Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PELUANG DAN TANTANGAN PEREKONOMIAN INDONESIA


DI TENGAH PEREKONOMIAN GLOBAL

Mata Kuliah : …………………


Dosen Pembimbing : …………………

Nama : Falah Novianti


NIM : …………..
DLL : …………..

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan karunia-nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah, yang diberikan oleh dosen
kepada penulis untuk dapat diselesaikan dengan sebaik mungkin. Adapun judul dari makalah
ini adalah “Peluang Dan Tantangan Perekonomian Indonesia Di Tengah Perekonomian
Global” Melalui makalah ini, penulis berharap agar kita dapat lebih memahami dan mengerti
mengenai sejarah dan modal usaha awal. Tidak lupa pula penulis ucapkan terimakasih
banyak kepada teman-teman serta dosen yang dengan setia mendampingi, memberi semangat
dan arahan kepada penulis untuk menyusun makalah ini. Penulis juga sangat menyadari
bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangatlah penulis harapkan dari para pembaca, agar makalah ini dapat
menjadi lebih baik lagi. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada para
pembaca.

…. Januari 2023

FALAH NOVIANTI

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 3
A. Perekonomian di Masa Pandemi Covid-19..................................................................... 3
B. Tantangan Perekonomian Indonesia............................................................................... 4
C. Jalan Keluar Pemerintah Menghadapi Tantangan Ekonomi Akibat COVID-19............ 6
BAB III PENUTUP.............................................................................................................. 9
A. Kesimpulan..................................................................................................................... 9
B. Saran............................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dominasi sistem kapitalisme dan liberalisme yang menjangkiti (hampir)
seluruh sistem ekonomi di dunia, gerakan kewirausahaan merupakan penyeimbang
antara kepentingan pasar yang berorientasi modal dengan kebutuhan sosial yang
berperspektif keadilan sosial. Dengan semangat kolektivisme, kewirausahaan merupakan
wadah ekonomi yang memberdayakan sumber daya internal secara mandiri dengan
semangat kebersamaan.
Dalam praktik negara kesejahteraan, dibutuhkan peran pemerintah yang responsif
untuk mengelola dan mengorganisasikan perekonomian agar masyarakat memperoleh
pelayanan kesejahteraan dengan standar yang baik. Negara berkewajiban untuk
menciptakan derajat kesejahteraan yang optimal bagi warganya dengan meningkatkan
kualitas pelayanan publik dan reformasi kebijakan publik. Negara juga harus adaptif
terhadap perubahan sosial dan ekonomi yang fluktuatif dalam reformasi negara
kesejahteraan. Negara dituntut untuk campur tangan dalam bidang-bidang perlindungan
sosial, terutama melalui regulasi ekonomi dan pembentukan norma-norma sosial. Upaya
perlindungan sosial dibebankan pada investasi terhadap manusia untuk mengaktifkan
sumber daya manusia. Sistem perlindungan sosial bukan dipahami secara eksklusif
dengan dikotomi sederhana antara aktor negara dengan non-negara, melainkan
diintegrasikan sebagai kesatuan kolektif yang tidak melemahkan satu sama lain. Dalam
hal ini, kewirausahaan merupakan gerakan ekonomi berbasis masyarakat yang
berinvestasi dalam pembangunan ekonomi dan pengembangan sumber daya manusia
berdasarkan arah kebijakan ekonomi pemerintah untuk turut mengatur kegiatan
mikroekonomi dan makroekonomi.
B. Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan peluang dan tantangan perekonomian indonesia di
tengah perekonomian global ?
- Apa yang menjadi peluang dan tantangan perekonomian indonesia di tengah
perekonomian global ?
- Bagaimana jalan keluar menyikapi peluang dan tantangan perekonomian indonesia di
tengah perekonomian global ?

1
C. Tujuan
- Apa yang dimaksud dengan peluang dan tantangan perekonomian indonesia di
tengah perekonomian global ?
- Apa yang menjadi peluang dan tantangan perekonomian indonesia di tengah
perekonomian global ?
- Bagaimana jalan keluar menyikapi peluang dan tantangan perekonomian indonesia di
tengah perekonomian global ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perekonomian di Masa Pandemi Covid-19


Pandemi COVID-19 membuat tahun 2020 menjadi tahun yang sulit untuk seluruh
negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Hingga 30 Mei 2020, jumlah kasus yang
terkonfirmasi di Indonesia mencapai 25.773 individu, dimana 7.015 pasien dinyatakan
sembuh dan 1.573 orang di antaranya meninggal dunia (Worldometer 2020). Sayangnya,
kapasitas tes harian di Indonesia per 25 Mei 2020 masih cenderung kecil, yaitu 0,02
orang per 1.000 penduduk. Kapasitas tes tersebut masih kalah jauh dengan negara
tetangga, yaitu Malaysia dan Singapura yang mencapai 0,27 dan 0,68 orang per 1.000
penduduk (Our World in Data 2020). Akibatnya, data jumlah kasus yang dilaporkan
kemungkinan lebih rendah dari yang sebenarnya terjadi di lapangan.
Pemerintah pun telah berupaya menghentikan penyebaran wabah tersebut di dalam
negeri. Salah satunya dengan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Daerah pertama yang menerapkan PSBB adalah DKI Jakarta yang dimulai sejak Jumat,
10 April 2020. Hingga pertengahan Mei 2020, terdapat empat provinsi dan 12
kabupaten/kota yang menerapkan PSBB.
Gambar 1. Perbandingan Rata-Rata Tingkat Pertumbuhan Kasus Setiap Provinsi
Sebelum dan Sesudah PSBB DKI Jakarta, dalam persen

Sumber: Yazid dan Palani (2020)


Berdasarkan grafik di atas, perbandingan rata-rata pertumbuhan jumlah kasus
sebelum dan sesudah diberlakukan PSBB menunjukkan penurunan sekitar 3,18 persen

3
secara nasional. Daerah episentrum pun menunjukkan pertumbuhan kasus yang semakin
rendah. Meskipun demikian, fakta tersebut belum cukup untuk menjustifikasi bahwa
PSBB berhasil meredakan penyebaran COVID-19 bila mobilisasi masyarakat belum bisa
secara optimal ditekan dan kapasitas tes di daerah masih minim. Di sisi lain, masih
terdapat beberapa provinsi yang mengalami pertumbuhan kasus mingguan.
Gambar 2. Tingkat Pertumbuhan Kasus Mingguan di Beberapa Provinsi di
Indonesia, dalam persen

Sumber: CEIC (2020), diolah


Oleh sebab itu, pemerintah daerah perlu meningkatkan kewaspadaan dan
memastikan fasilitas kesehatan yang tersedia memadai (Yazid dan Palani 2020).
Pemerintah daerah sebaiknya memfokuskan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) untuk keperluan pencegahan dan penanganan COVID-19, seperti meningkatkan
kapasitas tes, memastikan ketersediaan alat pelindung diri bagi tenaga medis, menjamin
jumlah ruang untuk rawat inap memadai, memastikan masyarakat menerapkan social
distancing, dan menjaga pintu-pintu masuk daerah dari pemudik yang berdatangan.
B. Tantangan Perekonomian Indonesia
Dunia diprediksi akan menghadapi tantangan ekonomi yang lebih kompleks dari
krisis keuangan global dan akan menjadi resesi terburuk sejak Great
Depression (Gopinath 2020). Dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan
(KSSK), Sri Mulyani menyatakan bahwa posisi arus modal keluar Indonesia pada kuartal
I-2020 mencatatkan nilai Rp145,28 triliun, dua kali lebih besar dibandingkan dengan
krisis keuangan global 2008 yang bernilai Rp 67,9 triliun (Katadata 2020).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mengalami tekanan yang cukup
dalam semenjak publikasi kasus pertama COVID-19 di Indonesia. IHSG bahkan sempat

4
tersungkur hingga menyentuh posisi terendahnya, yaitu 3.937,632 pada 24 Maret 2020.
Pemangkasan suku bunga acuan The Fed pada 15 Maret 2020 sebesar 100 bps
tampaknya turut memberikan tekanan pada IHSG. Menurut Baker et. al. (2020), tidak
ada wabah penyakit menular sebelumnya yang berdampak berat pada pasar saham sekuat
pandemi COVID-19 karena pandemi  ini memiliki implikasi serius bagi kesehatan
masyarakat dan persebaran informasi saat ini yang sangat cepat.
Gambar 3. Grafik Pergerakan IHSG Januari-Mei 2020

Sumber : CEIC (2020), diolah


Himbauan untuk melakukan work from home dan social distancing menyebabkan
berbagai sektor usaha mengalami kemunduran, bahkan beberapa di antaranya terpaksa
melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Menurut data Kemenaker per 1 Mei
2020, pandemi COVID-19 menyebabkan  1.032.960 pekerja sektor formal yang
dirumahkan, 375.165 pekerja sektor formal yang di-PHK, dan 314.833 pekerja sektor
informal yang terdampak (Kemenaker 2020). Selain itu, Centre of Reform on Economics
(CORE) Indonesia memprediksi bahwa jumlah pengangguran di Indonesia akibat
COVID-19 pada kuartal II-2020 akan melonjak hingga 9,35 juta orang untuk skenario
terberat yang disusun. Hal tersebut semakin melebarkan jumlah masyarakat yang
termasuk dalam kelas rentan miskin.
Gambar 4. Proyeksi Jumlah Penduduk Rentan Miskin

5
Sumber : Susenas Maret 2019, diolah TNP2K
Berdasarkan Gambar 3 di atas, pandemi ini diperkirakan menyebabkan kenaikan
jumlah penduduk miskin hingga mencapai 106,9 juta penduduk. Dengan kata lain,
terdapat sekitar 82 juta penduduk Indonesia atau setara dengan 30 persen dari total
penduduk Indonesia yang rentan menjadi miskin (TNP2K, 2020). Pertumbuhan ekonomi
Indonesia pun diperkirakan hanya tumbuh sekitar 2,1 persen dan bahkan dapat melambat
hingga -3,5 persen (World Bank 2020). Hal tersebut memberikan sinyal bagi pemerintah
untuk segera mengambil langkah penyelamatan yang tepat bagi sektor yang terdampak
berat serta bagi masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi akibat COVID-19.
C. Jalan Keluar Pemerintah Menghadapi Tantangan Ekonomi Akibat COVID-19
Pada 26 Maret 2020, Indonesia mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa
G20 secara virtual untuk membahas upaya negara-negara anggota G20 dalam
penanganan COVID-19. Terdapat tiga poin utama yang disepakati dalam konferensi
tersebut. Pertama, memfokuskan kebijakan dalam negeri dan kerjasama multilateral
untuk pencegahan dan penanganan COVID-19 dari aspek kemanusiaan dan kesehatan.
Kedua, mendorong sinergitas otoritas moneter, fiskal, dan sektor keuangan. Ketiga,
mendesak peran lembaga internasional (IMF dan Bank Dunia) untuk meningkatkan
pendanaan dalam upaya mengatasi keketatan likuidtas USD secara global. Menanggapi
hasil KTT G20 tersebut, Kementerian Keuangan bersama Bank Indonesia dan OJK telah
bersepakat untuk berkoordinasi melakukan pengendalian ekonomi dan mengurangi
beban masyarakat akibat COVID-19 (Bank Indonesia 2020).
Dari segi kebijakan fiskal, pemerintah Indonesia tercatat telah tiga kali
mengeluarkan stimulus ekonomi. Pada stimulus ekonomi ketiga tertanggal 31 Maret
2020, pemerintah Indonesia mengeluarkan dana Rp405 triliun atau setara dengan 2,5
persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia (Satriawan 2020). Dana tersebut
dialokasikan ke dalam empat pos program, yakni jaring pengaman sosial (27 persen),
bantuan kesehatan (19 persen), bantuan industri (17 persen), dan penyembuhan ekonomi
nasional (34 persen). Castro (2020) menyatakan bahwa kebijakan paling efektif untuk
memitigasi dampak hilangnya sebagian pendapatan rumah tangga akibat pandemi ini
adalah meningkatkan Unemployment Insurance (UI). UI adalah program yang tepat
untuk menyelamatkan kelompok pekerja yang menjadi pengangguran dari potensi jatuh
miskin. Sebagai automatic stabilizer, UI mempersingkat keterlambatan respon dari
kebijakan fiskal diskresional yang mungkin terhambat oleh isu politik dengan cara

6
mendistribusikan kembali dana kepada individu sehingga dapat mempertahankan daya
beli (Maggio and Kermani 2016).
Indonesia sebenarnya telah mengadaptasi model tersebut melalui program Kartu
Prakerja. Target utama dari penyaluran Kartu Prakerja ini adalah masyarakat yang
terkena kebijakan PHK, pekerja informal, dan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) yang terdampak COVID-19. Terdapat bantuan pelatihan sebesar
Rp1.000.000,00,  insentif sesudah pelatihan Rp2.400.000,00, dan insentif survei
Rp150.000,00 per peserta. Kini porsi insentif telah dinaikkan melebihi jumlah nominal
yang diberikan untuk melaksanakan pelatihan.  Program ini berubah dari desain awal
untuk merangkul golongan pekerja yang tidak termasuk dalam 40 persen keluarga
termiskin, namun rentan menjadi miskin karena kehilangan sumber pendapatannya.
Dari sisi kebijakan moneter, Bank Indonesia juga telah melakukan berbagai upaya
mitigasi dampak COVID-19. Untuk memastikan rupiah tetap stabil, Bank Indonesia
mengklaim terus melakukan intervensi pasar baik di spot, DNDF, maupun pembelian
SBN dari pasar sekunder (Bank Indonesia 2020). Selain itu, Bank Indonesia melalui
Rapat Dewan Gubernur 13-14 April 2020 memutuskan untuk melakukan
kebijakan quantitative easing, salah satunya menurunkan giro wajib minimum. Bank
Indonesia telah memberikan injeksi terhadap perbankan sebesar hampir Rp300 triliun
sejak awal 2020. Berbagai stimulus yang dilakukan Bank Indonesia tersebut tampaknya
memberikan sedikit kepastian bagi para pelaku pasar tentang gambaran proyeksi
ekonomi Indonesia ke depan. Dengan demikian, tekanan ke pasar keuangan, pasar
modal, dan sektor riil diharapkan menjadi lebih terkendali.
Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, menyambut baik langkah-langkah
fiskal dan moneter yang diambil oleh beberapa negara. Akan tetapi, peran kebijakan
fiskal akan lebih besar untuk pengendalian dampak ekonomi dari pandemi ini (World
Economic Forum 2020). Furman (2020) berpendapat bahwa Great Recession
memberikan pelajaran bahwa kebijakan fiskal bisa sangat efektif untuk merangsang
permintaan agregat ketika The Fed tidak dapat mengatasinya dengan kebijakan moneter
ketat. Stimulus fiskal yang tepat sasaran – misalnya, unemployment insurance atau
bantuan pangan – efektif mendorong investasi, mengurangi income losses, dan
mendorong konsumsi masyarakat, sehingga dapat merangsang pertumbuhan ekonomi
meskipun melebarkan defisit keuangan. Meskipun demikian, kebijakan moneter
diperlukan untuk menjaga kestabilan inflasi, nilai tukar rupiah, dan dinamika pasar
keuangan.

7
Sayangnya, berbagai kebijakan di atas menjadi kurang efektif jika krisis kesehatan
publik tidak segera diselesaikan. Terdapat kemungkinan penyebaran wabah gelombang
kedua karena Indonesia mulai kembali membuka perekonomian dengan
memperkenalkan era New Normal. Era ini memberikan angin segar bagi berbagai sektor
ekonomi, terutama transportasi dan pariwisata yang terpukul dalam selama pandemi ini.
Beberapa jenis bisnis, seperti logistik, kesehatan, serta layanan hiburan dan
edukasi online diprediksi akan tumbuh pesat pada era baru ini. Akan tetapi, era ini
memberikan tantangan besar bagi Indonesia karena kapasitas kesehatan (fasilitas dan
tenaga medis) masih minim. Ditambah lagi bila protokol kesehatan ketat dan social
distancing tidak diindahkan oleh masyarakat, maka jumlah kasus tentu akan tumbuh
lebih cepat dan lebih sulit untuk dikendalikan.
 

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemerintah daerah sebaiknya memfokuskan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) untuk keperluan pencegahan dan penanganan COVID-19, seperti
meningkatkan kapasitas tes, memastikan ketersediaan alat pelindung diri bagi tenaga
medis, menjamin jumlah ruang untuk rawat inap memadai, memastikan masyarakat
menerapkan social distancing, dan menjaga pintu-pintu masuk daerah dari pemudik yang
berdatangan.
Menurut data Kemenaker per 1 Mei 2020, pandemi COVID-19 menyebabkan
1.032.960 pekerja sektor formal yang dirumahkan, 375.165 pekerja sektor formal yang
di-PHK, dan 314.833 pekerja sektor informal yang terdampak (Kemenaker 2020).
B. Saran

9
DAFTAR PUSTAKA

Baker, Scott R., Nicholas Bloom, Steven J. Davis, Kyle J. Kost, Marco C. Sammon, and
Tasaneeya. “The Unprecedented Stock Market Impact of Covid-19.” NBER Working Papers,
2020: 26945.
Bank Indonesia . Perkembangan Terkini Perekonomian dan Langkah BI dalam Hadapi
COVID-19 (28 Mei 2020). Mei 28, 2020.
https://www.bi.go.id/id/ruang-media/info-terbaru/Pages/Perkembangan-Terkini-
Perekonomian-dan-Langkah-BI-dalam-Hadapi-COVID-19-28-Mei-2020.aspx (accessed Mei
29, 2020).
Bank Indonesia. Perkembangan Langkah-Langkah BI dalam Hadapi COVID-19. Maret 23,
2020. https://www.bi.go.id/id/ruang-media/info-terbaru/Pages/Perkembangan-Langkah-
Langkah-BI-dalam-Hadapi-COVID-19.aspx (accessed Mei 13, 2020).
Castro, Miguel Faria e. “Fiscal Policy and COVID-19: Insights from a Quantitative
Model.” Economic Research Federal Reserve Bank of St. Louis, 2020: 8.
CORE Indonesia. Waspada Lonjakan Pengangguran Dampak Pandemi
COVID19. Infografis, Jakarta: CORE Indonesia, 2020.
Furman, Jason. The Case for a Big Coronavirus Stimulus. Maret 5, 2020.
https://www.wsj.com/articles/the-case-for-a-big-coronavirus-stimulus-11583448500
(accessed Mei 31, 2020).
Katadata. BI Catat Modal Asing Kembali Kabur dari RI Rp 6,95 T dalam Tiga Hari. Mei 8,
2020. https://katadata.co.id/berita/2020/05/08/bi-catat-modal-asing-kembali-kabur-dari-ri-rp-
695-t-dalam-tiga-hari (accessed Mei 12, 2020).
Kemenaker. Menaker Beri Bantuan Bagi Korban PHK dan Dirumahkan. Mei 08, 2020.
https://www.kemnaker.go.id/news/detail/menaker-beri-bantuan-bagi-korban-phk-dan-
dirumahkan (accessed May 29, 2020).
Our World in Data. Coronavirus (COVID-19) Testing. Mei 10, 2020.
https://ourworldindata.org/coronavirus-testing#indonesia (accessed Mei 12, 2020).
Satriawan, Elan. Perlindungan Sosial untuk Kelompok Rentan Pada Bencana COVID-
19. Seminar Presentation, Yogyakarta: FEB UGM & TNP2K, 2020.
The Guardian. G20 to hold emergency video summit to discuss coronavirus. March 26, 2020.
https://www.theguardian.com/world/2020/mar/26/g20-hold-emergency-video-summit-
discuss-coronavirus (accessed May 13, 2020).

10
World Economic Forum. G20 leaders will convene by video conference to discuss
coronavirus. March 25, 2020.
https://www.bi.go.id/id/ruang-media/info-terbaru/Pages/Perkembangan-Langkah-Langkah-
BI-dalam-Hadapi-COVID-19.aspx (accessed May 13, 2020).
Worldometer. Coronavirus. Mei 10, 2020. https://www.worldometers.info/coronavirus/
(accessed Mei 12, 2020).
Yazid, Ega Kurnia, and Herman Palani. Menakar Keberhasilan PSBB dalam Penanganan
COVID-19: Data dan Peringatan bagi Pemerintah Daerah. CSIS Commentaries, Jakarta:
The Centre for Strategic and International Studies, 2020.

11

Anda mungkin juga menyukai