Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Pemulihan Ekonomi Nasional di Tengah Pandemi COVID-19

Dosen Pengampu : Susilawati,S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Latycia Carin (1842001)

Uci Sufika Maskat (1842040)

Enita Ardilah (1842041)

Surinah (1842080)

PROGRAM SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah selalu kita ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan
yang Maha Esa. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul Pemulihan Ekonomi
di Tengah Masa Pandemi COVID-19. Adapun makalah ini bertujuan sebagai
media pengaplikasian materi dalam mata kuliah Bahasa Indonesia dengan
Dosen Pengampu Susilawati, S.Pd., M.Pd. Shalawat dan salam senatiasa
kita curahkan kepada Rasulullah Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga,
sahabat serta para pengikut beliau hingga akhir kelak.

Makalah ini tentunya dipenuhi dengan kekurangan baik dalam aspek


penulisan maupun penjabaran materi. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna meningkatkan
kualitas tulisan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

Batam, 27 Maret 2021

Penyusun,
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sejak akhir tahun 2019, virus corona telah menjadi perhatian pusat
bagi semua negara. COVID-19 merupakan virus yang menyerang saluran
pernapasan manusia yang menyebabkan demam tinggi dan kesulitan
bernafas. Virus ini menimbulkan kerisauan bagi masyarakat dikarenakan
banyaknya korban jiwa yang telah tercatat dalam waktu yang dikatakan
singkat.
Bermula dari kota Wuhan, China, penyakit ini sudah menyebar
hingga ke 65 negara dalam kurun waktu 2 bulan. Virus menyebar dengan
sangat cepat dan luas hingga ke tempat yang jauh dari wilayah pusat
wabah. Akibatnya pada Maret 2020, WHO menegaskan status
penyebaran virus COVID-19 ini sebagai pandemi yang menyerang dunia.
Upaya pemerintah dalam menanggulangi penyebaran virus COVID-
19 mengharuskan diterapkannya pembatasan mobilitas masyarakat
secara keseluruhan. Berbagai regulasi diterapkan demi memutus rantai
penyebaran virus pada akhirnya merubah gaya hidup masyarakat secara
drastic. Kehidupan sosial kemasyarakatan berubah secara drastic dimana
masyarakat dihimbau untuk mengenakan masker, menerapkan social-
distancing, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar hingga bekerja
dilakukan dari rumah.
Pandemi COVID-19 terkhususnya memberikan dampak yang sangat
besar di sektor perekonomian. Banyak kegiatan ekonomi yang terhambat
maupun terhenti akibat upaya pemutusan rantai COVID-19 yang
diterapkan. Penurunan aktivitas ekonomi ini dapat membahayakan
ekonomi nasional yang pada akhirnya berimbas pada keuangan negara
Indonesia.
Menjalani kehidupan ditengah wabah COVID-19 harus dilakukan
dalam satu kesatuan kebijakan strategis yang terintegrasi dengan upaya
pemulihan perekonomian. Mengikuti terlaksananya vaksinasi bertahap,
kebijakan strategi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) juga telah mulai
dilaksanakan sejak diterbitkannya Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 82 tahun 2020 tentang Komite Penanganan COVID-19 dan
Pemulihan Ekonomi Nasional.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana peran pemerintah dan masyarakat dalam memulihkan
ekonomi nasional di tengah pandemi COVID-19.

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari penulisan ini memberikan gambaran, fakta serta
wawasan yang memunculkan ide serta gagasan baru mengenai
pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19 di Indonesia. Dengan
tulisan ini, diharapkan dapat memberikan manfaat berupa acuan dalam
pengembangan ilmu serta sebagai literatur untuk tulisan dan penelitian di
masa yang akan datang.

1.4 Metode Penelitian


Penulisan ini dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif
fenomenologi yaitu pengungkapan esensi universal dari fenomena yang
dialami secara personal oleh sekelompok individu (Cresswell: 1998).
Fenomena yang dicakup dalam tulisan ini merupakan pandemik COVID-
19 yang berpengaruh terhadap ekonomi nasional serta upaya
pemulihannya. Adapun sumber data penulisan diperoleh dari website
resmi Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Keuangan Republik
Indonesia, berbagai media pemberitaan, serta literatur terdahulu yang
berkaitan dengan penulisan.
1.5 Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan memberi gambaran secara umum susunan
makalah yang dirincikan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan dalam tulisan ini menjelaskan latar belakang,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat, metode penelitian,
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab tinjauan pustaka dalam penulisan ini menjelaskan teori-
teori dasar dalam penyusunan tulisan ini.
BAB III PEMBAHASAN
Bab pembahasan dalam tulisan ini menjelaskan rancangan
penelitian, sampel dalam penelitian, pengukuran variable dan
metode pengujian
BAB IV SIMPULAN / SARAN
Bab analisis dan pembahasan dalam penelitian ini menjelaskan
hasil penelitian dan pembahasan dan pengujian hipotesis
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab tinjauan pustaka ini akan dijabarkan tentang penelitian


sebelumnya yang sejenis, yang dilaksanakan di Indonesia. Dasar teori akan
membahas tentang dua hal, yang pertama adalah tentang kerugian ekonomi
akibat pandemi COVID-19, kemudian yang kedua akan dibahas mengenai
komite penanganan COVID-19.

2.1 Kerugian Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 semula diperkirakan


sebesar 5,3%, namun karena adanya pandemi corona, angka tersebut telah
direvisi, dan sebagian masyarakat memperkirakan angka pertumbuhannya
akan kurang dari 2%.

Lantas, berapa kerugian perekonomian nasional akibat pandemi Covid-


19? Ada dua opsi saat menghitung kerugian. Cara pertama mengasumsikan
peredaran uang di Jabodetabek mencapai 70% dari total pasokan uang di
Indonesia. Jika ini berarti pergerakan ekonomi Jabodetabek mempengaruhi
70% PDB Indonesia, maka terputusnya seluruh aktivitas Jabodetabek selama
satu bulan akan menyebabkan kerugian nasional = 1/12 X 70% X ID 15833
triliun Rp = 923 triliun Rp. Namun, jika pemutusan hubungan kerja tidak
selesai karena kegiatan tertentu (seperti bidang kesehatan, makanan pokok,
industri strategis, dll.) Belum dilarang, kerugiannya kecil. Jika tingkat aktivitas
sekitar 10%, maka kerugian menjadi 90% x Rp 923 triliun atau Rp 830 triliun.
Jika PSBB Jabodetabek diperpanjang 2 minggu, kerugian nasional akan
mencapai 1,5 X Rp 830 triliun = Rp1.260 triliun atau setengah dari APBN
2020. Cara kedua adalah dengan menggunakan perbandingan proporsi
PDRB dari kawasan yang memberlakukan pembatasan sosial. PDRB
kumulatif Jabodetabek menyumbang 24,83% dari PDB nasional. Oleh karena
itu, kegiatan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan yang sama di atas
dibatasi, dan kerugian satu bulan di Jabodetabek adalah 1/12 X 24,83% X Rp
15,833 triliun X 90% = Rp 294,85 triliun. Jika diperpanjang 2 minggu,
kerugiannya sekitar Rp 442,3 triliun. Jika Bandung Raya dilacak pada periode
yang sama, kerugian akan meningkat sebesar 17,6% (yaitu 3% / 17% X
442,3 T = 75,1 T) menjadi 517,5 triliun rupiah (Wibowo Hadiwardoyo,2020)

Total kerugian sekitar Rp 517 Triliun diatas (Jabodetabek + Bandung


Raya selama 1,5 bulan), terdapat beberapa sektor yang memiliki andil
kerugian terbesar. Sektor bisnis yang paling terpukul adalah yang
mengandalkan keramaian (seperti pariwisata, event atau pertunjukan,
pameran, mall); lalu bisnis pendukungnya (seperti transportasi massal,
ticketing, hotel, perdagangan musiman/souvenir, dll). Bagi entitas usaha,
hilangnya pendapatan karena tidak ada penjualan, namun pengeluaran tetap
terjadi meski tidak sepenuhnya. Kerugian riil akan berbeda-beda tergantung
jenis pengeluaran apa yang tetap dilakukan. Di antara pengeluaran yang
relatif tetap adalah sewa tempat (atau penyusutan gedung apabila milik
sendiri) beserta biaya rutin yang menyertainya, gaji staf yang tidak mungkin
di-PHK karena berbagai alasan, pengamanan, pembayaran kepada supplier
yang tak bisa lagi ditunda, dll (Wibowo Hadiwardoyo,2020)

Kasus di Indonesia merupakan kombinasi dua unsur yang terjadi secara


bersamaan. Faktor eksternal muncul berupa kepanikan finansial dan
lemahnya perekonomian nasional. Di sektor perbankan dan riil, kedua faktor
tersebut saling mempengaruhi. Dengan cara sebagai berikut: Ketika ada
dampak, perekonomian nasional yang lemah mudah terkena dampak negatif
yang berujung pada turbulensi. Apa yang terjadi dalam waktu singkat telah
berubah menjadi krisis ekonomi yang sedang berlangsung. Hal ini telah
dirasakan oleh negara kita sendiri. Di tempat keramaian misalnya, pasar
menjadi tidak tersedia untuk dijual karena pasar saat ini ditutup untuk
mengurangi penyebaran virus corona ini sehingga semakin meningkat.
Akibatnya, para pedagang tidak memiliki penghasilan yang stabil karena
masyarakat harus terus mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan bantuan
Covid-19 yang membuat masyarakat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari. (Silpa Hanoatubun,2020)

2.2 Komite Penanganan Covid-19

Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan


Pemulihan Ekonomi Nasional terdiri dari Komite Kebijakan, Satuan Tugas
Penanganan COVID-19; dan Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi
Ekonomi Nasional. Sesuai Perpres No. 82/2020, tanggung jawab komite
adalah mempercepat proses COVID-19, pemulihan ekonomi dan
transformasi ekonomi nasional, serta mengintegrasikan dan menentukan
langkah-langkah implementasinya. Perumusan rekomendasi kebijakan
strategis kepada presiden diperlukan percepatan kebijakan dan terobosan
strategis untuk mengatasi COVID-19, pemulihan ekonomi dan transformasi
ekonomi nasional, serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
strategis untuk mempercepat proses COVID-19, pemulihan ekonomi, dan
transformasi ekonomi nasional. Berdasarkan tugas Komite tersebut, nampak
bahwa Komite ini merupakan lembaga yang dianggap mampu menangani
penyebaran Covid-19 dan juga pemulihan ekonomi. Dalam kaitan ini,
pemulihan ekonomi tentunya terkait dengan berbagai sektor Perusahaan dan
karyawannya. Di satu sisi, ketika perusahaan memutuskan hubungan kerja
dengan karyawan, perusahaan dianggap salah, di sisi lain, ketika pekerja di-
PHK, mereka sangat giat. Namun hal ini tentunya dipercayakan kepada
panitia ini untuk mencari jalan yang terbaik. Sisi lain dari kepanitiaan yang
perlu diperhatikan adalah keterkaitannya dengan perekonomian, terutama
dalam pelaksanaan tugas dan pengelolaan anggaran (Noman Sarif,2020)
BAB III
PEMBAHASAN

Dilansir oleh CNN Indonesia, lima langkah pemulihan ekonomi pasca


pandemic :

1. Akselerasi dan optimalisasi bantuan langsung ke masyarakat


2. Penyelamatan dan penguatan ekonomi kerakyatan
3. Percepatan kegiatan atau proyek pembangunan
4. Percepatan proyek infrastruktur dan program perkotaan
5. Pengembangan ekonomi inovatif perkotaan
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai