Anda di halaman 1dari 16

Makalah

(Kebijakan Fiskal Dalam Ekonomi Islam)

DISUSUN OLEH:

Landasan Waris 2101103010036

M. Ridho Syahputra 2101103010074

Mush’ab Nur Fauzan 2101103010092

M. Raihan Al Azizi 2101103010156

Arifin Nahri 2101103010109

PRODI S1-AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2022
KATA PENGANTAR

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penyusun  mampu 
menyelesaikan  tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Biaya.
Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan tugas makalah ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan dari semua pihak, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
dapat teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang Aplikasi
Proses Costing Modern Tanpa Melakukan Departemenlisasi. Makalah ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa/i Universitas Syiah Kuala.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk
itu, kepada  dosen  pembimbing  penulis  meminta  masukannya  demi  perbaikan 
pembuatan  makalah  penulis  di  masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca.

Banda Aceh, 04 November 2022

Penulis

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................................3

2.1 Pengertian Kebijakan Fiskal Ekonomi Islam...................................................................3

2.2 Prinsip-prinsip Kebikajan dalam ekonomi islam...........................................................4-11

BAB III PENUTUP...............................................................................................................12

3.1 Kesimpulan......................................................................................................................12

3.2 Saran................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebijakan Fiskal Adalah Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Anggaran Dan Belanja
Negara Yang Bertujuan Untuk Mempengaruhi Jalannya Perekonomian. Kebijakan Fiskal
Bukan Semata Mata Kebijakan Dalam Bidang Perpajakan, Akan Tetapi Menyangkut
Bagaimana Mengelola Pemasukan Dan Pengeluaran Negara Untuk Mempengaruhi
Perekonomian. Kebijakan Fiskal Memiliki Tujuan Yang Persis Dengan Kebijakan Moneter.
Perbedaan Tersebut Terletak Pada Instrument Kebijakan Yang Diterapkannya, Yaitu Dalam
Kebijakan Moneter Pemerintah Mengendalikan Jumlah Uang Yang Beredar, Sedangkan
Dalam Kebijakan Fiskal Pemerintah Mengendalikan Penerimaan Dan Pengeluarannya.
Kebijakan Ekonomi Suatu Negara Tidak Bisa Lepas Dari Campur Tangan Pemerintah,
Karena Pemerintah Memegang Kendali Atas Segala Sesuatu Yang Menyangkut Semua
Kebijakan Yang Bermuara Kepada Keberlangsungan Negara Itu Sendiri. Kebijakan Ekonomi
Sangat Beragam Dan Bermacam-Macam Pula Kebijakannya. Oleh Sebab Itu, Pemerintah
Wajib Menganut Salah Satu Kebijakan Ekonomi Sebagai Dasar Dalam Pengambilan
Kebijakan Pemerintah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan di atas maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penulisan ini adalah:

1. Bagaimana prinsip - prinsip kebijakan fiskal dalam Ekonomi Islam?

2. Bagaimana prinsip - prinsip kebijakan fiskal dari masa ke masa?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui prinsip – prinsip kebijakan fiskal dalam Ekonomi islam

2. Untuk mengetahui prinsip – prinsip kebijakan fiskal dari masa ke masa

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebijakan Fiskal Ekonomi Islam

Kebijakan fiskal adalah merupakan sebuah kebijakan ekonomi yang digunakan


pemerintah untuk mengelola perekonomian ke dalam kondisi yang lebih baik
dengan cara mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah untuk menjaga stabilitas
ekonomi dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi dan kebijakan pemerintah dalam
memungut pajak membelanjakan pajak untuk membiayai kegiatan dalam ekonomi. Kebijakan
Fiskal dapat juga diartikan sebagai tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam bidang
anggaran belanja negara dengan maksud untuk mempengaruhi jalannya perekonomian.

Kebijakan Fiskal dilakukan oleh pemerintah dalam rangka melayani umat. Kemudian
dilihat dari berbagai fakta permasalahan sejarah mendalam terungkap bahwa permasalahan
ekonomi terletak pada bagaimana distribusi harta dan jasa di tengah - tengah masyarakat.
Titikberat permasalahan ekonomi adalah bagaimana menciptakan suatu mekanisme distribusi
ekonomi yang adil.

Pada dasarnya pemerintah harus menjadi panutan bagi masyarakat. Pemerintah


haruslah belanja sesuai dengan pendapatan. Keadaan inilah yang dinamakan dengan anggaran
belanja berimbang. Apabila belanja pemerintah melebihi penerimaan sehingga mengharuskan
pemerintah meminjam dari masyarakat atau mencetak uang baru, tentulah tindakan ini sangat
tidak bijak. Zaman sekarang pemerintah dikebanyakan negara selalu berusaha agar
belanjanya dalam keadaan seimbang. Apabila tingkat kegiatan ekonomi rendah dan terdapat
banyak pengangguran, kemiskinan, dan musibah. Pemerintah akan melakukan belanja yang
akan melebihi pendapatan. Keadaan inilah yang menimbulkan defisit anggaran.

Akan tetapi, apabila tingkat perekonomian baik, kesempatan kerja penuh tercapai.
kenaikan harga seimbang, belanja negara dapat dihemat sehingga pemerintah dapat
melakukan saving terhadap pendapatannya. Keadaan inilah yang dinamakan dengan anggaran
belanja surplus

2
2.2 Prinsip-prinsip Kebijakan Fiskal Dalam Ekonomi Islam

Anggaran belanja pada masa awal pemerintahan Islam adalah sangat sederhana dan
tidak serumit sistem anggaran modern. Dasar anggarannya pada awal pemerintahan Islam
adalah pengeluaran ditentukan oleh jumlah penghasilan yang tersedia dan ketika ini
kebijakan anggaran belum beriorentasi pada pertumbuhan.

Prinsip dasar muamalah adalah setiap muslim bebas melakukan apa saja yang
dikehendakinya sepanjang tidak dilarang oleh Allah, dan berdasarkan Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Untuk mewujudkan kemaslahatan umat dalam kehidupan di bidang ekonomi, perlu
dikembangkan beberapa instrumen ekonomi. Salah satu instrumen yang sangat penting saat
ini adalah Lembaga Keuangan Shariah (LKS), pengelolaan Lembaga Keuangan Shariah yang
sesuai dengan prinsip shari’ah bagi umat Islam adalah merupakan salah satu bentuk
pengabdian (ibadah) dalam artian yang luas. Dan lembaga ini di jalankan sesuai shari’ah
merupakan aplikasi dari cermin keimanan dalam tatanan kehidupan manusia yang di
pantulkan dari norma-norma dan ketentuan shari’ah.1

Adapun ciri-ciri kebijakan fiskal dalam sistem ekonomi Islam adalah:

1. Pengeluaran negara dilakukan sesuai pendapatan sehingga jarang terjadi defisit


anggaran.
2. Sistem pajak proporsional, pajak dalam ekonomi Islam dibebankan berdasarkan
tingkat produktivitas. Misalnya pada kharaj, besarnya pajak ditentukan sesuai tingkat
kesuburan tanah, sistem irigasi.
1. Penghitungan zakat berdasarkan hasil keuntungan bukan pada jumlah barang.

Adapun struktur APBN dalam sistem pemerintah Islam yang digunakan adalah:

1. Pendapatan negara terdiri dari pendapatan tetap seperti zakat, kharaj, jizyah, usyur,
dan pendapatan tidak tetap yaitu khums, infak, shodaqoh, wakaf, hibah dll.
2. Pengeluaran negara dalam sistem pemerintah Islam yang digunakan untuk:
a. Penyebaran Islam.
b. Pendidikan, kebudayaan dan juga pengembangan ilmu pengetahuan.
c. Pembangunan infrastruktur.
d. Pembangunan armada perang.
e. Penyediaan layanan kesejahteraan sosial.

3
Dalam struktur APBN, terdapat beberapa instrumen yang digunakan pemerintah
untuk menghimpun dana, yaitu:

1. Melakukan bisnis, misalnya mendirikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dari
perusahaan ini pemerintah mendapat keuntungan yang digunakan sebagai sumber
pendapatan negara.

2. Pajak, penghimpunan umum yang dilakukan di beberapa negara yaitu dengan cara
menarik pajak dari masyarakat.

3. Meminjam uang, Pemerintah dapat meminjam uang kepada masyarakat dengan cara
menjual obligasi.

Adapun fungsi kebijakan fiskal di pandang dari sisi ekonomi Islam dan dari sisi
ekonomI konvensional yaitu:

1. Fungsi dari pada sektor fiskal menurut Islam:

a. Memelihara terhadap hukum, keadilan dan juga pertahanan.

b. Perumusan dan pelaksanaan terhadap kebijakan ekonomi.

c. Manajemen kekayaan pemerintah yang ada di dalam BUMN.

d. Intervensi ekonomi oleh pemerintah jika diperlukan.

2. Fungsi fiskal menurut konvensional

Sebuah fungsi dalam tataran perekonomian yang sangat identik kemampuan yang
ada pada pemerintah dalam masalah menghasilkan pendapatan untuk menutupi
kebutuhannya, lalu mengalokasikan anggarannya yang ada atau bisa disebut dengan
anggaran belanja Negara dan juga mendistribusikanya agar tercapai apa yang
dinamakan dengan efisiensi anggaran. Sedangkan instrumen fiskal yang bisa digunakan
adalah pajak dan anggaran. Dalam pandangan ekonomi Islam pendapatan dan anggaran
merupakan alat yang efektif dalam rangka untuk mencapai tujuan ekonomi.

Adapun contoh menjalankan instrumen kebijakan fiskal dalam ekonomi Islam adalah:

1. Operasi pasar terbuka

Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar


dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah. Jika ingin menambah uang
beredar maka akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang

4
beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada
masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain: Sertifikat Bank Indonisia (SBI), dan
juga Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).

2. Rasio cadangan wajib

Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan
memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah.
Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk
menurunkan jumlah uang beredar pemerintah menaikkan rasio.

3. Himbauan moral
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang yang
beredar dengan cara memberi himbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti
menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit
untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang
lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

4. Fasilitas diskonto

Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan


memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Untuk membuat jumlah uang
bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya
menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang

5
A. Annual Report PT. Sido Muncul

6
7
8
9
B. Proses menghitung HPP PT. Sido Muncul
PT. Jamu Sido Muncul memproduksi Jamu Sehat Lelaki dengan proses produksi
melalui departemen yaitu Peramuaan, Pengadaan, dan pengepakan. Kalkulasi biaya rata-rata
digunakan pada 2 departemen pertama, sedangkan untuk departemen pengepakan
dipakaikalkulasi biaya FIFO. Berikut ini data pada bulan september 2021

Departemen
(data produksi dalam Peramuan Pengadaan pengepakan
kg)
Unit awal dalam 1.000 500 500
proses (1/2 bahan/biaya
konvrs)
Unit baru dalam 15.000 - -
proses
Unit diterima dari - 12.500 11.500
departemen
sebelumnya
Unit ditransfer ke 12.500 11.500 -
departemen
berikutnya
Unit ditransfer ke 10.400
barang jadi
Unit hilang 500 - 1.000
Unit dalam proses 3000 1500 600
(akhir bulan) 100% 2/3 biaya konv 1/6 biaya konv
½ biaya konv
Data biaya :
WIP : biaya dari 650.000 1.500.000
departemen
sebelumnya
Bahan baku 980.000 -- 30.000
Upah Langsung 230.000 175.000 65.000
Overhead Pabrik 400.000 100.000 50.000
Biaya tambahan
bulan september
2021
Bahan baku 15.020.000 615.000
Upah Langsung 5.570.000 6.700.000 1.435.000
Overhead pabrik 8.300.000 4.275.000 1.230.000

10
PT SIDO MUNCUL
LAPORAN BIAYA POKOK PRODUKSI
DEPARTEMEN PERAMUAN
Periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2021
1. SKEDUL PRODUKSI

Produk dalam proses


15.000 Unit
Produk yang ditransfer ke Departemen Peramuan 12.500 Unit
Produk dalam proses akhir
(Biaya bahan, 100% ; Biaya Konversi, 50%) 2.500 Unit
15.000 Unit

2. PEMBEBANAN BIAYA

Elemen Biaya Total Biaya Unit Yang Ekuivalen Biaya/Unit


(1) (2) (3) (4) =(2)/(3)
B.Bahan Rp. 980.000 12.500 + 2.500 = 15.000 Rp. 65,33

B. Tenaga Kerja Rp. 230.000 12.500 + 2.500 (50%) = 13.750 Rp. 16,73

B.Overhead Pabrik Rp. 400.000 12.500 + 2.500 (50%) = 13.750 Rp. 29,09

TOTAL Rp1.610.000 Rp. 111, 15

Produk Yang Ditransfer ke Departemen Peramuan


12.500 x 111,15 Rp.1.389.375
Produk Dalam Proses Akhir :
Biaya Bahan 2.500 Unit x Rp 65,33 Rp. 163.325
Biaya Tenaga Kerja 2.500 Unit (50%) x Rp. 16,73 Rp. 20. 915
Biaya Overhead Pabrik 2.500 Unit (50%) x Rp. 29,09 Rp. 36.385
Rp. 220. 625
Total Biaya Rp.
1.610.000

3. PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada umumnya, sistem perhitungan biaya berdasarkan proses lebih ekonomis


dibandingkan denan sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan. Sebaliknya, sistem
perhitungan biaya berdasarkan proses hanya dapat digunakan apabila yang diproduksi dalam
satu departemen atau pusat biaya adalah produk sejenis atau homogen. Konsep akumulasi
biaya proses kemudian diilustrasikan dengan contoh-contoh laporan biaya prouksi dan ayat
jurnal umum terkait yang diperlukan untuk mencatat pembebanan ke departemen produksi
untuk biaya yang terjadi selama periode berjalan dan untuk mentransfer biaya dari satu
departemen ke departemen lain dan akhirnya ke persediaan barang jadi. Laporan biaya
produksi (cost of production report) adalah kertas kerja yang menampilkan jumlah biaya yang
diakumulasikan dan di bebankan ke produksi selama satu bulan atau periode lain. Laporan
tersebut juga merupakan sumber informasi untuk menyusun ayat jurnal ikhtisar guna
mencatat biaya dariunti-unit yang ditransfer dari satu departemen produksi kepada
departemen proseksi lain dan akhirnya ke persediaan barang jadi.

3.2 Saran

Pemerintah harus meningkatkan efektivitas penstabil otomatis (automatic


stabilizers), dalam rangka menjalankan fungsi stabilisasi kebijakan fiskal. Karena penstabil
otomatis memiliki beberapa keuntungan, yaitu : Pertama, dapat merespon perubahan siklus
ekonomi dengan tepat waktu (timely) dan dapat diprediksikan. Hal ini membantu para pelaku
ekonomi untuk membangun ekspektasi yang benar dan meningkatkan kepercayaan mereka.
Kedua, bereaksi dengan intensitas yang disesuaikan terhadap ukuran deviasi kondisi ekonomi
dari yang diharapkan ketika rencana anggaran disetujui. Ketiga, penstabil otomatis beroperasi
secara simetris dengan siklus ekonomi, sehingga mengontrol terjadinya ekonomi yang
memanas (overheating) pada waktu booms dan mendorong kegiatan ekonomi selama resesi.
Upaya yang dapat dilakukan antara lain melalui reformasi sistem perpajakan untuk
mengurangi tax evasion pada pajak penghasilan.

12
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2009. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani.

Djamil, Fathurrahman. 2013. Hukum Ekonomi Islam: Sejarah, Teori dan Konsep. Jakarta:
Sinar Grafika.

Nawawi, Ismail. 2009. Ekonomi Islam: Perspektif Teori, Sistem dan Aplikasi Hukum.
Surabaya: CV. Putra Media Nusantara.

Rozalinda. 2014. Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktifitas ekonomi. Jakarta:
Rajawali pers.

13

Anda mungkin juga menyukai