Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH DASAR-DASAR EKONOMI ISLAM

PRINSIP-PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAM

Dosen Pembimbing : Ahsani Taqwiem, SE,.MM

Nama Kelompok :

Nuriyah Trisna Parawangsa (21801083010)


Fitri Ayu Lestari (21801083022)
Moh. Iqbal Maulana (21801083082)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik, dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi para
pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga ke depannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan, Karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat untuk membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Malang, 20 Maret 2019


Penyusun,

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
1.3Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN ............................................................................ 3


2.1. Rabbaniyah .......................................................................................... 3
2.2. Akhlak ................................................................................................. 3
2.3. Keadilan ............................................................................................... 4
2.4. Keseimbangan ..................................................................................... 5
2.5. Kebebasan............................................................................................ 6

BAB III : KESIMPULAN ............................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 8


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam adalah agama yang ajarannya mengatur segenap perilaku manusia


dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagai muslim kita yakin bahwa
melalui Al-Qur’an dan As-Sunnah, telah diberi garis besar aturan untuk
menjalankan kehidupan ekonomi, dan untuk mewujudkan kehidupan
ekonomi. Sesungguhnya Allah telah menyediakan sumber daya Nya dan
mempersilahkan manusia untuk memanfaatkannya, sebagaimana firman-Nya
dalam QS. Al-Baqarah (2) ayat 29.
“Dial ah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak menciptakan langit, lalu dijadikan Nya tujuh langit, dan dia
Maha Mengetahui segala sesuatu”.
Namun, pada kenyataannya, kita dihadapkan pada sistem ekonomi
konvensional yang jauh lebih kuat perkembangannya daripada sistem
ekonomi islam. Kita lebih paham dan terbiasa dengan tata cara ekonomi
konvensional dengan segala macam perbuatannya.
Sebagai muslim yang baik, kita dituntut untuk menerapkan keislamannya
dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk dari aspek eskonomi. Maka
mempelajari sistem ekonomi islam secara mendalam itu sangat diperlukan
dan suatu keharusan untuk di sosialisasikan dan di terapkan yang di mulai
dari diri sendiri.
Prinsip-prinsip Ekonomi Islam itu secara garis besar memiliki sifat dasar
yaitu Ekonomi Rabbani dan Insani. Rabbani yaitu syarat dengan arahan dan
nilai-nilai Ilahiah. Insani yaitu dilaksanakan dan ditujukan untuk
kemakmuran manusia. Keimanan sangat penting dalam Ekonomi Islam ini
karena secara langsung akan mempengaruhi cara pandang dalam membentuk
kepribadian, perilaku, gaya hidup, selera dan preferensi manusia. Dalam
ekonomi islam, sumber daya insane menjadi faktor terpenting. Manusia
menjadi pusat sirkulasi manfaat ekonomi dari berbagai sumber daya yang
ada.

1.2 Rumusan Masalah

a. Rabbaniyah
b. Akhlak
c. Keadilan (‘Adl)
d. Keseimbangan
e. Kebebasan
1.3 Tujuan Penulisan

Agar mengetahui prinsip-prinsip apa saja yang mendasari dalam ekonomi


islam. Tanpa tau dasarnya, kita tidak dapat menerapkannya dalam
perekonomian saat ini. Karena ini juga memiliki peranan penting bagi
kehidupan perekonomian selanjutnya.
Bahwa setiap kegiatan manusia juga didasarkan pada pengabdian kepada
Allah dan dalam rangka melaksanakan tugas dari Allah untuk
memakmurkan bumi, maka dalam berekonomi umat islam harus
mengutamakan keharmonisan dan pelestarian alam.
BAB II
PEMBAHASAN

Secara umum prinsip-prinsip ekonomi menjadi 2 kelompok besar.


Masing-masing kelompok besar ini membentuk suatu bangunan yang akan
menjadi prinsip ekonomi islam. Berikut Prinsip-Prinsip Dasar Ekonomi
Islam:

2.1 Rabbaniyah

Prinsip ini termasuk pada konsep Tauhid, yang menjelaskan tentang


keesaan Tuhan dan segala aktivitas manusia yang termasuk aktivitas
ekonomi harus didasarkan pada keinginan Allah dan semua aktivitas
tersebut merupakan bukti pengabdian kepada Allah. Konsep ini
menjelaskan bahwa semua peraturan yang ditetapkan Allah bertujuan
untuk memelihara dan menjaga kehidupan menusia kearah kesempurnaan
dan kemakmuran. Karena itu Allah member pedoman dan aturan untuk
mencari dan memelihara rezeki yang diberikan Allah.
Konsep Khilafah yaitu menetapkan manusia menjadi khalifah.
Penciptaan manusia sebagai khalifah ini merupakan rumusan untuk
membina konsep ekonomi islam dan sekaligus falsafah ekonomi islam.
Konsep ini harus diimani dan tercermin dalam sikap seseorang tersebut.
Maka dari itu, orang yang sudah diberi amanah sebagai khalifah
hendaklah merealisasikan kesejahteraan yang menjadi tujuan ekonomi.
Kewenangan yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk mengelola
bumi hendaknya dilakukan dengan bingkai ketuhanan. Artinya,
pengelolaaan tersebut senantiasa dalam rangka mengejawantahkan
keinginan Tuhan dan bukan semata-mata mewujudkan keinginan
manusia.

2.2 Akhlak

Hal yang membedakan antara sistem Islam dengan sistem


konvensional adalah dengan akhlak. Ekonomi dan akhlak tidak pernah
terpisah sama sekali seperti halnya tidak pernah terpisah ilmu dengan
akhlaknya, maupun politik dengan akhlak.
Akhlak adalah daging dan urat nadi kehidupan Islami, sebab risalah
Islam adalah risalah Akhlak. Sabda Rasulullah SAW: “sesungguhnya aku
diutus untuk menyempurnakan akhlak”.
Kesatuan antara ekonomi dan akhlak ini akan semakin jelas pada
setiap aktivitas ekonomi, baik produksi, distribusi, konsumsi, dan
peredaran. Seorang muslim, baik secara pribadi maupun bersamaan tidak
bebas mengerjakan apa saja yang diinginkannya, atau apa saja yang
menguntungkannya saja. Setiap muslim terikat oleh iman dan akhlak
pada setiap aktivitas ekonomi yang dilakukannya. Yusuf Qardhawi
mengutip pandangan penulis Perancis, Jack Aster, dalam bukunya Islam
dan Perkembangan Ekonomi berkata: “Islam adalah sebuah sistem hidup
yang aplikatif dan secara bersamaan mengandung nilai-nilai akhlak yang
tinggi. Kedua hal ini berkaitan erat, tidak pernah terpisah satu dengan
lainnya”.
Dari sini dapat dilihat, bahwa kaum muslimin tidak dapat menerima
sistem ekonomi kapitalis. Ekonomi yang mengambil kekuatannya dari
Al-Qur’an dipastikan ekonomi yang berakhlak. Akhlak mampu
memberikan makna baru terhadap konsep nilai dan mampu mengisi
kekosongan pikiran yang nyaris muncul akibat alat industrialis.

2.3 Keadilan

Keadilan ini merupakan dasar kesejahteraan hidup manusia. Seluruh


kebijaksanaan harus dilandasi dengan sifat adil dan seimbang
sebagaimana terdapat dalam surah Al-Hadid:25. Bahkan Allah
menempatkan keadilan paling dekat dengan takwa, karena ketakwaan
termasuk prinsip utama dalam islam sebagai pondasi berbuat keadilan.
Beberapa hal yang dibahas dalam konsep keadilan, yaitu:
a) Pemenuhan Kebutuhan Pokok
Pemenuhan sumber-sumber daya harus dimanfaatkan sesuai
kebutuhan dalam masyarakat dengan merata dan sesuai kebutuhan
masing-masing masyarakat. Karena sumber daya yang terbatas, harus
pandai-pandai menggunakannya dengan bijak. Pemenuhan tersebut
harus dilakukan dengan memulai hidup sederhana dan tidak
melakukan pemborosan yang jelas dilarang oleh Islam.

b) Sumber-Sumber Pendapatan yang Terhormat


Dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, manusia harus
memenuhi dengan cara seperti bekerja. Terutama kepala keluarga,
yang harus menafkahi guna mencukupi kebutuhan rumah tangga
(dirinya sendiri dan keluarganya). Namun, tidak semua orang dapat
memenuhi kebutuhan itu sendiri, dan sesama muslim diharapkan
memiliki sikap tolong menolong. Apabila kita tidak melaksanan
kewajiban kolektif, secara tidak langsung berdampak pada
perekonomian Negara kita sendiri. Dengan demikian, dalam Agama
Islam telah dilakukan pembayaran dana, seperti zakat dan sedekah
yang mana hasilnya akan di kontribusikan kepada rakyat kecil.
c) Distribusi Pendapatan dan Kekayaan yang Merata
Kebutuhan pokok mungkin sudah sangat terealisasi, namun masih
saja terjadi kesenjangan dalam mendistribusikan kekayaan dan
pendapatan. Hal ini dikarenakan masyarakat kurang kreatif dan
inisiatif dalam mengelola sumber daya dengan baik. Allah telah
menekankan untuk masyarakat memenuhi kebutuhannya tidak hanya
lewat penghasilan yang terhormat melainkan dari pendapatan-
pendapatan lainnya, sebagaimana dalam Al-Qur’an surah Al-Hasyr:7.

d) Pertumbuhan dan Stabilitas


Umat muslim banyak yang tidak bisa memanfaatkan sumber daya
dengan baik, sehingga kekayaan pada masyarakat tidak mendistribusi
secara merata. Kinerja ekonomi yang stabil akan meminimalisir
kesulitan hidup dan kesenjangan ekonomi. Sehingga laju
pertumbuhan ekonomi akan optimal.

2.4 Keseimbangan

“Ruh” dari ekonomi islam adalah pertengahan/keseimbangan yang


adil. Hal ini sejalan dengan karakteristik umat islam sebagaimana firman
Allah pada surah Al-Baqarah ayat 143:
“… dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat
yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia
agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami
tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan
agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan
siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat
berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, dan
Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. (QS. AlBaqarah:143).
Konsep ini memiliki tujuan member kesejahteraan kepada
masyarakat, yaitu:
a) Keseimbangan antara Kebutuhan Jasmani dan Rohani
Islam sangat mendorong umatnya untuk mengutamakan ibadah lebih
dari segalanya. Aturan islam menetapkan aktivitas ekonomi secara
syariah. Muslim wajib untuk mentaati ketetapan syariah terhadap
berbagai aspek kehidupan. Balasan atas ketaatan muslim adalah
pahala dan kelancaran mencari rezeki di muka bumi. Setiap hukum
syariah memiliki tujuan menciptakan keadilan untuk seluruh makhluk
di dunia.
b) Keseimbangan antara Kebutuhan Individu dan Sosial
Ekonomi Islam berusaha untuk mewujudkan keseimbangan antara
kebutuhan individu dan sosial masyarakat. Seorang muslim
diharapkan peduli dengan sesama manusia ketika melakukan aktivitas
bekerja atau berbisnis. Keadilan sangat dijunjung dalam ekonomi
syariah, karena setiap manusia memiliki tanggung jawab sosial
dengan memanfaatkan hasil bumi secara bijak.
Beberapa akademis ekonomi yang telah mempelajari ekonomi islam
berpendapat, bahwa terdapat konsep keseimbangan antara permintaan
dan penawaran. Mereka menilai perkembangan ekonomi
konvensional hingga saat ini belum sampai pada tingkat
keseimbangan tersebut.

c) Keseimbangan dalam Konsep Transaksi Murabahah


Transaksi Murabahah adalah akad jual-beli barang dengan
menyatakan perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh
penjual dan pembeli. Konsep ini memiliki tujuan menciptakan
keseimbangan manfaat yang di dapat oleh berbagai pihak.
Keseimbangan dalam konsep transaksi murabahah ini terwujud dalam
tiga aspek utama, yaitu; Pertama, keterbukaan dalam proses transaksi
mulai dari penyediaan barang hingga kesesuaian barang pesanan.
Kedua, kejujuran dalam menentukan nilai transaksi mulai dari harga
asli barang hingga terjalin kesepakatan nilai margin keuntungan.
Ketiga, kepercayaan dalam perjanjian (akad) transaksi dibangun
mulai dari ketersediaan barang hingga pelunasan pembayaran. Ketiga
aspek ini ialah syarat sah tarnskasi murabahah.

2.5 Kebebasan

Kebebasan mengandung pengertian bahwa manusia bebas melakukan


seluruh aktivitas ekonomi sepanjang tidak ada ketentuan Tuhan yang
melarangnya. Manusia bebas membuat keputusan ekonomis yang
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidupnya. Karena dengan
kebebasan itu manusia dapat mengoptimalkan potensinya dengan
melakukan inovasi dalam kegiatan ekonomi.
Dalam hal ini, juga dimintai rasa tanggung jawab. Pertanggung
jawaban adalah konsekuensi logis dari kebebesan yang diberikan Allah
kepada manusia. Kebebasan dalam bertindak mengelola sumber daya
alam dan kebebasan dalam melakukan aktivitas ekonomi inilah yang
sejatinya akan dipertanggungjawabkan manusia di hadapan Allah
nantinya,
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa Islam adalah satu-


satunya agama yang sempurna. Yang mengatur seluruh sendi kehidupan
manusia dan alam semesta. Kegiatan perekonomian manusia juga diatur
dalam Islam dengan prinsip Illahiyah. Harta yang ada pada kita,
sesungguhnya bukan milik manusia, melainkan hanya titipan dari Allah
SWT agar dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia
yang pada akhirnya semua akan kembali kepada Allah SWT untuk
dipertanggungjawabkan.
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi
manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan
didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan
rukun islam.
Secara umum prinsip-prinsip ekonomi dibagi menjadi 2 kelompok
besar. Bagian utama (nilai universal) yaitu; Rabbaniyah, Akhlak, Keadilan,
Keseimbangan, dan Kebebasan. Dengan prinsip-prinsip tersebut sistem
ekonomi dapat dibangun secara kokoh.

3.2 Saran

Dalam makalah kami ini, masih terdapat banyak kekurangan yang


harus diperbaiki dan di koreksi, materi-materi ini disajikan belum
sepenuhnya lengkap. Untuk itu kami sangat mengharapkan kontribusi
positif untuk kemajuan kita bersama.
DAFTAR PUSTAKA

Mujahidin, Akhmad. 2007. Ekonomi Islam. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.


http://pasca.unisba.ac.id/akad-murabahah-dan-implementasinya-pada-syariah-
dihubungkan-dengan-kebolehan-praktek-murabahah-menurut-para-ulama/
http://www.academia.edu/24048160/Makalah-Keseimbangan-Ekonomi-dalam-Islam
https://www.kompasiana.com/bisrikalisari/599fabaa656a8529a10f30a3/ekonomi-
islam-ekonomi-rabbani?page=all

Anda mungkin juga menyukai