampu memoderasi antara ICSR terhadap
kinerja keuangan (ROA), maka H4 ditolak.
5. Ukuran perusahaan dalam pengaruh leverage terhadap kinerja keuangan
(ROA) mampu memoderasinya, sehingga H5 diterima.
6. Ukuran perusahaan dapat moderasi pengaruh likuiditas terhadap kinerja
keuangan (ROA), maka H6 diterima.

B. Saran
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan:

1. Mengembangkan variabel independen di luar penelitian ini, karena masih


banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
2. Menambah jumlah sampel yang lebih banyak dan dapat memperbanyak
pandangan, ilmu, serta relasi dengan memperluas jariangan ke para pelaku
usaha agar yang menjadi objek penelitian lebih banyak.

C. Keterbatasan Penelitian
1. Kurang maksimal dalam menambah penelitian terdahulu mengenai ukuran
perusahaan yang dapat menjadi variabel moderasi antara pengaruh ICSR
terhadap kinerja keuangan. Dikarenakan sumber referensi yang terbatas.

45
2. Adanya perusahaan yang menggunakan mata uang dollar tetapi tidak
mencantumkan kurs jual maupun kurs beli per tahun, karena kurs dollar
tidak menetab setiap tahunnya. Sehingga membingungkan peneliti untuk
menjabarkan laporan keuangan dari dollar ke dalam rupiah.

46

Anda mungkin juga menyukai