Oleh :
Renaldi Mahmud 1910053
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI LATIFAH MUBAROKIYAH
SURYALAYA
TASIKMALAYA
2021
1
KATA PENGANTAR
Segala puji atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
nikmat iman maupun islam. Shalawat serta salam kita curahkan kepada
NabiMuhammad SAW, pada keluarga, sahabat dan pengikut-Nya yang setia
sampai akhir zaman. Semoga kita semua dalam lindungan dan ridho-Nya. Amin .
Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan, baik dalam penyusunan kata, bahasa, dan
sistematika pembahasannya. Sebab kata pepatah “tak ada gading yang tak retak
atau dengan pepatah lain tak ada ranting yang tak akan patah”. Oleh sebab itu
saya sangat mengharapkan masukan atau kritikan serta saran yang bersifat
membangun untuk mendorong kami menjadi lebih baik ke depanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang 1
1.2 Rumusan masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
pada perusahaan 3
3.1 Kesimpulan 9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini dunia termasuk indonesia sedang mengalami pandemi virus covid
19 atau lebih dikenal dengan virus corona. Severe acute respiratory syndrome
coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona
adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus tersebut
dapat menyerang siapapun, baik bayi, anak-anak, dewasa, lansia, ibu hamil,
maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini telah diberi nama oleh WHO untuk
penyakit tersebut yaitu COVID19 serta pertama kali ditemukan di kota
Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019 (Santi Puspa Ariyani dan Santosa,
2020).
1
manusia (Saridawati, 2020). Sumber daya manusia dipandang sebagai aset
perusahaan yang penting, karena manusia merupakan sumber daya yang
dinamis dan selalu dibutuhkan dalam setiap proses produksi barang maupun
jasa.
1.3 Tujuan
Beberapa tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut
1. Untuk mengetahui implikasi pandemi covid 19 yang memicu inflasi
sehingga berdampak bagi perusahaan.
2. Untuk mengetahui situasi pandemi covid 19 yang menyebabkan
pengurangan aktivitas produksi di sektor industri yang berdampak
pada PHK.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
telah menunjukkan sinyal positif dikarenakan pemulihan dari sisi
permintaan.Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Airlangga Hartarto, kontribusi industri manufaktur pada pertumbuhan
ekonomi mencapai 19,86% (PDB Q3-2020), sehingga perbaikan yang
terjadi pada sektor industri signifikan untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi. Pemulihan ekonomi sudah terjadi pada dua sisi, yaitu sisi
permintaan (perbaikan inflasi) dan sisi produksi (kenaikan indeks PMI),
di mana program dan kebijakan PC-PEN sejak awal diarahkan untuk
pemulihan ekonomi dari kedua sisi.
Mengutip catatan utilitas industri dari Kementerian Perindustrian,
hingga periode terakhir (April-Oktober 2020) rata-rata utilisasi total
sebesar 56.5%, mengalami kenaikan dari periode April – September 2020
yang sebesar 55.3%. Menurut Menko Airlangga Peningkatan utilisasi
terjadi pada beberapa sektor industri antara lain: Industri percetakan
(40%), Industri bahan kimia (68%), industri logam dasar (38%), industri
komputer dan barang elektronik (55%), industri alat angkutan lainnya
(45.2%) dan industri furnitur (47). Laporan IHS Markit juga memberikan
catatan bahwa ekspansi pabrikan masih terbatas, dimana investasi yang
terjadi masih melanjutkan kapasitas produksi dan pesanan periode
sebelumnya. Oleh karena itu, upaya untuk mendorong permintaan
domestik sangat penting dalam mendukung ekspansi kapasitas produksi
dan pesanan baru. Menurut Menko Airlangga untuk menjaga momentum
perbaikan indeks PMI melalui ekspansi kapasitas produksi, kita
memerlukan dorongan untuk meningkatkan permintaan domestik, dengan
memberikan dukungan kepada sektor IKM dan industri padat karya, serta
dukungan pembiayaan usaha, insentif fiskal, dan penyederhanaan
peraturan. Catatan lain dari laporan tersebut yang perlu mendapat
perhatian, adalah:Pertumbuhan penjualan masih terbatas, dengan adanya
surplus kapasitas operasi dan penumpukan pekerjaan. Hal yang perlu
mendapat perhatian untuk perbaikan pada sisi produksi adalah kemudahan
untuk kegiatan perekrutan pekerja yang selama sembilan bulan terakhir
4
menghadapi peningkatan PHK akibat pandemi.Rantai pasok untuk
ketersediaan bahan baku selama masa pandemi mengalami hambatan,
terutama kurangnya tenaga distributor yang menyebabkan penundaan
pengiriman. Kenaikan biaya input pada bulan November 2020
menyebabkan harga bahan baku meningkat, dan depresiasi rupiah yang
mendorong inflasi menjadi lebih tinggi. Kondisi ini menyebabkan beban
biaya kepada konsumen menjadi lebih tinggi, meskipun kenaikan harga
output masih relatif rendah. Mayoritas korporasi mengharapkan output
produksi semakin meningkat sejalan dengan membaiknya sisi permintaan.
Demikian pula dengan catatan dari tren impor bahan baku dan bahan
penolong, yang hingga Oktober terus mengalami penurunan, pada bulan
November 2020 mulai sedikit menunjukkan adanya kenaikan, yang
menandai ekspansi kegiatan produksi domestik.Pada bulan Desember,
selama ini digelar event Hari Belanja Online (harbolnas) yang dilakukan
oleh platform marketplace digital yang diharapkan akan menaikkan
sentimen permintaan, sehingga korporasi dan industri dapat mengambil
kesempatan untuk meningkatkan kapasitas produksinya.Kondisi yang
semakin baik ini, dan upaya untuk menjaga momentum tren ekspansif,
baik dari sisi permintaan maupun sisi produksi, diharapkan dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2020 semakin baik,
dibandingkan dengan periode sebelumnya. Menurut Menko Airlangga
Untuk melanjutkan tren positif pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-
2020, kita perlu menjaga momentum perbaikan kegiatan ekonomi, baik
dari sisi permintaan maupun produksi.
5
manusia dan hewan. Pada manusia, biasanya menyebabkan infeksi
saluran pernafasan, dari flu biasa hingga penyakit serius. Dalam kasus
yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan pneumonia, SARS, gagal
ginjal, dan kematian. Terkait Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) telah menyatakan penyakit tersebut sebagai pandemi, karena
semua warga dunia mungkin terinfeksi Covid-19. Menurut data yang
dilansir bps.go.id pada 30 Januari 2020, WHO menyatakan wabah
Covid-19 sebagai Public Health Emergency of International Convern
atau Darurat Kesehatan Global dengan pertimbangan bahwa virus ini
telah menyebar ke lima wilayah WHO hanya dalam satu bulan saja.
Sampai dengan 31 Maret 2020, jumlah kasus terdeteksi sebanyak
754.948 yang tersebar di 202 negara dengan jumlah penderita yang
meninggal mencapai 36.571 jiwa.
6
membuat banyak komoditas sulit ditemukan atau langka, dan harga
komoditas terus naik yang dapat mengakibatkan terjadinya inflasi. Akibat
isolasi di beberapa daerah, bahan baku industri juga dibatasi. Misalnya
pada awal pandemi Covid-19, peredaran masker di pasar menjadi langka
akibat keresahan sosial, kemudian konsumen membeli masker sebagai
persediaan, dan harga masker pun naik. Produksi masker di Indonesia
juga mengalami penurunan karena pabrik kekurangan bahan baku yang
diimpor dari China. Indonesia mengandalkan bahan baku impor karena
Indonesia tidak memiliki cukup pasokan untuk memproduksi masker
sesuai permintaan. Tidak hanya impor, beberapa ekspor Indonesia ke
China juga mengalami penurunan. Akibat pandemi Covid-19, otomatis
China akan mengurangi jumlah permintaan. Selain itu, banyak pabrik di
China yang mengurangi produksinya karena kebanyakan orang tidak bisa
bekerja akibat virus Covid-19.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyebab inflasi terjadi pada masa pandemic ini adalah, pertama
natural inflation, yakni inflasi yang diakibatkan oleh sebab-sebab alamiah
dimana manusia tidak mempunyai kendali atasnya (dalam hal
mencegah), inflasi ini adalah inflasi yang di akibatkan oleh turunnya
Penawaran Agregatif (AS) atau naiknya Permintaan Agregatif (AD).
8
Pemulihan ekonomi sudah terjadi pada dua sisi, yaitu sisi permintaan
(perbaikan inflasi) dan sisi produksi (kenaikan indeks PMI), di mana
program dan kebijakan PC-PEN sejak awal diarahkan untuk pemulihan
ekonomi dari kedua sisi.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://portal.kominfo.go.id/berita/kini/4919
https://m.kumparan.com/amp/ayu-winarni/dampak-pandemi-covid-19-aktivitas-
produksi-menurun-1urqmt7yGGC
10