Anda di halaman 1dari 26

EKONOMI PUBLIK

TEORI BARANG SWASTA

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1

Naufal Akbar 1807511008


Komang Rama Satria H. 1807511033

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya, sehingga
aktivitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam
dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan
yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.

Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah membantu, tentunya
semua ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami menerima kritik maupun saran yang
kami harap dapat sangat berguna bagi kami kedepannya.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................................. i


Daftar Isi ......................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 3
1.1 Prakata ............................................................................................................................ 3
1. 2 Rumusan Masalah ...........................................................Error! Bookmark not defined.
1. 3 Tujuan............................................................................................................................... 4
1. 4 Manfaat............................................................................................................................. 5
BAB II............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 6
2.1 Pengertian Barang Swasta ................................................................................................ 6
2.2 Efisiensi Konsumen.......................................................................................................... 7
2.3 Efisiensi Produsen .......................................................................................................... 14
BAB III ......................................................................................................................................... 23
PENUTUP..................................................................................................................................... 23
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 23
3.2 Saran ............................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 25

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1. 1 Prakata
Sebelum membahas lebih jauh mengenai barang swasta beserta kompenen-
kompenennya, ada baiknya kita membahas hubungan mekanisme pasar
dalam pemenuhan berbagai barang dan jasa bagi masyarakat dan
hubungannya dengan efisiensi sumber-sumber ekonomi. Mekanisme pasar,
jika memenuhi asumsi terutama adanya kebebasan berusaha sehingga jumlah
penjual menjadi banyak dan jumlah pemb elinya juga banyak, maka akan
memperoleh harga yang tepat bagi suatu barang. Harga tersebut tidak terlalu
rendah sehingga penggunaan sumber ekonomi akan menjadi boros, karena
memproduksi terlalu banyak. Demikian juga harga tidak terlalu tinggi,
sehingga potensi daya beli akan terakumulasi di tangan penjual, sebagaimana
terjadi dalam kasus monopoli, dalam kasus monopoli harga ditentukan terlalu
tinggi , daya beli konsumen akan beralih ke penjual, kemudian monopolis
mencetak barang terlalu sedikit. Beralihnya daya beli konsumen disertai
pengurangan kepada pembelian barang yang lain, dimana barang dan jasa
yang ditawarkan tidak terbeli dan terjadinya kemunduran, akhirnya terjadi
pengangguran atau hilangnya sumber pendapatan. Pasar hanya merespon
permintaan efektif dan hasil distribusi pendapatan yang terjadi. Distribusi
tersebut sering kali tidak sesuai harapan atau tujuan bersama dalam suatu
masyarakat, dimana pendapatan negara terdistribusi meleset misalnya; sedikit
orang yang memiliki kekayaan sampai setenggah dari PDB dan sebagian
besar rakyat berposisi sebagai petani kecil, pekerja informal dan buruh
miskin. Pasar tidak bekerja otomatis ketika terdapat pengangguran, inflasi
dan pertumbuhan ekonomi yang lamban. Barang swasta memiliki nilai
tertentu yang disepakati antara penjual dan pembeli yaitu harga. Harga dari
suatu jenis barang swasta bisa naik dan turun (fluktuatif) mengikuti
mekanisme pasar yang dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran,
yaitu hukum yang tercipta karena adanya tarik antara kepentingan dari

3
produsen dan konsumen. Jika suatu jenis barang swasta jumlahnya banyak
disediakan oleh produsen (penawaran tinggi) sedangkan permintaan
konsumen sedikit ( permintaan rendah), maka kondisi ini membuat harga
barang turun. Sebaliknya, jika jenis barang tersebut tidak banyak disediakan
(penawaran rendah) sedangkan permintaan dari konsumen terhitung banyak
(permintaan tinggi), maka harga akan terdongkrak naik.

1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka permasalahan yang akan kami

bahas adalah:

1. Apakah yang dimaksud dengan barang swasta?

2. Bagaimana pengaruh efisiensi konsumen terhadap harga suatu barang

dan jasa?

3. Bagaimana pengaruh efisiensi produsen terhadap harga suatu barang

dan jasa?

4. Bagaimana kriteria kompensasi?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan barang swasta

2. Untuk mengetahui pengaruh efisiensi konsumen terhadap harga barang

dan jasa.

3. Untuk mengetahui pengaruh efisiensi produsen terhadap harga barang

dan jasa.

4. Untuk mengetahui kriteria kompensasi.

4
1. 4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penulisan secara teoritis diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan konsep teori

barang swasta.

2. Hasil penulisan ini secara praktis diharapkan dapat menyumbangkan

pemikiran terhadap teori barang swasta.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Barang Swasta

Barang swasta adalah barang yang dapat disediakan melalui sistem

pasar dapat menyebabkan alokasi sumber-sumber ekonomi secara efisien.

Dalam bab ini akan dibahas mengenai efisiensi alokasi sumber-sumber

ekonomi dalam perekonomian yang menggunakan sistem pasar tanpa

adanya campur tangan pemerintah. Dalam pembahasan ini, kita membagi

analisis menjadi dua golongan, yaitu golongan konsumen dan golongan

produsen. (Reksohadiprodjo, 2013, p. 29) Barang swasta adalah barang

yang setelah produsen memperoleh kompensasi bagi biaya produksinya,

memberikan manfaat hanya pada mereka yang mendapatkannya dan tidak

bagi orang lain. Barang swasta murni diasumsikan secara bersaing dan

manfaatnya dikecualikan dari mereka yang memilih untuk tidak

membelinya dengan harga pasar.

Barang swasta memiliki nilai tertentu yang disepakati antara

penjual dan pembeli yaitu harga. Harga dari suatu jenis barang swasta bisa

naik dan turun (fluktuatif) mengikuti mekanisme pasar yang dipengaruhi

oleh hukum permintaan dan penawaran, yaitu hukum yang tercipta karena

adanya tarik antara kepentingan dari produsen dan konsumen. Jika suatu

jenis barang swasta jumlahnya banyak disediakan oleh produsen

(penawaran tinggi) sedangkan permintaan konsumen sedikit (permintaan

rendah), maka kondisi ini membuat harga barang turun. Sebaliknya, jika

jenis barang tersebut tidak banyak disediakan (penawaran rendah)

6
sedangkan permintaan dari konsumen terhitung banyak (permintaan

tinggi), maka harga akan terdongkrak naik.

2.2 Efisiensi Konsumen

Dalam perekonomian yang menggunakan sistem pasar, harga

barang dan jasa, upah dan sebagainya ditentukan oleh permintaan dan

penawaran. Dalam sistem perekonomian pasar yang sempurna, harga-harga

merupakan data, yang berarti tidak ada satu pihak pun, baik produsen

maupun konsumen secara sendiri-sendiri dapat mempengaruhi harga. Hal

ini disebabkan oleh karena dalam sistem pasar persaingan sempurna,

seorang pengusaha ataupun pembeli hanya merupakan sebagian yang

sangat kecil sehingga peranannya menjadi tidak berarti. Bagi seorang

konsumen, permintaannya akan suatu barang hanya merupakan sebagian

kecil dibandingkan dengan permintaan seluruh konsumen, sehingga ia tidak

dapat mempengaruhi tingkat harga suatu barang dengan merubah

permintaannya akan barang tersebut, walaupun konsumen secara

berkelompok dapat mempengaruhi tingkat harga.

Dalam analiasa efisiensi konsumen, ada beberapa asumsi yang

digunakan untuk mempermudah analisis, yaitu:

1. Dalam masyarakat hanya ada 2 orang konsumen, A dan B

2. Hanya ada 2 barang swasta yang tersedia, makanan dan pakaian

3. Distribusi pendapatan sudah tertentu.

7
Gambar 2. 1

Gambar 2. 2

Diagram gambar 2.1 menunjukkan kurva indeferens bagi A, sedangkan

diagram 2.2 menunjukkan hal yang sama bagi B, Apabila A menggunakan seluruh

pendapatannya untuk membeli makanan, ia akan memperoleh sejumlah 0M0 unit

makanan. Apabila ia membeli pakaian dengan seluruh pendapatannya, ia akan

memperoleh OP0 unit pakaian. Setiap titik pada garis lurus P0M0 menunjukkan

kombinasi pakaian dan makanan yang diperoleh dengan pendapatannya.

8
Kurva KA1, KA2, KA3 adalah kurva indeferens (indiference curve) bagi A.

Setiap titik pada kurva indiferens menunjukkan kesamaan dalam kesukaan A

terhadap kombinasi makanan dan pakaian yang berbeda-beda. Titik L dan titik M

terletak pada satu kurva indiferens, yang berarti bagi A, ia merasa kepuasannya

sama walupun pada titik L ia mempunyai lebih banyak pakaian dan lebih sedikit

makanan daripada di titik M. Semakin tinggi (semakin jauh letaknya dari titik

pusat O) berarti semakin besar kepuasan A. Jadi setiap titik pada kurva K A2

menunjukkan kepuasan yang lebih besar daripada setiap titik pada kurva K A1.

Begitu juga setiap titik pada kurva KA3 menunjukkan kepuasan lebih besar dari

kurva KA1 dan KA2. A akan memilih kombinasi pakian dan makanan yang

memberikan kepuasan yang terbesar bagin dirinya .Kombinasi pakian dan

makanan pada titik L dan titik M yang terletak pada kurva indeferen K A1 tidak

memberi kepuasan yang terbesar oleh karena dengan merubah kombinasi

makanan dan pakian ,maka A akan memperoleh kepuasaan yang lebih besar yang

ditunjukkan dengan semakin tingginya kurva indiferen yang dapat dicapai. pada

titik kurva indifern KA3 memberikan kepuasan yang lebih besaar dibandingkan

KA2, akan tetapi hal itu tidak dapat dicapai, oleh karena dengan pendapatannya

yang sudah tertentu, ia hanya dapat memilih kombinasi pakaian dan makanan

sepanjang garis M0P0.

Kepuasan tertinggi yang dapat dicapai A dengan pendapatannya adalah

kurva KA2, yaitu kurva indiferens yang menyinggung garis M0P0. Jadi titik

E,dengan kombinasi makanan sejumlah OMA unit dri pakian sejumlah OPA akan

memberikan kepuasan yang terbesar bagi A. Analisis yang sama juga berlaku bagi

B, pada mana ia akan memperoleh kepuasan yang terbesar pada persinggungan

9
antara garis P1M1 ( garis yang menunjukkan kombinasi makanan dan pakaian

yang dapat diperoleh dengan harga dan pendapatan tertentu) dengan kurva

indiferens K B2. Kombinasi makanan sebanyak OMB dan pakaian sebanyak OPB

adalah kombinasi kedua barang yang memberikan kepuasan tertinggi bagi D.

Jumlah seluruh pakaian yang ada dalam perekonomian sebanyak

OPA+OPB sedangkan seluruh makanan yang ada dalam perekonomian sebanyak

OMA + OMB.

Gambar 2. 3

Diagram 2.3 diperoleh dengan membalikkan sumbu diagram B pada

diagram 2.1. diagram 2.3 berguna untuk menganalisis alokassi makanan dan

pakaian yang didapat oleh masing-masing konsumen. Pada titik T, kurva

indiferens A (KA2) berpotongan dengan kurva indiferens B (KB3), dimana

individu A memperoleh pakaian sebanyak OAP1 unit sedangkan B mendapat

pakaian sebanyak P1PE unit.Pada titk T , A mendapat makanan sebanyak OAP2 unit

sedangkan B mendapat makanan sebanyak P2ME unit .Titik T bukan merupakan

10
titik optimum , sebab dengan mengubah kombinassi makanan dan pakian , kedua

konsumen (A dan B ) dapat memperoleh kepuasaan yang lebuh tinggi.Pada titik D

, konsumen A mempunyai lebih sedikit pakian dan lebih banyak makanan

dibandingkan pada titik T , akan tetapi kepuasan A di titik D lebih besaar daripada

kepuasan A dititik T oleh karena di titik D terletak pada kurva indiferens yang

lebih tinggi (KA3) daripada titk T yang terletak pada kurva indiferens KA2.Pada

titik D kepuasan B tidak berubah dibandingkan pada titik T oleh karena kedua

titik tersebut terletak pada kurva indiferens yang sama (KB3 ).

Sebaliknya, perpindahan posisi dari titk T ke titik F menyebabkan

kepuassan B menjadi lebih besar (dari KB3 ke KB4) sedangkan kepuasan A tidak

berubah , tetap pada kurva indiferrens KA2 .

Perpindahan lebih lanjut dari titik F dan D ke titik Q, akan menyebabkan

kepuasan salah seorang konsumen menjadi semakin rendah, sehingga titik D dan

titik F adalah titik-titik optimum. Arah perpindahan posisi kedua orang konsumen,

dari titik T ke D atau F tergantung daripada kekuatan masing-masing konsumen.

Apabila konsumen A lebih kuat dari konsumen B, maka A dapat meningkatkan

kepuasannya tersebut tanpa merugikan konsumen B oleh sebab B tidak berubah

tingkat kepuassannya. Sebaliknya apabila B yang lebih kuat ia akan berusaha

untuk pindah dari titik T ke titik F sehingga tindakannya tidak mengurangi

kepuasan A. Apabila A dan B sama-sama kuat, maka perpindahan dari titik T

akan menuju ke posisi di antara F-D dimana kedua-duanya dapat meningkatkan

kepuasan mereka. Titik-titik F dan D, yaitu tempat kedudukan dimana seorang

konsumen tidak dapat meningkatkan kepuasannya tanpa menyebabkan kepuasan

konsumen lain menjadi berkurang disebut pareto optimum. Pareto optimum

11
terjadi pada setiap titik pada garis OAOB yang disebut garis kontrak. Jadi, Pareto

optimum tidak hanya terjadi pada satu atau dua titik saja melainkan banyak, yaitu

sepanjang garis OAOB. Di titik mana sepanjang OAOB kedua konsumen A dan B

akan berakhir tergantung dari distribusi penghasilan awal kedua konsumen

tersebut. Jadi analisis di atas hanya memecahkan masalah distribusi. Uraian di

atas, dimana efisiensi maksimum yang dicapai berakhir di titik F atau D adalah

dengan pandangan bahwa distribusi awal terjadi pada titik T dimana konsumen A

memiliki pakaian sebanyak OAP1 unit dan makan sebanyak OAM1 unit sedangkan

konsumen B memiliki pakaian sebanyank M1ME unit.

Pada titik OB, alokasi kedua barang (pakaian dan makanan) juga sangat

efisien akan tetapi distribusi kedua barang tersebut sangat tidak merata oleh

karena konsumen A memiliki semua makanan dan pakaian sedangkan B tidak

mengkonsumsikan apa-apa. Begitu juga pada titik optimum OA, efisiensi alokasi

pakaian dan makanan tercapai, akan tetap alokasi yang terjadi adalah sangatlah

tidak merata karena B memiliki semua pakaian dan makanan yang ada, sedangkan

A tidak memiliki apa-apa.

Jadi uraian di atas dapat dijelaskan bahwa mekanisme pasar tanpa adanya

campur tangan pemerintah dapat menyebabkan alokasi barang-barang yang

efisien di antara para konsumen akan tetapi tidak dapat memecahkan masalah

distribusi barang yang dianggap adil sehingga pemerintah harus campur tangan

dalam menangani masalah distribusi

Kondisi Pareto Optimum Bagi Konsumen

Untuk mengetahui kondisi pareto optimum maka kita harus mengetahui

konsep tingkat pertukaran marginal (TPM, marginal rate of substitsion). TPM

12
adalah angka yang menunjukkan kesediaan seorang konsumen untuk menukarkan

satu unit terakhir dari suatu barang untuk mendapatkan beberapa unit barang

lainnya. Setiap konsumen akan selalu menyamakan TPM-nya dengan harga relatif

kedua barang, yaitu pakaian dan makanan. Dengan kata lain konsumen selalu

berusaha mencapai tingkat kepuasan dimana kurva indiferens-nya menyinggung

Kurva Anggaran P0M0 atau P1M1, titik E pada Diagram 2.1 dan 2.2 pareto

optimum akan tercapai apabila setiap orang mencapai titik keseimbangan, yaitu

dimana bagi setiap orang TPM mereka sama dengan harga relatif, yaitu dimana

TPM A untuk makanan dan pakaian = TPM B untuk makanan dan pakaian, atau

dalam persamaan matematis disebutkan:

Kepuasan marginal bagi makanan Harga Makanan


=
Kepuasan marginal bagi pakaian Harga Pakaian

Yang dicapai apabila kurva indiferens A menyinggung kurva indiferens

B atau titik D dan F pada diagram 2.3.

Diagram 2.4

13
Kedudukan pareto dalam Diagram 2.3 dapat diterjemahkan menjadi

kurva kemungkinan kepuasan (Utility possibility function) seperti ditunjukkan

dalam diagram 2.4.

2.3 Efisiensi Produsen

Untuk menganalisis efisiensi produksi analisa pareto dapat pula


dipergunakan. kita anggap bahwa dalam perekonomian hanya terdapat dua
orang produsen yang menghasilkan dua jenis barang (X dan Y), serta hanya
menggunakan dua jenis faktor produksi variable yaitu T adalah tanah dan B
adalah tenaga kerja.(Guritno 1993:19)

Diagram 2.6. menunjukkan kurva Hasil Fisik Total (HFT) dari penggunaan
satu jenis faktor produksi. Pada Diagram 2.5,a, tanah merupakan faktor
produksi variable sedangkan pada diagram 2.5.b. tenaga kerja yang
merupakan faktor produksi variable.

A. Kurva Kemungkinan Konsumsi Besar


1. Diagram 2.5.

14
B. Kurva Hasil Fisik Total
1. Diagram 2.6.

HFT menunjukkan hasil produksi apabila produsen menggunakan tambahan satu


faktor produksi dengan asumsi penggunaan faktor produksi lainnya tidak berubah.
Maka dari sifat faktor produksi yang tetap ini menunjukkan bahwa HFT
merupakan suatu analisis jangka pendek. Tingkat produksi H1 pada diagram 2.6.
dapat dicapai dengan menggunakan tanah sebanyak T1 unit dan tenaga kerja
sebanyak B1, yang ditunjukkan pada diagram 2.7. dibawah ini.

C. Kurva Produksi Sama


1. Diagram 2.7.a.

15
Diagram 2.7.a. menunjukka kurva produksi yang isoquant dimana didapat dari
kedudukan kombinasi penggunaan tanah dan tenaga kerja yang memberikan hasil
yang sama. Pada diagram diatas pula dapat diketahui bahwa tingkat produksi H1
tidak hanya dapat dicapai dengan kombinasi tenaga kerja dan tanah sebanyak
T1B1, tetapi juga dengan kombinasi T2 dan B2, T3 dan B3. Jumlah tenaga yang
digunakan dan tingkat produksi yang dicapai ditentukan oleh besarnya dana yang
tersedia, harga dari tanah dan upah tenaga.

2. Diagram 2.7.b.

Tingkat produksi pada diagram 2.7 dapat dicapai dengan menggunakan

tanah sebanyak T1 unit dan tenaga kerja sebanyak B1, yang ditunjukkan oleh titik

K pada diagram 2.8. akan tetapi pada diagram 2.8 dapat pula diketahui bahwa

tingkat produksi H1 tidak hanya dapat dicapai dengan kombinasi tenaga dan tanah

sebanyak T1B1, tetapi juga dengan kombinasi T2 dan B2, T3 dan B3. Jumlah tenaga

yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai ditentukan oleh besarnya dana

yang tersedia, harga dari tanah, dan upah tenaga. Dengan upah dan sewa tanah

tertentu, maka sejumlah dana tertentu oleh produsen dapat digunakan seluruhnya

untuk membayar tenaga kerja sebanyak B1 orang atau ia dapat menggunakan

seluruh dana tersebut untuk menyewa tanah seluas T1 Ha.

16
D. Kurva Anggaran

1. Diagram 2.8.

Dalam diagram 2.8 keseimbangan produsen ditunjukkan oleh titik E,

dimana dengan dana yang tertentu produsen menghasikan sebanyak H1 dengan

menggunakan tenaga kerja sebanyak OBE orang dan OTE Ha tanah. Diagram 2.9

menunjukkan bagaimana tenaga kerja dan tanah dipergunakan oleh dua orang

produsen yang menghasilkan produk yang berbeda, yaitu pakaian dan makanan.

Misalkan X menghasilkan pakaian dan Y menghasilkan makanan.

Diagram 2.9 dapat dilihat bahwa padda kurva kemungkinan produksi

(KKP), peningkatan produksi satu jenis barang hanya dapat dilakukan dengan

mengurangi produksi barang yang lain. Jadi dari F ke G, kenaikkan produksi

makanan dari OM1 ke OM0 hanya dapat dilakukan apabila produksi pakaian

dikurangi dari OP1 ke OP0.

17
E. Kurva Keseimbangan Produsen

1. Diagram 2.9.

Analisis selanjutnya adalah bagaimana sistem pasar persaingan

sempurna dapat menentukan berapa jumlah barang (pakaian dan makanan) yang

akan dihasilkan oleh produsen (X dan Y) dan bagaimana kedua barang tersebut

akan didistribusikan di antara para konsumen (A dan B)? Jumlah barang yang

diproduksikan tergantung oleh harga kedua barang tersebut. Semakin mahal harga

suatu barang semakin banyak jumlah yang dihasilkan, sebaliknya semakin murah

harga suatu barang semakin sedikit jumlah yang diproduksikan.

F. Kurva Kemungkinan Produksi

1. Diagram 2.10.

18
Misalkan harga makanan = PM dan harga pakaian = PP yang pada pasar

persaingan sempurna ditentukan secara eksogen sehingga merupakan data bagi

produsen maupun konsumen (asumsinya pasar semuanya dalam persaingan

sempurna). Nisbah (rasio) harga PM/PP menyebabkan jumlah makanan yang

dihasilkan sebanyak OAM1 dan pakaian sebanyak OAP1 pada diagram 2.11.

Jumlah makanan dan pakaian yang dihasilkan tersebut harus didistribusikan di

antara para konsumen yang ada.

Pada analisis konsumen kita anggap bahwa dalam perekonomian hanya

terdapat dua orang konsumen dan distribusi dua barang diantara kedua orang

konsumen dapat dilihat pada diagram 2.11. dengan membuat diagram kotak (box

diagram pada diagram 2.2). Segi empat OAP1OBM1 menunjukkan banyaknya

makanan dan pakaian yang tersedia dalam masyarakat.

G. Kurva Alokasi Optimum Produsen dan Konsumen

Diagram 2.9

Dalam segi empat OAP1OBM1, hanya terdapat satu titik pada kurva

kontrak dimana garis harga PM/PP sejajar dengan tingkat pertukaran marginal

(TPS = marginal rate of substitution), yaitu pada titik T. Pada titik T tersebut

19
jumlah makanan yang didapat oleh A adalah sebanyak OAM0 unit dan makanan

yang dikonsumsikan oleh B sebanyak M0M1, dan OAM0 + M0M1 = OAM1 adalah

makanan yang dihasilkan oleh produsen makanan (Y). Sebaliknya, pada titik T

jumlah pakaian yang dikonsumsikan A sebanyak OAP0 unit dan yang

dikonsumsikan B sebanyak P0P1. Jumlah konsumsi kedua konsumen tersebut

sebanyak OAP0 + P0P1 = OAP1 yang merupakan pakaian yang dihasilkan X.

Jadi dari analisis konsumen dan produsen di atas, dapat disimpulkan

bahwa apabila semua pasar berada pada pasar persaingan sempurna maka

mekanisme pasar akan dapat memecahkan masalah alokasi sumber ekonomi

secara efisien tanpa adanya campur tangan pemerintah.

Konsumen akan mencapai kepuasan yang optimal, sebab setiap konsumen

akan berada pada keseimbangan konsumen, yaitu dimana:

MRSAX DAN Y = MRSBX DAN Y =....... = PX/PY

Dimana:

X dan Y = barang konsumsi

P = harga

A dan B = konsumen

Produsen akan mencapai kepuasan yang optimal, sebab setiap produsen

akan berada pada keseimbangan produsen, yaitu dimana:

MTRSDB DAN T= MTRSCB DAN T =....... = PB/PT

Dimana:

MTRS = Marginal rate of technical substitution

D dan C = individu produsen

20
T dan B = faktor produksi

P = harga

Nisbah harga barang konsumsi (PX/PY) menunjukkan beberapa jumlah

barang X dan barang Y akan dihasilkan dalam perekonomian.

Jadi pareto optimal dalam perekonomian akan tercapai sebab:

MRSAX DAN Y = MRSBX DAN Y = MRT = PX/PY

MTRSDB DAN T = MTRSCB DAN T= PB/PT

2.4 Kriteria Kompensasi

(Mangkoesoebroto, 2008, p. 29) Dari uraian diatas dapat

disimpulkan bahwa adanya pasar persaingan sempurna akan menyebabkan

terjadinya pareto optimum bagi konsumen dan produsen, dalam hal ini,

setiap perubahan dari kondisi pareto optimum tersebut akan menyebabkan

iefisiensi alokasi sumber-sumber ekonomi. Jelas bahwa definisi pareto

yang demikian itu sangatlah sempit, sebab setiap kondisi berarti telah

tercapai kondisi pareto optimum? Kaldor dan Hicks menyatakan bahwa

setiap perubahan tetap akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

apabila pihak yang dirugikan dapat memperoleh kompensasi atas kerugian

tersebut sehingga ia berada pada tingkat kepuasan yang sama sedangkan

pihak yang untung mengalami kenaikan kesejahteraan. Ini yang disebut

dengan kriteria Kaldor-Hicks: suatu alokasi sumber ekonomi baik bagi

seluruh masyarakat wa apabila pihak yang untung dapat memberikan

kompensasi kepada pihak yang dirugikan dan tetap lebih baik keadaannya

pada situasi sebelum alokasi sumber ekonomi tersebut. Scitovsky

21
kemudian menyatakan bahwa sebaliknya dapat juga terjadi, yaitu pihak

yang dirugikan oleh suatu alokasi sumber ekonomi (perubahan) dapat

membayar kepada pihak yang diuntungkan dengan perubahan tersebut

agar tidak melakukan perubahan. Gorman menyatakan bahwa kriteria

Scitovsky tersebut dapat menimbulkan inkonsistensi. Misalnya terdapat

tempat kemungkin alokasi sumber ekonomi, A, B, C dan D yang kita

bandingkan secara berpasangan. Maka kriteria Scitovsky dapat

menimbulkan kesimpulan bahwa A lebih baik dari B, B lebih baik dari C,

C lebih baik dari D, dan D lebih baik dari A. kesimpulan tersebut menjadi

tidak konsisten sebab seharusnya A lebih baik dari D, dan bukannya D

lebih baik dari A. oleh karena itu, kriteria kompensasi dalam prakteknya

tidak banyak gunanya.

Jadi dari analisa di atas dapat disimpulkan bahwa pada sistem

pasar persaingan sempurna, mekanisme harga dapat menjamin tercapainya

efisiensi dalam alokasi barang konsumen dan alokasi faktor produksi.

Akan tetapi dapat pula disimpulkan bahwa mekanisme pasar tidak dapat

memecahkan masalah keadilan dalam distribusi konsumsi barang, oleh

karena efisiensi yang dicapai mungkin menyebabkan seorang konsumen

mendapatkan semua barang sedangkan konsumen lainnya tidak

mendapatkan satu barang apapun, yaitu apabila titik T berada pada Oa atau

Ob Sehingga beberapa ahli ekonomi berpendapat bahwa masalah distribusi

bukanlah wewenang ahli ekonomi, akan tetapi menjadi wewenang para

ahli filosof.

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Barang swasta adalah barang yang dapat disediakan melalui

sistem pasar dapat menyebabkan alokasi sumber-sumber

ekonomi secara efisien. Barang swasta memiliki nilai tertentu

yang disepakati antara penjual dan pembeli yaitu harga. Harga

dari suatu jenis barang swasta bisa naik dan turun (fluktuatif)

mengikuti mekanisme pasar.

Dalam sistem perekonomian pasar yang sempurna, harga-harga

merupakan data, yang berarti tidak ada satu pihak pun, baik

produsen maupun konsumen secara sendiri-sendiri dapat

mempengaruhi harga. Hal ini disebabkan oleh karena dalam

sistem pasar persaingan sempurna, seorang pengusaha ataupun

pembeli hanya merupakan sebagian yang sangat kecil sehingga

peranannya menjadi tidak berarti. Bagi seorang konsumen,

permintaannya akan suatu barang hanya merupakan sebagian

kecil dibandingkan dengan permintaan seluruh konsumen,

sehingga ia tidak dapat mempengaruhi tingkat harga suatu

barang dengan merubah permintaannya akan barang tersebut,

walaupun konsumen secara berkelompok dapat mempengaruhi

tingkat harga.

23
Jumlah barang yang diproduksikan tergantung oleh harga kedua

barang tersebut. Semakin mahal harga suatu barang semakin

banyak jumlah yang dihasilkan, sebaliknya semakin murah

harga suatu barang semakin sedikit jumlah yang diproduksikan.

3.2 Saran
Sebaiknya penyediaan barang swasta dapat memenuhi

kebutuhan masyarakat dengan harga yang optimal. Penyediaan

barang swasta harus didukung oleh pemerintah dengan

pengadaan barang publik yang memadai dan pemerintah turut

berperan dalam mekanisme pasar dalam alokasi, distribusi dan

stabilisasi sehingga dapat memperlancar kegiatan ekonomi.

24
DAFTAR PUSTAKA

Mangkoesoebroto, G. (2008). Ekonomi Publik. Yogyakarta: BPFE-


YOGYAKARTA.
Reksohadiprodjo, S. (2013). Ekonomika Publik. Yogyakarta: BPFE-
YOGYAKARTA.

25

Anda mungkin juga menyukai