Anda di halaman 1dari 9

TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER

Oleh : Kelompok 12

Bagus Pulunggono 170810101148

Anwar Sukmana 170810101150

A. MEKANISME KEBIJAKAN MONETER

Kebijakan moneter adalah salah satu kebiajakan yang secara langsung


dapat dikendalikan oleh pemerintah serta memiliki dampak langsung pada
perekonomian. Pengaruh kebijakan moneter yang pertama kali terasa adalah
sektor moneter perbankan (tingkat bunga, inflasi, kredit, dan sebagainya),
yang kemudian ditransfer ke sektor riil ( misalnya investasi dan konsumsi). Hal
ini membuktikan bahwa adanya kebijakan moneter akan mempengaruhi
kegiatan ekonomi. Secara singkat, pengaruh tersebut dapat dijelaskan pada
Gambar 6.2 berikut ini.

Kebijakan Moneter

Instrumen dan indikator


Kebijakan Moneter

Perekonomian
Indonesia (GDP,Inflasi,
Kebijakan Pemerintah Lainnya
Tk.Pengangguran,
Neraca Pembayaran)

Gambar 6.2

Pengaruh Kebijakan Moneter di Indonesia


Kebijakan moneter digunakan untuk mencapai tujuan yang dilakukan
melalui beberapa instrumen dan indikator kebijakan moneter, perhatikan
gambar 6.2 diatas. Instrumen instrumen tersebut antara lain melalui operasi
pasr terbuka (OPT), tingkat bunga diskonto, giro wajib minimum (reserve
requirement), dan himbauan moral. Kebijakan pemerintah lainnya (kebijakan
fiskal, kebijakan nilai tukar) bersama instrumen instrumen tersebut berusaha
mewujudkan tujuan kebijakan moneter antara lain : pertumbuhan ekonomi,
penyediaan lapangan kerja, stabilitas harga dan keseimbangan neraca
pembayaran. Melalui instrumen dan indikator moneter (tingkat bunga, jumlah
uang beredar), kebijakan di bidang moneter akan mempengaruhi
perekonomian, yang terlihat dari perubahan pendapatan nasioanal (GDP),
tingkat inflasi, jumlah pengangguran, dan neraca pembayaran. Meskipun
demikian, kebijakan pemerintah lainnya juga turut mempengaruhi beberapa
indikator perekonomian di Indonesia tersebut.

Dalam perkembangannya ada beberapa pendapat mengenai bagaimana


uang mempengaruhi perekonomian dan bagaimana mekanisme transmisi
(jalur pengaruh) perubahan jumlah uang beredar. Jumlah uang beredar
merupakan salah satu indikator kebiajakan moneter yang sangat penting dan
memiliki peranan yang besar karena berdampak langsung pada perekonomian
Indonesia. Ada beberapa jalur yang dapat digunskan untuk menerangkan
bagaimana perubahan jumlah uang beredar mempengaruhi kegiatan
ekonomi, antara lain jalur biaya modal, jalur kekayaan, jalur harga relatif dan
jalur langsung.

1. Jalur Biaya Modal (The Cost of Capital Channel)

Menurut Keynes, tingkat bunga merupakan penghubung utama antara


sektor moneter dengan sektor riil. Mula mula bank Indonesia membeli surat
berharga dari bank bank umum sehingga cadangan bank umum akan
mengalami peningkatan. Implikasinya, jumlah uang beredar akan mengalami
peningkatan dan tingkat bunga sebagai harga dari jumlah uang beredar akan
turun dan investasi sektor riil mengalami kenaikan.
Kebijakan moneter Cadangan bank Jumlah uang Tingkat bunga
(BI) membeli surat umum mengalami beredar cenderung sebagai harga
berharga kenaikan bertambah dari JUB akan
turun

Pendapatamn Kapasitas produksi Investor sektor riil


nasional (GDP) nasional akan naik akan naik
akan naik

Gambar 6.3

Pengaruh Jumlah Uang Beredar melalui Jalur Biaya Modal

Peningkatan investasi akan mendorong kapasitas produksi meningkat


yang pada gilirannya juga akan meningkatkan pendapatan nasional. Secara
garis besar, pengaruh jumlah uang beredar terhadap perekonomian melalui
jalur biaya modal dapat diterangkan pada gambar 6.3 diatas.

2. Jalur Kekayaan (Wealth Channel)

Pengaruh jumlah uang beredar terhadap pendapatan nasional melalui


jalur kekayaan dapat diterangkan pada gambar 6.4. Kekayaan di sini meliputi
barang fisik (tanah, rumah, dan sebagainya), surat berharga, dan uang tunai.
Hubungan antara kekayaan dengan pengeluaran total seperti pernah
diterangkan oleh Pigou.

Kebijakan moneter Jumlah uang Kekayaan Konsumsi masyarakat


ekspansif beredar naik akan naik meningkat

Pendapatan Pengeluaran total akan


nasional akan naik naik

Gambar 6.4

Pengaruh Jumlah Uang Beredar melalui Jalur Kekayaan


Perubahan nilai uang kas riil, baik disebabkan oleh turunnya harga
ataupun peningkatan jumlah uang akan mempengaruhi tingkat konsumsi yang
merupakan bagian dari pengeluaran total. Perubahan pengeluaran ini pada
gilirannya akan mempengaruhi keseimbangan pendapatan. Dengan demikian
kebijakan moneter akan mempengaruhi jumlah kekayaan (uang) yang
selanjutnya akan mempengaruhi konsumsi melalui real cash balance atau
Pigou Effect.

3. Jalur Harga Relatif (Teori Portofolio)

Teori portofolio merupakan dasar yang rasional mengapa seseorang


memegang kekayaan tertentu dalam bentuk uang. Asumsi teori ini antara lain:

a. setiap orang akan selalu berusaha untuk menyamakan pendapatan


marjinal (marginal return) dari masing masing bentuk kekayaan
dalam portofolionya ;
b. bertambahnya salah satu bentuk kekayaan akan menurunkan harga
bentuk kekayaan tersebut relatif terhadap bentuk kekayaan yang lain ;
c. individu tersebut akan menukarkan bentuk kekayaan yang harganya
turun tersebut dengan bentuk kekayaan lain yang harganya lebih
tinggi:
d. proses penukaran tersebut (juga proses perubahan sususnan bentuk
kekayaan) akan berjalan terus sampai pendapatan marjinal dari
amsing masing kekayaan sama besar.

Perubahan harga rerlatif yang terjadi sebenarnya merupakan konsekuensi


dari proses penyesuaian portofolio seorang. Misalnya penambahan jumlah
uang sebagai akibat dari kebijakan moneter membeli surat berharga oleh
Bank sentral akan menyebabkan individu kelebihan uang kas dalam
portofolionya. Kemudian ia akan menukarkan kelebihan uang kasnya dalam
bentuk kekayaan yang lain. Harga kekayaan yang lain akan naik (dan return
nya akan turun). Produksi dan investasi pada bentuk kekayaan lain akan naik.
Peningkatan investasi pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan
nasional. Secara garis besar, pengaruh JUB terhadap perekonomian melalui
jalur harga relatif dapat dijelaskan pada Gambar 6.5 berikut ini.

Kebijakan moneter Jumlah uang Uang , kas dalam Kelebihan itu akan
portofolio
ekspansif beredar naik ditukarkan dengan
kekayaan
masyarakat lebih kekayaan lain

Investasi naik dan GDP Produksi dalam bentuk Harga kekayaan lain
naik kekayaan itu akan naik tersebut akan naik

Gambar 6.5

Pengaruh Jumlah Uang Beredar melalui Jalur Relatif

4. Jalur Langsung (Teori Monetarist)

Pengaruh jumlah uang beredar terhadapn perekonomian melalui jalur


langsung dapat dijelaskan pada Gambar 6.6. Penerapan kebijakan moneter
akan mendorong kenaikan jumlah uang beredar dan berdampak pada
meningkatnya pengeluaran total dan pada gilirannya akan menaikkan
pendapaatan nasional. Pengaruh jumlah uang terhadap pengeluaran total
dilaukan melalui harga.

Kebijakan moneter Jumlah uang Pengeluaran Pendapatan nasional


beredar naik total naik meningkat

Gambar 6.6

pengaruh jumlah uang beredar melalui jalur langsung


B. MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER

Secara spesifik Taylor (1995) menyatakan bahwa mekanisme tansmisi


kebijakan moneter adalah “the process through which monetary policy decision
are transmitted into changes in real GDP and inflation”. Artinya, mekanisme
transmisi kebijakan moneter merupakan jalur jalur yang dilalui oleh kabijakn
moneter yaitu pendapatan nasional dan inflasi. Pada Gambar 6.7 terlihat kotak
hitam yang merupakan area mekanisme transmisi kebijakan moneter atau jalur
jalur yang dilalui oleh suatu kebijakan moneter hingga terwujudnya tujuan
akhirnya kebijakan moneter yaitu inflasi.

Kebijakan
moneter
? Tujuan akhir
inflasi

Gambar 6.7
Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Sebagai “Black Box”

Secara teoritis, konsep standar mekanisme transmisi kebijakan moneter


dimulai dari ketika bank sentral mengubah instrumen instrumennya yang
selanjutnay mempengaruhi sasaran operasional, sasaran antara dan sasaran
akhir. Misalnya bank Sentral (BI) menaikkan SBI. Peningkatan tersebut akan
mendorong naiknya Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB), suku bunga
deposito, kredit perbankan, harga aset, nilai tukar dan ekspektasi inflasi di
masyarakat. Perkembangan ini mencerminkan bekerjanya jalur jalur transmisi
moneter yang akan selanjutnya berpengaruh terhadap konsumsi dan investasi,
ekspor dan impor yang merupakan komponen permintaan eksternal dan
keseluruhan permintaan agregat.
Secara empiris, besarnya permintaan agregat tidak selalu sama dengan
penawaran agregat. Jika terjadi selisih antar permintaan dan penawaran atau
terjadi output gap maka akan memberi tekanan terhadap kanaikan harga harga
(inflasi) dari sisi domestik. Sementara itu, tekanan inflasi dari sisi luar negeri
terjadi melalui pengaruh langsung dan tidak langsung perubahan nilai
tukarterhadap perkembangan harga barang barang yang diimpor.
Pada awalnya pelaksanaan kebijakan moneter hanya ditransmisikan
melalui Jalur Uang (money channel). Tapi, seiring dengan kemajuan di bidang
ekonomi dan keuangn serta perubahan struktural dalam perekonomian, maka
jalur jalur mekanisme transmisi kebijakan moneter berkembang menjadi enam
jalur, salah satu diantaranya adalah Jalur Suku Bunga (Mishkin, 2004).
Mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga menekankan
peranan perubahan struktur suku bunga di sektor keuangan. Pengaruh
perrubahan suku bunga jangka pendek ditransmisikan kepada suku bunga
menengah/panjang yang selanjutnya mempengaruhi permintaan dan pada
akhirnya berpengaruh terhadap inflasi mekanisme transmisi kebijakan moneter
melalui jalur suku bunga dapat disimak pada Gambar 6.8 berikut ini.

Kebijakan Suku bunga Suku bunga


moneter (SBI,PUAB) deposito

Suku bunga Transmisi sektor


kredit keuangan

konsumsi
Transmisi di Permintaan Output gap
sektor riil agregat
investasi

inflasi

Sumber : Warjiyo (2004:20)


Gambar 6.8 Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Melalui Jalur
Suku Bunga
Kebijakan moneter yang ditransmisikan melalui jalur suku bunga dapat
dijelaskan dalam dua tahap. Pertama, transmisi di sektor keuangan (moneter).
Perubahan kebijakan moneter berawal dariperubahan instrumen moneter (SBI)
akan berpengaruh terhadap perkembangan suku bunga PUAB, suku bunga
deposito dan suku bunga kredit. Proses transmisi ini memerlukan tenggat waktu
(time lag) tertentu. Kedua, transmisi dari sektor keuangan ke sektor riil
tergantung pada pengaruhnya terhadap konsumsi dan investasi. Pengaruh suku
bunga terhadap konsumsi terjadi karena suku bunga deposito merupakan
komponen dari pendapatan masyarakat (income effect) dan suku bunga kredit
sebagai pembiayaan konsumsi (substitution effect). Sedangkan pengaruh suku
bunga terhadap investasi terjadi karena suku bunga kredit merupakan
komponen biaya modal.
Pengaruh suku bunga terhadap konsumsi dan investasi selanjutnya akan
berdampak pada jumlah permintaan agregat. Jika peningkatan permintaan
agregat tidak dibarengi dengan peningkatan penawaran agregat, maka akan
terjadi output gap (OG). Tekanan output gap akan berpengaruh terhadap tingkat
inflasi. Mengacu pada penjelasan diatas, maka dapat dikataka bahwa inflasi yang
terjadi melalui jalur ini adalah inflasi akibat tekanan permintaan (demand pull
inflation).

C. TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

Tujuan akhir kebijakan moneter adalah menjaga dan memelihara kestabilan


nilai rupiahyang salah satunya tercermin dari tingkat inflasi yang rendah dan
stabil. Untuk mencapai tujuan itu Bank Indonesia menetapkan suku
bungakebijakan BI Rate sebagai instrumen kebijakan utama untuk
mempengaruhi aktifitas kegiatan perekonomian dengan tujuan akhir pencapaian
inflasi. Namun jalur atau transmisi dari keputusan BI Rate sampai dengan
pencapaian sasaran inflasitersebut sangat kompleks dan memerlukan waktu
(time lag).
Mekanisme bekerjanya perubahan BI Rate sampai mempengaruhi inflasi
tersebut sering disebut sebagai mekanisme transmisi kebijakan moneter. Taylor
(1995) menyatakan bahwa mekanisme transmisi kebijakan moneter adalah
mekanisme transmisi kebijakan moneter merupakan jalur jalur yang dilalui oleh
kebijakan moneter dalam mempengaruhi sasaran akhir kebijakan moneter
inflasi. Mekanisme ini menggambarkan tindakan Bank Indonesia melalui
perubahan perubahan instrumen moneter dan target operasionalnya
mempengaruhi berbagai variabel ekonomi dan keuangan sebelum akhirnya
berpengaruh ke tujuan inflasi. Mekanisme tersebut terjadi melalui interaksi
antara Bank Sentral, perbankan dan sektor keuangan, serta sektor riil. Perubahan
BI Rate mempengaruhi inflasi melalui berbagai jalur, diantaranya jalur suku
bunga, jalur kredit, jalur nilai tukar, jalur harga aset, dan jalur ekspektasi (Bank
Indonesia, 2011).

Suku bunga
deposito & kredit

Kredit yang Konsumsi


disalurkan investasi

Harga asset Produk


BI RATE
(saham, obligasi) domestik bruto

Nilai tukar
Ekspor

Ekspektasi Inflasi
inflasi

Gambar 6.9 Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai