Anda di halaman 1dari 21

Pengaruh Indeks Harga dan Inflasi

Terhadap Perekonomian di Indonesia

Oleh:

Anisah Muthiah

Absen: (01)

XI MIA 4

SMA NEGERI 34 JAKARTA

Jl. Margasatwa No. 1 Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan

Kode Pos :12450, Telp:021–7690064 email:


sman34jkt@yahoo.com

2014
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala
karunia, rahmat maupun hidayah Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini
dengan lancar. Makalah ini disusun dengan judul Pengertian indeks harga dan
inflasi serta factor lain yang mempengaruhi indeks harga.

Makalah ini disusun untuk melengkapi pelajaran ekonomi, semester 2


tahun 2014 – 2015. Tujuan pembuatan makalah ini untuk memberi informasi dan
penjelasan lengkap tentang Pengertian indeks harga dan inflasi serta factor lain
yang mempengaruhi indeks harga.

Dalam kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih kepada


berbagai pihak yang memberi bantuan kepada saya dalam penulisan ini. Oleh
karena itu, saya menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Kepala Sekolah, Guru pembimbing dan Wali kelas XI MIA 4 SMA Negeri
34 Jakarta, yang telah memberikan motivasi dalam penulisan makalah ini.
2. Kedua orangtua saya yang telah memberikan fasilitas dan doa sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis.
3. Teman – teman kelas XI MIA 4 SMA Negeri 34 Jakarta, yang telah
memberikan dukungan dan bantuan kepada saya dalam penulisan karya
tulis ini.

Akhir kata, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan karya tulis.

Jakarta, 11 Januari 2015

Penulis
DAFTAR ISI

Lembar Judul………………………………………………………….……i

Kata Pengantar………....…………………………………………..………ii

Daftar Isi………………………………………………………………..….iii

Bab 1 Pendahuluan………………………………………………………...1

Bab 2 Pembahasan………...…………………………………………….....3

A. Indeks Harga………...…………………………….…………………....3

B. Inflasi………………...………………...……………………….………..8

C. Definisi Deflasi, Devaluasi, Revaluasi, Apresiasi, Depresiasi……....15

Bab 3 Kesimpulan……………...……………………………..…………..17

Daftar Pustaka…………………………………...………………....…….18
Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Indeks harga merupakan ukuran perubahan harga yang dipengaruhi oleh beberpa
factor dalam ekonomi. Misalnya, indeks harga dipengaruhi oleh inflasi ataupun deflasi.
Indeks harga dapat diukur dengan beberapa cara. Pada makalah ini kami akan membahas
tentang indeks harga dan beberapa factor ekonomi yang mempengaruhi perubahan indeks
harga
B. Perumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan indeks harga, deflasi, inflasi, devaluasi,
depresiasi,apresiasi, revaluasi?
2. Apa tujuan dan fungsi indeks harga dan pengaruh factor ekonomi tersebut?
3. Apa jenis-jenis inflasi dan indeks harga?
C. Tujuan
Tujuan yang akan dibahas pada makalah ini adalah
1. Memahami teori indeks harga secara mendalam
2. Mengetahui tujuan dan fungsi indeks harga dan pengaruh factor ekonomi tersebut
3. Mengetahui jenis – jenis inflasi
4. Mengetahui jenis – jenis indeks harga
5. Mengetahui definisi deflasi, inflasi, devaluasi, depresiasi, apresiasi, revaluasi secara
mendalam.
6. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai mata pelajaran ekonomi semester 4
Bab II

Pembahasan

A. Indeks Harga
1. Pengertian Indeks Harga

Indeks Harga (price index) adalah suatu ukuran yang menunjukkan tentang
perubahan – perubahan yang terjadi pada harga dari satu periode ke periode lainnya.

2. Penyusunan Angka Indeks

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rangka penyusunan atau
perhitungan angka indeks, yang nantinya dapat digunakan sebagi data yang akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan.

Adapun hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angka indeks atau
indeks harga diantaranya sebagai berikut:

a. Perumusan Tujuan Penyusunan Angka Indeks

Penyusunan angka indeks bertujuan untuk mengukur perubahan atau


membandingkan perubahan antara variable – variable ekonomi dan sosial. Dalam
menyusun angka indeks perlu dirumuskan tentang apa yang akan diukur,bagaimana
cara mengukur, dan untuk apa pengukuran tersebut dilakukan.

b. Sumber dan Syarat Perbandingan Data

Penyusunan indeks harga selama periode tertentu membutuhkan data, baik jumlah
produksi maupun harga barang dari tahun – tahun yang bersangkutan. Dalam hal ini
harus ditentukan macam – macam barang yang akan dimasukkan dalam perhitungan
angka indeks. Kesulitan utama dalam penyusunan angka indeks adalah memilih
komponen yang termasuk sekumpulan yang akan dipertimbangkan. Misalnya indeks
bahan makanan, pilihlah jenis bahan makanan yang sering digunakan oleh
masyarakat umum, akan tetapi pemilihan jenis barang harus representative
(dapat mewakili). Cara ini biasa disebut judgement sampling (metode sampel).

c. Pemilihan Periode Dasar

Periode dasar atau tahun dasar (base year / basic year) adalah periode atau
tahun yang angka indeksnya 100 atau 100%, sedangkan tahun berikutnya
sebagai tahun tertentu (given year).

Beberapa factor yang perlu diperhatikan dalam memilih tahun dasar antara lain
sebagai berikut.

1) Pemilihan periode tahun dasar dilakukan dalam keadaan


perekonomiandianggap relative lebih stabil (normal).
2) Periode dasar tidak terlalu pendek atau terlalu panjang, maksudnya jarang
sekali periode dasar yang menggunakan waktu seminggu lebih lama dari lima
tahun.
3) Pemilihan tahun dasar atau periode dasar dapat juga bedasarkan suatu
kejadianpenting.
d. Pemilihan Timbangan (weight)
Dalam membandingkan suatu barang, selain factor kuantitas sebagai timbangan
(weight) atau angka – angka penimbang.Pada barang yang dianggap penting, factor
penimbangnya akan tinggi, sedangkan pada barang yang kurang penting akan
dianggap rendah.
3. Jenis Indeks Harga

Jenis indeks harga secara umum, dapat dibagi menjadi enam sebagai berikut.

a. Indeks Harga Konsumen (IHK), yaitu indeks umum yang digunakan untuk
menggamabarkan pergerakan harga.
Gambar Indeks Harga Konsumen

b. Indeks Harga Produsen (IHP), yaitu suatu indeks dari harga bahan – bahan baku (raw
materials) produk antara (intermediate products) dan peralatan modal mesin
yangdiberikan oleh sector bisnis atau perusahaan.
c. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), yaitu indeks yang menggambarkan
pergerakan harga dari komoditi – komoditi yang diperdagangkan di suatu daerah.
d. Indeks harga petani, yaitu indeks harga yang berhubungan dengan pengorbanan
(harga pokok) yang telah dikorbankan dengan hasil diterima petani.
e. Indeks harga yang dibayar petani, yaitu indeks harga yang meliputi pembelian/biaya
konsumsi dan pembelanjaan untuk biaya produksi pertaniannya.
f. Indeks harga saham, yaitu indeks harga yang mengukur perubahan harga saham di
pasar modal.
4. Tujuan Perhitungan Indeks
Perhitungan indeks harga juga memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Sebagai pedoman untuk melakukan perbandingan harga dari waktu ke waktu.
b. Sebagai petunjuk untuk mengukur perkembangan ekonomi secara umum.
c. Sebagai gambaran perkembangan perdagangan pada periode tertentu
d. Sebagai penetapan gaji.
e. Sebagai gambaran daya tukar petani
f. Sebagai dasar untuk menetapkan kebijakan ekonomi pemerintah dan
kebijakan moneter oleh Bank Indonesia
5. Jenis Angka Indeks

Dalam praktek, digunakan berbagai jenis pengukuran angka indeks:

a. Indeks Harga (Price Index)

Indeks ini bertujuan untuk mengukur perubahan harga antara dua interval waktu
tertentu, misal antar tahun, antar bulan, antar kuartal dan sebagainya.

b. Indeks Kuantitas (Quantitiy Index)

Indeks kuantitas mengukur perubahan sejumlah barang dari masa ke masa.

c. Indeks Nilai (Value Index)

Indeks nilai mengukur perubahan nilai barang, yang merupakan perkalian harga
suatu barang dengan sejumlah barang tersebut, dari waktu ke waktu.

6. Metode Perhitungan Angka Indeks


a. Metode tidak tertimbang (Agregatif Sederhana)
Metode tidak tertimbang diperoleh dengan cara menjumlahkan harga barang dan
jasa setiap tahun dibagi dengan harga tahun dasar dikali 100. Jika dibuat persamaan
matematisnya sebagai berikut.

IA =
∑ Pn x 100
∑ Po
Keterangan:

IA = indeks agregatif tidak tertimbang sederhana

Pn = jumlah harga pada tahun yang dihitung indeks harganya

Po = jumlah harga pada tahun dasar

b. Metode tertimbang

Metode tertimbang memiliki tiga cara perhitungan sebagai berikut.


1) Metode Laspeyres

Metode Laspeyres diperoleh dengan cara menjumlahkan harga barang dan


jasa setelah dikalikan dengan kuantitasnya setiap tahun dan dibagi dengan
hargabarang dikali kuantitasnya pada tahun dasar, rasionya dikali 100 %.

Persamaan matematisnya sebagai berikut.

IL =
∑ ( Pn .Qo) x 100
∑ ( Po . Qo)
Keterangan:

IL = Indeks harga laspeyres

Pn = harga pada tahun yang dihitung indeks harganya

Po = harga pada tahun dasar

Qo = Kuantitas pada tahun dasar

2) Metode Paasche.

Metode Paasche diperoleh dengan cara menggunakan factor


penimbang kuantitas barang pada tahun yang dihitung angka
indeksnya. Persamaan matematisnya sebagai berikut.

IP =
∑ ( Pn .Qn) x 100
∑ ( Po . Qn)
Keterangan:

IP = indeks harga paasche

Pn = harga pada tahun yang dihitung indeks harganya

Po = harga pada tahun dasar

Qn = kualitas pada tahun yang dihitung indeks harganya


3) Metode Marshall Edgeworth

Metode Marshall Edgeworth diperoleh dengan cara menjumlahkan


kuantitas pada tahun dasar dengan kuantitas pada tahun yang dihitung indeks
harganya dikali dengan harga pada tahun yang dihitung indeks harganya.
Hasilnya dibagi dengan hasil penjumlahan antara kuantitas pada tahun
dasardengan kuantitas pada tahun yang dihitung indeks harganya dikali
dengan harga pada tahun dasar, rasionya dikali 100%. Persamaan
matematisnya sebagai berikut.

∑ ( Qo+Qn ) . Pn
IM = x 100
∑ ( Pn+Qn ) . Po

Keterangan:

IM = indeks harga marshall edgeworth

Pn = Harga pada tahun yang dihitung indeks harganya

Po = harga pada tahun dasar

Qn = kuantitas pada tahun yang dihitung indeks harganya

Qo = Kuantitas pada tahun dasar


B. Inflasi

CONTOH GAMBAR INFLASI

1. Pengertian Inflasi

Inflasi adalah suatu kecenderungan meningkatnya harga – harga barang dan jasa
secara umum dan terus menerus.
2. Komponen Inflasi
Suatu perekonomian dapat dikatakan mengalami inflasi jika terdapat tiga
komponen utama inflasi:
a. Kenaikan Harga
Adanya kenaikan harga suatu barang menjadi suatu gejala inflasi,
walaupun tidak setiap kenaikan harga dapat disebut inflasi.
b. Bersifat Umum
Inflas juga harus menggambarkan kenaikan harga sejumlah besar barang
dan jasa yang dipergunakan atu dikonsumsi dalam suatu perekonomian.
c. Berlangsung Terus-Menerus
Perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu yang minimal bulanan.
Karena, dalam sebulan akan terlihat apakah kenaikan harga akan bersifat
umum dan terus menerus.
3. Jenis Inflasi

Secara umum dibagi dua, yaitu:

a. Inflasi inti (core inflation), yaitu inflasi yang dipengaruhi oleh factor fundamental
seperti interaksi permintaan, penawaran, lingkungan eksternal: nilai tukar, harga
komoditi internasional, serta pemikiran atau perkiraan masa depan tentang inflasi
dari pedagang dan konsumen.
b. Inflasi Noninti (noise inflation), yaitu inflasi yang dipengaruhi oleh selain factor
fundamental. Dalam hal ini terdiri atas:
1) Inflasi Volantile Food. Inflasi yang dipengaruhi tekanan (shocks)
dalamkelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, dan gangguan
penyakit.
2) Inflasi Administrated Prices. Inflasi yang dipengaruhi tekanan (shocks)
berupakebijakan harga pemerintah seperti harga BBM, tarif listrik, tarif
angkutan, dll.
a. Inflasi bedasarkan penyebabnya
1) Inflasi Tarikan Permintaan (Demand Full Inflation), yaitu inflasi yang
terjadiakibat adanya kenaikan permintaan secara umum yang terlalu besar atau
pesat dibandingkan dengan penawaran secara umum atau produksi barang –
barang

2) Inflasi Dorongan Biaya (Cost Push Inflation), yaitu inflasi yang terjadi
akibatadanya kenaikan biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan
produktivitas, hal tersebut menyebabkan perusahaan mengurangi penawaran
barang dan jasa ke pasar.
3) Inflasi Struktural (Structural Inflation), yaituinflasi yang terjadi sebagia akibar
adanya berbagai kendala atau kekuatan structural yang menyebabkan
penawaran dalam perkenomian menjadi kurang atau tidak peka terhadap
permintaan yang meningkat.
b. Inflasi Berdasarkan Tingkatannya
1) Inflasi ringan, inflasi yang tingkatannya masih dibawah 10% per tahun
2) Inflasi sedang, inflasi yang tingkatannya berada diantara 10% - 30% per tahun
3) Inflasi berat, inflasi yang tingkatannya berada diantara 30% - 100% per tahun
4) Hiper inflasi, inflasi yang tingkatannya berada di atas 100% per tahun
c. Inflasi Berdasarkan Asalnya
1) Domestic Inflation, yaitu inflasi yang dipengaruhi kejadian ekonomi yang
terjadi di dalam negeri.
2) Imported Inflation, yaitu inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga barang
impor.
4. Penyebab Inflasi

Penyebab inflasi ada 3 faktor, meliputi:

a. Permintaan (Demand)

Yaitu adanya kenaikan permintaan agregat (agregat demand) yang lebih besar
dibandingkan dengan penawaran agregat (agregat supply) atas barang dan jasa.

b. Penawaran (Supply)

Yaitu adanya kenaikan biaya produksi atau biaya pengadaan barang dan jasa
menyebabkan perusahaan mengurangi penawaran (supply) ke pasar.

c. Prakiraan tentang masa depan

Prakiraan tentang masa depan ini menyebbakan terjadinya perubahan harga di


masa depan oleh pelaku ekonomi.

5. Teori Inflasi

Secara garis besar, teori inflasi dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:

a. Teori Kuantitas

Inflasi disebabkan oleh:

1) Jumlah uang beredar


Kenaikan jumlah uang yang beredar akan menimbulkan inflasi

2) Harapan masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang

Ada 3 kemungkinan, yaitu :

a) Masyarakat tidak mengharapkan harga-harga naik pada


masamendatang sehingga sebagian uang yang diterimanya
disimpan, akibatnyaharga-harga tidak naik dan ini merupakan
awal munculnya inflasi.
b) Masyarakat mulai sadar bahwa ada inflasi sehingga penambahan
jumlah uang tidak disimpan melainkan digunakan untuk membeli
barang. Hal ini menjadikan kenaikan permintaan sehingga
harga-harga akan meningkat.
c) Dalam tahap hyperinflation, orang sudah mulai kehilangan
kepercayaan terhadap nilai mata uang. Peredaran uang makin
cepat.
b. Teori Keynes
Inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuannya
(secara ekonomis). Terjadi perebutan rezeki antar kelompok sosial yang
mengakibatkan permintaan masyarakat terhadap barang-barang selalu
melebihi jumlah barang-barang yang tersedia dan menimbulkan celah inflasi
atau inflationary gap.Permintaan yang meningkat menyebabkan harga barang
naik dan terjadi inflasi.
c. Teori Strukturalis
Ada kekuatan utama dalam perekonomian negara-negara berkembang
yang bisa menimbulkan inflasi.

Kekuatan ini terdiri dari hal berikut :

1) Ketidakelastisan dari penerimaan ekspor, yaitu nilai ekspor tumbuh


secara lamban dibandingkan dengan pertumbuhan sektor lain.
2) Ketidakelastisan penawaran atau produksi bahan makanan yang
tumbuh tidak secepat pertambahan penduduk dan penghasilan per
kapita.
6. Dampak Inflasi

Dampak inflasi adalah sebagai berikut:

a. Nilai suatu mata uang akan mengalami penurunan dan daya beli mata uang tersebut
menjadi semakin rendah.
b. Mendorong redistribusi pendapatan diantara anggota masyarakat
c. Menyebabkan perubahan – perubahan output dan kesempatan kerja
d. Menciptakan lingkungan yang tidak stabil bagi kondisi ekonomi
e. Memperendah tingkat bunga rill dna menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan di
pasar modal
I. Perhitungan Laju Inflasi
Terdapat dua indeks harga yang dapay digunakan untuk menghitung
inflasi, yakni sebagai berikut:
1. Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index atau CPI), yaitu salah suatu indeks
harga yang mengukur biaya sekelompok barang – barang dan jasa – jasa di pasar
termasuk harga – harga makanan, pakaina, perumahan, transportasi, perawatan,
kesehatan, pendidikan dan komoditi lain yang dibeli untuk menunjang kebutuhan
sehari–hari.

Rumus umumnya adalah sebagai berikut:

Pn
IHK = x 100
Po

Keterangan:

Po = harga sekarang

Pn = harga pada tahun dasar

Sedangkan untuk menghitung tingkat inflasi, rumusnya adalah sebagai berikut:


(IHKn−IHKo)
Laju Inflasi = IHK = x 100%
IHKo

Keterangan:

IHKn = Indeks Harga Konsumen Periode Ini

IHKo = Indeks Harga Konsumen Periode Lalu

2. Gross National Product (GNP) Deflator, yaitu perbandingan atau rasio antara GNP
nominal dan GNP rill dikalikan dengan 100.

Rumusnya adalah sebagai berikut:

GNP Nominal
GNP Deflator = x 100
GNP rill

II. Cara Mengatasi Inflasi

Terdapat 2 cara mengatasi inflasi, yaitu dengan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal

1. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter diambil dengan maksud untuk mengurangi jumlah uang yang
beredar dalam masyarakat. Bank sentral sebagai pemegang otoritas di bidang keuangan
dapat mengambil beberapa kebijakan untuk menekan laju inflasi. Kebijakan itu antara
lain sebagai berikut:

a. Kebijakan penetapan persediaan kas. Ini berguna untuk mengurangi jumalh


uang yang beredar di masyarkat, sehingga inflasi dapat ditekan.
b. Kebijakan diskonto, yaitu dengan meningkatkan nilai suku bunga
c. Kebijakan operasi pasar terbuka, yaitu dengan cara menjual surat berharga
2. Kebijakan Fiskal
a. Menghemat pengeluaran pemerintah
b. Menaikkan tarif pajak
3. Kebijakan lain di luar kebijakan moneter dan kebijakan fiscal
a. Menaikkan produksi dan menambah jumlah barang di pasar untuk menambah
produksi.
b. Menetapkan harga maksimum untuk beberapa jenis barang
C. Definisi Deflasi, Devaluasi, Depresiasi, Revaluasi, Apresiasidan
Redenominasi Rupiah
1. Definisi Deflasi

Deflasi adalah suatu keadaan dimana harga barang secara umum mengalami
kenaikan secara terus menerus atau terjadi penurunan nilai uang dalam negeri.

2. Definisi Devaluasi

Devaluasi adalah kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk


menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan jumlah ekspor ke luar negeri da membatasi jumlah impor serta
menambah devisa negara.

3. Definisi Revaluasi

Revaluasi adalah kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk


meningkatkan nilai jual mata uang di dalam negeri terhadapa mata uang asing.

4. Definisi Apresiasi

Apresiasi adalah suatu proses peningkatan nilai mata uang dalam negeri yang
disebabkan oleh adanya mekanisme perdagangan.

5. Definisi Depresiasi

Depresiasi adalah suatu proses penurunan nilai mata uang dalam negeri yang
disebabkan adanya mekanisme perdagangan.

6. Definisi Redenominasi Rupiah


Redenominasi rupiah adalah pemotongan nilai mata uang menjadi lebih kecil
tanpa mengubah nilai tukarnya

BAB III

Penutup
A. Kesimpulan
Indeks Harga adalah adanya perubahan–perubahan harga yang disebabkan oleh
beberapa faktor. Faktor–faktor tersebut menimbulkan adanya gelombang kehidupan
ekonomi. Pada makalah ini telah kami bahas secara mendalam tentang indeks harga.
Dalam makalah ini juga terdapat materi inflasi yang kami kupas secara mendalam. Dalam
kehidupan ekonomi, inflasi memiliki dampak besar terhadap indeks harga.
Dalam makalah ini kami juga telah memberikan ulasan singkat faktor lainnya
yang mempengaruhi perubahan indeks harga. Seperti deflasi, devaluasi, apresiasi,
revaluasi, redenominasi rupiah, dan depresiasi.
B. Saran
Indeks harga merupakan perubahan-perubahan harga yang disebabkan faktor-
faktor penting. Kita harus menjaga stabilitas indeks yang terdapat di Indonesia. Kita juga
harus tahu bagaimana cara menghadapi inflasi dengan tingkatan-tingkatannya dan deflasi
yang terjadi dalam perkonomian.
DAFTAR PUSTAKA

S, Alam. 2014. Ekonomi Kelas XI. Jakarta: Esis

Sugianto. 2008. Pajak & Retribusi Daerah. Jakarta: Grasindo

Nurmantu, Safri. 2005. Pengantar Perpajakan. Jakarta: Granit

Anda mungkin juga menyukai