Anda di halaman 1dari 18

Makalah

ANALISIS IPM DI KABUPATEN TASIKMALAYA


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia
Dosen Pengampu Bapak H. Aso Sukarso, SE ME

Disusun Oleh:
Kelompok 5
Risya Hidayatun Nupus (20210101232) .1
Ahmad Maulana (20210101234) .2
Azka Ikrilla Aulia (20210101255) .3
Moch Achsan Abdillah (20210101258) .4
Dede Sukmawati (20210101261) .5
Abdul Gani (20210101262) .6

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS CIPASUNG
2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, semoga rahmat dan
keselamatan dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan
seluruh umatnya. Rasa syukur itu dapat kita wujudakan dengan cara memelihara
lingkungan dan mengasah akal budi untuk memanfaatkan karunia Allah SWT itu
dengan sebaik-baiaknya. Jadi, rasa syukur itu harus senantiasa kita wujudakan
dengan rajin belajar dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan cara
itu, kita akan menjadi generasi bangsa yang tangguh, berbobot serta pintar.
Bertolak dari hal diatas, kami berusaha sebaik mungkin menyusun
makalah ini dengan sebaik-baiknya . Usaha kami itu ialah ingin mengembangkan
ilmu pengetahuan dengan cara mempelajari makalah ini yang berjudul
“ANALISIS IPM DI KABUPATEN TASIKMALAYA”.
Segala usaha telah kami lakukan untuk menyelesaikan makalah ini.
Namun dalam usaha yang maksimal tentu masih terdapat kekurangan. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak dalam penyempurnaan
makalah ini.

Tasikmalaya, 20 Januari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
Latar Belakang........................................................................................................ 1
Rumusan Masalah ................................................................................................. 5
Tujuan .................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 6
Pengertian Indeks Pembangunan Manusia ............................................................ 6
Indikator Indeks Pembangunan Manusia .............................................................. 7
IPM Kabupaten Tasikmalaya ................................................................................ 9
BAB III PENUTUP............................................................................................ 12
Simpulan............................................................................................................... 12
Saran .................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 13

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 IPM Kabupaten Tasikmalaya 2018-2020 ........................................ 9

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu cara untuk
mengukur keberhasilan kinerja suatu negara atau wilayah dalam bidang
pembangunan manusia (BPS,2012). Indeks Pembangunan Manusia
merupakan salah satu indikator untuk mengukur taraf kualitas fisik dan non
fisik penduduk (Andaiyani,2012). Indeks Pembangunan Manusia merupakan
suatu indeks komposit yang mencakup tiga bidang pembangunan manusia
yang dianggap sangat mendasar yang dilihat dari kualitas fisik dan non fisik
penduduk. Ada pun tiga indikator tersebut yaitu: indikator kesehatan, tingkat
pendidikan dan ekonomi. Kualitas fisik tercemin dari angka harapan hidup,
sedangkan kualitas non fisik tercermin dari lamanya rata–rata penduduk
bersekolah, angka melek huruf dan mempertimbangkan kemampuan ekonomi
yaitu pengeluaran riil perkapital. Indonesia memiliki 34 provinsi tentunya
akan memberikan gambaran mengenai pembangunan manusia yang bervariasi.
Menurut Lumbantoruan (2012) Kualitas fisik tercermin dari angka harapan
hidup sedangkan kualitas non fisik melalui lamanya rata–rata penduduk
bersekolah dan angka melek huruf. Indeks Pembangunan Manusia sebagai
salah satu indikator kesejahteraan masyarakat ternyata semakin membaik
selama dua dekade terakhir, meskipun laju perbaikannya relatif tertinggal
dibanding dengan Negara tetangga.
Pembangunan Manusia lebih dari sekedar pertumbuhan ekonomi lebih dari
sekedar peningkatan pendapatan dan lebih dari sekedar proses produksi
komoditas serta akumulasi modal. Alasan mengapa pembangunan manusia
perlu mendapat perhatian adalah :

1
1. Banyak Negara berkembang termasuk Indonesia yang berhasil
mencapai pertumbuhan ekonomi, tetapi gagal mengurangi kesenjangan
sosial ekonomi dan kemiskinan.
2. Banyak Negara maju yang mempunyai tingkat pendapatan tinggi
ternyata tidak berhasil mengurangi masalah-masalah sosial, seperti
penyalahgunaan obat, aids, alkohol, gelandangan, dan kekerasan dalam
rumah tangga.
3. Beberapa Negara berpendapatan rendah mampu mencapai tingkat
pembangunan manusia yang tinggi karena mampu menggunakan
secara bijaksana semua sumberdaya untuk mengembangkan
kemampuan dasar manusia. (UNDP, 1990) dikutip dari (Bhakti
Nadia,2012).
Pertumbuhan Ekonomi harus dikombinasikan dengan pemerataan hasil
hasilnya. Pemerataan kesempatan harus tersedia, baik semua orang,
perempuan maupun laki - laki harus diberdayakan untuk berpartisipasi dalam
perencanaan dan pelaksanaan keputusan-keputusan penting yang
mempengaruhi kehidupan mereka. Pembangunan Manusia merupakan
paradigma pembangunan yang menempatkan manusia (penduduk) sebagai
fokus dan sasaran akhir dari seluruh kegiatan pembangunan, yaitu tercapainya
penguasaan atas sumber daya (pendapatan untuk mencapai hidup layak),
peningkatan derajat kesehatan (usia hidup panjang dan sehat) dan
meningkatkan pendidikan.
Perkebangan pembangunan manusia di Indonesia, seperti disebutkan
dalam “Indonesia Human Development Report 2004”. Sangat tergantung pada
pertumbuhan ekonomi dari awal tahun 1970an sampai akhir 199an,
pertumbuhan ekonomi memungkinkan penduduk untuk mengalokasikan
pengeluaran untuk Pendidikan dan Kesehatan menjadi lebih banyak.
Sementara itu pengeluaran pemerintah untuk pelayanan kesehatan dan
pendidikan relatif sedikit. Sampai dengan tahun 1996 tingkat pembangunan
manusia regional cukup mengagumkan seperti tampak dari kurangnya
kemiskinan dan membaiknya tingkat harapan dihidup dan melek huruf

2
(BPS–Bappenas–UNDP,2001). Namun pencapaian tersebut segera
mendapatkan tantangan ketika krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun
1997. Akibatnya krisis ekonomi tidak satu provinsipun tidak mengalami
penurunan Indeks Pembangunan Manusia kembali mengalami perbaikan
maupun menyamai tingkat Indeks Pembangunan Manusia tahun 1996. UNDP
membedakan tingkat Indeks Pembangunan Manusia berdasarkan tiga
klasifikasi yakni: low (Indeks Pembangunan Manusia kurang dari 50), low
medium (Indeks Pembangunan Manusia antara 50 dan 65,99), upper medium
(Indeks Pembangunan Manusia antara 66 dan 79,99) dan high (Indeks
Pebangunan Manusia 80 keatas).
Indeks Pembangunan Manusia regional Indonesia termasuk kategori
menegah ke bawah (lower–medium) sampai mengah ke atas (upper–medium).
Tahun 2006 indeks pembangunan manusia regional tingkat mengah ke bawah
masih diduduki Provisi Papua, Nusa Tenggara Barat dan Nusan Tenggara
Timur. Ketiga Provinsi ini termasuk regional dengan rasio penduduk miskin
tertinggi di Indonesia.
Seiring dengan semakin meningkatnya kegiatan pemerintah dalam rangka
menjalankan 3 peran tersebut yang ada maka tentunya diperlukan pula dana
yang besar sebagai bentuk pengeluaran segala kegiatan pemerintah yang
berkaitan dengan ketiga peran tersebut. Pengeluaran pemerintah ini
merupakan konsekuensi dari berbagai kebijakan yang diambil dan diterapkan
melalui ketiga peran tersebut. Pengeluaran pemerintah dapat digunakan
sebagai cerminan kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam suatu
wilayah. Kebijakan pemerintah dalam tiap pembelian barang dan jasa
menggunakan pelaksanaan suatu program mencerminkan besarnya biaya yang
akan dikeluarkan pemerintah untuk melaksanakan program tersebut.
Pengeluaran pemerintah digunakan untuk membiayai sektor - sektor publik
yang penting, diantara kesemua sektor publik saat ini yang menjadi prioritas
pemerintah dalam mencapai pembangunan kualitas sumber daya manusia
dalam kaitannya yang tercermin dari Indeks Pembangunan Manusia adalah
investasi pada sektor pendidikan dan kesehatan diharapkan investasi pada

3
sektor ini akan berpengaruh pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
dan mengurangi kemiskinan.
Pembangunan Kesehatan dan Pendidikan harus dipandang sebagai suatu
investasi untuk peningkatan kualitas sumberdaya manusia, yang antara lain
diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia. Dalam pengukuran Indeks
Pembangunan Manusia, Kesehatan dan Pendidikan adalah salah satu
komponen utama selain pendapatan. Kesehatan serta pendidikan juga
merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki
peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Studi Rodric (lihat
Meierdan,2000) diikuti oleh (Patta,2012) menemukan bahwa distribusi
pendapatan yang tidak merata berdampak buruk terhadap pertumbuhan
ekonomi yang pada akhirnya akan berdampak buruk juga pada pembangunan
manusia suatu daerah.
Pemerintah sebagai pelaksana pembangunan membutuhkan manusia yang
berkualitas sebagai modal dasar bagi pembangunan. Manusia dalam
peranannya merupakan subjek dan objek pembangunan yang berarti manusia
selain sebagai pelaku dari pembangunan juga merupakan sasaran
pembangunan.
Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia terus meningkat setiap
tahunnya dan posisi Indonesia dalam urutan keempat. Namun Indeks
Pembangunan Manusia di 34 Provinsi di Indonesia masih mengalami
perbedaan yang signifikan. (BPS,2012). Untuk melihat sejauh mana
keberhasilan pembangunan dan kesejahteraan manusia, United National
Development Programme (UNDP) telah menerbitkan suatu indikator yaitu
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) untuk mengukur kesuksesan
pembangunan dan kesejahteraan suatu Negara. Konsep Indeks Pembangunan
Manusia menurut UNDP dan Badan Pusat Statistik (BPS,2012 mengacu pada
pengukuran pencapaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen
dasar kualitas hidup :

4
1. Angka harapan hidup untuk mengukur pencapaian dibidang
Kesehatan.
2. Angka melek huruf dan rata–rata lama Sekolah untuk mengukur
pencapaian dibidang Pendidikan.
3. Standar kehidupan yang layak yang di indikasikan dengan
logaritmanormal dari produk domestik regional bruto perkapital
penduduk dalam peoritas daya beli.
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis berusaha menjabarkan
mengenai pengertian Indeks Pembangunan Manusia yang di dalamnya
terdapat pula indikatornya. Selain pengertian dijabarkan pula mengenai Indeks
Pembangunan Manusia di Kabupaten tasikmalaya dari tahun 2018 sampai
2020 dengan harapan dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana pengertian Indeks Pembangunan Manusia?
2. Apa saja Indikator Indikator Indeks Pembangunan Manusia?
3. Bagaimana Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Tasikmalaya
pada tahun 2018 sampai dengan tahun 2020?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dalam makalah ini penulis
mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian Indeks Pembangunan Manusia?
2. Mengetahui Indikator Indikator Indeks Pembangunan Manusia?
3. Mengetahui Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Tasikmalaya
pada tahun 2018 sampai dengan tahun 2020?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Indeks Pembangunan Manusia


Indeks Pembangunan Manusia atau IPM adalah pengukuran perbandingan
dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup. IPM
menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam
memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.
Salah satu indikator penting dalam pembangunan adalah Human
Development Index (HDI) Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM
pertama kali diperkenalkan oleh United Nations Development Programme
(UNDP) pada tahun 1990 dan dipublikasikan secara berkala dalam laporan
tahunan Human Development Report (HDR). IPM sendiri menjelaskan
bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh
kesehatan, pendidikan dan pendapatan.
Seperti yang dijelaskan di atas, IPM dibentuk oleh 3 dimensi dasar yaitu :
1. Umur panjang dan hidup sehat
2. Pengetahuan
3. Standar hidup layak
Manfaat Laporan IPM bagi Pemerintah adalah sebagai indikator penting
untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup
manusia (Penduduk). IPM dapat menentukan peringkat atau level
pembangunan suatu wilayah di suatu negara dan juga digunakan sebagai
ukuran kinerja Pemerintah. IPM digunakan sebagai salah satu penentuan
proporsi Dana Alokasi Umum (DAU) yang harus digunakan untuk
peningkatan penyediaan layanan masyarakat.

6
B. Indikator Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) terdapat 3 indikator utama, yaitu
indikator kesehatan, tingkat pendidikan dan indikator ekonomi. Pengukuran
ini menggunakan tiga dimensi yaitu lamanya hidup, pengetahuan, dan standar
hidup yang layak. Ketiga unsur tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Selain juga dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain seperti ketersediaan kesempatan kerja, yang pada gilirannya
ditentukan oleh banyak faktor, terutama pertumbuhan ekonomi, infrastruktur
dan kebijakan pemerintah.
Komponen pengetahuan diukur dengan angka melek huruf dan rata-rata
lama sekolah yang dihitung berdasarkan data Suseda. Indikator angka melek
huruf diperoleh dari variabel kemampuan membaca dan menulis, sedangkan
indikator rata-rata lama sekolah dihitung dengan menggunakan dua variabel
secara simultan; yaitu tingkat/kelas yang sedang/pernah dijalani dan jenjang
pendidikan tertinggi yang ditamatkan.
Komponen standar hidup layak diukur dengan indikator rata-rata konsumsi
riil yang telah disesuaikan. Sebagai catatan, UNDP menggunakan indikator
PDB per kapita riil yang telah disesuaikan (adjusted real GDP per capita)
sebagai ukuran komponen tersebut karena tidak tersedia indikator lain yang
lebih baik untuk keperluan perbandingan antar negara. Berikut adalah
indikator utama perbandingan antara satu negara dengan negara lain dapat di
contohkan perbandingan negara Indonesia dengan negara Cina.
1. Tingkat Kesehatan
Menilai tinggi rendahnya tingkat kesehatan suatu negara dari besar
kecilnya angka kematian. IPM melalui perbaikan gizi bagi ibu dan bayi agar
menjadi manusia yang sehat dan terhindar dari stunting atau bahkan kematian
bayi baru lahir. Pemenuhan gizi balita pada seribu hari pertama sangatlah
penting agar menjadi manusia sehat. Jika bayi tumbuh dengan kekurangan gizi
pada seribu hari pertama, maka otak bayi tidak akan tumbuh sempurna
sehingga berakibat stunting kontet atau kerdil. Semakin rendah tingkat

7
kesehatan, maka tingkat kematiannya pun akan semakin tinggi. Berikut adalah
penyebab rendahnya kesehatan diantaranya sebagai berikut :
a. Kurangnya sarana dan fasilitas kesehatan, khususnya di daerah
terpencil.
b. Kurangnya air bersih untuk keperluan sehari-hari.
c. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan gizi.
d. Penyakit menular dan lingkungan yang tidak sehat.
e. Terhambatnya pembangunan fisik karena perhatian tercurah pada
perbaikan kesehatan yang lebih utama karena menyangkut jiwa
manusia.
f. Tidak maksimalnya hasil kerja.
2. Tingkat Pendidikan
Tingkat pengusaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), tergantung
dari sejauh mana tingkat pendidikannya. Selain sekolah, tingkat pendidikan
bisa didapatkan dari keluarga, lingkungan, pengalaman dan lainnya. Jika
seseorang memiliki pengetahuan yang tinggi pada suatu bidang, sangat
mungkin dapat memanfaatkan pengetahuannya untuk menghasilkan karya atau
mengolah sumber daya alam dengan baik. Sehingga taraf hidup pun
meningkat.
Sejak dulu tingkat pendidikan di negara berkembang relatif lebih rendah
jika dibandingkan dengan negara maju dengan alasan sebagai beerikut :
a. Tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan yang
rendah.
b. Sarana dan fasilitas pendidikan yang tidak memadai dan seimbang
dengan jumlah anak usia sekolah.
c. Pendapatan penduduk per kapita yang rendah.
d. Rendahnya penguasaan teknologi, sehingga harus mendatangkan tenaga
ahli dari negara maju.
e. Rendahnya pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima
hal-hal yang baru.

8
3. Tingkat Pendapatan atau Ekonomi
Tingkat pendapatan suatu negara seringkali diukur berdasarkan
pendapatan per kapitanya, atau jumlah pendapatan rata-rata penduduk di suatu
negara dalam jangka waktu satu tahun. Namun, tidak sedikit negara dengan
pendapatan per kapita yang rendah, beberapa penyebabnya adalah sebagai
berikut :
a. Pendidikan masyarakat rendah dan tidak banyak tenaga ahli.
b. Jumlah penduduk banyak dan besarnya angka ketergantungan.
c. Rendahnya kemampuan daya beli masyarakat berakibat terhadap
pembangunan di bidang ekonomi yang kurang baik.
d. Pembangunan untuk hidup layak hanya dinikmati oleh kelompok
masyarakat golongan menengah ke atas.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) pada tahun 2018 mencapai 71,39. Angka itu meningkat 0,58
poin atau tumbuh sebesar 0,82% dibandingkan 2017. Berikut ini
perkembangan IPM di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)
dalam infografik.
C. IPM di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2018 sampai 2020
Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Pembangunan
mestinya bukan hanya menempatkan manusia sebagai alat, melainkan sebagai
tujuan akhir. Tujuan utama pembangunan adalah menciptakan lingkungan
yang memungkinkan rakyat untuk menikmati umur panjang, sehat, dan
menjalankan kehidupan yang produktif. Pembangunan manusia didefinisikan
sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (United Nation Development
Programme–UNDP).
Indeks Pembangunan manusia (IPM) menjelaskan bagaimana penduduk
dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan,
kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM merupakan indikator penting
untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup
manusia (masyarakat). IPM dapat menentukan peringkat atau level
pembangunan suatu wilayah di suatu negara.

9
Cakupan dari IPM itu sendiri di antaranya Angka Harapan Hidup (AHH),
Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), dan
Pengeluaran Perkapita. Di mana menurut Badan Pusat Statisitik (BPS), IPM
memiliki beberapa manfaat. IPM merupakan indikator penting untuk
mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia
(masyarakat/penduduk), dapat menentukan peringkat atau level pembangunan
suatu wilayah/negara, dan merupakan data strategis karena selain sebagai
ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator
penentuan Dana Alokasi Umum (DAU). Berikut ini adalah tabel IPM
Kabupaten Tasikmalaya :
IPM dan Komponennya IPM AHH EYS MYS RPP
2018 72,03 68,96 12,48 7,13 7761
2019 72,84 69,21 12,52 7,17 8092
2020 73,04 69,47 12,53 7,35 7852
Tabel 2.1 IPM Kabupaten Tasikmalaya 2018-2020

Menurut data BPS Kabupaten Tasikmalaya yang dirilis pada tanggal 02


Oktober 2019, IPM di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2018 berada di
urutan terendah kedua, setelah Kabupaten Cianjur, se-Provinsi Jawa Barat.
IPM di Kabupaten Tasikmalaya hanya mencapai nilai 72,03. Dengan rincian:
Angka Harapan Hidup 68,96 tahun, Harapan Lama Sekolah mencapai 12,48
tahun atau setara dengan pendidikan D1, Rata-rata Lama Sekolah 7,13 atau
setara dengan SMP kelas 7, dan Pengeluaran Perkapita setiap tahun sebesar
7,76 Juta Rupiah.
IPM di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2019 mencapai kenaikan
dengan nilai 72,84. Dengan rincian: Angka Harapan Hidup yang sedikit
menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 68,21 tahun, Harapan
Lama Sekolah mencapai 12,52 tahun atau setara dengan pendidikan D1, Rata-
rata Lama Sekolah 7,17 atau setara dengan SMP kelas 7, dan Pengeluaran
Perkapita setiap tahun yang naik yang semula tahun 2018 sebesar 7,76 Juta
Rupiah pada tahun 2019 naik menjadi 8,09 Juta Rupiah.

10
Pada tahun berikutnya IPM di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2020
mencapai kenaikan lagi dengan nilai 73,04. Dengan rincian: Angka Harapan
Hidup yang naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 68,47 tahun,
Harapan Lama Sekolah mencapai 12,53 tahun atau setara dengan pendidikan
D1, Rata-rata Lama Sekolah 7,35 atau setara dengan SMP kelas 7, dan
Pengeluaran Perkapita setiap tahun yang turun yang semula tahun 2019
sebesar 8,09 Juta Rupiah menjadi 7,85 Juta Rupiah.
Dari data dan deskripsi di atas, tentunya ini menjadi PR besar bagi para
Stakeholder dan tentunya juga membutuhkan dukungan dari seluruh
masyarakat. Maka dari itu, sudah seharusnya pemimpin yang akan
menahkodai Kabupaten yang mempunyai julukan Kota Santri ini untuk
memperhatikan IPM, salah satunya dengan cara merancang RPJPD, RPJMD,
RENSTRA KL, dan RENJA OPD dengan baik dengan cara memperhatikan
segala aspek kehidupan masyarakat. Jika tidak, maka jangan harap kita bisa
berbicara banyak pada masa depan, apalagi dalam rangka menyonsong bonus
demografi yang kian mendekat.

BAB II
SIMPULAN

A. Simpulan
Indeks Pembangunan Manusia atau IPM adalah pengukuran perbandingan
dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup. IPM

11
menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan
dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.
IPM pertama kali diperkenalkan oleh United Nations Development
Programme (UNDP) pada tahun 1990 dan dipublikasikan secara berkala
dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR). IPM sendiri
menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan
dalam memperoleh kesehatan, pendidikan dan pendapatan.
IPM di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2020 mencapai kenaikan dari
tahun tahun sebelumnya dengan nilai 73,04. Dengan rincian: Angka Harapan
Hidup yang naik dibandingkan dengan tahun tahu sebelumnya yaitu 68,47
tahun, Harapan Lama Sekolah mencapai 12,53 tahun atau setara dengan
pendidikan D1, Rata-rata Lama Sekolah 7,35 atau setara dengan SMP kelas 7,
dan Pengeluaran Perkapita setiap tahun yang turun dibandingkan tahun tahun
sebelumnya yaitu tahun 2018 dan 2019 dengan pengeluaran perkapita 7,85
Juta Rupiah.
B. Saran
Berdasarkan penjelasan dari makalah ini, diharapkan dapat menambah
wawasan pengetahuan bagi pembaca mengenai Indeks Pembangunan Manusia
beserta contohnya di Kabupaten Tasikmalaya supaya dapat dipahami dengan
mudah. Selain itu, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan untuk perbaikan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Indikator variabel dalam pengukuran indeks pembangunan
manusiahttp://dishub.jabarprov.go.id/artikel/view/298.html. di update
tanggal 11 November 2013 di akses pada tanggal 23 Agustus 2021.

12
Pengertian Indeks pembangunan Manusia dan cara perhitungannya
https://www.pengadaan.web.id/2019/04/pengertian-indeks-pembangunan-
manusia-ipm-dan-cara-menghitung.html di akses pada tanggal 23 Agustus
2021.

13

Anda mungkin juga menyukai