Anda di halaman 1dari 32

BERITA ACARA

EKONOMI MAKRO

(KEBIJAKAN FISKAL)

Disusun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah ekonomi makro

Disusun Oleh :

Darul Asmawan 222310045

Rani Wahyuningsih 222310073

AGRIBISNIS B

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

TAHUN AKADEMIK 2023


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari kelompok yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kebijakan Fiskal”.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah bagi pembaca. Bagi
kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini,terima kasih.

Wassalamualaikum wr.wb

Purworejo, 20 November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 2

BAB II ISI

2.1 Definisi Kebijakan Fiskal ................................................................................... 3

2.2 Macam-Macam Kebijakan Fiskal ..................................................................... 4

2.3 Instrumen Kebijakan Fiskal................................................................................ 6

2.4 Tujuan Kebijakan Fiskal ..................................................................................... 7

2.5 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia ............................................................... 8

2.6 Kebijakan Fiskal Pemerintah di masa Pandemi Covid 19................................ 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 11

PERTANYAAN DAN JAWABAN .................................................................................... 12

REKAP NILAI .................................................................................................................... 21

LAMPIRAN PPT ................................................................................................................ 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di bidang ekonomi dan perbankan, pemerintah mengeluarkan dua jenis kebijakan
ekonomi, yaitu kebijakan fiskal dan moneter. Kebijakan fiskal adalah segala jenis
peraturan dan keputusan yang diambil pemerintah demi menjaga stabilitas
perekonomian secara makro. Beberapa sektor terdampak langsung oleh kebijakan fiskal
adalah pendapatan nasional, tingkat pengangguran, inflasi, dan kemiskinan.
Dalam proses pelaksanaannya, jenis kebijakan fiskal terpecah lagi menjadi beberapa
bagian.Kebijakan fiskal juga merupakan konsep pengelolaan ekonomi diperkenalkan
oleh John Maynard Keynes, yang kemudian umum dipakai dunia sejak peristiwa
Depresiasi Besar (Great Depression) terjadi pasca Perang Dunia I tahun 1929. Menurut
Keynes, pemerintah suatu negara sebenarnya punya hak mengatur pengeluaran dan
pemasukan sebuah negara dengan menetapkan pajak dan membuat kebijakan demi
ekonomi makro negara.
Penerapan kebijakan fiskal di Indonesia sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda,
melalui Indische Comptabiliteitswet tahun 1944. Undang-undang tersebut kemudian
diadaptasi pemerintah guna menyusun kebijakan fiskal di Indonesia mulai Proklamasi
sampai tahun 1997 - 2003.Pasca tahun 2003 hingga saat ini, kebijakan fiskal di
Indonesia sudah tidak disadur lagi dari ICW 1944, melainkan berdasarkan pada analisa
perekonomian negara dengan berlandaskan pada UUD 1945. Pihak yang memiliki
wewenang membuat kebijakan fiskal di Indonesia adalah Kementerian Keuangan RI
bersama-sama dengan Presiden.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian kebijakan fiskal?
2. Apa saja macam-macam kebijakan fiskal?
3. Apa saja instrumen kebijakan fiskal?
4. Apa tujuan pemerintah melakukan kebijakan fiskal?
5. Apa contoh kebijakan fiskal di Indonesia?
6. Apa saja kebijakan fiskal pemerintah di masa pandemi Covid 19?

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian kebijakan fiskal
2. Mengetahui macam-macam kebijakan fiskal
3. Mengetahui apa saja instrumen kebijakan fiskal
4. Mengetahui tujuan pemerintah melakukan kebijakan fiskal
5. Mengetahui contoh kebijakan fiskal di Indonesia
6. Mengetahui kebijakan fiskal pemerintah di amsa pandemi Covid 19

2
BAB II

ISI

2.1 Definisi Kebijakan Fiskal


Kebijakan fiskal adalah konsep pengelolaan ekonomi diperkenalkan oleh John Maynard
Keynes, yang kemudian umum dipakai dunia sejak peristiwa Depresiasi Besar (Great
Depression) terjadi pasca Perang Dunia I tahun 1929. Menurut Keynes, pemerintah
suatu negara sebenarnya punya hak mengatur pengeluaran dan pemasukan sebuah
negara dengan menetapkan pajak dan membuat kebijakan demi ekonomi makro negara.
Secara umum, Fiskal merupakan segala urusan yang berkenaan dengan pajak atau
pendapatan negara, Fiskal berasal dari masyarakat dan dianggap oleh pemerintahan
sebagai pendapatan yang digunakan untuk pengeluaran berbagai program-program.
Fiskal digunakan untuk menghasilkan pencapaian terhadap pendapatan nasional,
produksi dan perekonomian serta digunakan untuk perangkat keseimbangan dalam
perekonomian.
Dari segi definisinya, pengertian kebijakan fiskal adalah kebijakan yang diambil
pemerintah demi menjaga pemasukan dan pengeluaran negara tetap stabil sehingga
perekonomian negara bisa bertumbuh baik. Lebih spesifik lagi, menurut OJK
pengertian kebijakan fiskal adalah kebijakan tentang perpajakan, penerimaan, utang
piutang, dan belanja pemerintah dengan tujuan ekonomi tertentu.
Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang dilakukan pemerintah dalam
pengelolaan keuangan negara. Kebijakan fiskal terbatas pada sumber-sumber
penerimaan negara dan alokasi pengeluaran negara, yang tercantum dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Adapun tujuan dari kebijakan fiskal adalah
membuat kondisi perekonomian negara menjadi lebih baik. Menurut Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), kebijakan fiskal adalah kebijakan tentang perpajakan, penerimaan,
utang piutang, dan belanja pemerintah dengan tujuan ekonomi tertentu.

3
2.2 Macam-Macam Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah yang terbagi menjadi beberapa kategori.
Selengkapnya tentang macam-macam kebijakan fiskal adalah sebagai berikut:
1. Dari Segi Teoritis
Dari segi teoretis, jenis kebijakan fiskal di Indonesia terbagi 3, yaitu kebijakan fiskal
fungsional, terencana, dan insidental.
a. Kebijakan Fiskal Fungsional
Kebijakan fungsional adalah dengan meningkatkan kualitas perekonomian pada
tingkat makro yang efeknya hanya dapat dilihat dalam jangka panjang seperti
melihat akibat-akibat tidak langsung terhadap pendapatan nasional terutama guna
meningkatkan kesempatan kerja. Contohnya, dengan pemberian beasiswa
perguruan tinggi, bantuan keuangan awal, dan lainnya.
b. Kebijakan Fiskal Disengaja/Terencana
Kebijakan ini merupakan kebijakan dalam mengatasi masalah ekonomi yang
sedang dihadapi dengan cara memanipulasi anggaran belanja secara sengaja, baik
melalui perubahan perpajakan maupun perubahan pengeluaran pemerintah.Fungsi
kebijakan fiskal ini adalah untuk menangani masalah-masalah tertentu, seperti
epidemi dan krisis ekonomi. Misalnya, alokasi APBN untuk sektor kesehatan
selama pandemi.
Terdapat tiga bentuk kebijakan fiskal yang disengaja yaitu pertama, membuat
perubahan pada pengeluaran pemerintah. Kedua, membuat perubahan pada sistem
pemungutan pajak. Tiga, membuat perubahan secara serentak baik pada
pengelolaan pemerintah atau sistem pemungutan pajaknya.
c. Kebijakan Fiskal Tak Disengaja/Terencana
Kebijakan fiskal yang tidak sengaja merupakan kebijakan dalam mengendalikan
kecepatan siklus bisnis supaya tidak terlalu fluktuatif. Kebijakan ini melindungi
stabilitas ekonomi sektor non-pemerintah dalam bentuk keputusan atau aturan,
seperti penetapan harga eceran maksimum. Jenis kebijakan fiskal tak disengaja,
seperti proposal, pajak progresif, kebijakan harga minimum, dan asuransi
pengangguran.
2. Dari Segi Penerapan
Jenis kebijakan fiskal dari segi implementasinya ada 2, yaitu kebijakan fiskal
ekspansif dan kontraktif.
a. Kebijakan Fiskal Ekspansif

4
Pengertian kebijakan fiskal ekspansif adalah kebijakan yang diambil pemerintah
saat ekonomi melemah dengan menaikkan anggaran belanja serta menurunkan
atau meniadakan pajak bagi sektor tertentu. Fungsi kebijakan fiskal ekspansif
adalah demi meningkatkan daya beli barang, sehingga perusahaan tetap bisa
melakukan produksi tanpa memecat pekerja.
b. Kebijakan Fiskal Kontaktif
Jenis kebijakan fiskal dari segi penerapan berikutnya adalah kebijakan fiskal
kontraktif, kebijakan menurunkan belanja pemerintah dan menaikkan pajak.
Fungsi kebijakan fiskal satu ini adalah untuk mencegah inflasi dan mengurangi
rasio dini.

3. Dari Segi Neraca Pembayaran


Jenis kebijakan fiskal dari segi neraca terbagi 4, yaitu kebijakan fiskal seimbang,
surplus, defisit, dan dinamis.
a. Kebijakan Fiskal Seimbang
Kebijakan fiskal seimbang merupakan kebijakan yang membuat penerimaan dan
pengeluaran menjadi sama jumlahnya. Ada dampak positif dan negatif dari
kebijakan fiskal yang satu ini. Positifnya, negara jadi tidak perlu meminjam
sejumlah dana, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Negatifnya, kondisi
perekonomian akan terpuruk bila ekonomi negara dalam kondisi yang tidak
menguntungkan.
b. Kebijakan Fiskal Surplus
Kebijakan fiskal ini berorientasi pada tujuan untuk menciptakan surplus pada
pendapatan, atau nilai pendapatan yang dibukukan pemerintah lebih banyak
ketimbang pengeluaran. Tujuan dari kebijakan fiskal surplus ini untuk
menghindari terjadinya lonjakan pada nilai inflasi.Untuk mencapai ini, bisa
dilakukan dengan memperkecil anggaran untuk belanja. Selain itu, bisa dengan
melakukan akselerasi pada sejumlah komponen pendapatan, seperti perpajakan
maupun cukai. Intervensi pada kebijakan perpajakan dan cukai, maka akan
mempengaruhi realisasi pendapatan pemerintah.
c. Kebijakan Fiskal Defisit
Kebijakan fiskal defisit merupakan kebalikan dari jenis kebijakan fiskal surplus,
jenis ini berorientasi pada tujuan untuk membuat nilai belanja lebih besar dari
nilai pendapatan.Biasanya, kebijakan ini diambil untuk menyuntik perekonomian

5
agar lebih bergeliat, dalam artian pemerintah negara biasanya bersedia mengalami
defisit dengan meningkatkan belanja anggaran agar perekonomian bisa lebih
terdongkrak.Salah satu kelebihan kebijakan ini adalah mengatasi kelesuan dan
depresi pertumbuhan perekonomian. Sedangkan kekurangannya, negara selalu
dalam keadaan defisit.
d. Kebijakan Fiskal Dinamis
Jenis kebijakan ini merupakan kebijakan fiskal yang sifatnya lebih longgar atau
mudah dilakukan pengaturan saat kondisi berubah signifikan. Kegunaan
kebijakan ini adalah menyediakan pendapatan yang bisa digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pemerintah yang bertambah seiring berjalannya waktu.

2.3 Instrumen Kebijakan Fiskal


Instrumen kebijakan fiskal adalah sektor-sektor yang dimanfaatkan pemerintah guna
menjaga stabilitas ekonomi makro negara. Lebih detail tentang instrumen kebijakan
fiskal di Indonesia di antaranya:
1. Pajak
Poin pertama instrumen kebijakan fiskal adalah pajak dari seluruh sektor domestik
dan luar negeri. Demi mencapai tujuan kebijakan fiskal, pemerintah dapat
memanipulasi pajak dalam bentuk pengurangan, penambahan, penundaan, sampai
peniadaan.
2. Pengeluaran Belanja
Instrumen kebijakan fiskal berikutnya adalah pengeluaran belanja negara, yang juga
bisa dikurangi atau ditambah sesuai kebutuhan. Apabila neraca pembayaran negara
defisit, maka pemerintah bisa mengurangi pengeluaran belanjanya di sektor tertentu,
misalnya penundaan pembayaran THR bagi PNS.
3. Obligasi Publik
Instrumen kebijakan fiskal yang ketiga adalah penerbitan obligasi atau surat utang
bagi warga negara. Berbeda dengan utang luar negeri, obligasi publik memiliki
coupon rate atau bonus komisi saat pemerintah mengembalikan pinjamannya ke
masyarakat.
4. Alokasi Anggaran
Instrumen kebijakan fiskal terakhir adalah alokasi anggaran. Agar tujuan kebijakan
fiskal dalam periode tertentu berhasil, pemerintah punya wewenang memindahkan

6
alokasi anggaran dari satu sektor ke sektor lainnya. Misalnya di masa pandemi,
pemerintah dapat memprioritaskan anggaran untuk fasilitas kesehatan.

2.4 Tujuan Kebijakan Fiskal


Kebijakan fiskal memiliki beberapa tujuan diantaranya yaitu :
1. Menjaga dan Mengembangkan Perekonomian Negara
Poin pertama tujuan kebijakan fiskal adalah demi menjaga stabilitas sekaligus
mengembangkan kondisi ekonomi negara. Penerapan kebijakan fiskal diharapkan
mampu mempengaruhi seluruh sektor ekonomi negara dan memperbaiki masalah di
dalamnya.
2. Meningkatkan Kualitas SDM
Tujuan kebijakan fiskal salah satunya adalah meningkatkan kualitas SDM
masyarakat, terutama dari segi teknologi dan perekonomian.Apabila kualitas SDM
meningkat, harapannya SDM tersebut punya kapabilitas bersaing di dunia kerja
nasional dan internasional, sehingga bisa meningkat kesejahteraan hidupnya.
3. Menjaga Stabilitas Harga Barang
Salah satu tujuan kebijakan fiskal di Indonesia adalah demi menjaga harga barang
tetap terjangkau bagi masyarakat dan terhindar dari fluktuasi karena pihak tidak
bertanggungjawab.Ada banyak faktor yang mempengaruhi harga barang dalam
pasar, mulai dari faktor positif seperti meningkatnya demand sampai faktor negatif
seperti terjadinya penimbunan dan monopoli. Salah satu tujuan kebijakan fiskal di
Indonesia adalah demi menjaga harga barang tetap terjangkau bagi masyarakat dan
terhindar dari fluktuasi karena pihak tidak bertanggungjawab
4. Mendorong Investasi
Tujuan kebijakan fiskal yang terakhir adalah untuk menciptakan iklim investasi
lebih baik bagi pelaku pasar modal, utamanya investor. Sehingga negara bisa
memperoleh lebih banyak pendapatan dari pajak usaha.
5. Kebijakan fiskal bertujuan untuk dapat memacu pertumbuhan ekonomi suatu negara.
6. Kebijakan fiskal memiliki tujuan untuk dapat membuka kesempatan kerja yang luas.
7. Kebijakan fiskal bertujuan untuk dapat mewujudkan keadilan sosial yang ingin
diraih oleh setiap negara.
8. Kebijakan fiskal juga bentuk dari pemerataan serta pendistribusian pendapatan.
9. Kebijakan fiskal dapat mengurangi pengangguran.

7
2.5 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia
1. Tax Amnesty
Contoh kebijakan fiskal di Indonesia pertama yaitu tax amnesty, pembebasan pajak
berupa pengurangan atau peniadaan dalam kurun waktu tertentu bagi masyarakat
yang mau melaporkan seluruh kekayaannya.
2. Subsidi BBM dan Gas
Contoh kebijakan fiskal yang kedua adalah subsidi BBM dan gas. Tujuan kebijakan
fiskal di bidang bahan bakar ini adalah memperlancar mobilitas dan transaksi
ekonomi masyarakat.
3. Penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET)
Contoh terakhir kebijakan fiskal adalah penetapan harga jual maksimum untuk
barang tertentu, yang disebut dengan kebijakan HET. Barang dengan HET umumnya
adalah obat-obatan dan sembako.

2.6 Kebijakan Fiskal Pemerintah di Masa Pandemi Covid 19


Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan yang komprehensif di bidang fiskal dan
moneter untuk menghadapi Covid-19. Di bidang fiskal, Pemerintah melakukan
kebijakan refocusing kegiatan dan realokasi anggaran. Untuk itu, Presiden RI, Joko
Widodo, menerbitkan Inpres No.4/2020, yang menginstruksikan, seluruh
Menteri/Pimpinan/Gubernur/Bupati/Walikota mempercepat refocusing kegiatan,
realokasi anggaran dan pengadaan barang jasa penanganan Covid-19.
Selanjutnya, Kementerian Keuangan akan merealokasi dana APBN sebesar Rp62,3
triliun. Dana tersebut diambil dari anggaran perjalanan dinas, belanja non operasional,
honor-honor, untuk penanganan/pengendalian Covid-19, perlindungan sosial (social
safety net) dan insentif dunia usaha. APBD juga diharapkan di-refocusing dan realokasi
untuk 3 hal tersebut.Penguatan penanganan Covid-19, dilakukan dengan menyediakan
fasilitas dan alat kesehatan, obat-obatan, insentif tim medis yang menangani pasien
Covid-19 dan kebutuhan lainnya. Social safety net diberikan untuk meningkatkan daya
beli masyarakat melalui program keluarga harapan (PKH), Kartu Indonesia Pintar
(KIP), Kartu Sembako dan beras sejahtera. Kementerian/Lembaga/Pemda diharapkan
memperbanyak program padat karya termasuk Dana Desa. Sedangkan insentif dunia
usaha dilakukan untuk membantu pelaku usaha khususnya UMKM dan sektor informal.

8
Kemenkeu juga menerbitkan PMK 23/2020 yang memberikan stimulus pajak untuk
karyawan dan dunia usaha yaitu pajak penghasilan karyawan ditangung Pemerintah,
pembebasan pajak penghasilan impor, pengurangan angsuran PPh Pasal 25. Disamping
itu, pemberian insentif/fasilitas Pajak Pertambahan Nilai yang terdampak Covid-
19.Presiden RI juga memberikan arahan agar Kementerian/Lembaga memprioritaskan
pembelian produk UMKM, mendorong BUMN memberdayakan UMKM dan produk
UMKM masuk e-catalog.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan materi diatas mengenai kebijakan fiskal,dapat disimpulkan bahwa:
• Kebijakan fiskal merupakan upaya pemerintah dalam mengarahkan kondisi
perekonomian untuk menjadi lebih baik melalui pengeluaran dan pendapatan
pemerintah
• Kebijakan fiskal dapat bersifat kontraktif, ekspansif, atau netral tergantung pada
kondisi perekonomian, dan dapat mempengaruhi keseimbangan anggaran aktual
serta siklus ekonomi
• Tujuan dari kebijakan fiskal antara lain adalah untuk mengendalikan keseimbangan
ekonomi, mengarahkan keseimbangan anggaran, meningkatkan pengeluaran
konsumen, mengarahkan investasi, dan mengurangi kesenjangan anggaran

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ocbc.id/id/article/2021/08/12/kebijakan-fiskal-adalah

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-fiskal/

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kebijakan-fiskal/

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13017/Kebijakan-Fiskal-dan-Moneter-
Mengadapi-Dampak-COVID-19.html

11
PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Kelompok 9 Restu Ramadhan


Bagaimana pemerintah dapat mengurangi pengangguran melalui kebijakan fiskal?
Jawab : Pemerintah dapat mengurangi penggangguran melalui kebijakan fiskal dengan
cara:
• Peningkatan Belanja Publik: Mengalokasikan dana untuk proyek infrastruktur besar
yang membutuhkan banyak tenaga kerja.
• Insentif Pajak: Memberikan insentif kepada perusahaan yang menciptakan lapangan
kerja baru, seperti potongan pajak atau kredit pajak.
• Subsidi dan Bantuan: Memberikan subsidi atau bantuan kepada sektor-sektor tertentu
yang bisa menghasilkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan pekerjaan, seperti
sektor energi terbarukan atau teknologi.
• Pelatihan Keterampilan: Menyediakan program pelatihan keterampilan bagi mereka
yang menganggur untuk meningkatkan kemampuan mereka agar lebih sesuai dengan
permintaan pasar kerja.
Kebijakan fiskal ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan peluang kerja,
dan mengurangi tingkat pengangguran.

2. Kelompok 3 Meylin Dwi Hapsari


Apakah adanya ketidakpastian ekonomi mempengaruhi efektivitas kebijakan fiskal?
Jawab : Ya, ketidakpastian ekonomi dapat mempengaruhi efektivitas kebijakan fiskal.
Saat ada ketidakpastian, baik konsumen maupun perusahaan cenderung menjadi lebih
hati-hati dalam pengeluaran dan investasi. Sebagai hasilnya, kebijakan fiskal yang
diterapkan oleh pemerintah mungkin tidak memiliki dampak yang diharapkan karena
respons dari masyarakat dan bisnis menjadi kurang responsif atau cenderung bersifat
kontraktif. Oleh karena itu, dalam mengimplementasikan kebijakan fiskal, pemerintah
perlu mempertimbangkan kondisi ketidakpastian ekonomi untuk memaksimalkan
efektivitas langkah-langkah yang diambil.

12
3. Kelompok 4 Diska Afitasari
Bagaimana cara pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dengan kebijakan fiskal?
Jawab : Pemerintah dapat menjaga stabilitas harga dengan kebijakan fiskal melalui
beberapa cara:
• Kontrol Pengeluaran: Mengendalikan pengeluaran agar tidak terlalu tinggi sehingga
tidak mendorong inflasi yang berlebihan.
• Pajak: Menggunakan kebijakan pajak untuk mengatur permintaan agregat. Pajak
dapat dinaikkan untuk mengurangi belanja konsumen dan mencegah inflasi.
• Subsidi: Memberikan subsidi pada produk-produk pokok atau yang memiliki dampak
signifikan terhadap inflasi untuk menjaga agar harga tetap stabil.
• Pengendalian Moneter Bersama: Bekerja sama dengan otoritas moneter untuk
mengatur suku bunga dan jumlah uang yang beredar di pasar, sehingga mengurangi
tekanan inflasi.
Dengan menggunakan instrumen-instrumen fiskal ini, pemerintah dapat berusaha
menjaga stabilitas harga dan mencegah terjadinya fluktuasi harga yang tidak terkendali.

4. Kelompok 2 Isti Dani Permatasari


Apakah ada contoh kebijakan fiskal yang berhasil digunakan untuk merespon krisis
ekonomi global?
Jawab : Ya, ada beberapa contoh kebijakan fiskal yang berhasil digunakan dalam
merespons krisis ekonomi global, salah satunya adalah:
• Paket Stimulus Amerika Serikat 2008: Saat krisis keuangan global pada 2008,
pemerintah AS menerapkan paket stimulus ekonomi yang mencakup pengurangan
pajak, bantuan langsung kepada warga, serta program-program infrastruktur yang
besar. Langkah ini membantu mendorong kembali pertumbuhan ekonomi AS setelah
krisis keuangan yang parah.
Selain itu, banyak negara juga menerapkan berbagai kebijakan fiskal yang meliputi
pengeluaran besar-besaran untuk proyek-proyek infrastruktur, program bantuan sosial,
dan insentif fiskal kepada perusahaan untuk memulihkan ekonomi pasca krisis.

5. Kelompok 6 Devin Cahya Affandi


Apa peran utama pemerintah dalam menerapkan kebijakan fiskal untuk mengatur
aktivitas ekonomi?

13
Jawab : Peran utama pemerintah dalam menerapkan kebijakan fiskal untuk mengatur
aktivitas ekonomi meliputi:
• Stimulus Ekonomi: Pemerintah menggunakan kebijakan fiskal untuk merangsang
pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan belanja publik, mengurangi pajak, atau
memberikan insentif kepada sektor-sektor tertentu.
• Pengaturan Inflasi: Pemerintah menggunakan kebijakan fiskal untuk mengendalikan
tingkat inflasi dengan mengatur tingkat pengeluaran atau pajak agar tidak terlalu
tinggi yang dapat memicu inflasi yang tidak diinginkan.
• Pengentasan Ketidakseimbangan Ekonomi: Melalui kebijakan fiskal, pemerintah
dapat mengurangi ketidakseimbangan ekonomi seperti defisit anggaran atau neraca
perdagangan yang tidak seimbang.
• Distribusi Kekayaan: Kebijakan fiskal juga digunakan untuk menciptakan distribusi
kekayaan yang lebih merata dalam masyarakat, misalnya dengan mengenakan pajak
yang lebih tinggi pada golongan tertentu untuk mendukung program-program sosial.
• Pemerintah memainkan peran kunci dalam mengontrol dan mengatur aktivitas
ekonomi melalui kebijakan fiskal untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi yang
diinginkan dalam suatu negara.

6. Kelompok 12 Amaliyah Uswatun


Bagaimana pemerintah menggunakan kebijaan fiskal untuk mengatasi resiko ekonomi?
Jawab : Pemerintah menggunakan kebijakan fiskal untuk mengatasi resiko ekonomi
dengan beberapa cara:
• Stimulus Ekonomi: Saat terjadi resiko penurunan pertumbuhan ekonomi atau resesi,
pemerintah dapat meningkatkan belanja publik atau memberikan insentif fiskal untuk
mendorong aktivitas ekonomi.
• Pengendalian Inflasi: Jika ada resiko inflasi yang tinggi, pemerintah dapat mengurangi
pengeluaran atau menaikkan pajak untuk menahan permintaan agregat yang
mendorong inflasi.
• Penanganan Krisis Keuangan: Dalam menghadapi resiko krisis keuangan, pemerintah
dapat memberikan bantuan keuangan kepada sektor-sektor yang terkena dampaknya
dan merancang kebijakan fiskal khusus untuk menstabilkan sistem keuangan.
• Penyediaan Perlindungan Sosial: Kebijakan fiskal juga digunakan untuk memberikan
perlindungan sosial dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil, seperti bantuan tunai

14
kepada yang membutuhkan atau program pengangguran untuk merespons kondisi
ketenagakerjaan yang sulit.
Melalui kebijakan fiskal, pemerintah bisa merespons dan mengurangi resiko ekonomi
yang dapat mempengaruhi stabilitas dan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

7. Kelompok 7 Khasirotun Khikmah


Bagaimana cara pemerintah mengukur efektivitas kebijakan fiskal yang diterapkan?
Jawab : Pemerintah menggunakan beberapa metode untuk mengukur efektivitas
kebijakan fiskal yang diterapkan, antara lain:
• Pertumbuhan Ekonomi: Salah satu cara paling umum adalah melalui pengukuran
pertumbuhan ekonomi. Pemerintah melihat apakah kebijakan fiskal berhasil
mendorong pertumbuhan PDB atau tidak.
• Ketahanan Ketenagakerjaan: Melihat dampak kebijakan fiskal terhadap angka
pengangguran, tingkat partisipasi tenaga kerja, dan kesejahteraan pekerja.
• Inflasi dan Stabilitas Harga: Mengevaluasi apakah kebijakan fiskal berhasil menjaga
inflasi tetap terkendali dan harga-harga stabil.
• Pendapatan dan Distribusi: Mengukur dampak kebijakan fiskal pada pendapatan
rumah tangga dan tingkat distribusi kekayaan di masyarakat.
• Defisit Anggaran dan Keseimbangan Fiskal: Melihat apakah kebijakan fiskal
menghasilkan defisit anggaran yang lebih besar atau berhasil mencapai keseimbangan
fiskal yang diinginkan.
Dengan mengumpulkan data pada indikator-indikator tersebut, pemerintah dapat
mengevaluasi seberapa efektif kebijakan fiskal yang diterapkan dalam mencapai tujuan-
tujuan ekonomi yang diinginkan.

8. Kelompok 10 Fany Diva Rasandria


Bagaimana cara mengatasi inflasi dengan kebijakan fiskal?
Jawab : Untuk mengatasi inflasi dengan kebijakan fiskal, pemerintah dapat melakukan
beberapa langkah, seperti:
• Pengurangan Belanja Publik: Pemerintah dapat mengurangi pengeluaran untuk
mengurangi permintaan agregat dalam ekonomi. Dengan begitu, dapat menekan
peningkatan harga karena penurunan permintaan.

15
• Peningkatan Pajak: Menaikkan pajak dapat mengurangi daya beli masyarakat,
sehingga mengurangi permintaan barang dan jasa. Hal ini dapat membantu
mengendalikan inflasi.
• Pengendalian Utang Publik: Mengurangi defisit anggaran atau mengelola utang publik
dapat membantu mengurangi tekanan inflasi yang mungkin timbul karena
ketidakstabilan keuangan.
• Regulasi Harga: Pemerintah dapat mempertimbangkan regulasi harga pada barang-
barang tertentu yang menjadi penyebab utama inflasi agar harga tetap terkendali.
Kebijakan-kebijakan ini harus diimplementasikan dengan hati-hati untuk memastikan
bahwa mereka tidak menghambat pertumbuhan ekonomi atau keberlangsungan stabilitas
jangka panjang. Perlu keseimbangan yang tepat dalam menangani inflasi tanpa
mengorbankan pertumbuhan ekonomi yang sehat.

9. Kelompok 15 Lutfi Khakim


Bagaimana cara menentukan dampak kebijakan fiskal yang positif atau negatif terhadap
pertumbuhan ekonomi?
Jawab : Menentukan dampak kebijakan fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi dapat
dilakukan dengan beberapa langkah:
• Analisis Sebelum dan Sesudah Kebijakan: Membandingkan data ekonomi sebelum
dan setelah penerapan kebijakan fiskal. Misalnya, melihat pertumbuhan PDB, tingkat
inflasi, angka pengangguran, dan variabel ekonomi lainnya.
• Model Ekonomi dan Prediksi: Menggunakan model ekonometrik atau prediksi untuk
memperkirakan dampak kebijakan fiskal sebelum implementasinya. Kemudian
membandingkan hasil prediksi dengan kinerja aktual ekonomi setelah kebijakan
diterapkan.
• Studi Kasus dan Eksperimen: Melakukan studi kasus pada negara atau wilayah yang
menerapkan kebijakan serupa sebelumnya untuk melihat dampaknya terhadap
pertumbuhan ekonomi. Jika memungkinkan, eksperimen ekonomi di laboratorium
atau dalam skala kecil juga bisa dilakukan untuk memperkirakan dampak kebijakan.
• Analisis Sebab-Akibat: Melakukan analisis sebab-akibat terhadap kebijakan fiskal
yang diterapkan dan dampaknya terhadap variabel ekonomi lainnya. Misalnya, apakah
peningkatan belanja publik menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi
ataukah hanya meningkatkan inflasi tanpa pertumbuhan yang signifikan.

16
Melalui berbagai metode tersebut, pemerintah atau lembaga terkait dapat menentukan
apakah kebijakan fiskal yang diterapkan memberikan dampak positif atau negatif
terhadap pertumbuhan ekonomi serta efektivitasnya dalam mencapai tujuan-tujuan
ekonomi yang diinginkan.

10. Kelompok 13 Suraih


Bagaimana kebijakan fiskal dapat membantu menghadapi tekanan global?
Jawab : Kebijakan fiskal dapat membantu menghadapi tekanan global dengan beberapa
cara:
• Stimulus Ekonomi: Saat terjadi tekanan ekonomi global, pemerintah dapat
menggunakan kebijakan fiskal untuk meresponsnya dengan memberlakukan
stimulus ekonomi, seperti peningkatan belanja publik atau insentif fiskal, untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi domestik dalam menghadapi perlambatan
ekonomi global.
• Pengaturan Anggaran: Pemerintah bisa menyesuaikan anggaran mereka untuk
menanggapi kondisi ekonomi global yang bergejolak, baik dengan menaikkan atau
menurunkan belanja publik, tergantung pada kebutuhan dan kondisi saat itu.
• Perlindungan Sektor-sel Sektor Kunci: Kebijakan fiskal juga dapat digunakan untuk
memberikan dukungan khusus kepada sektor-sektor yang rentan terhadap tekanan
global, seperti dengan memberikan insentif atau bantuan kepada industri tertentu
yang terdampak secara signifikan.
• Keseimbangan Fiskal: Pemerintah dapat mempertimbangkan kebijakan fiskal yang
menjaga keseimbangan anggaran dan memitigasi risiko terhadap perubahan kondisi
ekonomi global yang tidak terduga.
Dengan menggunakan kebijakan fiskal ini, pemerintah dapat lebih siap dalam
menghadapi tekanan ekonomi global dan mengurangi dampak negatifnya terhadap
ekonomi dalam negeri.

11. Kelompok 5 Dina Afiana


Bagaimana penggunaan anggaran belanja publik dapat mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi di suatu negara?
Jawab : Penggunaan anggaran belanja publik dapat memiliki dampak signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara dengan beberapa cara:

17
• Stimulasi Ekonomi: Pengeluaran publik yang lebih tinggi, terutama dalam
infrastruktur dan proyek-proyek pembangunan, dapat merangsang aktivitas
ekonomi. Hal ini menciptakan peluang kerja baru, meningkatkan permintaan akan
barang dan jasa, dan akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.
• Investasi dalam Keterampilan dan Pendidikan: Anggaran belanja publik yang
dialokasikan untuk bidang pendidikan dan pelatihan keterampilan meningkatkan
kualitas tenaga kerja. Tenaga kerja yang lebih terampil dan terdidik memiliki potensi
untuk mendukung inovasi, produktivitas, dan pertumbuhan jangka panjang.
• Dukungan terhadap Sektor-sel Tertentu: Pemerintah dapat mengalokasikan anggaran
untuk mendukung sektor-sektor tertentu yang dianggap strategis atau memiliki
potensi pertumbuhan tinggi. Dukungan ini bisa berupa insentif pajak, subsidi, atau
program lainnya yang mendorong pertumbuhan sektor tersebut.
• Pengaruh pada Konsumsi dan Investasi Swasta: Anggaran belanja publik yang tepat
dan efisien dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dan bisnis. Ini bisa
mendorong konsumsi lebih tinggi oleh masyarakat dan meningkatkan investasi
swasta, yang secara keseluruhan akan mendukung pertumbuhan ekonomi.

12. Kelompok 11 Fatchul Majid


Bagaimana kebijakan fiskal dapat digunakan untuk mengatasi resesi ekonomi?
Jawab : Kebijakan fiskal dapat digunakan sebagai respons terhadap resesi ekonomi
dengan beberapa cara:
• Stimulus Ekonomi: Pemerintah dapat meningkatkan belanja publik untuk proyek-
proyek infrastruktur atau program-program peningkatan lapangan kerja. Hal ini bisa
meningkatkan permintaan agregat dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
• Pemotongan Pajak: Menurunkan tarif pajak untuk individu atau perusahaan dapat
meningkatkan daya beli masyarakat atau memberikan insentif bagi perusahaan untuk
menginvestasikan lebih banyak dana.
• Bantuan Sosial: Pemberian bantuan tunai atau dukungan kepada kelompok yang
terdampak langsung oleh resesi, seperti pengangguran atau sektor-sektor yang
terpukul, dapat membantu menjaga daya beli dan mencegah penurunan ekonomi
yang lebih dalam.
• Kebijakan Moneter dan Fiskal Sinkronisasi: Sinkronisasi kebijakan fiskal dengan
kebijakan moneter (misalnya, penurunan suku bunga oleh bank sentral) dapat
meningkatkan efek stimulus terhadap ekonomi.
18
13. Kelompok 1 Rizky Faozan
Jelaskan apa itu desain pajak dan kebijakan redistribusi menjadi kritis dalam
mempengaruhi distribusi pendapatan di masyarakat?
Jawab : Desain pajak dan kebijakan redistribusi memainkan peran kritis dalam
mempengaruhi distribusi pendapatan di masyarakat.
Desain Pajak:
Desain pajak mencakup berbagai elemen, seperti tarif pajak, jenis penghasilan yang
dikenai pajak, dan potongan atau insentif tertentu. Pajak progresif (yang menaik seiring
dengan pendapatan yang lebih tinggi) dapat menjadi alat redistribusi yang kuat, karena
memungkinkan pemerintah untuk mengenakan beban pajak yang lebih besar pada
mereka yang memiliki pendapatan lebih tinggi.
Kebijakan Redistribusi:
Kebijakan redistribusi adalah upaya pemerintah untuk mengubah distribusi pendapatan
yang ada dalam masyarakat dengan cara mengumpulkan dana melalui pajak (biasanya
dari golongan yang lebih kaya) dan mengalokasikannya kembali melalui program-
program sosial, seperti bantuan tunai, pendidikan, atau layanan kesehatan yang
terjangkau bagi mereka yang membutuhkan.
Kedua konsep ini saling terkait dalam membentuk distribusi pendapatan di masyarakat.
Desain pajak yang adil dan kebijakan redistribusi yang efektif dapat membantu
mengurangi kesenjangan pendapatan, meningkatkan kesejahteraan kelompok yang
kurang mampu, dan menciptakan kesetaraan ekonomi yang lebih besar.

14. Kelompok 8 Novita Rahmawati


Apa saja permasalahan yang dialami dalam upaya stabilisasi harga komoditas pertanian
melalui kebijakan fiskal?
Jawab : Ada beberapa permasalahan yang mungkin dihadapi dalam upaya stabilisasi
harga komoditas pertanian melalui kebijakan fiskal:
• Keterbatasan Anggaran: Pemerintah mungkin memiliki keterbatasan anggaran dalam
memberlakukan subsidi atau intervensi harga yang dapat memengaruhi harga
komoditas pertanian. Hal ini bisa menjadi hambatan dalam menjaga stabilitas harga.
• Ketergantungan pada Pasar Global: Harga komoditas pertanian sering dipengaruhi
oleh pasar global yang cenderung fluktuatif. Kebijakan fiskal yang diterapkan oleh
satu negara mungkin tidak cukup efektif untuk mengatasi fluktuasi harga akibat
faktor-faktor global.

19
• Dampak Buruk Subsidi: Subsidi yang diberikan oleh pemerintah terkadang dapat
menciptakan ketergantungan, merugikan efisiensi, dan menghambat inovasi dalam
sektor pertanian.
• Pemilihan Kebijakan yang Tepat: Tidak semua kebijakan fiskal akan memberikan
hasil yang diinginkan. Kadang-kadang sulit untuk memilih kebijakan yang tepat
yang benar-benar mampu menjaga stabilitas harga tanpa menimbulkan distorsi pasar
atau dampak negatif lainnya.
• Pendekatan Jangka Panjang vs. Jangka Pendek: Beberapa kebijakan fiskal mungkin
berhasil dalam jangka pendek namun tidak berkelanjutan dalam jangka panjang.
Misalnya, intervensi harga yang terlalu sering bisa merugikan mekanisme pasar yang
sehat.

20
REKAP NILAI

Darul Asmawan

Penilai Nilai PPT Nilai Presentasi Nilai Jawaban Softskill


1 85 85 85 85
2 85 80 80 80
3 84 84 84 84
4 82 82 82 82
5 82 83 82 80
6 83 83 83 83
7 89 89 89 89
8 80 80 80 80
9 83 82 82 82
10 80 80 80 80
11 83 84 83 84
12 88 85 88 89
13 84 84 84 84
14 82 82 82 82
15 85 83 84 84
16 85 85 85 85
17 85 85 85 85
18 84 84 83 83
19 85 83 82 83
20 84 84 84 84
21 83 83 83 83
22 82 81 81 82
23 80 80 80 80
24 84 83 83 83
25 83 83 83 83
26 84 84 84 85
27 85 84 84 84
28 89 90 89 89
29 84 84 84 84

21
30 84 84 84 84
31 80 80 80 80
32 84 84 83 83
33 83 82 82 80
34 83 83 84 84
35 85 85 85 85
36 83 83 84 84
37 84 83 84 83
38 82 82 83 83
39 83 84 84 82
Nilai rata-rata 83,41

Rani Wahyuningsih

Penilai Nilai PPT Nilai Presentasi Nilai Jawaban Softskill


1 85 85 85 85
2 85 80 80 80
3 84 84 84 84
4 82 82 82 82
5 82 82 82 81
6 84 83 83 83
7 89 89 89 89
8 80 80 80 80
9 83 83 83 82
10 80 80 80 80
11 84 84 84 84
12 88 85 85 90
13 84 84 84 84
14 82 82 82 82
15 87 85 85 84
16 85 85 85 85
17 85 85 85 85
18 84 84 83 83

22
19 85 84 80 85
20 84 84 84 84
21 83 83 83 83
22 82 82 82 83
23 80 80 80 80
24 84 83 84 83
25 83 83 83 83
26 84 84 84 85
27 85 85 85 85
28 89 90 89 89
29 84 84 84 84
30 84 84 84 84
31 80 80 80 80
32 84 84 84 83
33 83 82 82 82
34 83 83 84 84
35 84 85 85 85
36 83 83 84 84
37 84 83 84 83
38 82 82 83 83
39 83 84 84 82
Nilai rata-rata 83,52

23
LAMPIRAN PPT

24
25
26
27
28
29

Anda mungkin juga menyukai