Anda di halaman 1dari 26

PERAN LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN

PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI DI DAERAH


TERTINGGAL

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

1. APRIANI ZENDRATO (30130322213001300)

2. JANET PATRICIA KAMBU (301303222130003)

3. NINGSIH PALAYUKAN (301303222130010)

4. RINGGA SURYA FARZHANA (301303222130018)

5. SITI ANIFA (301303222130009)

6. VINCENSIUS APRILIANO M. YOGAN (301303222130020)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

JAMBATAN BULAN

2022
DAFTAR ISI

Daftar Isi...........................................................................................................I

Kata Pengantar................................................................................................III

Bab I: Pendahuluan

1.1. Latar Belakang....................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah..............................................................................2

1.3. Tujuan penulisan.................................................................................2

1.3. Batasan Masalah................................................................................2


1.4. Uraian Fenomena...............................................................................2

Bab II: Teori Pendukung Dan Pembahasan

2.1. Teori Pendukung...................................................................................3

2.1.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi............................................................3

2.1.2.Teori Pembangunan Ekonomi............................................................5

2.1.3. Indikator Penetapan Daerah Tertinggal.............................................6

2.2. Pembahasan.........................................................................................15

2.2.1. Peran Lembaga Pendidikan Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Dan


Pembangunan Ekonomi Di Daerah Tertinggal...........................................15

a) Menghasilkan Dan Mempersiapkan SDM............................................. 15

b) Menjalankan Pendidikan, Penelitian, Dan Pengabdian Masyarakat....16

c) Menjadi Pusat Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Dan Kebudayaan..........17

Bab III: Penutup


3.1. Kesimpulan.............................................................................................18

3.2. Saran.......................................................................................................19

a) Bagi Pemerintah.......................................................................................19

b) Bagi Lembaga Pendidikan.......................................................................20

c) Bagi Masyarakat Di Daerah Tertinggal...................................................20

d) Bagi Kita Yang Sedang Mengenyam Pendidikan Tinggi.......................20

Daftar Pustaka.............................................................................................. 22

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah YME. Yang telah melimpahkan

rahmat dan berkatNYA sehingga kami bisa menyelesaikan makalah kelompok

kami yang berjudul:” Peran Lembaga Pendidikan Dalam Meningkatkan

Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonmi Di Daerah Tertinggal”.

Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

turut memberikan konstribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak

akan maksimal apabila tidak mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan,

baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh

karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar

kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang telah kami susun ini dapat memberikan

manfaat dan juga inspirasi untuk pembacaa.

Timika, 20 November 2022

Penulis, kelompok 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Selain merupakan sebuah ilmu dan cara hidup, ekonomi merupakan hal
yang tidak dapat dilepas-pisahkan dari kehidupan manusia sebagai sebuah
kebutuhan. Seiring dengan perkembangan zaman, tentu kebutuhan manusia
bertambah. Oleh karena itu, ekonomi secara terus-menerus mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Secara umum, perkembangan perekonomian
yang terjadi dalam suatu Negara meliputi beberapa poin penting seperti: inflasi,
pengangguran, kesempatan kerja, hasil produksi, dan lain sebagainya. Poin-poin
tersebutlah yang berpotensi mewujudkan pembangunan ekonomi.

Tak dapat dipungkiri bahwa sebuah Negara akan dikatakan memiliki


perekonomian yang stabil, apabila poin penting perekonomian tersebut di atas
ditangani dengan baik. Dan sebaliknya, akan dikatakan tidak stabil apabila tidak
ditangani dengan baik. Dalam konteks pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
di Indonesia, tentu banyak pihak dan lembaga Negara yang terlibat dalam
kerjasama. Kerjasama politis tersebut akan berjalan dengan efektif dan efisien,
apabila difasilitasi pula dengan kebijakan yang tepat sasar dan tepat cara.
Pemerintah dengan tugasnya dalam pengambilan kebijakan dituntut untuk benar-
benar menjangkau hingga kelompok terbawah dalam kehidupan bermasyarakat.

Dalam kaitannya dengan kebijakan pemerintah, tentu ada banyak aspek


yang perlu diperhatikan. Salah satu aspek yang perlu mendapatkan perhatian
adalah memastikan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan di seluruh
wilayah Indonesia. Namun dalam kenyataanya, kebijakan pemerintah yang
diharapkan berjalan baik malah mengalami ketimpangan. Bahkan kelompok
berani mengatakan bahwa, pertumbuhan dan pembangunan ekonomi antar daerah
di Indonesia memiliki perbedaan dengan rentang yang mengkhawatirkan.

Lembaga pendidikan sebagai salah satu lembaga yang eksis dan penting di
Negara ini, tentu perlu menyatakan sikap. Pernyataan sikap tersebut bisa terwujud
dalam bentuk teori keilmuan maupun tindakan konkrit yang langsung menyentuh
masyarakat. Khususnya masyarakat marjinal yang ada paling banyak terdapat di
daerah tertinggal. Lembaga pendidikan kini tidak lagi dilihat hanya sebagai
lembaga eksklusif dengan segala kekhususan dan sikap acuh tak acuh. Sikap yang
seakan memfokuskan diri pada perumusan teori dan kata. Namun jauh daripada
itu pendidikan kini hadir sebagai lembaga yang sadar hukum, aturan, dan situasi
Negara-termsuk ekonomi di dalamnya.

Maka, bertolak dari fakta tersebut, kelompok menilai dan merasa perlu
untuk menghadirkan lembaga pendidikan sebagai salah satu lembaga yang mampu
meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Indonesia secara
umum dan daerah tertinggal secara khusus. Dalam sebuah makalah kelompok
yang berjudul: Peran Lembaga Pendidikan Dalam Meningkatkan Pertumbuhan
dan Pembangunnan Ekonomi, kelompok mencoba untuk mengupas dan
membahas tuntas bagaimana lembaga pendidikan di Indonesia turut ambil bagian
dalam situasi perekonomian Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah

Berdaarkan Latar Belakang diatas maka rumusan masalah adalah

bagaimana peran lembaga pendidikan dalam meningkatkan pertumbuhan dan

pembangunan ekonomi di daerah tertinggal?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini yaitu endeskripsikan peran lembaga

pendidikan dalam meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di

daerah tertinggal

1.4. Batasan Masalah

Dalam penulisan makalah ini, kelompok membatasi pembahasan hanya

pada peran lembaga pendidikan tinggi setingkat Sekolah Tinggi dan Universitas.

Selain itu, dalam pembahasan tentang daerah tertinggal kelompok juga membatasi

hanya pada daerah tertinggal yang sesuai dengan indikator.

1.5 Uraian Fenomena

Secara umum, fenomena partumbuhan dan pembangunan di Indonesia

boleh dikatakan tidak merata. Pasalnya, berdasarkan data yang telah kelompok

lampirkan di bawah ini sangat jelas membuktikan hal tersebut. Indonesia adalah

sebuah Negara kepulauan yang terdiri dari kurang lebih 17.000 pulau dan terbagi

menjadi 38 provinsi dengan rincian 416 kabupaten. Akan tetapi, yang menjadi

pokok perhatian kelompok adalah pada tahun 2022 ini, masih terdapaat 62 daerah

tertinggal yang tersebar di 11 provinsi di Indonesia.


BAB II

TEORI PENDUKUNG DAN PEMBAHASAN

2.1. Teori Pendukung

2.1.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Dalam tulisannya yang berjudul: “Apa Itu Teori Pertumbuhan Ekonomi”,

azizah (2020:1) menulis bahwa, pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan


nilai serta jumlah produksi barang dan jasa yang dihitung suatu Negara dalam

suatu kurun waktu tertentu berdasarkan beberapa indikator. Misalnya; naiknya

pendapatan nasional, pendapatan perkapita, jumlah tenaga kerja yang lebih besar

dari jumlah pengangguran, serta berkurangnya tingkat kemiskinan.

Pertumbuhan ekonomi jugsa merupakan salah satu indikator pembangunan

di suatu perekonomian. Kesejahteraan dan kemajuan suatu perekonomian

ditentukan oleh besarnya pertumbuhan yang tunjukkan oleh perubahan output

nasional. Adanya perubahan output dalam perekonomian merupakan analisis

ekonomi jangka pendek Berikut kelompok memaparkan beberapa teori

pertumbuhan ekonomi yang telah kami rangkum dari tulisan Azizah (2020: 3)

a. Menurut Todaro, dalam pertumbuhan ekonomi suatu bangsa berkaitan erat

dengan tiga komponen penentu utama yaitu: (i) akumulasi modal yang

meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada

tanah, peralatan fisik, dan sumber daya masnusia; (ii) pertumbuhan

penduduk yang meningkatkan jumlah angkatan kerja di tahun-tahun

mendatang; (iii) kemajuan teknologi.

b. Menurut Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam

jangka panjang dari suatu Negara untuk menyediakan berbagai barang

ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri terjadi oleh

adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi, kelembagaan

dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada.

c. Teori pertumbuhan ekonomi neoklasik. Teori ini dikenal juga sebagai

model pertumbuhan ekonomi Solow-Swan sebab mulanya dikenalkan oleh


Adam Smith, kemudian dikemukakan kembali oleh Robert Solow dan

T.W.Swan. Teori ini menyatakan terdapat tiga factor utama yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi diantaranya modal, tenaga kerja,

dan perkembangan teknologi.

d. Teori pertumbuhan ekonomi klasik. Pada teori ini, analisis didasarkan

pada kepercayaan efektivitas mekanisme pasar bebas. Menurut teori ini,

perekonomian penduduk dalam suatu Negara akan meraih titik

tertingginya saat menggunakan system liberal yang terdiri dari dua unsur

utama yakni pertumbuhan penduduk dan outputnya. Teori ini dicetuskan

ioleh para ahli ekonomi yang hidup pada abad ke-18 hingga awal abad ke-

20. Para ekonom klasik tersebut adalah Adam Smith, David Richardo dan

W.A. Lewis.

e. Teori pertumbuhan ekonomi modern. Karakteristik umum teori ini adalah

mengakui pentingnya peran pemerintah dalam perekonomian untuk

mengatasi kegagalan sistem pasar bebas. Teori ini cenderung tidak

mengakui keefektifan system pasar bebas tanpa campur tangan

pemerintah.

2.1.2. Teori Pembangunan Ekonomi

Dalam bukunya yang berjudul:” Teori Pembangunan Ekonomi”, Hasan

(2020: 43) bahwa, Pembangunan merupakan suatu usaha atau rangkaian usaha

pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh

suatu bangsa, Negara, dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka

pembinaan bangsa. Dengan adanya pembangunan ekonomi akan mendorong


terjadinya pertumbuhan ekonomi yang selanjutnya dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan GDP/GNP

tanpa memandang apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari

tingkat pertumbuhan penduduk atau perubahan struktur ekonomi .

a. Teori pembangunan ekonomi menurut David Ricardo. Teori ini

mengatakan bahwa, tingkat keuntungan akan mendorong perkembangan

investasi dan investasi akan menambah volume peresdiaan capital.

Keadaan ini akan memajukan tingkat teknologi dan memperbesar jumlah

barang yang beredar sehingga tingkat upah naik, yang berarti

meningkatnya tingkat kemakmuran penduduk. Tingkat kemakmuran akan

mendorong bertambahnya jumlah penduduk sehingga mengakibatkan

Mendeskripsikan peran lembaga pendidikan dalam meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di daerah tertinggalberlakunya

hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang ( law of diminishing

return).

b. Teori pembangunan ekonomi menurut Malthus. Dalam teorinya, Malthus

berpendapat bahwa; (i) masyarakat manusia akan tetap miskin karena

terdapat kecenderungan pertambahan penduduk berjalan lebih cepat

daripada persediaan makanan. (ii) pertambahan penduduk dapat

diibaratkan deret kali atau deret ukur sehingga pelipatgandaan jumlah

penduduk dalam setiapa 25 tahun, sedangkan peningkatan saran-sarana

kehidupan berjalan lebih lambat, yakni menurut deret hitung atau deret

tambah. (iii) melalui tindakan pantang seksual/pantangan kawin, perang,


bahaya kelaparan, dan bencana alam, jumlah penduduk setiap kali

memang diusahakan sesuai dengan sarana kehidupan yang tersedia.

2.1.3. Indikator Penetapan Daerah Tertinggal

Berdasarkan pemahamannya, daerah tertinggal adalah daerah kabupaten

yang wilayah serta masyaraktnya kurang berkembang dibandingkan dengan

daerah lain dalam skala nasional. Bahwa untuk menpercepat kesenjangan

pembanguunan antardaerahdiperlukan indikator yang baik untuk mengukur

kriteria ketertinggalan suatu daerah guna menjamin terwujudnya pemerataan

dan keadilan pembangunan nasional maka, Menteri Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menetapkan beberapa indikator

penetapan daerah tertinggal diantaranya adalah:

1. Perekonomian Masyarakat

Indikator perekonomian masyarakat yang dimaksud adalah terdiri

dari;

(i) produk domestic regional bruto perkapita-merupakan nilai

produk domestic regional bruto yang telah dikoreksi dalam

kabupaten dibagi jumlah penduduk di kabupaten bersangkutan.

(ii) persentase pengeluaran rumah tangga non makanan- Persentase

pengeluaran rumah tangga non-makanan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf b merupakan jumlah pengeluaran rumah tangga

non-makanan dibagi total pengeluaran rumah tangga dikali 100%


Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan

Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 11/Permen-DPDTT/929/2020

Tentang Indikator Penetapan Daerah Tertinggal (seratus persen) di

kabupaten.

(iii) persentase penduduk yang bekerja di sektor non pertanian-

Persentase penduduk yang bekerja di sektor non pertanian

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan jumlah

penduduk yang bekerja di sektor non pertanian dibagi jumlah

penduduk yang bekerja di kabupaten bersangkutan dikali 100%

(seratus persen)

2. Sumber Daya Manusia

(i) persentase wanita usia 15–49 (lima belas sampai dengan empat

puluh sembilan) tahun yang melahirkan dalam 2 (dua) tahun

terakhir dengan penolong persalinan tenaga medis- Persentase

wanita usia 15-49 (lima belas sampai dengan empat puluh

sembilan) tahun yang melahirkan dalam 2 (dua) tahun terakhir

dengan penolong persalinan tenaga medis sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a merupakan jumlah wanita usia produktif 15-

49 (lima belas sampai dengan empat puluh sembilan) tahun yang

kelahirannya dibantu oleh tenaga medis (dokter, bidan, atau para

medis) dibagi seluruh wanita usia 15-49 (lima belas sampai dengan

empat puluh sembilan) tahun yang pernah kawin dalam periode

dua tahun terakhir dikali 100% (seratus persen)


(ii) persentase balita diberi imunisasi lengkap- Persentase balita

diberi imunisasi lengkap sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b merupakan jumlah anak usia 0-4 (nol sampai empat) tahun

yang diberikan imunisasi lengkap dibagi jumlah anak 0-4 (nol

sampai empat) tahun di kabupaten bersangkutan dikali 100%

(seratus persen).

(iii) angka partisipasi sekolah menengah pertama- Angka

partisipasi sekolah menengah pertama sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf c merupakan jumlah penduduk yang berusia 13-15

(tiga belas sampai lima belas) tahun yang sedang mengikuti

pendidikan sekolah menengah pertama dibandingkan jumlah

seluruh penduduk usia 13-15 (tiga belas sampai lima belas) tahun.

(iv) angka partisipasi sekolah menengah atas- Angka partisipasi

sekolah menengah atas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

d merupakan jumlah penduduk yang berusia 16-18 (enam belas

sampai delapan belas) tahun yang sedang mengikuti pendidikan

sekolah menengah atas dibandingkan jumlah seluruh penduduk

usia 16-18 (enam belas sampai delapan belas) tahun.

3. Sarana dan Prasarana

(i) persentase desa yang mempunyai pertokoan- Persentase desa

yang mempunyai pertokoan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a merupakan jumlah desa yang mempunyai kelompok

pertokoan, pasar dengan bangunan permanen, atau pasar dengan


bangunan semi permanen dibagi jumlah desa di kabupaten

bersangkutan dikali 100% (seratus persen)

(ii) persentase desa yang mempunyai fasilitas kesehatan-

Persentase desa yang mempunyai fasilitas kesehatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan jumlah desa yang

mempunyai rumah sakit, rumah sakit bersalin, puskemas dengan

rawat inap, puskesmas tanpa rawat inap, puskesmas pembantu,

poliklinik/balai pengobatan atau tempat praktik dokter dibagi

jumlah desa di kabupaten bersangkutan dikali 100% (seratus

persen)

(iii) persentase desa yang mempunyai dokter- Persentase desa yang

mempunyai dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c

merupakan jumlah desa yang mempunyai dokter umum/spesialis

atau dokter gigi dibagi jumlah desa di kabupaten bersangkutan

dikali 100% (seratus persen)

(iv) persentase desa yang mempunyai sekolah dasar- Persentase

desa yang mempunyai sekolah dasar sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf d merupakan jumlah desa yang mempunyai sekolah

dasar/madrasah ibtidaiyah negeri atau swasta dibagi jumlah desa di

kabupaten bersangkutan dikali 100% (seratus persen)

(v) persentase desa yang mempunyai sekolah menengah pertama-

Persentase desa yang mempunyai sekolah menengah pertama

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e merupakan jumlah


desa yang mempunyai sekolah menengah pertama/madrasah

tsanawiyah negeri atau swasta dibagi jumlah desa di kabupaten

bersangkutan dikali 100% (seratus persen

(vi) persentase rumah tangga pengguna listrik- Persentase rumah

tangga pengguna listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

f merupakan jumlah rumah tangga pengguna listrik dibagi jumlah

rumah tangga di kabupaten bersangkutan dikali 100% (seratus

persen)

(vii) persentase rumah tangga pengguna telepon/telepon genggam-

Persentase rumah tangga pengguna telepon/telepon genggam

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g merupakan jumlah

rumah tangga pengguna telepon/telepon genggam dibagi jumlah

rumah tangga di kabupaten bersangkutan dikali 100% (seratus

persen)

(viii) persentase penduduk pengguna internet- Persentase penduduk

pengguna internet sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h

merupakan jumlah penduduk pengguna internet dibagi jumlah

penduduk di kabupaten bersangkutan dikali 100% (seratus persen

(ix) persentase rumah tangga pengguna air bersih- Persentase

rumah tangga pengguna air bersih sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf i merupakan jumlah rumah tangga pengguna air

bersih dibagi jumlah rumah tangga di kabupaten bersangkutan

dikali 100% (seratus persen)


4. Kemampuan Keuangan Daerah

(i) Indikator Kriteria kemampuan keuangan daerah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d terdiri atas pendapatan

asli daerah per-kapita. (ii) Pendapatan asli daerah per-kapita yang

selanjutnya disebut PAD per-kapita sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) merupakan nilai pendapatan asli daerah kabupaten dibagi

jumlah penduduk di kabupaten bersangkutan.

5. Aksesibilitas

(i) persentase desa dengan jenis permukaan jalan utama terluas

aspal/beton- Persentase desa dengan jenis permukaan jalan utama

terluas aspal/beton sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

merupakan jumlah desa dengan jenis permukaan jalan utama

terluas aspal/beton dibagi jumlah desa di kabupaten bersangkutan

dikali 100%

(ii) persentase desa yang mudah mencapai fasilitas kesehatan-

Persentase desa yang mudah mencapai fasilitas kesehatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan jumlah

desa yang memiliki atau mudah mencapai rumah sakit, rumah sakit

bersalin, puskemas dengan rawat inap, puskesmas tanpa rawat

inap, puskesmas pembantu, poliklinik/balai pengobatan atau

tempat praktik dokter dibagi jumlah desa di kabupaten

bersangkutan dikali 100% (seratus persen)


(iii) persentase desa yang mudah mencapai sekolah menengah

pertama- Persentase desa yang mudah mencapai sekolah menengah

pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan

jumlah desa yang memiliki atau mudah mencapai sekolah

menengah pertama/madrasah tsanawiyah dibagi jumlah desa di

kabupaten bersangkutan dikali 100% (seratus persen)

6. Karakteristik Daerah

(i) persentase desa yang tidak mengalami bencana- Persentase desa

yang tidak mengalami bencana sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf a merupakan jumlah desa yang tidak mengalami tanah

longsor, banjir, banjir bandang, gempa bumi, tsunami, gelombang

pasang laut, angin puyuh/puting beliung/topan, gunung meletus,

kebakaran hutan/lahan atau kekeringan lahan dalam 3 (tiga) tahun

terakhir dibagi jumlah seluruh desa dalam kabupaten bersangkutan

dikali 100% (seratus persen)

(ii) persentase desa yang tidak mengalami konflik social-

Persentase desa yang tidak mengalami konflik sosial sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan jumlah desa yang tidak

mengalami perkelahian masal dalam 1 (satu) tahun terakhir dibagi

jumlah seluruh desa dalam kabupaten bersangkutan dikali 100%

(seratus persen)

Kriteria Daerah Tertinggal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

ayat (1) diberi bobot dengan ketentuan masing-masing Kriteria:


a. Perekonomian masyarakat sebesar 13,64% (tiga belas koma

enam empat persen);

b. Sumber daya manusia sebesar 18,18% (delapan belas koma satu

delapan persen);

c. Sarana dan prasarana sebesar 40,90% (empat puluh koma

sembilan nol persen);

d. Kemampuan keuangan daerah 4,55% (empat koma lima lima

persen)

e. Karakteristik daerah sebesar 9,09% (sembilan koma nol

sembilan persen)

2.2. PEMBAHASAN

2.2.1. Peran Lembaga Pendidikan Dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan

Pembangunan Ekonomi

Lembaga pendidikan dalam pembahasan makalah ini ialah perguruan

tinggi, memiliki potensi yang sangat luar biasa. Potensi tersebut ialah potensi

yang akan berpengaruh secara langsung dalam meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan ekonomi di Indonesia. Berikut adalah beberapa peran lembaga

pendidikan dalam meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

khususnya di daerah tertinggal, yang telah dirangkum oleh kelompok

a) Menghasilkan dan Mempersiapkan SDM


Menurut Sukidjo, Lembaga pendidikan-perguruan tinggi secara umum

memiliki visi untuk menghasilkan SDM yang berkualitas. Artinya, lembaga

pendidikan bertanggung jawab penuh dalam menghasilkan pribadi yang memiliki

jiwa dan sikap kewirausahaan yang tingi, yang nantinya akan sangat berpengaruh

pada perekonomian Negara. Karena, untuk dapat menghasilkan barang dan jasa

yang berkualitas diperlukan pengetahuan dan wawasan yang luas, berpikiran

konstruktif, berketerampilan tinggi, adaptif, kreatif dan inovatif serta memiliki

need of achievenment yang tinggi. Atau dengan kata lain, SDM yang tersedia ada

SDM yang cerdas, profesional, dan peka terhadap situasi perekonomian.

Sehingga, lembaga pendidikan mampu mengambil sikap dan peran nyata

dalam meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, khususnya di

daerah tertinggal di Indonesia. Tentu dengan niat serta skill yang mumpuni.

b) Menjalankan Pendidikan, Penelitian, Dan Pengabdian Masyarakat

Lembaga pendidikan sebagai sumber pengetahuan yang bernilai tinggi

merupakan wahana proses pembelajaran yang kondusif. Selain sebagai sebuah

kewajiban, pendidikan pula harus dimaknai sebagai tempat pribadi berproses.

Berproses agar menjadi SDM yang peka dan terampil melihat keadaan ekonomi

yang ada di Indonesia. Khususnya di daerah tertinggal.

Dengan menjalankan penelitian dan riset, lembaga pendidikan sebenarnya

telah membantu pemerintah sebagai pemangku kebijakan agara dapat menentukan

sikap. Penelitian yang benar-benar khas ekonomi, penelitian yang daripadanya

pengetahuan dan wawasan baru diperoleh serta dapat dijadikn pertimbangan


dalam pengambilan kebijakan-terkait kebijakan ekonomi di daeraah tertinggal.

Selain itu, lembaga pendidikan juga harus memfasilitasi SDM agar dapat

mewujudkan pengabdian terhadap masyarakat, khususnya masyarakat marjinal di

daerah tertinggal. Pengabdian yang nyata dan tepat cara.

c) Menjadi Pusat Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Dan Kebudayaan.

Selain menghsikan SDM yang berkualitas, lembaga pendidikan pun wajib

menjadi pengawas dan pengayom SDM dalam berproses di tengah masyarakat.

Lembaga pendidikan harus senantiasa mengawasi dan memberi masukkan terkait

dengan pengembangan SDM yang terjadi di Indonesia. Dalam kaitannya dengan

upaya peningkatan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, lembaga pendidikan

hadir sebagai problem solver dan pemeberi masukkan konstruktif terhadap SDM

yang dihasilkan.

Sehingga, anatara lembaga pendidikan dan SDM-peserrta didik memiliki

hubungan mutualisme yang berkesinambungan dan kontinu. Lembaga penddikan

akan mendapatkan kasus-kasus dan wawasana terbaru dari lapangan. Dan SDM-

pesertaa didik memperoleh saran teoritis-konkret yang bisa diaplikasikan di

tengah masyarakat.
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

1. Secara umum, antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi

terdapat keterkaitan yang sangat erat. Pembangunan ekonomi sangat mendorong

pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi memperlancar proses

pembangunan ekonomi Indonesia, aadanya pertumbuhan ekonomi merupakan

indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Meskipun saling terkait dan

terkesan sama, namun keduanya adalah dua hal yang berbeda. Pertumbuhan

ekonomi kebehasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam

standar pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif.

Bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan

dalam struktur produksi dan dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian

seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.

2. Menurut kelompok, kebijakan perekonomian yang dikeluarkan oleh pemerintah

sampai saat ini masih belum merata bahkan mengalami ketimpangan. Pasalnya,

dalam skala nasional masih terdapat kurang lebih 62 kabupaten yang tergolong
daerah tertinggal. Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dinilai masih

belum efektif dan efisien.

3. Terdapat banyak badan dan lembaga di Indonesia yang turut bertanggung jawab

dalam meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Indonesia.

Salah satu lembaga tersebut adalah lembaga pendidikan perguruan tinggi.

Sehingga secara langsung dan nyata, lembaga pendidikan turut ambil bagian

dalam mengubah bahkan menciptakan situasi ekonomi di Indonesia. Pengetahuan

saja tidak cukup. Perlu ada tindakan konkrit yang dilakukan oleh lembaga

pendidikan. Peka akan situasi perekonomian serta menjadi problem solver adalah

konsepnya. Menghasilkan dan Mempersiapkan SDM, menjalankan pendidikan,

penelitian, dan pengabdian masyarakat dan menjadi pusat ilmu pengetahuan,

teknologi,dan kebudayaan yang unggul adalah aksinya.

3.2. SARAN

a) Bagi Pemerintah

Kelompok secara tegas menilai bahwa pemerintah memegang peranan

vital dalam meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Maka,

pemerintah perlu memperhatikan aspek-aspek pemerataan distribusi pendapatan

masyarakat, menekan laju pertumbuhan penduduk, menguraangi tingkat

kemiskinan, meningkatkan investasi, mengurangi tingkat konsumsi masyarakat,

meminimalkan pengeluaran Negara, menstabilkan tingkat suku bunga,

mengurangi tingkat inflasi, menguatkan nilai tukar rupiah. Itulah cara paling
ampuh untuk meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi khususnya

di daerah tertinggal.

b) Bagi Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan sebagai salah satu tonggak penting dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa, pun harus turut dikembangkan. Perkembangan,

inovasi dan transformasi dalam lembaga pendidikan aadalah hal yang pertama dan

utama yang harus dilakukan agar visi bersama menciptakan SDM yang unggul

berkualitas dapat tercapai. Lembaga pendidikan dapat meningkatkan komunikasi

dan dilaog dengan pemerintah secara faktual dan riil. Artimya berbicara tentang

wajah lembaga pendidiakn saat ini dengan data terbaru benar.

c) Bagi Masyarakat Di Daerah Tertinggal

Kelompok yakin dan percaya bahwa setiap perubahan itu berasal dari

dalam diri sendiri. Sikap kritis, need of achievement dan peka terhadap keadaan

sosial sekitar adalah poinnya. Generasi tua sebagai yang dituakan diharapkan

menjadi teladan dan mendorong generasi muda sebagai generasi penerus untuk

meraih cita-cita setinggi mungkin melalui pendidikan, agar terwujudlah SDM

yang berkualitas. Selain itu, masyarakat pun harus senantiasa membuka dialog

dengan pemerintahan. Agar selain usaha dari dalam diri sendiri, upaya

peningkatan SDM dapat didukung dengan kebijakan, anggaran, dan pengawasan.

d) Bagi Kita Yang Sedang Menempuh Pendidikan Tinggi


Sebagai insan yang berkemauan tinggi untuk mengenyam pendidikan

khususnya pendidikan tinggi, kita semua dituntut agar benar-benar menjalani

proses pendidikan di lembaga pendiikan dengan cara yang tepat dan penuh

semangat. Agar setiap ilmu yang disampaikan dapat kita serap dan kita terapkan

dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya kita yang sedang menempuh

pendidiakan dalam bingkai ekonomi, kita dituntut agar lebih peka terhadap situasi

ekonomi dewasa ini agar menjadi bibit-bibit SDM yang berkualitas.


DAFTAR PUSTAKA

Ma’aruf, Ahmad. 2008. “Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Determinan dan


Prospeknya” dalam Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan vol.9, no. 1 (hlm.
44-55).
Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah

Sukidjo. 2002.” Peran Perguruan Tinggi dalam Membudayakan Kweirausahaan”


dalam Jurnal Cakrawala Pendidikan vol.21, no. 1 (hlm. 5-9). Yogyakarta:
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Negeri Yogyakarta.

Universitas Gadjah Mada-VISI dan MISI, https://ugm.ac.idi/d/tentang ugm/1359-


visi.dan.misi,
diakses pada tanggal 5 Nov. 2022 pukul. 10.27 WIT.

Univrsitas Indonesia-RESEARCH-VISI dan MISI, diakses pada tanggal 5 Nov.


2022, https://research.ui.ac.id/tentang ui/research-visi.dan.misi
diakses pada tanggal 5 Nov. 2022 pukul 10.30 WIT.

http://simreg.bappenas.g.id/home/daerahtertinggal-ketersediaan
- kemiskinan/

Azizah, Nur Laeli. 2020. “Apa Itu Teori PertumbuhaEkonomi” dalam


GramediaBlog https://www.gramedia.com/literasi/category/ekonomi/amp/
diakeses pada tanggal 6 Nov. 2022 pukul 09.35 WIT.

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi


Republik Indonesia Nomor 11/Permen-DPDTT/929/2020
Tentang Indikator Penetapan Daerah Tertinggal.

Anda mungkin juga menyukai