Anda di halaman 1dari 26

TUGAS PEREKONOMIAN INDONESIA

KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN

Disusun oleh:

Nadia Indriani 175020300111050

Adham Medyanta 175020307111009

Cunanda Fauzi Danu Ega 175020307111015

Garindhaka Rafif K 175020307111016

Nabila Putri Andini 175020307111019

Rahida Ayatunisa 175020307111023

Nindya Syavira 175020307111038

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberi kami
kelancaran sehingga kami dapat menyusun paper yang berjudul “Kependudukan dan
Ketenagakerjaan”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita.
Kami berharap paper ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami
khususnya, dan segenap pembaca umumnya. Kami menyadari bahwa paper ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan
untuk menuju kesempurnaan paper ini.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya penulisan paper ini.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak
Bahtiar Fitanto, SE.,MT. selaku dosen mata kuliah Perekonomian Indonesia atas
bimbingannya. Semoga semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh di hadapan Allah SWT.
Amin.

Malang, 10 April 2019


DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 4
ISI............................................................................................................................................... 5
A. Kependudukan .................................................................................................................. 5
a. Definisi Kependudukan ............................................................................................. 5
b. Masalah Kependudukan ............................................................................................. 8
c. Dampak Positif dan Negatif dari Masalah Kependudukan ...................................... 11
d. Cara Menanggulangi Kependudukan ....................................................................... 14
e. Contoh Kasus Kependudukan .................................................................................. 16
B. Ketenagakerjaan .............................................................................................................. 17
a. Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan .......................................................................... 17
b. Jenis Tenaga Kerja ................................................................................................... 18
c. Pentingnya Tenaga Kerja bagi Pertumbuhan Ekonomi ........................................... 20
d. Hubungan Tenaga Kerja dengan Pertumbuhan Ekonomi ........................................ 20
f. Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia ................................................................... 21
g. Cara Mengatasi Masalah Ketenagakerjaan .............................................................. 22
h. Contoh Kasus Ketenagakerjaan ............................................................................... 23
PENUTUP................................................................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 26
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama,
kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas serta
ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Banyak hal yang harus
diperhatikan secara seksama oleh negara untuk kemakmuran rakyatnya, dan masalah
kependudukan merupakan salah satu masalah yang dialami hampir setiap daerah di Indonesia.

Seperti yang diungkapkan Malthus (2004:104) bahwa pertambahan penduduk kian hari kian
memberikan tekanan yang berat, dan jika tidak tercegah maka mengakibatkan kesengsaraan
dan kelaparan yang merajalela. Pertumbuhan jumlah penduduk yang begitu tinggi di
khawatirkan akan membawa atau mengakibatkan kemiskinan yang tinggi.

Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan masalah tenaga kerja pada waktu
sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Tenaga kerja dalam pembangunan nasional
merupakan faktor dinamika penting yang menentukan laju pertumbuhan perekonomian baik
dalam kedudukannya sebagai tenaga kerja produktif maupun sebagai konsumen.
Ketenagakerjaan merupakan salah satu faktor penting dalam menggerakan pembangunan di
setiap daerah atau negara, banyaknya jumlah angkatan kerja menjadi salah satu masalah pokok
karena pembangunan kita yang belum mampu menciptakan lapangan kerja yang sepadan.

Penduduk berfungsi ganda dalam perekonomian. Dalam literatur-literatur kuno pada umumnya
penduduk dipandang sebagai penghambat pembangunan. Keberadaanya, apalagi dalam jumlah
besar dan dengan pertumbuhan yang tinggi, dinilai hanya menambah beban pembangunan.
Dinyatakan dengan kalimat yang lebih lugas: jumlah penduduk yang besar memperkecil
pendapatan per kapita dan menimbulkan masalah ketenagakerjaan. Dalam literatur-literatur
modern, penduduk justru dipandang sebagai pemacu pembangunan. Berlangsungnya kegiatan
produksi adalah berkat adanya orang yang membeli dan mengonsumsi barang-barang yang
dihasilkan. Konsumsi dari penduduk inilah yang menimbulkan permintaan agregat. Pada
gilirannya, peningkatan lonsumsi agregat memungkinkan usaha-usaha produktif berkembang,
begitu pula perekonomian secara keseluruhan. Jadi, perkembangan ekonomi turut ditentukan
oleh permintaan yang datang dari penduduk.
ISI

A. Kependudukan

a. Definisi Kependudukan

Pengertian Kependudukan Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Kata


demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: “Demos” adalah rakyat atau penduduk dan
“Grafein” adalah menulis. Jadi demografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-karangan
mengenai rakyat atau penduduk. Istilah ini dipakai untuk pertama kalinya oleh Achille Guillard
dalam karangannya yang berjudul Elements de Statistique Humaine on Demographic
Compares pada tahun 1885.
Menurut Donald J. Bogue di dalam bukunya yang berjudul Principles of Demoraphy defenisi
Demogrfi adalah sebagai berikut: “Demografi adalah ilmu yan mempelajari secara statistik dan
matematik tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk dan perubahan-perubahannya
sepanjang masa melalui bekerjanya 5 komponen demografi yaitu Kelahiran (Fertilitas),
Kematian (Mortalitas), Perkawinan, Migrasi, dan Mobilitas Sosial”.
Selain definisi yang diberikan oleh Bogue ada beberapa defenisi dari ahli-ahli demografi
lainnya seperti: a. Johan Suszmilch (1762): Demografi adalah ilmu yang mempelajari hokum
Illahi dalam perubahan-perubahan pada umat mausia yang tampak dari kelahiran, kematian
dan pertumbuhannya. b. Achille Guillard: Demografi adalah ilmu yang mempelajari seala
sesuatu dari keadaan dan sikap manusia yang dapat diukur.
Penduduk merupakan semua orang yang berdomosili di wilayah geografis Republik Indonesia
selama 6 bulan atau lebih dan mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan dengan tujuan
untuk menetap (BPS, 2014 : 102).
Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan
yang menambah dan kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Pertumbuhan penduduk
diakibatkan oleh empat komponen yaitu : kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), migrasi
masuk, dan migrasi keluar (Subri,2003:16).
Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam pertumbuhan ekonomi. Tetapi lebih
menekankan pada efisiensi mereka. Peningkatan GNP perkapita yang berkaitan erat dengan
perkembangan sumber daya manusia yang dapat menciptakan efisiensi dan peningkatan
produktivitas dikalangan buruh. Pembentukan modal manusia yaitu proses peningkatan ilmu
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan seluruh penduduk negara yang bersangkutan.

Penggunaan secara tepat sumber daya manusia dapat dilakukan dengan cara yakni harus
adanya pengendalian atas perkembangan penduduk, dan dapat dimanfaatkan dengan baik
apabila jumlah penduduk dapat dikendalikan dan diturunkan. Selanjutnya harus ada perubahan
dalam pandangan tenaga buruh yang terlatih dan terdidik dengan efisiensi yang tinggi yang
akan membawa masyarakat kepada pembangunan ekonomi (Almasdi,2009:23).
Untuk meningkatkan kualitas penduduk atau sumber daya manusia juga dapat dilakukan
melalui pendidikan. Bukan hanya pendidikan dalam arti sempit disekolah, tetapi juga dalam
arti luas mencakup pendidikan dalam keluarga dan masyarakat, karena pendidikan pada
dasarnya merupakan proses pembudayaan sikap, watak, dan perilaku yang berlangsung sejak
dini. Melalui pendidikan sebagai proses budaya akan tumbuh dan berkembangnya nilai-nilai
dasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia, dan penguasaan teknologi dan kemampuan
berkomunikasi merupakan unsur kemajuan dan kemandirian (Subri, 2003:222).
Kependudukan merupakan suatu hal yang sangat umum dibahas di dalam Indonesia dan seperti
yang diketahui bahwa penduduk Indonesia yang sangat banyak serta beragam. Ada beberapa
pengertian yang dikemukakan mengenai kependudukan itu sendiri. Menurut Undang-Undang
Dasar 1945 pasal 26 ayat 2 yaitu “Penduduk Indonesia adalah Warga Negara Indonesia dan
Warga Negara Asing yang bertempat tinggal di Indonesia.” Jika dilihat dari badan pusat
statistic (BPS) pengertian dari penduduk itu sendiri adalah seluruh orang yang berdomisili di
wilayah geografis Republik Indonesia selama minimal 6 bulan dan atau mereka yang
berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap. Jika melihat dari survey
penduduk antar sensus (SUPAS) pada tahun 2019 ini jumlah penduduk di Indonesia akan
menyentuh angka 270 juta penduduk. Itu merupakan jumlah yang tidak sedikit bahkan
termasuk dari 5 negara yang memilki jumlah penduduk terbanyak di dunia. Dari kata penduduk
itu pun masih dapat dibedakan menjadi 2 yang terdiri dari
 Penduduk
Penduduk merupakan orang-orang yang berdomisili dan tinggal atau menetap
di wilayah negara Indonesia dan terdiri atas Warga Negara Indonesia (WNI)
serta Warga Negara Asing (WNA).
 Bukan Penduduk
Bukan penduduk merupakan orang-orang yang menetap secara sementara
biasanya dibawah 6 bulan dan dapat dilihat dari visa maupun surat lainnya.
Contoh orang yang termasuk bukan penduduk warga negara Indonesia seperti
turis maupun wisatawan.

Yang cukup mengejutkan adalah bahwa angka atau rasio ketergantungan (dependency ratio)
dari Indonesia cukup tinggi hampir mencapai nilai 46%. Dapat disimpulkan bahwa setiap ada
100 orang angkatan produktif harus menanggung 46 orang yang bukan merupakan angkatan
produktif. Dan dari rasio ini jika semakin besar maka semakin berat tanggungan terhadap
angkatan produktif untuk menanggung untuk menghdupi yang bukan angkatan produktif. Jika
dapat dijabarkan sebenarnya terdapat 3 angkatan kerja yang terdiri dari:
 Angkatan anak-anak = yang usianya antara 0-16 tahun dan dimasukan ke kategori
bukan usia produktif
 Angkatan kerja produktif = yang usia 16-64 tahun dan dimasukan ke kategori usia
produktif
 Angkatan kerja tidak produktif = yang usianya ditas 64 tahun dan dimasukan ke
kategori bukan usia produktif.
Aspek-aspek kependudukan yang perlu diperhatikan di negara-negara sedang
berkembang, yaitu (Irawan, 2006:77):

 Angka kelahiran yang relatif lebih tinggi dari pada angka kematian di tiap tahunnya.
 Struktur umur yang tidak seimbang
Ketidakseimbangan struktur umur antara penduduk berusia muda yang lebih banyak dengan
penduduk yang berusia dewasa.
 Distribusi penduduk yang tidak merata
 Tingkat urbanisasi yang tinggi mengakibatkan daerah-daerah yang secara ekonomi telah
lebih maju (dalam hal ini kota) lebih padat penduduknya dari pada daerah yang ekonominya
lebih rendah (desa).
 Kualitas penduduk yang rendah
Rendahnya kualitas penduduk yang merupakan penghalang dalam pembangunan ekonomi
di suatu negara disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan atau pengetahuan tenaga
kerja.

Peningkatan populasi ditentukan oleh peningkatan tingkat kelahiran, penurunan tingkat


kematian, dan kelebihan imigrasi terhadap emigrasi. Tingkat kelahiran dan tingkat
kematian bisa diukur dalam jumlah kelahiran atau kematian per seribu jiwa. Tingkat
kematian diukur dengan konsep harapan hidup (panjang usia) yang dihitung sejak
seorang bayi dilahirkan. Di negara-negara dengan pendapatan yang rendah proses
kenaikan dalam harapan hidup jauh lebih cepat, dan pertumbuhan populasi dinegara
berkembang disebabkan oleh menurunnya tingkat kematian dan relatif tidak turunnya
tingkat kelahiran (Hakim,2004:151).
Perbedaan laju pertumbuhan penduduk di negara maju dan negara yang sedang
berkembang dijelaskan atas dasar kenyataan bahwa tingkat kelahiran (fertilitas) di
berbagai negara yang berkembang umumnya jauh lebih tinggi dari pada negara maju
(Todaro, 2006:318).

b. Masalah Kependudukan

Masalah Kependudukan bisa disebut juga sebagai masalah sosial, karena masalah itu terjadi di
lingkungan sosial atau masyakarat. Masalah tersebut bisa terjadi kapan saja dan dimana saja,
baik di negara maju maupun negara Indonesia yang sedang berkembang ini. Masalah
kependudukan terjadi karena perkembangan penduduk yang tidak seimbang. Macam-macam
Masalah Kependudukan, yaitu:
a. Demografis

1. Besarnya Jumlah Penduduk (Over Population)


Jumlah penduduk Indonesia berada di urutan ke empat terbesar di dunia setelah berturut-turut
China, India, Amerika Serikat dan keempat adalah Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia dari
hasil Sensus 2010 mencapai angka 237.641.326 (www.bps.go.id). Dari tahun ke tahun jumlah
penduduk Indonesia semakin bertambah. Dari sensus tahun 1971-2010, jumlah penduduk
Indonesia semakin bertambah.

2. Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk


Pertumbuhan penduduk merupakan masalah yang menarik untuk dikaji. Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu. Pertumbuhan penduduk di negara
Indonesia ini sudah sangat pesat karena diliat dari sensus penduduk yang berdasarkan informasi
dari BPS ( Badan Pusat Statistik) jumlah penduduk di negara Indonesia pada tahun 2000
sebanyak 200.241.999 jiwa sedangkan pada tahun 2010 sudah mencapai 237.641.326 jiwa.
Penduduk yang meningkat setiap tahunnya akan menimbulkan dampak positif dan negatif :
 Dampak positif, penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja yang
dapat meningkatkan produksi. Apabila pertumbuhan ini diimbangi dengan pendidikan,
latihan dan pengalaman kerja yang kemahiran penduduk. Pertambahan produksi akan lebih
cepat dari pada pertambahan tenaga kerja. Pertambahan penduduk akan mendorong
pertumbuhan ekonomi.
 Dampak negatif, suatu negara dikatakan menghadapi masalah kelebihan penduduk apabila
jumlah penduduk jauh lebih besar bila dibandigkan dengan faktor-faktor produksi yang
tersedia. Akibatnya produksi marginal penduduk rendah. Dengan demikian, penduduk yang
berlebihan akan menimbulkan kemerosotan kemakmuran masyarakat (Poli,2002:322).

Menurut Todaro (2000:525) mengemukakan bahwa cepatnya pertumbuhan penduduk di


Negara-negara ketiga telah menyusutkan persediaan tanah,air dan bahan bakar kayu didaerah
pedesaan serta menimbulkan masalah krisis kesehatan di daerah perkotaan. Selain itu lonjakan
penduduk juga mengakibatkan degradasi lingkungan atau pengikisan sumber daya alam yang
jumlahnya sangat terbatas.
Terkait dengan jumlah penduduk yang tinggi tentunya terdapat faktor yang mempengaruhinya.
Perkembangan penduduk yang pesat itu terjadi karena beberapa faktor, yaitu : tingkat angka
kelahiran, tingkat angka kematian, tingkat perpindahan perpindahan penduduk (migrasi),
tingkat laju pertumbuhan penduduk.
Beberapa perkembangan pemikiran para ahli seperti ahli ekonomi dan ahli sosiologi dalam
Samosir (2010:15)
Konfusius seorang filsafat Cina, membahas hubungan antara jumlah penduduk dan tingkat
kesejahteraan masyarakat. Menurutnya jumlah penduduk yang besar akan menekan standar
hidup masyarakat, terutama kalau jumlah penduduk dikaitkan luas tanah atau lahan pertanian
yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Ia menganggap ada suatu proporsi yang
ideal antara luas tanah dan jumlah penduduk. Sebagai pemecahan masalah ia menganjurkan
agar pemerintah memindahkan penduduk ke daerah yang masih kekurangan penduduk.
Pemikir lainnya, Plato dan Ariestoteles menganjurkan jumlah penduduk yang tepat dan ideal
untuk sebuah kota apabila sebuah kota tidak dapat menampung jumlah penduduk yang ada,
maka diperlukan pembatasan kelahiran. Sebaliknya jika terjadi kekurangan penduduk, maka
diperlukan intensif (pendorong) untuk menambah kelahiran.
Besarnya laju pertumbuhan penduduk membuat pertambahan jumlah penduduk semakin
meningkat. Semakin besar persentase kenaikannya maka semakin besar jumlah penduduknya.
Kenaikan ini tentunya membawa dampak bagi kependudukan Indonesia. Dalam penentuan
kebijakan semakin banyak yang perlu dipertimbangkan baik dalam hal penyediaan berbagai
sarana dan prasarana, fasilitas-fasilitas umum dan yang terpenting adalah kebijakan dalam
rangka mengurangi laju pertumbuhan yang ada di Indonesia. Dari situlah muncul program KB
dan kini ditangani olah BKKBN.

3. Persebaran Penduduk Tidak Merata


Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas
wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat. Berdasarkan sensus penduduk dan survey
penduduk, persebaran penduduk Indonesia antar provinsi yang satu dengan provinsi yang lain
tidak merata.
Di Indonesia sendiri terjadi konsentrasi kepadatan penduduk yang berpusat di Pulau Jawa.
Hampir lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia mendiami Jawa. Hal ini menjadi masalah
apabila pusat pemerintahan, informasi, trasportasi, ekonomi, dan berbagai fasilitas hanya
berada di satu wilayah. Penduduk akan berusaha untuk melakukan migrasi dan akhirnya akan
berdampak pada permasalahan pemerataan pembangunan.
Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran penduduk:
 Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat
dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
 Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya tidak
disenangi sebagai tempat tinggal
 Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat
tinggal di daerah datar
 Sumber air
 Perhubungan atau transportasi
 Fasilitas dan juga pusat-pusat ekonomi, pemerintahan, dll.

b. Non Demografis Bersifat Kualitatif

1. Tingkat Kesehatan Penduduk yang Rendah


Usaha untuk terus meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia terus digalakkan. Namun,
kembali lagi permasalahan itu tetap muncul dan menjadi PR bagi penentu kebijakan guna
meningkatkan kualitas manusia Indonesia.
Dalam hal kesehatan yang akan mejadi sorotan bagaimana gambaran tingkat kesehatan adalah
angka kematian bayi. Besarnya kematian yeng terjadi menujukkan bagaimana kondisi
lingkungan dan juga kesehatan pada masyarakat.

2. Pendidikan Yang Rendah


Kesadaran masyarakat akan pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Dari UU yang
dikeluarkan pun terlihat bahwa wajib belajar penduduk Indonesia masih terbatas 9 tahun
sementara negara lain bahkan menetapkan angka lebih dari 12 tahun dalam pendidikannya.
Namun bagi Indonesia sendiri, angka 9 tahun pun belum semuanya terlaksana dan tuntas
mengingat banyaknya pulau di Indonesia yang masih belum terjangkau oleh berbagai fasilitas
pendidikan. Dari HDI (Human Development Indeks) tahun 2011 pun rata-rata pendidikan
bangsa Indonesia masih pada angka 5.8 tahun. Dari sini pun sudah terlihat bagaimana tingkat
pendidikan di Indonesia.

3. Banyaknya Jumlah Penduduk Miskin


Kemiskinan juga menjadi salah satu masalah yang melanda Indonesia. Walau Indonesia bukan
termasuk negara miskin menurut PBB namun dalam kenyataannya lebih dari 30 juta rakyat
Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Yang lebih disayangkan lagi, Indonesia merupkan
negara yang kaya akan sumber daya alam yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Tapi
sungguh memprihatinkan ketika meihat bagaimana kemiskinan menjadi bagian permasalahan
di negeri yang kaya ini.
Secara garis besar penurunan jumlah warga miskin memang terlihat signifikan. Hal ini juga
dibenarkan oleh beberapa pakar yang mengamati penurunan ini. namun, angka 30 juta masih
menjadi permasalahan sendiri mengingat adanya berbagai tujuan global yang akan di capai
tahun 2015.

c. Dampak Positif dan Negatif dari Masalah Kependudukan

Dilihat dari jumlah rasio ketergantungan serta jumlah penduduk Indonesia ini maka akan
memiliki dampak terhadap sektor-sektor strategis dari pemerintah baik segi finansial
maupun non finansial.
Contoh dampak positif dari masalah kependudukan ini seperti :
 Dapat meningkatkan sumber daya manusia yang ada
Dengan adanya jumlah penduduk yang massif menyebabkan sumber daya
manusia yang sangat banyak sehingga Indonesia akan memiliki tenaga kerja
yang cukup banyak tinggal bagaimana tenaga kerja ini dilatih sesuai dengan
bidang masing-masing. Dengan banyaknya tenaga kerja seharusnya Indonesia
tidak terlalu membutuhkan tenaga kerja asing.
 Dapat meningkatkan produksi
Dengan jumlah penduduk yang banyak serta tenaga kerja yang mumpuni, sudah
sewajarnya jumlah produksi juga dapat meningkat sehingga dapat mengurangi
impor barang atau jasa dari luar negeri.
 Dapat meningkatkan solidaritas antar bangsa
Kita tahu bahwa manusia merupakan individu yang sosialis serta kebiasaan
dalam tolong-menolong sehingga selalu membutuhkan orang lain dan tidak
dapat hidup sendiri. Sehingga sudah sewajarnya tolong menolong antar individu
akan berkembang. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak
pasti akan adanya interaksi serta bantuan antara satu sama lain baik dalam skala
kecil dalam satu keluarga maupun dalam skala besar seperti bantuan dalam
bencana alam. Solidaritas ini pun dapat merangkul suku-suku di pelosok
Indonesia.
 Dapat memunculkan invoasi-inovasi baru dalam kerja
Dengan adanya jumlah penduduk yang banyak dtambah lagi setiap dari individu
pasti memiliki kebutuhan masing. Jika selalu bergantung juga tidak
memberikan jaminan akan selalu dipenuhi kebutuhannya maka pasti akan
adanya inovasi dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Bisa jadi itu dapat
membuka lapangan pekerjaan baru bukan saja untuk diri sendiri tapi bisa
sekaligus membantu orang lain. Contohnya adalah tiga kebutuhan pokok
manusia seperti sandang, pangan, papan. Jika ingin memenuhi kebutuhan
tersebut maka sudah pasti akan ada jumlah usaha local untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
 Dapat meningkatkan investasi
Dalam membuka inovasi-inovasi kerja pasti akan banyak penduduk yang
melakukan investasi atau penanaman modal untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Dengan jumlah penduduk yang banyak, pasti investasi dari negara
Indonesia dapat meningkat.
Tapi dengan adanya beberapa dampak positif mengenai kependudukan ini tidak menutup
kemungkinan adanya beberapa dampak negative dari kependudukan ini. Contoh dari
dampak negatif kependudukan seperti:
 Meningkatnya pengangguran
Jika kita melihat realita sekarang di Indonesia, maka dapat jelas terlihat bahwa
lapangan pekerjaan sangatlah minim dengan ditambah lagi dengan jumlah
penduduk yang sangat banyak jika angkatan kerja produktif tidak mampu
bersaing baik dengan warga negara Indonesia maupun warga negara asing maka
akan menjadi pengganguran dan akan meningkatkan rasio ketergantungan dan
dapat mengurangi produk domestik bruto.
 Meningkatnya angka kemiskinan dan kriminal
Dengan jumlah penduduk yang sangat besar maka kebutuhan penduduk
semakin banyak dan dengan lapangan pekerjaan yang sangat minim maka
kebutuhan dari setiap orang belum tentu dapat terpenuhi. Maka akan muncul
tindak kriminal demi mencapai kebutuhan yang ada sehingga terlihat juga
bahwa kemiskinan pun bisa terjadi jika jumlah penduduk terlalu banyak.
 Pendidikan dan kesehatan bisa menurun
Setiap tahun pemerintah pasti menyiapkan dana kepada masyarakat dalam
bentuk kesehatan seperti BPJS serta beberapa kartu yang disiapkan dalam
bentuk konkrit bahwa pemerintah juga memperhatikan dari sisi pendidikan
seperti program wajib belajar 12 tahun. Tetapi dengan jumlah penduduk yang
terlalu banayak pun anggaran serta dana yang disiapkan untuk kedua sektor
tersebut pun bisa tidak tersalurkan secara merata. Sehingga nantinya bisa jadi
taraf pendidikan serta kesehatan pun dapat menurun jika penduduk yan terlalu
besar.
 Lingkungan hidup tidak merata
Dengan adanya jumlah penduduk yang sangat banyak maka jumlah penduduk
tidak dapat dikontrol dengan baik oleh pemerintah. Jumlah penduduk pun juga
harus berbanding lurus dengan luas pemukiman setempat. Jika jumlah
penduduk terlalu banyak maka lingkungan hidup pun semakin rapat sehingga
tidak adanya tempat tinggal kepada orang-orang yang membutuhkan.
Pemerintah susah payah selalu membuat terobosan baru dengan membuat rusun
kepada penduduk yang terlalu rapat, tetapi jika lahan pertanian yang
dikorbankan pun juga tidak menyelesaikan masalah. Karena sejatinya tanah
yang digunakan pun merupakan resapan air untuk tempat tersebut. Jika
dijadikan menjadi area permukiman makatidak ada tanah resapan air sehingga
lokasi tersebut akan menjadi rawan banjir.
 Pembangunan daerah akan didorong terus
Dengan jumlah penduduk yang sangat besar tidak menutup kemungkinan baik
pemerintah pusat akan selalu membuat program-program serta kebijakan
maupun terobosan baru demi memberikan kesejahteraan kepada seluruh
penduduk Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Dengan adanya perintah dari
pemerintah pusat maka pemerintah daerah akan di dorong untuk melakukan
inovasi baru serta membuka hal-hal baru demi tercapainya program tersebut.
Jika terlalu dipaksakan dan dieksploitasi maka akan berakibat fatal kepada
daerah tersebut dan akan adanya ketergantungan terhadap daerah tertentu.

d. Cara Menanggulangi Kependudukan

Dengan banyaknya pro kontra dari adanya kependudukan ini harus adanya tindak tegas
untuk setidaknya meminimalisir jumlah penduduk Indonesia yang setiap tahunnya akan
bertambah sekitar 2 juta lebih bayi yang lahir setidaknya di tahun 2018 saja. Setidaknya
sudah ada beberapa upaya yang coba dilakukan oleh para pemerintah dalam mengatasi hal
ini seperti:
1. Program Keluarga Berencana
Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU nomor 10 tahun 1992 adalah upaya untuk
dapat meningkatkan kepedulian dan peran dari masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, serta meningkatkan kesejahteraan keluarga
kecil, bahagia. Menurut Departemen Kesehatan (Depkes) program KB merupkan integrasi
dalam program pembangunan nasional untuk menciptakan kesejahteraan ekonoi, spiritual,
dan sosial budaya agar adanya keseimbangan dengan kemampuan produksi nasional.
Tujuan dari adanya program KB ini adalah menekan laju pertumbuhan penduduk yang
cukup massif serta menekan jumlah angka kelahiran total per wanita subur di Indonesia.
Dengan tagline yang cukup terkenal yakni “2 anak cukup”. Ditambah dengan adanya
pengenalan serta adanya pendidikan mengenai alat kontrasepsi pada usia subur diharapkan
mampu menekan jumlah angka kelahiran.
2. Undang-Undang Perkawinan
Dengan adanya undang-undang perkawinan berdasarkan UU nomor 1 tahun 1974
mengenai umur minimal perkawinan di Indonesia diharapkan juga mengurangi adanya
pasangan muda yang menikah. Di dalam undang-undang dijelaskan bahwa umur
minimal laki-laki adalah 19 tahun dan bagi wanita adalah 16 tahun dalam untuk
melakukan perkawinan. Sehingga diharapkan juga mampu mengurangi laju
pertumbuhan penduduk.
3. Adanya pembatasan tunjangan
Mengenai instansi negara atau bagi pegawai negeri sipil (PNS) dikenal adanya
tunjangan maupun bonus. Di dalam tunjangan terdapat tunjangan hari raya maupun
tunjangan anak. Sekarang sudah diberlakukan tunjangan anak hanya untuk 2 anak saja
mendukung dari program Keluarga Berencana. Sehingga jika ingin memiliki anak lebih
dari dua sudah tidak ada tunjangan dari negara dalam hal tersebut.
4. Transmigrasi dan pembangunan di bagian timur
Sejak muda sudah diajarkan mengenai transmigrasi dimana transmigrasi adalah
perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Biasanya dengan adanya
pemindahtugas maupun memang adanya pernikahan beda suku sehinga adanya
perpindahan penduduk. Ini harus dilakukan untuk menjaga agar penduduk tetap merata
di setiap daerah. Memang agak sulit untuk mencoba memindahkan penduduk dari satu
daerah ke daerah lain. Itu sebabnya dari pihak pemerintah juga melakukan pembanguna
di bagian timur agar fasilitas serta kenyamanan dapat dirasakan oleh seluruh daerah di
Indonesia tidak hanya terkhusus di kota Jakarta maupun Pulau Jawa. Contoh konkrit
adalah adanya tol transpapua serta infrastruktur yang sedang dibuat di wilayah timur.
5. Adanya penyederhanaan birokrasi di berbagai bidang
Dalam mengatur da mengurusi negara Indonesia agak sulit jika harus turun setiap hari
ke lapangan. Itu sebabnya adanya sistem yang mengatur. Tetapi sistem di lapangan
terasa sangat berat dna kaku. Sehingga seharusnya sistem ini harus
disederhanakanuntuk birokrasi yang lebih pro ke rakyat. Ditambah lagi ini membantu
dalam berbagai hal. Contoh di bidang kesehatan dengan adanya sistem yang lebih
mudah masyarakat tidak peduli butuh berapa kartu untuk kesehatan selama jelas dan
puskesmas maupun rumah sakit terjangkau dan mumpuni pasti akan sangat membantu
rakyat. Di sisi pendidikan jika sistem dipermudah maka akan membantu untuk
membuka perizinan baik sekolah sampe perguruan tinggi ditambah lagi adanya
pengajaran yang baik untuk para pengajar dan dosen. Sistem pun dipermudah untuk
menciptakan kurikulum yang tepat kepada murid baik siswa maupun mahasiswa bukan
untuk dibuat sebagai budak. Di bidang lapangan pekerjaan, jika sistem ini dipermudah
maka akan adanya perizinan yang lebih mudah dalam membuka perusahaan maupun
usaha kerja dan dibantu serta didiukung oleh pemerintah baik pusat maupun daerah
agar adanya jiwa kewirausahaan dalam setiap individu masyarakat. Ditambah lagi
dengan adanya BUMN yang lebih pro rakyat sehingga lebih menyerap tenaga kerja
dengan memberikan pelatihan yang mumpuni.

e. Contoh Kasus Kependudukan

1. Sebanyak 2,06 Juta Penduduk RI Lepas Dari Kemiskinan


Fakta pendukung :
Jakarta, CNN Indonesia -- Program penanggulangan kemiskinan yang dijalankan
pada pemerintahan Joko Widodo terbukti efektif karena mampu membebaskan 2,06
juta jiwa dari zona kemiskinan dalam kurun waktu empat tahun.

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin pada
September 2014 sebesar 27,73 juta jiwa. Adapun jumlah penduduk miskin pada
September 2018 kian turun menjadi 25,67 juta jiwa.

Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta
mengatakan penurunan tingkat dan jumlah orang miskin per September 2018
merupakan bukti komitmen pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya.

"Usaha untuk melepaskan kemiskinan untuk seluruh rakyat Indonesia menunjukkan


hasil yang positif. Penurunan kesenjangan pendapatan pun akan mendekatkan pada
kehidupan yang berkeadilan," tuturnya, Senin (15/1).

Seperti yang diketahui, BPS mengumumkan tingkat kemiskinan sebesar 9,66 persen
per September 2018. Angka tersebut lebih kecil dibandingkan dengan kondisi
September 2017 yakni 10,12 persen.

2. Darmin Sebut di Daerah Penghasil Kelapa Sawit Turunkan Kemiskinan


Fakta pendukung :
TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin
Nasution menyatakan berbagai daerah yang merupakan penghasil
kelapa sawit menurunkan tingkat kemiskinan lebih cepat dibandingkan dengan
daerah yang bukan produsen sawit.

"Di daerah penghasil kelapa sawit, tingkat kemiskinan turun lebih cepat daripada
daerah lain," kata Darmin Nasution dalam acara Briefing Diskriminasi Uni Eropa
terhadap Kelapa Sawit di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu, 20 Maret 2019.

"Ini garis yang merah [sambil menunjuk] tingkat kemiskinan turun lebih cepat
daripada wilayah lain [bukan penghasil sawit]," tambah Darmin.

Darmin juga mengatakan saat ini produk olahan sawit yaitu Crude Palm Oil (CPO)
merupakan komoditas perdagangan nomor satu di Indonesia.
Jumlah tenaga kerja, imbuh Darmin, dalam bisnis sawit saat ini mencapai 7,5 juta
pekerja dan 12 juta lagi dalam kategori pekerja tidak langsung. Selain itu, juga
terdapat 2,6 juta orang sebagai petani dan perkebunan rakyat.

"Dengan peran kelapa sawit ini, jelas sangat penting untuk menuntaskan kemiskinan
Indonesia," kata Darmin.

B. Ketenagakerjaan

a. Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan

Menurut UU Pokok Ketenagakerjaan No. 14 Tahun 1969, tenaga kerja adalah setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna
menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam hubungan ini
maka pembinaan tenaga kerja merupakan peningkatan kemampuan efektivitas tenaga kerja
untuk melakukan pekerjaan.
Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pengertian tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Menurut Dr.A.Hamzah SH, tenaga kerja meliputi tenaga kerja yag bekerja di dalam
maupun di luar hubungan kerja dengan alat produksi utamanya dalam proser produksi tenaga
kerja itu sendiri, baik tenaga fisik maupun pikiran.
Menurut Dr. Payaman dikutip A.Hamzah (1990), tenaga kerja adalah (man power)
adalah produk yang sudah atau sedang bekerja. Atau sedang mencari pekerjaan , serta yang
sedang melaksanakan pekerjaan lain. Seperti bersekolah, ibu rumah tangga. Secara praktis,
tenaga kerja terdiri atas dua hal, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja:
a) angkatan kerja (labour force) terditi atas golongan yang bekerja dan golongan
penganggur atau sedang mencari kerja;
b) kelompok yang bukan angkatan kerja terdiri atas golongan yang bersekolah,
golongan yang mengurus rumah tangga, dan golongan lain lain atau menerima penghasilan
dari pihak lain, seperti pensiunan dll.

Menurut Eeng Ahman & Epi Indriani tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk
yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika ada permintaan kerja.
Menurut ALAM. S tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas untuk
negara-negara berkembang seperti Indonesia. Sedangkan di negara-negara maju, tenaga kerja
adalah penduduk yang berumur antara 15 hingga 64 tahun.
Menurut Suparmoko dan Icuk Ranggabawono tenaga kerja adalah penduduk yang telah
memasuki usia kerja dan memiliki pekerjaan, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang
melakukan kegiatan lain seperti sekolah, kuliah dan mengurus rumah tangga.
Menurut Sjamsul Arifin, Dian Ediana Rae, Charles, Joseph tenaga kerja merupakan
faktor produksi yang bersifat homogen dalam suatu negara, namun bersifat heterogen (tidak
identik) antar negara.
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
untuk masyarakat. Sedangkan Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan
tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja.

b. Jenis Tenaga Kerja


1. Berdasarkan Batas Kerja

 Angkatan kerja

Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah
mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari
pekerjaan.

 Bukan angkatan kerja

Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya hanya
bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah:

a) anak sekolah dan mahasiswa/mahasiswi


b) para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan
c) para pengangguran sukarela

2. Berdasarkan Kualitasnya

 Tenaga kerja terdidik

Tenaga kerja terdidik yaitu suatu tenaga kerja yang mempunyai keahlian atau keterampilan di
bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan informal. Contohnya :
pengacara, dokter, guru, dan lain sebagainya.

 Tenaga Kerja Terlatih

Tenaga kerj aterlatih yaitu Personil Kerja yang dilatih tenaga kerja dengan keahlian di tertentu
dengan melalui suatu pengalaman kerja. Kebutuhan tenaga kerja terampil diulang praktek
sehingga menguasai pekerjaan. Contohnya pada : apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain
sebagainya

 Tenaga Kerja Tidak Terdidik Dan Tidak Terlatih

Tenaga Kerja Tidak Terdidik Dan Tidak Terlatih merupakan Tenaga kerja terampil dan pekerja
terampil dilatih untuk mengandalkan kekuatan sendiri. Contohnya pada : kuli, kuli, pelayan,
dan lain sebagainya.
c. Pentingnya Tenaga Kerja bagi Pertumbuhan Ekonomi

Pekerjaan atau ketenagakerjaan merupakan bagian dari aktivitas bisnis dalam


perekonomian. Tenaga kerja merupakan penggunaan sumberdaya manusia untuk
menghasilkan barang dan jasa. Pembangunan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun
memberikan tenaga kerja terhadap sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja. Penggunaan
teknologi yang semakin canggih, memaksa pemberian klasifikasi tertentu bagi tenaga kerja
maupun pencari kerja. Namun demikian, banyak di antara sumberdaya manusia yang sesuai
klasifikasi terabaikan dalam bursa pasar tenaga kerja.
Pasar tenaga kerja adalah aktivitas yang mempertemukan penawaran tenaga kerja dan
permintaan tenaga kerja. Penawaran tenaga kerja dan permintaan tenaga akan mendapatkan
kata sepakat hanya jika klasifikasi dari pemberi kerja mampu dipenuhi oleh pencari kerja.
Sebagai pihak pencari kerja, dibutuhkan beberapa informasi yang berkaitan di antaranya
tingkat pendidikan, keahlian, sikap dan penampilan pengalaman kerja dan kesehatan untuk
melamar pekerjaan. Sementara dari pihak pencari tenaga kerja harus memberikan klasifikasi
sebagai informasi dan syarat bagi pencari kerja.
Pertumbuhan ekonomi dan tenaga kerja haruslah diseimbangkan. Ketika pertumbuhan
ekonomi mengalami peningkatan positif haruslah diikuti dengan penambahan tenaga kerja atau
lapangan kerja jika tidak demikian maka tenaga kerja ahli, terampil dan kurang terampil akan
terbaikan. Keadaan demikian berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dan
tersendatnya pembangunan.

d. Hubungan Tenaga Kerja dengan Pertumbuhan Ekonomi

Tenaga kerja tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya tenaga kerja
memberikan peningkatan terhadap produktivitas tenaga kerja yang merupakan sumber utama
dalam pertumbuhan ekonomi. Salah satu masalah yang umum dalam ketenagakerjaan adalah
ketidakseimbangan antara permintaan tenaga kerja dengan penawaran tenaga kerja.
Samuelson dan Nordhaus menjelaskan di mana input tenaga kerja terdiri dari kuantitas
dan keterampilan tenaga kerja. Ahli ekonomi yakin bahwa kualitas imput tenapa kerja
merupakan elemen paling penting dalam pertumbuhan ekonomi. Ketika suatu negara memiliki
teknologi canggih namun jika tenaga kerjanya tidak dapat menggunakan teknologi tersebut hal
ini tetap tidak akan membawa perubahan. Hubungan natara tenaga kerja dengan pertumbungan
ekonomi memiliki hubungan dia arah. Sisi pengembangan kualitas tenaga kerja memberikan
kontribusi penting bagi pertumbuhan ekonomi. Dalam sisi pertumbuhan ekonomi
menyediakan sumber-sumber yang memungkinkan terjadinya pengembangan pembangunan
manusia.
Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimbangi dengan pertumbuhan lapangan kerja
menyebabkan tingkat pengangguran cenderung meningkat. Pengangguran merupakan tenaga
kerja atau penduduk usia kerja yang sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, tidak
mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan ataupun sudah
mendapatkan pekerjaan tetapi belum mulai bekerja dan pada waktu yang bersamaan sedang
tidak bekerja. Pengangguran terjadi karena tidak diimbanginya pertumbuhan lapangan
pekerjaan. Pengangguran yang selalu bertambah akan membebani negara dan membuat
pertumbuhan ekonomi kearah yang negatif. Sebuah negara dikatakan sukses apabila dapat
menurunkan tingkat pengangguran, kemiskinan, menyediakan lapangan kerja dan meningkat
kesejahterahan masyarakat. Dengan demikian penting bagi pemerintah melalui departemen
yang mewadahi bagaimana menyediakan lapangan kerja atau membantu menciptakan
lapangan kerja sendiri.

f. Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia

1. Rendahnya kualitas tenaga kerja


Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan dengan melihat tingkat
pendidikan negara tersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia, tingkat
pendidikannya masih rendah. Hal ini menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi menjadi rendah. Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini akan berpengaruh
terhadap rendahnya kualitas hasil produksi barang dan jasa.

2. Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja


Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh perluasan lapangan
kerja akan membawa beban tersendiri bagi perekonomian. Angkatan kerja yang tidak
tertampung dalam lapangan kerja akan menyebabkan pengangguran. Padahal harapan
pemerintah, semakin banyaknya jumlah angkatan kerja bisa menjadi pendorong
pembangunan ekonomi.
3. Persebaran tenaga kerja yang tidak merata
Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa. Sementara di daerah
lain masih kekurangan tenaga kerja, terutama untuk sektor pertanian, perkebunan, dan
kehutanan. Dengan demikian di Pulau Jawa banyak terjadi pengangguran, sementara di
daerah lain masih banyak sumber daya alam yang belum dikelola secara maksimal.

4. Pengangguran
Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan industri di Indonesia
mengalami gulung tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang berhenti bekerja.
Selain itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar mengakibatkan semakin sempitnya
lapangan kerja yang ada. Di sisi lain jumlah angkatan kerja terus meningkat. Dengan
demikian pengangguran akan semakin banyak.

g. Cara Mengatasi Masalah Ketenagakerjaan

1. Memperluas kesempatan kerja


 Pembangunan industri terutama industri padat karya.
 Penyelenggaraan proyek-proyek pekerjaan umum.
2. Mengurangi tingkat pengangguran
 Pemberdayaan angkatan kerja
 Pengembangan usaha sektor formal dan usaha kecil.
 Pembinaan generasi muda yang masuk angkatan kerja.
 Mengadakan program transmigrasi.
 Mendorong badan usaha untuk proaktif mengadakan kerja sama dengan
lembaga pendidikan.
 Mendirikan tempat pelatihan kerja.
 Mendorong lembaga-lembaga pendidikan untuk meningkatkan life skill.
 Mengefektifkan pemberian informal ketenagakerjaan.

3. Meningkatkan kualitas angkatan kerja dan tenaga kerja

 Pelatihan untuk pengembangan keahlian dan ketrampilan kerja.


 Pemegangan melalui latihan kerja di tempat kerja.
 Perbaikan gizi dan kesehatan
 Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat.

4. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja

 Menetapkan upah minimum regional (UMR).


 Mengikutkan setiap pekerja dalam asuransi jaminan social tenaga kerja.
 Mewajibkan kepada perusahaan untuk memenuhi hak-hak tenaga kerja.

5. Menurunkan jumlah angkatan kerja

 Program keluarga berencana


 Pembatasan usia kerja minimum.
 Program wajib belajar.

h. Contoh Kasus Ketenagakerjaan

1. Banjir Tenaga Kerja Asing Disebut Bukti SDM RI Belum Berdaya Saing
Fakta pendukung :
JAKARTA - Banjirnya Tenaga Kerja Asing (TKA) di tengah kemajuan tekhnologi
dan era digitalisasi, menurut Pengamat ekonomi digital yang juga CEO PT Duta
Sukses Dunia, Yudi Candra menjadi bukti Indonesia belum mampu menciptakan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang punya keterampilan dan berdaya saing sesuai
dengan kebutuhan kerja saat ini.

“Kita sudah mulai memasuki era Revolusi Industri 4.0 yang mana industri kita sudah
mulai mengaplikasikan mesin dengan teknologi yang lebih canggih, sementara SDM
kita belum bisa menyesuaikan. Maka gempuran TKA terus masuk ke Indonesia,”
katanya saat berbincang dengan wartawan di Jakarta, Selasa, (19/3).

“Bukan hanya produk yang kita impor, tenaga kerja pun harus mendatangkan dari
negara lain. Ini bisa menjadi bencana jika tidak diantisipasi sejak dini,” sambung dia.

Sambung dia menerangkan, apabila melihat data hingga akhir tahun 2018, gempuran
TKA meningkat 10,88% dari tahun 2017 sebesar 85.974 orang menjadi 95.335 orang
di tahun 2018. “Ini bukti gempuran TKA sudah sangat tinggi, jika tidak diantisipasi
pemerintah dengan peningkatan SDM lokal, tentu ke depan TKA akan lebih
membanjiri peluang kerja di Indonesia. Dan ini sangat dikhawatirkan,” tambahnya.

2. Kebijakan 11 Ribu Lowongan Kerja Dinilai Mampu Pacu Produktivitas


Fakta pendukung :
Pembukaan pendaftaran 11.000 lowongan pekerjaan di 110 BUMN dinilai direspons
positif. Kebijakan itu dinilai akan menggerakan produktivitas dan pemerataan
kesempatan kerja,

"Sebab, terbukanya kesempatan kerja tidak hanya terjadi di Indonesia Barat, tetapi
juga Indonesia Timur. Selain itu kesempatan kerja juga tersedia bagi golongan
disabilitas. Ketersediaan kesempatan kerja, akan mendorong tumbuhnya ekonomi dan
juga menambah penerimaan pajak negara," tutur Arif Budimanta, politikus Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Rabu (13/3/2019).

Meski saat ini fokus lowongan kerja di BUMN masih didominasi sektor infrastruktur,
lanjut dia, selanjutnya lowongan pekerjaan juga harus diprioritasnya untuk sektor
manufaktur dan industri kimia dasar.
PENUTUP

Kependudukan dan ketenagakerjaan sangat berhubungan erat, dimana dampak dari tingginya
pertumbuhan penduduk akan mengakibatkan timbulnya dampak negative dan positif. Dampak
negative dari pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi berhubungan erat dengan masalah
lapangan pekerjaan, dimana masyarakat butuh pekerjaan untuk melangsungkan kehidupan dan
terhindar dari kemiskinan, dari kasus kependudukan saat ini terlihat kemiskinan di Indonesia
sudah mulai berkurang dan hal itu tidak terlepas dari adanya lapangan pekerjaan yang
disediakan, seperti kasus kependudukan dimana lapangan pekerjaan kelapa sawit dapat
menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia dan kasus tersebut juga berhubungan dengan
masalah ketenagakerjaan dimana banyaknya tenaga kerja yang terserap dalam pekerjaan
penghasil kelapa sawit dan yang berakibat positif dapat mengurangi pengangguran. Semakin
berkembangnya zaman dan teknologi, SDM Indonesia harus bisa lebih unggul dan berdaya
saing dari tenaga kerja asing apabila tidak ingin lapangan pekerjaan di Indonesia dikuasai oleh
tenaga kerja asing, seperti kasus yang terjadi saat ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://materiips.com/masalah-ketenagakerjaan-di-indonesia
http://eprints.ums.ac.id/34032/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5580/3/T1_162010016_BAB%20II.pdf
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/T1_162010016_BAB%20II.pdf
https://www.academia.edu/7568511/Makalah_penduduk_dan_ketenagakerjaan?auto=downlo
ad
https://bloggernoviacipta.blogspot.com/2017/02/masalah-kependudukan-dan.html
https://materiips.com/masalah-ketenagakerjaan-di-indonesia
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_1_74.htm
https://tumoutounews.com/2019/01/27/data-update-jumlah-penduduk-indonesia-dan-dunia-tahun-
2019/
https://www.eduspensa.id/mengatasi-permasalahan-kependudukan/#a
https://cakrawala82.blogspot.com/2018/01/teori-kependudukan-menurut-para-ahli.html
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/01/04/jumlah-penduduk-indonesia-2019-mencapai-
267-juta-jiwa
https://muqorobinagungnugroho.wordpress.com/2013/10/31/dampak-negatif-dan-positif-
pertumbuhan-penduduk/
https://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/dampak-pertumbuhan-penduduk-positif-dan-negatif/
http://www.anggaran.depkeu.go.id/content/Publikasi/Kajian%20dan%20artikel/Kajian%20Kependud
ukan.pdf

http://kependudukan-ri.blogspot.com/p/pengertian-kependudukan-penduduk-adalah.html

Anda mungkin juga menyukai