Anda di halaman 1dari 13

DASAR-DASAR EKONOMI ISLAM

MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS EKONOMI ISLAM

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

LISNATURRAHMI
MAHATIR BAGOES
MARIA ULFA
MAULIZA RAHMA YANTI

UNIT : 2
SEM : 6
PRODI : HES
PEMBIMBING : LISA NANSADIQA M.SI

PERGURURUAN TINGGI ISLAM


AL-HILAL SIGLI
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat


rahmat-Nya Penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul dasar-dasar
ekonomi Islam.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan dipahami bagi
pembaca.

Sigli, April, 2020

Penulis
Klp 3

i
DAFTAR PUSTAKA

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

Latar Belakang .................................................................................................. 1

Rumusan Masalah ............................................................................................. 1

Tujuan ................................................................................................................ 1

BAB II .................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

Pengertian Ekonomi Islam ............................................................................... 3

Dasar-Dasar Ekonomi Islam ............................................................................ 4

Maqasid al-Shariah sebagai Landasan Dasar Ekonomi Islam ..................... 4

Falsafah/Pedoman Dasar Ekonomi Islam ....................................................... 5

BAB III................................................................................................................... 9

PENUTUP.............................................................................................................. 9

Kesimpulan ........................................................................................................ 9

Saran................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekonomi Islam dibangun atas dasar agama Islam, karenanya ia merupakan
bagian tak terpisahkan (integral) dari agama Islam. Sebagai derivasi dari agama
Islam, Ekonomi Islam akan mengikuti agama Islam dalam berbagai aspeknya.
Islam adalah sistem kehidupan (way of life), dimana Islam telah menyediakan
berbagai perangkat aturan yang lengkap bagai kehidupan manusia termasuk dalam
bidang Ekonomi. Setiap manusia bertujuan mencapai kesejahteraan dalam
hidupnya, namun manusia memiliki pengertian yang berbeda-beda tentang
kesejahteraan. Dalam berbagai literatur Ilmu Ekonomi konvensional dapat
disimpulkan bahwa tujuan manusia memenuhi kebutuhannya atas barang dan jasa
adalah untuk mencapai kesejahteraan (well being). Manusia menginginkan
kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidupnya, dan untuk inilah ia berjuang
dengan segala cara untuk mencapainya.
oleh karena itu, untuk pemahaman lebih lanjut perihal ekonomi Islam
penulis membuat sebuah makalah yang berjudul dasar-dasar ekonomi Islam untuk
memberikan pengetahuan kepada pembaca melalui sebuah tulisan menarik
dibawah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ekonomi Islam?
2. Apa saja yang menjadi dasar-dasar ekonomi Islam?
3. Jelaskan bagaimana yang di maksud dengan Maqasid al-Shariah sebagai
landasan dasar ekonomi Islam?!
4. Apa saja yang menjadi falsafah/pedoman dasar ekonomi Islam?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian ekonomi Islam.
2. Mengetahui dasar-dasar ekonomi Islam.
3. Mengetahui penjelasan mengenai Maqasid al-Shariah sebagai landasan
dasar ekonomi Islam.
1
4. Mengetahui falsafah/pedoman dasar ekonomi Islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekonomi Islam


Ekonomi Syariah atau Ekonomi Islam dibangun berlandaskan agama
Islam, karena aktivitas ekonomi sesuatu bagian tidak terpisahkan dari ajaran
agama Islam. Sebagai sistem kehidupan, aktivitas manusia tidak terlepas dari Al-
Qur’an dan hadis, dimana Islam menyediakan berbagai perangkat aturan yang
sempurna bagi keutuhan kehidupan manusia.
Selain itu, Ekonomi Islam juga mengajarkan perilaku seseorang yang
dituntun oleh ajaran Allah SWT, mulai dari awal kehidupan, cara memandang
serta menganalisis setiap masalah dalam berekonomi, dan prinsip–prinsip atau
nilai yang harus dipegang untuk dalam mencapai tujuan itu.
Ekonomi Islam tidak lepas dari konsepsi Islam tentang ekonomi yang
digali dari nilai-nilai Qur‟ani dan Haditsi serta akumulasi dari pergulatan
intelektual para ulama dan fuqaha yang sangat kompeten di bidangnya.
Penggalian dari ayat-ayat al-Qur‟an dan al-Hadits itulah yang menginspirasikan
munculnya teori-teori ekonomi dalam Islam.1
Pengertian tentang ekonomi Islam menurut beberapa pemikir sebagai
2
berikut :
1. Menurut Muhammad Abdul Mannan Dalam “Islamic Ekonomics: Theory
And Practice” memberikan pengertian Ekonomi Islam adalah ilmu sosial
yang mempelajari masalah-masalah ekonomi orang yang dijiwai dengan
nilai-nilai Islam.
2. Menurut Muhammad Nejatullah al-Shiddiqi dalam Muslim Economic
Thinking: A Survey of Contemporery Literature, ilmu ekonomi Islam

1
Abdul Aziz, DASAR–DASAR EKONOMI ISLAM, (cirebon : Pustaka Elsi, 2015), hlm,
93.
2
Rachmasari Anggraini, Dani Rohmati, Tika Widiastuti, Maqāṣid al -Sharī‘ah sebagai
Landasan Dasar Ekonomi Islam, Economica: Jurnal Ekonomi Islam–Volume 9, Nomor 2 (2018),
hlm, 298-299.
3
adalah respons pemikir Muslim terhadap tantangan ekonomi pada masa
tertentu, dalam usaha keras ini mereka dibantu oleh Al-Qur’an dan
Sunnah, akal (ijtihad), dan pengalaman.
3. Menurut M. Umer Chapra dalam buku berjudul The Future of Economics :
An Islamic Perspectif, Ekonomi Islam didefinisikan sebagai cabang ilmu
yang membantu mensejahterakan kesejahteraan manusia melalui alokasi
dan distribusi sumber daya yang langka yang sesuai dengan ajaran Islam,
tanpa terlalu mengekang kebebasan individu atau menciptakan
ketidakseimbangan ekonomi makro dan ekologi yang berkelanjutan.
B. Dasar-Dasar Ekonomi Islam
Adapun dasar –dasar ekonomi Islam yaitu sebagai berikut3 :
1. Bertujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat baik di dunia maupun
di akhirat, tercapainya seluruh kebutuhan secara optimal sesuai dengan
shariah, baik secara individu maupun masyarakat. Pencapaian kebutuhan
sumber daya secara optimal tanpa pemborosan serta dapat melestarikan
seluruh rezeki yang telah disediakan Allah swt.
2. Hak milik relative individu diakui sebagai usaha dan kerja secara halal dan
dipergunakan untuk hal-hal yang benar, baik dan halal pula.
3. Dilarang menimbun harta benda, barang dagangan dan lain sebagainya
yang dapat menyebabkan kesusahan bagi orang lain yang lebih
membutuhkan, dan menghambat laju perekonomian.
4. Pada harta orang kaya ada hak untuk orang miskin, maka dari itu ekonomi
Islam harus membagikan setengah hartanya untuk berzakat maupun
bersedekah, sesuai pada ayat-ayat Al-Qur’an Surat Al-Hadid: ayat 7.
5. Dilarangnya riba (tambahan) dalam seluruh aspek ekonomi, baik
perbankan maupun jual beli.
C. Maqasid al-Shariah sebagai Landasan Dasar Ekonomi Islam
Melalui Maqasid al-Shariah, seluruh aspek kehidupan sudah termuat
dalam syariah Islam yakni, agama, jiwa, akal, kebutuhan, keturunan, harta benda.
3
Rachmasari Anggraini, Dani Rohmati, Tika Widiastuti, Maqāṣid al-Sharī‘ah sebagai
Landasan Dasar Ekonomi Islam..., hlm, 303.
4
Begitu pula jelas pada seluruh aspek ekonomi termuat dalam syariah Islam,
seperti dalam pemenuhan kebutuhan, aspek sosial kemasyarakatan dengan
bersedekah, zakat, wakaf dan berbagai instrument lainnya yang mendorong serta
membantu terjadinya kehidupan yang baik antara seluruh lapisan masyarakat,
berdampak pula pada distribusi pendapatan yang merata, kemasalahatan adalah
tujuan utama dari ekonomi Islam yang berlandaskan Maqāṣid al -Sharī‘ah.
Kesehjateraan dan kemuliaan hidup di dunia dan akhirat, dapat terwujud
apabila seluruh kebutuhan-kebutuhan hidup manusia sudah terpenuhi dan
seimbang antara kebutuhan duniawi dan ukhrowinya. Kebutuhan yang tercukupi
manusia akan memberikan dampak yang maslahah. Jadi maslahah adalah segala
bentuk keadaan, baik material maupun nonmaterial yang sudah terpenuhi, yang
mampu meningkatkan kedudukan manusia sebagai makhluk yang paling mulia.Itu
dapat dicapai apabila setiap aktivitas khususnya aktivitas ekonomi yang
dijalankan sesuai dengan syariah Islam. Supaya segala sesuatu yang didapatkan
sesuai syariah-syariah Islam dan mendapatkan ridha dari Allah swt, baik cara
mendapatkannya, maupun sesuatu yang didapatkan.4
D. Falsafah/Pedoman Dasar Ekonomi Islam
Falsafah ekonomi islam adalah nilai-nilai yang menjadi dasar atau
landasan islam dalam aktivitas atau transaksi ekonomi manusia. Nilai-nilai ini
bersifat umum, universal, dan mendasar sehingga walaupun zaman sudah
berganti, maka nilai-nilai ini akan tetap ada dan tidak berubah.
Zaman dan teknologi selalu berubah dan mengalami penyesuaian. Akan
tetapi, dalam hal falsafah ekonomi hal ini tidak bisa berganti dan selalu menjadi
pedoman. Secara teknis dan sistem penerapannya dalam kehidupan manusia bisa
saja berganti akan tetapi dalam dasar-dasarnya, falsafah ekonomi islam akan tetap
dipertahankan.
Untuk itu, salah besar jika ada anggapan orang yang mengatakan bahwa
ekonomi islam atau ekonomi syariah tidak bisa lagi diterapkan atau sudah

4
Rachmasari Anggraini, Dani Rohmati, Tika Widiastuti, Maqāṣid al -Sharī‘ah sebagai
Landasan Dasar Ekonomi Islam..., hlm, 311.

5
termakan zaman karena falsafah ekonomi islam lah yang tetap sedangkan teknis
bisa berbeda. Misalnya saja di zaman ini kita tidak mungkin menolak sistem
perbankan, sistem jual beli online yang di zaman Rasulullah dulu belum ada.
Tentu saja sebagai bentuk kemajuan umat manusia, islam tidak
melarangnya asalkan sesuai dengan falsafah yang sudah ditetapkan Allah bagi
manusia.
Oleh karena itu berdasarkan artikel yang di review oleh Redaksi dalam
Islam ada 5 falsafah ekonomi islam yang terdapat dalam Al-Quran, yang dapat
mulai kita pahami.5
1. Ketauhidan
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah
kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat
baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”
(QS Al baqarah : 195)
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah memberikan perintah kepada
manusia untuk menggunakan hartanya atau membelanjakannya di jalan Allah. Hal
ini berkaitan erat bahwa aktivitas ekonomi dalam kehidupan manusia hendaknya
selalu diorientasikan di jalan Allah sebagai pemilik langit dan bumi.
Dengan senantiasa melaksanakan aturan ekonomi berdasarkan perintah
dan apa yang Allah sampaikan, maka Allah menjamin keselamatan manusia,
karena di dalamnya terdapat aturan yang menghindari manusia dari kebinaasan.
Walaupun zaman sudah berganti dan teknologi semakin maju, Falsafah
Ketauhidan ini harus tetap dipegang teguh oleh manusia agar selamat dalam
melaksanakan aktivitas ekonomi di muka bumi.
2. Kemaslahatan
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung. “ (QS Al Jumuah : 10)

5
www.dalamislam.com/ hukum-islam/ekonomi/falsafah-ekonomi-islam

6
Di dalam ayat tersebut, Allah menunjukkan bahwa manusia hendaknya
mencari karunia Allah di muka bumi agar supaya kehidupannya beruntung. Akan
tetapi Allah memberikan perintah agar manusia melaksanakan aktivitas ekonomi
tersebut dengan selalu mengingat Allah dan mendapatkan keberuntungan.
Hukum kemaslahatan ini juga dapat digambarkan bahwa tidak ada satupun
aturan islam yang mengarah kepada kemudharatan. Hukum ekonomi islam justru
melindungi dari penipuan, perpecahan, modal yang dikapitalisasi dan lain
sebagainya.
3. Keadilan
“Celakalah orang-orang yang mengurangi, apabila mereka itu menakar
kepunyaan orang lain (membeli) mereka memenuhinya, tetapi jika mereka itu
menakarkan orang lain (menjual) atau menimbang untuk orang lain, mereka
mengurangi. Apakah mereka itu tidak yakin, bahwa kelak mereka akan
dibangkitkan dari kubur pada suatu hari yang sangat besar, yaitu suatu hari di
mana manusia akan berdiri menghadap kepada Tuhan seru sekalian alam?” (QS
Al Mutahfifin : 1-6)
Falsafah keadilan terdapat dalam ayat tersebut. Allah memberikan perintah
kepada manusia agar melaksanakan ekonomi berdasarkan prinsip-prinsip
keadilan, salah satunya adalah dengan tidak boleh mengurangi timbangan.
Perilaku mengurangi timbangan adalah salah satu perilaku yang Allah
laknat dan tidak Allah sukai. Untuk itu, manusia hendaknya mengarahkan
hidupnya agar jujur dan tidak menipu. Dampak dari perilaku tersebut tentu akan
merugikan diri sendiri. Pembeli atau pelanggan tidak akan suka dengan penjual
yang menipu atau bersikap tidak jujur. Tentu hal ini akan mengurangi jumlah
penjualannya dan rugi diri sendiri.
4. Menghargai Hak Individu
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu” (QS An-Nisa : 29)
Falsafah ekonomi islam berdasarkan ayat tersebut adalah menghargai hak
individu. Artinya, aturan islam menghargai satu sama lain harus saling
7
memberikan keutungan dan bukan saling memakan apalagi dengan jalan yang
memecah ukhuwah islamiyah.
Selain itu, dalam hal ekonomi, hendaknya sesama manusia
menjalankannya karena memang suka sama suka, dilakukan karena saling
memberikan keuntungan. Jangan sampai manusia satu dengan yang lainnya saling
memaksakan kehendak atau memaksa untuk bisa melakukan transaksi ekonomi.
Islam juga tidak sama dengan liberalis, yang hanya mengandalkan pemilik
modal atau berpikir individualis. Namun islam juga tidak sama dengan sosialis,
yang tidak menghargai hak milik pribadi. islam mengajarkan untuk menghargai
hak individu, dan individu berhak atas apa yang diusahakannya.
Itulah mengapa ada aturan islam mengenai harta zakat, wakaf, warisan,
ahli waris, mengembalikan hutang, dan lain sebagianya.
5. Orientasi Sosial
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),
sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja
yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS Ali Imran
: 192)
Falsafah yang kelima adalah ajaran islam untuk mengarahkan harta untuk
orientas sosial. Hal ini sebagaimana perintah zakat, berinfaq, dan bershodaqoh di
jalan Allah. Orientasi sosial ini bemaksud untuk memberikan pemerataan
ekonomi juga memberikan bantuan agar harta tidak hanya teralokasi atau
dikapitalisasi oleh satu orang atau satu kelompok saja, melainkan pada seluruh
ummat.
Hal ini sebagaimana yang para sahabat contohkan. Umar Bin Khattab
pernah memberikan seluruh hartanya untuk islam dan menyisakan sebagiannya
untuk kehidupan pribadinya. Sahabat bernama Abdurrahman bin Auf juga pernah
memberiakan 2000 unta untuk keperluan perang badr dan sahabat Usman bin
Affan yang membeli sumur untuk keperluan ummat islam di masa kekeringan saat
itu.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari seluruh penjelasan diatas, kesimpulan yang dapat diambil
bahwasanya ekonomi Islam dilandasi oleh hukum Islam yang disebut dengan
Maqāṣid al-Sharī‘ah. Menurut As Syathibi tujuan akhir hukum untuk mencapai
mashlahah atau kebaikan dan kesejahteraan seluruh manusia. Untuk mewujudkan
hal itu beberapa ahli usul fiqh menetapkan lima unsur pokok yang harus dijaga
dalam kehidupan untuk mencapai kesejahteraan dan maslahah yaitu: hifz Din, hifz
Nafs, hifz Aql, hifz Nasl, hifz Mal.
Aktivitas ekonomi dapat berjalan lancar dan seimbang jika pelaku-pelaku
bisnis dan seluruh aspek masyarakat, memahami serta menerapkan seluruh
syariah Islam. Berjalan beriringan, saling membantu satu sama lain akan
menumbuhkan rasa solidaritas yang tinggi antar sesama. Begitu pula, dengan
pembagian zakat kepada orang-orang yang membutuhkan (delapan ashnaf),
berdampak pada distribusi harta secara merata, dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat serta mempengaruhi tingkat konsumsi dan permintaan atas barang dan
jasa, tingkat produksipun akan terdorong, dan meningkat yang berdampak pada
dibutuhkannya tenaga kerja yang lebih banyak yang berarti terbukanya lapangan
pekerjaan. Jika seluruh aspek berjalan dengan seimbang, seluruh masyarakat dapat
hidup sejahtera dan mencapai kemaslahatan di dunia dan akhirat.
B. Saran
Hanya inilah yang diwacanakan dalam penulisan makalah ini, meskipun
penulisan ini jauh dari kata sempurna, minimal apa yang penulis tulis bisa
tersampaikan kepada pembaca. Mungkin masih banyak kesalahan dari penulisan
makalah ini, karena penulis adalah manusia yang tempatnya salah dan dosa,
dalam hadits “al insanu minal khotto’ wannisa’, dan penulis juga butuh saran/
kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik dari masa
sebelumnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz, DASAR–DASAR EKONOMI ISLAM, (cirebon : Pustaka Elsi, 2015)


Rachmasari Anggraini, Dani Rohmati, Tika Widiastuti, Maqāṣid al-Sharī‘ah
sebagai Landasan Dasar Ekonomi Islam, Economica: Jurnal Ekonomi
Islam–Volume 9, Nomor 2 (2018)
www.dalamislam.com/ hukum-islam/ekonomi/falsafah-ekonomi-islam

10

Anda mungkin juga menyukai