Dosen Pengampu
OLEH :
Fahrani Hasanah
AsmaniaPutri
Rika Indayanti
Sofa Irmayana
FAKULTAS SYARIAH
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
Rahmat dan Karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah yang berjudul “Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam”.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam yang dibimbing oleh Bapak Romi Putra Saroji,
ME. Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini, kami mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karenanya, kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang membantu dan membimbing
penulisan makalah ini.
Kelompok
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................1
A. Pengertian Ekonomi Isalam ..............................................................................1
B. Sumber Hukum Ekonomi Islam ........................................................................3
C. Dasar-Dasar Ekonomi Islam..............................................................................9
D. Sistem Ekonomi Islam.....................................................................................13
E. Perbedaan Ekonomi Islam Dan Ekonomi Konvensional……………………15
F. Kontrol Dalam Ekonomi Islam…………………………………………..…15
BAB III PENUTUP...................................................................................................17
A. Kesimpulan...................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
kemajuan yang begitu pesat pada masa Dinasti Abbasiyah dan pada akhirnya
masih juga dilakukan sampai zaman sekarang, walaupun saat ini masih banyak
Rasulullah Saw hidup. Ekonomi Islam merupakan bagian integral ajaran Islam,
bukan dampak dari sebuah keadaan yang memaksa kemunculannya, jadi bukan
Islam juga memiliki tujuan yang sangat penting yaitu menciptakan kesejahteraan
(Agama).
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
dan tingkah laku manusia secara relasional dalam perspektif Islam”.1 Sedangkan
nilai Islam”.2
bahwa pengertian dari ekonomi Islam adalah “ilmu yang mempelajari usaha
cara Islam mengatur kehidupan perekonomian dengan apa yang dimiliki dan
ditujukan oleh mazhab ini, yaitu ketelitian tentang tata cara berpikir yang terdiri
dari nilai-nilai moral Islam dan nilai-nilai ekonomi atau nilai-nilai sejarah yang
manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari
dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.
1. Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), h.17.
2. Muhammad Abdul Manan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT. Dana Bakhti Prima Yas, 1997),
h.19.
3. P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h.19.
2
Bekerja merupakan suatu kewajiban kerana Allah swt memerintahkannya,
”Dan katakanlah, bekerjalah kamu, karena Allah dan Rasul-Nya serta orang-
saw:
“Barang siapa diwaktu harinya keletihan karena bekerja, maka di waktu itu ia
sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang disimpulkan dari Alquran dan As-
1. Alquranul Karim
Alquran adalah sumber utama, asli, abadi, dan pokok dalam hukum
ekonomi Islam yang Allah SWT turunkan kepada Rasul Saw guna
3
2. Hadis dan Sunnah
Yang mana para pelaku ekonomi akan mengikuti sumber hukum ini apabila
tersebut.
Dalam konteks hukum islam, Sunnah yang secara harfiah berarti “ cara,
adat istiadat, kebiasaan hidup “ mengacu pada perilaku Nabi SAW yang
Hadits yang sezaman dan sama hakikatnya pada tahap paling dini setelah
Nabi SAW itulah yang mereka jadikan kaidah. Namun suatu Sunnah harus
dibedakan dari Hadits yang biasanya merupakan cerita sangat singkat, yang
disetujui, dan tidak disetujui Nabi SAW, atau informasi mengenai sahabat –
dan akan menjadi asas praktik bagi kaum muslimin. Sementara Sunnah
merupakan sebagian besar dan terutama adalah suatu fenomena praktik yang
hanya dari norma – norma hukum tetapi juga dari kepercayaan dan asas –
asas keagamaan.
4
3. Ijma'
bahwa Sunnah pada pokoknya terbatas pada ajaran – ajaran Nabi dan
penyampaiannya, sedangkan Ijma’ adalah suatu prinsip isi hukum baru yang
masyarakat Islam dini, yang bermula dengan para sahabat dan diperluas
“ Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu ( umat Islam ) umat yang
masa lampau “, Ijma’lah yang menentukan apakah dulunya Sunnah Nabi itu,
Ijma’.
menyatakan “ arti penting Ijma’ “ dalam hukum Islam hampir – hampir tidak
5
dapat diragukan nilainya. Walaupun pengaruh Ijma’ bersifat mempersatukan,
namun sebenarnya tetap masih ada sisa perbedaan pendapat tertentu tentang
suatu persoalan kecil yang tidak disepakati, tetapi hal ini oleh para ahli
merupakan pertanda rahmat Tuhan. Ijma’ ini didasarkan pada Hadits, ketika
pendapat masyarakat.
Ijtihad sesudah wafatnya Nabi meliputi delapan judul yang terpisah. Tujuh di
kesimpulan arti lain dari ayat – ayat yang diwahyukan, umpamanya dengan
6
Di abad – abad dini Islam, Ra’y ( pendapat pribadi ) merupakan alat
pokok Ijtihad. Tetapi ketika asas – asas hukum telah ditetapkan secara
sistematik, hal itu kemudian digantikan oleh Qiyas. Tak diragukan lagi bahwa
individu dan sosial kaum Muslimin kepada kita. Namun kehidupan manusia,
salah satu tahap perjuangan yang paling tidak menguntungkan dalam proses
Peranan Qiyas adalah memperluas hukum ayat kepada soal – soal yang tidak
yang biasa bagi kedua hal tersebut dan tidak dapat dipahami dari pernyataan (
dan pada akhirnya harus melakukan Ijtihad. Sesungguhnya Ijtihad tidak harus
7
berlipat ganda. Tradisi ini membuka pintu Ijtihad di masa mendatang. Satu –
Istihsan, Istislah dan Istishab adalah bagian dari pada sumber hukum
yang lainnya dan telah diterima oleh sebahagian kecil oleh keempat mazhab.4
pembuktian yang lebih kuat. Titik tolak Qiyas yang seperti itu mungkin
kebutuhan ( darurah ), atau pada apa yang oleh penganut Qiyas pertama yang
bahwa Istihsan ternyata merupakan “ suatu sarana yang lebih efektif daripada
Qiyas dalam memasukkan unsur – unsur baru, karena dalam hal ini ketentuan
tidak ada bukti jelas pada sumber yang diwahyukan untuk mendukung
4 Muhammad Abdul Manan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT. Dana Bakhti Prima Yasa, 1997),
h. 28-38.
8
mandiri “ ( istidlal mursal ), atau “ deduksi “ ( istidlal ) saja. Dalam hal ini “
maksud yang berguna “ dinyatakan dari segi keperluan mutlak atau hanya
Prinsip ini diajukan oleh Imam Shafi’i. Menurut Istishab, bila eksistensi
sesuatu hal telah pernah ditetapkan dengan bukti, walaupun kemudian timbul
Disebut Istishab al-hal, bila masa kini dinilai menurut masa silam, dan
disebut Istishab al-madi, jika kebalikannya yang terjadi. Prinsip ini juga
diakui oleh Abu Hanifah, pendiri mazhab Hanafi, tetapi hanya untuk
a. Kepemilikan Umum
maupun gas, minyak bumi, besi, tembaga, emas, dan temasuk yang tersimpan
di perut bumi dan semua bentuk energi, juga industri berat yang menjadikan
b. Kepemilikan Negara
9
pertanian yang diupayakan Negara diluar kepemilikan umum, yang semuanya
c. Kepemilikan Individu
Kepemilikan ini dapat dikelola oleh setiap individu atau setiap orang
Emas dan perak adalah mata uang dalam sistem Islam, ditinggalkannya
mata uang emas dan perak dan menggantikannya dengan mata uang kertas
riba nasiah maupun fadhal. Yang keduanya memiliki unsur merugikan pihak
barang yang tidak menjadi milik seseorang seperti perdagangan dipasar non-
5 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), h.12.
6 Muhammad Saddam, Ekonomi Islam, (Jakarta: Taramedia, 2003), h.15.
7 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), h.13.
8 Azhari Akmal Tarigan, Pergumulan Ekonomi Syariah di Indonesia, (Bandung: Cita Pustaka Media, 2007), h. 48.
10
D. Ssistem Ekonomi Islam
Pada sistem ekonomi Islam terdapat beberapa asas sistem ekonomi Islam
1. Kepemilikan (Al-Milkiyyah)
Pada asas pertama yaitu kepemilikan telah diuraikan pada prinsip dasar
ekonomi Islam, dan sesungguhnya pemilik kepemilikan harta itu adalah Allah
SWT dan sekaligus Dzat yang memiliki kekayaan tersebut, seperti dalam
yaitu:
a. Pembelanjaan Harta
hadia, dan lainnya. Dan setelah itu dimanfaatkan untuk hal-hal yang mubah,
11
b. Pengembangan Harta
telah dimiliki. Seorang Muslim yang ingin mengembangkan harta yang telah
pengembangan harta melalui cara-cara yang sah seperti jual-beli, kerja sama
terlarang seperti jalan aktifitas riba, judi, serta aktifitas terlarang lainnya.11
maka Islam memberikan juga berbagai ketentuan yang berkaitan dengan hal
syara' yang ditetapkan untuk menjamin pemenuhan barang dan jasa bagi
11 Ibid.
12
saja, sementara yang lain kekurangan, sebagaimana yang terjadi akibat
1. Ekonomi Islam
Dan ciri lainnya adalah larangan terhadap pengambilan riba, tidak adanya
2. Ekonomi Kapitalisme
Sistem ini dikenal sebagai sistem perusahaan bebas, dibawah sistem ini
pemodal bank yang besar mempunyai kuasa yang berlebih, dan memiliki
3. Ekonomi Sosialisme
Proliter (Petani dan buruh), menyerahkan semua sumber alam dan sumber
12 Muhammad Siddiq Al-Jawi, Asas-Asas Sistem Ekonomi Islam, (Yakarta: Kencana, 2005), h.5-6.
13 P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h.18.
14 http://www.scribd.com/doc/2163104/sistem-ekonomi-Islam-dan-sistem-ekonomi-konvensional.
13
ekonomi kepada Negara untuk dialihkan sama rata kepada rakyat, Negara
4. Ekonomi Komunisme
radikal dan satu doktrin politik yang diasaskan oleh Karl Marx. Menerusi
sistem ini, semua tanah dan modal sama ada yang asli dan buatan manusia,
5. Ekonomi Campuran
ciri utama sistem ini adalah hak milik harta boleh berubah dari hak milik
a. Sumber (epistemology)
Sebagai sebuah Agama yang diridhai oleh Allah SWT, sumber ekonomi
Islam berasaskan kepada sumber yang mutlak yaitu Alquran dan As-Sunnah,
berlandaskan wahyu, yang mana lahir dari pemikiran manusia yang akan
15 http://www.scribd.com/doc/2163104/sistem-ekonomi-Islam-dan-sistem-ekonomi-konvensional.
16 http://www.scribd.com/doc/2163104/sistem-ekonomi-Islam-dan-sistem-ekonomi-konvensional.
17 http://www.scribd.com/doc/2163104/sistem-ekonomi-Islam-dan-sistem-ekonomi-konvensional.
18 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), h.8.
14
b. Tujuan Hidup
menurut ekonomi konvensional bahwa harta adalah tujuan hidup yang tidak
terjamin lurusnya sistem ekonomi menurut arahan yang telah dijelaskan atau
1. Kekuasaan Al-Hisbah
pelanggaran lainnya.
2. Kekuasaan Peradilan
masyarakat.
19 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), h.9.
20 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), h.10.
15
3. Berbagai Biro
mal yang berkaitan dengan harta zakat, harta Negara, dan harta yang
4. Kekuasaan Mazhalim
ekonomi.21
21 http://www.Islamic-center.or.id/-Islamiclearnings-mainmenu-29/syariah-mainmenu-44/27-syariah/424-
sistem-ekonomi-Islam.
16
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Sistem ekonomi Islam atau dikenal sebagai mu'amalah adalah suatu sistem
yang baik karena berdasarkan wahyu yang jelas dari Yang Maha Kuasa yaitu
terikut dengan rentak dan cara hidup serta pendidikan Barat yang mengabaikan
aspek yang paling penting kepada manusia yaitu pembangunan manusia hakiki
dan akhlaqnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
2005.
2006.
http://www.scribd.com/doc/2163104/sistem-ekonomi-Islam-dan-sistem-ekonomi-
konvensional.
http://www.Islamic-center.or.id/-Islamic-learnings-mainmenu-29/syariah-main-
menu-44/27-syariah/424-sistem-ekonomi-Islam.
18