Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Sistem Politik dan masyarakat Madani

Dosen Pengampu

Mohammad ‘Ulyan, M.Pd.

Disusun oleh:

Febrian Akbar (2210202030)

Cahya Avrilia Diningsih (2220202110)

Laili Febrianti (2220202115)

Adrian Syahputra (2240202192)

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TIDAR

TAHUN AJARAN 2022/2023


Kata Pengantar

Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, yang telah memberikan rahmat serta karunianya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul Sistem Ekonomi Islam

Adapun makalah Sistem Ekonomi Islam yang telah disusun telah kami
usahakan semaksimal mungkin. Makalah ini juga masih memiliki banyak kekurangan
baik dari aspek penyusunan bahasa, isi, maupun aspek lainnya. Oleh karena itu, kami
selaku penyusun membuka kesempatan kepada para pembaca yang ingin
menyampaikan kritik dan saran sehingga makalah ini dapat diperbaiki.

Besar harapan kami agar makalah Sistem Ekonomi Islam ini dapat membantu
dan bermanfaat bagi para pembaca sebagai referensi, akhir kata saya ucapkan banyak
terima kasih.

Magelang, 2 November 2022

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar................................................................................................................................ i

Daftar Isi......................................................................................................................................... ii

BAB 1.............................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN.............................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang.............................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................1

C. Tujuan..........................................................................................................................................2

BAB II............................................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN................................................................................................................................ 3

D. Definisi Ekonomi secara umum...................................................................................................3

E. Profit Menurut Islam...................................................................................................................5

F. Mekanisme Pasar Dalam Islam...................................................................................................7

G. Lembaga Permodalan (Perbankan).............................................................................................7

H. Rizki Menurut Islam.....................................................................................................................8

BAB III............................................................................................................................................ 9

KESIMPULAN.................................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................... 10

ii
iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem Ekonomi Islam adalah sebuah sistem ekonomi yang
berdasarkan ketuhanan dan etika. Ia terpancar dari etika yang Islamiah. Islam
sengaja diturunkan oleh Allah Swt untuk seluruh umat manusia. Sehingga
Ekonomi Islam akan bekerja sekuat tenaga untuk mewujudkan kehidupan
yang baik dan sejahtera bagi manusia. Tetapi hal ini bukanlah sebagai tujuan
akhir, sebagaimana dalam sistem ekonomi yang lain. Ekonomi Islam bertitik
tolak dari Allah sebagai satu-satunya sesembahan dan memiliki tujuan akhir
pada Allah juga (Allah Kaghoyatul Ghoyyah). Penampakan yang sangat
mencolok dari Ekonomi Islam adalah bagaimana proses distribusi kekayaan
tersebut dan berbagai hal kegiatan ekonomi diliputi perasaan atas setiap
perilaku kegiatan ekonomi bahwa dirinya selalu diawasi oleh Allah
(muraqabatullah) dan senantiasa bersama Allah (ma iyatullah).1
Manusia dapat bekerja apa saja, yang penting tidak melanggar
garis-garis yang telah ditentukan Allah SWT. Ia bisa melakukan aktifitas
produksi, seperti pertanian, perkebunan, pengolahan makanan dan
minuman.Ia juga dapat melakukan aktifitas distribusi, seperti perdagangan,
atau dalam
bidang jasa seperti transportasi kesehatan dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian dan tujuan sistem ekonomi islam?
2. Apa itu profit menurut islam?
3. Apa itu mekanisme pasar dalam islam?
4. Apa itu lembaga permodalan (perbankan)?
5. Apa itu rizki menurut islam?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu ekonomi dalam perspektif islam.
2. Untuk mengetahui apa saja tujuan dari ekonomi islam.
3. Untuk mengetahui profit menurut pandangan islam.
4. Untuk mengetahui mekanisme pasar dalam islam.
5. Untuk mengetahui apa itu lembaga permodalan ( perbankan)
6. Untuk mengetahui rizki menurut islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

D. Definisi Ekonomi secara umum

Secara Istilah ekonomi berasal dari kata “oikos” yang berarti rumah tangga
atau keluarga. Dan “Nomos” yang berarti aturan, peraturan dan hukum. Jadi kita
dapat mengetahui bahwa ekonomi adalah segala aturan atau managemen dalam
rumah tangga.

Ilmu ekonomi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang usaha
manusia dalam mencapai kemakmuran. Untuk mencapai kemakmuran, manusia akan
melakukan aktivitas ekonomi seperti konsumsi, produksi, dan distribusi. Hal ini dapat
memunculkan masalah ekonomi yaitu tidak seimbangnya kebutuhan manusia yang
tak terbatas dengan jumlah barang atau produksi yang makin terbatas.

Definisi Ekonomi dalam perspektif Islam

Ekonomi Islam adalah sistem ekonomi Islam yang bersumber dari Al-
Qur'an, Hadist, Ijma dan qiyas. Sistem ekonomi Islam sangat berbeda dengan sistem
ekonomi tradisional, dan praktik-praktik haram seperti riba masih sering terjadi.

Saat ini, ekonomi Islam semakin populer di seluruh dunia dan banyak
negara mulai mengadopsi sistem ini. Namun, sistem ekonomi Islam ini tidak
bertujuan untuk mengumpulkan kekayaan sebanyak-banyaknya, beberapa desa masih
memiliki kesenjangan, dan modal materi hanya dikumpulkan oleh segelintir orang. ,
kerja yang efisien dan tentunya dengan cara yang legal.

3
prinsip-prinsip sistem ekonomi dalam islam

Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam

Ekonomi islam sebenarnya memegang prinsip-prinsip yang berkaitan dengan


larangan dalam islam Jadi, ada beberapa prinsip dan praktik ekonomi islam yang
diterapkan, di antaranya adalah:

A. Larangan Maisir

Larangan maisir artinya tidak mengizinkan adanya aktivitas yang berbentuk


seperti perjudian dalam aktivitas perekonomian.

B. Larangan Gharar

Larangan gharar pada dasarnya adalah larangan untuk melakukan penipuan.


Artinya setiap kegiatan ekonomi tidak diizinkan untuk menipu orang lain demi
keuntungan diri sendiri dan merugikan orang lain.

C. Larangan Barang Haram

Artinya adalah dalam sistem ekonomi islam tidak mengizinkan untuk melakukan
transaksi atau mendapatkan barang dengan cara yang tidak baik atau dilarang
dalam islam.

D. Larangan Dzalim

Larangan dzalim berarti segala macam kegiatan ekonomi tidak mengizinkan


adanya hal-hal yang dengan sengaja dilakukan untuk merugikan orang lain. Oleh
karena itu, dalam transaksi yang menerapkan ekonomi islam sebaiknya dilakukan
dengan cara bagi hasil agar suatu keuntungan dapat terbagi secara adil tanpa
merugikan satu pihak.

E. Larangan Ikhtikar

Larangan ikhtikar artinya dalam ekonomi islam tidak diizinkan untuk melakukan
penimbunan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat untuk menguntungkan
diri sendiri dan merugikan orang lain.

F. Larangan Riba

Larangan riba berarti dalam setiap transaksi perekonomian tidak diizinkan untuk
menerapkan biaya-biaya tambahan. Namun, hal ini dapat dihindari jika sang
pemberi, memberikannya secara ikhlas.

4
Tujuan sistem ekonomi Islam

1. Mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat (fallah) melalui tata


kehidupan yang baik dan terhormat (hayyah thayyibah).
2. Mewujudkan perekonomian yang baik tanpa mengesampingkan norma-
norma islam.
3. Menumbuhkan rasa persaudaraan antar umat karena tidak ada yang
merugikan pihak lain.
4. Diharapkan dapat memmbuat seseorang tetap berpegang teguh dengan
syariat islam meskipun sudah dihadapkan dengan hal-hal yang
berkaitan dengan keuangan.

E. Profit Menurut Islam


1. Laba materi
laba materi ini adalah laba sebagai harta, uang, sesuatu yang bisa dilihat,
masih akan selalu dijumpai. Hidup didunia memang perlu materi. Allah SWT
pun memerintahkan manusia untuk bekerja, lewat hadist nabi yang
disampaikan oleh sahabatnya, Sayyidina Ali:
"Bekerjalah kamu untuk duniamu seakan kamu hidup selamanya, dan
bekerjalah kamu untuk akhiratmu seakan kamu mati esok hari"
(Riwayat Ibnu Abdi Rabbih, Al ‘Aqdul Farid, 2/469. Mawqi’ Al
Warraq)
Bahkan jika berkaca ada masa hidup Nabi Muhammad SAW, banyak sahabat
yang merupakan saudagar kaya raya dengan harta melimpah, seperti contoh,
Ustman Bin Affan .
Lalu, apa bedanya dengan laba materi secara konvensional?
Keperuntukannya lah yang membedakan laba materi Islam dari laba materi
konvesional. Menjadi kaya secara materi untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT, itulah yang dimaknai sebagai laba materi Islam. Laba materi
dapat menguatkan eksistensi manusia sebagai hamba Allah tergantung pada
keperuntukkannya. Kalau tidak kaya, manusia tidak dapat naik haji. Kalau
tidak kaya, manusia tidak dapat banyak menyantuni anak yatim. Kalau tidak
kaya, manusia tidak dapat mewakafkan tanah untuk panti jompo ataupun
pondok pesantren. Kalau tidak kaya, manusia tidak bisa membangun masjid
untuk tempat “bertemunya” umat dengan Allah SWT. Ini adalah makna yang
lebih luas dari laba materi. Kesadaran bahwa laba materi, apapun yang
dimiliki manusia adalah milik Allah, tidak akan dibawa saat mati, membuat
keperuntukkan laba materi di jalan Allah makin menguatkan eksistensi
manusia sebagai hamba Allah SWT.

5
2. Laba kebermanfaatan
Kedua, laba kebermanfaatan. Manusia pada hakikatnya adalah khalifah. Allah
SWT menciptakan manusia dengan tugas sebagai pemimpin di dunia,
pemimpin makhluk hidup yang lain. Seperti yang tertuang dalam ayat Al-
Qur’an berikut:
Dan (ingatlah) tatkala tuhan engkau berkata kepada Malaikat: Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka: Apakah
Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan
menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan
memuliakan Engkau? Dia berkata: Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui.”(QS. Al-Baqarah:30)

“dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat,
untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya
Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang” (QS. Al-An’Am : 165)

Berdasar pada kedua ayat tersebut, Allah SWT sangat percaya pada manusia
untuk menjadi khalifah. Hal ini disebabkan karena manusia adalah makhluk
yang paling sempurna, makhluk yang memiliki akal dan pikiran melebihi
makhluk hidup lain. Dunia ini diciptakan Allah lengkap dengan segala isinya.
Manusia sebagai khalifah diutus untuk memanfaat segala sesuatu yang ada di
bumi ini, dengan akal dan pikirannya diharapkan dapat mendayagunakan
segala sumber daya sehingga dapat bermanfaat bagi kemaslahatan manusia
sendiri. Manusia pun diutus untuk bisa saling memberikan manfaat, baik itu
kesesama manusia maupun kepada alam dan isinya.

3. Laba dakwah
Ketiga, laba dakwah. Islam pada awalnya adalah agama yang asing. Namun
dengan perintah Allah, Nabi Muhammad SAW memulai untuk menyebar
luaskan Islam melalui dakwah, entah itu dakwah bil-lisan maupun dakwah bil-
haal. Urjensi dakwah tertuang pada ayat Al-Qur’an berikut:
“Tidaklah seorang Nabi yang diutus Allah dari umat sebelumku, kecuali dari
umatnya terdapat orang-orang hawariyun (para pembela dan pengikut) yang
melaksanakan sunnahnya serta melaksanakan perintah-perintahnya.
Kemudian, datang generasi setelah mereka; mereka mengatakan sesuatu
yang tidak mereka kerjakan dan mereka mengerjakan sesuatu yang tidak
diperintahkan. Oleh karena itu, siapa yang berjihad terhadap mereka dengan
tangannya, maka ia adalah orang mukmin, siapa yang berjihad melawan
mereka dengan lisannya, maka ia adalah orang mukmin. Dan siapa yang
berjihad melawan mereka dengan hatinya, maka ia adalah orang mukmin.
Sedangkan di bawah itu semua tidak ada keimanan meskipun hanya sebesar
biji sawi (H. R. Muslim)”

6
Kaitannya dengan laba dari perspektif Islam adalah dakwah dapat dimaknai
sebagai laba pula. Mengapa demikian? Karena urgensi dakwah yang
dianjurkan oleh Allah SWT kepada seluruh umat Muslim. Setiap umat
muslim memiliki kewajiban yang sama untuk berdakwah. Berdakwah di jalan
Allah sudah merupakan suatu keuntungan, suatu laba yang benar-benar bebas
dari nilai. Dakwah pun juga merupakan bentuk dari jihad. Memerangi
kemunkaran. Laba dakwah merupakan bentuk laba yang akan selalu bisa
menguatkan eksistensi manusia sebagai hamba Allah, karena setiap
melakukan dakwah, kesadaran akan Allah SWT secara otomatis akan selalu
terpatri dalam benak setiap manusia.

F. Mekanisme Pasar Dalam Islam

G. Lembaga Permodalan (Perbankan)

Lembaga keuangan syariah adalah sebuah badan usaha yang kegiatannya di


bidang keuangan syariah dan asetnya berupa keuangan maupun non keuangan
berdasarkan prinsip syariah Islam. Setiap kegiatan operasional di dalamnya
tidak boleh mengandung unsur riba atau pun unsur yang dilarang dalam agama
Islam. Peran lembaga keuangan syariah saat ini semakin dibutuhkan untuk
kegiatan menabung, pembiayaan, investasi, asuransi dan lain-lain. Lembaga
keuangan syariah juga berperan penting dalam sistem keuangan ekonomi
modern untuk melayani masyarakat.

JENIS JENIS LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

 Bank Syariah
Berdasarkan Undang Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,
bank syariah merupakan bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah atau prinsip hukum islam. Prinsip syariah Islam yang
dimaksud mencakup dengan prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl wa
tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah), serta tidak
mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan obyek yang haram, sebagaimana
yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia. 

 Tempat Gadai Syariah


Selain bank, tempat gadai juga termasuk lembaga keuangan syariah yang
sudah beroperasi di Indonesia. Tempat gadai umumnya menyediakan layanan
pembiayaan uang dengan jaminan barang atau surat berharga sebagai salah
satu persyaratan. Biasanya nasabah yang ingin meminjam uang ke lembaga

7
keuangan syariah ini wajib menyerahkan suatu barang untuk dijadikan
jaminan (barang gadai). 

 Koperasi Simpan Pinjam Syariah


Koperasi simpan pinjam merupakan lembaga keuangan syariah yang
menjalankan usaha berupa penerimaan simpanan maupun pinjaman.
Umumnya sumber modal koperasi simpan pinjam berasal dari simpanan
pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela dari setiap anggota yang
tergabung di dalamnya. Selain itu, modal koperasi simpan pinjam juga berasal
dari modal pinjaman kepada koperasi atau badan usaha lainnya.

Sama seperti jenis koperasi lain, koperasi simpan pinjam menerapkan asas
kekeluargaan dalam setiap proses operasionalnya. Namun, untuk koperasi
yang berlandaskan syariat Islam, para anggota harus menerapkan akad atau
prinsip syariah yang berlaku. Umumnya, lembaga keuangan syariah ini
menerapkan akad wadi’ah dan akad mudharabah. 

 Lembaga Asuransi Syariah


Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), asuransi syariah adalah usaha tolong
menolong dan saling melindungi di antara para peserta yang penerapan dan
prinsip hukumnya sesuai syariat Islam. Lembaga keuangan syariah ini dapat
diniatkan sebagai ikhtiar persiapan untuk menghadapi kemungkinan
terjadinya risiko. Asuransi syariah umumnya dijalankan berdasarkan tiga jenis
akad, di antaranya akad mudharabah, akad tabarru’, akad mudharabah
musytarakah, dan akad wakalah bil ujrah. Sama seperti asuransi konvensional,
lembaga keuangan syariah yang satu ini terdiri atas beberapa produk, yaitu
asuransi pendidikan, asuransi kendaraan, asuransi jiwa, dan lain sebagainya. 

 Lembaga Pembiayaan Syariah


Mungkin Anda sering mendengar lembaga keuangan syariah yang
menawarkan berbagai jenis pembiayaan, mulai dari pembiayaan kendaraan,
pembiayaan pendidikan, pesta, dan lain-lain. Lembaga pembiayaan syariah
biasanya menyediakan layanan dengan jaminan sebagai salah satu persyaratan
yang harus dipenuhi oleh nasabah. 

H. Rizki Menurut Islam


Istilah "rezeki"' berasal dari bahasa Arab yaitu dari akar kata razaqa, yarzuqu,
rizqan, yang berarti kekayaan, nasib, harta warisan, upah, dan anugerah dan
pemberian. Rizki juga mempunyai makna : pemberian makanan, hujan, dan
buah-buahan.

8
JENIS JENIS RIZKI

 Menurut sifat
Rezeki maadi adalah rezeki yang berupa materi. Rezeki ini seperti air hujan, buah-
buahan, pekerjaan, harta dan semacamnya. Allah memberikan rezeki jenis ini kepada
setiap manusia, baik muslim maupun non muslim.
Rezeki maknawi adalah kebalikan dari rezeki maadi. Rezeki maknawi berbentuk
rasa cinta dan kebahagiaan, iman dan qanaah, dan semacamnya. Allah memberikan
rezeki jenis ini kepada hamba yang dicintai-Nya.

 Menurut cara mendapatkannya


rezeki kasbi memang berasal dari sifat rahman atau pemberian Allah Swt. Artinya,
siapa pun yang berusaha akan mendapatkan rezeki tersebut.
Sedangkan rezeki wahbi adalah rezeki yang datangnya di luar prediksi manusia.
Manusia dan makhluk Allah lainnya tak perlu khawatir mengenai rezeki. Sebab,
terkadang rezeki datang secara tak terduga. Bahkan datang tanpa memerlukan jerih
payah.

BAB III

KESIMPULAN

9
DAFTAR PUSTAKA

10

Anda mungkin juga menyukai