Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH KELOMPOK

KEBIJAKAN FISKAL DALAM EKONOMI SYARIAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Syariah

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

MUHAMMAD NAZLI FARHAN NASUTION ( 190320041 )

ARMAIYA RAHAYU ( 190320077 )

AIDA TASYA AZZAHRA LUBIS ( 190320085 )

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul ” Kebijakan Fiskal dalam Ekonomi Syariah “ dan alhamdulillah tepat
pada waktunya. Makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dosen
untuk menunjang mahasiswa agar dapat lebih memahami mengenai Ekonomi
Syariah.
Namun, kami menyadari makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi yang dibahas, mengigat
akan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki masih terbatas, Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah selanjutnya.
Kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-
pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini khususnya Ibu
dosen yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyusun
makalah ini, beserta temen-teman seperjuagan.

Aceh Utara, 29 Mei 2022

Ttd

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3. Tujuan .............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.......................................................................................................................... Pe
ngertian Kebijakan Fiskal ...............................................................................
2.2.......................................................................................................................... Ins
trumen Fiskal dalam Ekonomi Syariah ..........................................................
2.3.......................................................................................................................... Be
ntuk Kebijkan Fiskal ......................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1..........................................................................................................................Kes
impulan............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Negara adalah pemegang otoritas tertinggi dalam merumuskan
suatu kebijakan. Kebijakan pemerintah yang kerapkali
bersinggungan
langsung dan mempengaruhi iklim aktivitas masyarakat adalah
kebijakan di bidang ekonomi. Salah satu kebijakan penting yang
berada di dalam otoritas pemerintah adalah kebijakan fiskal, dimana
negara berperan dalam mengatur kegiatan ekonomi agar tetap terjaga
stabilitas dan kesejahter aan rakyatnya, sehingga dapat membantu
untuk mengatasi dari persoalan fundamental kemiskinan dan
pengangguran. Paling tidak, fungsi Pemerintah dalam perekonomian
nasional yaitu melakukan upaya untuk meningkatkan efisiensi
perekonomian nasional, meningkatkan keadilan berkenaan dengan
distribusi pendapatan antara kelompok-kelompok dalam masyarakat,
mengusahakan stabilitas ekonomi serta mengatur perpajakan dan
pengeluaran negara.
Memasuki abad XXI ini, umat Islam dihadapkan pada harapan-
harapan historis, sekaligus tantangan yang cukup besar khususnya
berkenaan dengan sistem ekonomi. Sistem ekonomi global yang
digaungkan saat ini membuat umat Islam di belahan manapun
mengalami masa yang menentukan. Bukan saja karena kondisi
ekonomi dan politiknya yang masih dipengaruhi oleh negara-negara
maju, tetapi suatu nasib apakah umat Islam memiliki kekuatan baru
untuk mempengaruhi sistem ekonomi dunia. Atau sebaliknya, umat
Islam yang selama ini sebagian besar berada di bawah garis
kemakmuran, justru semakin terpuruk sebagai konsumen produksi
negara-negara maju.

3
Untuk mengatasi ketimpangan tersebut dibutuhkan adanya
intervensi pemerintah. Salah satu bentuk intervensi pemerintah
adalah kebijakan fiskal. Untuk mencapai kesuksesan kebijakan fiskal
diperlukan adanya analisa kesuksesan Khalifah Umar bin Abdul
Aziz dalam memimpin negaranya. Pada masanya, tidak terjadi
ketimpangan ekonomi, bahkan penyalur zakat bingung akan
menyalurkan zakat kemana karena asnaf penerima zakat hampir
punah. Selain itu pembangunan infrastruktur pada masanya sangat
berkembang pesat dan tidak ditemukan lingkungan kotor yang
menimbulkan penyakit.
Jika ditelaah terlihat bahwa rahasia Umar bin Abdul Aziz adalah
kebijakan yang berlandaskan maqashid syariah. Maqashid syari’ah
sangat penting dalam ekonomi Islam dan menduduki tempat yang
amat penting dalam menentukan hukum. Banyak hal baru yang
muncul dan belum tertera dalam fiqih. Hal tersebut menjadikan
maqashid sebagai jalan utama untuk menentukan hukum. Diperlukan
kriteria dan standar agar bisa menentukan maqashid hingga terbebas
dari hawa nafsu dan kepentingan dunia semata.
Secara umum kebijakan fiskal yang diterapkan di Indonesia
sebagai negara berkembang adalah kebijakan yang ekspansif dengan
menggunakan instrument anggaran defisit (Abimanyu, 2011).
Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat
pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui
pengeluaran dan pendapatan pemerintah berupa pajak. Dalam
keadaan krisis dan kelesuan sektor riil, sumber dana yang diperoleh
dari pajak masih kurang, pengambilan utang yang terlalu besar akan
mendorong peningkatan biaya bunga dan beban utang dimasa depan
(Ma’ruf, 2008).
Hasil laporan state of world populatin (2018), negara maju di
Asia, Eropa dan Amerika Utara, memiliki fertilitas rendah dalam
waktu yang lama. Mereka cenderung memiliki tingkat pendidikan

4
dan pendapatan yang lebih tinggi serta mewujudkan hak- hak
perempuan seperti hak reproduksi dasar. Untuk meringankan
kekhawatiran pemerintah tentang populasi menua maka dilakukan
pemotongan layanan kesehatan untuk mengurangi fertilitas (C,
2011). Indonesia harus mampu mendesain sistem anggaran dengan
baik ditahun 2020, karena jumlah populasi tahun 2000 di Indonesia
diusia 55 tahun hingga 60 tahun sebanyak 10 dan 7 persen (BKKBN,
2018). Sehingga pemerintah harus dapat mengatasi masalah
anggaran akibat meledaknya pengeluaran pemerintah karena
kepadatan penduduk. Pentingnya pengelolaan kebijakan fiskal yang
tepat dengan tujuan dalam meningkatkan perekonomian daerah.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana maksud pengertian kebijakan fiskal?
2. Bagaimana hal-hal bagian instrument fiskal dalam ekonomi syariah?
3. Bagaimana bentuk-bentuk kebijakan fiscal?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian kebijakan fiscal
2. Untuk mengetahui dan memahami instrument fiscal dalam ekonomi
syariah?
3. Untuk mengetahui dan memahami bentuk-bentuk kebijakan fiscal?

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kebijakan Fiskal


Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan ekonomi
untuk mengendalikan keseimbangan makroekonomi dan
mengarahkan kondisi perekonomian ke arah yang lebih baik
(Kementerian Keuangan RI, 2018).
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan pemerintah yang
dilakukan dengan cara mempengaruhi sisi penerimaan maupun sisi
pengeluaran pada APBN. Pemerintah seringkali menghadapi
masalah defisit anggaran sehingga memerlukan suatu kebijakan
fiskal untuk menghadapinya (Suparmono, 2004). Sesuai dengan
amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, demi mendukung
penurunan tingkat defisit, pemerintah selalu menjaga defisit
kumulatif APBN dan APBD berada dalam batas yang telah
ditetapkan yaitu di bawah 3%. Melalui APBN pemerintah
berkewajiban untuk menjalankan peran dan fungsi sentral kebijakan
fiskal agar stabilitas kinerja dari anggaran pendapatan dan belanja
negara berada dalam kondisi baik dengan melakukan optimalisasi
pendapatan negara dengan target penerimaan perpajakan yang
realistic berdasarkan basis data terkini, pemerintah juga akan
melakukan efisiensi belanja negara serta penguatan terhadap kualitas
belanja negara untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional
dan melakukan efisiensi pembiayaan anggara untuk mendorong
keseimbangan primer menuju ke arah yang positif (Kementerian
Keuangan RI, 2019).
Kebijakan fiscal merupakan kebijkan yang efektif untuk
mengatasi perekonomian yang pada suatu negara. Kebijakan fiscal
dapat digunakan untuk menstabilkan permintaan agregat, tingkat
produksi, dan kesempatan kerja. Ketika permintaan agregat tidak

6
cukup untuk memastikan penyerapan tenaga kerja penuh, maka
pemerintah dalam ruang lingkup fiscal harus meningkatkan anggaran
belanja negaranya dan memotong pajak. Sebaliknya, ketika
permintaan agregat berlebihan sehingga berisiko meningkatkan
inflasi, maka pemerintah harus memotong anggaran belanja dan
meningkatkan penerimaan pajak. Kebijakan semacam itu akan
menciptakan perekonomian yang lebih stabil dan menguntungkan
semua komponen masyarakat.
Jika pengeluaran pemerintah lebih besar dari penerimaan
pajak pada periode waktu tertentu, umumnya satu tahun, maka
pemerintah mengalami defisit anggaran. Sebaliknya jika penerimaan
pajak lebih tinggi disbanding pengeluaran pemerintah, maka
pemerintah mengalami surplus anggaran. Pemerintah membiayai
defisit anggaran dengan meminjam, sedangkan ketika terjadi surplus
anggaran, beban hutang pemerintah relatif lebih ringan (Mishkin,
2008: 15-16).
Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam
mengelola keuangan negara sedemikian rupa sehingga dapat menu
njang perekonomian nasional: produksi, konsumsi, investasi,
kesempatan kerja, dan kest abilan harga. Artinya keuangan negara
tidak hanya penting untuk membiayai tugas rutin pemerintah saja,
tetapi juga sebagai “sarana” untuk mewujudkan sasaran
pembangunan: pertumbuhan ekonomi, kestabilan dan pemerataan
pendapatan (Gilarso, 2004: 148).
Kebijakan fiskal merupakan salah satu subbidang
pengelolaan keuangan Negara yang demikian luas, di samping
subbidang pengelolaan moneter, dan sub bidang pengelolaan
kekayaan negara. (Suminto, 2004)
Teori ekonomi mendefinisikan kebijakan fiscal ekspansif
sebagai peningkatan subsidi pemerintah. Dengan kenaikan subsidi
pemerintah menyebabkan pengeluaran pemerintah meningkat,

7
sehingga mampu mendorong naiknya tingkat investasi (Romer,
2001).
Prinsip-prinsip ekonomi Islam yang mengakui
kebebasan manusia atas nilai-nilai tauhid, hak memiliki harta atas
dasar kemaslahatan, melarang penumpukan harta, serta distribusi
kekayaan justru yang sesuai dengan sifat dasar dan kebutuhan
manusia. Terkait dengan pemenuhan kebutuhan manusia, maka
dalam Islam telah diatur mekanismenya dalam suatu negara. Peran
Negara Islam sangat signifikan dalam menjamin kesejahteraan dan
kebutuhan rakyatnya. Dalam rangka menjamin kesejahteraan rakyat,
negara akan melakukan berbagai kebijakan. Kebijakan tersebut
dinamakan kebijakan fiskal.

2.2. Instrumen Fiskal dalam Ekonomi Syariah

2.3. Bentuk-bentuk Kebijkan Fiskal

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Kesimpulan

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Rahmawati, Lilik. 2016. “Sistem Kebijakan Fiskal Modern dan


Islam”. OECONOMICUS Journal Of Economics, Volume 1,
No. 1, Des 2016: 21-48.
2. Zatadini Nabila dan Syamsuri. 2018. “Konsep Maqashid Syariah
Menurut Al-Syatibi dan Kontribusi dalam Kebijkan Fiskal”.
Al Falah: Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 2, 2018: 1-
14.
3. Nawawi Ahmad. 2010. “Analisis Dampak Kebijakan Fiskal terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan
Pembangunan Indonesia, Vol. X, No. 2, 2010: 159-174.
4. Rahmawati, Lilik. 2008. “Kebijakan Fiskal dalam Islam”. Al-Qānūn,
Vol. 11, No. 2, Desember 2008; 436-461.
5. Fathurrahman, Ayief. 2012. Kebijakan Fiskal Indonesia Dalam
Perspektif Ekonomi Islam: Studi Kasus Dalam Mengentaskan
Kemiskinan. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume
13,
Nomor 1, April 2012, hlm.72-82.
6.

10

Anda mungkin juga menyukai