EKONOMI INDONESIA
“PENDUDUK”
Dosen Pengampu : Nailariza Umami, M.Pd.
Disusun oleh :
Lenita Putri Sukmilah ( 21187203059 )
Lia Wulandari ( 21187203066 )
Erma Yuliana A S ( 21187203077 )
Widyawati Muktining Wicak ( 21187203109 )
Roqis Riafinola ( 21187203114 )
Desi Ratnanda F ( 21187203117 )
Mohammad Yusuf A.F ( 21187203124 )
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kami sebagai penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dalam penyusunan dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia dan pendidikan.
Penyusun
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................II
DAFTAR ISI.................................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................1
C. TUJUAN...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3
A. PERANAN PENDUDUK DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI...............................3
B. LEDAKAN PENDUDUK DAN PENGARUH NYA TERHDAP EKONOMI.................4
C. PEMECAHAN MASALAH KEPENDUDUKAN............................................................5
D. PEMANFAATAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)................................................8
E. KUALITAS TENAGA KERJA.........................................................................................9
F. KLASIFIKASI TENAGA KERJA....................................................................................13
G. KESMPATAN KERJA.....................................................................................................14
H. PENGANGGURAN..........................................................................................................15
I. HUKUM KETENAGAKERJAAN...................................................................................20
A. KESIMPULAN.................................................................................................................24
B. SARAN.............................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................25
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam penduduk dapat dilihat dari berbagai faktor seperti peranan penduduk dalam
pembangunan ekonomi, ledakan penduduk dan pengaruhnya terhadap ekonomi, pemecahan
masalah kependudukan, pemanfaatan sumber daya manusia, kualitas tenaga kerja, klasifikasi
tenaga kerja, kesempatan kerja, pengangguran , hukum ketenagakerjaan.
B. RUMUSAN MASALAH
IV
C. TUJUAN
V
BAB II
PEMBAHASAN
“PENDUDUK”
A. PERANAN PENDUDUK DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
Pertambahan jumlah penduduk merupakan masalah pembangunan yang utama dan sukar
diatasi, para ahli menyarankan masalah pertambahan penduduk dinegara berkembang harus
segera diatasi untuk dapat mempercepat laju perkembangan ekonomi, yaitu dengan program
menekan laju pertambahan penduduk.
Kapasitas yang rendah dari negara sedang berkembang untuk meningkatkan output
totalnya harus diimbangi dengan penurunan tingkat perkembangan penduduk, sehingga
penghasilan riil per kapita akan dapat meningkat. Untuk itu, ada empat aspek penduduk yang
perlu diperhatikan di negara-negara yang sedang berkembang, yaitu (Irawan, 2002):
Teori Hansen mengenai stagnasi sekular yang menyatakan bahwa bertambahnya jumlah
penduduk justru akan menciptakan memperbesar agregatif terutama investasi. Dalam konteks
pasar ia berada di sisi permintaan maupun penawaran. Di sisi permintaan penduduk bertindak
VI
sebagai konsumen yang merupakan sumber permintaan akan barang dan jasa. Di sisi
penawaran penduduk bertindak sebagai produsen, jika ia adalah pengusaha atau tenaga kerja,
jika ia semata-mata pekerja.
Perkembangan penduduk yang cepat tidaklah selalu merupakan penghambat bagi
jalannya pembangunan ekonomi, jika penduduk ini mempunyai kapasitas yang tinggi untuk
menghasilkan dan menyerap hasil produksi yang dihasilkan. Ini berarti tingkat pertumbuhan
penduduk yang tinggi disertai dengan tingkat penghasilan yang tinggi pula. Jadi pertambahan
penduduk dengan tingkat penghasilan yang rendah tidak ada gunanya bagi pembangunan
ekonomi.
Para pengikut Keynes tidak melihat tambahan penduduk sekedar sebagai tambahan
penduduk saja, tetapi juga melihat adanya suatu kenaikan dalam daya beli purchasing power.
Di samping itu para pengikut Keynes juga menganggap tenaga kerja ini akan selalu
mengiringi kenaikan jumlah penduduk Irawan dan Suparmoko, 1996 : 46. Kalau seandainya
terjadi penurunan dalam rangsangan untuk mengadakan investasi dan permintaan agregatif
juga akan turun. Jika perkembangan penduduk tertunda maka akumulasi kapital juga akan
menjadi lesu karena beberapa alasan, yaitu wiraswasta akan mengira bahwa pasar akan
menjadi sempit. Karena tingkat keuntungan merupakan fungsi dari luasrnya pasar, maka
investasi yang tergantung pada tingkat keuntungan akan menjadi berbahaya dan akibtanya
akan menurun.
Di samping alasan itu pertambahan penduduk juga mendorong adanya perluasan
investasi karena adanya kebutuhan perumahan yang semakin besar dan juga kebutuhan-
kebutuhan yang bersifat umum seperti jalan raya, fasilitas umum, persediaan air minum,
kesehatan dan sebagainya. Kebutuhan akan kapital di bidang ini relatif lebih besar karena
turunnya akumulasi kapital. Berdasarkan uraian di atas pertambahan jumlah penduduk akan
berpengaruh terhadap penerimaan daerah. Penerimaan pemerintah daerah dari pendapatan
asli daerah akan menjadi semakin besar yaitu dari besarnya jumlah pembayar pajak dan
retribusi atau masyarakat pengguna jasa dan produk lain yang disediakan oleh pemerintah
daerah.
VII
2) Faktor-faktor Penyebab Ledakan Penduduk
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ledakan penduduk adalah :
Tingkat kematian yang menurun.
Tingkat kelahiran yang tinggi.
Adanya pernikahan dini.
Pernikahan dini, yang juga dikenal dengan istilah pernikahan muda, dapat
menyebabkan ledakan penduduk karena nantinya akan turut meningkatkan jumlah
kelahiran, terutama jika program keluarga berencana belum berjalan maksimal.
Melaksanakn program KB
Menggalakkan program transmigrasi
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (seperti pelatihan di bidang soft skill
ataupun hard skill)
Memperluas lapangan kerja
Masalah penduduk bukanlah masalah baru akan tetapi telah menjadi masalah klasik yang
mengundang pemikiran yang serius untuk dipecahkan. Di satu sisi ada pendapat mengatakan
bahwa jumlah penduduk yang besar saat ini merupakan ancaman yang serius, di sisi lain
dikatakan bahwa jumlah penduduk yang besar sebenarnya adalah modal yang potensial
dalam pembangunan, apabila dibina dengan baik. Hal tersebut juga dimuat dalam GBHN
VIII
republik Indonesia, bahwa jumlah penduduk yang sangat besar apabila dikerahkan sebagai
tenaga kerja yang efektif akan merupakan modal pembangunan yang sangat menguntungkan
bagi usahausaha di segala bidang.
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya jumlah penduduk yang besar memang
merupakan potensi pembangunan yang besar, tetapi juga harus disadari bahwa hanya dengan
jumlah yang besar saja bukanlah jaminan bagi berhasilnya pembangunan. Peningkatan
penduduk yang besar tanpa diikuti peningkatan kesejahteraan justru akan mengundang
bencana, dan dapat menimbulkan gangguan-gangguan terhadap setiap program pembangunan
yang sedang dilaksanakan, dapat pula menimbulkan kesulitan-kesulitan bagi generasi-
generasi yang akan datang.
Pada dasarnya kondisi penduduk Indonesia dewasa ini laju pertumbuhan penduduknya
masih besar sehingga mengakibatkan jumlah penduduk semakin membengkak. Jumlah
penduduk usia mudal ebih banyak dari usia produktif yang berusia muda yang tinggi,
besarnya penurunan angka kematian serta peningkatan usiahidup.
Dari kondisi seperti telah tergambar tersebut dirasa perlu untuk mencarijalan keluarnya
demi suksesnya pembangunan nasional, pemecahan masalah diharapkan dapat melalui hal-
hal berikut :
1) Memantapkan keberhasilan program Keluarga Berencana.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa laju pertumbuhan penduduk
yang besarakan mempengaruhi/mengakibatkan rendahnya pendapatan masyarakat
golongan berpenghasilan rendah,oleh sebab itu pertumbuhan penduduk harus
ditekan semaksimal mungkin.Untuk mengemban tugas tersebut pemerintah melalui
BKKBN telah berusaha memecahkan masalah diatas melalui program Keluarga
Berencana.
Pengendalian tingkat kelahiran terutama diarahkan melalui usaha langsung
yaitu melalui usaha peningkatan pelaksanaan program Keluarga Berencana yang
mengajak penduduk untuk merencanakan keluarga sehingga memberikan dampak
pada pengendalian kelahiran.
Untuk mengefektifkan jumlah penduduk Indonesia yang besar,diusahakan
peningkatan kualitas pendudukan taralain dengan meningkatkan kesehatan dan
pendidikan.Usaha ini dilakukan dengan memperbanyak jumlah sekolah-sekolah
mulai dari sekolah dasar sampai sekolah menengahatas.Sementara itu untuk
mempercepat peningkatan pendidikan, ditingkatkan motivasi untuk menyekolahkan
anak dan memberlakukan wajib belajar bagi penduduk umur 7-12 tahun.
IX
Untuk dapat mencapai sasaran-sasaran tersebut sistem kesehatan nasional
diselenggarakan melalui lima karya kesehatan yang disebut Panca Krida Husada
yaitu:
Peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan
Pengembangan tenaga kesehatan
Perbaikan gizi dan peningkatan kesehatan lingkungan
Pengendalian, pengadaan, dan pengawasan obat, makanan dan bahan berbahaya
bagi kesehatan
Peningkatan dan pemantapan manajemen dan peraturan perundang-
undangan(hukum)
Selain melalui usaha peningkatan kesehatan yang telah disebutkan diatas, perlu
juga digalakkkan pelayanan kesehatan melalui :
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas)
Usahakesehatan sekolah (UKS)
Kesehatan ibu dan anak (KIA)
Laboratorium kesehatan.
3) Transmigrasi
Upaya transmigrasi ini selain sebagai sarana penyebaran penduduk juga sebagai
pemerataan penduduk yang pada hakekatnya bertujuan untuk memperbaiki mutu
kehidupan, meningkatkan pendayagunaan sumber alam dan pembangunan daerah,
memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha serta memperkokoh persatuan
dan kesatuan bangsa. Sehubungan dengan itu terus dikembangkan pusat-pusat
pemukiman baru dikaitkan dengan pembukaan dan pengembangan ke arah produksi,
sehingga merupakan usaha penataan kembali penggunaan, penguasaan dan
pemilikan tanah baik di daerah asal maupun di daerah tujuan.
Dalam hal ini harus diperhatikan pemeliharaan kelestarian, kemampuan alam
dan lingkungan hidup serta kondisi dan pengembangan nilai-nilai sosial budaya
masyarakat. Untuk menjamin pelaksanaan tersebut tentunya perlu dimanfaatkan
koordinasi dan keterpaduan, baik antar sektor, daerah maupun nasional, mulai tahap
perencanaan sampai dengan pelaksanaan dan pengawasannya.
X
Oleh sebab itu mutu pendidikan harus semakin ditingkatkan dengan
mengerahkan tenaga, pikiran dan penyediaan sarana. Pendidikan dan ketrampilan
tersebut sebaiknya diprogramkan secara luas, baik oleh pemerintah maupun
lembaga-lembaga pendidikan swasta sehingga dapat disiapkan tenaga-tenaga yang
trampil dan berkemampuan dalam rangka menciptakan manusia-manusia wiraswasta
yang dapat menciptakan lapangan kerja baru dan sektor industri kecil yang sudah
saatnya dikembangkan khususnya di luar Jawa
Perencanaan SDM yang tepat sasaran akan membuat perusahaan lebih efektif dan
efisien. Artinya, perusahaan berjalan baik dengan personal yang produktif dan jumlah
karyawan yang sesuai dengan kebutuhan.
Karyawan yang produktif adalah karyawan yang mampu bekerja sesuai dengan SOP
dengan jam kerja yang sudah ditentukan. Mereka adalah orang-orang yang mengerjakan dan
menghasilkan lebih banyak daripada karyawan rata-rata. Dengan produktivitas yang tinggi,
tidak dibutuhkan jam kerja ekstra (lembur) ataupun karyawan yang banyak untuk mencapai
tujuan perusahaan.
Perencanaan SDM yang baik akan menimbulkan sikap positif dalam diri karyawan.
Jenjang karir yang jelas, pelatihan teknis dan soft skills yang rutin berkesinambungan, serta
sistem kompensasi dan insentif yang menarik membuat karyawan nyaman dalam bekerja.
XI
Mereka merasa memiliki kemampuan dan mendapat ruang kesempatan yang cukup untuk
terus maju bertumbuh di dalam dan bersama perusahaan. Karyawan tahu mereka diperhatikan
dan dihargai dengan tulus, daripada hanya sekedar menjadi “sapi perah” perusahaan. Survei
di beberapa negara menunjukkan bahwa gaji atau penghasilan bukanlah faktor utama
seseorang bertahan dalam pekerjaannya.
SDM yang kompeten akan didapatkan dengan perencanaan yang terarah. Hanya
karyawan dengan kinerja bagus yang akan terus mendorong kemajuan perusahaan. Karyawan
yang tidak mau berkembang akan otomatis terdesak oleh sistem. Mereka tidak bisa lagi
mengandalkan senioritas dalam lingkup pekerjaan. Sistem SDM yang baik mampu
meningkatkan koordinasi antar karyawan dan juga menciptakan atmosfir kerja yang nyaman
dan kondusif.
Rasa kekeluargaan bisa dipupuk dan bertumbuh baik, sehingga hanya ada sedikit
perbedaan di pikiran karyawan antara rumah dan tempat bekerja. Suatu perencanaan sumber
daya manusia yang baik dan menyeluruh dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan
penting dalam perusahaan, seperti:
Apa saja kekuatan SDM dari perusahaan?
Karyawan seperti apa dalam hal kemampuan (skills) yang harus dipunyai?
Bagaimanakah seharusnya perusahaan berjalan agar bisa memaksimalkan semua
sumber daya dengan benar?
Bagaimana cara perusahaan mempertahankan karyawan yang baik?
Banyak perusahaan berlomba-lomba untuk menjadi yang paling unggul. Namun, tidak
semua perusahaan mampu saling mengungguli satu sama lain. Hal ini dikarenakan
kompetensi tiap perusahaan yang berbeda. Maka dari itulah setiap perusahaan selalu
berupaya untuk meningkatkan kompetensi perusahaan melalui perencanaan SDM. Ketika
perusahaan mempunyai kompetensi yang cukup, perusahaan akan lebih kokoh dan kuat
walau arus persaingan bisnis antar perusahaan semakin ketat.
1) Tenaga Kerja
Tenaga Kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang dalam dan atau akan
melakukan pekerjaan, baik didalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhanmasyarakat.
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja merupakan nilai tambah Produk Domestik Bruto
(PDB) dibagi dengan jumlah penduduk yang bekerja untuk menghasilkan nilai tambah
tersebut. Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam
bentuk santuan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau
berkurang, dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga
kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia.
XII
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13
tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa “Tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat”. Secara garis besar penduduk suatu negara
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.
Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas
usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun-64 tahun. Menurut pengertian
ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat
mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula
yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena
anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja.
2) Kualitas Kerja
Sumber daya manusia perlu dikembangkan secara terus menerusagar diperoleh kerja
sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti yang sebenarnya, yaitu pekerjaan yang
dilaksanakan akan menghasilkan sesuatu yang memang dikehendaki. Berkualitas bukan
hanya pandai saja,memenuhi semua syarat kualitatif yang dituntut pekerjaan itu, sehingga
pekerjaan itu benar-benar dapat diselesaikan sesuai rencana.
Konsep kualitas atau mutu dipandang sesuatu yang relatif, yang tidak selalu mengandung
arti yang bagus, baik, dan sebagainya. Kualitas atau mutu dapat mengartikan sifat-sifat yang
dimiliki oleh suatu produk barang ataupun jasa yang menunjukkan kepada konsumen
kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh barang atau jasa tersebut. Hal tersebut senada dengan
pendapat Yoyon B. Irianto dalam Casmita (2003:28) yang menyebutkan bahwa “kualitas
adalah paduan sifat-sifat barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam
memenuhi pelanggan”. Sementara Soewarno Hardjosoedarmo (1996 :7) mengemukakan
bahwa “... secara umum dapat dikatakan bahwa mutu sebagai karateristik produk atau jasa
yang ditentukan oleh pemakai atau konsumen dan diperoleh melalui proses serta melalui
perbaikan yang berkelanjutan”. Maka dapat disimpulkan dengan kualitas atau mutu adalah
sifat- sifat yang dimiliki oleh setiap produk barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhan
konsumen yang memiliki kelebihan-kelebihan yang diperoleh melalui proses dan perbaikan
yang berkelanjutan.
Kualitas kerja merupakan wujud perilaku dari suatu kegiatan yang telah dilaksanakan dan
sesuai dengan harapan yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut Marcana (200:21)
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan kualitas kerja yaitu : “Kualitas kerja adalah
wujud perilaku atau kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan harapan dan kebutuhan atau
tujuan yang hendak dicapai secara efektif dan efisien” Heidjrachman dan Suad Husanan
(1993 ; 23).
“Kualitas kerja pegawai adalah seorang pegawai yang memenuhisyarat kualitatif yang
dituntut oleh pekerjaannya, sehingga pekerjaan itu benar-benar dapat diselesaikan”. Sedar
Mayanti”. Sedar Mayanti (1993 ; 18).
“Kualitas kerja atau disebut kualitas kehidupan kerja adalah keadaan dimana para
pegawai dapat memenuhi kebutuhan mereka yang penting dengan bekerja dalam organisasi”.
Gary Dessler (1992 ; 476).
XIII
Tujuan utama penerapan beberapa program kualitas kerja pegawai pada suatu perusahaan
yaitu program-program yang bertujuan memotivasikan pegawai melalui upaya pemenuhaan
kebutuhan tingkat tinggi mereka untuk berprestasi, harga diri, dan perwujudan diri. Program-
program ini termasuk manajemen berdasarkan sasaran, gugus kualitas,waktu lentur, dan
pemerkayaan pekerjaan yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada pegawai
untuk memenuhi tingkat mereka ditempat kerja, melalui pencapaian unsur-unsur yang lebih
menantang dan luwes pekerjaan mereka.
Menurut Gray Dessler (1992 ; 476), kualitas kerja yang disebutkan dengan kualitas
kehidupan kerja mengandung pengertian yang tidak samabagi orang yang berbeda. Bagi
seorang pegawai pada lini perakitan hal itu hanya dapat berarti adanya tingkat upah yang
wajar, kondisi kerja yang nyaman, dan seorang supervisor yang memperlukannya sesuai
dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia.
Bagi orang yang baru lulus dari perguruan tinggi hal itu dapat berarti kesempatan untuk
maju, tugas-tugas yang kreatif, dan keberhasilan karir. Hal itu berarti “keadaan dimana
anggota dari suatu organisasi kerja mampu memenuhi kebutuhan pribadi yang penting
melalui pengalaman kerja mereka dalam organisasi”.
XIV
Disiplin kerja kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong parapegawai untuk
mengikuti berbagai standar dan aturan, sehinggapenyelewengan-penyelewengan
dapat dicegah.
Dibutuhkan pula unsur-unsur yang mendukung terciptanya peningkatan Kualitas kerja
pegawai, antara lain :
1. Kompensasi
2. Kesejahteraan
3. Hubungan kerja
4. Survey opinif
5. Penilaian prestasi
6. Jam kerja yang luwes
7. Gugus kendali
8. Dana pengeluaran
XV
Kualitas kerja
kegiatan yang dilakukan oleh pegawai telah memenuhi berbagai persyaratan,
spesifikasi dan harapan yang telah ditetapkan. Kualitas kerja merupakan mutu hasil
pekerjaan atau sebaik apa harus diselesaikan. Kualitas kerja pegawai dapat dilihat dari
adanya kemampuan menghasilkan pekerjaan yang memuaskan, tercapainya tujuan
secara efektif dan efisien serta kecakapan yang ditunjukkan dalam menjalankan
pekerjaanya.
1) Berdasarkan Penduduknya
Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja
dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang -Undang
Tenaga Kerja, mereka yang dikelompok kan sebagai tenaga kerja yaitu mereka
yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.
Bukan Tenaga Kerja
Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau
bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang – Undang Tenaga
Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka
yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok
saat ini adalah para pensiunan, para lansia, dan anak-anak.
XVI
Tenaga KerjaTerlatih
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam bidang
tertentu dengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan
Latihan secara berulang – ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut.
Contohnya :apoteker, ahlibedah, mekanik, dan lain – lain.
Tenaga Kerja Tidak Terlatih dan Tidak Terdidik
Tenaga kerja tidak terlatih dan tidak terdidik adalah tenaga kerja kasar yang
hanya mengandalkan tenaga saja. Contohnya :kuli, buruhangkut, pembantu
rumah tangga, dan sebagainya.
G. KESEMPATAN KERJA
Kesempatan kerja dapat menjadi suatu partisipasi seseorang dalam artian memikul beban
pembangunan maupun dalam menerima kembali hasil dari pembangunan tersebut.
Kesempatan kerja dapat dibedakan menjadi dua macam yang diantaranya sebagai berikut:
XVII
Kesempatan Kerja Permanen
Merupakan kesempatan kerja yang memungkinkan orang yang bekerja secara
terus menerus sampai pensiun atau sampai tidak lagi mampu untuk bekerja, misalnya
seperti seseorang yang bekerja di instansi pemerintahan atau di instansi swasta yang
dimana memiliki jaminan sosial hingga tua. Contohnya seperti: PNS, Polri, TNI dan
lain-lain.
Kesempatan Kerja Temporer
Merupakan kesempatan kerja yang memungkinkan orang yang bekerja dalam
waktu yang singkat, lalu menganggur dan mencari pekerjaan yang baru lagi.
Contohnya seperti: pegawai swasta yang dimana pekerjaannya tergantung pesanan
atau pegawai pabrik yang terikat oleh kontrak dengan jangka waktu tertentu untuk
bekerja.
Untuk meningkatkan mutu tenaga kerja, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan.
Seperti :
Latihan kerja
Latihan kerja merupakan proses pengembangan keahlian dan keterampilan kerja
yang langsung dikaitkan dengan pekerjaan dan persyaratan kerja.
Pemagangan
Latihan kerja langsung ditempat kerja yang bertujuan untuk memantapkan
profesionalisme yang dibentuk melalui latihan kerja
Perbaikan gizi dan kesehatan
Untuk mendukung ketahanan kerja dan kemampuan belajar dalam menrima
pengetahuan baru dan meningkatkan semangat kerja.
Selain meningkatkan mutu tenaga kerja, tentunya kita perlu untuk mencara lapangan
pekerjaan agar tenaga kerja yang telah dibimbing tersebut tidak menjadi pngangguran.
Sebelum mencari pekerjaan, ada beberapa informasi yang harus diperhatikan bagi pencari
kerja. Seperti :
Jenis usaha dan gambaran dari perusahaan itu dan dari mana informasi lowongan
kerja itu berasal.
Apakah cocok dengan pendidikan dan juga latar belakang dari pencari kerja.
Lingkungan kerja.
Tingkatan gaji ataupun upah kerja.
Masa depan perusahaan.
H. PENGANGGURAN
Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah yang diberikan kepada orang yang tidak
bekerja sama sekali atau orang yang sedang mencari pekerjaan. Pengangguran juga dapat
diartikan sebagai sebuah situasi ketika seseorang tidak memiliki pekerjaan.
Pengangguran merupakan golongan dari angkatan kerja yang belum melakukan kegiatan
yang dapat menghasilkan uang. Pengangguran ini tidak terbatas pada orang yang belum
XVIII
bekerja, tetapi dapat termasuk pula pada orang-orang yang sedang mencari pekerjaan serta
orang yang memiliki pekerjaan namun tidak produktif, sehingga dapat dikategorikan sebagai
pengangguran. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa pengangguran merupakan situasi ketika
seseorang tidak bekerja, sedang berusaha mendapatkan pekerjaan serta memiliki pekerjaan
namun tidak produktif.
Pengangguran ini telah menjadi masalah perekonomian di berbagai negara dan
tidakhanya di Indonesia saja. Karena, adanya pengangguran makatingkat produktivitas serta
pendapatan masyarakat berkurang. Sehingga terjadilah kemiskinan serta masalah-masalah
sosial.Pengangguran dapat berdampak negatif pada orang itu sendiri serta kepada masyarakat
atau lingkungansekitar. Hal tersebut dikarenakan berkurangnya kesempatan kerja yang dapat
disebabkan kelesuan ekonomi, turunnya potensi diri, menghilangnya keterampilan kerja,
menurunnya pajak penghasilan sertatingkat kesejahteraan masyarakat yang menurun.
Pengangguran dibagi menjadi beberapa jenis,yaitu :
XIX
Pengangguran Berdasarkan Ciri – Cirinya :
1) Setengah Menganggur
Setengah menganggur merupakan orang yang sebenarnya sudah memiliki pekerjaan,
tetapi jam kerjanya berbeda dengan pekerja pada umumnya. Mereka hanya bekerja
berdasarkan permintaan dari pemberi kerja dalam jangka yang tidak menentu,
mungkin satu sampaidua kali dalam satu minggu atau bekerja kurangdari 7 sampai 8
jam per hari. Orang yang bekerja secara part time atau freelance bisa disebut juga
sebagai setengah menganggur.
2) Pengangguran Terbuka
Pengangguran terbuka diartikan sebagai suatu situasi dimana angka ketersediaan
pekerjaan lebih rendah dari pada jumlah tenaga kerja. Pengangguran terbuka akan
benar-benar tidak memiliki pekerjaan yang disebabkan karena menurunnya kegiatan
perekonomian pada suatu waktu, pengurangan jumlah tenaga kerja karena
kecanggihan teknologi, serta kemundurana tahun kemerosotan industri.
3) PengangguranTersembunyi
Pengagguran tersembunyi merupakan kondisi dimana jumlah tenaga kerja lebih
banyak dari yang seharusnya diperlukan. Kelebihan jumlah tenaga kerja
menyebabkan kegiatan tidak dapat berjalan dengan merata, sebagian ada yang
bekerja dan sebagian ada yang tidak bekerja. Sebagai contoh, jumlah pelayan kafe
yang terlalu banyak dari pada kebutuhan sebenarnya. Sebagian dari mereka akan
bekerja melayani pelanggan, tapi sebagian akan banyak menganggur karena sudah
ada yang melayani pelanggan. Hal ini yang dinamakan dengan pengangguran
tersembunyi. Mereka sebenarnya memiliki pekerjaan, namun tidak bekerja
sebagaimana mestinya yang dilakukan. Contoh lain yang bisa ditemui ada pada
masyarakat di pedesaan. Mayoritas bekerja sebagai petani dengan jumlah yang cukup
banyak. Jumlah sawah yang harus digarap oleh para petani tersebut tidak terlalu luas
sehingga jika dikerjakan dengan jumlah yang banyak tidak semua akan mendapatkan
bagian yang sama dalam mengerjakan.
4) Pengangguran Musiman
Biasanya orang akan bekerja sesuai dengan waktu-waktu tertentu. Apabila sedang
tidak memasuki masa bekerja, mereka akan menganggur. Hal demikian disebut
sebagai pengangguran musiman. Pengangguran jenis ini dapat ditemui pada mereka
yang bekerja di bidang pertanian atau nelayan. Ketika memasuki masa panen, petani
akan bekerja penuh waktu untuk mendapatkan hasil panen dalam jumlah yang
banyak.
Munculnya pengangguran tentunya bukan tanpa alasan, terlebih lagi jika melihat
banyaknya jumlah pengangguran di Indonesia. Adapun beberapa penyebab tingginya angka
pengangguran yaitu :
XX
beberapa orang yang memiliki keterampilan dan kemampuan yang sesuai dengan
bidang pekerjaan yang akan diserap. Bagi mereka yang tidak bisa bersaing
berdampak pada kecilnya kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan.
2) Teknologi yang Semakin Canggih
Majunya teknologi di suatu negara menjadi hal yang membanggakan. Akan tetapi,
tidak selamanya berdampak positif. Kemajuan teknologi memicu tergantikannya
peran manusia dalam bekerja karena teknologi akan lebih cepat dibandingkan dengan
manusia. Bila tidak diantisipasi dengan baik, kecanggihan teknologi akan semakin
menambah tingginya pengangguran di masa yang akan datang.
3) Keterampilan yang Kurang Memadai
Bagi mereka yang tidak memiliki pengalaman dalam bekerja akan kesulitan ketika
mencari pekerjaan. Penyedia pekerjaan terkadang mencantumkan syarat memiliki
pengalaman bekerja sehingga bagi beberapa fresh graduate hal ini akan menyulitkan
mereka mendapatkan pekerjaan. Bagi yang kurang terampil di bidang yang
diinginkan, akan menemui kesulitan dalam bersaing untuk bisa mendapatkan
pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan.
4) Kualifikasi Pendidikan yang Kurang Sesuai
Penyebab lain munculnya pengangguran disebabkan oleh kualifikasi pendidikan
seseorang yang tidak sesuai dengan permintaan pasar pekerjaan. Latar belakang
pendidikan menjadi permasalahan banyaknya pengangguran. Pertama, rendahnya
akses pendidikan yang menyebabkan masyarakat kurang kompeten di dunia kerja,
padahal pendidikan berguna membentuk karakter serta kompetensi kerja.
Kedua adalah lapangan pekerjaan yang mencantumkan segala macam jurusan masih
terbatas sehingga bagi mereka yang memiliki latar belakang pendidikan minoritas
akan kesulitan mendapatkan pekerjaan. Namun, sebenarnya tidak menutup
kemungkinan mayoritas pendidikan yang satu jenis juga menyumbang angka
pengangguran karena ketatnya persaingan memperebutkan pekerjaan yang jumlahnya
terbatas.
5) Kemiskinan.
Banyak permasalahan pengangguran disebabkan karena tingkat kesejahteraan yang
rendah. Tingkat kemiskinan berbanding lurus dengan tingkat pengangguran. Secara
umum, pengangguran berasal dari mereka yang berada di bawah garis kemiskinan.
Kemiskinan juga menyebabkan seseorang kesulitan untuk mendapatkan fasilitas yang
menunjang keterampilan yang bisa digunakan di dunia kerja.
6) PHK Masal
Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK juga menyumbang tingginya angka
pengangguran. Terlebih jika PHK yang dilakukan dalam skala besar, akan banyak
orang yang akan kehilangan pekerjaannya dan menganggur. Kasus baru-baru ini
adalah PHK massal akibat pandemi covid-19 beberapa waktu lalu, banyak pekerja
yang dirumahkan dan tidak mendapatkan penghasilan. Hal ini menandakan bahwa
PHK massal menjadi hal yang cukup serius bagi pekerja apabila tidak mempersiapkan
diri dengan mencari alternatif pekerjaan sampingan diluar pekerjaan utamanya
tersebut.
XXI
Dengan melihat kenyataan bahwa angka pengangguran yang masih cukup tinggi, tentunya
memberikan dampak. Dampak pengangguran tersebut meliputi :
1) Dampak Sosial
Tidak bisa dipungkiri bahwa pengangguran bisa membawa dampak permasalahan
social masyarakat. Beban psikologis akan dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki
pekerjaan, mulai dari munculnya ketimpangan status social sampai dengan rendahnya
kesejahteraan hidup.Rendahnya kesejahteraan menyebabkan munculnya permasalahan
sosial yang memicu meningkatnya angka kriminalitas.
Misalnya saja perampokan, pencurian, dan penjambretan yang dilakukan oleh
beberapa orang disebabkan karena sulitnya mereka mencari pekerjaan. Jalan pintas
yang dipilih adalah melakukan tindakan-tindakan yang tidak dibenarkan oleh hukum.
Hal ini jika tidak ditangani dengan serius akan merusak struktur kehidupan sosial di
tengah-tengah masyarakat.
2) Dampak Ekonomi
Munculnya pengangguran dapat berdampak pada kehidupan ekonomi. Dampak
dari tidak memiliki pekerjaan akan menurunkan tingkat kesejahteraan dalam hidupnya
bahkan bisa menurunkan standar kehidupan yang layak. Pertumbuhan ekonomi yang
lambat menyebabkan negara juga akan merugi.
Sebab anggaran untuk mengentaskan kehidupan yang sejahtera bagi masyarakat
akan lebih besar. Misalnya saja pemberian bantuan untuk rakyat miskin akan semakin
tinggi bila angka pengangguran juga tinggi. Disamping itu daya beli masyarakat juga
akan menurun yang mengakibatkan rendahnya pajak yang dihasilkan dari kegiatan
ekonomi.
1) Informasi
Informasi mengenai lapangan pekerjaan merupakan hal yang penting dalam rangka
mengurangi angka pengangguran. Namun, tidak semua orang dapat mengakses
informasi tersebut karena keterbatasan atau kurang meratanya persebaran informasi
sehingga para pencari kerja kesulitan untuk mengetahuinya.
2) Integritas Diri
Harus diakui sebenarnya pemerintah sudah turut serta mencoba mengurangi angka
pengangguran. Berbagai pelatihan diberikan untuk menunjang kemampuan para
pencari kerja baik itu soft skill maupun hard skill. Tetapi semua itu kembali lagi ke
diri para pencari kerja untuk memacu diri mengembangkan kemampuan kerjanya.
Budaya malas bekerja atau lebih sering kita dengar dengan kata “mager” membuat
sebagian besar orang kesulitan mencari pekerjaan.
3) Gajiatau Upah
Masalah kesejahteraan pekerjaan juga harus diperhatikan. Pemberian upah yang tidak
sesuai menyebabkan pekerja lebih memilih untuk berhenti dari pekerjaannya untuk
mendapatkan penghasilan yang lebih besar karena tidak bisa memenuhi kebutuhan
XXII
hidupnya. Apabila lapangan pekerjaan yang tersedia cukup hal ini tidak menjadi
masalah. Akan menjadi masalah ketika lapangan pekerjaan yang memberikan gaji
lebih tidak banyak, hal ini dapat menjadi faktor munculnya pengangguran.
4) Pendidikan
Pendidikan merupakan jalan bagi seseorang untuk dapat meningkatkan kemampuan
dirinya sehingga memiliki keterampilan yang lebih dalam bekerja. Semakin tinggi
seseorang maka kesempatan untuk dapat bekerja juga semakin tinggi. Orang yang
memiliki tingkat pendidikan strata satu tentu akan lebih dibutuhkan daripada orang
yang hanya memiliki tingkat pendidikan di bawahnya seperti SMA atau SMP karena
dipandang memiliki kemampuan dan pengetahuan yang lebih luas.
I. HUKUM KETENAGAKERJAAN
a. Istilah Ketenagakerjaan
Dalam rangka untuk memahami pengertian Hukum Ketenagakerjaan, maka perlu
diuraikan terlebih dahulu pengertian terkait ketenagakerjaan seperti pekerja/buruh, tenaga
kerja dan pemberian kerja.
1. Pekerja/buruh
Adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam
bentuk lain (pasal 1angka 3 Undang -Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan). Penggunaan istilah yuridis pada setiap zaman di Indonesia yang
dipakai berbeda-beda. Pada zaman orde lama menggunakan istilah buruh, pada zaman
orde baru menggunakan istilah pekerja, sedangkan pada zaman reformasi
menggunakan istilah pekerja/buruh. Penjelasan istilah pekerja/buruh. Penjelasan
istilah pekerja/buruh belum dicantumkan dalam undang-undang tentang
ketenagakerjaan. Hanya saja patut dicatat bahwa di Indonesia hanya ada peringatan
tentang hari buruh internasional (May Day) yang dilaksanakan setiap tanggal 1 Mei.
Tidak ada peringatan hari pekerja di Indonesia. Seakan- akan istilah pekerja itu lebih
baik daripada istilah buruh. Pada saat keseharian kebanyakan orang menyebut dirinya
pekerja. Tapi pada saat peringatan May Day menyebut dirinya buruh.
Terlepas dari istilah pekerja/buruh, ada beberapa istilah lain yang digunakan yaitu
ada yang menggunakan pegawai, karyawan/karyawati, pramugara/pramugari,
pramuniaga, sopir, pilot, masinis, dan lain-lain. Semua istilah tersebut, disatukan atau
dikenal dalam regulasi dengan istilah pekerja/buruh.
2. Tenaga kerja
Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang/jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat (pasal 1 angaka 2 Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan). Penggunaan istilah tenaga kerja
dengan pekerja/buruh pada dasarnya sama. Hanya saja pekerja/buruh memfokuskan
pada orang yang menerima upah/imbalan dalam bentuk lain. Sedangkan tenaga kerja
memfokuskan pada orang yang mampu melakukan pekerjaan, menghasilkan barang
dan/atau jasa, kebutuhan sendiri atau kebutuhan masyarakat. Dari pengertian tersebut
level tenaga kerja lebih tinggi daripada pekerja karena syarat yang wajib dipenuhi
XXIII
dalam tenaga kerja yakni “ mampu melakukan pekerjaan”. Mampu melakukan
pekerjaan dalam hal ini adalah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh pemberian
kerja.
3. Pemberi kerja
Adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya
yang memperkerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam
bentuk lain (pasal 1 angka 1 Undangan-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan). Pemberi kerja dari unsur pengusaha yakni orang perseorangan atau
badan hukum yang menjalankan perusahaan milik sendiri, atau milik orang lain.
Pemberi kerja dari unsur badan hukum atau badan usaha yakni pemberi kerja dimana
usahannya telah didaftarkan secara hukum dan dinyatakan layak untuk menjalankan
badan hukum atau badan usaha.
Pengertian Ketenagakerjaan menurut Pasal 1 angka 1 Undang – Undang Nomor 13
Tahun 2003 yaitu segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum
selama, dan sesudah masa kerja. Ketenagakerjaan ini melingkupi semua hal yang terkait
dengan ketenagakerjaan. Semua hal yang dimaksud disini adalah sebelum orang bekerja,
selama atau ketika orang sedang aktif bekerja, dan sesudah orang bekerja. Sesudah orang
bekerja dalam hal ini adalah bukan setelah dia pulang dari tempat kerja, tapi setelah pekerja
dinyatakan pensiun.
Dari pengertian ketenagakerjaan tersebut, dapat dikatakan bahwa Hukum
Ketenagakerjaan adalah hukum yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum,
selama, dan sesudah masa kerja. Artinya yang dipelajari atau dimuat dalam Hukum
Ketenagakerjaan adalah semua regulasi yang mengatur ketenagakerjaan sebelum orang
bekerja. Beranjak dari pengertian tersebut, hal yang paling banyak diatur dalam Hukum
ketenagakerjaan ini adalah selam atau ketika orang sedang aktif bekerja.
XXIV
4) Ruang Lingkup menurut Hal Ikhwal
Ruang Lingkup menurut Hal Ikhwal berkaitan dengan hal-hal apa saja yang
menjadi objek pengaturan dari suatu kaidah.
3) Landasan Yuridis
XXV
Landasan Yuridis merupakan pertimbangan atau alasan yang dibentuk untuk
mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan
pertimbangankan aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau yang akan
dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat
(Lampiran 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan).
Landasan yuridis Hukum Ketenagakerjaan adalah untuk memenuhi kebutuhan
dan tuntutan pembangunan ketenagakerjaan melalui peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan.
XXVI
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Di satu sisi ada pendapat mengatakan bahwa jumlah penduduk yang besar saat ini
merupakan ancaman yang serius, di sisi lain dikatakan bahwa jumlah penduduk yang besar
sebenarnya adalah modal yang potensial dalam pembangunan, apabila dibina dengan baik.
Hal tersebut juga dimuat dalam GBHN( Garis Besar Haluan Negara) Republik Indonesia,
bahwa jumlah penduduk yang sangat besar apabila dikerahkan sebagai tenaga kerja yang
efektif akan menjadi modal pembangunan nasional yang sangat menguntungkan bagi usaha
usaha di segala bidang.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna , untuk
kedepannya kami penulis , berharap bagi pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun agar bisa menjadi motivasi bagi kami penulis untuk masa depan yang lebih
baik .
XXVII
DAFTAR PUSTAKA
https://dppkbpmd.bantulkab.go.id/ledakan-penduduk-apa-bahayanya-ya/
https://jurnal.untagcirebon.ac.id/index.php/cendekia-jaya/article/download/73/58/
https://www.gurupendidikan.co.id/tenaga-kerja/
https://id.scribd.com/doc/93925317/BAB-IIkualitas-Kerja
https://www.materipelajar.com/2017/03/definisi-angkatan-kerja-tenaga-kerja-kesempatan-
kerja-pengangguran.html
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://repositori.usu.ac.id/
bitstream/handle/123456789/33937/087018007.pdf%3Fsequence%3D1%26isAllowed
%3Dy&ved=2ahUKEwj4gfeLx-
T0AhVK7XMBHfUNBkkQFnoECDgQAQ&usg=AOvVaw2nH-Dj-m_BcmlOJcqdn8A7
( Universitas Sumatera Utara)
https://www.gurupendidikan.co.id/kesempatan-kerja/
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=Vs-
oDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR7&dq=hukum+ketenagakerjaan&ots=EBGe2I3G8S&sig=
jZBTZyOorW12IUEoSdqwoUM3HZk&redir_esc=y#v=onepage&q=hukum
%20ketenagakerjaan&f=false
XXVIII