Anda di halaman 1dari 11

PENGANTAR ILMU EKONOMI

“ DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP INFLASI, PERTUMBUHAN


EKONOMI DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA “

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Ir. Aylee Chirstine, M. Si

Disusun Oleh :

Nama : Andi Albab Shiddiq Sudirman


Nim : 4520034002
Prodi : Budidaya Perairan

PRODI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “
DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP INFLASI, PERTUMBUHAN
EKONOMI DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA “

Dalam penyusunan makalah ini saya selaku penulis telah berusaha


semaksimal mungkin untuk memenuhi tugas ini sesuai dengan kemampuan saya.
Namun sebagai orang biasa, saya tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik
dari segi penulisan, maupun dari segi tata bahasanya. Tetapi walaupun demikian,
saya tetaplah berusaha sebisa mungkin untuk menyelesaikan tugas makalah ini
sebagai pengganti final saya.

Saya berharap makalah ini dapat membantu dan berguna bagi para pembaca
pada umumnya, dan juga sangat mengharapkan saran serta kritik dari berbagi
pihak yang bersifat membangun.

Sekian dan Terimakasih.

Makassar, 24 Juni 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................


DAFTAR ISI ...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................


A. Latar Belakang ....................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
A. Pengertian Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, Dan Pengangguran ........................
B. Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Inflasi .......................................................
C. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ...........................
D. Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pengangguran Di Indonesia .....................

BAB III PENUTUP .................................................................................................


A. Kesimpulan .........................................................................................................
B. Saran .....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa Corona viruses (Cov) adalah
virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Infeksi virus ini disebut COVID19. Virus
Corona menyebabkan penyakit flu biasa sampai penyakit yang lebih parah seperti
Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah
(SARS-CoV). Sampai saat ini terdapat 188 negara yang mengkorfirmasi terkena virus
Corona. Penyebaran virus Corona yang telah meluas ke berbagai belahan dunia
membawa dampak pada perekonomian Indonsia, baik dari sisi perdagangan, investasi dan
pariwisata. Penyakit Corona virus 2019 (COVID-19) telah menginfeksi jutaan orang di
seluruh dunia. Dampak terhadap ekonomi diperkirakan akan besar dan dapat
menyebabkan perekonomian suatu negara terpuruk. Jutaan orang akan jatuh ke dalam
jurang kemiskinan karena semakin banyaknya pengangguran akibat dari terhentinya
beberapa kegiatan produksi karena kurangnya permintaan yang bisa menstimulasi
kegiatan produksi.Virus Corona atau Corona virus disease 2019 (Covid-19) telah
membuat perekonomian Indonesia terkontraksi.
Dampak Virus Corona atau Covid-19 nampaknya berimbas pada semua sektor
terutama pariwisata dan sektor-sektor lainnya. Bank Dunia memproyeksikan
pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini akan tertekan di level 2,1 persen. Penyebab
dari menurunnya pertumbuhan ekonomi ini karena meluasnya persebaran Covid-19 baik
di dalam negeri maupun luar negeri. Pertumbuhah ekonomi RI telah diperkirakan di
bawah Bank Indonesia (BI) diperkirakan sekitar 2,5 persen saja yang biasanya mampu
tumbuh mencapai 5,02 persen. Dampak pandemic Covid 19 terhadap kondisi makro
Indonesia bisa dilihat dari beberapa kejadian yaitu : Pertama, Pada bulan April 2020,
sekitar 1,5 juta karyawan dirumahkan atau di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Di
mana 1,2 juta pekerja itu berasal dari sektor formal, 265.000 dari sektor informal. Kedua,
Sektor pelayannan udara kehilangan pendapatan sekitar Rp 207 miliar kehilangan
pendapatan, dimana sekitar Rp. 48 milyar pendapatan yang hilang berasal dari
penerbangan China. Ketiga, jumlah wisatawan menurun sebanyak 6.800 per hari,
khususnya wisatawan dari China. Keempat, Menurut Perhimpunan Hotel dan Restoran
Indonesia (PHRI) bahwa terjadi penurunan tingkat okupansi hotel di Indonesia sebanyak
50%. Sehingga terjadi penurunan jumlah devisa pariwisata lebih dari setengah
dibandingakan tahun lalu.
China merupakan importir minyak mentah terbesar dan terjadi penurunan output
hasil produksi di China padahal China merupakan pusat produksi terbesar di dunia,
sehingga Indonesia an negaranegara lain bergantung sekali pada produksi-produksi
China. Kesepuluh, Virus Corona juga berdampak pada investasi, karena adanya ketakutan
para investor untuk melakukan kegiatan investasi, di sisi lain para investor menunda
investasi karena kurangnya demand.
B. Rumusan Masalah

A. Apa pengertian dari Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran


B. Apa dampak dari Pandemi Covid-19 terhadap Inflasi
C. Apa dampak dari Pandemi Covid-19 terhadap Pertumbuhan Ekonomi
D. Apa dampak dari Pandemi Covid-19 terhadap Pengangguran Di Indonesia

C. Tujuan
A. Untuk mengetahui pengertian dari Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, Dan
Pengangguran
B. Untuk mengetahui apa dampak dari Pandemi Cocid-19 terhadap Inflasi
C. Untuk mengetahui apa dampak dari Pandemi Covid-19 terhadap Pertumbuhan
Ekonomi
D. Untuk mengetahui apa dampak dari Pandemi Covid-19 terhadap Pengangguran di
Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
 Inflasi
Inflasi dapat dinyatakan sebagai kenaikan harga umum, yang bersumber pada
terganggunya pada keseimbangan antara arus barang dan arus uang. Angka
inflasi dihitung oleh Badan Pusat Statistik dari persentase perubahan Indeks
Harga Konsumen (IHK), pada suatu saat dibandingkan dengan IHK
sebelumnya. Inflasi terjadi apabila pengeluaran agregat melebihi kempuan
perekonomomian untuk memproduksikan barang-barang dan jasa-jasa.
(Sadono, 2008)

 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat didefenisikan sebagai perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan
dalam masyarakat berambah. Masalah makro ekonomi dapat dipandang
sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Untuk mengukur
besarnya pertumbuhan ekonomi pada suatu negara/daerah dapat digunakan
suatu indikator penting, yaitu nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atau nilai
Produk Domestik
Regional Bruto. Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai produksi barang-barang dan jasa-
jasa yang diciptakan dalam suatu perekonomian dalam masa satu tahun.
Pengukuran PDB atau PDRB dapat diinterpretasikan melalui tiga
pendekatan, yaitu dengan metode produksi, pendapatan dan metode
pengeluaran.

 Pengangguran
Adalah angkatan kerja yang belum mendapat kesempatan bekerja, tetapi
sedang mencari pekerjaan atau orang yang tidak mencari pekerjaan karena
merasa tidak mungkin memperoleh pekerjaan.

B. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Inflasi

BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,10% pada Februari
2021. Angka itu menunjukkan pertumbuhan yang melambat dari bulan
sebelumnya (mtm) sebesar 0,26%. Pun, demikian jika dibandingkan dengan
tingkat inflasi Februari 2020 (yoy) sebesar 0,28%. Dengan angka inflasi periode
Februari 2021, maka inflasi tahun kalender tercatat 0,36%, sementara inflasi
tahunan sebesar 1,38%. "Pergerakan inflasi secara bulanan, pada Februari 2021
sebesar 0,10%. Ini jauh lebih lambat kalau dibandingkan dengan inflasi Januari
2021 sebesar 0,26%. Juga lebih lambat dibandingkan Februari 2020 sebesar
0,28%," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin (1/3).
Angka inflasi Februari 2021 didapat dari hasil pemantauan di 90 kota Indeks
Harga Konsumen (IHK). Lalu, 54 kota yang dipantau tercatat mengalami inflasi,
sedangkan 36 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Mamuju,
Sulawesi Barat, yang tercatat sebesar 1,12%. Tingginya tingkat inflasi akibat
musibah gempa bumi beberapa waktu lalu dan menyebabkan beberapa harga
komoditas naik. Ikan segar menjadi komoditas yang mengalami peningkatan
harga signifikan. Selain itu, tarif angkutan udara yang naik pada Februari 2021
juga menyebabkan inflasi di Mamuju. "Inflasi ini terjadi karena peningkatan
harga untuk beberapa komoditas ikan, yang memang banyak dikonsumsi
masyarakat setempat. Juga adanya kenaikan tarif angkutan udara yang memberi
andil kepada inflasi di Mamuju sebesar 0,20%," terang Suhariyanto. Sedangkan
kota yang mengalami deflasi tertinggi ialah Gunung Sitoli, Sumatera Utara.
Deflasi di wilayah itu tercatat sebesar 1,55%, karena penurunan harga dari
beberapa komoditas. Seperti, cabai merah, ikan, cabai raiwt dan daging ayam ras.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, imbuh Suhariyanto, terdapat lima kelompok
yang tidak memberikan andil terhadap inflasi dan deflasi. Kelima kelompok
pengeluaran tersebut, yakni pakaian dan alas kaki, kesehatan, informasi,
komunikasi dan jasa keuangan, rekreasi, olahraga dan budaya, serta pendidikan.
Adapun kelompok pengeluaran yang memberikan andil pada deflasi tercatat
hanya perawatan pribadi dan jasa lainnya. Komoditas yang paling dominan
menyumbang deflasi di kelompok tersebut ialah emas perhiasan sebesar 0,22%.
"Harga emas batangan, logam mulia di pasaran internasional mengalami
penurunan. Tentunya ini akan berpengaruh pada turunnya harga emas perhiasan
dibandingkan Januari 2021. Penurunan harga emas perhiasan ini terjadi di 78
kota IHK," pungkasnya. Berdasarkan komponen, harga bergejolak (volatile price)
menjadi komponen yang mengalami deflasi sebesar 0,01%. Sedangkan inflasi inti
dan harga yang diatur pemerintah (administered price) mengalami inflasi masing-
masing sebesar 0,11% dan 0,21%. Komponen inflasi inti memberikan andil pada
tingkat inflasi sebesar 0,07%. Itu disebabkan kenaikan harga ikan segar dan
kenaikan upah asisten rumah tangga. Kendati demikian, inflasi inti pada Februari
2021 lebih lambat bila dibandingkan Januari 2021 yang tercatat 0,14%. Pun
demikian bila dibandingkan dengan tingkat inflasi Februari 2020 sebesar 0,14%.
Suhariyanto menilai angka inflasi Februari 2021 secara menyeluruh
menunjukkan pelambatan. Itu menunjukkan bahwa dampak pandemi covid-19
belum mereda. "Laju inflasi ini lebih lambat dibandingkan bulan sebelumnya,
juga lebih lambat dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya. Bisa dilihat
dampak pandemi masih belum reda. Terlihat permintaan domestik juga masih
lemah," tutup dia.

C. Dampak Covid-19 Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Ekonomi adalah salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia. Dapat
dipastikan bahwa dalam keseharian kehidupan manusia selalu berkaitan dengan
ekonomi. Keberadaan ekonomi dapat memberikan kesempatan bagi manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti makanan, minuman, berpakaian,
tempat tinggal, dan lain sebagainya. Sejak kemunculannya pada Desember 2019
lalu pandemi Covid-19 telah menimbulkan dampak yang sangat serius pada
hampir seluruh aspek kehidupan manusia di muka bumi,terutama di sektor
ekonomi. Berdasarkan masalah tersebut, peneliti memiliki ketertarikan untuk
meneliti apa saja dampak dari covid-19 terhadap perekonomian. Secara Makro,
perubahan jumlah permintaan dan penawaran agregat akan mempengaruhi
tingkat kegiatan perekonomian pada periode tertentu yang pada gilirannya akan
berpengaruh pula terhadap pendapatan nasional atau produksi nasional (PDB-
Produk Domestik Bruto). Salah satu yang menjadi indikator baik buruknya
perekonomian disuatu daerah adalah dengan melihat tingkat pertumbuhan
ekonominya. Pertumbuhan ekonomi adalah persentase perubahan kegiatan
ekonomi, yang salah satunya dapat diukur dari jumlah persentase perubahan
produksi barang dan jasa. (Harmadi, n.d. dalam Maryanti,2020) Pertumbuhan
ekonomi di suatu wilayah akan bergantung pada beberapa hal diantaranya jumlah
investasi, konsumsi atau permintaan masyarakat, dan pengeluaran pemerintah.
Sebagai gambaran, jika terjadi peningkatan pengeluaran pemerintah, maka akan
mendorong terciptanya kesempatan kerja baru yang pada akhirnya akan
menyebabkan pendapatan masyarakat pertambah. Jika pendapatan masyarakat
bertambah, maka akan berpengaruh pada permintaan akan barang dan jasa yang
juga meningkat. Hal ini akan mendorong produsen atau perusahaan memproduksi
barang dan jasa lebih banyak dan selanjutnya akan terjadi kenaikana output
nasional. Jadi, semakin tinggi pertumbuhan ekonomi, maka akan semakin tinggi
tingkat kegiatan perekonomian yang artinya semakin sejahtera pula masyarakat
yang ada di suatu wilayah tersebut. Dampak wabah virus Corona (Covid-19)
tidak hanya merugikan sisi kesehatan. Bahkan virus ini turut mempengaruhi
perekonomian negara-negara di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Ekonomi
global mngalami penurunan, menyusul penetapan dari WHO yang menetapkan
wabah Corona sebagai pandemi yang mempengaruhi dunia usaha.Virus corona
mulai merebak disekitar wilayah Wuhan dan kini telah menjangkiti lebih dari 100
negara. Semakin meluasnya wabah corona ke berbagai belahan dunia menjadi
ancaman serius bagi perekonomian global. "Penyebaran semakin meluas akan
memperlama periode jatuhnya perekonomian”. Dampak terbesarnya ada pada
proses produksi, distribusi, dzan konsumsi akibat tingkat penularan virus yang
menyerang aspek fundamental dari seluruh akivitas manusia, sehingga memaksa
pemerintah menerapkan kebijakan social/phsycal distancing. Sebanyak 13 negara
termasuk Cina, Italia dan Jepang telah menutup sekolah sekolah di seluruh negeri
dalam upaya untuk menghentikan penyebaran virus. Covid-19 adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh virus SARS CoV-2 dan memiliki gejala yang
mirip dengan flu biasa, yang dapat berlanjut pada sakit parah dan radang paru
(Pneumonia), sehingga menyebabkan kesulitan bernafas. Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO), sebagai sumber acuan dunia dalam menghadapi Covid-19, telah
merilis beberapa langkah-langkah perlindungan dasar individu dalam
menghadapi Pandemi ini. Beberapa diantaranya yaitu menjaga kebersihan tangan
melalui rajin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau dengan cairan
berbasis alkohol, menjaga jarak sosial (Social distancing) dengan cara menjaga
jarak setidaknya 1 meter dengan orang lain atau siapa saja yang batuk atau bersin,
indari menyentuh mata, hidung dan mulut, karena ketiganya merupakan jalan
masuknya virus ke dalam tubuh, menjaga kebersihan pernafasan dengan cara
menutup mulut dan hidung dengan tisu atau dengan siku pada saat batuk dan
bersin, jika mengalami demam, batuk dan kesulitan bernafas, cari perawatan
medis sesegera mungkin, serta tetap mencari informasi dan mengikuti saran yang
diberikan oleh penyedia layanan kesehatan setempat.

D. Dampak Covid-19 Terhadap Pengangguran Di Indonesia

Badan pusat statistik mencatat ada 29,1-2 juta orang terdampak covid-19.
Ini adalah data survei Angkatan Kerja Nasional, per Agustus 2020. Jumlah ini
setara dengan 14,2-8 persen, dari total penduduk usia kerja di Indonesia. Lebih
dari 80 persen, mengalami pengurangan jam kerja. Sebanyak 2,56 juta orang, jadi
harus menganggur.

Ada pula yang tak bekerja sementara dan tergolong bukan angkatan kerja
karena covid-19. Di saat jumlah angkatan kerja kita meningkat di tahun ini.
Sebaliknya, pengangguran justru semakin tinggi. Covid-19 membuat usaha lesu,
sehingga banyak pemutusan hubungan kerja dan sedikit yang membuka lapangan
kerja. Jumlah pengangguran bertambah 2,67 juta orang dalam setahun, menjadi
9,7-7 juta orang per Agustus 2020. Tingkat pengangguran terbuka pun ikut
melonjak, menjadi 7,07 persen. Jumlah pekerja formal kian menyusut di masa
pandemi. Paling banyak di sektor industri pengolahan, konstruksi.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan sektor pertanian. Maka tak heran,
tingkat pengangguran jauh lebih tinggi di kota, dibandingkan di desa. Jam kerja
berkurang, ditambah lagi banyak PHK. Tak heran upah buruh atau karyawan ikut
menyusut. Jika ditarik secara nasional, upah buruh turun sekitar 5.5 persen,
menjadi 2 juta 756.345 rupiah, per Agustus 2020. Namun, jika dilihat lebih ditel.
Data menyebutkan, bali menjadi wilayah yang paling terpukul dengan penurunan
upah buruh tertinggi, hampir 18 persen. Seperti kita tahu. Sektor pariwisata,
andalan bali tak bisa bergerak banyak akibat pandemi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari analisis ini adalah melihat dampak dari
Covid-19 bagi perekonomian. Hasil analisis menyimpulkan bahwa, betul untuk
meminimalisasi penyebaran virus Covid-19 dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi
lebih parah. Tetapi, kesimpulan ini tidak hanya pertumbuhan ekonomi, Kedua,
kesimpulan yang berbeda didapatkan dalam jangka panjang, dimana pertumbuhan
ekonomi jangka panjang dapat lebih tertekan kalau yang terjadi adalah intervensi
minimal. Dapat disimpulkan bahwa kerugian ekonomi dari strategi intervensi kuat.
Terlalu banyak ketidakpastian dalam tahapan krisis Covid-19 ini dan informasi berubah
cepat. Mudah-mudahan analisis ini bisa memberikan gambaran yang lebih utuh
bagaimana sebaiknya aspek ekonomi ditempatkan dalam memilih strategi terbaik untuk
mengelola kebijakan di pandemic Covid-19 yang sekarang masih berlangsung. Sudut
pandang perekonomian Indonesia saat ini demikian juga pertumbuhan ekonomi,
pendapatan masyarakat, apalagi jangka pendek, bukan satu-satunya faktor penentu
kesejahteraan. Nyawa manusia dan kesehatan juga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi
yang justru kalau tidak dinilai secara benar dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang
lebih besar dalam jangka panjang, ketika Covid-19 berakhir.

B. Saran

Sebaiknya pemerintah dapat dengan segera mengatasi segala bentuk permasalahan-


permasalahan yang ada di negara kita ini, salah satunya itu tingkat pengangguran yang di
setiap tahunnya meningkat, setidaknya pemerintah membuka lapangan pekerjaan agar
sedikit demi sedikit tingkat pengangguran itu berkurang. Apalagi sekarang katanya
negara kita sedang diserang covid-19, yang bisa dibilang disetiap harinya, bukannya
semakin berkurang akan tetapi semakin bertambah. Tentunya dengan keadaan seperti ini
banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan, karna himbauan untuk tetap dirumah saja.
DAFTAR PUSTAKA

Hanoatubun, S. (2020). Dampak Covid–19 terhadap Prekonomian

Indonesia. EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and

Counseling, 2(1), 146-153.

https://mediaindonesia.com/ekonomi/387752/inflasi-februari-2021-010-bps-
dampak-pandemi-belum-reda

https://www.kompas.tv/article/122307/dampak-covid-19-sebabkan-banyak-
orang-jadi-pengangguran

Anda mungkin juga menyukai