Anda di halaman 1dari 13

JAWABAN SOAL-SOAL

BAB 19
No. 1
Wowok Yudo Anggoro
111 2080 007

Pertanyaan :

Dalam suatu perekonomian sederhana anggaplah bahwa semua pendapatan berbentuk


kompensasi karyawan atau laba. Anggap juga bahwa tidak ada pajak tak langsung. Hitunglah
produk domestik bruto dari kelompok angka berikut ini. Perlihatkan bahwa pendekatan
pengeluaran dan pendekatan pendapatan menghasilkan angka yang sama.

Konsumsi $5.000
Investasi $1.000
Depresiasi $600
Laba $900
Ekspor $500
Kompensasi karyawan $5.300
Pembelian Pemerintah $1.000
Pajak langsung $800
Tabungan $1.100
Impor $700

Jawaban:

Pendekatan pengeluaran

GDP = C + I + G + (X-M)
= 5.000 + 1.000 + 1.000 + (500 700)
= 6.800

Pendekatan pendapatan

GDP = Kompensasi Karyawan + Laba + Depresiasi =


5.300 + 900 + 600 =
6.800

Dari perhitungan diatas menunjukkan bahwa untuk menghitung besarnya produk domestik
bruto (GDP) dengan menggunakan kedua pendekatan, akan menghasilkan nilai yang sama.
Dalam pendekatan pendapatan, Tabungan dan pajak langsung tidak dimasukkan dalam
perhitungannya. Tabungan dan pajak langsung adalah elemen untuk menghitung personal
income yang nantinya berpengaruh pada perhitungan Net National Income (NNI).

No.2
Sulung Anom Prayogo
111 2080 008

Pertanyaan:
2. Bagaimana kita bisa tahu bahwa menghitung GDP dengan pendekatan pengeluaran
menghasilkan jawaban yang sama dengan menghitung GDP dengan pendekatan pendapatan ?

Jawaban :
Untuk menghitung GDP disuatu negara dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, yaitu
dengan:

a. Pendekatan Pendapatan.
PDB Merupakan balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi. Sementara
pendekatan pendapatan menghitung pendapatan yang diterima faktor produksi:
PDB = sewa + upah + bunga + laba
Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upah untuk
tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha.

b. Pendekatan Pengeluaran.
PDB adalah penjumlahan semua komponen permintaan akhir. Rumus umum untuk PDB
dengan pendekatan pengeluaran adalah:
PDB = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + (ekspor - impor)
Di mana konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga, investasi oleh
sektor usaha, pengeluaran pemerintah oleh pemerintah, dan ekspor dan impor melibatkan
sektor luar negeri.

Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan
angka yang sama. Karena tiap pembayaran (pengeluaran) oleh seorang pembeli pada saat itu
adalah pendapatan (penerimaan) untuk penjual. Jadi semua pendapatan yang diterima oleh
pemilik faktor-faktor produksi akan sama dengan jumlah pengeluarannya. Gambaran
mudahnya pada perekonomian 2 sektor. Sewa,upah,bunga dan laba yang diterima oleh pemilik
faktor produksi akan digunakan untuk konsumsi dan investasi.
No.3

Januar Nur Hidayanto


111 2080 009

Pertanyaan :
Seperti ditunjukan oleh table berikut, GNP dan GNP riil hamper sama pada tahun 1972, tapi ada
selisih $300 miliar menjelang pertengahan 1975. Terangkan sebabnya!

Jawaban :
Pada pertengahan tahun 1975 atau kuartal kedua terdapat selisih 300 milyar antara GDP Riil an
Nominal yang disebabkan oleh penurunan produksi yang dipengaruhi oleh kenaikan tingkat
harga sehingga GDP Nominal menjadi lebih tinggi dari GDP riil. Hal tersebut adalah sebuah
kondisi stagflasi dimana terjadi inflasi yang melambung namun pertumbuhan perekonomian
stagnant atau mundur. Ini adalah sebuah keadaan resesi ini. Kenaikan inflasi sesuai data yang
ditunjukan pada GDP Deflator dari tahun awal adalah sebesar 5,07 % dan penurunan jumlah
produksi yang ditunjukan pada perubahan GDP rill dari tahun awal adalah sebesar 5,00 %. Data
tersebut menunjukan pada kurun waktu tersebut inflasi semakin meningkat dan puncaknya
pada tahun 1975.

No. 4

Diana
111 2080 010

Sebutkan masalah dalam menggunakan bobot tetap untuk menghitung GDP Riil dan indeks harga.
Bagaimana pendekatan BEA untuk memecahkan masalah ini ?

Jawaban :

Terdapat beberapa masalah dalam penggunaan bobot harga tetap untuk menghitung GDP Riil. Pertama
bobot harga tahun 1987, bobot harga terakhir yang digunakan BEA (Biro Analisis Ekonomi AS) cenderung
kurang akurat untuk katakanlah 1950-an. Banyak perubahan structural telah terjadi dalam
perekonomian AS pada 40 hingga 50 tahun terakhir, dan sepertinya tidak mungkin bahwa harga tahun
1987 adalah bobot yang baik untuk digunakan pada kurun 1950-an.

Masalah lain adalah bahwa penggunaan bobot harga tetap tidak memperhitungkan tanggapan dalam
perekonomian terhadap pergeseran penawaran.
Tabel :

Produksi Harga per unit GDP pada GDP pada GDP pada GDP pada
tahun 1 tahun 2 tahun 1 tahun 2
Tahun Tahun Tahun Tahun dalam harga dalam dalam dalam
1 (Q1) 2 (Q2) 1 (P1) 2 (P2) tahun 1 harga tahun harga tahun harga tahun
1 2 2

Barang A 6 11 0.50 0.40 3.00 5.50 2.40 4.40

Barang B 7 4 0.30 1.00 2.10 1.20 7.00 4.00

Barang C 10 12 0.70 0.90 7.00 15.10 9.00 19.20

Total 12.10 19.20

Tabel diatas dapat dilihat bahwa :

Harga barang A lebih tinggi pada tahun 1 , peningkatan produksi barang A diberi bobot lebih jika kita
menggunakan tahun 1 sebagai tahun dasar daripada jika kita menggunakan tahun 2 sebagai tahun
dasar. Selain itu, karena harga barang B lebih rendah pada tahun 1, penurunan produksi barang B diberi
bobot lebih rendah jika kita menggunakan tahun 1 sebagai tahun dasar. Efek ini membuat perubahan
keseluruhan dalam GDP Riil lebih besar jika kita menggunakan harga tahun 1 dibanding jika kita
menggunakan bobot harga tahun 2. BEA cenderung memindahkan tahun dasar ke tahun berikutnya tiap
5 tahun, yang menyebabkan estimasi pertumbuhan GDP tahun sebelumnya direvisi ke bawah.
Mengubah estimasi pertumbuhan GDP tahun sebelumnya tidak disukai hanya karena perubahan
terhadap tahun dasar baru. Oleh karena itu BEA beralih ke prosedur baru menghindari banyak masalah
bobot tetap seperti ini.

Masalah yang serupa timbul ketika menggunakan bobot kuantitas tetap untuk menghitung indeks harga.
Prosedur bobot tetap mengabaikan substitusi barang yang harganya meningkat dan pemilihan barang
yang harganya turun atau meningkat kurang cepat. Prosedur ini cenderung menilai terlalu tinggi
peningkatan dalam tingkat harga keseluruhan.

Pad intinya tidak ada cara yang tepat untuk menghitung GDP Riil. Perekonomian meliputi banyak
barang, masing-masing memiliki harganya sendiri, dan tidak ada cara yang pasti untuk menjumlahkan
semua produksi barang yang bermacam-macam. Kita bisa mengatakan bahwa prosedur baru BEA untuk
menghitung GDP Riilmenghindari masalah yang berhubungan dengan penggunaan bobot tetap.

No.5
Dwi Febriana
111 2080 011
Pertanyaan :
Terangkan apakah perhitungan ganda itu dan bahaslah mengapa GDP tidak sama dengan penjualan total
?

Jawaban :
Perhitungan ganda adalah memasukan nilai barang perantara pada barang inti (keseluruhan), nilai
barang inti atau nilai barang adalah barang perantara + barang inti. Hal inilah yang dinamakan
perhitungan ganda (double counting) sebagai ilustrasi dalam memproduksi satu botol softdrink
Perusahaan X membayar Perusahaan Y sebesar Rp. 100,- per botol untuk memproduksi botol
(bungkusan). Perusahaan X menggunakan botol ini untuk mengepak atau sebagai wadah untuk menjadi
satu minuman softdrink yang siap dijual. Perusahaan X menjualnya seharga Rp. 2.000,- per
botol. Nilai soft drink tersebut termasuk botolnya adalah Rp. 2.000,-. Jika dalam perhitungan ganda
menjadi Rp. 2.000 + Rp 100. Jadi yang dimaksud dengan perhitungan ganda adalah nilai per botol
ditambah dengan harga botolnya.

GDP adalah nilai pasar total semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu periode tertentu
oleh factor produksi yang terletak dalam suatu Negara. Dari pengertian GDP tersebut dapat dikatan
bahwa GDP hanya menghitung penjualan akhir bukan dari seluruh total penjualan. Hal ini dikarenakan
pada konsepnya GDP hanya memperhitungkan adanya produksi baru atau saat ini pada suatu Negara.
Barang lama tidak dihitung dalam GDP saat ini karena telah dihitung sebelumnya pada saat diproduksi.
Dalam GDP mengabaikan semua transaksi dimana uang atau barang berpindah tangan kecuali jika ada
barang & jasa baru yang diproduksi.

Penjualan Total adalah keseluruhan nilai penjualan baik penjualan total tidak memperhatikan apakah
barang tersebut merupakan produksi baru atau produksi lama.

Jadi kesimpulannya GDP tidak sama dengan penjualan total karena dalam GNP hanya memperhitungkan
nilai penjualan akhir (produksi baru tanpa memasukkan nilai perantara) sedangkan penjualan total
merupakan keseluruhan nilai / penjualan baik itu produksi saat ini maupun produksi lama. Hal inilah
yang membedakan antara GDP dan Penjualan Total.

No.6
Aulia Rachma Yunita
111 2080 012

6. Tabel berikut ini menyajikan beberapa angka dari perkiraan GDP riil dan populasi yang dilakukan
pada tahun 2003. Menurut perkiraan itu, kira-kira berapa banyak kah pertumbuhan riil yang akan
terjadi antara 2005 dan 2006? Berapakah GDP per kapita yang diproyeksikan pada tahun 2005 dan
2006? Hitunglah perkiraan tingkat perubahan GDP riil dan GDP riil perkapita antara 2005 dan 2006.
GDP riil 2005 (miliaran) $10.517
GDP riil 2006 (miliaran) $10.857
Populasi 2005 (jutaan) 295,3
Populasi 2006 (jutaan) 297,8

Pertumbuhan riil yang akan terjadi antara tahun 2005 dan 2006?
GDP riil 2006 GDP riil 2005 X 100 %

GDP riil 2005

$10.517 - $10.857 X 100% = 3,2 %

$10.517

Berapakah GDP per kapita yang diproyeksikan pada tahun 2005 dan 2006?
GDP per kapita tahun 2005 = GDP riil 2005

Populasi 2005

$10.517 = $35.615

295,3

GDP per kapita tahun 2006 = GDP riil 2006

Populasi 2006

$10.857 = $36.457

297,8

Perkiraan tingkat perubahan GDP riil dan GDP riil per kapita antara tahun 2005 dan 2006.
GDP perkapitatahun 2006 - GDP per kapita 2005 X 100 %
GDP perkapitatahun 2005

$36.457 - $35,615 X 100 % = 2,3 %

$35.615

No.8
Agil Wibowo
1112080013

Bab 19 Mengukur Output Nasional & Pendapatan Nasional

No. 8 Selama 2002, GDP riil di Jepang meningkat sekitar 1,3 persen. Selama periode yang sama, penjualan
eceran di Jepang turun 1,8 persen secara riil. Berikan beberapa penjelasan yang mungkin terkait turunnya
penjualan secara eceran pada konsumsi ketika GDP naik.

Gross Domestic Product / Produk Domestik Bruto adalah penghitungan yang digunakan oleh suatu negara
sebagai ukuran utama bagi aktivitas perekonomian nasionalnya, tetapi pada dasarnya GDP mengukur
seluruh volume produksi dari suatu wilayah (negara) secara geografis.

Sementara untuk menghitung GDP/PDB melalui pendekatan pengeluaran, dapat dihitung sebagai berikut:

GDP atau PDB = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + (ekspor - impor)

Hal dimana GDP suatu negara dapat meningkat sementara penjualan eceran di negara tersebut turun dapat
saja terjadi apabila:
1. Ekspor neto cukup besar;
2. Pengeluaran pemerintah besar;
3. Investasi cukup besar;

Literatur:
http://www.tradingeconomics.com/
http://jurnal-sdm.blogspot.com/
No.9
Karima Dewi Patradianisa
1112080014

Manakah dari transaksi berikut ini yang tidak akan dihitung dalam GDP? Terangkan jawaban
Anda.
a. General Motors menerbitkan saham baru untuk mendanai pembangunan suatu produk.
Jawaban: Tidak dihitung dalam GDP. Penjualan saham tidak dihitung dalam GDP, sebab
penjualan saham hanya merupakan transfer kepemilikan aset, bukan merupakan kegiatan
produksi.
b. General Motors membangun pabrik baru.
Jawaban: Akan dihitung dalam GDP. Pengeluaran oleh perusahaan untuk mendirikan pabrik
masuk dalam kegiatan investasi nonperumahan. Investasi termasuk salah satu komponen
yang dihitung dalam GDP.
c. Perusahaan A berhasil mengambil alih paksa Perusahaan B, di mana perusahaan itu
membeli semua aset Perusahaan B.
Jawaban: Tidak dihitung dalam GDP. Pembelian aset perusahaan B oleh perusahaan A
bukan merupakan investasi barang modal baru, namun hanya merupakan transfer
kepemilikan aset dari Perusahaan B ke Perusahaan A saja.
d. Nenek Anda memenangkan lotere 10 juta
Jawaban: Tidak dihitung dalam GDP. Karena pada saat menang lotere, tidak melalui
kegiatan produksi barang maupun jasa.
e. Anda membeli salinan baru buku teks ini.
Jawaban: Akan dihitung dalam GDP. Membeli buku termasuk kegiatan konsumsi barang.

No.9
Rizki Safari
1112080016

Pertanyaan
9. Manakah dari Transaksi berikut ini yang tidak akan dihitung dalam GDP? Terangkan Jawaban Anda!
f. Anda Membeli salinan bekas buku teks ini.
g. Pemerintah Membayar Tunjangan Jaminan Sosial.
h. Sebuah instansi publik memasang peralatan antipolutan baru di cerobong asap.
i. Pizza Luigi membeli 15 kilogram keju mozzarella, menyimpannya dalam persediaan selama 1
bulan dan kemudian menggunakannya untuk membuat Pizza (yang kemudian dijualnya).
j. Anda menghabiskan akhir pekan untuk membersihkan kos-kosan.
k. Bandar narkoba menjual narkotika illegal seharga $ 500.

Jawaban
GDP adalah nilai pasar total output suatu Negara yang berupa barang dan jasa akhit dalam suatu
periode waktu tertentu oleh factor-faktor produksi yang berlokasi dalam suatu Negara.
f. Pembelian buku bekas teks : Tidak Dihitung
GDP hanya dihubungkan dengan produksi baru, dimana output lama tidak dihitung dalam GDP
saat ini karena telah dihitung sebelumnya pada saat produksi. Jika kita tetap memasukkan
pembelian buku bekas ini ke dalam komponen perhitungan GDP, maka akan terjadi perhitungan
ganda. Maka, seluruh transaksi perpindahan kepemilikan atas barang dan jasa diabaikan dalam
penghitungan GDP kecuali atas barang dan jasa yang baru diproduksi.
g. Pemerintah Membayar Tunjangan Jaminan Sosial : Dihitung
h. Sebuah instansi Publik memasang peralatan antipolutan baru di cerobong asap: Dihitung
Pemasangan peralatan antipolutan baru pada cerobong asap merupakan salah satu bentuk
investasi dalam negeri bruto yang berasal dari sektor swasta yang seterusnya akan membentuk
investasi nonperumahan. Pemasangan cerobong ini merupakan barang yang dibeli oleh instansi
dengan tujuan penggunaan akhir, sehingga menjadi bagian dalam penjualan akhir. Maka dari itu,
penjualan akhir yang berupa pemasangan peralatan antipolutan menjadi salah satu komponen
pembentuk investasi (I) dan diperhitungkan dalam menghitung GDP.
i. Pizza Luigi membeli 15 kilogram keju mozzarella, menyimpannya dalam persediaan selama 1
bulan dan kemudian menggunakannya untuk membuat Pizza (yang kemudian dijualnya): Tidak
Dihitung.
Pizza Luigi memproduksi pizza, sehingga membutuhkan bahan baku berupa keju mozzarella.
Keju mozzarella yang dibeli merupakan barang perantara, dimana keju tersebut diproduksi oleh
suatu perusahaan tertentu untuk digunakan dalam proses berikutnya oleh perusahaan lain.
Karena dalam penjualan pizza tersebut akan terkandung harga keju mozzarella, maka untuk
menghindari perhitungan ganda, pada saat penjualan keju mozzarella oleh pizza luigi tidak
dimasukkan sebagai komponen pengeluaran.
j. Anda menghabiskan akhir pekan untuk membersihkan kos-kosan: Tidak Dihitung.
Kegiatan membersihkan kos yang dilakukan diri sendiri tidak merupakan salah satu bentuk hasil
produksi katenagakerjaan karena dilakukan oleh diri sendiri tanpa mendapat imbalan atas apa
yang dikerjakan. Atas pekerjaan yang dilakukan tersebut tidak dapat memenuhi komponen dalam
menghitung GDP, lain halnya jika dilakukan oleh pihak lain dan atas jasa tersebut memperoleh
imbalan yang telah disepakati, nilai imbalan tersebut dianggap sebagai komponen GDP dengan
pendekatan pendapatan.
k. Bandar narkoba menjual narkotika illegal seharga $ 500: Tidak Dihitung.
Keterbatasan dalam penghitungan GDP adalah tidak memasukan transaksi yang terjadi pada
underground economy. Perekonomian seperti sektor informal atau sektor illegal seperti penjualan
narkoba dan sektor lain yang sulit tercatat oleh negara tidak masuk dalam perhitungan PDB. Oleh karena
itu, pendapatan atas penjualan illegal narkotika tidak termasuk dalam komponen perhitungan PDB.

No.10
S. Nenci Pratama
1112080017

Pertanyaan
10. Jika Anda membeli mobil baru, pembelian keseluruhan dihitung sebagai konsumsi pada tahun ketika
Anda melakukan transaksi. Terangkan dengan singkat mengapa hal ini merupakan kesalahan
dalam perhitungan pendapatan nasional. (Petunjuk: Mengapa pembelian mobil berbeda dengan
pembelian pizza?) Bagaimana anda bisa mengkoreksi kesalahn ini?

Jawaban
10. Pengukuran GDP salah satunya dilakukan dengan pendekatan pengeluaran, yang terdiri dari 4
komponen, dimana komponen konsumsi pribadi termasuk didalamnya (C). Total nilai pasar dari
barang-barang dan jasa-jasa yang dibeli oleh rumah tangga dan institusi-institusi nir laba dan nilai
dari barang dan jasa yang diterima oleh mereka sebagai pendapatan. Pengeluaran konsumsi dapat
dibagi menjadi tiga jenis, diantaranya:
a. Barang tahan lama (durable goods) : Mobil
b. Barang tidak tahan lama (nondurable goods) : Pizza
c. Jasa (services)
Ketika pembelian mobil baru dihitung sebagai konsumsi secara keseluruhan pada saat melakukan
transaksi hal ini akan mengakibatkan terjadinya kesalahan,karena:
a. Menurut saya, mobil bukanlah barang yang akan segera habis dikonsumsi dalam waktu satu
tahun setelah membeli. Sehingga tidak dapat dipersamakan dengan barang yang mudah habis.
Mobil masih akan memiliki nilai sisa disetiap tahunnya hingga jangka waktu tertentu tidak seperti
pizza, hal ini jelas menunjukkan bahwa yang menjadi konsumsi rumah tangga pada tahun itu
adalah nilai depresiasi pada saat itu. Maka pembelian pizza tidak dapat dipersamakan dengan
pembelian mobil.
b. Ketika mencatat semua konsumsi sebesar dengan nilai uang saat ini berarti kita menggunakan
GDP nominal dan ketika mengukur pertumbuhan ekonomi menjadi tidak relevan, karna ketika
anggapan kita produksi tumbuh padahal beberapa tahun kemudian harga mobil menjadi naik
karena dipicu oleh kenaikan inflasi. Dan ketika variasi barang menjadi semakin banyak, tidaklah
relevan jika menghitung GDP hanya dari jumlah produksi dikalikan dengan harga jual untuk tiap
tahun, karena pengaruh inflasi yang masuk ke dalam komponen harga barang berbeda tiap
jenisnya.
c. Menurut saya, yang paling tepat untuk mengkoreksi penghitungan ini adalah dengan
menggunakan perhitungan GDP riil, dimana menggunakan perhitungan GDP deflator yaitu
dengan ukuran tingkat harga keseluruhan. Atau, konsumsi ini merupakan konsumsi pribadi
karena dilakukan oleh factor produksi rumah tangga, sedangkan jika pembelian dilakukan oleh
factor produksi perusahaan penghitungan atas pembelian ini dianggap sebagai investasi
sedangkan pembelian dengan rumah tangga dimasukan dalam komponen konsumsi durable
goods. Karena maksud dari perhitungan 2 jenis komponen ini sama, menurut saya dipersamakan
untuk cara perhitungannya antara investasi mobil oleh perusahaan dengan konsumsi rumah
tangga.

No. 11

Andika Jefri
1112080018

Pertanyaan
Terangkan mengapa impor dikurangkan dari pendekatan pengeluaran dalam menghitung GDP

Jawab
Pendapatan Nasional Bruto (GDP) adalah nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang
dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu oleh faktor- faktor produksi yang berlokasi
dalam suatu negara.

GDP dapat dihitung dengan cara menjumlahkan pengeluaran konsumsi pribadi (C) + Investasi
Swasta (I) + Belanja Pemerintah (G) + Ekspor Netto (X-M).

Pendekatan pengeluaran menghitung GDP berdasarkan total pengeluaran oleh variabel


Konsumsi rumah tangga (C), Investasi swasta (I) serta belanja pemerintah (G) dalam
memperoleh barang akhir yang diproduksi oleh faktor produksi dalam negeri
Pengeluaran variabel C, I, G tidak hanya digunakan untuk barang produksi dalam negeri saja,
tetapi juga digunakan untuk barang yang diproduksi di luar negeri (impor). Sesuai dengan
pengertian GDP yaitu membatasi pada barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara,
barang impor tidak dapat dimasukkan dalam komponen perhitungan GDP sehingga untuk
mendapatkan angka yang tepat komponen impor harus dikurangkan dari variabel C, I, G.

No. 11

Andri Sukmana
1112080019

Pertanyaan : Perhitungan GDP tidak langsung memasukkan biaya ekonomi akibat


kerusakan lingkungan, misalnya pemanasal global dan hujan asam. Apakah
Anda beranggapan biaya ini seharusnya dimasukkan dalam GDP? Mengapa
ya atau mengapa tidak? Bagaimana GDP bisa disesuaikan untuk memasukkan
biaya kerusakan lingkungan.

Jawaban :
a. Apakah biaya ekonomi akibat kerusakan lingkungan seharusnya dimasukkan ke dalam
GDP?
Ya, seharusnya dimasukkan ke dalam GDP.
b. Mengapa?
Saat ini, PDB hanya mengukur aktivitas ekonomi dalam suatu Negara, tanpa
menghitung seluruh biaya yang timbul dari kegiatan ekonomi tersebut, termasuk di dalamnya
biaya-biaya eksternalitas negatif seperti kerusakan lingkungan (misalnya pada aktivitas
pengambilan ikan yang berlebihan di perairan pantai, pengelolaan hutan yang kurang baik,
efek-efek polusi industri seperti pemanasan global dan hujan asam serta pertambangan yang
buruk pengelolaannya). Akibatnya, PDB tampak relatif tinggi, padahal aktivitas-aktivitas tersebut
dalam jangka panjang dapat merusak kehidupan ekonomi suatu Negara. Biaya ekonomi yang
terkait dengan kerusakan lingkungan bahkan seringkali mengurangi keuntungan yang diperoleh
dari pengembangan pertanian dan industri.
Perhitungan GDP yang dengan memasukkan biaya ekonomi akibat kerusakan
lingkungan dapat saja dilakukan oleh pemerintah, meskipun hal itu bukan sesuatu yang lazim
dilakukan. Beberapa kalangan menilai bahwa untuk menghitung biaya ekonomi dari kerusakan
lingkungan yang berkaitan dengan penghitungan PDB suatu Negara sulit dilakukan. Selama ini,
nilai ekonomi lingkungan dianggap tak terukur, intangible, dan sering kali bahkan dianggap tidak
layak dipertanyakan karena memiliki nilai yang sulit dihitung secara nyata.
Padahal, perhitungan PDB dengan memasukkan biaya kerusakan lingkungan dapat berperan
dalam perencanaan pembangunan yang berkelanjutan. Konsep PDB yang memperhitungkan
kondisi SDA dan lingkungan atau lebih dikenal dengan sebutan PDB Hijau

Anda mungkin juga menyukai