Anda di halaman 1dari 11

EKONOMI KESEHATAN

PEMULIHAN PEREKONOMIAN INDONESIA SETELAH KONTRAKSI


AKIBAT PANDEMI COVID-19

DISUSUN OLEH :

Yosinta Kocu

( 201601038 )

Dosen Pengampu :

Reni Permata, AMKeb., SKM.,M.Kes

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP)

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) PAPUA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

SORONG

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
anugrahnya yang diberikan kepada saya sehingga saya bisa menyusun makalah ini, sehubungan
dengan tugas yang harus dikerjakan yang diberikan oleh ibu Reni Permata, AMKeb.,
SKM.,M.Kes untuk mata kuliah Ekonomi Kesehatan.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini
dan akhir kata saya ucapkan terimakasih.

Sorong, 14 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR................................................................................................ 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PEMBAHASAN

A. Kondisi Perekonomian Indonesia Setelah mengalami kontraksi.................... 6

B. Kebijakan Pemerintah Pusat Dalam Pemulihan Perekonomian...................... 7

C. Kondisi Perekonomian Indonesia Setelah Adanya Kebijakan Dari Pemerintah

Pusat................................................................................................................ 8

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami


kontraksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 sebesar -2,07 persen. Hal ini
menyebabkan perekonomian Indonesia pada tahun 2020 mengalami deflasi atau
penurunan drastis karena perkembangan ekonomi di Indonesia mempunyai pegerakan
yang kurang stabil. Perubahan yang terjadi dipengaruhi oleh adanya pandemi Covid-19.

Pemerintah Indonesia mengeluarkan berbagai kebijakan guna mengurangi rantai


penyebaran pandemi Covid-19 namun kebijakan ini menyebabkan berkurangnya jumlah
konsumsi Rumah Tangga (RT) dan konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah
Tangga (LNPRT) padahal kedua konsumsi ini sangat memberi pengaruh atas kontraksi
pada Produk Domestik Bruto (PDB). Konsumsi di Indonesia tidak terkendali karena
situasi yang terjadi dan menyebabkan perekonomian pada konsumsi Rumah Tangga
(RT) mengalami penurunan dari 5,04 persen menjadi -2,63 persen dan konsumsi
Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) mengalami penurunan dari
10,62 persen menjadi -4,29 persen .

Konsumsi Pemerintah mengalami penurunan dari 3,25 persen menjadi 1,94


persen. Hal ini karena Pemerintah mengurangi alokasi di bidang infrastruktur pada tahun
2020 sedangkan anggaran untuk kesehatan lebih ditingkatkan pemerintah sesuai dengan
fokus Pemerintah untuk penanggulangan pandemi di Indonesia.

Tidak hanya konsumsi, investasi juga mengalami penurunan dari 3,25 persen
menjadi 1,94 persen. Penurunan ini mempengaruhi perekonomian di Indonesia.
Penurunan investasi lebih besar atas pengaruh berkurangnya lapangan kerja. Aktivitas
perdagangan yaitu ekspor dan impor dengan pihak luar negeri juga mengalami
penurunan dari -0,87 persen menjadi -7,70 persen pada ekspor dan -7,69 persen menjadi -
17,71 persen pada impor. Meskipun ekspor dan impor terjadi penurunan yang drastis
mempengaruhi nilai dari ekspor neto pada saat kontraksi perekonomian.

Melihat kontraksi pada tahun 2020 Pemerintah mengeluarkan strategi kebijakan


guna memulihkan perekonomian Indonesia. Pemerintah optimis melaksanakan kebijakan

4
dengan konsisten dan membangun kerja sama dengan seluruh komponen bangsa. Hal ini
tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah Pusat namun harus didukung penuh oleh
Pemerintah Daerah sebagai peran utama pada pergerakan pemulihan ekonomi Indonesia
saat ini. Pemerintah Daerah berperan strategis dalam mendorong percepatan dan
efektivitas pemulihan ekonomi serta memahami struktur ekonomi daerah, demografi, dan
kondisi sosial ekonomi masyarakatnya saat Pandemi terjadi. Pemerintah Daerah
mempunyai tolak ukur utama guna mendorong pemulihan perekonomian yaitu kebijakan
yang telah dirancang dalam APBD.

Masyarakat dan pelaku usaha juga memiliki peran strategis dalam pergerakan
pemulihan ekonomi Indonesia. Pemerintah memberikan kemudahan dalam kebijakan
fiskal maupun kebijakan moneter, kedua kebijakan ini dapat disambut dengan positif oleh
masyarakat dan pelaku usaha serta dapat bergerak maju sesuai rancangan Pemerintah
guna memulihkan ekonomi Indonesia yang telah mengalami kontraksi.

Kebijakan dari Pemerintah adalah mengalokasikan dana APBN untuk pemulihan


ekonomi Indonesia bertujuan perekonomian dapat pulih dan kesejahteraan masyarakat.
Kebijakan ini dilakukan dengan meningkatkan konsumsi dalam negeri,
peningkatan aktivitas dunia usaha serta menjaga stabilitasi ekonomi dan ekspansi
moneter. Tiga kebijakan akan dilaksanakan bersamaan sinergi antara pemegang kebijakan
fiskal, pemegang kebijakan moneter dan institusi terkait.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kondisi Perekonomian Indonesia Setelah Mengalami Kontraksi

Pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia mulai awal


kuartal II tahun 2020. Hal ini disebabkan adanya peraturan tentang Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) sehingga menimbulkan lockdown kepada beberapa kota bertujuan
memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19. Peraturan ini menyebabkan
meningkatnya penurunan perekomian pada perusahaan formal maupun non formal.
Penurunan perekonomian menyebabkan munculnya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
disebabkan oleh perusahaan tidak dapat membayarkan upah yang seharusnya. Tidak
hanya itu, penurunan ini banyak yang menyebabkan perusahaan memutuskan untuk
gulung tikar atau bangkrut.

Kontraksi disebabkan adanya penurunan konsumsi. Selain konsumsi untuk


kebutuhan sehari-hari. Pendapatan konsumsi dari sektor transportasi udara sangat
berpengaruh dengan kontraksi yang dialami pada saat pandemi. Adanya peraturan PSBB
menyebabkan masyarakat terbatas dapat berpergian melalui transportasi udara. Dapat
dilihat pendapatan pada sektor pelayanan udara berkurang sekitar lebih dari Rp200
Miliar. Terbatasnya penggunaan transportasi udara mengakibatkan wisatawan asing
maupun lokal tidak dapat menjalankan kunjungan wisata di Indonesia. Hal ini sangat
berdampak kepada kota Bali dimana pendapatan mereka cukup banyak dari wisatawan
yang sedang berkunjung dilihat dari pendapatan hotel dan restoran yang menurun sekitar
50 persen dari biasanya.

Para ekonom menilai kondisi deflasi pada tahun 2020 sangat wajar karena adanya
pandemi Covid-19. Deflasi tidak hanya disebabkan oleh Indeks Harga Konsumen (IHK)
yang menurun tapi disebabkan oleh meningkatnya pengangguran.

6
B. Kebijakan Pemerintah Pusat Dalam Pemulihan Perekonomian

Kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat adalah kebijakan fiskal dan
kebijakan moneter. Kebijakan ini direalisasikan bersama Pemerintah Daerah dan
masyarakat karena keduanya berperan strategis menjalankan kebijakan dengan lancar
bertujuan memulihkan perekonomian Indonesia.

Pemerintah melakukan kebijakan fiskal dengan harapan dapat mengurangi


dampak negatif pada perekonomian Indonesia yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
Selain itu, kebijakan ini bertujuan agar menggerakkan kembali usaha para pelaku usaha
termasuk UMKM. Kebijakan fiskal mempunyai 3  (tiga) stimulus sebagai pergerakan
perubahan, yaitu :

1. Percepatan belanja Pemerintah


Pemerintah melakukan percepatan pencairan belanja modal, mempercepat
penunjukan pejabat perbendaharaan negara, melaksanakan tender, mempercepat
pencairan belanja bantuan sosial dan tranfer ke dana daerah dan desa.
Tujuan percepatan ini mengarahkan agar dapat adaptasi dengan kebiasaan yang
baru secara bertahap, menyelesaikan permasalahan yang terjadi pasca pandemi,
dan penguatan reformasi untuk keluar dari middle income trap.
2. Relaksasi pajak penghasilan
Pemerintah meringankan besaran pajak dengan menanggung pajak
penghasilan Pasal 21, pembebasan impor pajak penghasilan yang terdapat pada
Pasal 22, pengurangan pajak penghasilan Pasal 25, dan pengembalian PPN
dipercepat. Selain relaksasi pajak penghasilan, pemerintah melakukan simplifikasi
dan percepatan proses ekspor impor. Percepatan ekspor impor di utamakan untuk
pedagang terkemuka, penyederhanaan dana pengurangan pembatasan ekspor dan
impor (manufaktur, makanan dan dukungan medis), dan layanan ekspor-impor
melalui ekosistem logistik nasional.
3. Pemulihan ekonomi nasional dengan melaksanakan kebijakan Keuangan Negara
melalui relaksasi APBN.
Relaksasi APBN mempersiapkan defisit yang dapat melampaui 3 persen
dengan tujuan tahun 2023 akan kembali seperti semua ke level maksimal 3

7
persen. Relaksasi akan berkaitan dengan alokasi belanja antar organisasi, antar
fungsi, dan antar program serta mandatory spending. Relaksasi alokasi atau
realokasi Belanja Pemerintah Daerah, Pemberian Pinjaman kepada LPS,
Penerbitan SUN dan SBSN untuk dapat dibeli oleh Bank Indonesia , BUMN,
investor korporasi dan/atau investor ritel.  Penggunaan sumber anggaran alternatif
antara lain SAL, dana abadi pendidikan, dan dana yang dikelola oleh Badan
Layanan Umum.

C. Kondisi Perekonomian Indonesia Setelah Adanya Kebijakan Dari Pemerintah Pusat

Berdasarkan kurva diatas menunjukkan bahwa kurva AD-AS yang terjadi disaat
Indonesia mengalami kontraksi. Pada saat Indonesia mengalami kontraksi yang
diakibatkan oleh menurunnya jumlah uang yang beredar menyebabkan kurva aggregat
demand bergeser ke kiri. Pada saat penurunan ekonomi adanya pergeseran titik
keseimbangan dari E1 menjadi E2 lalu perlahan bergerak menjadi E3.

Oleh karena itu, Pemerintah akan melakukan kebijakan fiskal berupa intensif


pajak dan belanja membuat konsumsi belanja RumahTangga pada masyarakat meningkat.
Selain itu, Pemerintah terus memantau kebijakan moneter dengan tujuan jumlah uang
beredar akan meningkat dan menurunkan tingkat bunga. Manfaat dari penurunan tingkat
bunga adalah meningkatnya daya tarik para investor untuk melakukan investasi sehingga
membantu Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat dan memulihkan ekonomi
Indonesia. Pemerintah harus melaksanakan kebijakan moneter agar mempertahankan
jumlah uang yang beredar di masyarakat dan suku bunga yang mempengaruhi investasi.

8
Berdasarkan kurva diatas , kebijakan yang diberikan oleh Pemerintah dalam
rangka pemulihan perekonomian nasional dampak dari pandemi Covid-19 menyebabkan
Pemerintah melaksanakan kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter. Pelaksanaan
kebijakan dengan defisit APBN meningkatkan belanja pemerintah serta pemberian
insentif pajak. Hal ini bertujuan agar masyarakat mampu mencukupi daya belinya
sehingga kurva aggregate demand (AD ) mengalami pergeseran ke kanan menjadi AD .
1 2

Hal ini menyebabkan kembalinya keawal output Y yang telah berubah menjadi Y , 1

menjabarkan bahwa adanya kenaikan income pada perekonomian Indonesia. Kebijakan


inipun sangat berpengaruh pada kenaikan harga, inflasi dapat dilhat dari naiknya
P  menjadi P . Dapat disimpulkan kebijakan dapat membantu pemulihan ekonomi
1 2

Indonesia menjadi seperti awal bahkan lebih baik.

9
BAB III

PENUTUP

Pandemi Covid -19 sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia pada


tahun 2020. Pandemi ini mengakibatkan adanya penurunan kepada semua komponen
produk domestik bruto (PDB) kecuali pengeluaran konsumsi pemerintah. Komponen
produk domestik bruto (PDB) yang mengalami penurunan bahkan kontraksi disebabkan
oleh adanya pandemi Covid-19 yang masuk ke Indonesia sehingga pertumbuhan
perekonomian Indonesia termasuk dalam kategori krisis.

Oleh karena itu, Pemerintah mengadakan kebijakan dalam berbagai aspek guna
memajukan perekonomian Indonesia. Pemerintah lebih fokus kepada kebijakan fiskal dan
moneter. Kebijakan fiskal yang diambil mempunyai banyak ragamnya salah satunya
insentif pajak yang sangat berpengaruh. Insentif pajak membuat para masyarakat merasa
keringanan akan kewajiban mereka dan tidak mempengaruhi perekonomian mereka
sehingga masyarakat tetap bisa memenuhi kebutuhan hidupnya seperti sebelumnya.

Tidak hanya itu, Pemerintah melakukan kerja sama dengan Bank Indonesia untuk
memajukan kebijakan moneter. Kebijakan ini bertujuan menurunkan jumlah uang yang
beredar dan suku bunga pada bank. Ketika suku bunga mengalami penurunan pada saat
itu juga para investor menginvestasikan kepemilikan mereka kembali.

Semua kebijakan yang telah dirancang oleh Pemerintah memiliki tujuan agar
output pendapatan pada PDB dapat kembali seperti awal dan mengalani peningkatan,
tidak hanya itu tujuan lain adalah agar Indonesia mengalami inflasi kembali dan tingkat
pengangguran di Indonesia berkurang.

Dapat disimpulkan ekonomi di Indonesia berdasarkan fakta saat ini semakin


membaik karena adanya rancangan kebijakan dari Pemerintah. Indonesia mengalami
pertumbuhan ekonomi (PDB) sebesar 3,69 persen sepanjang tahun 2021, lebih tinggi
dibandingkan tahun 2020 yang sempat mengalami kontraksi. Struktur ekonomi Indonesia
secara spasial didominasi oleh beberapa provinsi di Pulau Jawa sebagai kontribusi
terbesar dan pesatnya peningkatan pada kinerja ekonomi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N. Gregory. 2016. Macroeconomics ninth edition. New York: Worth


Publisher. Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
124/PMK.01/2017 tentang

Sasaran Inflasi Tahun 2019, Tahun 2020, Dan Tahun 2021. Jakarta: Kementerian
Keuangan.

Nainggolan, Edward UP. 2020. Strategi Kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).


(https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13287/Strategi-Kebijakan-
Pemulihan-Ekonomi-Nasional.html)

Moegiarso, Susiwijono. 2021. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2021 Menembus Zona


Ekspansif. (https://ekon.go.id/publikasi/detail/3196/pertumbuhan-ekonomi-
triwulan-ii-2021-menembus-zona-ekspansif)

Kementerian Keuangan. 2020. “Stimulus Fiskal di tengah Badai Pandemi”

Tim Kementerian Keuangan. 2021. “Informasi APBN 2021 Percepatan Pemulihan


Ekonomi dan Penguatan Reformasi:.
(https://www.kemenkeu.go.id/media/16835/informasi-apbn-2021.pdf)

11

Anda mungkin juga menyukai