Disusun Oleh:
Wahyu Fitriasari (NIM. 19804241008)
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul ―Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Indonesia Di Era Pandemi
Covid-19 ‖ tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
akhir dari bapak Ngadiyono, M.Pd. selaku dosen pengampu pada Mata Kuliah
Ekonomika Kerakyatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Indonesia Di Era Pandemi
Covid-19 bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ngadiyono, M.Pd.,
selaku dosen Mata Kuliah Ekonomika Ekonomi yang telah membantu kami secara
materi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Penulis menyadari, makalah yang penulis tulis masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................................ 2
BAB II ........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
PENUTUP................................................................................................................................ 15
A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................................ 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pandemi Covid-19 melanda dunia, dan Indonesia termasuk di dalamnya.
Pandemi COVID-19 memberikan implikasi ekonomi, sosial, dan politik tidak saja
negara-negara besar akan tetapi hampir seluruh negara di dunia. Rasanya tidak ada
satu negarapun yang tidak terdampak pandemic COVID-19 saat ini.
Pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini mau tidak mau memberikan
dampak terhadap berbagai sektor. Pada tataran ekonomi global, pandemi COVID-
19 memberikan dampak yang sangat signifikan pada perekonomian domestik
negara-bangsa dan keberadaan UMKM. Laporan Organisation for Economic Co-
operation and Development (OECD) menyebutkan bahwa pandemi ini berimplikasi
terhadap ancaman krisis ekonomi besar yang ditandai dengan terhentinya aktivitas
produksi di banyak negara, jatuhnya tingkat konsumsi masyarakat, hilangnya
kepercayaan konsumen, jatuhnya bursa saham yang pada akhirnya mengarah
kepada ketidakpastian. Jika hal ini berlanjut, OECD memprediksi akan terjadi
penurunan tingkat output antara seperlima hingga seperempat di banyak negara,
dengan pengeluaran konsumen berpotensi turun sekitar sepertiga.
Indonesia adalah salah satu negara yang terdampak terutama pada sisi
ekonomi. Indonesia yang didominasi oleh Usaha Mikro, kecil, dan Menengah
(UMKM) perlu memberikan perhatian khusus terhadap sektor ini karena kontribusi
UMKM terhadap pereknomian nasional yang cukup besar.
Indonesia berjuang melawan Covid-19 dengan memodifikasi kebijakan
karantina wilayah (lockdown) menjadi pembatasan sosial berskala besar (PSBB)
yang bersifat lokal sesuai tingkat keparahan di wilayah provinsi, kabupaten, atau
kota. Selama masa pandemi ini, perekonomian dunia dan Indonesia mengalami
pelambatan. Pemerintah dan lembaga kajian strategis memprediksi Indonesia
tumbuh rendah atau bahkan negatif di tahun 2020. Untuk itu, Pemerintah berupaya
mengagendakan kebijakan Normal Baru agar dampak ekonomi akibat pandemi
tidak sampai menimbulkan krisis yang berkepanjangan. Kebijakan ini berhubungan
dengan perencanaan pembangunan dimana Pemerintah sudah menetapkan program,
1
target, dan major projects di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024.
Pandemi virus COVID-19 atau yang umum disebut virus corona di
masyarakat kian hari semakin menjangkiti perekonomian Indonesia. Dampak
ekonomi akibat virus ini semula hanya menggerus sisi eksternal perekonomian
Indonesia melalui kenaikan sejumlah komoditas impor dari China. Stabilitas
perekonomian pun terkena dampak, Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)
menjadi sektor paling rentan kena hantaman pandemi virus corona. Sektor ini
disebut ekonom tak bisa lagi menjadi penyangga perekonomian seperti saat krisis
ekonomi dan keuangan 1998 dan 2008.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari ekonomi kerakyatan?
2. Apa dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia?
3. Bagaimana pandemi Covid-19 dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia
terutama bidang UMKM?
4. Bagaimana cara mengembangkan ekonomi kerakyatan Indonesia di masa
pandemi Covid-19?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian dari ekonomi kerakyatan
2. Mendeskripsikan dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia
3. Mendeskripsikan bagaimana pandemi Covid-19 dapat mempengaruhi
perekonomian Indonesia terutama bidang UMKM
4. Mendeskripsikan cara mengembangkan ekonomi kerakyatan Indonesia di masa
pandemi Covid-19
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ekonomi Kerakyatan
3
Ekonomi kerakyatan, sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 33 UUD
1945, adalah sebuah sistem perekonomian yang ditujukan untuk mewujudkan
kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi. Tiga prinsip dasar ekonomi kerakyatan
adalah sebagai berikut:
3. Bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
1. Mengembangkan koperasi
2. Mengembangkan bumn
3. Memastikan pemanfaatan bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung
didalamnya bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
4. Memenuhi hak setiap warga negara untuk mendapatkan pekerjaan dan
penghidupan yang layak
5. Memelihara fakir miskin dan anak terlantar.
4
3. Menguasai dan memastikan pemanfaatan bumi, air, dan segala kekayaan
yang terkandung didalamnya bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
(Pasal 33 ayat 3)
4. Mengelola anggaran negara untuk kesejahteraan rakyat; memberlakukan
pajak progresif dan memberikan subsidi
5. Menjaga stabilitas moneter
6. Memastikan setiap warga negara memperoleh haknya untuk mendapatkan
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (Pasal 27 ayat 2)
7. Memelihara fakir miskin dan anak terlantar (Pasal 34).
Tahun 2020 merupakan tahun yang berat bagi dunia ketika tiba-tiba muncul
wabah Covid-19, yang awalnya muncul secara lokal di Wuhan – China, lalu
merebak dan memporak-porandakan sendi-sendi perekonomian dunia. Ketika
Covid-19 mulai muncul pada akhir tahun 2019 dan mulai mewabah dan meledak
secara lokal di China pada akhir Januari 2020, kemudian merembet ke seluruh
dunia sepanjang bulan Februari hingga akhir Mei ini, tidak satupun lembaga think
tank dan pemikir strategis dunia (baik dari pemerintahan, swasta, universitas, juga
World Bank dan IMF) memperhitungkannya, sehingga outlook perekonomian tahun
2020 dan tahun-tahun setelahnya masih diprediksi dengan asumsi normal.
5
yang menjadi jalan terbaik untuk diupayakan agar masing-masing negara dapat
melindungi setiap nyawa warganya.
6
kedua dan ketiga akan semakin memperburuk gambaran proyeksi ekonomi global
paling tidak untuk jangka menengah. Tekanan untuk menerapkan kebijakan
karantina wilayah di setiap negara dipastikan akan meningkat, yang berarti
ketidakpastian ekonomi akan cenderung naik dan membuat pelambatan ekonomi
baik secara gradual maupun drastis.
7
bahwa pembatasan sosial berskala besar akan menggerus konsumsi rumah tangga,
yang berkontribusi 54-55 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kegiatan dunia usaha juga akan menurun sehingga berpotensi meningkatkan kasus
pemutusan hubungan kerja dan pengurangan jam kerja. Sebagai solusi jangka
pendek, untuk memperkecil tekanan, pemerintah mempercepat pencairan bantuan
sosial secara bertahap mulai April. Stimulus bagi dunia usaha juga diperluas dan
diberlakukan pada awal April. Selain itu, suntikan stimulus baru disiapkan untuk
menyelamatkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari kebangkrutan.
Stimulus ekonomi juga akan diarahkan untuk mendukung penduduk rentan miskin
yang di atas 20 persen dan pengusaha menengah ke bawah.
Pada aspek konsumsi dan daya beli masyarakat, pandemi ini menyebabkan
banyak tenaga kerja berkurang atau bahkan kehilangan pendapatannya sehingga
berpengaruh pada tingkat konsumsi dan daya beli masyarakat terutama mereka
yang ada dalam kategori pekerja informal dan pekerja harian. Sebagian besar
masyarakat sangat berhati-hati mengatur pengeluaran keuangannya karena
ketidakpastian kapan pandemi ini akan berakhir. Hal ini menyebabkan turunnya
daya beli masyarakat akan barang-barang konsumsi dan memberikan tekanan pada
sisi produsen dan penjual.
8
Pada aspek perbankan dan keuangan, pandemi ini memunculkan ketakutan
akan terjadinya masalah pembayaran hutang atau kredit yang pada akhirnya
berdampak pada keberlangsungan kinerja bank. Banyak kreditur yang sudah
meminta kelonggaran batas dan besaran pembayaran cicilan hutang dan kredit
kepada bank. Belum lagi para pengusaha harus memperhatikan fluktuasi nilai tukar
rupiah yang akan mengganggu proses produksi terutama untuk perusahaan-
perusahaan yang bergantung pada bahan baku impor. Selain itu, pandemi ini
menyebabkan ancaman kaburnya investasi asing dari Indonesia yang tentu
mengancam proyekproyek strategis pemerintah.
9
Tidak salah jika muncul kekhawatiran apalagi jika melihat besarnya jumlah
UMKM di Indonesia dan jumlah tenaga kerja yang terserap dalam UMK. Menurut
data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik
Bruto (PDB) Indonesia mencapai 61,41 persen pada tahun 2018. Tentu kontribusi
ini menunjukkan peran UMKM sebagai tulang punggung ekonomi nasional
Indonesia.
10
Menurut OECD, beberapa solusi perlu dipertimbangkan untuk dilakukan
yakni: protokol kesehatan ketat dalam menjalankan aktivitas ekonomi oleh UMKM,
penundaan pembayaran hutang atau kredit untuk menjaga likuiditas keuangan
UMKM, bantuan keuangan bagi UMKM, dan kebijakan struktural. Pertama,
protokol kesehatan yang ketat dapat diterapkan ketika pemerintah memberikan izin
bagi UMKM untuk menjalankan aktivitasnya. Kewajiban penggunaan masker,
sarung tangan, dan jarak aman antar pekerja dapat dijadikan persyaratan bagi
UMKM untuk terus menjalankan aktivitasnya.
Tentu perlu ada kerjasama dari pelaku UMKM dan pengawasan yang ketat
dari instansi yang berwenang agar protokol kesehatan ini dapat berjalan dengan
baik. Dalam konteks ini, pemerintah dapat melibatkan aparatur sipil pada kantor
desa bekerjasama dengan bintara pembina desa (Babinsa/TNI) dan bhayangkara
pembina keamanan dan ketertiban masyarakat (Babinkamtibmas/polisi) dalam
pengawasan implementasi protokol kesehatan bagi UMKM yang diizinkan
menjalankan aktivitasnya.
11
pinjaman dengan suku bunga lunak ini. Jangan sampai pinjaman ini disalahgunakan
dan akhirnya malah merugikan kinerja bank pemberi pinjaman.
12
memanfaatkan platform online untuk memasarkan produknya.15 Tentu situasi
seperti ini dapat menjadi salah satu jalan keluar untuk meningkatkan jumlah
UMKM yang memanfaatkan platform online tadi. Kemudian, kebijakan jangka
pendek tadi dilanjutkan dengan kebijakan jangka panjang. Pemerintah dapat
memulainya dengan membuat peta jalan pengembangan UMKM dalam
menghadapi era Industri 4.0 mulai dari pelatihan ulang (retraining) para pekerja
UMKM guna beradaptasi dengan penggunaan teknologi produksi baru dan
teknologi digital, pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan program internet
masuk desa, pelibatan dunia akademisi dan usaha besar dalam pendampingan
pengenalan dan penggunaan teknologi produksi dan media digital, serta
menghidupkan kembali program kemitraan usaha besar dan UMKM. Kebijakan
struktural ini dilakukan untuk mendukung penguatan UMKM sekaligus mendukung
pengembangan UMKM di era Industri 4.0.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk membantu UMKM bertahan dalam
situasi pandemi ini adalah dengan memanfaatkan dana Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan (TJSL) yang dimiliki oleh perusahaan swasta dan badan usaha-badan
usaha milik negara (BUMN). Pemerintah perlu mengeluarkan instruksi dan
pedoman untuk seluruh BUMN agar mengalihkan dana TJSL yang ada untuk
membantu secara langsung UMKM-UMKM yang terdampak pandemi COVID-19.
Untuk perusahaan swasta, dana TJSL juga bisa dialihkan untuk membantu
UMKM yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada. Bentuk bantuan bisa
dalam bentuk bantuan langsung seperti pemberian paket sembako atau pembelian
produk-produk UMKM untuk kemudian disalurkan ke tempat lain. Tindakan
13
seperti ini setidaknya dalam jangka pendek mampu memberikan rasa aman para
pelaku UMKM.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian makalah ini dibuat, semoga dapat menambah wawasan dan manfaat
bagi para pembaca. Menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
maka penulis dengan lapang dada mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
15
DAFTAR PUSTAKA
Abrar, Thea Fatanah. ―Jangan Kaget, Ini Prediksi Sri Mulyani Soal Ekonomi RI,‖
CNBC Indonesia, diakses 22 April 2020,
https://www.cnbcindonesia.com/market/2020041909 2613-17-152924/jangan-
kaget-ini-prediksi-srimulyani-soal-ekonomi-ri
Baswir, R. (2015, September 1). Ekonomi Kerakyatan vs. Neoliberalisme. Gema
Keadilan, II, 1-10.
Bhwana, Petir Garda. ―Ministry Proposes Soft Loans for SMEs Affected by COVID-
19,‖ Tempo.co, diakses 22 April 2020,
https://en.tempo.co/read/1327970/ministry-proposessoft-loans-for-smes-affected-
by-covid-19.
Budianto, Arif. ―8 Juta UMKM Ditarget Bertransaksi Online Pada 2019,‖ Koran Sindo,
diakses 22 April 2020, https://economy.okezone.com/read/2018/09/22/320/1
954112/8-juta-umkm-ditarget-bertransaksi-onlinepada-2019
Hakim, Rakhmat Nur. ―Jokowi Gelontorkan Rp 405,1 Triliun untuk Atasi Covid-19, Ini
Rinciannya,‖ Kompas, diakses 22 April 2020,
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/31/182538 71/jokowi-gelontorkan-rp-
4051-triliun-untuk-atasicovid-19-ini-rinciannya.
Lihat Peraturan Menteri Kesehatan No. 9/2020 tentang Pedoman PSBB dalam rangka
Percepatan Penanganan COVID-19, diakses 23 April 2020,
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__9_Th_2020_ttg_Pe
doman_Pembatasan_So sial_Berskala_Besar_Dalam_Penanganan_COVID19.pdf
Rahman, Riska. ―37,000 SMEs hit by COVID-19 crisis as government prepares aid,‖
The Jakarta Post, 16 April 2020,
https://www.thejakartapost.com/news/2020/04/16/37 000-smes-hit-by-covid-19-
crisis-as-governmentprepares-aid.html.
Santoso, Yusuf Imam. ―Menghitung dampak Covid19 terhadap dunia usaha hingga
UMKM,‖ Kontan.co.id, diakses 22 April 2020,
https://nasional.kontan.co.id/news/menghitungdampak-covid-19-terhadap-dunia-
usaha-hinggaumkm?page=all.
16