Oleh
NADIYA PARAMITA
1451125
DRAFT of THESIS
By
NADIYA PARAMITA
1451125
PENDAHULUAN
sasaran dari kegiatan usaha yang dilakukan. Tujuan ini dapat dibagi menjadi
tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang ingin dicapai oleh pemilik
perusahaan. Sebagai tujuan jangka pendek dari setiap perusahaan, tentu pemilik
yang akan datang, dan tetap dapat menghasilkan keuntungan (profit) yang dalam
berkesinambungan.
berbagai jenis barang dan jasa yang di butuhkan oleh masyarakat. Dengan
realistis dan menantang, membuat detail pelaksanaan program yang baik, dan
secara periodik melakukan evaluasi pencapaian program secara rutin. Hal ini
laporan terhadap semua kegiatan usaha. Catatan, pembukuan, dan laporan dibuat
baik dalam suatu periode tertentu sebagai bagian dari tugas akuntansi dari
perusahaan.
menuntut adanya prosedur akuntansi yang benar maka akan terlihat kondisi
neraca yang dimiliki. pendapatan ynag diterima dan jumlah biaya yang
kemajuan suatu perusahaan yang dilihat dari posisi keuangan perusahaan pada
saat ini. Tujuan dari analisis laporan keuangan yang dilakukan, adalah dapat
sebuah perusahaan.
memperoleh laba, yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi pihak
likuiditas dan laba sebagai dasar untuk membuat perencanaan dan menetapkan
keputusan- keputusan yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan dimasa
mendatang. Di sisi lain, ada pihak ekstern perusahaan seperti bank, kreditur, dan
pendeknya.
penggunaan aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut harus menutup
rasio solvabilitas atau rasio leverage menurut Hery (2015:162) merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan
utang. Dengan demikian, adanya rasio Solvabilitas menggambarkan adanya
rasio hutang yang cukup besar, yang dapat membiayai perusahaan, sekaligus
kepada perusahaan.
Harga Saham. Dari aktivitas pasar modal harga saham merupakan faktor yang
sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi
karena harga saham menunjukan prestasi emiten. Pergerakan harga saham searah
semakin baik maka keuntungan yang dihasilkan dari operasi semakin besar. Oleh
sahamnya. Harga yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan
kurang baik.
perusahaan yang ada dalam LQ 45. LQ 45 adalah indeks pasar saham di Bursa
Efek Indonesia (BEI) yang terdiri dari 45 perusahaan yang memenuhi kriteria
tertinggi dalam 1-2 bulan terakhir, 2) Termasuk dalam top 60 perusahaan dengan
nilai transaksi tertinggi di pasar reguler dalam 12 bulan terakhir, 3) Telah tercatat
keuangan, prospek pertumbuhan dan nilai transaksi yang tinggi (IDX, 2019).
digunakan di Indonesia.
Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk dapat melihat sektor Property
dari perusahaan yang begabung dalam LQ 45. Peneliti tertarik untuk melihat
kinerja sektor properti karena kinerja sepanjang tahun 2017, 2018, dan 2019
pasar properti hingga akhir tahun ini belum banyak berubah dan belum
akan tertekan seiring dengan belum pulihnya minat beli dan investasi properti
para konsumen. Bahkan, Dari sisi kinerja penjualan, perseroan sampai sembilan
bulan 2018 berhasil membukukan nilai marketing sales sebesar Rp1,6 triliun atau
46% dari target tahun ini. Perolehan tersebut lebih rendah 40% dibandingkan
dengan perolehan marketing sales per 30 September 2017 yang mencapai Rp2,7
Bagi peneliti, Peneliti tertarik untuk melihat variabel Rasio likuiditas dan
rasio tersebut dimana suatu posisi likuiditas dan solvabilitasnya tidak memadai
meneliti mengenai rasio likuiditas, karena rasio ini menjadi salah satu indikator
yang sangat penting. Saat Likuiditas rendah, Perusahaan yang tidak memiliki
cukup besar. Karena itu, mengetahui rasio ini secepatnya merupakan salah satu
pengukur untuk menilai apakah modal usaha yang digunakan oleh perusahaan
tersebut produktif atau tidak dan pengukuran ini dinyatakan dengan presentase.
perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnis yang dilakukan
perusahaan. Karena itu, rasio profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari
berbagai kebijakan dan keputusan, rasio ini akan memberikan jawaban akhir
tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba
yang penting.
likuiditas jangka panjang perusahaan dan dengan demikian berfokus pada sisi
kanan neraca. Dengan demikian, bagi investor, hal ini dapat menggambarkan
penting.
Selain itu, Rasio Ukuran perusahaan menjadi salah satu komponen yang
penting. Nilai perusahaan akan meningkat apabila harga saham meningkat yang
saham. Ukuran perusahaan diukur dengan total asset perusahaan yang diperoleh
melalui suatu undikator yang di gambarkan tingkat rasio untuk melakukan suatu
memengaruhi nilai perusahaan. Ukuran perusahaan dapat terlihat dari total aset
yang dimiliki oleh satu perusahaan. Ukuran perusahaan yang besar mencerminkan
yang baik sehingga meningkatkan nilai dari suatu perusahaan. Nilai perusahaan
yang meningkat dapat ditandai dengan total aktiva perusahaan yang mengalami
Farmasi Di BEI" yang dilakukan Achmad Syaiful Susanto (2016), dapat ditarik
terhadap harga pasar saham. Uji ANOVA menunjukan signifikansi penelitian <
0,05 (0,002 < 0,05), sehingga menunjukan adanya pengaruh likuiditas (CR),
BEI, yang dilakukan oleh I G N Sudangga Adipalguna dan Anak Agung Gede
DER, dan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, TATO dan
1.2.Identifikasi Masalah
tantangan, adanya kesangsian ataupun kebingungan kita terhadap suatu hal atau
adanya celah (gap) baik antar kegiatan atau antar fenomena, baik yang telah ada
telah peneliti ungkapkan dalam penelitian sebelumnya, maka dapat tertarik untuk
1.3.Rumusan Masalah
Saham LQ45 Sektor Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia dari
Saham LQ45 Sektor Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia dari
Terhadap Harga Saham Pada Saham LQ45 Sektor Properti Yang Terdaftar
1.4.Tujuan Penelitian
Saham Pada Saham LQ45 Sektor Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2017 sampai dengan 2019.
Saham Pada Saham LQ45 Sektor Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia dari 2017 sampai dengan 2019.
1.5.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-
Saham, hubungan antara keduanya dan juga dampak rasio likuiditas dan
2.1.Tinjauan Teori
agar dapat menjaga stabilitas dan tingkat harga sahamnya di pasar. Untuk itu,
manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai
bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiyaan
baik dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.
yaitu :
kembali ke perusahaan.
kebijakan dividen).
pelaporan yang tediri dari neraca dan perhitungan laba rugi serta laporan
diibaratkan sebuah peta yang berguna bagi pihak-pihak yang sedang melakukan
perjalanan. Dengan melihat pada peta yang ada, maka pihak yang sedang
melakukan perjalanan tersebut dapat mencapai tujuan akhir dengan cara yang
tepat dan tidak tersesat ditengah perjalanan. Pengguna dari laporan keuangan
suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu
entitas.”
suatu perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan tersebut berguna bagi
keputusan.
Kasmir (2016: 11) tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan,
yaitu:
periode,
Menurut Kasmir (2016: 28), secara umum ada lima macam jenis laporan
Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-
Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis
modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudiaan, laporan ini juga
modal diperusahaan.
signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan
(trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan
memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan
yang berkepentingan.
satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan.
Menurut Munawir (2010: 37) analisa rasio keuangan adalah suatu metode
analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau
laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos
menggambarkan hubungan dua data keuangan atau lebih antara yang satu dengan
keuangan suatu perusahaan baik pada saat sekarang maupun masa datang.
measures),
measures),
Sementara menurut Munawir (2010: 238) ada empat kelompok rasio keuangan
yaitu:
untuk memperoleh laba dari berbagai kebijakan dan keputusan yang telah
diambil.
neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total passiva lancar (utang jangka
pendek)”.
Adanya likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan oleh besar kecilnya aset lancar,
yaitu aset yang mudah untuk diubah menjadi kas, surat berharga, piutang,
persediaan. Tingkat likuiditas yang tinggi pada sebuah perusahaan menunjukkan
tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan baik. Tujuan dan
manfaat yang dapat dipetik dari hasil rasio likuiditas menurut Kasmir (2013:131) :
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk
kewajiban yang berumur satu tahun atau sama dengan satu tahun,
Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi sediaan dan utang yang dianggap
5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar
utang.
Menurut Kasmir (2013:134) jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan
Rasio ini dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar.
Aset lancar meliputi kas, efek yang dapat diperdagangkan, piutang usaha,
current ratio akan turun, dan ini merupakan pertanda adanya masalah.
Rasio ini seperti current ratio tetapi kurang diperhitungkan karena kurang
(inventory)”.
Menurut I Made Sudana (2011:21) cash ratio adalah “kemampuan kas dan
digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk
tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti giro atau
kas (cash turn over) bermanfaat untuk mengukur tingkat kecukupan modal
penjualan”.
perusahaan adalah Current Ratio (CR). Rasio ini dihitung dengan cara membagi
aset lancar dengan kewajiban lancar. semakin tinggi current ratio maka laba bersih
yang dihasilkan perusahaan semakin rendah, karena current ratio yang tinggi
menunjukan adanya kelebihan aktiva lancar yang tidak baik terhadap profitabilitas
perusahaan (Kasmir, 2013).
perusahaan dilikuidasi.
rasio solvabilitas yaitu rasio yang mengukur perbandingan dana yang disediakan
oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut.
Menurut Kasmir (2013:113), “rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sampai sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.” Menurut
dilikuidasi.Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang
jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total
utangnya lebih besar dibandingkan total asetnya. Rasio ini mengukur likuiditas
jangka panjang perusahaan dan dengan demikian memfokuskan pada sisi kanan
neraca.
Terdapat beberapa macam rasio yang dapat dihitung antara lain Debt to Assets
Ratio (debt ratio), Long Term Debt to Equity Ratio (LTDER), Times Interest
Earned Ratio (TIE), dan Debt to Equity Ratio (DER). Dari rasio-rasio berikut,
rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio
utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik”.
Debt Ratio (DR) merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur
diperoleh dari perbandingan total utang dibagi dengan total aset”. Selain
itu menurut Kasmir (2013:156). Debt Ratio (DR) merupakan rasio utang
pengelolaan aktiva.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis DER untuk menemukan nilai
Solvabilitas. Analisis ini menunjukkan bahwa semakin besar rasio ini, akan
semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung
justru semakin besar rasio akan semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang
rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin
besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan
Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang paling diminati investor
sebagai tanda penyetaan modal seorang atau sepihak (badan usaha) dalam suatu
pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset
perusahaan, dan berhak hadir dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
dari individu atau institusi dalam suatu perusahaan. Sedangkan menurut istilah
umumnya, saham merupakan bukti penyertaan modal dalam suatu kepemilikan
saham perusahaan”.
“Saham adalah secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal yaitu pihak yang
memiliki kertas tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan
“Saham merupakan salah satu instrument pasar modal yang paling banyak
menarik. Saham adalah kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama
perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang telah dijelaskan kepada
setiap pemegangnya”.
“Saham (stock) merupakan tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas
yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang
Harga saham adalah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti penyertaan
atau pemilikan suatu perusahaan. Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan
saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan ataupun
penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan (demand) dan
penawaran (supply) atas saham tersebut.1 Supply dan demand tersebut terjadi karena
adanya banyak faktor, baik faktor yang sifatnya spesifik atas saham tersebut seperti
kinerja perusahaan serta industri di mana perusahaan tersebut bergerak, maupun faktor
yang sifatnya makro seperti kondisi ekonomi negara, kondisi sosial dan politik, maupun
Menurut Jogiyanto (2008:167) pengertian dari harga saham adalah “Harga suatu
saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku
pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangutan di
pasar modal”.
Menurut Brigham dan Houston (2010:7) harga saham adalah “Harga saham
saham pada satu waktu tertentu akan bergantung pada arus kas yang diharapkan
diterima di masa depan oleh investor “rata-rata” jika investor membeli saham”.
Berdasarkan pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa harga
saham adalah harga yang terbentuk sesuai permitaan dan penawaran dipasar jual
berikut:
1. Harga Nominal
Harga yang tecantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten
2. Harga Perdana
Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat dibursa
efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin
harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk
3. Harga Pasar
Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada
investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu
dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatat
dibursa. Transaksi di sini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi
harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah
4. Harga pembukaan
Harga pembukuan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli
pada saat jam bursa dibuka. Bisa saja terjadi pada saat dimulainya hari
nursa itu sudah terjadi transaksi atas suatu saham, dan harga sesuai dengan
yang diminta oleh penjual dan pembeli. Dalam keadaan demikian, harga
pembukuan bisa menjadi harga pasar, begitu juga sebaliknya harga pasar
mungkin juga akan menjadi harga pembukaan. Namun tidak selalu terjadi.
5. Harga Penutupan
Harga penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli
pada saat akhir hari bursa. Pada keadaan demikian, bisa saja terjadi pada
saat akhir hari bursa tiba-tiba terjadi transaksi atas suatu saham, karena ada
kesepakatan antar penjual dan pembeli. Kalau ini yang terjadi maka harga
penutupan itu telah menjadi harga pasar. Namun demikian, harga ini tetap
6. Harga Tertinggi
Harga tertinggi suatu saham adalah harga yang paling tinggi yang terjadi
pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi transaksi atas suatu saham lebih
7. Harga Terendah
Harga terendah suatu saham adalah harga yang paling rendah yang terjadi
pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi apabila terjadi transaksi atas suatu
saham lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama. Dengan kata lain,
8. Harga Rata-Rata
Saham
domestik, yang diwakili oleh tingkat inflasi, suku bunga SBI, dan nilai
suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun, ceteris paribus, dan
adalah perubahan suku bunga, kurs valuta, inflasi, regulasi dan deregulasi
ekonomi yang di keluarkan oleh pemerintah, berbagai isu baik dari dalam
negeri atau luar negeri, serta gejolak politik dalam negeri. Faktor internal
laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per
share (EPS) dan dividen per share (DPS), price earning ratio, net profit
hubungan yang negatif dengan harga sekuritas, apabila suku bunga naik
maka harga sekuritas akan turun. Faktor selain tingkat suku bunga yaitu
2.2.Pengembangan Hipotesis
dalam memenuhi liabilitasnya yang jatuh tempo. Tingkat likuiditas ini selalu
jatuh tempo.
perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendek yang berupa hutang–
hutang jangka pendek. Menurut Irham Fahmi (2012:121), rasio likuiditas yaitu: “…
waktu. Sedangkan menurut Kasmir (2012:75), rasio likuiditas adalah: “...rasio yang
Dengan kata lain, rasio likuiditas befungsi untuk menunjukan atau mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang segera jatuh tempo”
tersebut likuid, dan sebaliknya apabila suatu perusahaan tidak mempunyai alat-alat
likuid yang cukup untuk memenuhi segala kewajiban financialnya yang segera harus
Rasio likuiditas ini sangat penting bilamana investor ingin mengetahui tingkat likuid
perusahaan dalam penyediaan kas perusahaan, karena rasio ini merupakan ukuran
Current Ratio merupakan salah satu ukuran likuiditas yang bertujuan untuk mengukur
“Current Ratio yang rendah akan berakibat pada menurunnya harga pasar saham
perusahaan bersangkutan, namun Current Ratio terlalu tinggi belum tentu baik karena
pada kondisi tertentu hal tersebut menunjukkan banyak dana perusahaan yang
laba perusahaan. Jika sebuah perusahaan mampu memenuhi kewajiban dengan tepat
waktu atau pada saat jatuh tempo, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan
memperoleh laba atau tidak mengalami kerugian, yang menimbulkan persepsi bagi
masyarakat atau investor. Jika perusahaan memperoleh laba atau tidak mengalami
kerugian, maka investor akan menerima return dari perusahaan, sehingga investor
lebih tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Dengan adanya
ketertarikan dalam berinvestasi, maka penawaran dan permintaan saham pun akan
H1: Terdapat pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Saham
solvabilitas atau Leverage Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauhmana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban
menurut Hanafi dan Abdul Halim (2009:79), “rasio solvabilitas yaitu rasio untuk
ratio. Alasan penulis menggunakan debt to equity ratio karena kebijakan dividen
pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar.” Nilai DER yang tinggi
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal ini akan mengurangi hak pemegang
keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah utang
H2: Terdapat pengaruh Rasio Solvabilitas Terhadap Harga Saham Pada Saham
Kekuatan pasar dapat menjadi tombak dalam penentuan nilai perusahaan, jika
pasar menilai bahwa perusahaan penerbit saham dalam kondisi baik maka biasanya
harga saham akan naik. Menurut HH.M Jogiyanto (2000:8) adalah: “harga saham
yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan
modal.” Menurut Agus Sartono (2001:9), “harga saham terbentuk di pasar modal dan
ditentukan oleh beberapa faktor seperti laba per lembar saham, rasio laba terhadap
harga per lembar saham, tingkat bunga bebas resiko yang diukur dari tingkat bunga
Farmasi Di BEI" yang dilakukan Achmad Syaiful Susanto (2016), dapat ditarik
terhadap harga pasar saham. Uji ANOVA menunjukan signifikansi penelitian <
0,05 (0,002 < 0,05), sehingga menunjukan adanya pengaruh likuiditas (CR),
BEI, yang dilakukan oleh I G N Sudangga Adipalguna dan Anak Agung Gede
DER, dan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, TATO dan
H3: Terdapat pengaruh Rasio Likuiditas dan Rasio Solvabilitas Terhadap Harga
Saham Pada Saham LQ45 Sektor Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia
BAB III
METODE PENELITIAN
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Analisis ini dilakukan
Yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sub
kriteria sesuai dengan yang telah penulis tentukan, oleh karena itu penulis
pertimbangan atau kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel-sampel yang
tertentu”
sebagai berikut:
3.3.Operasionalisasi Variabel
Sugiyono (2014:38) mendefinisikan variabel sebagai “atribut atau sifat dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari atau ditarik kesimpulannya.”. Ada dua bentu variabel
(terikat).” Variabel yang digunakan adalah variabel Rasio Likuiditas dan Rasio
Solvabilitas
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel lain. Menurut Sugiyono
membandingkan
kewajiban-
kewajibannya apabila
perusahaan dilikuidasi
kepastian operasi
perusahaan”.
penulis untuk mendapatkan data sekunder dalam penelitian ini adalah kepustakaan
(library research), dalam penelitian ini, data yang digunakan merupakan data-data
Pengujian ini dilakukan untuk menguji kualitas data sehingga data diketahui
● Jika nilai sig < 0.05, maka nilai data tidak normal
lainnya. Gejala varian yang tidak sama ini disebut heteroskedastisitas, sedangkan
adanya gejala residual yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan lain
● Jika pola tertentu seperti titik-titik yang dan membentuk suatu pola yang
Heteroskedastisitas.
● Jika tidak ada yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah
Gejala varian yang tidak sama ini disebut heteroskedastisitas, sedangkan adanya
gejala residual yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan lain disebut dengan
ditemukan adanya korelasi (hubungan yang kuat) antar variabel bebas atau
value > 0.1 atau nilai variance inflation factor (VIF kurang dari 10). Jika nilai VIF
yang diperoleh lebih kecil dari angka 10 maka tidak terjadi gejala
multikolinearitas, tetapi jika nilai VIF lebih dari angka 10 maka terjadi masalah
multikolinearitas.
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan periode
t‐1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi. Untuk mendeteksi
autokorelasi, dapat dilakukan uji statistik melalui uji Durbin‐Watson (DW test)
(Ghozali, 2001). Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah
sebagai berikut:
1. Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4–
2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl)
3. Bila nilai DW lebih besar dari (4‐dl) maka koefisien autokorelasi < 0,
4. Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak antara (4‐du) dan
pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi peran secara parsial antara
Uji F adalah pengujian terhadap koefisien regresi secara simultan. Pengujian ini
F dalam penelitian ini digunakan untuk menguji signifikasi pengaruh yang diteliti.
tingkat resiko atau signifikan level 5% atau dengan degree freedom = k (n-k-1)
Y=a+b1x1+b2x2+e
Keterangan :
ketepatan antara nilai dugaan atau garis regresi dengan data sampel. Apabila nilai
Kd = r2 x100%
Dimana :
Kd = Koefisien determinasi
r2 = Koefisien korelasi
Dalam penelitian ini, peneliti telah mengumpulkan dan mengolah data perusahaan, yaitu
perusahaan yang berada dalam subsektor Properti di LQ 45, dan mengumpulkan Laporan
Keuangan yang ada dari tahun 2014-2018, untuk dapat menjelaskan mentenai hasil
penelitian yang dilakukan. Dalam bagian selanjutnya, peneliti akan membahas mengenai
hasil penelitan lebih lanjut, yang menggambarkan hasil penelitian ini. Untuk itu, peneliti
telah mengumpulkan data sejumlah 6 perusahaan yang sesuai dengan kriteria, yaitu:
Descriptive Statistics
N Minimu Maximu Mean Std.
m m Deviation
Rasio Likuiditas (CR) 30 1.00 4.15 1.7674 .75535
Rasio Solvabilitas (DER) 30 .58 5.25 1.7549 1.12265
1802.866
Harga Saham 30 496.00 3900.00 914.70118
7
Valid N (listwise) 30
Berdasarkan data di atas, penel;iti mendapatkan hasil yaitu:
- Didapat Rasio Likuiditas yang dihitung dengan Rasio Current Ratio (CR),
dengan nilai minimum sejumlah 1.00, dan maksimum sejumlah 4.15.
Didapat nilai rata-rata peruahaan sebesar 1.76, dan nilai Standar Deviasi
sejumlah 0.755. Karena nilai standar deviasi lebih rendah dari nilai rata-
rata, maka dat adapat dianggap memiliki kecenderungan normal.
- Didapat Rasio Solvabilitas yang dihitung dengan Rasio Debt to Equity
Ratio (DER), dengan nilai minimum sejumlah 0.580, dan maksimum
sejumlah 5.25. Didapat nilai rata-rata peruahaan sebesar 1.754, dan nilai
Standar Deviasi sejumlah 1.12. Karena nilai standar deviasi lebih rendah
dari nilai rata-rata, maka dat adapat dianggap memiliki kecenderungan
normal.
- Didapat harga saham dengan nilai paling rendah sebesar 496, dan nilai
paling tinggi sebesar 3900. Didapat nilai rata-rata sebesar 1802 dan
standar deviasi sebesar 914.701. Karena nilai standar deviasi lebih rendah
dari nilai rata-rata, maka dat adapat dianggap memiliki kecenderungan
normal.
Pengujian ini dilakukan untuk menguji kualitas data sehingga data diketahui
demikian, nilai sig >. 0.05, maka nilai data normal. Hal ini berarti bahwa data
yang ada memiliki kecenderungan untuk membentuk Distribusi Normal. Hal ini
lainnya. Gejala varian yang tidak sama ini disebut heteroskedastisitas, sedangkan
adanya gejala residual yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan lain
● Jika pola tertentu seperti titik-titik yang dan membentuk suatu pola yang
Heteroskedastisitas.
● Jika tidak ada yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah
serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka nol pada sumbu y maka tidak terjadi
gejala Heteroskedadistitas.
Gejala varian yang tidak sama ini disebut heteroskedastisitas, sedangkan adanya
gejala residual yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan lain disebut dengan
value > 0.1 atau nilai variance inflation factor (VIF kurang dari 10). Jika nilai VIF
yang diperoleh lebih kecil dari angka 10 maka tidak terjadi gejala
multikolinearitas, tetapi jika nilai VIF lebih dari angka 10 maka terjadi masalah
multikolinearitas.
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardiz t Sig. Collinearity
Coefficients ed Statistics
Coefficient
s
B Std. Beta Tolera VIF
Error nce
56.95 544.0 .10 .91
(Constant)
0 70 5 7
Rasio Likuiditas 334.5 202.4 1.6 .11 1.4
.276 .689
1 (CR) 35 26 53 0 50
Rasio
657.9 136.1 4.8 .00 1.4
Solvabilitas .808 .689
66 98 31 0 50
(DER)
a. Dependent Variable: Harga Saham
Berdasarkan tabel di atas, didapat nilai VIF untuk variabel Rasio Likuiditas (CR)
sebesar 1.450 dan nilai VIF untuk variabe Rasio Solvabilitas (DER) sebesar
1.450. dengan demikian, nilai VIF yang diperoleh lebih kecil dari angka 10 maka
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan periode
t‐1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi. Untuk mendeteksi
autokorelasi, dapat dilakukan uji statistik melalui uji Durbin‐Watson (DW test)
sebagai berikut:
1. Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4–
2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl)
3. Bila nilai DW lebih besar dari (4‐dl) maka koefisien autokorelasi < 0,
4. Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak antara (4‐du) dan
Dengan mengacu pada tabel Durbin Watson, untuk df1=30, dan df2=2, maka
Model Summaryb
Mod R R Adjusted R Std. Error of Durbin-
el Square Square the Estimate Watson
1 .693a .480 .441 683.71157 1.936
a. Predictors: (Constant), Rasio Solvabilitas (DER), Rasio Likuiditas (CR)
b. Dependent Variable: Harga Saham
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan nilai Durbin Watson sejumlah 1.936, yang
berarti bahwa nilai ini berada dalam rentang dU – (4-dU), yaitu dari 1.5666
sampai 2.4334. Dengan demikian, nilai Durbin Watson dari hasil perhitungan
berada di dalam rentang ini, yang berarti bahwa tidak ada autokorelasi, baik
pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi peran secara parsial antara
Hipotesis yang diuji dengan Uji Regresi Linier Sederhana adalah sebagai berikut:
Indonesia
Indonesia
Berdasarkan nilai df1 = 30 – (2-1), didapat nilai t tabel dengan nilai signifikansi
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 56.950 544.070 .105 .917
1 Rasio Likuiditas (CR) 334.535 202.426 .276 1.653 .110
Rasio Solvabilitas (DER) 657.966 136.198 .808 4.831 .000
a. Dependent Variable: Harga Saham
nilai t hitung sebesar 1.653, yang berarti lebih kecil dari t tabel sebesar
2.045. didapat nilai signifikansi sebesar 0.110, lebih besar dari nilai 0.05.
Dengan demikian, Terima H01 dan tolak H1, yang berarti bahwa Tidak teridapat
pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Saham LQ45 Sektor
nilai t hitung sebesar 4.831 yang berarti lebih besar dari t tabel sebesar
2.045. didapat nilai signifikansi sebesar 0.000, lebih kecil dari nilai 0.05.
Dengan demikian, tolak H02 dan terima H2, yang berarti Terdapat pengaruh
merupakan pengaruh positif, dimana semakin tinggi nilai DER, maka akan
Disebut juga Uji F. hasil perhitungan ini dibandingkan dengan yang diperoleh
dengan menggunakan tingkat resiko atau signifikan level 5% atau dengan degree
Hipotesis yang diuji dengan Regresi Linier Berganda adalah sebagai berikut:
Terhadap Harga Saham Pada Saham LQ45 Sektor Properti Yang Terdaftar
Harga Saham Pada Saham LQ45 Sektor Properti Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia
ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
1 11642208.78
Regression 2 5821104.393 12.453 .000b
6
Residual 12621460.68 27 467461.507
1
24263669.46
Total 29
7
a. Dependent Variable: Harga Saham
b. Predictors: (Constant), Rasio Solvabilitas (DER), Rasio Likuiditas (CR)
Untuk pengaruh Rasio Likuiditas (CR) dan Rasio Solvabilitas (DER) secara
simultan terhadap Harga Saham, didapat nilai F hitung sebesar 12.453, yang
berarti lebih besar dari F tabel sebesar 3.33 (df1=30-(2-1) dan df2=2). didapat
nilai signifikansi sebesar 0.000, lebih kecil dari nilai 0.05. Dengan demikian, tolak
H03 dan terima H3, yang berarti bahwa teridapat pengaruh Rasio Likuiditas dan Rasio
Solvabilitas Terhadap Harga Saham Pada Saham LQ45 Sektor Properti Yang Terdaftar
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 56.950 544.070 .105 .917
1 Rasio Likuiditas (CR) 334.535 202.426 .276 1.653 .110
Rasio Solvabilitas (DER) 657.966 136.198 .808 4.831 .000
a. Dependent Variable: Harga Saham
Y=a+b1x1+b2x2+e
Keterangan :
- Jika nilai lain adalah nol atau konstan, maka nilai harga saham adalahs
sebesar 56.950.
- JIka terjadi peningkatan 1 (satu) nilai dari Rasio Likuiditas (CR) maka
- JIka terjadi peningkatan 1 (satu) nilai dari rasio Solvabilitas, maka akan
ketepatan antara nilai dugaan atau garis regresi dengan data sampel. Apabila nilai
Model Summaryb
Mod R R Adjusted R Std. Error of
el Square Square the Estimate
1 .693a .480 .441 683.71157
a. Predictors: (Constant), Rasio Solvabilitas (DER), Rasio Likuiditas
(CR)
b. Dependent Variable: Harga Saham
Kd = r2 x100%
KD = 0.480 x 100%
KD = 48.0%
Dengan demikian, pengaruh secara bersama-sama dari Rasio Likuiditas (CR) dan
Rasio Solvabilitas (DER) adalah sebesar 48.0%, sementara sebesar 52% lainnya
merupakan pengaruh dari berbagai varaibel lain yang tidak diukur dalam
perhitungan.
4.2. Pembahasan
neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total passiva lancar (utang jangka
pendek)”.
Dalam penelitian ini, Rasio Likuiditas diukur dengan Rasio lancar (Current
Ratio), dimana Rasio ini dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban
lancar. Aset lancar meliputi kas, efek yang dapat diperdagangkan, piutang usaha,
mulai lambat dalam membayar tagihan (utang usaha), tagihan bank, dan
lancar tinggi dibandingkan dengan aset lancar, maka current ratio akan turun, dan
Berdasarkan hasil penelitian, Untuk pengaruh Rasio Likuiditas (CR) terhadap Harga
Saham yang diuji dengan Hipotesis 1, didapat nilai t hitung sebesar 1.653, yang
berarti lebih kecil dari t tabel sebesar 2.045. didapat nilai signifikansi sebesar
0.110, lebih besar dari nilai 0.05. Dengan demikian, Terima H01 dan tolak H1, yang
berarti bahwa Tidak teridapat pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada
pengujian hipotesis menunjukkan secara parsial CR, DER, dan ROA tidak
positif signifikan terhadap harga saham. Hal ini terjadi karena perusahaan
property memiliki Aset yang sebagian besar berbentuk piutang, sehingga adanya
rasio lancar tidak dapat menjelaskan terjadinya peningkatan dari harga saham.
Selain itu, adanya Aset perusahaan yang sebagian besar merupakan Asset tetap
(berupa gedung, bangunan, dan proyek) yang berkontribusi banyak terhadap aset
tetap tidak terukur dengan rasio Current Ratio yang lebih banyak mengukur aset
rasio solvabilitas yaitu rasio yang mengukur perbandingan dana yang disediakan
oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut.
Menurut Kasmir (2013:113), “rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sampai sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.” . Dalam
penelitian ini, Rasio solvabiltas diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER),
dimana Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham
“Debt to equity ratio merupakan rasio yang menggambarkan sampai sejauh mana
modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio
terhadap Harga Saham yang diuji dengan HIpotesis 2, didapat nilai t hitung
sebesar 4.831 yang berarti lebih besar dari t tabel sebesar 2.045. didapat nilai
signifikansi sebesar 0.000, lebih kecil dari nilai 0.05. Dengan demikian, tolak
H02 dan terima H2, yang berarti Terdapat pengaruh Rasio Solvabilitas Terhadap
Harga Saham Pada Saham LQ45 Sektor Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek
menunjukan signifikansi penelitian < 0,05 (0,002 < 0,05), sehingga menunjukan
ukuran perusahaan (Total aktiva) secara serentak terhadap harga saham. Adanya
nilai hutang yang besar yang digunakan untuk pembiayaan proyek pada
nilai kredit yang besar yang tergambar dari rasio Solvabilitas (DER) dapat
Kekuatan pasar dapat menjadi tombak dalam penentuan nilai perusahaan, jika
pasar menilai bahwa perusahaan penerbit saham dalam kondisi baik maka biasanya
harga saham akan naik. Menurut HH.M Jogiyanto (2000:8) adalah: “harga saham
yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan
modal.” Menurut Agus Sartono (2001:9), “harga saham terbentuk di pasar modal dan
ditentukan oleh beberapa faktor seperti laba per lembar saham, rasio laba terhadap
harga per lembar saham, tingkat bunga bebas resiko yang diukur dari tingkat bunga
Untuk Uji Hipotesis 3, Untuk pengaruh Rasio Likuiditas (CR) dan Rasio
Solvabilitas (DER) secara simultan terhadap Harga Saham, didapat nilai F hitung
sebesar 12.453, yang berarti lebih besar dari F tabel sebesar 3.33 (df1=30-(2-1)
dan df2=2). didapat nilai signifikansi sebesar 0.000, lebih kecil dari nilai 0.05.
Dengan demikian, tolak H03 dan terima H3, yang berarti bahwa teridapat pengaruh Rasio
Likuiditas dan Rasio Solvabilitas Terhadap Harga Saham Pada Saham LQ45 Sektor
Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Didapat bahwa pengaruh secara
bersama-sama dari Rasio Likuiditas (CR) dan Rasio Solvabilitas (DER) adalah
sebesar 48.0%
dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham. Uji
ANOVA menunjukan signifikansi penelitian < 0,05 (0,002 < 0,05), sehingga
(DER), dan ukuran perusahaan (Total aktiva) secara serentak terhadap harga
saham.
BAB V
5.1. Kesimpulan
1. Untuk pengaruh Rasio Likuiditas (CR) terhadap Harga Saham yang diuji
dengan Hipotesis 1, didapat nilai t hitung sebesar 1.653, yang berarti lebih
kecil dari t tabel sebesar 2.045. didapat nilai signifikansi sebesar 0.110,
lebih besar dari nilai 0.05. Dengan demikian, Terima H01 dan tolak H1, yang
berarti bahwa Tidak teridapat pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Harga Saham
Pada Saham LQ45 Sektor Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
diuji dengan HIpotesis 2, didapat nilai t hitung sebesar 4.831 yang berarti
lebih besar dari t tabel sebesar 2.045. didapat nilai signifikansi sebesar
0.000, lebih kecil dari nilai 0.05. Dengan demikian, tolak H02 dan terima H2,
semakin tinggi nilai DER, maka akan semakin besar harga saham.
3. Untuk Uji Hipotesis 3, Untuk pengaruh Rasio Likuiditas (CR) dan Rasio
hitung sebesar 12.453, yang berarti lebih besar dari F tabel sebesar 3.33
kecil dari nilai 0.05. Dengan demikian, tolak H03 dan terima H3, yang berarti
bahwa teridapat pengaruh Rasio Likuiditas dan Rasio Solvabilitas Terhadap
Harga Saham Pada Saham LQ45 Sektor Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek
5.2. Saran
variabel pada sub sektor usaha yang lain, sehingga kecenderungan dapat
Current Ratio, tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham pada Saham
LQ45 Sektor Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Dengan
selain Current ratio, karena perusahaan properti memiliki lebih banyak aset dalam
LQ45 Sektor Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian
investor dapat menggunakan indikator ini dalam meramalkan harga saham sektor
sama memiliki pengaruh terhadap harga saham pada Saham LQ45 Sektor
Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Untuk itu, para investor dapat