DISUSUN OLEH:
PRODI S1-AKUNTANSI
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Biaya.
Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan tugas makalah ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan dari semua pihak, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang Aplikasi
Proses Costing Modern Tanpa Melakukan Departemenlisasi. Makalah ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa/i Universitas Syiah Kuala.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk
itu, kepada dosen pembimbing penulis meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah penulis di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................................3
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................12
3.2 Saran................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kebijakan Fiskal Adalah Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Anggaran Dan Belanja
Negara Yang Bertujuan Untuk Mempengaruhi Jalannya Perekonomian. Kebijakan Fiskal
Bukan Semata Mata Kebijakan Dalam Bidang Perpajakan, Akan Tetapi Menyangkut
Bagaimana Mengelola Pemasukan Dan Pengeluaran Negara Untuk Mempengaruhi
Perekonomian. Kebijakan Fiskal Memiliki Tujuan Yang Persis Dengan Kebijakan Moneter.
Perbedaan Tersebut Terletak Pada Instrument Kebijakan Yang Diterapkannya, Yaitu Dalam
Kebijakan Moneter Pemerintah Mengendalikan Jumlah Uang Yang Beredar, Sedangkan
Dalam Kebijakan Fiskal Pemerintah Mengendalikan Penerimaan Dan Pengeluarannya.
Kebijakan Ekonomi Suatu Negara Tidak Bisa Lepas Dari Campur Tangan Pemerintah,
Karena Pemerintah Memegang Kendali Atas Segala Sesuatu Yang Menyangkut Semua
Kebijakan Yang Bermuara Kepada Keberlangsungan Negara Itu Sendiri. Kebijakan Ekonomi
Sangat Beragam Dan Bermacam-Macam Pula Kebijakannya. Oleh Sebab Itu, Pemerintah
Wajib Menganut Salah Satu Kebijakan Ekonomi Sebagai Dasar Dalam Pengambilan
Kebijakan Pemerintah.
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan di atas maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penulisan ini adalah:
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kebijakan Fiskal dilakukan oleh pemerintah dalam rangka melayani umat. Kemudian
dilihat dari berbagai fakta permasalahan sejarah mendalam terungkap bahwa permasalahan
ekonomi terletak pada bagaimana distribusi harta dan jasa di tengah - tengah masyarakat.
Titikberat permasalahan ekonomi adalah bagaimana menciptakan suatu mekanisme distribusi
ekonomi yang adil.
Akan tetapi, apabila tingkat perekonomian baik, kesempatan kerja penuh tercapai.
kenaikan harga seimbang, belanja negara dapat dihemat sehingga pemerintah dapat
melakukan saving terhadap pendapatannya. Keadaan inilah yang dinamakan dengan anggaran
belanja surplus
2
2.2 Prinsip-prinsip Kebijakan Fiskal Dalam Ekonomi Islam
Anggaran belanja pada masa awal pemerintahan Islam adalah sangat sederhana dan
tidak serumit sistem anggaran modern. Dasar anggarannya pada awal pemerintahan Islam
adalah pengeluaran ditentukan oleh jumlah penghasilan yang tersedia dan ketika ini
kebijakan anggaran belum beriorentasi pada pertumbuhan.
Prinsip dasar muamalah adalah setiap muslim bebas melakukan apa saja yang
dikehendakinya sepanjang tidak dilarang oleh Allah, dan berdasarkan Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Untuk mewujudkan kemaslahatan umat dalam kehidupan di bidang ekonomi, perlu
dikembangkan beberapa instrumen ekonomi. Salah satu instrumen yang sangat penting saat
ini adalah Lembaga Keuangan Shariah (LKS), pengelolaan Lembaga Keuangan Shariah yang
sesuai dengan prinsip shari’ah bagi umat Islam adalah merupakan salah satu bentuk
pengabdian (ibadah) dalam artian yang luas. Dan lembaga ini di jalankan sesuai shari’ah
merupakan aplikasi dari cermin keimanan dalam tatanan kehidupan manusia yang di
pantulkan dari norma-norma dan ketentuan shari’ah.1
Adapun struktur APBN dalam sistem pemerintah Islam yang digunakan adalah:
1. Pendapatan negara terdiri dari pendapatan tetap seperti zakat, kharaj, jizyah, usyur,
dan pendapatan tidak tetap yaitu khums, infak, shodaqoh, wakaf, hibah dll.
2. Pengeluaran negara dalam sistem pemerintah Islam yang digunakan untuk:
a. Penyebaran Islam.
b. Pendidikan, kebudayaan dan juga pengembangan ilmu pengetahuan.
c. Pembangunan infrastruktur.
d. Pembangunan armada perang.
e. Penyediaan layanan kesejahteraan sosial.
3
Dalam struktur APBN, terdapat beberapa instrumen yang digunakan pemerintah
untuk menghimpun dana, yaitu:
1. Melakukan bisnis, misalnya mendirikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dari
perusahaan ini pemerintah mendapat keuntungan yang digunakan sebagai sumber
pendapatan negara.
2. Pajak, penghimpunan umum yang dilakukan di beberapa negara yaitu dengan cara
menarik pajak dari masyarakat.
3. Meminjam uang, Pemerintah dapat meminjam uang kepada masyarakat dengan cara
menjual obligasi.
Adapun fungsi kebijakan fiskal di pandang dari sisi ekonomi Islam dan dari sisi
ekonomI konvensional yaitu:
Sebuah fungsi dalam tataran perekonomian yang sangat identik kemampuan yang
ada pada pemerintah dalam masalah menghasilkan pendapatan untuk menutupi
kebutuhannya, lalu mengalokasikan anggarannya yang ada atau bisa disebut dengan
anggaran belanja Negara dan juga mendistribusikanya agar tercapai apa yang
dinamakan dengan efisiensi anggaran. Sedangkan instrumen fiskal yang bisa digunakan
adalah pajak dan anggaran. Dalam pandangan ekonomi Islam pendapatan dan anggaran
merupakan alat yang efektif dalam rangka untuk mencapai tujuan ekonomi.
Adapun contoh menjalankan instrumen kebijakan fiskal dalam ekonomi Islam adalah:
4
beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada
masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain: Sertifikat Bank Indonisia (SBI), dan
juga Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan
memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah.
Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk
menurunkan jumlah uang beredar pemerintah menaikkan rasio.
3. Himbauan moral
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang yang
beredar dengan cara memberi himbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti
menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit
untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang
lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
4. Fasilitas diskonto
5
A. Annual Report PT. Sido Muncul
6
7
8
9
B. Proses menghitung HPP PT. Sido Muncul
PT. Jamu Sido Muncul memproduksi Jamu Sehat Lelaki dengan proses produksi
melalui departemen yaitu Peramuaan, Pengadaan, dan pengepakan. Kalkulasi biaya rata-rata
digunakan pada 2 departemen pertama, sedangkan untuk departemen pengepakan
dipakaikalkulasi biaya FIFO. Berikut ini data pada bulan september 2021
Departemen
(data produksi dalam Peramuan Pengadaan pengepakan
kg)
Unit awal dalam 1.000 500 500
proses (1/2 bahan/biaya
konvrs)
Unit baru dalam 15.000 - -
proses
Unit diterima dari - 12.500 11.500
departemen
sebelumnya
Unit ditransfer ke 12.500 11.500 -
departemen
berikutnya
Unit ditransfer ke 10.400
barang jadi
Unit hilang 500 - 1.000
Unit dalam proses 3000 1500 600
(akhir bulan) 100% 2/3 biaya konv 1/6 biaya konv
½ biaya konv
Data biaya :
WIP : biaya dari 650.000 1.500.000
departemen
sebelumnya
Bahan baku 980.000 -- 30.000
Upah Langsung 230.000 175.000 65.000
Overhead Pabrik 400.000 100.000 50.000
Biaya tambahan
bulan september
2021
Bahan baku 15.020.000 615.000
Upah Langsung 5.570.000 6.700.000 1.435.000
Overhead pabrik 8.300.000 4.275.000 1.230.000
10
PT SIDO MUNCUL
LAPORAN BIAYA POKOK PRODUKSI
DEPARTEMEN PERAMUAN
Periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2021
1. SKEDUL PRODUKSI
2. PEMBEBANAN BIAYA
B. Tenaga Kerja Rp. 230.000 12.500 + 2.500 (50%) = 13.750 Rp. 16,73
B.Overhead Pabrik Rp. 400.000 12.500 + 2.500 (50%) = 13.750 Rp. 29,09
3. PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
12
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2009. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani.
Djamil, Fathurrahman. 2013. Hukum Ekonomi Islam: Sejarah, Teori dan Konsep. Jakarta:
Sinar Grafika.
Nawawi, Ismail. 2009. Ekonomi Islam: Perspektif Teori, Sistem dan Aplikasi Hukum.
Surabaya: CV. Putra Media Nusantara.
Rozalinda. 2014. Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktifitas ekonomi. Jakarta:
Rajawali pers.
13