Dosen Pengampu:
Moch.Zainuddin,S.EI,M.E.I
Disusun oleh:
TAHUN 2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penyusun dapat menyesaikan makalah dengan judul "Kebijakan
Moneter Islam” Makalah ini di buat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
etika bisnis islam
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat terutama bagi penyusun dan
pembaca pada umum nya. Mohon maaf jika dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat kekurangan, akhir kata sebelum dan sesudahnya penyusun mengucapkan
terimakasih.
Kediri, 16 November2021
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
BAB III..........................................................................................................................................11
PENUTUP.....................................................................................................................................11
A. Kesimpulan.........................................................................................................................18
B. Saran...................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
PENDAHULUAN
Keadilan sosio ekonomi, salah satu sisi yang paling menonjol dari suatu
masyarakat Islam yang diharapkan menjadi suatu jalan hidup (way of life) dan
bukan sebagai fenomena yang terisolasi, semangat ini harus menembus
seluruh interaksi manusia, sosial, ekonomi, dan politik.
Di antara ajaran Islam yang paling penting untuk menegakkan keadilan dan
membatasi eksploitasi dalam transaksi bisnis adalah pelarangan semua bentuk
upaya “memperkaya diri secara tidak sah (aql amwal al-nas bi al-batil) Al-
qur’an dengan tegas memerintahkan kaum muslimin untuk tidak saling
berebut harta secara batil atau dengan cara yang tidak dapat dibenarkan,
sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 188 yang
berbunyi:
ِ َوالَ تَْأ ُكلُوا َأ ْم َوالَ ُكم بَ ْينَ ُكم بِا ْلبَا ِط ِل َوتُ ْدلُوا بِ َها ِإلَى ا ْل ُح َّك ِام لِتَْأ ُكلُوا فَ ِريقًا ِّمنْ َأ ْم َوا ِل النَّا
س بِاِْإل ْث ِم َوَأنتُ ْم
}188 :تَ ْعلَ ُمونَ {البقرة
1
“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di
antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian
daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu
mengetahui.”
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pengertian Kebijakan Moneter Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam
mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan
yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam
perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan
inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan. Hampir semua
sektor ekonomi kapitalis terkait dengan sistem bunga sehingga sektor moneter
lebih cepat berkembang dari pada sektor riil. Hal ini disebabkan karena sektor
moneter lebih cepat memberikan keuntungan dari pada sektor rill.4 Definisi
lain juga menyebutkan bahwa kebijakan moneter adalah proses mengatur
persediaan uang sebuah negara. Biasanya otoritas moneter dipegang oleh bank
sentral suatu negara. Kebijakan moneter menurut konvensional merupakan
instrumen bank sentral yang sengaja dirancang sedemikian rupa untuk
mempengaruhi variabel-variabel finansial, seperti suku bunga dan tingkat
penawaran uang.5 Kebijakan Moneter adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh
bank sentral atau otoritas moneter yang meliputi bentuk pengendalian besaran
moneter dan atau suku bunga untuk mencapai tujuan perekonomian yang
diinginkan. Kebijakan moneter merupakan kebijakan pemerintah untuk
memperbaiki keadaan perekonomian melalui pengaturan jumlah uang beredar.
Besaran moneter terdiri atas uang primer (M0), uang beredar dalam artian
sempit (M1), dan uang beredar dalam artian luas (M2).6 Dalam sistem
moneter konvensional, instrumen yang dijadikan alat kebijakan moneter pada
dasarnya ditunjukkan untuk mengendalikan uang beredar di masyarakat
adalah bunga. Sementara dalam Islam tidak memperkenankan instrumen
bunga eksis di pasar. Fokus kebijakan moneter Islam lebih tertuju pada
pemeliharaan berputarnya sumber daya ekonomi. Dengan demikian, secara
sederhana para regulator harus memastikan tersedianya usaha-usaha ekonomi
dan produk keuangan syariah yang mampu menyerap potensi investasi
masyarakat. Dengan begitu, waktu memegang uang oleh setiap pemilik dana
akan ditekan seminimal mungkin, di mana waktu tersebut sebenarnya
4
menghambat velocity. Dengan kata lain, penyediaan regulasi berupa peluang
usaha, produkproduk keuangan syariah serta ketentuan lainnya berkaitan
dengan arus uang di masyarakat akan semakin meningkatkan velocity dalam
perekonomian. Salah satu bentuk kebijakan moneter adalah dengan
mengendalikan jumlah uang beredar agar tidak beredar dalam jumlah yang
berlebihan. Apabila jumlah uang yang beredar banyak, akan menyebabkan
terjadinya peningkatan harga-harga (inflasi) yang nantinya dapat berdampak
pada menurunnya daya beli masyarakat.
i
5
i
6 Adhitya Wardhono, op.cit., hlm.22-23.
7 Aji Prasetyo, Peran Uang Dalam Sistem
Moneter Islam, Majalah Ekonomi Vol.XXII,
No. 1, (2017): 106.
Mengenai stabilitas nilai uang juga ditegaskan oleh M. Umar Chapra (Al
Quran Menuju Sistem Moneter yang Adil), kerangka kebijakan moneter dalam
perekonomian Islam adalah stok uang, sasarannya haruslah menjamin bahwa
pengembangan moneter yang tidak berlebihan melainkan cukup untuk sepenuhnya
dapat mengeksploitasi kapasitas perekonomian untuk menawarkan barang dan jasa
bagi kesejahteraan sosial umum.
Walaupun pencapaian tujuan akhirnya tidak berbeda, namun dalam
pelaksanaannya secara prinsip, moneter syari’ah berbeda dengan yang
konvensional terutama dalam pemilihan target dan instrumennya. Perbedaan yang
mendasar antara kedua jenis instrumen tersebut adalah prinsip syariah tidak
membolehkan adanya jaminan terhadap nilai nominal maupun rate return (suku
bunga). Oleh karena itu, apabila dikaitkan dengan target pelaksanaan kebijakan
moneter maka secara otomatis pelaksanaan kebijakan moneter berbasis syariah
Nur Aini L, Kebijakan Moneter...131
Sukuk. Adalah obligasi pemerintah, di mana ketika terjadi inflasi, pemerintah akan
MODERNISASI, Volume 11, Nomor 2, Juni 2015
132
mengeluarkan sukuk lebih banyak sehingga uang akan mengalir ke bank sentral
dan jumlah uang beredar akan tereduksi. Jadi sukuk memiliki kapasitas untuk
menaikkan atau menurunkan jumlah uang beredar. (g) Government Investment
Certificate. Penjualan atau pembelian sertifikat bank sentral dalam kerangka
komersial, disebut sebagai Treasury Bills. Instrumen ini dikeluarkan oleh Menteri
Keuangan dan dijual oleh bank sentral kepada broker dalam jumlah besar, dalam
jangka pendek dan berbunga meskipun kecil. Treasury Bills ini tidak bisa di terima
dalam Islam, maka sebagai penggantinya diterbitkan pemerintah dengan sistem
bebas bunga, yang disebut GIC: Government Instrument Certificate. (h) Reksadana
Syariah. Reksadana berasal dari kata ”reksa” yang berarti jaga atau pelihara dan
kata ”dana” yang berarti uang. Sehingga Reksadana dapat diartikan sebagai
kumpulan uang yang dipelihara. Menurut UU Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar
Modal yang dimaksud dengan Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal, untuk selanjutnya diinvestasikan
kembali dalam bnetuk portofolio efek oleh manajer investasi. Sedangkan
Reksadana Syariah mengandung pengertian sebagai Reksadana yang pengelolaan
dan kebijakan investasinya mengacu kepada syariat Islam. Reksadana Syariah
misalnya tidak menginvestasikan atau produknya bertentangan dengan syariat
Islam, seperti membangun pabrik minuman keras yang mengandung alkohol,
beternak babi, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA