net/publication/346937724
CITATIONS
READS
0
161,932
1 author:
Tri Utami
Universitas Negeri Yogyakarta
2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Tri Utami on 11 December 2020.
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
TRI UTAMI
NIM 19804241016
FAKULTAS EKONOMI
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
rahmat dan hidayah-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengembangan Ekonomi Kerakyatan di Indonesia Era Pandemi Covid-19” ini
dengan baik.
Tidak lupa saya menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pengampu
yang telah memberikan bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses
penyusunan makalah ini. Rasa terima kasih juga hendak saya ucapkan kepada
rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara
langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini dapat selesai pada waktu
yang telah ditentukan.
Tri Utami
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
a. Latar Belakang..............................................................................................1
b. Rumusan Masalah.........................................................................................3
c. Tujuan...........................................................................................................3
d. Manfaat.........................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
a. Konsep Ekonomi Kerakyatan di Indonesia...................................................4
b. Dampak Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19............................9
c. Peluang Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19...........................10
d. Ekonomi Kerakyatan dan Etika Berekonomi di Era Pandemi Covid-19....12
e. Strategi Pengembangan Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19. 14
BAB III..................................................................................................................17
PENUTUP..............................................................................................................17
a. Kesimpulan.................................................................................................17
b. Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
i
BAB 1
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, dimana negara
Indonesia menganut sistem ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan
bukanlah sebuah mazhab ekonomi baru, namun hanya sebagai konstruksi
pemahaman dari realita ekonomi yang umum terdapat di negara berkembang.
Suatu realita ekonomi dimana selain ada sektor formal yang umumnya
didominasi oleh pengusaha dan konglomerat terdapat sektor informal dimana
sebagian besar anggota masyarakat hidup. Ekonomi rakyat berkembang sesuai
dengan kondisi masyarakat disuatu daerah tertentu.
1
Perekonomian rakyat pada hakikatnya merupakan istilah ekonomi rakyat
yang berarti perekonomian yang diselenggarakan oleh rakyat. Perekonomian
yang diselenggarakan oleh rakyat adalah usaha ekonomi yang menjadi sumber
penghasilan keluarga atau orang-perorang. Perekonomian nasional berakar
pada potensi dan kekuatan masyarakat secara luas dalam menjalankan roda
perekonomian mereka sendiri. Adapun bentuk perekonomian yang dilakukan
langsung oleh masyarakat atau kemandirian perekonomian adalah dengan
membuka usaha-usaha kecil. Dengan demikian, untuk membuka usaha-usaha
guna mencapai kelangsungan hidup mereka memerlukan dana ataupun modal.
Pada awal tahun 2020, Covid-19 menjadi masalah kesehatan dunia. Kasus
ini diawali dengan informasi dari Badan Kesehatan Dunia/World Health
Organization (WHO) pada tanggal 31 Desember 2019 yang menyebutkan
adanya kasus kluster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di Kota
Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Kasus ini terus berkembang hingga adanya
laporan kematian dan terjadi importasi di luar Cina. Pada tanggal 30 Januari
2020, WHO menetapkan Covid-19 sebagai Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD). Pada tanggal 12 Februari
2020, WHO resmi menetapkan penyakit virus Corona pada manusia ini
dengan sebutan Coronavirus Disease (Covid-19). Pada tanggal 2 Maret 2020
Indonesia telah melaporkan dua kasus konfirmasi Covid-19. Pada tanggal 11
Maret 2020, WHO sudah menetapkan Covid-19 sebagai pandemi. Covid-19
adalah sekeluarga virus yang ditemukan pada manusia dan hewan. Sebagian
virusnya dapat menginfeksi manusia serta menyebabkan berbagai penyakit,
bahkan dapat menyebabkan kematian.
2
menggalakan social distanting, lockdown, serta karantina wilayah. Hal
tersebut dilakukan untuk memutus rantai penyebaran Covid 19 agar ekonomi
kerakyatan di Indonesia dapat berkembang di tengah pandemi ini.
b. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep ekonomi kerakyatan di Indonesia?
2. Bagaimana dampak ekonomi kerakyatan di era Covid-19?
3. Bagaimana peluang ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19?
4. Bagaimana ekonomi kerakyatan dan etika berekonomi di era pandemi
Covid-19?
5. Bagaimana strategi pengembangan ekonomi kerakyatan di era pandemi
Covid-19?
c. Tujuan
1. Mengetahui konsep ekonomi kerakyatan di Indonesia.
2. Mengetahui dampak ekonomi kerakyatan di era Covid-19.
3. Mengetahui peluang ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19.
4. Mengetahui ekonomi kerakyatan dan etika berekonomi di era pandemi
Covid-19.
5. Mengetahui strategi pengembangan ekonomi kerakyatan di era pandemi
Covid-19.
d. Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASA
4
Pemahaman tentang ekonomi rakyat dapat dipandang dari dua
pendekatan yaitu: pertama, pendekatan kegiatan ekonomi dari pelaku
ekonomi berskala kecil, yang disebut perekonomian rakyat. Berdasarkan
pendekatan ini, pemberdayaan ekonomi rakyat dimaksudkan adalah
pemberdayaan pelaku ekonomi skala kecil. Kedua, pendekatan sistem
ekonomi, yaitu demokrasi ekonomi atau sistem pembangunan yang
demokratis, disebut pembangunan partisipatif (participatory development).
5
Tanpa perlindungan dan hak untuk memajukan kemampuannya dalam
rangka meningkatkan taraf hidupnya dan partisifasinya secara aktif
dalam berbagai kegiatan ekonomi, termasuk dalam memelihara
kekayaan alam dan lingkungan hidup. Di dalam melaksanakan
kegiatan tersebut, semua pihak harus mengacu kepada peraturan yang
berlaku.
- Pemihakan, pemberdayaan, dan perlindungan terhadap yang lemah
oleh semua potensi bangsa, terutama pemerintah sesuai dengan
kemampuannya. Pemerintah melaksanakannya melalui langkah-
langkah yang ramah pasar. Penanggulangan kemiskinan dan
pemberdayaan usaha kecil, menengah, dan koperasi (UKM) termasuk
petani dan nelayan kecil, merupakan prioritas utama dalam
mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan.. Bagi kelompok
penduduk yang karena keadaannya mempunyai keterbatasan
dilakukan langkah-langkah untuk meningkat kemampuannya dan
memberikan dukungan agar dapat memanfaatnya akses yang terbuka.
- Penciptaan iklim persaingan usaha yang sehat dan intervensi yang
ramah pasar. Upaya pemerataan berjalan seiring dengan upaya
mnciptakan pasar yang kompetitif untuk mencapai efisiensi optimal.
Dengan demikian, misalnya hubungan kemitraan antar usaha besar
dan UKM harus berdasarkan kompetensi bukan belas kasihan. Untuk
itu, prioritas dilakukan penghapusan praktek-praktek dan perilaku
perilaku ekonomi diluar aturan permainan yang dianggap wajar dan
adil oleh masyarakat seperti praktek monopoli, pengembangkan
dengan sistem perpajakan progresif dan deregulasi yang diarahkan
untuk menghilangkan ekonomi biaya tinggi.
- Pemberdayaan kegiatan ekonomi rakyat sangat terkait dengan upaya
menggerakkan perekonomian pedesaan. Oleh karena itu, upaya
mempercepat pembangunan pedesaan, termasuk daerah terpencil,
daerah minus, daerah kritis, daerah perbatasan, dan termasuk daerah
terbelakanglainnya harus menjadi prioritas. Hal ini dilakukan antara
lain, dengan meningkatkan pembangunan prasarana pedesaan adalam
6
mendukung pengembangan keterkaitan desa-desa sebagai bentuk
jaringan produksi dan distribusi yang saling menguntungkan.
- Pemanfatan dan penggunaan tanah dan sumber daya alam lainnya,
seperti hutan, laut, air, udara, dan mineral. Semuanya harus dikelola
secara adil, transparan dan produktif dengan mengutamakan hak-hak
rakyat setempat, termasuk hak ulayat masyarakat adat dengan tetap
menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.
4. Prinsip-Prinsip Ekonomi Kerakyatan
Prinsip ekonomi kerakyatan yang tertuang dalam UUD 1945 terutama
pasal 33 adalah:
- Prinsip kekeluargaan. dalam penjelasan UUD 1945 dinyatakan bahwa
perekonomian disusun sebagai usaha bersam berdasarkan atas azas
kekeluargaan. Prinsip ini merupakan acuan semua badan usaha baik
BUMN dan BUMS, BUMD.
- Prinsip keadilan. Pelaksanaan ekonomi kerakyatan harus bisa
mewujudkan keadilan dalam masyarakat. Sistem ini diharapkan dapat
memberikan peluang yang sama kepada semua anak bangsa, apakah ia
sebagai konsumen, pengusaha maupun sebagai tenaga kerja. Tidak
ada perbedaan suku, agama dan gender, semuanya sama dalam
lapangan ekonomi.
- Prinsip pemerataan pendapatan. Masyarakat sebagai konsumen dan
pelaku ekonomi harus merasakan pemerataan pendapatan. Kalau
selam ini pemerintah terlalu mementingkan pertumbuhan ekonomi
yang tinggi teryata itu hanya semu belaka. Pertumbuhan yang tinggi
tidak membawa pada pemerataan pendapatan. Pertumbuhan itu hanya
dirasakan segelintir masyarakat yang disebut pengusaha besar,
sementara mayoritas masyarakat berbeda pada posisi miskin dan
melarat.
- Prinsip keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan
masyarakat. Kegiatan ekonomi harus mampu mewujudkan adanya
sinergi antara kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat.
7
Pada pasal 27 ayat 2 UUD 1945 menyatakan bahwa tiap-tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan. Hal ini mengisyaratkan bahwa kepentingan
pribadi/individu merupakan hal yang harus mendapat prioritas.
Namun kepentingan pribadi/individu tidak boleh mengabaikan
kepentingan masyarakat. Untuk menjaga kepentingan masyarakat
negara memiliki kompetensi untuk menguasai berbagai cabang
produksi yang dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat banyak.
- Prinsip kerja sama atau jaringan. Dalam prinsip ini para pelaku
ekonomi harus saling membantu dan bekerja sama. Dengan kerja
sama tentu berbagai kegiatan usaha kecil akan menjadi kuat dan besar.
Kerja sama ini bisa menghimpun para pelaku ekonomi baik produsen,
konsumen dan pelaku ekonomi lainnya, baik usaha besar, menengah
ataupun kecil. Dengan dukungan informasi dan pembiayaan yang
cukup maka UKM akan mampu bangkit dari keterbelakangan.
5. Faktor Keberhasilan Ekonomi Kerakyatan
Faktor penting dalam menjalankan ekonomi kerakyatan yaitu:
- Efisiensi ekonomi yang berdasarkan pada keadilan, partisipasi dan
keberlanjutan.
- Peranan vital pemerintah yang bertugas untuk mengatur jalannya roda
perekonomian dan menjamin kemakmuran dan mencegah
ketidakadilan pada masyarakat.
- Pemerataan dalam segi faktor produksi.
- Mekanisme alokasi melalui perencanaan pemerintah, mekanisme
pasar dan kerjasama.
- Paradigma pola hubungan produksi kemitraan bukan buruh-majikan.
9
eksternal. Namun seiring semakin meningkatnya kasus penyebaran Covid-19
turut berimbas pada stabilitas perekonomian internal. Salah satu imbasnya
ialah nilai tukar rupiah terus melemah tajam. Permasalahan ini tentu
berpengaruh pada arus permintaan (demand), penawaran (supply), dan
produksi pada usaha- usaha UMKM di Indonesia.
1
kepada masyarakat seperti bagaimana cara membuat masker, cara membuat
tempat cuci tangan dari barang bekas, ataupun barang lainnya yang sangat
dibutuhkan di saat kondisi pandemi.
1
4.0 yang merupakan tatanan kehidupan baru pada sektor industri dimana
pekerjaan dilakukan oleh tenaga mesin bukan lagi tenaga manusia, maka saat
ini kita sudah masuk ke era Revolusi Industri 5.0 atau society 5.0.
1
Distribusi hasil produksi mengutamakan pemerataan kepada rakyat sebagai
pendorong terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
1
Pandemi Covid-19 membuat secara tiba-tiba roda perekonomian terhenti
di dalam maupun di luar negeri. Perekonomian secara tiba-tiba mengalami
crash landing, dan mesti masuk ke dalam ruang gawat darurat. Pembangunan
ekonomi merupakan suatu proses mutlak yang harus dilakukan oleh suatu
bangsa dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh bangsa
tersebut. Dalam hal ini, pemerintah harus lebih aktif lagi mengambil peranan
sebagai motor penggerak pembangunan ekonomi nasional. Pemerintah dan
masyarakat memiliki peran penting untuk menjaga stabilitas sosial dan
ekonomi supaya tidak membuat chaos yang berkepanjangan.
1
pelaku ekonomi rakyat. Pelaksanaan UU 6/2014 tentang desa dengan
menyediakan cash transfer kepada desa merupakan wujud konkrit
pengembangan akses masyarakat desa kepada sumber daya ekonomi,
dalam hal ini finansial. Program pemerintah untuk membangun
infrastruktur pada daerah terdepan, terisolir, dan terbelakang juga
merupakan bentuk lain dari akses kepada sumber daya ekonomi seperti
pasar.
2. Perlunya penataan kelembagaan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penataan kelembagaan
untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan adalah:
a. Pemberian izin usaha yang diperlukan pelaku ekonomi rakyat perlu
diberikan dengan cepat, mudah, dan murah. Meskipun saat ini
pemerintah gencar untuk menyederhanakan dan mempercepat proses
perijinan, namun kebijakan ini masih menjadikan investor dari luar
sebagai prioritas. Pelaku ekonomi rakyat masih berada di pinggiran.
Perijinan yang seharusnya merupakan pengungkit bagi pengembangan
usaha rakyat dalam praktik masih menjadi beban.
b. Memastikan agar pelaku ekonomi besar/global tidak memasuki sektor-
sektor ekonomi yang menjadi bidang gerak ekonomi rakyat. Sepuluh
paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah berfokus untuk
mendatangkan investor dari luar. Kebijakan tersebut belum diimbangi
dengan upaya melindungi dan memberdayakan pelaku usaha ekonomi
rakyat.
c. Kolaborasi dan pola kerja sama antar pelaku ekonomi rakyat dengan
pelaku ekonomi besar/global perlu menjadi praktik bisnis dominan di
Indonesia. Dalam hal ini pemerintah memiliki sarana dengan
menjadikan semua BUMN/BUMD sebagai promotor kerja sama
dengan pelaku ekonomi rakyat.
3. Peninjauan kembali (reorientasi) mengenai pendidikan.
Peninjauan kembali mengenai pendidikan yang dimaksud adalah
pendidikan kejuruan yang sesuai kebutuhan menjadi prioritas
pengembangan khususnya pada daerah-daerah dengan sumber daya
1
tertentu. Sebagai contoh, daerah dengan potensi sumber daya perikanan
perlu dikembangkan pendidikan kejuruan kelautan dan perikanan,
sementara daerah dengan potensi hutan perlu mengembangkan pendidikan
kejuruan industri kayu dan pengolahan hasil hutan non kayu (non timber
forest product). Pada sisi lain, pendidikan umum khususnya pada disiplin
ekonomi dan manajemen perlu mengembangkan pemahaman dan konsep
ekonomi rakyat. Untuk itu studi, pemodelan dan teoritisasi ekonomi rakyat
perlu dilakukan oleh para akademisi.
4. Perlunya pengembangan kapasitas.
Mampu bersaingnya pelaku ekonomi rakyat dengan pelaku ekonomi
global di era sekarang ini. Pengembangan kapasitas sehingga dapat
melaksanakan kegiatan ekonomi yang efisien dan produktif menjadi suatu
keharusan. Hal ini bukan persoalan mudah, sebagai contoh pengembangan
kapasitas dari aparat desa untuk mampu memanfaatkan dana desa secara
optimal masih menjadi tantangan. Terdapat lebih dari 74,000 desa, bila
setiap desa harus dilatih kepala desa, sekretaris desa, dan kepala BPD
(Badan Perwakilan Desa) berarti 222,000 orang perlu mendapatkan
pelatihan. Koordinasi antar lembaga pemerintah untuk melaksanakan hal
ini masih menjadi isu yang tidak kunjung selesai.
5. Mengatasi hambatan ekonomi.
Dalam hal ini perlu diatasinya hambatan ekonomi kerakyatan.
Hambatan ekonomi kerakyatan terdiri dari praktik bisnis besar yang ilegal
seperti ilegal fishing, ilegal logging, ilegal trading. Praktik bisnis ilegal
membuat pelaku usaha besar mendapatkan bahan baku yang murah dan
pada kasus perikanan menyebabkan nelayan kecil kehilangan lapangan
pekerjaan. Hambatan ekonomi berikutnya adalah tata niaga yang bias
sehingga menyebabkan harga jual pelaku ekonomi rakyat senantiasa
tertekan, seperti komoditi pertanian dan perkebunan. Hambatan ekonomi
terakhir adalah berbagai pungutan dan retribusi yang dibebankan oleh
otoritas lokal, seringkali tanpa ada dasar yang jelas.
1
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Ekonomi kerakyatan adalah perkembangan ekonomi kelompok
masyarakat yang mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat dalam proses
pembangunan yang berkaitan erat dengan aspek keadilan, demokrasi
ekonomi, keberpihakan pada ekonomi rakyat yang bertumpu pada mekanisme
pasar yang adil dengan tujuan untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi
secara keseluruhan atau mayoritas masyarakat.
1
insentif kepada masyarakat yang terdampak sudah sangat tepat dan sesuai
dengan fungsi keberadaan Negara itu sendiri. Di sisi lain pihak perusahaan
swasta juga mesti menunjukkan peran kemanusiaan serta kekeluargaannya
terhadap masyarakat yang terdampak.
b. Saran
Berdasarkan hasil analisis maka saran yang dapat diberikan adalah:
1. Pemerintah dan masyarakat dapat saling bahu membahu dalam
mengembangkan ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19.
2. Pemerintah dapat melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat
tentang cara meningkatkan ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-
19.
3. Pemerintah dan masyarakat memiliki peran penting untuk menjaga
stabilitas sosial dan ekonomi negara di era pandemi Covid-19.
1
DAFTAR PUSTAKA
View publication