Disusun oleh:
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberi kami
kelancaran sehingga kami dapat menyusun paper yang berjudul “Kependudukan dan
Ketenagakerjaan”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita.
Kami berharap paper ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami
khususnya, dan segenap pembaca umumnya. Kami menyadari bahwa paper ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan
untuk menuju kesempurnaan paper ini.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya penulisan paper ini.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak
Bahtiar Fitanto, SE.,MT. selaku dosen mata kuliah Perekonomian Indonesia atas
bimbingannya. Semoga semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh di hadapan Allah SWT.
Amin.
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 4
ISI............................................................................................................................................... 5
A. Kependudukan .................................................................................................................. 5
a. Definisi Kependudukan ............................................................................................. 5
b. Masalah Kependudukan ............................................................................................. 8
c. Dampak Positif dan Negatif dari Masalah Kependudukan ...................................... 11
d. Cara Menanggulangi Kependudukan ....................................................................... 14
e. Contoh Kasus Kependudukan .................................................................................. 16
B. Ketenagakerjaan .............................................................................................................. 17
a. Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan .......................................................................... 17
b. Jenis Tenaga Kerja ................................................................................................... 18
c. Pentingnya Tenaga Kerja bagi Pertumbuhan Ekonomi ........................................... 20
d. Hubungan Tenaga Kerja dengan Pertumbuhan Ekonomi ........................................ 20
f. Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia ................................................................... 21
g. Cara Mengatasi Masalah Ketenagakerjaan .............................................................. 22
h. Contoh Kasus Ketenagakerjaan ............................................................................... 23
PENUTUP................................................................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 26
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama,
kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas serta
ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Banyak hal yang harus
diperhatikan secara seksama oleh negara untuk kemakmuran rakyatnya, dan masalah
kependudukan merupakan salah satu masalah yang dialami hampir setiap daerah di Indonesia.
Seperti yang diungkapkan Malthus (2004:104) bahwa pertambahan penduduk kian hari kian
memberikan tekanan yang berat, dan jika tidak tercegah maka mengakibatkan kesengsaraan
dan kelaparan yang merajalela. Pertumbuhan jumlah penduduk yang begitu tinggi di
khawatirkan akan membawa atau mengakibatkan kemiskinan yang tinggi.
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan masalah tenaga kerja pada waktu
sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Tenaga kerja dalam pembangunan nasional
merupakan faktor dinamika penting yang menentukan laju pertumbuhan perekonomian baik
dalam kedudukannya sebagai tenaga kerja produktif maupun sebagai konsumen.
Ketenagakerjaan merupakan salah satu faktor penting dalam menggerakan pembangunan di
setiap daerah atau negara, banyaknya jumlah angkatan kerja menjadi salah satu masalah pokok
karena pembangunan kita yang belum mampu menciptakan lapangan kerja yang sepadan.
Penduduk berfungsi ganda dalam perekonomian. Dalam literatur-literatur kuno pada umumnya
penduduk dipandang sebagai penghambat pembangunan. Keberadaanya, apalagi dalam jumlah
besar dan dengan pertumbuhan yang tinggi, dinilai hanya menambah beban pembangunan.
Dinyatakan dengan kalimat yang lebih lugas: jumlah penduduk yang besar memperkecil
pendapatan per kapita dan menimbulkan masalah ketenagakerjaan. Dalam literatur-literatur
modern, penduduk justru dipandang sebagai pemacu pembangunan. Berlangsungnya kegiatan
produksi adalah berkat adanya orang yang membeli dan mengonsumsi barang-barang yang
dihasilkan. Konsumsi dari penduduk inilah yang menimbulkan permintaan agregat. Pada
gilirannya, peningkatan lonsumsi agregat memungkinkan usaha-usaha produktif berkembang,
begitu pula perekonomian secara keseluruhan. Jadi, perkembangan ekonomi turut ditentukan
oleh permintaan yang datang dari penduduk.
ISI
A. Kependudukan
a. Definisi Kependudukan
Penggunaan secara tepat sumber daya manusia dapat dilakukan dengan cara yakni harus
adanya pengendalian atas perkembangan penduduk, dan dapat dimanfaatkan dengan baik
apabila jumlah penduduk dapat dikendalikan dan diturunkan. Selanjutnya harus ada perubahan
dalam pandangan tenaga buruh yang terlatih dan terdidik dengan efisiensi yang tinggi yang
akan membawa masyarakat kepada pembangunan ekonomi (Almasdi,2009:23).
Untuk meningkatkan kualitas penduduk atau sumber daya manusia juga dapat dilakukan
melalui pendidikan. Bukan hanya pendidikan dalam arti sempit disekolah, tetapi juga dalam
arti luas mencakup pendidikan dalam keluarga dan masyarakat, karena pendidikan pada
dasarnya merupakan proses pembudayaan sikap, watak, dan perilaku yang berlangsung sejak
dini. Melalui pendidikan sebagai proses budaya akan tumbuh dan berkembangnya nilai-nilai
dasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia, dan penguasaan teknologi dan kemampuan
berkomunikasi merupakan unsur kemajuan dan kemandirian (Subri, 2003:222).
Kependudukan merupakan suatu hal yang sangat umum dibahas di dalam Indonesia dan seperti
yang diketahui bahwa penduduk Indonesia yang sangat banyak serta beragam. Ada beberapa
pengertian yang dikemukakan mengenai kependudukan itu sendiri. Menurut Undang-Undang
Dasar 1945 pasal 26 ayat 2 yaitu “Penduduk Indonesia adalah Warga Negara Indonesia dan
Warga Negara Asing yang bertempat tinggal di Indonesia.” Jika dilihat dari badan pusat
statistic (BPS) pengertian dari penduduk itu sendiri adalah seluruh orang yang berdomisili di
wilayah geografis Republik Indonesia selama minimal 6 bulan dan atau mereka yang
berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap. Jika melihat dari survey
penduduk antar sensus (SUPAS) pada tahun 2019 ini jumlah penduduk di Indonesia akan
menyentuh angka 270 juta penduduk. Itu merupakan jumlah yang tidak sedikit bahkan
termasuk dari 5 negara yang memilki jumlah penduduk terbanyak di dunia. Dari kata penduduk
itu pun masih dapat dibedakan menjadi 2 yang terdiri dari
Penduduk
Penduduk merupakan orang-orang yang berdomisili dan tinggal atau menetap
di wilayah negara Indonesia dan terdiri atas Warga Negara Indonesia (WNI)
serta Warga Negara Asing (WNA).
Bukan Penduduk
Bukan penduduk merupakan orang-orang yang menetap secara sementara
biasanya dibawah 6 bulan dan dapat dilihat dari visa maupun surat lainnya.
Contoh orang yang termasuk bukan penduduk warga negara Indonesia seperti
turis maupun wisatawan.
Yang cukup mengejutkan adalah bahwa angka atau rasio ketergantungan (dependency ratio)
dari Indonesia cukup tinggi hampir mencapai nilai 46%. Dapat disimpulkan bahwa setiap ada
100 orang angkatan produktif harus menanggung 46 orang yang bukan merupakan angkatan
produktif. Dan dari rasio ini jika semakin besar maka semakin berat tanggungan terhadap
angkatan produktif untuk menanggung untuk menghdupi yang bukan angkatan produktif. Jika
dapat dijabarkan sebenarnya terdapat 3 angkatan kerja yang terdiri dari:
Angkatan anak-anak = yang usianya antara 0-16 tahun dan dimasukan ke kategori
bukan usia produktif
Angkatan kerja produktif = yang usia 16-64 tahun dan dimasukan ke kategori usia
produktif
Angkatan kerja tidak produktif = yang usianya ditas 64 tahun dan dimasukan ke
kategori bukan usia produktif.
Aspek-aspek kependudukan yang perlu diperhatikan di negara-negara sedang
berkembang, yaitu (Irawan, 2006:77):
Angka kelahiran yang relatif lebih tinggi dari pada angka kematian di tiap tahunnya.
Struktur umur yang tidak seimbang
Ketidakseimbangan struktur umur antara penduduk berusia muda yang lebih banyak dengan
penduduk yang berusia dewasa.
Distribusi penduduk yang tidak merata
Tingkat urbanisasi yang tinggi mengakibatkan daerah-daerah yang secara ekonomi telah
lebih maju (dalam hal ini kota) lebih padat penduduknya dari pada daerah yang ekonominya
lebih rendah (desa).
Kualitas penduduk yang rendah
Rendahnya kualitas penduduk yang merupakan penghalang dalam pembangunan ekonomi
di suatu negara disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan atau pengetahuan tenaga
kerja.
b. Masalah Kependudukan
Masalah Kependudukan bisa disebut juga sebagai masalah sosial, karena masalah itu terjadi di
lingkungan sosial atau masyakarat. Masalah tersebut bisa terjadi kapan saja dan dimana saja,
baik di negara maju maupun negara Indonesia yang sedang berkembang ini. Masalah
kependudukan terjadi karena perkembangan penduduk yang tidak seimbang. Macam-macam
Masalah Kependudukan, yaitu:
a. Demografis
Dilihat dari jumlah rasio ketergantungan serta jumlah penduduk Indonesia ini maka akan
memiliki dampak terhadap sektor-sektor strategis dari pemerintah baik segi finansial
maupun non finansial.
Contoh dampak positif dari masalah kependudukan ini seperti :
Dapat meningkatkan sumber daya manusia yang ada
Dengan adanya jumlah penduduk yang massif menyebabkan sumber daya
manusia yang sangat banyak sehingga Indonesia akan memiliki tenaga kerja
yang cukup banyak tinggal bagaimana tenaga kerja ini dilatih sesuai dengan
bidang masing-masing. Dengan banyaknya tenaga kerja seharusnya Indonesia
tidak terlalu membutuhkan tenaga kerja asing.
Dapat meningkatkan produksi
Dengan jumlah penduduk yang banyak serta tenaga kerja yang mumpuni, sudah
sewajarnya jumlah produksi juga dapat meningkat sehingga dapat mengurangi
impor barang atau jasa dari luar negeri.
Dapat meningkatkan solidaritas antar bangsa
Kita tahu bahwa manusia merupakan individu yang sosialis serta kebiasaan
dalam tolong-menolong sehingga selalu membutuhkan orang lain dan tidak
dapat hidup sendiri. Sehingga sudah sewajarnya tolong menolong antar individu
akan berkembang. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak
pasti akan adanya interaksi serta bantuan antara satu sama lain baik dalam skala
kecil dalam satu keluarga maupun dalam skala besar seperti bantuan dalam
bencana alam. Solidaritas ini pun dapat merangkul suku-suku di pelosok
Indonesia.
Dapat memunculkan invoasi-inovasi baru dalam kerja
Dengan adanya jumlah penduduk yang banyak dtambah lagi setiap dari individu
pasti memiliki kebutuhan masing. Jika selalu bergantung juga tidak
memberikan jaminan akan selalu dipenuhi kebutuhannya maka pasti akan
adanya inovasi dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Bisa jadi itu dapat
membuka lapangan pekerjaan baru bukan saja untuk diri sendiri tapi bisa
sekaligus membantu orang lain. Contohnya adalah tiga kebutuhan pokok
manusia seperti sandang, pangan, papan. Jika ingin memenuhi kebutuhan
tersebut maka sudah pasti akan ada jumlah usaha local untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
Dapat meningkatkan investasi
Dalam membuka inovasi-inovasi kerja pasti akan banyak penduduk yang
melakukan investasi atau penanaman modal untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Dengan jumlah penduduk yang banyak, pasti investasi dari negara
Indonesia dapat meningkat.
Tapi dengan adanya beberapa dampak positif mengenai kependudukan ini tidak menutup
kemungkinan adanya beberapa dampak negative dari kependudukan ini. Contoh dari
dampak negatif kependudukan seperti:
Meningkatnya pengangguran
Jika kita melihat realita sekarang di Indonesia, maka dapat jelas terlihat bahwa
lapangan pekerjaan sangatlah minim dengan ditambah lagi dengan jumlah
penduduk yang sangat banyak jika angkatan kerja produktif tidak mampu
bersaing baik dengan warga negara Indonesia maupun warga negara asing maka
akan menjadi pengganguran dan akan meningkatkan rasio ketergantungan dan
dapat mengurangi produk domestik bruto.
Meningkatnya angka kemiskinan dan kriminal
Dengan jumlah penduduk yang sangat besar maka kebutuhan penduduk
semakin banyak dan dengan lapangan pekerjaan yang sangat minim maka
kebutuhan dari setiap orang belum tentu dapat terpenuhi. Maka akan muncul
tindak kriminal demi mencapai kebutuhan yang ada sehingga terlihat juga
bahwa kemiskinan pun bisa terjadi jika jumlah penduduk terlalu banyak.
Pendidikan dan kesehatan bisa menurun
Setiap tahun pemerintah pasti menyiapkan dana kepada masyarakat dalam
bentuk kesehatan seperti BPJS serta beberapa kartu yang disiapkan dalam
bentuk konkrit bahwa pemerintah juga memperhatikan dari sisi pendidikan
seperti program wajib belajar 12 tahun. Tetapi dengan jumlah penduduk yang
terlalu banayak pun anggaran serta dana yang disiapkan untuk kedua sektor
tersebut pun bisa tidak tersalurkan secara merata. Sehingga nantinya bisa jadi
taraf pendidikan serta kesehatan pun dapat menurun jika penduduk yan terlalu
besar.
Lingkungan hidup tidak merata
Dengan adanya jumlah penduduk yang sangat banyak maka jumlah penduduk
tidak dapat dikontrol dengan baik oleh pemerintah. Jumlah penduduk pun juga
harus berbanding lurus dengan luas pemukiman setempat. Jika jumlah
penduduk terlalu banyak maka lingkungan hidup pun semakin rapat sehingga
tidak adanya tempat tinggal kepada orang-orang yang membutuhkan.
Pemerintah susah payah selalu membuat terobosan baru dengan membuat rusun
kepada penduduk yang terlalu rapat, tetapi jika lahan pertanian yang
dikorbankan pun juga tidak menyelesaikan masalah. Karena sejatinya tanah
yang digunakan pun merupakan resapan air untuk tempat tersebut. Jika
dijadikan menjadi area permukiman makatidak ada tanah resapan air sehingga
lokasi tersebut akan menjadi rawan banjir.
Pembangunan daerah akan didorong terus
Dengan jumlah penduduk yang sangat besar tidak menutup kemungkinan baik
pemerintah pusat akan selalu membuat program-program serta kebijakan
maupun terobosan baru demi memberikan kesejahteraan kepada seluruh
penduduk Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Dengan adanya perintah dari
pemerintah pusat maka pemerintah daerah akan di dorong untuk melakukan
inovasi baru serta membuka hal-hal baru demi tercapainya program tersebut.
Jika terlalu dipaksakan dan dieksploitasi maka akan berakibat fatal kepada
daerah tersebut dan akan adanya ketergantungan terhadap daerah tertentu.
Dengan banyaknya pro kontra dari adanya kependudukan ini harus adanya tindak tegas
untuk setidaknya meminimalisir jumlah penduduk Indonesia yang setiap tahunnya akan
bertambah sekitar 2 juta lebih bayi yang lahir setidaknya di tahun 2018 saja. Setidaknya
sudah ada beberapa upaya yang coba dilakukan oleh para pemerintah dalam mengatasi hal
ini seperti:
1. Program Keluarga Berencana
Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU nomor 10 tahun 1992 adalah upaya untuk
dapat meningkatkan kepedulian dan peran dari masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, serta meningkatkan kesejahteraan keluarga
kecil, bahagia. Menurut Departemen Kesehatan (Depkes) program KB merupkan integrasi
dalam program pembangunan nasional untuk menciptakan kesejahteraan ekonoi, spiritual,
dan sosial budaya agar adanya keseimbangan dengan kemampuan produksi nasional.
Tujuan dari adanya program KB ini adalah menekan laju pertumbuhan penduduk yang
cukup massif serta menekan jumlah angka kelahiran total per wanita subur di Indonesia.
Dengan tagline yang cukup terkenal yakni “2 anak cukup”. Ditambah dengan adanya
pengenalan serta adanya pendidikan mengenai alat kontrasepsi pada usia subur diharapkan
mampu menekan jumlah angka kelahiran.
2. Undang-Undang Perkawinan
Dengan adanya undang-undang perkawinan berdasarkan UU nomor 1 tahun 1974
mengenai umur minimal perkawinan di Indonesia diharapkan juga mengurangi adanya
pasangan muda yang menikah. Di dalam undang-undang dijelaskan bahwa umur
minimal laki-laki adalah 19 tahun dan bagi wanita adalah 16 tahun dalam untuk
melakukan perkawinan. Sehingga diharapkan juga mampu mengurangi laju
pertumbuhan penduduk.
3. Adanya pembatasan tunjangan
Mengenai instansi negara atau bagi pegawai negeri sipil (PNS) dikenal adanya
tunjangan maupun bonus. Di dalam tunjangan terdapat tunjangan hari raya maupun
tunjangan anak. Sekarang sudah diberlakukan tunjangan anak hanya untuk 2 anak saja
mendukung dari program Keluarga Berencana. Sehingga jika ingin memiliki anak lebih
dari dua sudah tidak ada tunjangan dari negara dalam hal tersebut.
4. Transmigrasi dan pembangunan di bagian timur
Sejak muda sudah diajarkan mengenai transmigrasi dimana transmigrasi adalah
perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Biasanya dengan adanya
pemindahtugas maupun memang adanya pernikahan beda suku sehinga adanya
perpindahan penduduk. Ini harus dilakukan untuk menjaga agar penduduk tetap merata
di setiap daerah. Memang agak sulit untuk mencoba memindahkan penduduk dari satu
daerah ke daerah lain. Itu sebabnya dari pihak pemerintah juga melakukan pembanguna
di bagian timur agar fasilitas serta kenyamanan dapat dirasakan oleh seluruh daerah di
Indonesia tidak hanya terkhusus di kota Jakarta maupun Pulau Jawa. Contoh konkrit
adalah adanya tol transpapua serta infrastruktur yang sedang dibuat di wilayah timur.
5. Adanya penyederhanaan birokrasi di berbagai bidang
Dalam mengatur da mengurusi negara Indonesia agak sulit jika harus turun setiap hari
ke lapangan. Itu sebabnya adanya sistem yang mengatur. Tetapi sistem di lapangan
terasa sangat berat dna kaku. Sehingga seharusnya sistem ini harus
disederhanakanuntuk birokrasi yang lebih pro ke rakyat. Ditambah lagi ini membantu
dalam berbagai hal. Contoh di bidang kesehatan dengan adanya sistem yang lebih
mudah masyarakat tidak peduli butuh berapa kartu untuk kesehatan selama jelas dan
puskesmas maupun rumah sakit terjangkau dan mumpuni pasti akan sangat membantu
rakyat. Di sisi pendidikan jika sistem dipermudah maka akan membantu untuk
membuka perizinan baik sekolah sampe perguruan tinggi ditambah lagi adanya
pengajaran yang baik untuk para pengajar dan dosen. Sistem pun dipermudah untuk
menciptakan kurikulum yang tepat kepada murid baik siswa maupun mahasiswa bukan
untuk dibuat sebagai budak. Di bidang lapangan pekerjaan, jika sistem ini dipermudah
maka akan adanya perizinan yang lebih mudah dalam membuka perusahaan maupun
usaha kerja dan dibantu serta didiukung oleh pemerintah baik pusat maupun daerah
agar adanya jiwa kewirausahaan dalam setiap individu masyarakat. Ditambah lagi
dengan adanya BUMN yang lebih pro rakyat sehingga lebih menyerap tenaga kerja
dengan memberikan pelatihan yang mumpuni.
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin pada
September 2014 sebesar 27,73 juta jiwa. Adapun jumlah penduduk miskin pada
September 2018 kian turun menjadi 25,67 juta jiwa.
Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta
mengatakan penurunan tingkat dan jumlah orang miskin per September 2018
merupakan bukti komitmen pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya.
Seperti yang diketahui, BPS mengumumkan tingkat kemiskinan sebesar 9,66 persen
per September 2018. Angka tersebut lebih kecil dibandingkan dengan kondisi
September 2017 yakni 10,12 persen.
"Di daerah penghasil kelapa sawit, tingkat kemiskinan turun lebih cepat daripada
daerah lain," kata Darmin Nasution dalam acara Briefing Diskriminasi Uni Eropa
terhadap Kelapa Sawit di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu, 20 Maret 2019.
"Ini garis yang merah [sambil menunjuk] tingkat kemiskinan turun lebih cepat
daripada wilayah lain [bukan penghasil sawit]," tambah Darmin.
Darmin juga mengatakan saat ini produk olahan sawit yaitu Crude Palm Oil (CPO)
merupakan komoditas perdagangan nomor satu di Indonesia.
Jumlah tenaga kerja, imbuh Darmin, dalam bisnis sawit saat ini mencapai 7,5 juta
pekerja dan 12 juta lagi dalam kategori pekerja tidak langsung. Selain itu, juga
terdapat 2,6 juta orang sebagai petani dan perkebunan rakyat.
"Dengan peran kelapa sawit ini, jelas sangat penting untuk menuntaskan kemiskinan
Indonesia," kata Darmin.
B. Ketenagakerjaan
Menurut UU Pokok Ketenagakerjaan No. 14 Tahun 1969, tenaga kerja adalah setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna
menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam hubungan ini
maka pembinaan tenaga kerja merupakan peningkatan kemampuan efektivitas tenaga kerja
untuk melakukan pekerjaan.
Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pengertian tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Menurut Dr.A.Hamzah SH, tenaga kerja meliputi tenaga kerja yag bekerja di dalam
maupun di luar hubungan kerja dengan alat produksi utamanya dalam proser produksi tenaga
kerja itu sendiri, baik tenaga fisik maupun pikiran.
Menurut Dr. Payaman dikutip A.Hamzah (1990), tenaga kerja adalah (man power)
adalah produk yang sudah atau sedang bekerja. Atau sedang mencari pekerjaan , serta yang
sedang melaksanakan pekerjaan lain. Seperti bersekolah, ibu rumah tangga. Secara praktis,
tenaga kerja terdiri atas dua hal, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja:
a) angkatan kerja (labour force) terditi atas golongan yang bekerja dan golongan
penganggur atau sedang mencari kerja;
b) kelompok yang bukan angkatan kerja terdiri atas golongan yang bersekolah,
golongan yang mengurus rumah tangga, dan golongan lain lain atau menerima penghasilan
dari pihak lain, seperti pensiunan dll.
Menurut Eeng Ahman & Epi Indriani tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk
yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika ada permintaan kerja.
Menurut ALAM. S tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas untuk
negara-negara berkembang seperti Indonesia. Sedangkan di negara-negara maju, tenaga kerja
adalah penduduk yang berumur antara 15 hingga 64 tahun.
Menurut Suparmoko dan Icuk Ranggabawono tenaga kerja adalah penduduk yang telah
memasuki usia kerja dan memiliki pekerjaan, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang
melakukan kegiatan lain seperti sekolah, kuliah dan mengurus rumah tangga.
Menurut Sjamsul Arifin, Dian Ediana Rae, Charles, Joseph tenaga kerja merupakan
faktor produksi yang bersifat homogen dalam suatu negara, namun bersifat heterogen (tidak
identik) antar negara.
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
untuk masyarakat. Sedangkan Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan
tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja.
Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah
mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari
pekerjaan.
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya hanya
bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah:
2. Berdasarkan Kualitasnya
Tenaga kerja terdidik yaitu suatu tenaga kerja yang mempunyai keahlian atau keterampilan di
bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan informal. Contohnya :
pengacara, dokter, guru, dan lain sebagainya.
Tenaga kerj aterlatih yaitu Personil Kerja yang dilatih tenaga kerja dengan keahlian di tertentu
dengan melalui suatu pengalaman kerja. Kebutuhan tenaga kerja terampil diulang praktek
sehingga menguasai pekerjaan. Contohnya pada : apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain
sebagainya
Tenaga Kerja Tidak Terdidik Dan Tidak Terlatih merupakan Tenaga kerja terampil dan pekerja
terampil dilatih untuk mengandalkan kekuatan sendiri. Contohnya pada : kuli, kuli, pelayan,
dan lain sebagainya.
c. Pentingnya Tenaga Kerja bagi Pertumbuhan Ekonomi
Tenaga kerja tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya tenaga kerja
memberikan peningkatan terhadap produktivitas tenaga kerja yang merupakan sumber utama
dalam pertumbuhan ekonomi. Salah satu masalah yang umum dalam ketenagakerjaan adalah
ketidakseimbangan antara permintaan tenaga kerja dengan penawaran tenaga kerja.
Samuelson dan Nordhaus menjelaskan di mana input tenaga kerja terdiri dari kuantitas
dan keterampilan tenaga kerja. Ahli ekonomi yakin bahwa kualitas imput tenapa kerja
merupakan elemen paling penting dalam pertumbuhan ekonomi. Ketika suatu negara memiliki
teknologi canggih namun jika tenaga kerjanya tidak dapat menggunakan teknologi tersebut hal
ini tetap tidak akan membawa perubahan. Hubungan natara tenaga kerja dengan pertumbungan
ekonomi memiliki hubungan dia arah. Sisi pengembangan kualitas tenaga kerja memberikan
kontribusi penting bagi pertumbuhan ekonomi. Dalam sisi pertumbuhan ekonomi
menyediakan sumber-sumber yang memungkinkan terjadinya pengembangan pembangunan
manusia.
Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimbangi dengan pertumbuhan lapangan kerja
menyebabkan tingkat pengangguran cenderung meningkat. Pengangguran merupakan tenaga
kerja atau penduduk usia kerja yang sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, tidak
mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan ataupun sudah
mendapatkan pekerjaan tetapi belum mulai bekerja dan pada waktu yang bersamaan sedang
tidak bekerja. Pengangguran terjadi karena tidak diimbanginya pertumbuhan lapangan
pekerjaan. Pengangguran yang selalu bertambah akan membebani negara dan membuat
pertumbuhan ekonomi kearah yang negatif. Sebuah negara dikatakan sukses apabila dapat
menurunkan tingkat pengangguran, kemiskinan, menyediakan lapangan kerja dan meningkat
kesejahterahan masyarakat. Dengan demikian penting bagi pemerintah melalui departemen
yang mewadahi bagaimana menyediakan lapangan kerja atau membantu menciptakan
lapangan kerja sendiri.
4. Pengangguran
Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan industri di Indonesia
mengalami gulung tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang berhenti bekerja.
Selain itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar mengakibatkan semakin sempitnya
lapangan kerja yang ada. Di sisi lain jumlah angkatan kerja terus meningkat. Dengan
demikian pengangguran akan semakin banyak.
1. Banjir Tenaga Kerja Asing Disebut Bukti SDM RI Belum Berdaya Saing
Fakta pendukung :
JAKARTA - Banjirnya Tenaga Kerja Asing (TKA) di tengah kemajuan tekhnologi
dan era digitalisasi, menurut Pengamat ekonomi digital yang juga CEO PT Duta
Sukses Dunia, Yudi Candra menjadi bukti Indonesia belum mampu menciptakan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang punya keterampilan dan berdaya saing sesuai
dengan kebutuhan kerja saat ini.
“Kita sudah mulai memasuki era Revolusi Industri 4.0 yang mana industri kita sudah
mulai mengaplikasikan mesin dengan teknologi yang lebih canggih, sementara SDM
kita belum bisa menyesuaikan. Maka gempuran TKA terus masuk ke Indonesia,”
katanya saat berbincang dengan wartawan di Jakarta, Selasa, (19/3).
“Bukan hanya produk yang kita impor, tenaga kerja pun harus mendatangkan dari
negara lain. Ini bisa menjadi bencana jika tidak diantisipasi sejak dini,” sambung dia.
Sambung dia menerangkan, apabila melihat data hingga akhir tahun 2018, gempuran
TKA meningkat 10,88% dari tahun 2017 sebesar 85.974 orang menjadi 95.335 orang
di tahun 2018. “Ini bukti gempuran TKA sudah sangat tinggi, jika tidak diantisipasi
pemerintah dengan peningkatan SDM lokal, tentu ke depan TKA akan lebih
membanjiri peluang kerja di Indonesia. Dan ini sangat dikhawatirkan,” tambahnya.
"Sebab, terbukanya kesempatan kerja tidak hanya terjadi di Indonesia Barat, tetapi
juga Indonesia Timur. Selain itu kesempatan kerja juga tersedia bagi golongan
disabilitas. Ketersediaan kesempatan kerja, akan mendorong tumbuhnya ekonomi dan
juga menambah penerimaan pajak negara," tutur Arif Budimanta, politikus Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Rabu (13/3/2019).
Meski saat ini fokus lowongan kerja di BUMN masih didominasi sektor infrastruktur,
lanjut dia, selanjutnya lowongan pekerjaan juga harus diprioritasnya untuk sektor
manufaktur dan industri kimia dasar.
PENUTUP
Kependudukan dan ketenagakerjaan sangat berhubungan erat, dimana dampak dari tingginya
pertumbuhan penduduk akan mengakibatkan timbulnya dampak negative dan positif. Dampak
negative dari pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi berhubungan erat dengan masalah
lapangan pekerjaan, dimana masyarakat butuh pekerjaan untuk melangsungkan kehidupan dan
terhindar dari kemiskinan, dari kasus kependudukan saat ini terlihat kemiskinan di Indonesia
sudah mulai berkurang dan hal itu tidak terlepas dari adanya lapangan pekerjaan yang
disediakan, seperti kasus kependudukan dimana lapangan pekerjaan kelapa sawit dapat
menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia dan kasus tersebut juga berhubungan dengan
masalah ketenagakerjaan dimana banyaknya tenaga kerja yang terserap dalam pekerjaan
penghasil kelapa sawit dan yang berakibat positif dapat mengurangi pengangguran. Semakin
berkembangnya zaman dan teknologi, SDM Indonesia harus bisa lebih unggul dan berdaya
saing dari tenaga kerja asing apabila tidak ingin lapangan pekerjaan di Indonesia dikuasai oleh
tenaga kerja asing, seperti kasus yang terjadi saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://materiips.com/masalah-ketenagakerjaan-di-indonesia
http://eprints.ums.ac.id/34032/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5580/3/T1_162010016_BAB%20II.pdf
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/T1_162010016_BAB%20II.pdf
https://www.academia.edu/7568511/Makalah_penduduk_dan_ketenagakerjaan?auto=downlo
ad
https://bloggernoviacipta.blogspot.com/2017/02/masalah-kependudukan-dan.html
https://materiips.com/masalah-ketenagakerjaan-di-indonesia
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_1_74.htm
https://tumoutounews.com/2019/01/27/data-update-jumlah-penduduk-indonesia-dan-dunia-tahun-
2019/
https://www.eduspensa.id/mengatasi-permasalahan-kependudukan/#a
https://cakrawala82.blogspot.com/2018/01/teori-kependudukan-menurut-para-ahli.html
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/01/04/jumlah-penduduk-indonesia-2019-mencapai-
267-juta-jiwa
https://muqorobinagungnugroho.wordpress.com/2013/10/31/dampak-negatif-dan-positif-
pertumbuhan-penduduk/
https://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/dampak-pertumbuhan-penduduk-positif-dan-negatif/
http://www.anggaran.depkeu.go.id/content/Publikasi/Kajian%20dan%20artikel/Kajian%20Kependud
ukan.pdf
http://kependudukan-ri.blogspot.com/p/pengertian-kependudukan-penduduk-adalah.html