Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGANTAR EKONOMI ISLAM

RANCANG BANGUN EKONOMI ISLAM

DOSEN PENGAMPU: NUR SYA’ADI,S.E.I,M.E

KELOMPOK 3

ADITYA LINGGA MARGAMA 2251020002

DWI PUTRI OCTAVIANNI 2251020216

FIKA OKTARIANA SAPUTRI 2251020264

SALSA NABILA 2251020296

PROGAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUN

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan batas waktu yang telah
ditentukan. sholawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita baginda Rasulullah SAW
yang telah membawa manusia dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiah. Makalah ini dapat
hadir seperti sekarang ini tak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu sudah sepantasnyalah
kami mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besar untuk mereka yang telah berjasa
membantu kami selama proses pembuatanmakalahinidariawalhinggaakhir. Namun, kami
menyadaribahwamakalahinimasihadahal-hal yang belumsempurna dan luputdariperhatian kami.
Baikitudari Bahasa yang digunakanmaupundari Teknik penyajiannya. Oleh karenaitu,
dengansegalakekurangan dan kerendahanhati kami sangat mengharapkankritik dan saran
daripembacasekalian demi perbaikanmakalahinikedepannya.Akhirnya, besarharapan kami
makalahinidapatmemberikanmanfaatuntuk para pembaca. Dan yang
terpentingadalahsemogadapatturutsertamemajukanilmupengetahuan.

Bandar Lampung, 10 oktober 2022

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................II

DAFTAR ISI..............................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1

1.1 Latar belakang........................................................................................1


1.2 Rumusan masalah..................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................2

2.1 Rancang Bangun Ekonomi Islam...........................................................3

2.2 Mahszab Baqr Al Sadr...........................................................................3

2.3 Maszhab Mainstream.............................................................................4

2.4 Maszhab Alternatif Kritis......................................................................4

BAB III PENUTUP.....................................................................................5

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Islam adalah agama yang sangat sempurna dimana apa saja persoalan hidup kita
dapat kita temukan solusinya dalam Al Quran maupun hadist. Seperti halnya system
ekonomi, Islam juga mempunyai pengaruh penting dalam membangun kesejahteraan
umatnya. Kehadiran ekonomi Islam menjadi salah satu solusi pembangunan bangsa dan
negara sangat diharapkan karena system ekonomi kapitalis yang sangat mendominasi
selama ini terbukti telah menimbulkan masalah dan dianggap gagal oleh para ekonom.
Dalam pembangunannya tentu dibutuhkan suatu lembaga untuk ikut mendukung
terlaksananya penerapan ekonomi Islam salah satunya adalah lembaga pemerintahan. Hal
itu karena pemerintahan memiliki kekuasaan yang besar dimana telah dicontohkan dari
system kekhalifahan. Begitu pula dengan masyarakat yang ikut mendukung sarana yang
diberikan pemerintah dengan baik sehingga dapat cepat terwujud secara optimal.
Karakteristik dan rancang bangun system ekonomi Islam perlu dikaji secara terus
menerus sehingga kesejahteraan yang bersih dapat terwujud Al-Quran dan Hadist juga
ikut membantu menentukan bagaimana yang seharusnya dilakukan dalam kegiatan
ekonomi yang baik.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana rancang bangun ekonomi islam?


2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Maszhab Baqr Al-sadr?
3. Apaitu Maszhab Mainstream?
4. Bagaimana sejarah dari Maszhab Alternatif Kritis?

1.3TUJUAN

1. Mengetahui dan memahami rancang bangun ekonomi islam


2. Untuk mengetahui apa itu Maszhab Baqr Al-sadr
3. Mengetahui dan memahami Maszhab Mainstream
4. Memahami sejarah Maszhab Alternatif Kritis
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 RANCANG BANGUN EKONOMI ISLAM

Ekonomi islam dapat di ibaratkan satu bangunan yang terdiri atas landasan ,tiang,dan
atap. Landasannya terdiri atas lima komponen yaitu tauhid,adil, ,khalifah,dan ma`ad (return).
Sistem ekonomi Islam memiliki prinsip keadilan dan moral yang menyelaraskan Kepentingan
individu dan masyarakat, yang akan member kesejahteraan dan kemakmuran bagi bangsa dan
negara. Prinsip keadilan dan moral ini merupakan competitive advantage (keunggulan bersaing)
dalam kegiatan ekonomi. Ekonomi Islam bertujuan untuk memungkinkan manusia memenuhi
kebutuhan hidupnya yang disyariatkan dalam Syariah Islam. Keunggulannya terletak pada
prinsip yang mendasarinya yaitu spirit dan moral. Prinsip utama yang dipegang ekonomi islam
dalam menjalankan bertugai kegiatan ekonominya yaitu prinsip tauhid, prinsip keadilan dan
prinsip moral yang merupakan manivestasi dari prinsip nubuwah. Ketiga prinsip ini yang
menjadi perbedaan antara ekonomi islam dengan ekonomi yang lainnya. Ekonomi islam
mempunyai prinsip ilahiyah, prinsip al-adl dan prinsip moral yang tidak dipunyai oleh ekonomi
yang lainnya.1

Dalam ekonomi islam, prinsip moral sendiri mencakup beberapa prinsip diantaranya:
prinsip ilahiyah, prinsip akhlak, prinsip kemanusiaan dan prinsip pertengahan.Prinsip Hahiyah,
ekonomi islam mempunyai kelebihan dengan ekonomi lainnya karena sumber utamanya yang
bersumber langsung dari peraturan Allah swt. Ekonomi islam dilahirkan dari Agama islam yang
kemudian mengikat pada seluruh aktivitas manusia tidak terkecuali." Berbagai kegiatan ekonomi
yang titik berangkatnya dari Allah swt harus bertujuan hanya untuk mencari ridha Allah swt,
deengan menggunakan cara-cara yang tidak bertentangan dengan syari'at Allah. Baik dalam
kegiatan produksi, konsumsi maupun distribusi seluruhnya dikaitkan dengan prinsip ilahiyah
yang bertujuan untuk ilahi, Sehingga apabila seorang muslim bekerja dengan niat untuk
beribadah pada Allah swt. Apabila kebaikan amalnya semakin bertambah, maka bertambah juga
rasa taqamrab dan taqwanya pada Allah swt.Prinsip Akhlak, tidak bisa dipisahkan antara
ekonomi dan akhlak merupakan suatu hal lain yang menjadi perbedaan dalam ekonomi islam dan
sistem ekonomi lainnya. Dalam kehidupan islam akhlak menjadi urat nadi maupun daging yang
ada didalamnya. Akhlak merupakan salah satu risalah Allah kepada Nabi Muhammad, seperti
dalam ssabdanya "Sesungguhnya tiadalah aku diutus melainkan hanya untuk menyempumakan
akhlak". Persatuan antara ekonomi dan akhlak akan terlihat jelas pada tiap-tiap Langkah
ekonomi baik dalam prosses produksi, konsumsi maupun distribusinya. Secara pribadi maupun
Bersama-sama seorang muslim yang baik maka meraka tidak akan bebas dalam melakukan
1
Heri sudarsono,2002, “konsep ekonomi islam”. Yogyakarta : EKONSIA
sesuatu seperti apa yang dunginkannya untuk kepentingannya. Akan tetapi, seorang muslim yang
baik akan terikat dengan iman dan akhlaknya pada tiap tipa kegiatan ekonomi yang
dikerjakannya, baik dalam menjalankan usaha, mengembangkan usaha tersebut, maupun
menginfakkan harta yang dimilikinya."Prinsip Kemanusiaan, selain ekonomi ilahiyah dan
ekonomi akhlak ekonomi islam juga termasuk ekonomi kemanusiaan. Tujuan dari ekonomi islam
yaitu memungkinkan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka yang di syari'atkan.
Pola hidup manusia yang Rabbani dan juga manusiawi sangat diperlukan agar manusia bisa
menjalankan kewajibannya pada keluarga, kerabat Prinsip Pertengahan atau Keseimbangan, satu
prinsip lagi yang berkembang dalam ekonomi islam adalah ekonomi pertengahan atau
keseimbangan, Ruh dari ekonomi islam adalah pertengahan yang adil. Seperti manusia yang
menjalankan kehidupan dengan ruhnya, disamping bentuk jasad yang memiliki sifat material.
Ekonomi islam merupakan ekonomi pertengahan atau keseimbangan karena menganut sistem
ekonomi yang adil dan tidak menafikan hak-hak individu maupun hak-hak masyarakat seperti
dalam firman Allah swt: "Demikian pula kami jadikan kama sekalian umat yang pertengahan
(Al-Baqarah; 143)

2.2 MAHSZAB BAQR AL- SADR

Menurut Baqr Ash-Sadr.agama adalah, sesuatu yang sangat sakral bagi kaum Muslim,
tidak seperti barat yang sekuler dan asas di dalam agama menentukan minat/keinginan yang sah
dari manusia seperti juga pengaturan batas-batas dari suatu kebutuhan. Sedangkan di dalam teori
produksi dan distribusi. Baqr Ash-Sadr memisahkan produksi dan distribusi, tetapi tetap melihat
hubungan antara keduanya sebagai suatu persoalan pokok di dalam ekonomi. Sementara
produksi adalah suatu proses yang dinamis, berubah sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, distribusi dilihat sebagai bagian dari sistem sosial, hubungan-
hubungan yang total antara manusia ( social )Menurut Baqr Ash-Sadr, sistem sosial menyebar
dari kebutuhan manusia dan bukan dari bentukan produksi. Oleh karena itu, ia percaya bahwa
mungkin saja untuk mempertahankan suatu sistem sosial tunggal (termasuk distribusi) meskipun
ada bermacam-macam cara atau bentuk-bentuk produksi.Baqr Ash-Sadr menolak pandangan
penganut paham Marxisme tentang masyarakat dan perubahan, dimana pandangan masyarakat
menyatakan penggolongan itu akan berpotensi menimbulkan konflik yang berlawanan karena
ketidakcocokan mengubah gaya-gaya produksi dengan hubungan-hubungan produksi.

a.Sejarah Singkat Tentang Baqir As Sadr

Bagir Al Sadr Ash-Shahid dilahirkan di Kadhimiyeh pada 25 Dzulqaidah 1353 H/ 1


Maret 1935 M . Datang dari suatu keluarga yang terkenal dari sarjana-sarjana Shi‟ite dan para
intelektual Islam, Sadr mengikuti jejak mereka secara alami. Beliau memilih untuk belajar studi-
studi Islam tradisional di hauzas(sekolah-sekolah tradisional di Iraq), di mana Beliau belajar fiqh,
ushul dan teologi. Karena kepintarannya yang mengagumkan maka di usia 20 tahun Sadr telah
menjadi Mujtahid Mutlaq dan kemudian berkembang menduduki jabatan di otoritas yang
tertinggi dari“marja” (dewan hukum/otoritas). Otoritas/wewenang rohani dan intelektual ini di
dalam tradisi/budaya Islam juga menjelma di dalam tulisan Sadr dan di dalam bukunya
“Iqtisaduna” (ekonomi kita), Beliau menunjukkan metodologi kebebasan yang didukung dengan
pernyataan intelektual yang berkualitas. Meskipun Sadr berlatar belakang tradisional, Sadr tidak
pernah dipisahkan dari isu-isu penting dunia modern. Perhatian intelektualnya yang sangat tajam
menginspirasinya untuk mendalami filsafat kontemporer, ekonomi, sosiologi, sejarah dan
hukum. Sama seperti Taleghani, seorang ulama yang aktif. Sadr terus menerus menyuarakan
pandangan-pandangan tentang kondisi umat Muslim dan menyuarakan tentang perlunya untuk
bebas, tidak hanya dari kolonialisme ekonomi dan politis, tetapi juga dari “fikiran dan
memikirkan kekuasaan”. Di bukunya Falsafatuna (filsafat kita) dan Iqtisaduna, Sadr menawarkan
suatu kritik komparatif terhadap kapitalisme dan sosialisme dan menawarkan suatu solusi
pemikiran yang Islami dan kerangka-kerangka dari suatu sistem ekonomi islam. Ditulis pada
tahun 1960an, Iqtisadunadi pandang sebagai suatu analisa yang menyeluruh dan suatu
perbandingan yang pertama dari sistem ekonomi dilihat dari perspektif Islam, salah satu referensi
yang masih digunakan sarjana-sarjana ekonomi di tahun sembilan puluhan. Pada tahun 1982,
selama setahun, pemerintah Iran menerjemahkan bukunya ke dalam bahasa Inggris. Sayangnya,
banyak yang tidak sesuai dengan buku aslinya. Meskipun demikian hal itu dapat membuka
peluang pemikiran-pemikiran Baqr Sadr dapat dibaca secara lebih luas. Pendekatan „Juristis-
Economic‟ Sadr telah menaruh Beliau sebagai seorang pemikir Muslim yang terkemuka dan
pemikirannya patut kita analisa/ambil. Dekade yang terakhir hidupnya pada masa penganiayaan
yang terus menerus oleh rezim Ba‟ath di Iraq. Karena ketakutan pemerintah terhadap pengaruh
Sadr terhadap rakyat banyak. Sadr pun mengalami hukuman penjara dan siksaan. Akhirnya
rezim Ba‟ath menghukum mati Beliau pada tanggal 8 April 1980

b. Pemikiran Baqr As SadrTentang Perekonomian Islam

Dalam pemikiran ekonomi Islam Baqir Sadr, terdapat beberapa fokus pembahasan
meliputi:

1. Definisi ekonomi Islam (usaha penemuan doktrin ekonomi Islam).

2, Karakteristik ekonomi Islam.

3, Teori produksi

.4, Teori distribusi kekayaan

5, Tanggung jawab pemerintah dalam bidang ekonomi

c. Teori Produksi Baqr Sadr


Baqr Ash-Sadr membagi dua aspek dalam produksi sama seperti dia membagi dua aspek
dalam ekonomi yaitu :

1. Aspek pertama adalah aspek objektifitas atau keilmuan dimana berhubungan dengan sisi
keekonomian dan pelaksanaannya seperti berhubungan dengan ( para pekerja, hukum produksi,
fungsi-fungsi biaya, aspek keilmuan ini berhubungan dengan pertanyaan tentang teknis dan
efisiensi ekonomi). Sadr memilih untuk memberi pandangan tentang pertanyaan dasar (apa yang
diproduksi, bagaimana cara memproduksi, untuk apa diproduksinya).

2. Aspek kedua produksi-aspek subjektivitas dan doktrin (apa yang diproduksi dan untuk siapa
produksi) adalah patokan bagi perintah dalam Islam yang diperbolehkan atau barang-barang
yang sah dan berbagai macam kategori barang seperti kelayakan, kenyamanan. Sedangkan
„‟bagaimana memproduksinya‟‟ adalah pertanyaan yang menjadi tanggung jawab negara.

2.3 MAHSZHAB MAINSTREAM

Madzhab mainstream merupakan salah satu dari madzhab besar dalam ekonomi islam
yang berbeda pendapat dengan madzhab baqir. Madzhab mainstream ini setuju bahwa masalah
ekonomi muncul karena sumber daya yang terbatas dihadapkan pada keinginanan manusia yang
tidak terbatas. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad Saw, bahwa manusia tidak akan
pernah puas. Bila diberikan emas satu lembah, ia akan meminta dua lembah. Bila diberikan dua
lembah, ia akan meminta tiga lembah dan seterusnya sampai ia masuk kubur. Misalnya, total
permintaan dan penawaran beras diseluruh dunia berada pada titik equilibrium. Namun jika
berbicara pada tempat dan waktu tertentu, sangat mungkin terjadi kelangkaan sumber daya.
Bahkan ini yang sering terjadi. Suplai beras di ethiopia dan bangladesh misalnya lebih langka
dibandingkan dengan thailand. Jadi, keterbatasan sumber daya memang ada bahkan diakui oleh
islam. Masalah ekonomi muncul karena masalah kelangkaan sumber daya.

Perbedaan madzhab mainstream dengan ekonomi konvensional terletak pada cara


penyelesaian masalah tersebut. Keterbatasan sumber daya sedangkan kebutuhan manusia tidak
terbatas menyebabkan manusia harus memilih pilihan keinginannya. Dalam bahasa Al-quran
pilihan dilakukan dengan mempertahankan hawa nafsunya. Segala perilaku manusia dalam
kehidupannya sudah diatur dalam Al-quran dan sunnah termasuk kegiatan perekonomian.
Kelangkaan sumber dayalah yang menjadi penyebab munculnya masalah ekonomi.Bila
demikian, di letak perbedaan madzhab Mainstream ini dengan ekonomi konvensional?
Perbedaannya terletak dalam cara menyelesaikan masalah tersebut. Dilema sumber daya yang
terbatas versus keinginan yang tak terbatas memaksa manusia untuk melakukan pilihan-pilihan
atas keinginannya. Kemudian manusia membuat skala prioritas pemenuhan keinginan, dari yang
paling penting sampai kepada yang paling tidak penting. Dalam ekonomi konvensional, pilihan
dan skala prioritas dilakukan berdasarkan selera pribadi masing-masing. Manusia boleh
mempertimbangkan agama, boleh juga melihatnya. Hal demikian dalam bahasa al-Qur'an
disebut: "pilihan dilakukan dengan mempertaruhkan hawa nafsunya".

Pemikiran tokoh madzhab maistream yaitu sebagai berikut :

Muhammad Abdul Mannan

Muhammmad Abdul Mannan dilahirkan di Bangladesh pada 1938. Selama 30 tahun kariernya,
Mannan telah banyak sekali berperan dalam sejumlah besar organisasi pendidikan dan ekonomi.
Pada 1970, ia menerbitkan buku utamanya yang pertama, yakni Islamic Economics, Theory and
Practice. Buku ini dipandang oleh kebanyakan mahasiswa dan sarjana ekonomi islam sebagai
“buku teks” pertama ekonomi islam. Untuk sumbangannya bagi pengembangan ekonomi islam,
Mannan dianugerahi ‘Highest Academic Award of pakistan’ pada 1974 yang, bagi mannan
setara dengan hadiah pulitzer. Pada 1970, ekonomi Islam berada dalam tahap pembentukan,
berkembang dari pernyataan-pernyataan tentang prinsip ekonomi secara umum dalam Islam,
hingga uraian yang lebih ‘seksama’ mengenai kerangka dan ciri khusus ekonomi islam yang lain.
Haruslah dicatat bahwa pada saat itu tidak ada satu universitas pun yang mengajarkan ekonomi
islam seperti sekarang, yakni suatu zaman ketika fiqh mu’amalat (hukum bisnis) masih
dipandang sebagai ekonomi Islam. Dua buku Mannan di tahun 1984, yakni The Making of
Islamic Economic Society dan The Frontiers of Islamic Economics, menurut Mannan, dapat
dipandang sebagai upaya yang lebih serius dan terinci dalam menjelaskan bukunya yang
pertama. Tak dapat disangkal bahwa Mannan telah menyumbang bagi pengembangan literatur
ekonomi Islam. Mannan mendefinisikan ekonomi Islam sebagai sebuah ilmu sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi bagisuatu masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai
Islam. Ekonomi Islam itu berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi barang serta
jasa di dalam kerangka (suatu) masyarakat Islam yang di dalamnya jalan hidup Islam ditegakkan
sepenuhnya.

Umer Chapra

Umer Chapra berbendapat bahwa usaha mengembangkan ekonomi islam bukan berarti
memusnahkan hasil analisis yang baik dan sangat berharga; yang telah dicapai oleh ekonomi
konvensional selama lebih dari seratus tahun terakhir.

Monzer Khaf
Pertama dan terutama sekali, khaf memandang ekonomi sebagai ‘bagian dari agama’. Oleh
karena itu, perdefinisian berhubungan dengan kepercayaan dan perilaku manusia, maka perilaku
ekonomi haruslah merupakan salah satu aspek agama. Sejauh yang menyangkut islam, hal ini
didukung oleh kenyataan bahwa Al-Quran dan Sunnah Nabi (Saw) – yang merupakan sumber
ajaran dan hukum islam – mengandung nilai dan norma ekonomi. Lebih jauh, menurut Khaf
sebagian besar warisan fiqh, yang diambil dari Al-Quran dan Sunnah, juga berisi bentuk bentuk
dan legalitas transaksi ekonomi. Mengambil hal-hal yang baik dan bermanfaat yang dihasilkan
dari bangsa dan budaya non-islam sama sekali tidaklah diharamkan. Nabi bersabda bahwa
hikmah/ilmu itu bagi umat islam ibarat barang yang hilang. Dimana saja ditemukan, maka umat
muslimah yang paling berhak mengambilnya. Catatan sejarah umat muslim memperkuat hal ini.
Para ulama dan ilmuan memperkuat hal ini. Para ulama dan ilmuan muslim banyak meminjam
ilmu dari peradaban lain, seperti Yunani, India, Persia, dan China; yang bermanfaaat diambil
darn yang tidak bermanfaat dibuang, sehingga tranformasi ilmu dengan cahaya islam.Sesuai
dengan namanya, maka madzhab pemikiran ekonomi islam ini mendominasi pemikiran ekonomi
islam di seluruh dunia. Meluasnya madzhab ini di pengaruhi beberapa hal, yaitu :

1) Secara umum pemikiran mereka ralative lebih moderat jika dibandingkan dengan madzhab
lainnya sehingga lebih mudah dditerima masyarakat.

2) Ide-ide mereka banyak ditampilkan dengan cara-cara ekonomi konvensional

3) Kebanyakan tokoh merupakan staf, peneliti, penasehat, atau setidaknya memiliki jaringan
erat dengan lembaga-lembaga regional atau internasional yang telah mapan seperti IDB, HI T,
IRTI, dan islamic foundation pada beberapa universitas maju2

2.4 SEJARAH MASZHAB ALTERNATIF KRITIS

2
Ash shadr syahid muhamad baqir, “keunggulan ekonomi islam,, pustaka Zahra, Jakarta, 2002

Hanef Aslam Mohamed, 2010. Pemikiran ekonomi islam, Jakarta: rajawali pers
Madzhab ini dipelopri oleh Timur Karan, Jomo Dan Muhammad Arif. Madzhab ini
mengkritik madzhab-madzhab sebelumnya. Madzhab Baqr dikritik sebagai madzhab yang ingin
menemukan sesuatu yang sudah ada dan sudah ditemukan oleh orang lain, bahkan sudah
diamalkan oleh orang lain. Menghancurkan teori yang lama dengan mengganti teori yang haru.
Madzhab mainstream dikritiic karena merupakan jiplakan dari konvensional yang
menghilangkan riha kemudian mengganti dengan zakat dan niat Sesuai namanya madzhab kritis
maka nada kritis merupakan ciri khas madzhab ini. Menurutnya analisis kritis bukan saja
terhadap sosialisme dan kapitaisme tetapi juga pada konsep ekonomi Islam. Diyakini bahwa
Islam pasti benar, tetapi ekonomi Islam sebagai sebuah tafsir terhadap ajaran Islam belum tentu
benar, dan seandainya benar maka kebenaran itu tidak bersifat mutiak. Semua proposisi
kebenaran yang diajukan oleh ekonomi Islam juga harus diuji kebenarannya sebagaimana
proposisi konvensional Malc semua hasil dari uji kebenaran ini merupakan sebuah tradisi ilmiah
yang akan menguji sejauh mana tingkat validitas dari sebuah konsep ekonomi Islam, tentunya
sebagi sebuah kritis maka nada kritis harus ditakar dengan seksama dan proporsional Dalam
ranah pengelolaan bisnis shariah sebagai sebuah aktivitas. Mazhab ini paling lazim digunakan
karena paling realistis dan pada beberapa sektor telah dapat menemukan teori-teori baru. Selain
itu. Beberapa alasan yang diajukan adalah; pertama, tidak ada suatu cabang ilmu yang hadir
dikemudian hari tanpa ada keterkaitan dengan disiplin ilmu yang telah dikembangkan pada masa
sebelumnya. Kedua, fondasi rancang bangun ekonomi islam sampai saat ini belum sepenuhnya
kokoh dengan berbagai macam teori-teorinya sebagaimana prinsip ekonomi konvensional.
Ketiga, kritik yang diarahkan kepada mazhab mainstream bahwa ia hanya sebagai produk
jiplakan neo-klasik menurut mereka tidak dikatakan benar secara diharapkan

Tidak ada satu tempat pun berlatih 'ekonomi Islam' yang berhasil membersihkan bunga
dari transaksi ekonomi, dan tidak ada satu tempat pun Islamisasi ekonomi mendapatkan
dukungan massa. Teknik-teknik 'eksotis dan rumit' dalam pembagian laba-rugi seperti ijarah,
mudharabah, murabahah, dan musyarakah semua melibatkan pembayaran bunga secara
terselubung. Bank yang mengaku Islam sebenarnya 'tak lebih dari laporan keuangan modern
seperti sesuatu yang berasal dari warisan Islam.' Hampir tidak ada Islam dalam perbankan Islam
ini - satu hal yang sangat menjelaskan mengapa Citibank dan perbankan kafir lainnya memiliki
deposito 'sesuai-Islam' terbesar dibandingkan bank-bank yang khas Islam. Tidak ada pencapaian
dari tujuan mengurangi dengan pengenaan zakat dalam perbankan ini. Memang, Kuran
menemukan zakat yang mengelola perbankan ini 'tidak selalu mentransfer sumber daya kepada
orang miskin, melainkan justru menggunakan sumber daya dari mereka.' Kita tahu, rukun zakat
mal, mewajibkan zakat ditarik dalam Dinar emas dan Dirham perak, dan dibagikan kepada
delapan mustahik. Penetapan zakat dalam perbankan syariah tak lain adalah gimmick semata.
Salah satu kritik yang dilakukan aliran alternatif Kritis ini adalah penilaian penilaian ekonomi
Sadr yang dianggap bahwa sesuatu yang di katakan oleh aliran Sadr sebagai uji coba dan
penemuan sistem ekonomi Islam yang benar-benar baru pada dasarnya sudah ditemukan oleh
sistem ekonomi konvensional. Oleh karena itu, bagi aliran ini apa yang dilakukan oleh Sadr
dengan mengklaim telah menemukan sistem ekonomi yang murni dan berbeda dengan sistem
konvensional harus dikaji secara proporsional sebagaimana kita mengkaji sistem kapitalisme dan
sosialisme Berbagai artikel yang ditulis oleh Kuran, selama dekade 1990-an, menunjukkan
bahwa perbankan slam sangat menguntungkan, dan mereka membuat dan memberikan bunga,
dengan menampilkannya sebagai pendapatan atas risiko. Jadi, bagi Kuran, perbankan Islam
hanyalah simbolisme belaka, untuk memberikan kesan global pada gerakan Islamisme.

Pelopor Mazhab Alternatif Kritis

Pelopor mazhab ini adalah Timur Kuran ( Ketua Jurusan ekonomi di University of Southern
California ), Jomo ( Yale, Cambridge, Harvard, Malaya ), Muhammad Arif, dll. Mazhab ini
mengkritik yang berusaha untuk menemukan sesuatu yang baru yang sebenarnya sudah
ditemukan oleh orang lain. Menghancurkan teori lama, kemudian menggantinya dengan teori
baru. Sementara itu, Mazhab mainstream dikritiknya sebagai jiplakan dari ekonomi neoklasik
dengan menghilangkan variable riba dan memasukkan variable sakat serta niat.

Mazhab ini adalah mazhab yang kritis, Mereka berpendapat bahwa analisis kritis bukan
saja harus dilakukan terhadap sosialisme dan kapitalisme, tetapi juga terhadap ekonomi islam itu
sendiri. Mereka yakin bahwa islam pasti benar, tetapi ekonomi islami belum tentu benar karena
ekonomi islami adalah hasil tafsiran manusia atas al-quran dan sunnah, sehingga nilai
kebenarannya tidak mutlak. Proposisi dan teori yang diajukan oleh ekonomi islami harus selalu
diuji kebenarannya sebagaimana dilakukan terhadap ekonomi konvensional.Pemikiran tentang
ekonomi islam saat ini telah berkembang pesat, sejalan dengan upaya untuk implementasi nya.
Zarqa ( 1992 ) telah mengklasifikasikan kontribusi pemikiran ekonomi islam yang berkembang
saat ini kedalam empat kategori, yaitu :Pertama, mereka banyak menyumbang pemikiran dalam
aspek normative system ekonomi islam, menemukan prinsip-prinsip baru dalam system tersebut,
atau menjawab pertanyaan-pertanyaan modern mengenai system tersebut. Termasuk dalam
kategori ini yaitu para ahli syariah ( fuqaha I jurust ).Kedua, penemuan asumsi-asumsi dan
pertanyaan-pertanyaan positif dalam al-quran dan as-sunnah yang relevan bagi ilmu ekonomi.
Contoh kategori ini yaitu, konsepsi ekonomi islam mengenai pasar ( yang diderivasi dari konsep
syariah ), mengajukan asumsi adanya ketimpangan informasi antara pembeli dan penjual.
Konsep ini berbeda dengan model pasar persaingan sempurna dalam ekonomi konvensional
( klasik ) yang secara ekspilisit mengasumsikan semua perilaku pasar memiliki informasi yang
sempurna, yaitu benar dan lengkap, yang tersedia secara bebas. Karya Munawar Iqbal ( 1992 )
mengenai organisasi produksi dan teori perilaku perusahaan dalam perspektif islam merupakan
contoh kategori ini.Ketiga, terdapatnya pertanyaan ekonomi positif yang dibuat oleh para
pemikir ekonomi silam, seperti yang terdapat dalam karya IBNU KHALDUN telah menganalisis
factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan menunurun nya
masyarakat dalam buku muqadimah. Contoh lainnya adalah karya al-maqrizi mengenai
penyebab dan dampak inflasi terhadap perekonomian.Keempat, analisis ekonomi bagian system
ekonomi islam dan analisis konsekuensi pertanyaan positif ekonomi silam mengenai kehidupan
ekonomi. Kontributor utama kategori ini antara lain, para ahli ekonomi konvensional yang
sekalgus menguasai ilmu syariah, dan umumnya mereka banyak menggunakan perangkat
analisis sebagaimana dalam ekonomi konvensional. Bahkan dalam akhir-akhir ini terdapat
banyak ahli ekonomi non muslim yang mengkaji secara serius ekonomi islam, misalnya Badal
Mukerji dalam karyanya A Micro Model of the Islamic Tax System.

Sementara itu mazhab alternative yang dimotori oleh Prof.Timur Kuran ( Ketua Jurusan
Ekonomi di University of Southern California ), Prof. Jomo dan Muhammad Arif, memandang
pemikiran mazhab baqir Sadr berusaha menggali dan menemukan paradigma ekonomi islam
yang baru dan meninggalkan paradigma ekonomi konvensional, tetapi banyak kelemahannya,
sedangkan mazhab mainstream merupakan wajah baru dari pandangan neo klasik dengan
menghilangkan unsur Bungan dan menambahkan sakad. Selanjutnya mazhab ini menawarkan
sesuatu kontribusi dengan memberikan analisis kritis tentang ilmu ekonomi bukan hanya pada
pandangan kapitalisme dan sosialisme ( yang merupakan representasi wajah ekonomi
konvensional ) melainkan juga melakukan kritik terhadap perkembangan wacana ekonomi
islam.3

BAB III

PENUTUP
3
Abdurahman, ekonomi al ghazali menelusuri konsep ekonomi islam dalam ihya`ulum al-din. Surabaya:bina
ilmu:2010
Rivai, veithzal dan buchari, andi. 2013. Islamic economics ekonomi syariah bukan opsi, tetapi
solusiI! Jakarta: P T bumi aksara
3.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas bisa ditari k kesimpulan dalam ekonomi islam,prinsip moral
mencakup beberapa prinsip diantaranya ;prinsip ilahiyah,prinsip akhlak,prinsip kemanusiaan dan
prinsip pertengahan.Prinsip hahiyah ekonomi islam mempunyai kelebihan dengan ekonomi
lainnya karena sumber utamanya yang bersumber langsung dari allah.

Pola hidup yang rabbani dan juga manusiawi sangat di perlukan agar manusiawi sangat di
perlukan agar manusia bias menjalankan kewajibannya pada keluarga,kerabat prinsip
pertengahan atau keseimbangan,satu prinsip lagi berkembang dalam ekonomi islam adalah
ekonomi pertengahan atau keseimbangan,ruh dari ekonomi islam adalah pertengahan yang adil.

DAFTAR PUSTAKA
Heri sudarsono,2002, “konsep ekonomi islam”. Yogyakarta : EKONSIA

Ash shadr syahid muhamad baqir, “keunggulan ekonomi islam,, pustaka Zahra, Jakarta, 2002

Hanef Aslam Mohamed, 2010. Pemikiran ekonomi islam, Jakarta: rajawali pers

Rudi Ahmad Suryadi, Rancang Bangun Ekonomi Islam,71.

Zulkifli Rusby, Ekonomi Islam, Pusat Kajian Pendidikan Islam UIR (Riau 1967)

Haneef aslam Mohammed diterjemahkan oleh: rosydi suherman. 2010. Pemikiran ekonomi islam
kontemporer. Jakarta : rajawali pers.

Rivai, veithzal dan buchari, andi. 2013. Islamic economics ekonomi syariah bukan opsi, tetapi
solusiI! Jakarta: P T bumi aksara

Wibowo, sukarno. 2013. Islam . bandung: pustaka setia.

Anda mungkin juga menyukai