Anda di halaman 1dari 26

MODUL PERKULIAHAN

Mikroekonomi I

Modul Standar untuk digunakan


dalam Perkuliahan di
Universitas Mercu Buana

Fakultas Ekonomi Program Studi


Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
dan Bisnis Manajemen

15
MK10230 Triwahyono SE.MM

Abstract Kompetensi
Petunjuk Penggunaan Template Dosen Pengampu dapat menerapkan
Modul Standar untuk digunakan dan menggunakan template modul
dalam modul perkuliahan standar untuk modul-modul yang akan
Universitas Mercu Buana dipergunakannya
VALUTA ASING (VALAS)

A. Pendahuluan :

Globalisasi ekonomi telah menyebabkan setiap Negara, baik secara langsung


maupun tidak langsung harus melakukan hubungan ekonomi dan keuangan
internasional dengan negara lain. Sehubungan dengan hal itu, maka nilai tukar mata
uang asing (valas) menjadi penting untuk dipelajari. Nilai tukar valas tidak saja
memperlihatkan posisi perdagangan (ekspor-impor) suatu negara, tetapi juga
memperlihatkan posisi tawar secara ekonomi negara tersebut terhadap negara lain.

1. Pengertian Valuta Asing (Valas)

Valas diartikan sebagai mata uang asing atau alat pembayaran lainnya yang
dipergunakan dalam pembayaran transaksi ekonomi dan keuangan internasional
suatu negara, dan biasanya mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral.

Valas dapat dibedakan menjadi :

 Hard Currency : valas yang lazim digunakan dalam pembayaran transaksi


ekonomi dan keuangan internasional, karena nilainya yang relatif stabil dan
cenderung terapresiasi (menguat) terhadap valas lainnya. Umumnya merupakan
mata uang dari negara-negara industri maju, seperti : USD, JPY, EURO, GBP,
CAD, AUD, dan lain-lain.

 Soft Currency : valas yang tidak lazim digunakan dalam pembayaran transaksi
ekonomi dan keuangan internasional, karena nilainya yang tidak stabil dan
cenderung terdepresiasi (melemah) terhadap valas lainnya. Umumnya merupakan
mata uang dari negara-negara berkembang, seperti : IDR, Rupe India, Peso
Phillipine, Bath Tahiland dan sebagainya.

2. Cadangan Devisa (Forex Reserve)

Yaitu seluruh cadangan devisa yang dimiliki oleh suatu negara. Cadangan devisa ini
dapat dibedakan menjadi :

 Cadangan Devisa Resmi (Official Forex Reserve) : yaitu seluruh cadangan


devisa yang dimiliki oleh pemerintah dan dikelola oleh Bank Sentral.

‘16 Pengantar Ekonomi Makro


2 Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Cadangan Devisa Nasional (National Forex Reserve) : yaitu seluruh cadangan
devisa yang dimiliki oleh perorangan, lembaga-lembaga, perusahaan, dan
terutama bank yang secara moneter merupakan kekayaan nasional.

B. Bursa Valas

Bursa valas diartikan sebagai suatu tempat atau sistem dimana perorangan,
perusahaan,dan terutama bank dapat melakukan transaksi keuangan internasionalnya
dengan cara membeli (Demand) atau menjual (Supply) atas suatu valas tertentu.

1. Tiga Prinsip Pokok Dalam Bursa Valas.

a. Pengertian kurs jual atau kurs beli selalu dilihat dari sisi bank atau money
changer.

b. Kurs jual (selling rate/ asking rate) selalu lebih besar dari kurs beli (buying rate/
bid rate) dan kurs beli selalu lebih rendah dari kurs jual. Hal ini agar bank atau
pedagang valas memperoleh keuntungan dalam bentuk selisih kurs jual dan kurs
beli (spread).

c. Kurs jual/beli suatu valas sama dengan kurs beli/jual valas lawannya.

2. Fungsi-fungsi Bursa Valas.

a. Melancarkan transaksi ekonomi dan keuangan internasinal.

b. Memeberikan fasilitas kredit jangka pendek dalam perdagangan internasional


(fasilitas Letter of Credit L/C).

c. Memberikan fasilitas Hedging yaitu tindakan perlindungan yang dilakukan


pengusaha atas transaksi ekonomi dan keuangan internasionalnya (open
position) dari kemungkinan risiko kerugian akibat fluktuasi kurs valas.

3. Mekanisme Bursa Valas.

Mekanisme bursa valas memperlihatkan proses permintaan valas baik untuk tujuan
membiayai impor ataupun membayar kewajiban hutang luar negeri yang jatuh tempo
serta transfer dana ke luar negeri, dan penawaran valas yang bersumber dari hasil
ekspor, PMA, serta pinjaman luar negeri. Secara skematis dapat diperlihatkan
sebagai berikut :

‘16 Pengantar Ekonomi Makro


3 Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 9.1 Mekanisme Bursa Valas

Pembayaran impor senilai $ 1 juta


Tn. Ali (INA) Mr. Blake (USA)
Ekspor mesin senilai $ 1 juta
Rp $ Rp
Bank BNI Bank Sentral JPY Bank BCA
$ Rp
(BI)
JPY Rp
Ekspor garment senilai JPY 1 juta
Nikita (JPN) Tn. Amat (INA)
Pembayaran impor senilai JPY 1 juta

4. Cara Penulisan Kurs (Forex Quotation)

a.Direct Quotation : adalah sistem yang menyatakan nilai mata uang suatu negara
(domestic currency) yang diperlukan atau diperoleh untuk satu unit valas (foreign
currency). Penulisannya dilakukan dengan menempatkan nilai domestic
currency di depan dan unit foreign currency di belakang, contoh :

Di Indonesia ditulis dengan Rp. 10.000,-/ USD 1,-

Di AS ditulis dengan USD 0,0001/ Rp. 1,-

b. Indirect Quotation : adalah sistem yang menyatakan nilai valas (foreign currency)
yang diperlukan atau diperoleh untuk satu unit domestic currency. Penulisannya
dilakukan dengan menempatkan nilai foreign currency di depan dan unit
domestic currency di belakang, contoh :

Di Indonesia ditulis dengan USD 0,0001/ Rp. 1,-

Di AS ditulis dengan Rp. 10.000,-/ USD 1,-

‘16 Pengantar Ekonomi Makro


4 Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
C. Sistem Moneter Internasional

1. Sistem Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate System).

Perkembangan sistem moneter internasional dimulai dengan


penyelenggaraan International Monetary and Financial Conference dari tanggal 11
hingga 22 Juli 1944 di Bretton Woods, New Hampshire – USA yang menghasilkan
Articles of Agreement tentang pendirian IMF dan World Bank (IBRD). Pada tanggal
27 Desember 1945, Articles of Agreement ini ditandatangani oleh 29 negara.
Berdasarkan Articles of Agreement tentang IMF atau yang dikenal sebagai Bretton
Woods System yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Maret 1947 hingga 15 Agustus
1971 telah ditetapkan suatu sistem moneter internasional (SMI) dengan beberapa
ketentuan pokok sebagai berikut.

a.Sistem moneter internasional didasarkan kepada standar emas dengan


pengertian bahwa setiap mata uang Negara anggota IMF dikaitkan dan
konvertibel dengan emas atau gold exchange standard. Dalam hal ini sebagai
standar ditetapkan bahwa uang dolar AS senilai $ 35 ekuivalen dengan satu
ounce atau 28,3496 gram emas. Dengan demikian, USD 1 ekuivalen dengan
28,3496/35 gram emas = 0.81 gram emas (pembulatan). Di samping itu USD
juga digunakan sebagai “numeraire” atau standar kesatuan hitung di mana
mata uang negara anggota IMF lainnya dikaitkan (pegged) dengan USD. Maka
secara tidak langsung mata uang setiap negara anggota IMF dikaitkan dengan
emas.

b.Siatem nilai tukar (foreign exchange rate) antara negara anggota IMF harus
tetap atau stabil.

c. Kurs nilai tukar hanya bioleh berfluktuasi atau bervariasi antara 1 sampai 2,5%
di atas atau di bawah kurs resmi.

d. Setiap negara anggota IMF pada prinsipnya dilarang menggunakan kebijakan


devaluasi, yaitu penurunan nilai mata uangnya terhadap valas lainnya untuk
memperbaiki posisi atau mengatasi defisit neraca pembayaran luar negerinya
(Balance Of Payment = BOP).

e. Negara anggota IMF yang mengalami kesulitan BOP dapat meminta bantuan
IMF dalam bentuk Special Drawing Right (SDR). SDR adalah uang kertas

‘16 Pengantar Ekonomi Makro


5 Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
emas IMF yang dikeluarkan oleh IMF pada tahun 1969 sebagai reserve
currency dan likuiditas internasional di samping USD semenjak timbulnya krisis
moneter internasional pada akhir tahun 1960-an karena adanya krisis
kepercayaan terhadap USD. Pada tanggal 18 Desember 1971, setelah empat
bulan melakukan negosiasi, IMF berhasil melahirkan Smithhsonian Agreement
yang isinya antara lain :

1). Mengatur kembali (realignment) mata uang negara-negara industri.

2). Kenaikan harga emas, dan

3). Menetapkan regim sementara untuk kurs tengah dengan margin yang
lebih besar.

Pada tanggal 19 Maret 1973, secara praktis mulai berlaku sistem kurs
mengambang (generalized floating) karena negara-negara anggota European
Community memberlakukan mata uang mereka dengan kurs mengambang
terhadap USD.

2. Sistem Kurs Mengambang (Floating Exchange Rate System).

Sistem Kurs Mengambang (Floating Exchange Rate System) adalah sistem


kurs yang ditetapkan melalui mekanisme kekuatan permintaan dan penawaran
pada bursa valas. Sistem kurs mengambang ini dibagi atas :

a. Sistem kurs mengambang secara murni (freely floating system atau clean float),
yaitu penentuan kurs valas di bursa valas ditetapkan sepenuhnya melalui
mekanisme pasar (interaksi permintaan dan penawaran terhadap valas) tanpa
campur tangan pemerintah.

Gambar 9.2 Kurs Mengambang Bebas (Free / Clean float)

S$
Kurs

E
K$

D$
0 $

‘16 Pengantar Ekonomi Makro


6 Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bila permintaan valas > penawaran valas maka kurs valas akan naik.
Sebaliknya bila permintaan valas < penawaran valas maka kurs valas akan
turun.

b. Sistem kurs mengambang terkendali (dirty float atau managed float system)
yaitu penentuan kurs valas di bursa valas terjadi dengan campur tangan
pemerintah yang mempengaruhi permintaan dan penawaran valas melalui
berbagai kebijakan di bidang moneter, fiskal, dan perdagangan luar negeri.
Dalam hal ini pemerintah menetapkan ambang batas kurs tertinggi dan ambang
batas kurs terendah (interval band). Bila kurs yang berlaku naik melampaui
ambang batas kurs tertinggi, maka pemerintah melalui bank sentral akan
melakukan intervensi dengan jalan menjual cadangan valas yang dimilikinya
sehingga kurs yang berlaku akan kembali turun pada kisaran yang ditetapkan.
Sebaliknya bila kurs yang berlaku turun lebih rendah dari kisaran yang
ditetapkan maka bank sentral akan membeli valas dari bursa, sehingga kurs
kembali naik pada kisaran yang ditetapkan.

Gambar 9.3 Kurs Mengambang Terkendali (Managed float)

Kurs S$

K1
E

K0

D$
0 $

3. Sistem Kurs Terkait (Pegged Exchange Rate System)

Sistem kurs terkait ini ditetapkan dengan cara mengaitkan nilai tukar mata
uang suatu negara dengan satu atau lebih valas lainnya. Sistem ini antara lain
diterapkan oleh beberapa negara Afrika yang mengaitkan nilai mata uangnya
dengan mata uang Prancis (FRF) dan beberapa negara lain yang mengaitkan nilai
tukar mata uangnya dengan GBP, USD dan SDR. Selain Negara-negara Afrika,
beberapa Negara Eropa yang tergabung dalam EEC sejak April 1972 juga
menjalankan pegged system ini yang dikenal sebagai “snake system” yang

‘16 Pengantar Ekonomi Makro


7 Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kemudian diubah menjadi European Monetary System (EMS). Dalam snake system
dan EMS setiap mata uang anggota EEC dikaitkan nilainya dengan European
Currency Unit (ECU) dan dapat berfluktuasi dalam batas 2,25% di atas atau di
bawah kurs tengah.

Salah satu variasi dari pegged system dikenal sebagai Currency Board
System (CBS) yang diterapkan oleh beberapa negara yang mengalami kesulitan
moneter seperti Argentina dan Rumania. CBS yang dilaksanakan dengan
mengaitkan dan menetapkan nilai tukar tetap antara mata uang suatu negara
dengan hard currency tertentu didasarkan kepada jumlah mata uang yang beredar
dan cadangan devisa yang dimilikinya (cadangan dalam bentuk hard currency).

Kebaikan system kurs terkait (CBS) adalah bahwa nilai tukar mata uang suatu
negara dapat dipertahankan tetap terhadap hard currency yang dijadikan kaitan
(pegged). Untuk dapat dilaksanakan system kurs terkait ini, pemerintah atau bank
sentral harus memiliki cadangan devisa dalam bentuk hard currency secara
mencukupi untuk melayani tindakan spekulan yang menggunakan domestic
currency untuk membeli hard currency yang dijadikan kaitan. Karena bila tidak,
maka kurs terkait yang ditetapkan menjadi tidak efektif dan bahkan dapat
mendorong terjadinya pasar gelap (black market) sehingga tingkat kurs tidak dapat
dikontrol.

Kelemahan lain dari CBS ini adalah bahwa nilai tukar mata uang domestik terhadap
valas lainnya sangat tergantung kepada kinerja ekonomi negara yang dijadikan
kaitan terhadap negara-negara lainnya. Bila kinerja ekonomi negara yang mata
uangnya dijadikan kaitan melemah terhadap negara-negara lainnya, maka kurs
mata uang domestik juga akan melemah terhadap valas lainnya, meski kinerja
ekonomi negara domestik terhadap negara-negara lainnya membaik.

D. Bentuk-bentuk Bursa Valas

1. Pasar Uang Spot dan Kurs Spot

‘16 Pengantar Ekonomi Makro


8 Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pasar uang spot (spot market) adalah bursa valas di mana dilakukan transakasi jual
dan beli valas dengan kurs spot dengan cara immediate delivery atau dalam
jangka waktu 2 x 24 jam (T + 2). Spot market diartikan sebagai suatu bursa valas
setempat, misalnya di Jakarta, Tokyo, New York, Paris, Hong Kong, Singapura dan
tempat lain dimana berlaku spot rate, yaitu kurs valas yang berlaku di tempat
tersebut untuk jangka waktu maksimum 2 x 24 jam (T + 1 atau T + 2).

Pada umumnya international spot transaction interbank market untuk USD dapat
berlangsung dengan cepat (online and real time) karena diselenggarakan dengan
sistem komputerisasi yang dikenal dengan CHIPS (Clearing House Interbank
Payments System) yang dioperasikan oleh New York Clearing House Association.

Dari spot rate dapat pula dihitung kurs silang (Cross Rate), misalkan kurs spot yang
berlaku di Jakarta pada tanggal 23 Maret 2010 sebagai berikut : Rp. 9.700,- / USD
1 dan Rp. 90,- / JPY 1. Maka kurs silang antara USD dengan JPY dapat dihitung
sebagai berikut : (Rp. 9.700.- / USD 1) / (Rp. 90,- / JPY 1) = JPY 107,78 / USD 1.
Perhitungan cross rate ini umumnya digunakan oleh para pedagang valas
(arbitrager) untuk melakukan international triangular arbitrage, yaitu tindakan untuk
mencari keuntungan atas perbedaan spot rate yang terjadi di tiga bursa valas yang
berbeda.

2. Pasar Uang Forward dan Kurs Forward

Pasar uang forward (forward market) adalah bursa valas di mana dilakukan
transaksi penjualan dan pembelian valas dengan kurs forward yaitu kurs yang
ditetapkan sekarang atau saat ini, tetapi diberlakukan untuk waktu yang akan
datang antara lebih dari 2 x 24 jam ( > T + 2) hingga biasanya satu tahun. Forward
rate dan forward market ini timbul karena adanya ketidakpastian dan fluktuasi kurs
valas, terutama semenjak diberlakukannya kurs mengambang (floating exchange
rate system), maka banyak perusahaan dan perbankan termasuk badan usaha
pemerintah yang menggunakan kurs forward market untuk mengadakan forward
contract guna melindungi transaksi perdagangan dan keuangan internasionalnya
dari risiko kerugian serta para pedagang/spekulan valas yang melakukan spekulasi
untuk tujuan mencari keuntungan dari fluktuasi kurs valas.

Perhitungan forward premium atau discount dapat dilakukan dengan menggunakan


rumus sebagai berikut :

Forward Premium / Discount = {(FR – SR)/SR} x (360/n) x 100


‘16 Pengantar Ekonomi Makro
9 Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Keterangan :

FR = Forward Rate

SR = Spot Rate

n = hari untuk 360 / n atau bulan untuk 12 / n

Berdasarkan rumus di atas dapat disimpulkan bahwa bila :

a. Bila FR > SR atau valas yang di forward kontrakan mengalami apresiasi, maka
perhitungan di atas akan menghasilkan bilangan posistif. Berarti forward
contract valas tersebut dilakukan dengan forward premium.
b. Bila FR < SR atau valas yang di forward kontrakan mengalami depresiasi,
maka perhitungan dengan rumus di atas akan menghasilkan bilangan negative.
Berarti forward contract valas tersebut dilakukan dengan forward discount.
Perhitungan forward premium/ discount ini diperlukan oleh para pengusaha atau
pedagang valas untuk mengantisipasi risiko kerugian atau untuk berspekulasi
dengan membandingkannya dengan tingkat bunga atau risiko yang harus
ditanggung jika tidak melakukan forward contract.

Hedging dan Forex Exposure

Kebijakan pengusaha untuk melakukan forward contract ini merupakan salah satu
cara hedging, yaitu tindakan pengusaha untuk menghindari risiko kerugian sebagai
akibat fluktuasi kurs valas yang disebut sebagai forex exposure.

Secara finansial, forex exposure dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Transaction exposure, yaitu risiko pengaruh fluktuasi kurs valas terhadap future
cash transaction perusahaan.
b. Economic/ operating exposure, yaitu risiko pengaruh fluktuasi kurs valas
terhadap present value dari future cash flow perusahaan.
c. Translation / accounting exposure, yaitu risiko pengaruh fluktuasi kurs valas
terhadap consolidated financial statement perusahaan.

Pada umumnya setiap perusahaan yang melakukan transaksi internasional akan


mempunyai penerimaan (receivable) dan/ atau pembayaran (payable) dalam
bentuk berbagai valas. Untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan hedging atas

‘16 Pengantar Ekonomi Makro


10 Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
penerimaan atau pembayaran dalam suatu valas maka yang sangat perlu
diperhatikan adalah fluktuasi (apresiasi/ depresiasi) valas tersebut seperti pada
matriks di bawah ini :

Tabel 10.1 Matriks Hedging Valas

VALAS (FOREX)

HEDGING APRESIASI DEPRESIASI

(FR > SR) (FR <SR)

RECEIVABLE TIDAK PERLU PERLU

PAYABLE PERLU TIDAK PERLU

Jika perusahaan memiliki receivable dan payable dalam valas yang sama dengan
nilai jumlah yang sama, maka tidak perlu dilakukan hedging. Tetapi kalau
receivable dan payable dalam valas yang sama tersebut tidak sama besar nilainya,
maka yang di hedging cukup sebesar selisihnya saja.

Beberapa teknik currency hedging untuk mengantisipasi forex exposure adalah


sebagai berikut

a. Money market hedge


b. Forward market hedge
c. Future market hedge
d. Option market hedge
e. Currency range agreement, yang meliputi :
1). Neutral zone

2). Sharing zone

3). Renegotiation zone

3. Currency Future Market (CFM)

Currency Future Market (CFM) merupakan salah satu bentuk bursa valas. Di CFM
dilakukan kontrak yang sering digunakan oleh para pengusaha atau pedagang valas
(arbitrager) untuk melindungi (covered) posisi forex-nya atau untuk berspekulasi
mencari keuntungan terhadap fluktuasi kurs valas.

‘16 Pengantar Ekonomi Makro


11 Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dalam CFM, kontrak perdagangan valas atau currency future contract (CFC)
dilakukan dengan standar volume tertentu sebagaimana tercantum pada table di
bawah ini :

No. CURRENCY UNIT PER IMM CONTRACT

1 AUD 100,000,-

2 GBP 62,500,-

3 CAD 100,000,-

4 JPY 12,500,000,-

5 EUR 125,000

6 NZD 100,000

7 CHF 125,000

8 MXP 500,000

9 SUR 500,000

Transaksi perdagangan CFC dilakukan secara face to face di trading floor yang
disiapkan oleh IMM melalui broker yang berbeda dengan forward contract yang
dinegosiasikan melalui telepon. Tangal jatuh tempo CFC selalu pada setiap hari
Rabu ke-3 pada bulan Maret, Juni, September, dan Desember.

Contoh, sebuah perusahaan Amerika pada tanggal 02 Januari memerlukan dana


sebesar GBP 400,000 untuk 40 hari kemudian atau pada tanggal 11 Februari. Dalam
hal ini perusahaan tersebut dapat melindungi forex position-nya antara lain dengan
jalan :

a. Melakukan CFC, atau


b. Melakukan forward contract.
Jika pilihan pertama yang dilakukan, yaitu memilih CFC maka :

a. Pilihan IMM contract yang paling dekat waktunya adalah Rabu ke-3 bulan Maret
dan
b. Untuk keperluan dana tersebut perusahaan akan memilih dua kemungkinan
pembelian CFM, yaitu :

‘16 Pengantar Ekonomi Makro


12 Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1). Membeli 6 x GBP Futures contract, yaitu 6 x GBP 62,500 = GBP
375,000 atau

2). Membeli 7 x GBP Futures contract, yaitu 7 x GBP 62,500 = GBP


437,500

Dengan cara ini, pengusaha tersebut akan mendapat kepastian dan terhindar dari
kemungkinan risiko kerugian akibat apresiasi GBP yang tinggi. Jika pilihan kedua
yang dilakukan maka perusahaan akan melakukan forward contract yang sesuai
dengan kebutuhan GBP 400,000 untuk jangka waktu 40 hari sehingga mendapat
kepastian dan terhindar dari kemungkinan risiko kerugian akibat apresiasi GBP yang
tinggi.

Catatan :

Secara normal future currency price akan sama dengan forward rate untuk valas
tertentu. Akan tetapi, bila terjadi asumsi misalnya:

- Future currency price GBP = USD 1.50 / GBP


- Forward Rate GBP = USD 1.48 / GBP
maka dalam hal ini perusahaan dapat melakukan pembelian GBP dengan forward
contract dan sekaligus atau pada saat yang bersamaan melakukan penjualan
dengan currency futures contract. Dengan cara ini perusahaan akan mendapat
keuntungan sebesar USD 0.02 / GBP. Akan tetapi, tindakan ini menyebabkan
turunnya future currency price.

CFM juga digunakan oleh para arbitrager atau spekulator untuk mencari keuntungan
dengan memperhatikan future currency movement.

Jika spekulator memperkirakan suatu valas akan apresiasi, tentu dia akan membuat
futures contract untuk specific settlement date sehingga dia dapat membeli valas
sesuai dengan rate atau kurs tertentu. Jika pada waktu jatuh tempo futures contract
ternyata spot rate lebih tinggi dari pada futures contract-nya spekulator tentu akan
mendapat keuntungan dari selisih kurs antara spot rate dan futures contract rate-nya.
Sebaliknya jika spekulator mengadakan selling futures contract dengan perkiraan
bahwa suatu valas akan depresiasi, pembelian valas dengan spot rate yang relatif
murah terhadap kontrak penjualan valas dengan kurs yang relatif lebih tinggi.

Secara ringkas tindakan spekulator untuk mendapat keuntungan dapat dilihat pada
gambar berikut :

‘16 Pengantar Ekonomi Makro


13 Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 9.4 Tindakan Spekulator

Spekulasi CFM

GBP 125,000

Perkiraan Realisasi FSR Apresiasi Perkiraan Realisasi FSR


(USD 1.53 / GBP) Depresiasi (USD 1.48 / GBP)

CFC Kontrak Beli Harga Rendah CFC Kontrak Jual Harga Tinggi
(USD 1.50 / GBP) (USD 1.50 / GBP)

Kontrak Beli < Penjualan SR Kontrak Jual > Pembelian SR


Keuntungan (125,000 x 0.03) Keuntungan (125,000 x 0.02)

4. Currency Option Market

Currency Option Market (COM) merupakan suatu alternatif lain bagi pengusaha dan
pedagang valas atau spekulator untuk melakukan kontrak sehingga memperoleh hak
untuk membeli (call option) atau hak untuk menjual (put option) yang tidak hatus
dilakukan (not obligation) atas sejumlah unit valas pada harga dan jangka waktu
atau tanggal expired tertentu.

Menurut Eitman, stonehill dan moffett (1992 : 116), ada beberapa keterangan dan
ketentuan pokok yang perlu diketahui sehubungan dengan currency option market
(COM) antara lain sebagi berikut :

a. Penjual currency option disebut sebagai writer atau grantor.

b. Pembeli currency option disebut sebagai Holder.

c. Currency option contract dapat dilakukan dalam sejumlah mata uang yang sama
dengan currency futures contract (AUD, CAD, GBP, JPY, EUR, NZD, CHF,
MXP, SUR).

d. Satuan kontrak adalah setengah dari satuan currency futures contract.

e. Transaksi dilakukan berdasarkan strike atau exercise price atau harga berlaku
yang disepakati di mana pemilik kontrak diizinkan untuk merealisasi kontraknya
(call / put option).

‘16 Pengantar Ekonomi Makro


14 Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
f. American option memberikan hak kepada pembeli kontrak untuk merelisir
(exercise) option yang dibelinya pada setiap waktu antara tanggal pembuatan
kontrak dan tanggal jatuh temponya (expired date).

g. European option hanya dapat direalisasi pada waktu atau tanggal jatuh
temponya.

h. Suatu currency option yang exercise price-nya sama dengan spot price disebut
sebagai at the money.

i. Suatu currency option yang akan menguntungkan jika direalisasi segera disebut
sebagai in the money yang terdiri atas :

1). In the money calls, yaitu call option yang exercise price-nya lebih rendah
atau di bawah current spot price.

2). In the money puts, yaitu put option yang exercise price-nya lebih tinggi atau
di atas current spot price.

j. Suatu currency option yang tidak akan menguntungkan jika direalisasi segera
disebur sebagai out of the money yang terdiri atas :

1). Out of the money calls, yaitu call option yang exercise price-nya lebih tinggi
atau di atas current spot price.

2). Out of the money putss, yaitu put option yang exercise price-nya lebih
rendahi atau di bawah current spot price.

k. Premium atau option price adalah biaya currency option yang ditetapkan dan
dibayar di muka oleh pembeli kepada penjual option.

Currency option ini dapat dibeli atau dijual dalam tiga macam pasar (market), yaitu :

- Physical currency option yang dibeli pada bursa over the counter (interbank).

- Physical currency option yang dibeli pada bursa valas seperti Philadelpia Stock
Exchange

- Currency option untuk future contract yang dibeli pada bursa future contract
seperti IMM.

a. Call Option

‘16 Pengantar Ekonomi Makro


15 Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Call Option biasa digunakan oleh perusahaan untuk melindungi atau meng-
cover open position payable dari transaksi keuangan internasionalnya seperti
contoh di bawah ini :

Misalkan sebuah perusahaan USA akan ikut tender sebuah proyek di jerman
dengan nilai CHF. 625,000 dalam tiga bulan ke depan. Dalam hal ini,
perusahaan USA tersebut akan memerlukan dana sebesar CHF. 625,000 untuk
tiga bulan ke depan, maka dapat dilakukan kontrak untuk CHF call option
dengan asumsi sebagai berikut :

 Exercise / strike price= USD 0.50 /CHF

 Call option premium = USD 0.02 /CHF

 Future spot rate = USD 0.53 /CHF

Menurut ketentuan, standar unit kontrak currency option adalah sebesar ½ dari
currency future untuk CHF, yaitu ½ x 125,000 = 62,500 unit CHF. Oleh karena
itu untuk meng-cover CHF 625,000 akan diperlukan sepuluh option contract.

Berdasarkan asumsi dan ketentuan di atas, dana yang harus disediakan oleh
perusahaan pada saat settlement date untuk meng-cover open position-nya
sebanyak CHF 625,000 tersebut adalah sebagai berikut :

 Strike price (SP) = CHF 625,000 x USD 0.50 = USD 312,500

 Biaya premium = 10 x 62,500 x USD 0.02 = USD 12,500

 Total dana yang diperlukan = USD 325,000

Apabila asumsi future spot rate (FSR) di atas menjadi kenyataan, maka jika
perusahaan tidak meng-cover open position-nya dengan melakukan CHF call
option maka perusahaan harus membayar sebanyak CHF 625,000 x USD
0.53 /CHF = USD 331,250. Akan tetapi dengan membeli atau melakukan
CHF call option, perusahaan hanya membayar USD 325,000. Ini berarti
perusahaan mendapat keuntungan atau terhindar dari risiko kerugian sebesar
USD 331,250 – USD 325,000 = USD 6,250

Catatan :

 BEP akan tercapai apabila FSR = (SP + Premium)

‘16 Pengantar Ekonomi Makro


16 Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Makin tinggi apresiasi FSR dibandingkan dengan SP maka makin besar
kemungkinan call option direalisasi dengan mendapat keuntungan.

 Sebaliknya makin rendah FSR dibandingkan dengan SP (karena depresiasi)


maka dapat dipastikan call option contract tersebut akan dibiarkan berakhir
(expired) atau tidak direalisasikan karena rugi.

Currency call Option ini juga dapat digunakan oleh spekulator untuk mencari
keuntungan. Misalnya seorang spekulator mempunyai informasi sebagai
berikut :

 Call option premium per tanggal September = USD 0.01 /CHF

 Strike price = USD 0.44 /CHF

 Option expired date pada bulan September.

Bila pada bulan September ternyata spot rate (SR) = USD 0.49 /CHF maka
realisasi Currency call Option contract-nya akan mendapat keuntungan sebesar
62,500 x (USD 0.49 – USD 0.44 – USD 0.01) = USD 2,500

Catatan :

1. Call option akan direalisir bila :

a. Menguntungkan, di mana FSR > BEP atau FSR > (SP + fee)

b. Kerugian berkurang, dimana SP < FSR < BEP

2. Call option dapat direalisir atau tidak direalisir bila FSR = SP

3. Call option tidak akan direalisir bila FSR < SP

Analisis dengan grafik tentang keuntungan atau kerugian yang diperoleh pembeli
atau penjual dalam currency option dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 9.5 Call Option Untuk Pembeli

Strike price : USD 1.50

Premium : USD 0.02

Unlimited Potential Profit

+ USD 0.06
A
‘16 Pengantar Ekonomi Makro
17 Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
+ USD 0.04

1.46 1.48 1.50 SP 1.52 1.54


0 BEP Future Spot Rate
Max. Loss
- USD 0.02
- USD 0.04
- USD 0.06

Keterangan :

 BEP tercapai pada saat future spot rate (FSR) = (SP + Premium) atau sebesar USD
1.52 = USD 1.50 + USD 0.02

 Pembeli akan menanggung kerugian tertinggi /max. Loss sebesar USD 0.02 /unit,
tetapi mempunyai kemungkinan untuk mendapat potensi keuntungan yang tidak
terbatas (unlimited potential profit), sesuai dengan kenaikan FSR

 SP = Strike Price/Exercise Price

Gambar 9.6 Call Option Untuk Penjual

Strike price : USD 1.50

Premium : USD 0.02

+ USD 0.06
+ USD 0.04

+ USD 0.02
Max. Profit
0 1.52 Future Spot Rate
1.46 1.48 1.50 1.54
BEP
- USD 0.02 SP

- USD 0.04

- USD 0.06 Unlimited Potential Loss

Keterangan :

 BEP tercapai pada saat future spot rate (FSR) = (SP + Premium) atau sebesar USD
1.52 = USD 1.50 + USD 0.02

‘16 Pengantar Ekonomi Makro


18 Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Penjual akan memperoleh keuntungan tertinggi /max. profit sebesar USD 0.02 /unit,
tetapi mempunyai kemungkinan untuk menanggung potensi kerugian yang tidak
terbatas (unlimited potential loss), sesuai dengan kenaikan FSR

 SP = Strike Price/Exercise Price

b. Put Option

Put Option bisa digunakan oleh perusahaan untuk menghindari risiko kerugian
atau meng-cover open position receivable dari transaksi keuangan
internasionalnya seperti contoh di bawah ini :

Misalkan suatu perusahaan USA mempunyai receivable sebesar GBP 31,250


yang akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan. Asumsi strike price USD 1.40
/GBP. Premium put option USD 0.016 /unit. Future spot rate untuk tiga bulan ke
depan USD 1.30 /GBP. Karena GBP diperkirakan akan mengalami depresiasi,
perusahaan USA tersebut akan menutup kontrak put option untuk melindungi
open position-nya atau risiko kerugian yang akan timbul dengan perhitungan
sebagai berikut. Setelah jatuh tempo, hasil penjualan berdasarkan :

a. Strike price = 31,250 x USD 1.40 = USD 43,750

b. Biaya premium = 31,250 x USD 0.016 /unit = USD 500

Net income dengan put option contract = USD 43,250

Bila tidak dilakukan put option contract, pada saat jatuh tempo atau expired date,
perusahaan hanya akan menerima sebesar 31,250 x USD 1.30 = USD 40,625.
Maka risiko kerugian yang dapat dihindari = USD 43,250 – USD 40,625 = USD
2,625

Currency put option juga dapat digunakan oleh spekulator untuk mencari
keuntungan. Misalnya spekulator mempunyai informasi sebagai berikut :

 Put option premium per tanggal September = USD 0.016 /GBP

 Strike price = USD 1.40 /GBP

 Option expired date pada bulan September.

Bila pada bulan September ternyata future spot rate = USD 1.30 /GBP maka
realisasi Currency put option contract-nya akan mendapat keuntungan sebesar
62,500 x (USD 1.40 – USD 0.016 – USD 1.30) = USD 5,250

‘16 Pengantar Ekonomi Makro


19 Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Catatan :

1. Put option akan direalisir bila :

a. Menguntungkan, dimana future spot rate (FSR) < BEP atau FSR < (strike
price + fee)

b. Kerugian berkurang, dimana BEP > FSR > strike price

2. Put option dapat direalisir atau tidak direalisir bila FSR = strike price

3. Put option tidak akan direalisir bila FSR > strike price

Analisis dengan grafik tentang keuntungan dan kerugian yang diperoleh pembeli
dan penjual dalam Currency put option dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Gambar 9.7 Put Option Untuk Pembeli

Strike price : USD 1.50

Premium : USD 0.03

1.52
BEP
+ USD 0.06
+ USD 0.04
Unlimited
+ USD 0.02
Potential
1.48 1.50
Profit
0 Future Spot Rate
1.45 1.46 1.47 Max. Loss

- USD 0.02 BEP


- USD 0.04
- USD 0.06

Keterangan :

 BEP tercapai pada saat future spot rate (FSR) = (SP + Premium) atau sebesar USD
1.47 = USD 1.50 - USD 0.03

 Pembeli akan menanggung kerugian tertinggi /max. losssebesar USD 0.03 /unit,
tetapi mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan potensi keuntungan yang tidak
terbatas (unlimited potential profit), sesuai dengan penurunan FSR nya

 SP = Strike Price/Exercise Price

Gambar 9.7 Put Option Untuk Penjual

‘16 Pengantar Ekonomi Makro


20 Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Strike price : USD 1.50

Premium : USD 0.03

+ USD 0.06
+ USD 0.04

+ USD 0.02 1.45 Max. profit


1.46

0 FSR
Unlimited 1.47 1.48 1.50 1.52 1.54
- USD 0.02 Potential
- USD 0.04 Loss BEP SP

- USD 0.06
Keterangan :

 BEP tercapai pada saat future spot rate (FSR) = (SP + Premium) atau sebesar USD
1.47 = USD 1.50 - USD 0.03

 Penjual akan memperoleh keuntungan tertinggi /max. profit sebesar USD 0.03 /unit,
tetapi mempunyai kemungkinan untuk menanggung potensi kerugian yang tidak
terbatas (unlimited potential loss), sesuai dengan penurunan FSR nya

 SP = Strike Price/Exercise Price

E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kurs Valas.

Salah satu ciri yang menonjol di era globalisasi saat ini adalah adanya arus uang dan
modal dalam bentuk valas yang semakin meningkat antara berbagai pusat keuangan di
berbagai negara. Aliran valas yang besar dan cepat untuk memenuhi tuntutan
perdagangan, investasi dan spekulasi dari suatu tempat yang surplus ke tempat yang
defisit dapat terjadi karena adanya beberapa faktor atau kondisi yang berbeda sehingga
berpengaruh dan menimbulkan perbedaan kurs valas di masing-masing tempat.
Beberapa faktor atau kondisi yang berbeda dan mempengaruhi kurs valas di masing-
masing tempat antara lain sebagai berikut :

1. Permintaan dan penawaran valas.


Permintaan terhadap valas dimaksudkan untuk melakukan impor barang dan jasa,
serta adanya ekspor modal / transfer dana ke luar negeri (capital outflow).
Sementara penawaran terhadap valas bersumber dari penerimaan ekspor barang
dan jasa, serta adanya impor modal dari luar negeri (ca[pital inflow).

Bila permintaan terhadap valas > penawaran valas, maka kurs valas akan naik,
sebaliknya bila permintaan terhadap valas < penawaran valas, maka kurs valas akan
turun.

‘16 Pengantar Ekonomi Makro


21 Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Posisi BOP dan BOT
Dari struktur neraca pembayaran luar negeri (balance Of Payment = BOP) dan
neraca perdagangan luar negeri (Balance Of Trade = BOT) akan dapat diketahui,
apakah posisi monetary account akan menunjukkan BOP surplus atau defisit. Bila
posisi monetary account bertanda negatif, berarti BOP dalam kondisi surplus. BOP
yang surplus akan mengakibatkan kurs valas menurun. Sebaliknya bila posisi
monetary account bertanda positif, berarti BOP deficit. BOP yang deficit
mengakibatkan kurs valas naik.

3. Tingkat inflasi.
Hubungan tingkat inflasi dan kurs valas dapat dijelaskan berdasarkan teori Paritas
daya Beli (Purchasing Power Parity Theory =Teori PPP) yang diperkenalkan oleh
Gustav Cassel setelah Perang Dunia I.

Penjelasan teori ini didasarkan pada law of one price (LOP) yaitu hukum yang
menyatakan bahwa harga produk yang sejenis di dua Negara yang berbeda akan
sama pula bila dinilai dalam mata uang yang sama, khususnya untuk produk yang
tradeable.

Teori ini dikenal dengan teori Purchasing Power Parity Absolute. Misalkan harga 1
kg buah apel – USA pada dua tempat yang berbeda sebagai berikut :

Di Jakarta = Rp. 10.000,- /kg sementara di New York = USD 1,-. Dengan demikian
kurs valas berdasarkan PPP absolut adalah : Rp. 10.000,- /kg = USD 1,- /kg
atau Rp. 10.000,- /USD.

Namun, dalam kenyataannya sering terbukti bahwa kurs valas yang diperhitungkan
berdasarkan teori PPP absolut tidak sesuai dengan tingkat kurs yang ditetapkan
pemerintah. Dalam hal demikian, terjadi over valuation atau under valuation.

Bila kurs valas yang ditetapkan pemerintah lebih tinggi dari kurs valas menurut teori
PPP absolute, maka dikatakan valas mengalami over valuation dan mata uang
domestic mengalami under valuation (misalkan kurs valas yang di tetapkan
pemerintah Rp. 10.500,- / USD) maka USD over valuation dan Rp under valuation.

Sebaliknya, bila kurs valas yang ditetapkan pemerintah lebih rendah dari kurs valas
menurut teori PPP absolute, maka valas mengalami under valuation dan mata uang
domestic mengalami over valuation (misalkan kurs valas yang ditetapkan pemerintah

‘16 Pengantar Ekonomi Makro


22 Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Rp. 9.500,- /USD, maka USD mengalami under valuation dan Rp mengalami over
valuation).

Kurs
S$

K1 USD over valuation, Rp. Under valuation


KE

USD under valuation, Rp. over valuation


K0

D$
0 USD

4. Tingkat bunga.
Bila tingkat bunga di dalam negeri > tingkat bunga di luar negeri, maka valas akan
mengalir ke dalam negeri. Akibatnya kurs valas akan turun, begitu juga sebaliknya.
Hubungan tingkat bunga dengan kurs valas dapat dijelaskan dengan teori Paritas
Tingkat Bunga (interest Rate Parity Theory = Teori IRP ).

5. Tingkat pendapatan.
Tinggi-rendahnya tingkat pendapatan nasional suatu Negara dapat diartikan sebagi
cerminan ekspor dan impor yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap tingkat
kurs.

6. Pengawasan pemerintah terhadap devisa (Rezim devisa bebas dan rezim devisa
ketat).
Bagi negara yang menerapkan rezim devisa bebas, maka kurs valas cenderung
fluktuatif. Tetapi bagi negara yang menerapkan rezim devisa ketat, kurs vala
cenderung stabil.

7. Ekspektasi / Isu / Rumor.

Bila terdapat isu yang kurang menguntungkan (sentiment negatif) kurs valas akan
naik. Sebalik bila terdapat isu yang positif (sentiment positif) kurs valas akan
menurun.

Soal

1. Bursa valas diartikan sebagai suatu tempat atau sistem dimana perorangan,
perusahaan, lembaga-lembaga terutama bank dapat melakukan transaksi valasnya
dengan jalan membeli (demand) atau menjual (supply) atas suatu valas tertentu.

‘16 Pengantar Ekonomi Makro


23 Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a. Jelaskan prinsip-prinsip pokok dalam bursa valas serta apa saja fungsi-fungsi bursa
valas ?

b. Gambarkan mekanisme bursa valas tersebut, dan jelaskan dengan yang dimaksud
cadangan devisa (forex reserve).

2. Secara teori paling tidak dikenal ada tiga sistem kurs yang lazim diterapkan setiap
negara.

a. Jelaskan ketiga sistem kurs tersebut.


b. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kurs valas.
3. Secara teori paling tidak dikenal ada tiga sistem kurs yang lazim diterapkan setiap
negara.

a. Jelaskan secara ringkas perbedaan kurs mengambang bebas dan kurs


mengambang terkendali. Apa syarat agar kurs tambatan (pegged exchange rate)
berlaku efektif ?
b. Jelaskan yang dimaksud kurs forward dengan premium dan kurs forward dengan
discount.
4. Inflasi dan tingkat bunga dapat mempengaruhi kurs valas.

a. Bagaimana hubungan antara tingkat bunga dan inflasi terhadap kurs valas ?

b. Apa yang dimaksud dengan Law of One Price ? Mengapa teori Purchasing Power
Parity (PPP) absolut dianggap mempunyai banyak kelemahan ?

5. Hedging diartikan sebagai upaya yang dilakukan pengusaha untuk melindungi transaksi
valasnya dari risiko kerugian akibat fluktuasi kurs valas (forex exposure).

a. Jelaskan macam-macam forex exposure.


b. Perlihatkan matriks hedging dan apa saja teknik-teknik hedging.
6. Posisi ekonomi dan keuangan internasional suatu negara dapat dilihat pada neraca
pembayaran luar negerinya (Balance Of Payment = BOP).

a. Jelaskan pengertian dan fungsi-fungsi neraca pembayaran (BOP).


b. Jelaskan yang dimaksud dengan transaksi debet dan transaksi kredit dalam BOP.
Bagaimana cara mengatasi defisit BOP bagi negara yang menerapkan sistem kurs
tetap atau sistem kurs mengambang terkendali.
7. Pada tanggal 24 - 1 - 2006, kurs spot pada pasar uang Jakarta sebagai berikut : Rp.
9.775,-/ USD dan Rp. 85,-/ JPY. Sementara kurs forward untuk 3 (tiga) bulan kedepan
adalah Rp.9.944,-/ USD dan Rp. 88,- / JPY.

‘16 Pengantar Ekonomi Makro


24 Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tentukan :

a. Kurs silang antara JPY / USD.


b. Bila anda memiliki dana menganggur Rp. 100.000.000,- yang dapat anda
investasikan untuk tiga bulan mendatang, berapa banyak USD atau JPY yang dapat
anda peroleh ? Valas mana yang anda pilih ?
c. Bila tiga bulan kemudian (24 - 4 - 2006) anda menjual kembali valas tersebut, berapa
rupiah uang anda sekarang ?
d. Mata uang mana yang terapresiasi dan yang terdepresiasi ?
8. Bila harga emas di Indonesia Rp. 100.000,- / gram dan di AS : USD 11,-/ gram.
Tentukan :

a. Besarnya kurs Rp/ USD berdasarkan teori PPP absolut.


b. Bila kurs valas yang terjadi Rp. 9.600,-/ USD1, mata uang mana yang overvalued
dan undervalued .
c. Bila kurs valas yang terjadi Rp. 9.000,-/ USD, mata uang mana yang overvalued dan
undervalued.
9. Diketahui data pada pasar uang dengan opsi sebagai berikut :

Strike price = Rp. 9.600,-/ USD 1.

Call option premium = Rp. 200,- / unit

Put option premium = Rp. 100,-/ unit

Bila seorang spekulator ingin melakukan straddle, apa yang akan ia lakukan la :

a. Future Spot Rate Rp. 10.000,-/USD


b. Future Spot Rate Rp. 9.000,-/ USD
c. Opsi mana yang memberikan keuntungan lebih besar bagi spekulator ?

DAFTAR PUSTAKA

‘16 Pengantar Ekonomi Makro


25 Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Boediono. 1984. “ Ekonomi Makro : Seri Sinpsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.2 ”. Edisi
keempat. Yogyakarta. BPFE.

Branson, W. H. 1979. “ Macroeconomic Theory and Policy” 2nd Eds. New York. Harper &
Row Publishers.

Diulio, E. A. 1974. “Teori dan Soal-Soal Teori Ekonomi Makro” Alih Bahasa Faried Wijaya.
Yogyakarta. BPFE.

Dornbusgh, R. dan Fisher, S. 1997. “Makroekonomi” Alih Bahasa J. Mulyadi. Jakarta.


Penerbit Erlangga.

Hady, H. 1997. “Ekonomi Internasional : Perdagangan Luar Negeri, Teori dan


Kebijaksanaan”. Buku Satu. Jakarta. Ghalia Indonesia.

,1997. “Ekonomi Internasional : Teori dan Kebijaksanaan Keuangan


Internasional”. Buku Kedua. Jakarta. Ghalia Indonesia.

,2005. “Manajemen Keuangan Internasional. Jakarta. Mitra Wacana Media.

Mangkoesoebroto, G. dan Algifari. 1992. “Teori Ekonomi Makro”. Edisi 2. Yogyakarta. STIE
YKPN.

Indrawai, S. M. “Ekonomi Moneter”. Jakarta. UI Press.

Sukirno,S. 1991. “Pengantar Teori Ekonomimakro”. Jakarta. LPFE – UI.

Soediyono R. 1983. “Ekonomi Makro : Analisa IS – LM dan Permintaan – Penawaran


Agregatif”. Yogyakarta. Penerbit Liberty.

, 1992. “Ekonomi Makro : Analisis Pendapatan Nasional” Yogyakarta.


Penerbit Liberty.

‘16 Pengantar Ekonomi Makro


26 Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai