Juni 2020
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
…………………………………………………………………………I
DAFTAR ISI
…………………………………………………………………………………..II
BAB I PENDAHULUAN
……………………………………………………………………...1
1.1 Judul ……………………………………………………………………………1
1.2 Latar Belakang
………………………………………………………………...1
1.3 Rumusan Masalah
……………………………………………………………..2
1.4 Tujuan
…………………………………………………………………………..2
1.5 Variable
…………………………………………………………………………3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
……………………………………………………………….4
2.1 Penelitian Terdahulu
…………………………………………………………...4
2.2 Landasan Teori
…………………………………………………………………4
2.2.1 Covid-19 …………………………………………………………………………4
2.2.2 Definisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara …………………………5
2.2.3 Dampak Pandemi Covid-19 Pada Perekonomian Indonesia ………………...8
2.2.4 Kebijakan Keuangan Negara untuk Penanganan Pandemi Covid-19 di
Indonesia ……………………………………………………………………….9
2.2.5 Implementasi Kebijakan Keuangan Negara …………………………………10
II
BAB III METODE PENILITIAN …………………………………………………………….11
3.1 Metode Penilitian ……………………………………………………………...11
3.2 Pembahasan ……………………………………………………………………11
3.3 Kesimpulan …………………………………………………………………….13
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………..16
LAMPIRAN …………………………………………………………………………………….17
III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Judul
PENGARUH COVID 19 TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
DALAM SEGI ANGGARAN PENDAPATAN DAN PEMBELANJAAN NEGARA
1
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020
mengenai Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk
Penanganan Pandemi Covid-19. Perppu tersebut secara garis besar membahas dua hal,
yang pertama kebijakan keuangan negara dan keuangan daerah, yaitu mengatur
kebijakan pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Kedua adalah kebijakan stabilitas sistem
keuangan yang meliputi kebijakan untuk penanganan permasalahan lembaga keuangan
yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan negara,
kegiatan ekonomi yang sempat terhambat dan dibatasi membuat banyak sektor
mengalami tekanan, kemudian upaya pemerintah menanggulangi Covid-19 adalah
beberapa faktor yang membuat ketidakstabilan antara pendapatan dan pengeluaran yang
dilakukan oleh negara. Terhitung APBN pada tahun 2019 untuk pendapatan negara
adalah 2.165,7 T dan dengan jumlah belanja negara 2.461,1 T sedangkan pada tahun
2020 pendapatan negara turun menjadi 1.760,9 T dan belanja negara naik menjadi
2.613,8 T sehingga defisit meningkat dari 295,4 T menjadi 852,9 T, angka tersebut
merupakan peningkatan defisit terbesar selama beberapa tahun belakangan ini.
I. Bagaimana cara untuk tetap menjaga kestabilan ekonomi ditengah pandemi yang terus
berlangsung ini?
II. Langkah langkah apa saja yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk mengembalikan
kestabilan APBN setelah pandemi berakhir?
1.4 Tujuan
Ada beberapa hal penting yang menjadi tujuan dari studi ini. Beberapa hal penting
2
tersebut, ialah :
I. Tujuan umum
Memberikan solusi untuk menstabilkan APBN kembali
1.5 Variable
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.1 Covid-19
Virus corona adalah zoonosis, artinya cara penyebaran virus ini bisa ditularkan dari
hewan ke manusia. Penyelidikan yang telah dilakukan secara terperinci menemukan bahwa
SARS-CoV ditularkan dari musang ke manusia, dan MERS-CoV dari unta arab ke manusia.
Tetapi ada beberapa jenis virus corona pada hewan yang sampai saat ini diketahui belum
menginfeksi manusia.Pada 31 Desember 2019, kantor WHO di China diberitahu tentang kasus
pneumonia yang penyebabnya tidak diketahui terdeteksi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
4
Kemudian pada 7 Januari 2020 pihak berwenang China mengidentifiasikan bahwa penyebabnya
adalah virus corona baru (novel coronavirus).
Pada tanggal 11 Februari 2020, WHO memberi nama khusus untuk penyakit yang
disebabkan oleh virus corona baru, yaitu COVID-19 yang adalah singkatan dari coronavirus
disease 2019 (penyakit virus corona 2019). Belakangan virus corona baru itu juga diberi
nama SARS-CoV-2, singkatan dari severe acute respiratory syndrome coronavirus 2.Meski virus
corona berasal dari hewan, namun cara penyebaran virus ini pada manusia umumnya menular
dari orang yang telah terinfeksi ke orang lain dari jarak dekat (sekitar 6 kaki atau 180 cm).
Apa saja cara penularan virus corona dari orang ke orang itu? Diperkirakan penularannya
bisa melalui:
5
mencapai stabilitas perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas 20 pembangunan
secara umum. Dalam menyusun APBN, perencanaan alokasi belanja negara diarahkan
untuk mendorong alokasi sumber-sumber ekonomi agar dapat digunakan secara
produktif, yaitu terjadinya realokasi faktor-faktor produksi yang akan digunakan secara
lebih efisien dan efektif untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi
khususnya dalam stabilitas perekonomian nasional. Oleh karena itu, pemerintah perlu
menyusun langkah-langkah peningkatan kualitas belanja negara dengan mengutamakan
belanja modal sebagai pendukung pendanaan bagi kegiatan pembangunan,
mengefisienkan pendanaan bagi kegiatan-kegiatan yang bersifat konsumtif, dan
menghindari peningkatan pengeluaran wajib. Belanja modal difokuskan untuk
mendukung program infrastruktur, mendukung target pertumbuhan ekonomi, dan
perbaikan kesejahteraan rakyat, infrastruktur pertanian, dan infrastruktur energi serta
komunikasi (Lestari, 2011). Sebelum tahun 1999 prinsip APBN adalah anggaran
berimbang dinamis, dimana jumlah penerimaan negara selalu sama dengan pengeluaran
negara, dan jumlahnya diupayakan meningkat dari tahun ke tahun. Sejak tahun 1999
hingga sekarang, prinsip anggaran yang digunakan adalah anggaran surplus/defisit.
Sejalan dengan itu, format dan struktur APBN berubah dari T-Account menjadi I-
Account.
Perbedaan antara prinsip anggaran surplus/defisit dengan prinsip anggaran
berimbang adalah bahwa : 1) Pinjaman luar negeri tidak dicatat sebagai sumber
penerimaan, melainkan sebagai sumber pembiayaan, dan 2) Defisit anggaran ditutup
dengan sumber pembiayaan dalam negeri ditambah sumber pembiayaan luar negeri
bersih. Apabila belanja lebih kecil daripada anggaran, disebut sebagai anggaran surplus.
Sebaliknya, apabila anggaran lebih kecil 21 daripada pengeluaran atau pengeluaran lebih
besar daripada anggaran, disebut anggaran defisit. Masing-masing kebijakan anggaran
mempunyai kecenderungan tersendiri. Pada sistem anggaran berimbang misalnya,
perekonomian cenderung berjalan stabil jika dibandingkan dengan kebijakan anggaran
defisit dan surplus. APBN terdiri dari pendapatan negara dan hibah, belanja negara, dan
pembiayaan adalah merupakan instrumen utama kebijakan fiskal untuk mengarahan
perekonomian nasional dan menstimulus pertumbuhan ekonomi sehingga besarnya
penyerapan akan berdampak pada semakin besarnya daya dorong terhadap pertumbuhan
6
dan sebaliknya. Kebijakan APBN diharapkan dapat merespon dinamika rakyat, baik yang
terkait dengan perkembangan perekonomian secara luas, maupun perkembangan
kehidupan rakyat itu sendiri, sehingga diperlukan kebijakan fiskal yang fleksibel (Lestari,
2011). Struktur APBN terdiri dari pendapatan negara dan hibah, belanja negara,
keseimbangan primer, surplus/defisit, dan pembiayaan. Sejak tahun anggaran 2000,
Indonesia telah mengubah komposisi APBN dari T-account menjadi I- account sesuai
standar statistik keuangan pemerintah, Government Finance Statistics (GFS).
Defisit Anggaran
Definisi Defisit Anggran Menurut Rahardja dan Manurung (2004) defisit
anggaran adalah anggaran yang memang direncanakan untuk defisit, sebab pengeluaran
pemerintah direncanakan lebih besar dari penerimaan pemerintah (G>T). Anggaran yang
defisit ini 22 biasanya ditempuh bila pemerintah ingin menstimulasi pertumbuhan
ekonomi. Hal ini umumnya dilakukan bila perekonomian berada dalam kondisi resesi.
Definisi dari defisit anggaran menurut Samuelson dan Nordhaus adalah
suatu anggaran dimana terjadi pengeluaran lebih besar dari pajak. Sedangkan menurut
Dornbusch, Fischer dan Startz defisit anggaran adalah selisih antara jumlah uang yang
dibelanjakan pemerintah dan penerimaan dari pajak. Dornbusch, Fischer, dan Startz
mengatakan bahwa Pemerintah secara keseluruhan, terdiri dari Departemen Keuangan
bersama Bank Sentral dapat membiayai defisit anggarannya dengan dua cara yaitu
dengan menjual obligasi maupun ”mencetak uang”. Bank Sentral dikatakan ”mencetak
uang” ketika Bank Sentral meningkatkan stok uang primer, umumnya melalui pembelian
pasar terbuka dengan membeli sebagian utang yang dijual Departemen Keuangan
(Efendi, 2009). Ada dua kemungkinan jenis hubungan yang terjadi antara defisit
anggaran dengan pertumbuhan uang. Pertama, dalam jangka pendek kenaikan defisit
yang disebabkan karena kebijakan ekpansioner akan cenderung menaikan suku bunga
nominal dan riil. Jika Bank Sentral menjaga supaya suku bunga tidak naik, maka
dilakukan tindakan dengan meningkatkan pertumbuhan uang. Kedua, pemerintah dengan
sengaja menaikan persediaan uang dengan maksud agar mendapat penerimaan
pemerintah dalam jangka panjang (Efendi, 2009). Terdapat beberapa definisi defisit,
secara konvensional defisit dihitung berdasarkan selisih antara total belanja dengan total
pendapatan termasuk hibah. Sementara itu, pengertian kedua adalah defisit moneter.
7
Defisit moneter adalah 23 selisih antara total belanja pemerintah (di luar pembayaran
pokok hutang) dengan total pendapatan (di luar penerimaan hutang). Pengertian ketiga
adalah defisit operasional, yaitu defisit moneter yang diukur dalam nilai riil dan bukan
nilai nominal.
Definisi yang terakhir adalah defisit primer. Defisit primer merupakan
selisih antara belanja (di luar pembayaran pokok dan bunga hutang) dengan total
pendapatan. Selain itu, masih terdapat beberapa definisi dari defisit dan sangat tergantung
pada kriteria yang digunakan serta tujuan analisis. Biasanya pilihan konsep defisit yang
tepat tergantung oleh beberapa faktor, antara lain yaitu jenis ketidakseimbangan yang
terjadi, cakupan pemerintah (pemerintah pusat, konsolidasi pemerintah, dan sektor
publik), metode akuntasi (cash dan accrual basis), dan status dari contingent liabilities.
8
dapat memanfaatkan ketersediaan dana yang masih tersimpan. Namun apabila pandemi ini tidak
kunjung membaik, dampak keuangannya akan mulai dirasakan pada beberapa bulan berikutnya
karena adanya penurunan pendapatan yang tajam dan masalah likuiditas. Oleh karena itu instansi
pemerintahan, baik pemerintah pusat ataupun daerah, perlu mengerahkan kekuatan bersama
dalam penanggulangan penyebaran pandemi ini dengan memprioritaskan anggaran pemerintah di
bidang kesehatan dan sosial. Disaat yang sama pemerintah perlu menanggulangi dampak
ekonomi dan keuangan, dengan target pada masyarakat yang terdampak karena menurunnya
daya beli.
9
hanya berdampak pada tahun ini saja, tetapi juga dapat berlanjut untuk beberapa tahun ke depan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan antisipasi yang memadai diikuti oleh pengambilan keputusan
secara tepat, khususnya bagi instansi pemerintah untuk dapat meminimalisasi dampak negatif
pada sektor ekonomi dan keuangan negara. Berikut adalah saran untuk instansi pemerintahan
sebagai alternatif solusi mengacu kepada berbagai payung hukum yang telah dibuat Pemerintah,
sebagai berikut:
1. Penyusunan kembali skala prioritas belanja. Hal pertama yang dapat dilakukan oleh
pemerintah, baik pusat maupun daerah, adalah melakukan analisis atas belanja yang telah
dianggarkan pada awal periode. Setelah itu pemerintah harus menentukan skala prioritas
dengan mengurutkan anggaran belanja berdasarkan tingkat urgensinya. Pemerintah dapat
melakukan refocusing pada anggaran terutama untuk bidang kesehatan dan
sosial. Refocusing anggaran belanja ini juga diperlukan karena merosotnya asumsi
anggaran pendapatan.
2. Realokasi belanja. Pengalokasian kembali terutama namun tidak terbatas pada upaya
pengalokasian anggaran belanja modal ke belanja operasional. Hal ini penting untuk
dilakukan karena prioritas utama kini menuju ke arah penanggulangan Covid-19 serta
berbagai efek dominonya. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan mengurangi/menghentikan
sementara kegiatan pembangunan infrastruktur, maupun kegiatan investasi lainnya
direalokasikan untuk pengeluaran penanggulangan Covid-19. Pemerintah dapat juga
melakukan pemangkasan pada belanja-belanja tertentu misalnya pengeluaran untuk
perjalanan dinas, belanja rapat, bimbingan teknis, penyuluhan, dan sejenisnya untuk
dialihkan pada penanganan Covid-19.
3. Pemanfaatan Saldo Anggaran Lebih (SAL), dana abadi, dana yang dikuasai pemerintah
dengan kriteria tertentu, dan dana yang dikelola oleh BLU/BLUD. Instansi pemerintah
pusat maupun daerah dapat memanfaatkan sumber pendanaan tersebut sesuai dengan
peruntukannya untuk penanganan dampak Covid-19 dan persiapan masa recovery.
4. Penetapan kebijakan relaksasi perpajakan pusat dan daerah. Memberikan stimulus kepada
sektor bisnis dan masyarakat, perlu dilakukan pengurangan beban, penurunan tarif pajak,
serta perpanjangan waktu pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan.
BAB III
10
METODE PENELITIAN
Dalam karya tulis ini kami menggunakan penelitian kepustakaan, yaitu dalam
proses pengambilan datanya tidak perlu terjun kedalam lapangan secara langsung
melainkan kami mengambil dari sumber referensi yang mendukung suatu penelitian ini.
Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yaitu menyimak
serta mencatat informasi penting dalam melakukan analisis data dengan cara reduksi data,
display data, dan gambaran kesimpulan mengenai studi literatur untuk dikembangkan
dalam penelitian ini.
3.2 Pembahasan
Pada kasus Indonesia merupakan kombinasi dua unsur yang terjadi secara
bersamaan, dimana unsur eksternal berupa kepanikan keuangan dan lemahnya ekonomi
nasional baik sektor perbankan maupun riil. Kedua faktor tersebut saling
mempengaruhi dimana ketika gejolak eksternal timbul, perekonomian nasional yang
lemah sangat mudah terkena dampak negatif sehingga gejolak yang terjadi dalam
waktu yang singkat berubah menjadi krisis ekonomi yang terjadi saat ini yang
dirasakan oleh negara kita
Salah satu contohnya adalah seorang pedagang yang biasa berjualan di tempat keramaian
seperti pasar menjadi tidak bisa berjualan, karena saat ini pasar sedang ditutup untuk
mengurangi penyebaran virus corona ini semakin meningkat. Akibatnya pedagang itu tidak
mempunyai penghasilan tetap karena masyarakat harus tetap memenuhi kebutuhan hidup
mereka dengan adanya covid-19 ini masyarakat sulit untuk memenuhi kebutuhan mereka
sehari-hari dari itu bagaimana kita secara bersama – sama membantu yang mempunyai
kelebihan bisa membantu yang berkekurangan sesuai apa yang dianut oleh Indonesia. Covid-
19 memberikan dampak buruk terhadap perekonomian masyarakat di Indonesia. Sistem
perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber
11
daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Tetapi
semenjak adanya pandemi ini negara memiliki krisis ekonomi yang diperkirakan menjadi
lemah dari tahun-tahun sebelumya ,bahkan menurut penuturan Menteri Keuangan bahwa
pertumbuhan ekonomi bisa tertekan hingga level 2,5 % hingga 0 % hal itu bisa terjadi
ketika tidak di lakukan strategi pencegahan yang baik dan tepat untuk mengatasi hal
tersebut, dan saat ini negara telah menambahkan intensive untuk petugas kesehatan sebesar 20
% dan jumlah bidang kesehatan sebesar 6,1 Triliun dan juga pada saat ini dan juga hal
ini menjadi perhatian bagi ekonomi global pada saat ini termasuk negara asean karena
itu Mentri keunggan menyampaikan bahwa dalam rapat bersama Gubernur Bank dan para
Mentri keuangan se ASEAN membicarakan strategi-strategi penanganan untuk tetap menjaga
kestabilan perekonomian global yang sedang terancam saat ini karen covid-19 termasuk
ekonomi nasional juga mengalami dampak dari Covid-19 saat ini dan dalam rapat di
sampaikan bagaimana ekonomi global merespon Covid ini karen menjadi perhatian khusus
saat ini. Dalam rapat di sampaikan juga bagaimana mencari obat-obatan untuk mencegah
Covid-19 tetapi saat ini belum ditemukan obat untuk Covid-19. Dan saat ini untuk kita
ketahui bersama bahwa hal yang akan kita tangani saat ini menggunakan skala prioritas
mana yang penting sesuai apa yang dikatakan presiden bahwa yang menjadi Fokus utama
ialah Kesehatan tetapi juga sektor lain juga diperhatikan dan tidak ditinggalkan juga karena
saling menunjang.dan yang menjadi hal yang dilakukan adalah Indonesia merupakan negara Asia
pertama yang mampu menerbitkan Global Bonds( surat utang) sejak adanya Covid-19
dan bertujuan untuk menjaga pembiayaan secara aman dan menambah cadangan devisa bagi
bank Indonesia Hal itu menunjukan bahwa masih ada kepercayaan Pasar Keuangan Global
atas pengelolaan kebijakan APBN yang prudent dan kebijakan makro yang baik/sound
kementrian keuangan terus menjaga dan berkomitmen untuk menjaga prinsip-prinsip
kehati-hatian Akuntabilitas dan Transparansi dalam menjaga APBN karena menjadi
Instrumen penting dalam tercapai tujua bernegara dan untuk menjaga Negara dalam
menghadapi berbagai tantangan berat seperti yang saat ini terjadi yaitu ancaman Covid-
19.dampak yang dialami sector ekonomi saat ini adalah
1. untuk pekerja yang dirumahkan dan kena PHK, lebih dari 1,5 juta,” . Dari jumlah
ini, 90 persen dirumahkan dan 10 persen kena-PHK. Sebanyak 1,24 juta orang
adalah pekerja formal dan 265 ribu pekerja informal.
12
2. untuk pekerja yang dirumahkan dan kena PHK, lebih dari 1,5 juta,” . Dari jumlah
ini, 90 persen dirumahkan dan 10 persen kena-PHK. Sebanyak 1,24 juta orang
adalah pekerja formal dan 265 ribu pekerja informal.
4. Inflasi peningkatan harga secara umum dan terus menerus Maret 2020 mencapai
2,96 persenyear-on-year (yoy). Inflasi ini disumbangkan oleh harga emas perhiasan
dan beberapa komoditas pangan
6. kunjungan turis turun hingga 6.800 per hari, khususnya turis dari Cina.
7. Angka kehilangan pendapatan disektor layanan udara mencapai Rp207 miliar. Sekitar
Rp4,8 miliar diantaranya disumbang dari penerbangan dari dan ke Cina.
8. Penurunan okupansi/ penempatan pada 6 ribu hotel turun hingga 50persen. Selain itu,
kataSri, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama juga memperkirakan
potensi kehilangan devisa pariwisata bisa mencapai setengah dari tahun lalu.
3.3 Kesimpulan
Bisa disimpulkan bahwa tujuan utama dari analisis ini adalah melihat
dampak dari Covid-19 bagi perekonomian Indonesia saat ini yang lebih
komprehensif dari berbagai alternatif skenario penanganan pandemi Covid-19,
dalam hal ini skenario intervensi minimal, skenario intervensi kuat (suppresionmisal
melalui pembatasan sosial berskala besar yg efektif); dan skenario intervensi
kuat dibarengi dengan stimulus fiskal. kombinasi daribenefit cost analysis
sederhana, . Hasil analisis menyimpulkan bahwa, betul intervensi kuat untuk
meminimalisasi penyebaran virus Covid-19 dapat menurunkan pertumbuhan
ekonomi lebih parah dibandingkan skenario minimal intervension. Akan tetapi,
kesimpulan ini hanya berbas variabel yaitu pertumbuhan ekonomi, yang tentunya,
13
bukan satu-satunya faktor ekonomi penting dalam analisis ekonomi. Kedua,
kesimpulan yang berbeda didapatkan dalam konteks jangka panjang, dimana justru
pertumbuhan ekonomi jangka panjang dapat lebih tertekan kalau skenario yang
terjadi adalah intervensi minimal. Dapat disimpulkan bahwa kerugian ekonomi dari
strategi intervensi kuat (supression jauh lebih rendah dari pada kerugian ekonomi
skenario intervensi minimal. dari mortalitas. Tentunya banyak ketidak sempurnaan
dalam analisis ini. Hasilnya sangat mungkin sensitif terhadap asumsi-asumsi yang
digunakan. Kajian selanjutnya, atau lebih formal, tentunya memerlukan sensitivity
analysis terhadap asumsi-asumsi dan parameterisasi yang dilakukan. Walaupun
demikian, dalam artikel ini penulis telah mencoba untuk membuat asumsi se-
plausible mungkin dan juga mengandalkan referensi-referensi yang kredibel. Kritik
dan saran untuk penyempurnaan dari analisis ini akan disambut dengan tangan
terbuka dan apresiasi. Kemudian, analisis ini juga tidak dimaksudkan untuk
meramalkan apa yang akan terjadi. Terlalu banyak ketidakpastian dalam tahapan
krisis Covid-19 ini dan informasi berubah cepat. Akan tetapi analisis ini mudah-
mudahan bisa memberikan gambaran yang lebih utuh bagaimana sebaiknya
aspek ekonomi ditempatkan dalam memilih strategi terbaik dalam mengelola
kebijakan di era krisis Covid-19 yang sekarang masih berlangsung.
Sudutpandang perekonomian Indonesia saat inidemikian juga pertumbuhan
ekonomi, pendapatan masyarakat, apalagi jangka pendek, bukan satu-satunya
faktor penentu kesejahteraan. Nyawa manusia dan kesehatan juga mempunyai nilai
ekonomi yang tinggi yang justru kalau tidak dinilai secara benar dapat
menyebabkan kerugian ekonomi yang lebih besar dalam jangka panjang.ketika
Covid-19 berakhir.Sarantentunya perekonomi sangat penting sebagai implikasi dari
strategi supresi dapat sebagian diredam oleh stimulus fiskal. Akan tetapi seperti yang
dibahas di artikel ini, Oleh karena itu kita, bersama pemerintah, harus sebaik-
baiknya melindungi perekonomian dari dampak Covid-19tersebut. Indonesia bisa
melakukannya karena mempunyai sistem perlindungan sosial yang relatif maju
dibandingkan negara-negara berkembang lainnya. Mari bergandengan tanggan
bersama-sama untuk memelihara perekonomian kita jangan egois karena
sekarang ini dibutuhkan kerjasama sehingga masalah yang di alami oleh bangsa kita dapat
14
diselesaikan dengan baik dan bersama-sama mematuhi perturan dari pemerintah sehingga
Covid-19 dapat berakhir pada waktunya karena ketika kita tidak patuh maka pandemic
akan terus berlangsung karena kurangya kesadaran untuk menaati kebijakan yang telah
pemerintah keluarkan.
15
DAFTAR PUSTAKA
CNBC Indonesia. 2020. Pendapatan Negara Anjlok Rp 472 T Karena Corona. Diakses dari
https://www.cnbcindonesia.com/news/20200406135219-4-150037/sri-mulyani-
pendapatan-negara-anjlok-rp-472-t-karena-corona
Ayu, Wanda. (2020). Memahami Kaitan Perekonomian dan Virus Corona. Diakses dari
https://www.ui.ac.id/ekonom-ui-memahami-kaitan-perekonomian-dan-virus-corona/
Hanoatubun, Silpa. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian Indonesia. Diakses dari
https://ummaspul.e-journal.id/Edupsycouns/article/view/423/240
Steven, Jennifer P, dkk. What Coronavirus could mean for the global economy. Diakses dari
https://hbr.org/2020/03/what-coronavirus-could-mean-for-the-globaleconomy
16
Pradhana, Adya. (2014). Analisis Kualitas Air Sungai Bringin Kota Semarang Menggunakan
Metode Indeks Pencemaran (IP). Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.
LAMPIRAN
- Bagian Kata Pengantar dan Daftar Pustaka dikerjakan oleh kami bersama.
17