Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS TOTAL FERTILITY RATE DI PROVINSI DAERAH

ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 1971-2017

Oleh
Nama : Gilang Wijaya
NPM : 1613034042
Program Studi : Pendidikan Geografi
Tugas Individu ke 2

Mata Kuliah : Geografi Penduduk


Dosen : Dr. Trisnaningsih. M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan nikmat-
Nya, sholawat serta salam kita ucapkan kepada baginda Nabi besar kita Nabi
Muhammad S.A.W. yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah Geografi Penduduk ini. Makalah ini penulis
susun sebagai prasyarat mengikuti perkuliahan Geografi Penduduk, yaitu
mengenai Analisis Tingkat Fertilitas di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di
mana makalah ini membahas mengenai tren tingkat fertilitas di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta.

Dalam penyajian materi makalah ini akan penulis jabarkan berdasarkan hal yang
disebutkan tadi. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
kesalahan dan kekurangan, untuk itu penulis berharap seluruh pembaca berkenan
memberikan kritik dan saran. Akhirnya tak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak yang membantu penyelesaian makalah ini.

Bandar Lampung 10 Mei 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah. ................................................................................3
1.3. Tujuan ...................................................................................................3
1.4. Jenis dan Sumber Data ..........................................................................3

PETA
Peta Tingkat Fertilitas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 1971-
2017 ..............................................................................................................5

BAB II. PEMBAHASAN .......................................................................................6

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan ................................................................................................. 10
3.2. Saran ....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

iii
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengendalian fertilitas merupakan salah satu cara untuk mengendalikan jumlah


penduduk. Selain itu pengendalian jumlah penduduk lainnya adalah mortalitas
(kematian) dan migrasi (perpindahan penduduk). Dalam melakukan pengukuran
terhadap tingkat fertilitas, terdapat beberapa persoalan yang dihadapi, sehingga
pengukuran terhadap fertilitas ini dilakukan melalui dua macam pendekatan yaitu
Yearly Performance dan Reproductive History yang kemudian dibagi lagi menjadi
beberapa teknik penghitungan yang masing-masing memiliki kebaikan dan
kelemahan. Salah satu teknik yang termasuk dalam pendekatan Yearly
Performance adalah Total Fertility Rate (TFR) atau Angka Kelahiran Total.

Total Fertility Rate (TFR) merupakan jumlah rata-rata anak yang dilahirkan setiap
wanita. Kebaikan dari teknik ini adalah merupakan ukuran untuk seluruh wanita
usia 15-49 tahun yang dihitung berdasarkan angka kelahiran menurut kelompok
umur, berbeda dengan teknik yang lain yang perhitungannya tidak memisahkan
antara penduduk laki-laki dan perempuan serta tingkat usia produktif bagi wanita.

Sebagai salah satu ukuran yang merepresentasikan tingkat fertilitas angka


kelahiran total (TFR) telah banyak diteliti terutama penelitian terhadap faktor-
faktor yang mempengaruhinya, menurut Becker (dalam Radifan, 2009) kuantitas
anak pada suatu keluarga dipengaruhi oleh pendapatan dan biaya membesarkan
anak, meningkatnya pendapatan akan membuat biaya untuk merawat dan
membesarkan anak semakin mahal. Selain itu peningkatan pendidikan perempuan,
partisipasi perempuan dalam pasar kerja merupakan faktor penting yang
mempengaruhi angka kelahiran.
2

Banyak faktor yang mempengaruhi fertilitas yaitu tingkat pendapatan, biaya anak,
jam kerja, usia kawin pertama, tingkat pendidikan (SLTP ke bawah dan SLTP ke
atas). Keterkaitan pendapatan terhadap fertilitas adalah ketika pendapatan
seseorang naik akan semakin besar pengaruhnya terhadap penurunan fertilitas
yang terjadi. Apabila ada kenaikan pendapatan, aspirasi orang tua akan berubah.
Orang tua menginginkan anak dengan kualitas yang baik. Ini berarti biaya (cost)
nya naik. Sedangkan kegunaannya turun sebab walaupun anak masih memberikan
kepuasan akan tetapi balas jasa ekonominya turun. Disamping itu orang tua juga
tidak tergantung dari sumbangan anak. Jadi biaya membesarkan anak lebih besar
daripada kegunaannya. Hal ini mengakibatkan "demand" terhadap anak menurun
atau dengan kata lain fertilitas turun.

Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi fertilitas adalah usia kawin pertama,
Usia Kawin Pertama adalah usia dimana seseorang melakukan hubungan intim
untuk yang pertama kalinya. Usia kawin pertama dalam suatu pernikahan berarti
umur mulai berhubungan kelamin antara individu wanita yang terikat dalam suatu
lembaga perkawinan dalam berbagai ketentuan mengenai hak dan kewajiban dari
masing-masing individu. Pada masyarakat di negara yang sedang berkembang
usia perkawinan pertama cenderung muda sehingga mempunyai masa reproduksi
yang panjang yang berakibat pada nilai fertilitas yang tinggi. Dengan kata lain,
semakin cepat usia kawin pertama, semakin besar kemungkinan mempunyai anak.
Pengaruh usia pernikahan pertama terhadap fertilitas di Indonesia sejalan dengan
pemikiran bahwa makin muda seseorang melakukan perkawinan makin panjang
masa reproduksinya.

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai provinsi dengan pencapaian angka


kelahiran yang rendah telah terjadi sejak dahulu sampai sekarang. Hal tersebut
salah satunya dibuktikan dengan rendahnya nilai TFR sejak tahun 1971 sampai
2010. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 1971, 1980, 1990, 2000, 2010
dan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), dalam kurun waktu
1971-2017 Angka Fertilitas Total atau Total Fertility Rate (TFR) di Provinsi
Istimewa Yogyakarta cenderung menurun dari periode tahun 1971 - 1997 (3,32),
3

kemudian kembali meningkat dari periode 1997 - 2002 (0,46) dan terus meningkat
hingga mencapai 2,2 pada tahun 2017

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya, adapun rumusan


masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tren tingkat fertilitas di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta


pada kurun waktu 1971-2017 ?
2. Apa saja yang mempengaruhi tingkat fertilitas di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta ?

1.3. Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tren tingkat fertilitas di Provinsi Daerah Istimewa


Yogyakarta pada kurun waktu 1971-2017
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat fertilitas di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

1.4. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
data kuantitatif. Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau
dihitung secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang
dinyatakan dengan bilangan atau bentuk angka. Dalam hal ini data
kuantitatif yang diperlukan adalah : angka fertilitas total menurut provinsi
tahun 1971-2017.
4

b. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
data sekunder. Data sekunder adalah data yang mengacu kepada informasi
yang telah dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Dalam hal ini data
diperoleh melalui website BPS.
5
6

BAB II
PEMBAHASAN

Performa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai provinsi dengan pencapaian


angka kelahiran yang rendah telah terjadi sejak dahulu sampai sekarang. Hal
tersebut salah satunya dibuktikan dengan rendahnya nilai TFR (Total Fertility
Rate) sejak tahun 1971 sampai 2017.

Tabel 1. Angka Fertilitas Total Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta


Tahun 1971-2017

Tahun TFR

1971 4,76
1980 3,42
1990 2,08
1991 2,04
1994 1,79
1997 1,44
2000 1,79
2002 1,90
2007 1,80
2010 1,94
2012 2,10
2017 2,20

Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000,2010, Survei Demografi


dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1991, 1994, 1997, 2002, 2007,
2012, dan 2017
7

Pada periode 1971-2000 nilai TFR (Total Fertility Rate) di D.I.Yogyakarta


sepertinya berada pada jalur yang benar. Hal ini ditunjukkan dengan terus
menurunnya angka TFR dari 4,75 pada tahun 1971 menjadi 1,44 pada tahun 2000.
Keberhasilan pada tahun 2000 ini sekaligus menjadi penyeimbang bagi provinsi-
provinsi lain yang masih memiliki angka TFR yang tinggi. Harapan saat itu yang
muncul bahwa D.I. Yogyakarta akan mampu mempertahankan rendahnya TFR
pada tahun 2010. Sayangnya pada 2010, berdasarkan data Sensus Penduduk TFR
di D.I. Yogyakarta mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Berdasarkan BPS
(2010), nilai TFR di D.I. Yogyakarta sebesar 1,93 atau naik 0,49 point dari tahun
2000.

Tren TFR Provinsi D.I.Y Tahun 1971-2017


4.76
TFR
3.42

2.08 2.1 2.2


2.04 1.79 1.9 1.94
1.79 1.8
1.44

1971 1980 1990 1 991 1994 1997 2000 2002 2007 2010 2012 2017

Gamber 1. Grafik Tren Tingkat Fertilitas di Provinsi Daerah Istimewa


Yogyakarta Tahun 1971-2017

Meskipun terjadi kenaikan akan tetapi terdapat beberapa hal menarik yang perlu
dicatat dalam kaitannya dengan perkembangan TFR (Total Fertility Rate) di D.I.
Yogyakarta di antaranya :

Pertama, TFR (Total Fertility Rate) di D.I. Yogyakarta masih tergolong rendah.
Bahkan berdasarkan SDKI 2012, fertilitas di D.I. Yogyakarta adalah terendah
dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Kedua, terjadinya peningkatan TFR
8

(Total Fertility Rate) di D.I. Yogyakarta selama sepuluh tahun terakhir


berpengaruh besar terhadap peningkatan pertumbuhan penduduk di D.I.
Yogyakarta. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa kenaikan TFR (Total
Fertility Rate) di D.I. Yogyakarta setidaknya dipengaruhi oleh empat faktor.

Kenaikan TFR (Total Fertility Rate) di D.I. Yogyakarta dapat dipicu oleh
beberapa faktor. Di antara faktor tersebut adalah naiknya pernikahan usia dini,
meningkatnya pandangan tentang nilai anak ideal, serta naiknya angka unmet
need (Bongaart, 1978; Davis and Blake, 1974; Ramhaningtias dan Alfana, 2014).
Pertama, pernikahan usia dini akan menyebabkan panjangnya usia bereproduksi
seseorang sehingga potensi untuk memiliki anak lebih banyak menjadi tinggi.
Berdasarkan Data Susenas dari BPS D.I. Yogyakarta (2010) dapat diketahui
perempuan yang menikah pada usia di bawah 16 tahun di D.I. Yogyakarta sekitar
8,74% dengan presentase terbesar di Kabupaten Gunungkidul (15,40%) di ikuti
oleh Kabupaten Sleman (7,49%). Presentase tersebut meningkat pada tahun 2010
menjadi 10,81% dengan presentase terbesar (16,24%), di Kabupaten Gunungkidul
diikuti oleh Kabupaten Kulonprogo (10,81%) dan Kabupaten Sleman (9,12%).

Kedua, meningkatnya pandangan tentang nilai anak ideal. Target dan slogan dari
BKKBN adalah anak ideal adalah dua orang untuk mencapai penduduk tumbuh
seimbang. Akan tetapi adanya kecenderungan orang tua yang sendirian setelah
ditinggalkan anaknya menjadikan orang tua menginginkan jumlah anak yang
lebih dari dua. Penelitian di PSKK menyatakan bahwa di D.I. Yogyakarta jumlah
anak ideal berubah dari dua menjadi 3-4. Bahkan pandangan berubahnya nilai
anak ini juga terjadi pada kalangan PNS.

Ketiga, naiknya angka unmet need. Kelompok unmet need ini adalah mereka yang
tidak menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun padahal mereka ingin
membatasi atau menjarangkan kelahiran berikutnya. Banyak faktor yang bisa
menyebabkan seseorang menjadi kelompok unmet need ini, bisa karena
kurangnya pengetahuan, kurang akses dan pelayanan, alasan agama dan adat,
maupun alasan lainnya. Berdasarkan data SDKI angka unmet need itu pada 2007
masih sebesar 8,5 persen, akan tetapi pada 2012 meningkat menjadi 9,1 persen.
9

Meningkatnya angka ini berpotensi dalam meningkatkan jumlah anak bagi


pasangan usia subur (Rahmaningtias dan Alfana, 2014).

Selain ketiga faktor tersebut, faktor migrasi juga dapat menjadi penyebab naiknya
TFR di suatu daerah. Martin (1975) menjelaskan bahwa fertilitas migran di
beberapa kota di Amerika Latin, yakni di Buenos Aires, San Jose dan Bogota,
mempengaruhi pertumbuhan penduduk secara cepat. Chattopadhyay, et al. (2006)
juga menjelaskan bahwa naiknya TFR disebabkan migrasi. Hal ini dikarenakan
rata-rata jumlah anak para migran lebih besar daripada penduduk non migran. Di
Provinsi Bali, fenomena migran juga berpengaruh terhadap kenaikan tingkat
fertilitas pada periode 2000-2010 (Sudibia, dkk., 2013). Berdasarkan hal tersebut
maka hubungan antara migrasi dan TFR di D.I. Yogyakarta juga perlu dikaji. Hal
ini mengingat D.I. Yogyakarta senantiasa menjadi daerah tujuan migran dan
kondisi sepuluh tahun terakhir menyebutkan bahwa terjadi peningkatan TFR yang
cukup tinggi.
10

BAB III
KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

TFR (Total Fertility Rate) di Provinsi Yogyakarta sangat rendah dibandingkan


dengan provinsi lain di Indonesia, hal ini karena latar belakang demografi dan
nondemografi yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Faktor paling
dominan terhadap nilai TFR di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah
Faktor budaya terhadap nilai anak banyak berpengaruh terhadap jumlah anak yang
diinginkan. Di Provinsi Yogyakarta, keluarga lebih mementingkan kualitas anak
dibandingkan dengan kuantitas anak, dimana setiap keluarga di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta lebih menyukai 1 anak yang dapat mencapai pendidikan
yang baik dibandingkan banyak anak dengan pendidikan yang rendah.

3.2. Saran

1. Penurunan fertilitas akan lebih berhasil apabila program-program yang


dilakukan lebih ditujukan pada pemberdayaan perempuan. Peningkatan
pendidikan perempuan, kesehatan bayi dan anak serta kesehatan reproduksi
menjadi prioritas utama.
2. Pemerintah harus gencar mengkampanyekanKB kepada khalayak umum guna
meningkatkan partisipasi KB.
11

DAFTAR PUSTAKA

Chattopadhyay, A., White, M. J. And Debpuur, C. 2006. Migrant Fertility in


Ghana : Selections versus adaptions and Disruption as Causal
Mechanisms. Population Studis, Vol 60, No 2. 2 (Jul., 2006), pp. 189-203
(diakses pada hari Minggu 13 Mei Pukul 11.48 WIB).

Fahrudin Alfana, Muhammad Arif. 2015. Fertilitas dan Migrasi : kebijakan


kependudukan untuk migran di kabupaten Sleman. Yogyakarta :
Universitas Gaja Mada.
(diakses pada hari Sabtu 12 Mei Pukul 10.48 WIB).

Giyarsih, S.R., Alfana, M.A.F. dan Aryekti, K. 2015. Studi Komparatif Fertilitas
Penduduk Migran dan Non Migran di DIY (Kasus di Kabupaten Sleman).
Laporan Akhir. Penelitian kerjasama Fakultas Geografi dan Perwakilan
BKKBN Yogyakarta.
(diakses pada hari Sabtu 12 Mei Pukul 22.18 WIB).

Leli Asih, Rahmadewi. 2011. Tingkat Fertilitas di Provinsi Nusa Tenggara Timur
dan Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol 6, No 3.
Jakarta : Pusat Penelitian dan pengembangan Kependudukan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
(diakses pada hari Sabtu 12 Mei Pukul 8.43 WIB).
12

Martin, G. 1975. Migrant Fertility Adjusment And Urban Growth In Latin


Americs. International Migrant Riview. Vol 9. No 2. Migration And
Fertility. Pp.179-191.
(diakses pada hari Sabtu 12 Mei Pukul 11.43 WIB).

Rahmaningtias, A. Alfana, M. A. F. 2014. Kebutuhan Keluarga Berencana yang


Terpenuhi di Wilayah Indonesia Timur. Seminar Nasional. Ikatan Praktisi
dan Ahli Demografi Indonesia (IPADI). BKKBN, Universitas Padjajaran
dan United Nations Populations Fund.
(diakses pada hari Senin 20 Mei Pukul 13.36 WIB).

Sudibia, I. K., Rimbawan, I. N. D., Marhaeni, A. I. N. A., Rustariyuni, S.D., 2013.


Studi Komparatif Fertilitas Penduduk Antara Migran dan Non Migran di
Provinsi Bali. Piramida. Vol 2. Isu 2. Hal 77-88
(diakses pada hari Selasa 21 Mei Pukul 18.36 WIB).

BPS. 2014. Angka Fertilitas Menurut Provinsi 1971-2012.

https://www.bps.go.id/statictable/2009/02/20/1271/angka-fertilitas-total-
menurut-provinsi-1971-1980-1985-1990-1991-1994-1997-1998-1999-
2000-2002-2007-2010-dan-2012.html
(diakses pada hari Jumat 11 Mei Pukul 15.36 WIB).

Anda mungkin juga menyukai