Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH GEOGRAFI

Tentang
Strategi Pembangunan Menuju Negara Maju

Disusun oleh:
Kelompok/Kelas : 7/XII Hasyim Asy’ary
Ketua : Rahma Gunawan
Anggota 1. Indriyanni
2. Indah Nuratikah
3. Mudhiatul

MADRASAH ALIYAH YPPA CIPULUS


TAHUN PELAJARAN 2021 – 2022
Cipulus – Wanayasa - Purwakarta
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam
karena atas izin dan kehendakNya jualah, makalah sederhana ini dapat kami
selesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
pelajaran Geografi. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini
mengenai Strategi Pembangunan Ekonomi Menuju Negara Maju
Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang
dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan
dengan penulisan makalah ini.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam
makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi kami yakin makalah
ini masih banyak kekurangan baik di dalam hal penulisan maupun isi. Oleh karena
itu kami mengharapkan saran dan juga kritik yang membangun agar kami lebih
maju di masa yang akan datang.
Harap kami, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi
referensi bagi kami dalam mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar
makalah ini dapat berguna bagi orang lain yang membacanya.

Penyusun

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Pustaka......................................................................................................3
2.2 Teori Pembangunan Ekonomi..................................................................................3
2.3 Indikator Pembangunan Ekonomi............................................................................4
2.4 Perkembangan Ekonomi di indonesia....................................................................11
A. Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950)............................................................11
B. Masa Reformasi................................................................................................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................................16
3.2 Saran......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekonomi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Seiring perkembangan zaman ,tentu kebutuhan terhadap manusia
bertambah oleh karena itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan
dan perubahan. Perubahan yang secara umum terjadi pada perekonomian yang
dialami suatu negara seperti inflasi ,pengangguran , kesempatan kerja, hasil
produksi,dan sebagainya. Jika hal ini ditangani dengan tepat maka suatu negara
mengalami keadaan ekonomi yang stabil, mempengaruhi kesejahteraan kehidupan
penduduk yang ada negara tersebut.
Sudah hampir 66 tahun Indonesia merdeka. Akan tetapi kondisi
perekonomian Indonesia tidak juga membaik. Masih terdapat ketimpangan
ekonomi, tingkat kemiskinan dan pengangguran masih tinggi, serta pendapatan
per kapita yang masih rendah. Untuk dapat memperbaiki sistem perekonomian di
Indonesia, kita perlu mempelajari sejarah tentang perekonomian Indonesia dari
masa penjajahan, orde lama, orde baru hingga masa reformasi. Dengan
mempelajari sejarahnya, kita dapat mengetahui kebijakan-kebijakan ekonomi apa
saja yang sudah diambil pemerintah dan bagaimana dampaknya terhadap
perekonomian Indonesia serta dapat memberikan kontribusi untuk mengatasi
permasalah ekonomi yang ada

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka rumusan masalah yang dikaji
dalam pembuatan makalah ini difokuskan tentang Perkembangan Perekonomian
Indonesia. Adapun perumusan masalah dalam penulisan ini Bagaimana
perkembangan perokonomian Indonesia hingga saat ini ?

1.3 Tujuan
Untuk memberikan suatu wawasan dan pengetahuan mengenai sejarah
perekonomian Indonesia, dan agar lebih memahami perkembangan ekonomi di

1
Indonesia secara luas. Selain itu, makalah ini dibuat sebagai bahan penyelesaian
tugas makalah mata kuliah softskill mengenai Perekonomian Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Pustaka


Sejak tahun 1970 pembangunan ekonomi mengalami redefinisi. Sejak
tahun tersebut muncul pandangan baru yaitu tujuan utama dari usaha-usaha
pembangunan ekonomi tidak lagi menciptakan tingkat pertumbuhan GNP yang
setinggi-tingginya, melainkan penghapusan atau pengurangan tingkat kemiskinan,
penanggulangan ketimpangan pendapatan, dan penyediaan lapangan kerja dalam
konteks perekonomian yang terus berkembang (Todaro 2004: 21)
Sementara itu Swasono (2004 a.: 13) dalam bukunya berjudul
Kebersamaan dan Asas Kekeluargaan mengatakan Pembangunan ekonomi
berdasarkan Demokrasi Ekonomi adalah pembangunan yang partisipatori dan
sekaligus emansipatori. Selanjutnya Swasono mengatakan bahwa pembangunan
ekonomi bukan saja berarti kenaikan pendapatan, tetapi juga kenaikan
pemilikan (entitlement).
Menurut Human Development Report (2000: 3 b.)
menyatakan: “Development should begin with the fulfillment of the basic
material needs of an individual including food, clothing, and shelter, and
gradually reach the highest level of self-fulfillment. The most critical form of self-
fulfillment include leading a long and healthy life, being educated, and enjoying a
decent standard of living. Human development is a multidimensional concept
comparising four demension, economic, social-psyhological, political and
spiritual.

2.2 Teori Pembangunan Ekonomi


A. Teori Klasik
Adam Smith
Teori Adam Smith beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi sebenarnya
bertumpu pada adanya pertambahan penduduk. Dengan adanya pertambahan
penduduk maka akan terdapat pertambahan output atau hasil. Teori Adam Smith
ini tertuang dalam bukunya yang berjudul An Inquiry Into the Nature and Causes
of the Wealth of Nations.

3
David Ricardo
Ricardo berpendapat bahwa faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar
sampai menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga
kerja melimpah. Kelebihan tenaga kerja akan mengakibatkan upah menjadi turun.
Upah tersebut hanya dapat digunakan untuk membiayai taraf hidup minimum
sehingga perekonomian akan mengalami kemandegan (statonary state). Teori
David Ricardo ini dituangkan dalam bukunya yang berjudul The Principles of
Political and Taxation.

B. Teori Neoklasik
Robert Solow
Robert Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian
kegiatan yang bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi
modern dan hasil atau output. Adapun pertumbuhan penduduk dapat berdampak
positif dan dapat berdampak negatif. Oleh karenanya, menurut Robert Solow
pertambahan penduduk harus dimanfaatkan sebagai sumber daya yang positif.
Harrord Domar
Teori ini beranggapan bahwa modal harus dipakai secara efektif, karena
pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh peranan pembentukan modal
tersebut. Teori ini juga membahas tentang pendapatan nasional dan kesempatan
kerja

2.3 Indikator Pembangunan Ekonomi


Pembangunan Ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu
bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita
(Irawan dan M. Suparmoko, 6:2002). Di samping itu, pembangunan ekonomi juga
dapat dikatakan sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi yang
berskala besar, yakni skala sebuah Negara. Oleh karena skala yang besar tersebut,
dalam rangka melakukan evaluasi keberhasilan pembangunan ekonomi masih
sering mengalami kesulitan. Ditambah lagi ukuran tingkat kesejahteraan yang
tidak sederhana karena meliputi banyak hal atau multidimensi. Untuk mengatasi

4
hal-hal tersebut, ahli ekonomi pembangunan menyusun dan mengidentifikasikan
berbagai indicator pembangunan.
Indikator merupakan sumber informasi yang sistematik serta obyektif yang
hampir setiap hari beberapa surat kabar menulis statistic yang baru dikeluarkan
oleh pemerintah. Indicator adalah sebuah instrument yang menunjukkan
keterkaitan berbagai hal. Pemerintah misalnya, secara regular mensurvei rumah
tangga ataupun perusahaan untuk mempelajari aktivitas dan dampak kegiatan
mereka terhadap kesejahteraannya. Tanpa adanya indicator-indikator ini, pola atau
gejala yang sedang terjadi serta pengaruhnya akan sulit diketahui secara pasti.
Indikator yang diperoleh secara survey oleh pemerintah ataupun lembaga yang
berkepentingan digunakan sebagai tolak ukur untuk mengawasi dan merumuskan
suatu kebijakan. Dapat disimpulkan bahwa indicator pembangunan ekonomi
adalah suatu instrument untuk mengetahui derajat pembangunan yang dilakukan
oleh suatu Negara yang meliputi beberapa aspek.
Adapun pentingnya indicator-indikator pembangunan ekonomi adalah sebagai
berikut :
1. Memantau perilaku perekonomian
2. Kepentingan analisis ekonomi
3. Dasar pengambilan keputusan
4. Dasar perbandingan internasional
Pembangunan Ekonomi memiliki tiga Indikator pokok, berikut ini adalah
penjelasan dari masing-masing Indikator Pembangunan Ekonomi :

A. Indikator Moneter
Indikator ini berkaitan dengan uang. Uang disini berupa tingkat income yang
diterima oleh masyarakat. Dalam indicator moneter, ada beberapa indicator yang
dapat diukur, yakni :
1. Pendapatan Per Kapita
Pendapatan per kapita seringkali digunakan pula sebagai indicator pembangunan
selain untuk membedakan tingkat kemajuan ekonomi antara Negara-negara nmaju
dengan Negara sedang berkembang. Pendapatan per kapita selain dapat
memberikan gambaran tentang laju pertumbuhan kesejahteraan masyarakat di

5
berbagai Negara juga dapat menggambarkan perubahan corak perbedaan tingkat
kesejahteraan masyarakat yang sudah terjadi di antara berbagai Negara.
Melalui indikator pendapatan perkapita ini Bank Dunia (2003) mengklasifikasikan
negara menjadi tiga golongan, yaitu :
1. Negara berpenghasilan rendah (low-income economies)
Negara-negara ini memiliki Pendapatan perkapita Kurang atau sama dengan US$
745 pada tahun 2001.
2. Negara berpenghasilan menengah (middle-income economies)
Kelompok Negara ini memiliki Pendapatan perkapita lebih dari US$ 745 namun
kurang dari US$ 8.626 pada tahun 2001. kelompok Negara ini dibagi menjadi :
1) Negara berpenghasilan menengah papan bawah (lower-middle-income
economies)dengan GDP perkapita antara US$ 746 sampai US$2.975.
2) Negara berpenghasilan menengah papan atas (upper-middle-income
economies) dengan GDP perkapita antara US$2.976 sampai US$ 9.025.
3. Negara berpenghasilan tinggi (high- income economies)
Negara di dalam kelompok ini mempunyai GDP perkapita sebesar US$ 9.206 atau
lebih pada tahun 2001.

Dalam metode Purchasing Power Parity dikenal dua versi yaitu versi
absolut dan versi relatif (Kuncoro, 2001: bab 10).Versi absolut menjelaskan
bahwa kurs spot ditentukan oleh harga relative dari sejumlah barang yang sama
(ditunjukkan oleh indeks harga).Sedangkan, versi relatif mengatakan bahwa
persentase perubahan kurs nominal akan sama dengan perbedaan inflasi di antara
kedua negara.
Dalam menggunakan pendapatan per kapita sebagai indicator
pembangunan, kita harus senantiasa hati-hati dan teliti. Hal ini disebabkan oleh
adanya pendapat yang mengatakan pembangunan itu bukan hanya sekedar
meningkatkan pendapatan riil saja, akan tetapi kenaikan tersebut haruslah
berkesinambungan yang disertai dengan perubahan sikap-sikap dan kebiasaan-
kebiasaan social yang sebelumnya menghambat kemajuan-kemajuan ekonomi.

B. Indikator Non-Moneter

6
Indikator ini merupakan indicator yang diambil dari beberapa hal pokok yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Sama halnya dengan indicator
sebelumnya, Indikator memiliki beberapa macam-macam sub- Indikator. Berikut
ini adalah uraiannya.
1. Indikator Sosial
Ahli Pembangunan Ekonomi yang bernama Beckerman membedakan
berbagai penelitian tentang cara-cara membandingkan tingkat kesejahteraan dalam
3 kelompok.
Kelompok pertama, merupakan suatu usaha untuk membandingkan tingkat
kesejahteraan yang terjadi dalam masyarakat yang ada di dalam dua atau beberapa
Negara dengan cara memperbaiki pelaksanaan dalam perhitungan pendapatan
nasional biasa. Usaha ini dipelopori oleh Colin Clark yang selanjutnya
disempurnakan oleh Gilbert dan Kravis.
Kelompok kedua, dengan usaha membuat penyesuaian dalam pendapatan
masyarakat yang dibandingkan dengan melihat pertimbangan perbedaan tingkat
harga disetiap Negara.
Kelompok ketiga, adalah usaha untuk membuat perbandingan tingkat
kesejahteraan dari setiap Negara berdasarkan pada data yang tidak bersifat
moneter seperti, jumlah kendaraan bermotor, konsumsi minyak, jumlah penduduk
yang mengenyam pendidikan, dan usaha ini dipelopori oleh tokoh yang bernama
Bennet.
Menurut Beckerman, dari tiga cara diatas, cara yang dirasa paling tepat
adalah cara yang dilakukan oleh Gilbert dan Kravis. Cara ini merupakan usaha
untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dan pembangunan di berbagai
Negara dengan memperbaiki metode pembanding dengan menggunakan data
pendapatan nasional dari masing-masing Negara.
Dengan cara-cara diatas memiliki kelemahan pada Negara sedang
berkembang. Pada dasarnya Negara berkembang tidak memiliki data-data tentang
cara-cara diatas. Sehingga Beckerman mengemukakan lagi cara yang lain dalam
membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di berbagai Negara yaitu
dengan menggunakan data yang bukan bersifat moneter untuk menentukkan
indeks kesejahteraan masyarakat disetiap Negara. Cara ini sering disebut dengan

7
Indikator Non-Moneter Disederhanakan. Untuk itu, berikut adalah data yang
dapat digunakan untuk memperoleh indikator tersebut.
a. Jumlah konsumsi baja dalam satu tahun (kg)
b. Jumlah konsumsi semen dalam satu tahun dikalikan 10 (ton)
c. Jumlah surat dalam negeri dalam satu tahun.
d. Jumlah persediaan pesawat radio dikalikan 10.
e. Jumlah persediaan telpon dikalikan 10.
f. Jumlah persediaan berbagai jenis kendaraan.
g. Jumlah konsumsi daging dalam satu tahun (kg).
Usaha lain juga dilakukan oleh United Nations Research Institute for Social
Development (UNRISD) untuk menentukan dan membandingkan tingkat
kesejahteraan suatu Negara. Untuk menciptakan indeks taraf pembangunan, ada
18 jenis data yang harus diperoleh yakni :
a. Tingkat harapan hidup.
b. Konsumsi protein hewani perkapita.
c. Presentase anak-anak yang belajar di sekolah dasar dan menengah.
d. Persentase jumlah anak yang bersekolah di kejuruan.
Apabila indeks pembangunan yang diusulkan oleh UNRISD ini digunakan
sebagai indicator kesejahteraan atau pembangunan ekonomi, maka perbedaan
tingkat pembangunan antara negara maju dan negara sedang berkembang tidak
terlalu besar seperti yang digambarkan berdasarkan pendapatan perkapita masing-
masing Negara.
2. Indeks Kualitas Hidup dan Indeks Pembangunan Manusia
Untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat, ada sebuah indeks gabungan
yang dikenal dengan Physical Quality of Line Index (PQLI) dan Indeks Kualitas
Hidup (IKH). Indeks ini diperkenalkan oleh Morris D. Morris. Indeks Kulaitas
Hidup (IKH) terdiri dari 3 indikator yakni, tingkat harapan hidup, angka kematian,
dan tingkat melek huruf.
Sejak tahun 1990, United Netions for Development Program (UNDP)
mengembangkan indeks yang sering dikenal dengan istilah Indeks Pembangunan
Manusia (HDI). Sedangkan indicator yang digunakan untu mengukur indeks ini
adalah :

8
1. Tingkat harapan hidup.
2. Tingkat melek huruf masyarakat.
3. Pendapatan riil perkapita berdasarkan daya beli masing-masing Negara.
Indeks HDI ini besarannya antara 0 sampai dengan 1,0. Apabila angka indeks
yang diperoleh dari suatu Negara mendekati 1, maka HDI di Negara tersebut
semakin tinggi. Sedangkan, apabila angka indeks mendekati 0, maka Negara
tersebut memiliki indeks pembangunan manusia yang rendah.

C. Indikator Campuran
1. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu indicator yang digunakan dalam mengukur pembangunan
ekonomi suatu Negara. Pada umumnya, dalam Negara maju tingkat pendidikan
rata-rata tinggi dengan TPAK dari tahun ketahun selalu meningkat. Negara maju
sangat memperhatikan tingkat pendidikan para penduduknya. Berbeda dengan
Negara sedang berkembang, pendidikan di NSB masih rendah jika dibandingkan
Negara maju. Terbukti tingkat melek huruf dan TPAk serta angka partisipasi
sekolah masih rendah. Sehingga, dari perbandingan tersebut, indicator yang dapat
diukur dalam pendidikan yakni ; tingkat pendidikan, tingkat melek huruf, dan
tingkat partisipasi pendidikan.
2. Kesehatan
Kesehatan merupakan hak asasi yang harus dipenuhi demi keberlangsungannya
kehidupan bermasyarakat. Indikator tingkat kesehatan dapat dilihat dari rata-rata
hari sakit dan ketersediaannya fasilitas kesehatan. Ketika terpenuhinya
pembangunan ekonomi berupa kesejahteraan dalam bidang kesehatan, dapat
dilihat dari beberapa indikasi berupa tingkat mortalitas yang rendah, angka
pertumbuhan penduduk yang tinggi, dan angka harapan hidup yang tinggi.
3. Perumahan
Rumah merupakan kebutuhan primer yang harus terpenuhi oleh masing-masing
penduduk. Indicator perumahan yang sesuai dengan tujuan kesejahteraan
penduduk yakni sumber air bersih dan listrik, sanitasi, dan mutu rumah tinggal.

9
4. Angkatan Kerja
Penduduk yang dikatakan angkatan kerja adalah orang yang telah berumur 15-64
tahun. Angkatan kerja ini juga dibagi lagi menjadi dua yakni bekerja dan sedang
mencari pekerjaan (Menganggur). Indikator yang dapat digunakan untuk
mengukur kesejahteraan angkatan kerja adalah, partisipasi tenaga kerja, jumlah
jam kerja, sumber penghasilan utama, dan status pekerjaan.
5. KB dan Fertilitas
Indikator yang dapat digunakan yakni, penggunaan asi, tingkat imunisasi,
kehadiran tenaga kesehatan pada kelahiran, dan penggunaan alat kontrasepsi.
6. Ekonomi
Pembangunan ekonomi pada dasarnya di ikuti dengan pertumbuhan ekonomi.
Dengan adanya pertumbuhan ekonomi, kita dapat melihat Indikator ekonomi itu
sendiri, yakni tingkat pendapatan dan konsumsi per kapita.
7. Kriminalitas
Pada dasarnya Negara maju memiliki tingkat kriminalitas yang rendah, hal ini
disebabkan sudah lengkapnya alat keamanan Negara yang digunakan oleh Negara
tersebut. Hal ini berbeda dengan keadaan di Negara sedang berkembang. Di
NSB, banyak terjadi kriminalitas yang disebabkan beberapa factor seperti adanya
cultural shock, ketidak mampuan dalam memenuhi kebutuhan, dan adanya
kepentingan dari suatu pihan. Indicator kriminalitas itu sendiri diantaranya adalah,
jumlah pencurian per tahun, jumlah pembunuhan per tahun, dan jumlah
pemerkosaan per tahun.
8. Perjalanan Wisata
Indikatornya adalah frekuensi perjalanan wiata per tahun.
9. Akses Media Massa
Akses media bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam masyarakat
itu sendiri. Indikatornya antara lain : jumlah surat kabar, jumlah radio, dan jumlah
televisi.
D. Berikut beberapa perbandingan indikator pembangunan ekonomi indonesia
dengan beberapa negara lainya :Jika di lihat dari tingkat PDB ( Pendapatan
domestik Bruto ) Indonesia berada pada peringkat 18 dunia. Data ini di dapatkan
dari world bank tahun 2009, namun apabila mengacu pada data world bank tahun

10
2010 Indonesia Indonesia menduduki peringkat ke 16 dunia, naik dua tingkat dari
peringkat tahun 2009.

2.4 Perkembangan Ekonomi di indonesia


A. Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950)
Pada masa awal kemerdekaan, keadaan ekonomi Indonesia sangat buruk, yang
antara lain disebabkan oleh :
– Inflasi yang sangat tinggi, hal ini disebabkan karena beredarnya lebih dari satu
mata uang secara tidak terkendali. Pada waktu itu, untuk sementara waktu
pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata
uang De Javashe Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang
pendudukan Jepang. Pada tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI (Allied Forces
for Netherlands East Indies/pasukan sekutu) mengumumkan berlakunya uang
NICA di daerah-daerah yang dikuasai sekutu. Pada bulan Oktober 1946,
pemerintah RI juga mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang Republik
Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Berdasarkan teori moneter, banyaknya
jumlah uang yang beredar mempengaruhi kenaikan tingkat harga.
ORDE BARU (1966-1997)
Pada awal orde baru, stabilisasi ekonomi dan stabilisasi politik menjadi
prioritas utama. Program pemerintah berorientasi pada usaha pengendalian inflasi,
penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat.
Pengendalian inflasi mutlak dibutuhkan, karena pada awal 1966 tingkat inflasi
kurang lebih 650 % per tahun.
Setelah melihat pengalaman masa lalu, dimana dalam sistem ekonomi liberal
ternyata pengusaha pribumi kalah bersaing dengan pengusaha nonpribumi dan
sistem etatisme tidak memperbaiki keadaan, maka dipilihlah sistem ekonomi
campuran dalam kerangka sistem ekonomi demokrasi pancasila. Ini merupakan
praktek dari salahsatu teori Keynes tentang campur tangan pemerintah dalam
perekonomian secara terbatas. Jadi, dalam kondisi-kondisi dan masalah-masalah
tertentu, pasar tidak dibiarkan menentukan sendiri. Misalnya dalam penentuan
UMR dan perluasan kesempatan kerja. Ini adalah awal era Keynes di Indonesia.
Kebijakan-kebijakan pemerintah mulai berkiblat pada teori-teori Keynesian.

11
Kebijakan ekonominya diarahkan pada pembangunan di segala bidang, tercermin
dalam 8 jalur pemerataan : kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan,
pembagian pendapatan, kesempatan kerja, kesempatan berusaha, partisipasi
wanita dan generasi muda, penyebaran pembangunan, dan peradilan. Maka sejak
tahun 1969, Indonesia dapat memulai membentuk rancangan pembangunan yang
disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA). Berikut penjelasan
singkat tentang beberapa REPELITA:
1. REPELITA I (1967-1974)
Mulai berlaku sejak tanggal 1april 1969. Tujuan yang ingin dicapai adalah
pertumbuhan ekonomi 5% per tahun dengan sasaran yang diutamakan adalah
cukup pangan, cukup sandang, perbaikan prasarana terutama untuk menunjang
pertanian. Tentunya akan diikuti oleh adanya perluasan lapangan kerja dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
1. REPALITA II (1974-1979)
Target pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 7,5% per tahun. Prioritas utamanya
adalah sektor pertanian yang merupakan dasar untuk memenuhi kebutuhan pangan
dalam negeri dan merupakan dasar tumbuhnya industri yang mengolah bahan
mentah menjadi bahan baku.
1. REPALITA III (1979-1984)
Prioritas tetaap pada pembangunan ekonomi yang dititikberatkan pada sector
pertanian menuju swasembada pangan, serta peningkatan industri yang mengolah
bahan baku menjadi bahan jadi.
1. REPALITA IV (1984-1989)
Adalah peningkatan dari REPELITA III. Peningkatan usaha-usaha untuk
memperbaiki kesejahteraan rakyat, mendorong pembagian pendapatan yang lebih
adil dan merata, memperluas kesempatan kerja. Priorotasnya untuk melanjutkan
usaha memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat
menghasilkan mesin-mesin industri sendiri.
Jika ditarik kesimpulan maka pembangunan ekonomi menurut REPELITA adalah
mengacu pada sektor pertanian menuju swasembada pangan yang diikuti
pertumbuhan industri bertahap.

12
B. Masa Reformasi
Pemerintahan reformasi diawali pada tahun 1998. Peristiwa ini dipelopori oleh
ribuan mahasiswa yang berdemo menuntut presiden Soeharto untuk turun dari
jabatannya dikarenakan pemerintahan Bapak Soerhato dianggap telah banyak
merugikan Negara dan banyak yang melakukan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
(KKN). Tahun 1998 merupakan tahun terberat bagi pembangunan ekonomi di
Indonesia sebagai akibat krisis moneter di Asia yang dampaknya sangat terasa di
Indonesia. Nilai rupiah yang semula 1 US$ senilai Rp. 2.000,- menjadi sekitar Rp.
10.000,- bahkan mencapai Rp. 12.000,- (5 kali lipat penurunan nilai rupiah
terhadap dolar). Artinya, nilai Rp. 1.000.000,- sebelum tahun 1998 senilai dengan
500 US$ namun setelah tahun 1998 menjadi hanya 100 US$. Hutang Negara
Indonesia yang jatuh tempo saat itu dan harus dibayar dalam bentuk dolar,
membengkak menjadi lima kali lipatnya karena uang yang dimiliki berbentuk
rupiah dan harus dibayar dalam bentuk dolar Amerika. Ditambah lagi dengan
hutang swasta yang kemudian harus dibayar Negara Indonesia sebagai syarat
untuk mendapat pinjaman dari International Monetary Fund (IMF). Tercatat
hutang Indonesia membengkak menjadi US$ 70,9 milyar (US$20 milyar adalah
hutang komersial swasta). Pemerintahan reformasi dari tahun 1998 sampai
sekarang sudah mengalami beberapa pergantian presiden, antara lain yaitu :
1. Bapak B.J Habibie (21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999)
Pada saat pemerintahan presdiden B.J Habibie yang mengawali masa reformasi
belum melakukan perubahan-perubahan yang cukup berarti di bidang ekonomi.
Kebijakan-kebijakannya diutamakan untuk menstabilkan keadaan politik di
Indonesia. Presiden B.J Habibie jatuh dari pemerintahannya karena melepaskan
wilayah Timor-timor dari Wilayah Indonesia melalui jejak pendapat
2. Bapak Abdurrahman Wahid (20 Oktober 1999 – 23 Juli 2001)
Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman wahid pun belum ada tindakan
yang cukup berati untuk menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan.
Kepemimpinan Abdurraman Wahid berakhir karena pemerintahannya
mengahadapi masalah konflik antar etnis dan antar agama.
3. Ibu Megawati (23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004)

13
Masa kepemimpinan Megawati mengalami masalah-masalah yang mendesak yang
harus diselesaikan yaitu pemulihan ekonomi dan penegakan hokum. Kebijakan-
kebijakan yang ditempuh untuk mengatasai persoalan-persoalan ekonomi antara
lain :
– Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 milyar pada
pertemuan Paris Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri
sebesar Rp 116.3 triliun
– Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan negara
di dalam periode krisis dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari
intervensi kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi beban negara. Hasil
penjualan itu berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,1 %.
Namun kebijakan ini memicu banyak kontroversi, karena BUMN yang
diprivatisasi dijual ke perusahaan asing. Megawati bermaksud mengambil jalan
tengah dengan menjual beberapa asset Negara untuk membayar hutang luar
negeri. Akan tetapi, hutang Negara tetap saja menggelembung karena pemasukan
Negara dari berbagai asset telah hilang dan pendapatan Negara menjadi sangat
berkurang.
4. Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (20 Oktober 2004-sekarang)
Masa kepemimpinan SBY terdapat kebijakan yang sikapnya kontroversial yaitu :
– Mengurangi subsidi BBM atau dengan kata lain menaikkan harga BBM.
Kebijakan ini dilatarbelakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran
subsidi BBM dialihkan ke sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang
yang mendukung kesejahteraan masyarakat.
– Kebijakan kontroversial pertama itu menimbulkan kebijakan kontroversial
kedua, yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin.
Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan pembagiannya
menimbulkan berbagai masalah sosial.
– Mengandalkan pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor asing dengan janji
memperbaiki iklim investasi. Salah satunya adalah diadakannya Indonesian
Infrastructure Summit pada bulan November 2006 lalu, yang mempertemukan
para investor dengan kepala-kepaladaerah. Investasi merupakan faktor utama

14
untuk menentukan kesempatan kerja. Mungkin ini mendasari kebijakan
pemerintah yang selalu ditujukan untuk memberi kemudahan bagi investor,
terutama investor asing, yang salah satunya adalah revisi undang-undang
ketenagakerjaan. Jika semakin banyak investasi asing di Indonesia, diharapkan
jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah.
– Lembaga kenegaraan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang dijalankan
pada pemerintahan SBY mampu memberantas para koruptor tetapi masih
tertinggal jauh dari jangkauan sebelumnya karena SBY menerapkan sistem Soft
Law bukan Hard Law. Artinya SBY tidak menindak tegas orang-orang yang
melakukan KKN sehingga banyak terjadi money politic dan koruptor-koruptor
tidak akan jera dan banyak yang mengulanginya. Dilihat dari semua itu Negara
dapat dirugikan secara besar-besaran dan sampai saat ini perekonomian Negara
tidak stabil.
– Program konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas dikarenakan
persediaan bahan bakar minyak semakin menipis dan harga di pasaran tinggi.
– Kebijakan impor beras, tetapi kebijakan ini membuat para petani menjerit
karena harga gabah menjadi anjlok atau turun drastis
Pada tahun 2006 Indonesia melunasi seluruh sisa hutang pada IMF (International
Monetary Fund). Dengan ini, maka diharapkan Indonesia tak lagi mengikuti
agenda-agenda IMF dalam menentukan kebijakan dalam negeri. Namun wacana
untuk berhutang lagi pada luar negri kembali mencuat, setelah keluarnya laporan
bahwa kesenjangan ekonomi antara penduduk kaya dan miskin menajam, dan
jumlah penduduk miskin meningkat dari 35,10 jiwa di bulan Februari 2005
menjadi 39,05 juta jiwa pada bulan Maret 2006. Hal ini disebabkan karena
beberapa hal, antara lain karena pengucuran kredit perbankan ke sektor riil masih
sangat kurang (perbankan lebih suka menyimpan dana di SBI), sehingga kinerja
sektor riil kurang dan berimbas pada turunnya investasi. Pengeluaran Negara pun
juga semakin membengkak dikarenakan sering terjadinya bencana alam yang
menimpa negeri ini.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perekonomian Indonesia sejak masa penjajahan, pemerintahan masa orde lama
hingga masa reformasi masih mengalami beberapa gejolak. Perekonomian
Indonesia masih jatuh bangun. Hal itu dapat dilihat dari :
a) Kemiskinan yang masih ada
b) Pengangguran tingkat tinggi dikarenakan jumlah lapangan pekerjaan yang
tersedia tidak sebanding dengan jumlah angkatan kerja
c) Maraknya para koruptor karena hukum di negeri ini kurang tegas
(Indonesia termasuk dalam 5 terbesar Negara terkorup didunia
d) Masih terjadi kesenjangan ekonomi antara penduduk yang miskin dan
yang kaya
e) Masih memiliki hutang ke luar negeri

3.2 Saran
Dalam hal ini, kita sebagai penerus bangsa harus mampu dan terus bersaing dalam
mewujudkan Indonesia yang lebih baik dari sebelumnya , harga diri bangsa
Indonesia adalah mencintai dan menjaga aset Negara untuk dijadikan simpanan
buat anak cucu kelak. Dalam proses pembangunan bangsa ini harus bisa
menyatukan pendapat demi kesejahteraan masyarakat umumnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. http://hafizasmenta.blogspot.com/2012/03/perekonomian-indonesia-pada-
masa-orde.html
2. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/sejarah-perekonomian-
indonesia-8/
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia
4. Dumairy, Perekonomian Indonesia, Erlangga, Jakarta, 1996.

Anda mungkin juga menyukai