Oleh
Nama : Gilang Wijaya
NPM : 1613034042
Program Studi : Pendidikan Geografi
Tugas Individu ke 2
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan nikmat-
Nya, sholawat serta salam kita ucapkan kepada baginda Nabi besar kita Nabi
Muhammad S.A.W. yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah Geografi Penduduk ini. Makalah ini penulis
susun sebagai prasyarat mengikuti perkuliahan Geografi Penduduk, yaitu
mengenai Analisis Tingkat Fertilitas di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di
mana makalah ini membahas mengenai tren tingkat fertilitas di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Dalam penyajian materi makalah ini akan penulis jabarkan berdasarkan hal yang
disebutkan tadi. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
kesalahan dan kekurangan, untuk itu penulis berharap seluruh pembaca berkenan
memberikan kritik dan saran. Akhirnya tak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak yang membantu penyelesaian makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah. ................................................................................3
1.3. Tujuan ...................................................................................................3
1.4. Jenis dan Sumber Data ..........................................................................3
PETA
Peta Tingkat Fertilitas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 1971-
2017 ..............................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA
iii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Total Fertility Rate (TFR) merupakan jumlah rata-rata anak yang dilahirkan setiap
wanita. Kebaikan dari teknik ini adalah merupakan ukuran untuk seluruh wanita
usia 15-49 tahun yang dihitung berdasarkan angka kelahiran menurut kelompok
umur, berbeda dengan teknik yang lain yang perhitungannya tidak memisahkan
antara penduduk laki-laki dan perempuan serta tingkat usia produktif bagi wanita.
Banyak faktor yang mempengaruhi fertilitas yaitu tingkat pendapatan, biaya anak,
jam kerja, usia kawin pertama, tingkat pendidikan (SLTP ke bawah dan SLTP ke
atas). Keterkaitan pendapatan terhadap fertilitas adalah ketika pendapatan
seseorang naik akan semakin besar pengaruhnya terhadap penurunan fertilitas
yang terjadi. Apabila ada kenaikan pendapatan, aspirasi orang tua akan berubah.
Orang tua menginginkan anak dengan kualitas yang baik. Ini berarti biaya (cost)
nya naik. Sedangkan kegunaannya turun sebab walaupun anak masih memberikan
kepuasan akan tetapi balas jasa ekonominya turun. Disamping itu orang tua juga
tidak tergantung dari sumbangan anak. Jadi biaya membesarkan anak lebih besar
daripada kegunaannya. Hal ini mengakibatkan "demand" terhadap anak menurun
atau dengan kata lain fertilitas turun.
Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi fertilitas adalah usia kawin pertama,
Usia Kawin Pertama adalah usia dimana seseorang melakukan hubungan intim
untuk yang pertama kalinya. Usia kawin pertama dalam suatu pernikahan berarti
umur mulai berhubungan kelamin antara individu wanita yang terikat dalam suatu
lembaga perkawinan dalam berbagai ketentuan mengenai hak dan kewajiban dari
masing-masing individu. Pada masyarakat di negara yang sedang berkembang
usia perkawinan pertama cenderung muda sehingga mempunyai masa reproduksi
yang panjang yang berakibat pada nilai fertilitas yang tinggi. Dengan kata lain,
semakin cepat usia kawin pertama, semakin besar kemungkinan mempunyai anak.
Pengaruh usia pernikahan pertama terhadap fertilitas di Indonesia sejalan dengan
pemikiran bahwa makin muda seseorang melakukan perkawinan makin panjang
masa reproduksinya.
kemudian kembali meningkat dari periode 1997 - 2002 (0,46) dan terus meningkat
hingga mencapai 2,2 pada tahun 2017
a. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
data kuantitatif. Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau
dihitung secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang
dinyatakan dengan bilangan atau bentuk angka. Dalam hal ini data
kuantitatif yang diperlukan adalah : angka fertilitas total menurut provinsi
tahun 1971-2017.
4
b. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
data sekunder. Data sekunder adalah data yang mengacu kepada informasi
yang telah dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Dalam hal ini data
diperoleh melalui website BPS.
5
6
BAB II
PEMBAHASAN
Tahun TFR
1971 4,76
1980 3,42
1990 2,08
1991 2,04
1994 1,79
1997 1,44
2000 1,79
2002 1,90
2007 1,80
2010 1,94
2012 2,10
2017 2,20
1971 1980 1990 1 991 1994 1997 2000 2002 2007 2010 2012 2017
Meskipun terjadi kenaikan akan tetapi terdapat beberapa hal menarik yang perlu
dicatat dalam kaitannya dengan perkembangan TFR (Total Fertility Rate) di D.I.
Yogyakarta di antaranya :
Pertama, TFR (Total Fertility Rate) di D.I. Yogyakarta masih tergolong rendah.
Bahkan berdasarkan SDKI 2012, fertilitas di D.I. Yogyakarta adalah terendah
dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Kedua, terjadinya peningkatan TFR
8
Kenaikan TFR (Total Fertility Rate) di D.I. Yogyakarta dapat dipicu oleh
beberapa faktor. Di antara faktor tersebut adalah naiknya pernikahan usia dini,
meningkatnya pandangan tentang nilai anak ideal, serta naiknya angka unmet
need (Bongaart, 1978; Davis and Blake, 1974; Ramhaningtias dan Alfana, 2014).
Pertama, pernikahan usia dini akan menyebabkan panjangnya usia bereproduksi
seseorang sehingga potensi untuk memiliki anak lebih banyak menjadi tinggi.
Berdasarkan Data Susenas dari BPS D.I. Yogyakarta (2010) dapat diketahui
perempuan yang menikah pada usia di bawah 16 tahun di D.I. Yogyakarta sekitar
8,74% dengan presentase terbesar di Kabupaten Gunungkidul (15,40%) di ikuti
oleh Kabupaten Sleman (7,49%). Presentase tersebut meningkat pada tahun 2010
menjadi 10,81% dengan presentase terbesar (16,24%), di Kabupaten Gunungkidul
diikuti oleh Kabupaten Kulonprogo (10,81%) dan Kabupaten Sleman (9,12%).
Kedua, meningkatnya pandangan tentang nilai anak ideal. Target dan slogan dari
BKKBN adalah anak ideal adalah dua orang untuk mencapai penduduk tumbuh
seimbang. Akan tetapi adanya kecenderungan orang tua yang sendirian setelah
ditinggalkan anaknya menjadikan orang tua menginginkan jumlah anak yang
lebih dari dua. Penelitian di PSKK menyatakan bahwa di D.I. Yogyakarta jumlah
anak ideal berubah dari dua menjadi 3-4. Bahkan pandangan berubahnya nilai
anak ini juga terjadi pada kalangan PNS.
Ketiga, naiknya angka unmet need. Kelompok unmet need ini adalah mereka yang
tidak menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun padahal mereka ingin
membatasi atau menjarangkan kelahiran berikutnya. Banyak faktor yang bisa
menyebabkan seseorang menjadi kelompok unmet need ini, bisa karena
kurangnya pengetahuan, kurang akses dan pelayanan, alasan agama dan adat,
maupun alasan lainnya. Berdasarkan data SDKI angka unmet need itu pada 2007
masih sebesar 8,5 persen, akan tetapi pada 2012 meningkat menjadi 9,1 persen.
9
Selain ketiga faktor tersebut, faktor migrasi juga dapat menjadi penyebab naiknya
TFR di suatu daerah. Martin (1975) menjelaskan bahwa fertilitas migran di
beberapa kota di Amerika Latin, yakni di Buenos Aires, San Jose dan Bogota,
mempengaruhi pertumbuhan penduduk secara cepat. Chattopadhyay, et al. (2006)
juga menjelaskan bahwa naiknya TFR disebabkan migrasi. Hal ini dikarenakan
rata-rata jumlah anak para migran lebih besar daripada penduduk non migran. Di
Provinsi Bali, fenomena migran juga berpengaruh terhadap kenaikan tingkat
fertilitas pada periode 2000-2010 (Sudibia, dkk., 2013). Berdasarkan hal tersebut
maka hubungan antara migrasi dan TFR di D.I. Yogyakarta juga perlu dikaji. Hal
ini mengingat D.I. Yogyakarta senantiasa menjadi daerah tujuan migran dan
kondisi sepuluh tahun terakhir menyebutkan bahwa terjadi peningkatan TFR yang
cukup tinggi.
10
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Giyarsih, S.R., Alfana, M.A.F. dan Aryekti, K. 2015. Studi Komparatif Fertilitas
Penduduk Migran dan Non Migran di DIY (Kasus di Kabupaten Sleman).
Laporan Akhir. Penelitian kerjasama Fakultas Geografi dan Perwakilan
BKKBN Yogyakarta.
(diakses pada hari Sabtu 12 Mei Pukul 22.18 WIB).
Leli Asih, Rahmadewi. 2011. Tingkat Fertilitas di Provinsi Nusa Tenggara Timur
dan Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol 6, No 3.
Jakarta : Pusat Penelitian dan pengembangan Kependudukan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
(diakses pada hari Sabtu 12 Mei Pukul 8.43 WIB).
12
https://www.bps.go.id/statictable/2009/02/20/1271/angka-fertilitas-total-
menurut-provinsi-1971-1980-1985-1990-1991-1994-1997-1998-1999-
2000-2002-2007-2010-dan-2012.html
(diakses pada hari Jumat 11 Mei Pukul 15.36 WIB).