1 D3 2 / KELOMPOK 8
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami sebagai penulis mampu
menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Determinan Fertilitas di Kota
Tanjungpinang Tahun 2016” dengan tepat waktu.
Tak lupa pula marilah kita haturkan salam serta shalawat kepada junjungan
Nabi besar Muhammad SAW. yang telah membawa islam dari jaman kegelapan
menuju jaman yang terang benderang seperti saat ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa, penulis tidak luput
dari kesalahan dan kekurangan, baik dari segi penyampaian materi maupun tata
bahasa. Tetapi walaupun demikian penulis berusaha sebisa mungkin menyelesaikan
makalah ini tepat waktu.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang ikut
berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.
Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca
pada umumnya. Kami mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang
bersifat membangun.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
ABSTRAK...................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………….....1
1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................1
1.2 METODE PENELITIAN.....................................................................................2
1.3 RUMUSAN MASALAH.....................................................................................2
1.4 TUJUAN..............................................................................................................3
BAB II
LANDASAN TEORI....................................................................................................4
2.1 PEMIKIRAN ANTARDISIPLIN TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI TINGKAT FERTILITAS...........................................................4
2.1.1. Pendekatan Sosial.........................................................................................4
Gambar 2.1 Diagram Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fertilitas Pemikiran Ronald
Freedman.......................................................................................................................8
2.1.2. Pendekatan Ekonomi....................................................................................8
BAB III
PEMBAHASAN..........................................................................................................15
3.1 Faktor Fertilitas..................................................................................................15
3.1.1. Status Perkawinan......................................................................................15
3.1.2. Umur Perkawinan Pertama....................................................................16
3.1.3. Pendidikan Wanita.................................................................................17
3.1.4. Alat Kontrasepsi....................................................................................19
3.1.5. Faktor Ekonomi.....................................................................................20
ii
BAB IV
PENUTUP...................................................................................................................22
4.1 KESIMPULAN.............................................................................................22
4.2 SARAN..............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................24
iii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis determinan fertilitas di Kota
Tanjungpinang tahun 2016. Metode yang digunakan adalah analisa data sekunder
yang bersifat deskriptif dengan pendekatan keruangan. Sebagai objek penelitian
adalah fertilitas penduduk Kota Tanjungpinang tahun 2016 berdasarkan data Badan
Pusat Statistik Kota Tanjungpinang tahun 2016.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pembahasan mengenai aspek kependudukan sangat penting untuk
mengetahui kemajuan suatu daerah. Penduduk merupakan faktor dinamis yang
sangat menentukan bagi kemajuan suatu daerah. Ada empat factor yang
menyebabkan perubahan suatu penduduk di suatu daerah, yaitu: kelahiran,
kematian, migrasi masuk dan migrasi keluar. Keempat factor tersebut bersifat
dinamis, sehingga struktur penduduk tidak ada yang bersifat tetap melainkan
mengalami perubahan sesuai dengan pengaruh keempat factor tersebut.
Saat ini jumlah penduduk dunia mencapai tujuh miliar, akan melonjak
menjadi sembilan miliar pada tahun 2045. Lebih dari tiga perempat penduduk
dunia bertempat tinggal di negara berkembang, salah satunya adalah negara
Indonesia. Ada tiga elemen utama tantangan kependudukan Indoenesia dewasa
ini. Pertama, kuantitas, merupakan negara keempat terpadat di dunia dengan
pertumbuhan penduduk tinggi. Kedua, kualitas sumber daya manusia relative ren
dah, tercermindari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menempatkan
Indonesia di urutan ke124. Ketiga, persebaran dan mobilitas yang timpang. Salah
satu komponen yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalahkelahiran
(fertilitas) yang bersifat menambah jumlah penduduk. Fertilitas adalah
kemampuan menghasilkan keturunan yang dikaitkan dengan kesuburan
wanita(fekunditas). Untuk itu menurut Sugiri Indonesia harus memiliki Grand
Design Pembangunan Kependudukan (GDPK), yang meliputi fertilitas,
mortalitas danmobilitas penduduk. Kondisi yang diinginkan adalah penduduk
tumbuh seimbang sebagai prasyarat tercapainya penduduk tanpa pertumbuhan,
dimana tingkat fertilitas, mortalitas semakin menurun, dan persebaran lebih
merata. Dalam hal fertilitas adalah tercapainya kondisi penduduk tumbuh
seimbang pada tahun 2015 dan terus berlanjut hingga tahun 2035. Untuk
mencapai Kondisi Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS),diharapkan angka
1
kelahiran total (TFR) 2,1 per wanita atau net reproduction (NRR) sebesar 1 per
wanita pada tahun 2015. Kesejahteraan keluarga dan masyarakat akan lebih
mudah dicapai apabila anak pada keluarga inti jumlahnya ideal, yaitu “dua
anaklebih baik”, dengan cara mengatur jarak kelahiran dan jumlah anak. Tingkat
fertilitas di suatu negara dipengaruhi oleh beberapa variable seperti
umur, jenis kelamin, status perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi atau karakte
ristik lainnya. Menurut Davis dan Blake faktor-faktor yang mempengaruhi
fertilitas adalah variabel antara yaitu variabel yang secara langsung
mempengaruhi dan variabel tak langsung, seperti faktor sosial, ekonomi
dan budaya. Menurut Easterlin tingkat fertilitas sebagiannya ditentukan oleh
karakteristik latar belakang seperti persepsi nilai anak, agama, kondisi
pemukiman, pendidikan, status kerja, umur kawin pertama, pendapatan,
kematian bayi/anak. Setiap keluarga mempunyai norma-norma dan
sikap fertilitas yang didasarkan atas karakteristik tersebut.
Dalam penelitian ini, kondisi penduduk yang akan dibahas adalah analisis
determinan fertilitas di Kota Tanjungpinang tahun 2016, berdasarkan data Badan
Pusat Statistik Kota Tanjungpinang tahun 2016 menurut luas wilayahnya.
2
3. Bagaimana pendekatan ekonomi sebagai salah satu factor yang
mempengaruhi tingkat fertilitas?
4. Bagaimana analisis factor fertilitas di Kota Tanjungpinang?
1.4 TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat fertilitas ?
2. Pendekatan sosial sebagai salah satu factor yang mempengaruhi tingkat
fertilitas?
3. Pendekatan ekonomi sebagai salah satu factor yang mempengaruhi tingkat
fertilitas?
4. Analisis faktor fertilitas di Kota Tanjungpinang.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
1. Enam variable yang berkaitan dengan tahap hubungan
kelamin, yaitu semua faktor yang memengaruhi hubungan
seks.
a. Umur saat memulai hubungan seks.
b. Selibat permanen: proporsi perempuan yang tidak pernah
melakukan hubungan seks seumur hidupnya.
c. Lamanya perempuan berstatus kawin.
d. Abstinensi sukarela.
e. Abstinensi terpaksa, seperti sakit atau berpisah sementara
karena tugas atau belajar.
f. Frekuensi hubungan seks.
2. Tiga variable konsepsi, yaitu faktor faktor yang memengaruhi
kemungkinan terjadinya konsepsi atau pembuahan.
a. Fekunditas atau infekunditas yang disebabkan hal-hal
yang tidak disengaja (kemandulan sejak lahir atau karena
infeksi kandungan)
b. Fekunditas atau infenkunditas yang disebabkan hal-hal
yang disengaja, seperti minum obat penyubur atau
sterilisasi.
c. Pemakaian alat kontrasepsi
3. Dua variable kehamilan, yaitu faktor-faktor yang memengaruhi
kehamilan.
a. Aborsi atau mortalitas janin karena sebab-sebab yang
tidak disengaja (keguguran atau spontaneous abortion ).
b. Aborsi atau mortalitas janin karena sebab-sebab yang
disengaja (menggugugurkan kandungan atau induced
abortion).
5
Sebagai contoh, dari sekelompok perempuan dengan tingkat
Pendidikan yang tinggi akan kawin pada umur yang lebih tua dan
umumnya ingin mempunyai jumlah anak yang lebih sedikit dengan
memakai alat/metode kontrasepsi (KB). Dalam hal ini, penjelasan
mengenai mengapa tingkat fertilitas perempuan yang
pendidikannya lebih tinggi mempunyai anak lebih sedikit dapat
diterangkan melalui variable antara ‘usia kawin pertama’ (umur saat
memulai hubungan seks) dan ‘variabel konsepsi’, yakni pemakaian
alat/cara KB. Tinggi rendahnya usia kawin dipengaruhi juga oleh
faktor budaya, bias gender, dan lain-lain.
6
diri dengan norma tersebut baik melalui ganjaran (rewards) maupun
hukuman (penalty) yang implisit dan eksplisit. ... Karena jumlah
anak yang akan dimiliki oleh sepasang suami isteri itu merupakan
masalah yang sangat universal dan penting bagi setiap masyarakat,
maka akan terdapat suatu penyimpangan sosiologis apabila tidak
diciptakan budaya penyelesaian yang normatif untuk mengatasi
masalah ini”
7
Gambar 2.1 Diagram Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fertilitas
Pemikiran Ronald Freedman
8
Menurut Leibenstein (Mundiharno, 2009), anak dilihat dari
dua aspek yaitu aspek kegunaannya (utility) dan aspek biaya (cost).
Kegunaannya adalah memberikan kepuasaan, dapat memberikan
balas jasa ekonomi atau membantu dalam kegiatan berproduksi
serta merupakan sumber yang dapat menghidupi orang tua di masa
depan. Sedangkan pengeluaran untuk membesarkan anak adalah
biaya dari mempunyai anak tersebut. Biaya memiliki tambahan
seoarang anak 18 dapat dibedakan atas biaya langsung dan biaya
tidak langsung. Yang dimaksud biaya langsung adalah biaya yang
dikeluarkan dalam memelihara anak seperti memenuhi kebutuhan
sandang dan pangan anak sampai ia dapat berdiri sendiri. Yang
dimaksud biaya tidak langsung adalah kesempatan yang hilang
karena adanya tambahan seoarang anak. Misalnya, seoarang ibu
tidak dapat bekerja lagi karena harus merawat anak, kehilangan
penghasilan selama masa hamil, atau berkurangnya mobilitas orang
tua yang mempunyai tanggungan keluarga besar.
9
Dalam analisis ekonomi fertilitas, permintaan akan anak
berkurang bila pendapatan meningkat, karena (a) orang tua mulai
lebih menyukai anak-anak yang berkualitas lebih tinggi dalam
jumlah yang hanya sedikit sehingga “harga beli” meningkat; (b) bila
pendapatan dan pendidikan meningkat maka semakin banyak waktu
(khususnya waktu ibu) yang digunakan untuk merawat anak. Jadi
anak menjadi lebih mahal.
10
Menurut Bulatao, demand for children dipengaruhi
(determined) oleh berbagai faktor seperti biaya anak, pendapatan
keluarga dan selera. Dalam artikel tersebut Bulato membahas
masing-masing faktor tersebut (biaya anak, pendapatan, selera)
secara lebih detail. Termasuk didalamnya dibahas apakah anak bagi
keluarga di negara berkembang merupakan “net supplier “ atau
tidak. Sedang supply of children diartikan sebagai banyaknya anak
yang bertahan hidup dari suatu pasangan jika mereka tidak
berpisah/cerai pada suatu batas tertentu. Supply tergantung pada
banyaknya kelahiran dan kesempatan untuk bertahan hidup. Supply
of children berkaitan dengan konsep kelahiran alami (natural
fertility). Menurut Bongart, fertilitas alami dapat diidentifikasi
melalui lima hal utama, yaitu:
a. Ketidak-suburan setelah melahirkan (postpartum infecundibality)
b. Waktu menunggu untuk konsepsi (waiting time to conception)
c. Kematian dalam kandungan (intraurine mortality)
d. Sterilisasi permanen (permanent sterility)
e. Memasuki masa reproduksi (entry into reproductive span)
Analisis ekonomi tentang fertilitas juga dikemukakan oleh
Richard A. Easterlin. Menurut Easterlin permintaan akan anak
sebagian ditentukan oleh karakteristik latar belakang individu
seperti agama, pendidikan, tempat tinggal, jenis/tipe keluarga dan
sebagainya. Setiap keluarga mempunyai norma-norma dan sikap
fertilitas yang dilatarbelakangi oleh karakteristik diatas
(Mundiharno, 2009). Easterlin juga mengemukakan perlunya
menambah seperangkat determinan ketiga (disamping dua
determinan lainnya: permintaan anak dan biaya regulasi fertilitas)
yaitu mengenai pembentukan kemampuan potensial dari anak. Hal
ini pada gilirannya tergantung pada fertilitas alami (natural fertility)
dan kemungkinan seorang bayi dapat tetap hidup hingga dewasa.
11
Fertilitas alami sebagian tergantung pada faktor-faktor fisiologis
atau biologis, dan sebagian lainnya tergantung pada praktek-praktek
budaya. Apabila pendapatan meningkat maka terjadilah perubahan
“suplai” anak karena perbaikan gizi, kesehatan dan faktor faktor
biologis lainnya. Demikian pula perubahan permintaan disebabkan
oleh perubahan pendapatan, harga dan “selera”. Pada suatu saat
tertentu, kemampuan suplai dalam suatu masyarakat bisa melebihi
permintaan atau sebaliknya. Easterlin berpendapat bahwa bagi
negara-negara berpendapatan rendah
permintaan mungkin bisa sangat tinggi tetapi suplainya
rendah, karena terdapat pengekangan biologis terhadap kesuburan.
Hal ini menimbulkan suatu permintaan “berlebihan” (excess
demand) dan juga menimbulkan sejumlah besar orang yang benar-
benar tidak menjalankan praktek-praktek pembatasan keluarga.
Dipihak lain, pada tingkat pendapatan yang tinggi, permintaan
adalah rendah sedangkan kemampuan suplainya tinggi, maka akan
menimbulkan suplai “berlebihan” (over supply) dan meluasnya
praktek keluarga berencana.
12
Jadi pendekatannya lebih menekankan pada dikenakannya tingkah
laku fertilitas terhadap individu (atau keluarga inti) oleh suatu
kelompok keluarga yang lebih besar (bahkan yang tidak sedaerah)
dari pada oleh “norma-norma” yang sudah diterima masyarakat.
Seperti diamati oleh Caldwell, didalam keluarga selalu terdapat
tingkat eksploitasi yang besar oleh suatu kelompok (atau generasi)
terhadap kelompok atau generasi lainnya, sehingga jarang
dilakukan usaha pemaksimalan manfaat individu.
13
4. Terjadinya penurunan fertilitas.
14
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Faktor Fertilitas
3.1.1. Status Perkawinan
15
Hal ini sebagai dampak lebih banyaknya penduduk perempuan di
Kota Tanjungpinang terutama pada kelompok usia muda (20-34 tahun)
sehingga tingkat fertilitas yang ada di Kota Tanjungpinang akan
meningkat dikarenakan banyaknya jumlah wanita yang telah menikah dan
ada pada usia subur. Tingkat perceraian (baik cerai hidup maupun cerai
mati) umumnya banyak dialami oleh perempuan yakni 8,80 persen
dibandingkan oleh laki-laki yang hanya 3,69 persen.
16
19-20 tahun. Sedangkan yang melakukan perkawinan pertama di usia 21
tahun keatas sebanyak 75%.
17
jungpinang telah memiliki kesetaraan dalam memperoleh pendidikan dan
pekerjaan antara laki-laki dan perempuan.
18
3.1.4. Alat Kontrasepsi
19
sehingga tidak ingin menggunakan alat KB yang akan mendorong wanita
untuk menunda kehamilannya.
20
hidupnya dan keluarganya. Dalam hal ini, jika pendapatan seseorang
semakin banyak maka orang tersebut akan semakin mampu membiayai
lebih banyak anggota keluarganya sehingga memungkinkan untuk
menambah jumlah anak dari orang tersebut. Hal ini tentu berdampak
semakin meningkatnya jumlah fertilitas yang ada di Kota Tanjungpinang
pada tahun 2016 karena semakin baiknya pendapatan pada masyarakat di
daerah tersebut dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Fertilitas merupakan hasil dari suatu proses perilaku yang dipengaruhi oleh
anggapan atau kepercayaan yang dianut oleh masyarakat di mana perempuan
tinggal.
22
yang lebih banyak sehingga tidak ingin menggunakan alat KB yang akan
mendorong wanita untuk menunda kehamilannya.
4.2 SARAN
Dari pemaparan yang penulis sajikan mengenai analisis determinan
fertilitas di Kota Tanjungpinang tahun 2016 , penulis menyarankan kepada
pembaca untuk mengembangkan pengetahuan tentang fertilitas penduduk
sehingga dalam pertumbuhan penduduk pada masa kini maupun masa yang
akan datang dapat dipaparkan dengan baik melalui analisis ukuran dari fertilitas
penduduk.
23
DAFTAR PUSTAKA
24