Dosen Pengampu
Disusun oleh:
ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS TIDAR
Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, yang telah memberikan rahmat serta karunianya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul Sistem Ekonomi Islam
Adapun makalah Sistem Ekonomi Islam yang telah disusun telah kami
usahakan semaksimal mungkin. Makalah ini juga masih memiliki banyak kekurangan
baik dari aspek penyusunan bahasa, isi, maupun aspek lainnya. Oleh karena itu, kami
selaku penyusun membuka kesempatan kepada para pembaca yang ingin
menyampaikan kritik dan saran sehingga makalah ini dapat diperbaiki.
Besar harapan kami agar makalah Sistem Ekonomi Islam ini dapat membantu
dan bermanfaat bagi para pembaca sebagai referensi, akhir kata saya ucapkan banyak
terima kasih.
Penyusun
i
Daftar Isi
Kata Pengantar................................................................................................................................ i
Daftar Isi......................................................................................................................................... ii
BAB 1.............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN.............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang.............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................................2
BAB II............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN................................................................................................................................ 3
BAB III............................................................................................................................................ 9
KESIMPULAN.................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................... 10
ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Ekonomi Islam adalah sebuah sistem ekonomi yang
berdasarkan ketuhanan dan etika. Ia terpancar dari etika yang Islamiah. Islam
sengaja diturunkan oleh Allah Swt untuk seluruh umat manusia. Sehingga
Ekonomi Islam akan bekerja sekuat tenaga untuk mewujudkan kehidupan
yang baik dan sejahtera bagi manusia. Tetapi hal ini bukanlah sebagai tujuan
akhir, sebagaimana dalam sistem ekonomi yang lain. Ekonomi Islam bertitik
tolak dari Allah sebagai satu-satunya sesembahan dan memiliki tujuan akhir
pada Allah juga (Allah Kaghoyatul Ghoyyah). Penampakan yang sangat
mencolok dari Ekonomi Islam adalah bagaimana proses distribusi kekayaan
tersebut dan berbagai hal kegiatan ekonomi diliputi perasaan atas setiap
perilaku kegiatan ekonomi bahwa dirinya selalu diawasi oleh Allah
(muraqabatullah) dan senantiasa bersama Allah (ma iyatullah).1
Manusia dapat bekerja apa saja, yang penting tidak melanggar
garis-garis yang telah ditentukan Allah SWT. Ia bisa melakukan aktifitas
produksi, seperti pertanian, perkebunan, pengolahan makanan dan
minuman.Ia juga dapat melakukan aktifitas distribusi, seperti perdagangan,
atau dalam
bidang jasa seperti transportasi kesehatan dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian dan tujuan sistem ekonomi islam?
2. Apa itu profit menurut islam?
3. Apa itu mekanisme pasar dalam islam?
4. Apa itu lembaga permodalan (perbankan)?
5. Apa itu rizki menurut islam?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu ekonomi dalam perspektif islam.
2. Untuk mengetahui apa saja tujuan dari ekonomi islam.
3. Untuk mengetahui profit menurut pandangan islam.
4. Untuk mengetahui mekanisme pasar dalam islam.
5. Untuk mengetahui apa itu lembaga permodalan ( perbankan)
6. Untuk mengetahui rizki menurut islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara Istilah ekonomi berasal dari kata “oikos” yang berarti rumah tangga
atau keluarga. Dan “Nomos” yang berarti aturan, peraturan dan hukum. Jadi kita
dapat mengetahui bahwa ekonomi adalah segala aturan atau managemen dalam
rumah tangga.
Ilmu ekonomi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang usaha
manusia dalam mencapai kemakmuran. Untuk mencapai kemakmuran, manusia akan
melakukan aktivitas ekonomi seperti konsumsi, produksi, dan distribusi. Hal ini dapat
memunculkan masalah ekonomi yaitu tidak seimbangnya kebutuhan manusia yang
tak terbatas dengan jumlah barang atau produksi yang makin terbatas.
Ekonomi Islam adalah sistem ekonomi Islam yang bersumber dari Al-
Qur'an, Hadist, Ijma dan qiyas. Sistem ekonomi Islam sangat berbeda dengan sistem
ekonomi tradisional, dan praktik-praktik haram seperti riba masih sering terjadi.
Saat ini, ekonomi Islam semakin populer di seluruh dunia dan banyak
negara mulai mengadopsi sistem ini. Namun, sistem ekonomi Islam ini tidak
bertujuan untuk mengumpulkan kekayaan sebanyak-banyaknya, beberapa desa masih
memiliki kesenjangan, dan modal materi hanya dikumpulkan oleh segelintir orang. ,
kerja yang efisien dan tentunya dengan cara yang legal.
3
prinsip-prinsip sistem ekonomi dalam islam
A. Larangan Maisir
B. Larangan Gharar
Artinya adalah dalam sistem ekonomi islam tidak mengizinkan untuk melakukan
transaksi atau mendapatkan barang dengan cara yang tidak baik atau dilarang
dalam islam.
D. Larangan Dzalim
E. Larangan Ikhtikar
Larangan ikhtikar artinya dalam ekonomi islam tidak diizinkan untuk melakukan
penimbunan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat untuk menguntungkan
diri sendiri dan merugikan orang lain.
F. Larangan Riba
Larangan riba berarti dalam setiap transaksi perekonomian tidak diizinkan untuk
menerapkan biaya-biaya tambahan. Namun, hal ini dapat dihindari jika sang
pemberi, memberikannya secara ikhlas.
4
Tujuan sistem ekonomi Islam
5
2. Laba kebermanfaatan
Kedua, laba kebermanfaatan. Manusia pada hakikatnya adalah khalifah. Allah
SWT menciptakan manusia dengan tugas sebagai pemimpin di dunia,
pemimpin makhluk hidup yang lain. Seperti yang tertuang dalam ayat Al-
Qur’an berikut:
Dan (ingatlah) tatkala tuhan engkau berkata kepada Malaikat: Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka: Apakah
Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan
menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan
memuliakan Engkau? Dia berkata: Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui.”(QS. Al-Baqarah:30)
“dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat,
untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya
Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang” (QS. Al-An’Am : 165)
Berdasar pada kedua ayat tersebut, Allah SWT sangat percaya pada manusia
untuk menjadi khalifah. Hal ini disebabkan karena manusia adalah makhluk
yang paling sempurna, makhluk yang memiliki akal dan pikiran melebihi
makhluk hidup lain. Dunia ini diciptakan Allah lengkap dengan segala isinya.
Manusia sebagai khalifah diutus untuk memanfaat segala sesuatu yang ada di
bumi ini, dengan akal dan pikirannya diharapkan dapat mendayagunakan
segala sumber daya sehingga dapat bermanfaat bagi kemaslahatan manusia
sendiri. Manusia pun diutus untuk bisa saling memberikan manfaat, baik itu
kesesama manusia maupun kepada alam dan isinya.
3. Laba dakwah
Ketiga, laba dakwah. Islam pada awalnya adalah agama yang asing. Namun
dengan perintah Allah, Nabi Muhammad SAW memulai untuk menyebar
luaskan Islam melalui dakwah, entah itu dakwah bil-lisan maupun dakwah bil-
haal. Urjensi dakwah tertuang pada ayat Al-Qur’an berikut:
“Tidaklah seorang Nabi yang diutus Allah dari umat sebelumku, kecuali dari
umatnya terdapat orang-orang hawariyun (para pembela dan pengikut) yang
melaksanakan sunnahnya serta melaksanakan perintah-perintahnya.
Kemudian, datang generasi setelah mereka; mereka mengatakan sesuatu
yang tidak mereka kerjakan dan mereka mengerjakan sesuatu yang tidak
diperintahkan. Oleh karena itu, siapa yang berjihad terhadap mereka dengan
tangannya, maka ia adalah orang mukmin, siapa yang berjihad melawan
mereka dengan lisannya, maka ia adalah orang mukmin. Dan siapa yang
berjihad melawan mereka dengan hatinya, maka ia adalah orang mukmin.
Sedangkan di bawah itu semua tidak ada keimanan meskipun hanya sebesar
biji sawi (H. R. Muslim)”
6
Kaitannya dengan laba dari perspektif Islam adalah dakwah dapat dimaknai
sebagai laba pula. Mengapa demikian? Karena urgensi dakwah yang
dianjurkan oleh Allah SWT kepada seluruh umat Muslim. Setiap umat
muslim memiliki kewajiban yang sama untuk berdakwah. Berdakwah di jalan
Allah sudah merupakan suatu keuntungan, suatu laba yang benar-benar bebas
dari nilai. Dakwah pun juga merupakan bentuk dari jihad. Memerangi
kemunkaran. Laba dakwah merupakan bentuk laba yang akan selalu bisa
menguatkan eksistensi manusia sebagai hamba Allah, karena setiap
melakukan dakwah, kesadaran akan Allah SWT secara otomatis akan selalu
terpatri dalam benak setiap manusia.
Bank Syariah
Berdasarkan Undang Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,
bank syariah merupakan bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah atau prinsip hukum islam. Prinsip syariah Islam yang
dimaksud mencakup dengan prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl wa
tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah), serta tidak
mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan obyek yang haram, sebagaimana
yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia.
7
keuangan syariah ini wajib menyerahkan suatu barang untuk dijadikan
jaminan (barang gadai).
Sama seperti jenis koperasi lain, koperasi simpan pinjam menerapkan asas
kekeluargaan dalam setiap proses operasionalnya. Namun, untuk koperasi
yang berlandaskan syariat Islam, para anggota harus menerapkan akad atau
prinsip syariah yang berlaku. Umumnya, lembaga keuangan syariah ini
menerapkan akad wadi’ah dan akad mudharabah.
8
JENIS JENIS RIZKI
Menurut sifat
Rezeki maadi adalah rezeki yang berupa materi. Rezeki ini seperti air hujan, buah-
buahan, pekerjaan, harta dan semacamnya. Allah memberikan rezeki jenis ini kepada
setiap manusia, baik muslim maupun non muslim.
Rezeki maknawi adalah kebalikan dari rezeki maadi. Rezeki maknawi berbentuk
rasa cinta dan kebahagiaan, iman dan qanaah, dan semacamnya. Allah memberikan
rezeki jenis ini kepada hamba yang dicintai-Nya.
BAB III
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10