Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

“ EKONOMI ISLAM ”

Dosen Pengampu : B. Muhid, S.H.I, M.H.I

Disusun oleh:

1 Imam Rofi’i ( 2200874201173 )


.
2 Andre Nugroho ( 2200874202286 )
.
3 M. Sukma Dwi Kurniawan ( 2200874201171 )
.
4 M. Antanaqa Anugra Arzi ( 2200874201181 )
.

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BATANGHARI
2022

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan limpahan rahmat-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan
Makalah Pendidikan Agama ini yang berjudul " Ekonomi Islam " sesuai dengan waktu yang
kami rencanakan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian makalah ini. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada
Baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Makalah tentang Ekonomi Islam ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
pada mata kuliah Pendidikan Agama. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan
informasi mengenai Ekonomi Islam.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak B. Muhid, S.H.I, M.H.I , sebagai
pengajar mata kuliah Pendidikan Agama yang telah membimbing kami. Penulis sangat
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran baik secara tertulis ataupun secara lisan, khususnya kepada
Dosen mata kuliah Pendidikan Agama, Bapak B. Muhid, S.H.I, M.H.I, agar penulis bisa
mengembangkan ilmu pengetahuannya, khususnya tentang Ekonomi Islam.

Demikian pembuatan makalah Ekonomi Islam yang dapat kami susun atau buat
dengan segenap kamampuan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi orang yang
membacanya. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan pembuatan makalah
ini

Jambi, 14 Oktober 2022


Penulis
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................2

1.3 Tujuan..............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekonomi Islam..............................................................................3

2.2 Sumber Hukum Ekonomi Islam......................................................................4

2.3 Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam........................................................................5

2.4 Ekonomi Makro Yang di Gunakan Oleh Umar Bin Khattab..........................9

2.5 Penerapan Ekonomi Islam dalam Kehidupan Sehari - hari.............................11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan......................................................................................................13

3.2 Saran................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia
yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid
sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.

Ekonomi Islam ini merupakan turunan dari Islam, bukan turunan dari kegiatan
ekonomi, sebab kehidupan manusia muslim itu tercelup ke dalam Islam secara
seluruhnya. Masalahnya hanyalah apakah manusia ini sudah berserah diri sepenuhnya
kepada celupan Allah Swt atau belum. Jika telah berserah diri kepada wahyu Allah,
maka seluruh kehidupannya adalah Islam. Jika belum atau masih setengah-setengah
belumlah Islam. Jadi manusia Islam atau muslim itu, keseluruhan hidupnya adalah
Islam, sebab Islam itu sempurna dan menyeluruh. Beriman secara Islam, berjiwa secara
Islam, berpikir secara Islam, bekerja secara Islam, bertindak secara Islam, dan
berekonomi secara Islam atau syariah.

Sebenarnya secara lebih luas kita dapat mempelajari semangat ekonomi Islam
pada zaman rasul dan para sohabah dalam hal ini khulafaurrasyidiin. Umar bin
Khattab salah satu dari empat khalifah yang rasyid telah mempraktekkan ekonomi
Islam. Karenanya akan menjadi acuan kita dalam melihat kebijakan kebijakan
ekonomi beliau saat itu. Tentu banyak sisi yang terlihat dalam aktifitas ekonomi
Umar. Untuk menghindari pembiasan yang luas, disini penulis hanya melihat
kebijakan Ekonomi Umar sebagai seorang khalifah. Kebijakan ekonomi Umar sebagai
seorang khalifah tentu bersinggungan dengan dalam konteks sekarang kebijakan
ekonomi pemerintahan. Keterlibatan pemerintah dalam perekonomian maka pengkajian
tentangnya dinamakan pengkajian ekonomi makro. Tepatnya makalah ini juga akan
membahas kebijakan ekonomi makro yang digunakan Umar Bin Khattab

Pembelajaran tentang ekonomi islam telah diajarkan di beberapa perguruan tinggi


negeri maupun swasta. Perkembangan ekonomi islam telah mulai mendapatkan
momentum sejak didirikannya Bank Muamalat pada tahun 1992. Berbagai Undang-
Undangnya yang mendukung tentang sistem ekonomi tersebut pun mulai dibuat, seperti
UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana yang telah diubah dalam
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999
tentang Bank Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1. Apa pengertian ekonomi islam

2. Apa saja sumber hukum ekonomi islam

3. Apa saja prinsip prinsip ekonomi islam

4. bagaimana penerapan ekonomi makro berbasis islam (syariah) yang diterapkan oleh
umar bin khattab

5. Bagaimana menerapkan ekonomi islam di kehidupan sehari-hari

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian dari ekonomi islam

2. Mengetahui sumber hukum dari ekonomi islam

3. Mengetahui prinsip-prinsip dari ekonomi islam

4. Dapat mengetahui penerapan ekonomi makro yang di gunakan oleh umar bin khattab

5. Mampu mengimplementasikan ekonomi islam dalam kehidupan sehari hari


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekonomi Islam


Ekonomi Islam adalah sebuah sistem ilmu pengetahuan yang menyoroti masalah
perekonomian. Sama seperti konsep ekonomi konvensional lainnya. Hanya dalam sistem
ekonomi ini, nilai-nilai Islam menjadi landasan dan dasar dalam setiap aktifitasnya. Beberapa
ahli mendefinisikan ekonomi islam sebagai suatu ilmu yang mempelajari perilaku manusia
dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dengan alat pemenuhan kebutuhan yang terbatas
dalam kerangka syariah. Namun, definisi tersebut mengandung kelemahan karena
menghasilkan konsep yang tidak kompatibel dan tidak universal. Karena dari definisi tersebut
mendorong seseorang terperangkap dalam keputusan yang apriori (apriory judgement) benar
atau salah tetap harus diterima. Definisi yang lebih lengkap harus mengakomodasikan
sejumlah prasyarat yaitu karakteristik dari pandangan hidup islam. Syarat utama adalah
memasukkan nilai-nilai syariah dalam ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi islam adalah ilmu sosial
yang tentu saja tidak bebas dari nilainilai moral. Nilai-nilai moral merupakan aspek normatif
yang harus dimasukkan dalam analisis fenomena ekonomi serta dalam pengambilan keputusan
yang dibingkai syariah.

a) Muhammad Abdul Manan Islamic economics is a sosial science which studies the
economics problems of a people imbued with the values of Islam. Jadi, menurut
Abdul Manan ilmu ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.
b) M. Umer Chapra Islami economics was defined as that branch which helps realize
human well-being through and allocation and distribution of scarce resources that is
inconfinnity with Islamic teaching without unduly curbing Individual fredom or
creating continued macroeconomic and ecological imbalances. Jadi, menurut Chapra
ekonomi Islam adalah sebuah pengetahuan yang membantu upaya relisasi
kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas yang
berada dalam koridor yang mengacu pada pengajaran Islam tanpa memberikan
kebebasan individu atau tanpa perilaku makro ekonomi yang berkesinambungan dan
tanpa ketidakseimbangan lingkungan.
c) Menurut Syed Nawab Haider Naqvi, ilmu ekonomi Islam, singkatnya merupakan
kajian tentang perilaku ekonomi orang Islam representatif dalam masyarakat muslim
moderen.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ekonomi Islam adalah suatu
cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, menganalisis, dan akhirnya
menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara-cara yang Islami. Menurut
Abdul Mannan, ilmu ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu sosial melainkan juga
manusia dengan bakat religius manusia itu sendiri. Ilmu Ekonomi Syari’ah adalah ilmu yang
mempelajari aktivitas atau perilaku manusia secara aktual dan empirikal, baik dalam produksi,
distribusi, maupun konsumsi berdasarkan Syari’at Islam yang bersumber Al-Qur’an dan As-
Sunnah serta Ijma‟ para ulama dengan tujuan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

2.2 Sumber Hukum Ekonomi Islam


Adapun sumber-sumber hukum dalam ekonomi Islam adalah:

1. Alquranul Karim

Alquran adalah sumber utama, asli, abadi, dan pokok dalam hukum ekonomi Islam yang Allah
SWT turunkan kepada Rasul Saw guna memperbaiki, meluruskan dan membimbing Umat
manusia kepada jalan yang benar. Didalam Alquran banyak tedapat ayat-ayat yang melandasi
hukum ekonomi Islam, salah satunya dalam surat An-Nisa’ Ayat 29 yang berbunyi :

Artinya :

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama
suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha
Penyayang kepadamu.
2. Hadis dan Sunnah

Setelah Alquran, sumber hukum ekonomi adalah Hadis dan Sunnah. Yang mana para pelaku
ekonomi akan mengikuti sumber hukum ini apabila didalam Alquran tidak terperinci secara
lengkap tentang hukum ekonomi tersebut.

3. Ijma'

Ijma' adalah sumber hukum yang ketiga, yang mana merupakan konsensus baik dari
masyarakat maupun cara cendekiawan Agama, yang tidak terlepas dari Alquran dan Hadist.

4. Ijtihad atau Qiyas

Ijtihad merupakan usaha meneruskan setiap usaha untuk menemukan sedikit banyaknya
kemungkinan suatu persoalan syariat. Sedangkan qiyas adalah pendapat yang merupakan alat
pokok ijtihad yang dihasilkan melalui penalaran analogi.

2.3 Prinsip-prinsip Dasar Ekonomi Islam


Beberapa prinsip dasar dalam ekonomi Islam adalah:

1. Pengaturan atas Kepemilikan

Kepemilikan dalam ekonomi Islam dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

a. Kepemilikan Umum

Kepemilikan umum meliputi semua sumber, baik yang keras, cair maupun gas, minyak
bumi, besi, tembaga, emas, dan temasuk yang tersimpan di perut bumi dan semua bentuk
energi, juga industri berat yang menjadikan energi sebagai komponen utamanya.

b. Kepemilikan Negara

Kepemilikan Negara meliputi semua kekayaan yang diambil Negara seperti pajak
dengan segala bentuknya serta perdagangan, industri, dan pertanian yang diupayakan
Negara diluar kepemilikan umum, yang semuanya dibiayai oleh Negara sesuai dengan
kepentingan Negara.
c. Kepemilikan Individu

Kepemilikan ini dapat dikelola oleh setiap individu atau setiap orang sesuai dengan
hukum atau norma syariat.

2. Penetapan Sistem Mata Uang Emas dan Perak

Emas dan perak adalah mata uang dalam sistem Islam, ditinggalkannya mata uang emas
dan perak dan menggantikannya dengan mata uang kertas telah melemahkan perekonomian
Negara. Dominasi mata uang dólar yang tidak ditopang secara langsung oleh emas
mengakibatkan struktur ekonomi menjadi sangat rentan terhadap mata uang dolar.

3. Penghapusan Sistem Perbankan Ribawi

Sistem ekonomi dalam Islam mengharamkan segala bentuk riba, baik riba nasiah
maupun fadhal. Yang keduanya memiliki unsur merugikan pihak lain yang termasuk didalam
aktifitas ekonomi tersebut.

4. Pengharaman Sistem Perdagangan Di Pasar Non-Riil

Sistem ekonomi Islam melarang penjualan komoditi sebelum barang menjadi milik dan
dikuasai oleh penjualnya, haram hukumnya menjual barang yang tidak menjadi milik
seseorang seperti perdagangan dipasar non-riil (vitual market).

Prinsip ekonomi syariah jika ditelaah lagi secara rinci memiliki beberapa poin tegas dan
berbeda dengan sistem ekonomi konvensional yang sudah berkembang di dunia. Ekonomi
Islam menjunjung tinggi ketauhidan dan ketakwaan terhadap Allah SWT. Meski demikian,
ekonomi Islam tak hanya menambah manfaat kepada muslim saja, tapi bisa diaplikasikan oleh
semua kalangan orang. 

Berikut ini prinsip dasar ekonomi syariah secara rinci yang dirangkum dari berbagai sumber:
1. Keimanan

Dalam kegiatan perekonomian, baik individu maupun kelompok, harus memegang erat
prinsip ini agar perjalanan ekonomi sesuai dengan yang telah diajarkan dalam islam. Jadi
segala aktivitas ekonomi syariah harus mengacu pada ketauhidan, keimanan dan
ketakwaan terhadap Allah SWT.

2. Memberikan Manfaat

Di dalam ekonomi konvensional, yang menjadi prinsip adalah menggunakan sumber


daya seminimal mungkin dan menghasilkan keuntungan sebanyak mungkin. Namun, di
ekonomi yang berlandaskan syariat Islam ada tujuan yang lebih dari itu, yakni ada
kemaslahatan dan memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat yang lebih luas lagi.
Kegiatan ekonomi syariah diharapkan mampu meningkatkan taraf kehidupannya lebih
tinggi lagi. 

3. Sumber Daya Manusia

Dalam menjalankan ekonomi Islam setiap individunya harus memperhatikan segala


aspek agar tidak menyeleweng dari nilai-nilai syariah. Segala bentuk kecurangan atau
penipuan dan perbuatan negatif lainnya merupakan hal yang dilarang dalam ekonomi
syariah. 

4. Harta

Konsep yang diterapkan adalah harta dalam bentuk apapun berapa pun jumlahnya
hakikatnya semua itu hanya miliki Allah semata dan manusia hanya mendapat amanah
dari Allah. 

5. Adil 

Keadilan sangat ditekankan dan telah menjadi kewajiban di setiap aktivitasnya. Keadilan
disini diartikan sebagai perilaku di mana menempatkan sesuatu sesuai dengan
tempatnya. Dimana prinsip ekonomi harus menerapkan dan melayani semua masyarakat
tanpa memandang status sosial. Keadilan dalam ekonomi syariah bertujuan agar semua
masyarakat dari semua golongan merasakan kenyamanan dan kesamaan.

6. Persaudaraan

Persaudaraan merupakan salah satu tujuan atau misi adanya ekonomi syariah. Sangat
dianjurkan untuk bekerja sama atau selalu berjamaah dalam melakukan apapun, jangan
sampai ada yang ingin sukses sendiri, ingin kaya sendiri. Dengan hal ini maka sistem
ekonomi Islam menekankan pada sosial bukan individual, karena pada dasarnya manusia
hidup di dunia ini dengan tujuan bermanfaat bagi manusia dan saling menjaga tali
silaturahmi. 

7. Etika

Etika harus menjadi salah satu dasar pelaksanaan ekonomi islam atau syariah, etika yang
sesuai dengan ajaran islam sangat diperlukan dalam segala aktivitas atau kegiatan
ekonomi yang sesuai ajaran Islam. Perlu kita ketahui, kegiatan ekonomi merupakan
salah satu jenis ibadah di bidang muamalah. Maka dari itu setiap kegiatan ekonomi
syariah harus dilandasi dengan etika-etika atau norma yang baik sesuai dengan ajaran
islam. 

8. Melibatkan Pemerintah

Dalam melaksanakan kegiatan perekonomian Islam harus melibatkan pemerintah di


dalamnya, selain itu ekonomi islam atau syariah harus mentaati peraturan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah selama itu tidak menyeleweng dengan ajaran atau nilai-nilai
islam. Karena bagaimanapun yang memiliki kuasa atau hak lebih untuk mengatur
jalannya perekonomian adalah pemerintah, baik buruknya perkembangan suatu negara
disebabkan oleh pemerintahannya. Jadi bagaimanapun ekonomi syariah harus selalu
melibatkan pemerintah dalam perjalanan ekonominya.
9. Bebas dan Tanggung Jawab

Dalam perspektif ushul fiqh kebebasan diartikan sebagai suatu kebebasan yang harus


dibarengi dengan suatu pertanggungjawaban. Sedangkan untuk tanggung jawab itu tidak
hanya di dunia namun juga di akhirat kelak. Inilah prinsip ekonomi Islam, manusia
diberi kebebasan namun ada batasannya yakni harus dipertanggungjawabkan. Apapun
yang terjadi dan sudah dilakukan harus mampu dipertanggungjawabkan. 

10. Kerja Sama

Dalam ekonomi syariah kerjasama merupakan salah satu hal yang wajib dilakukan
seperti layaknya sholat yang dilakukan secara berjamaah bisa mendapatkan pahala lebih
yakni 27 derajat. Begitu juga dalam perekonomian ketika apapun dilakukan bersama-
sama, maka nilai ibadah maupun nilai dalam hal harta akan semakin bertambah. Jadi
dalam ekonomi syariah semua kegiatan dan aktivitas dilakukan secara berjamaah dengan
niatan yang baik agar bisa menghasilkan output yang baik pula

2.4 Ekonomi Makro Berbasis Islam (syariah) yang Diterapkan Oleh Umar Bin Khatab
Sebenarnya upaya kearah yang modern telah dimulai oleh Umar, malah cikal
bakalnya sudah terlihat sejak zaman Rasulullah. Untuk operasi pasar, Umar telah
melaksanakan sendiri tatkala memerintahkan pegawai Baitul Mall untuk zakat, jizya,
Kharaj, ‘usyur dan lain-lain. Konsekuensinya pemerintah akan menyerap dinar dan
dirham ke dalam kas Negara (devisa) dan dapat digunakan untuk pembiayaan fiscal.
Kebijakan moneter Umar diantaranya seperti gagasan spektakulernya tentang pembuatan
uang dari kulit unta agar lebih efisien. Stabilitas nilai tukar emas dan perak terhadap
mata uang dinar dan dirham. Penetapan nilai dirham, Instrumen moneter, control harga
barang dipasar dan lain sebagainya. Mengenai pencetakan uang dalam Islam terjadi
perbedaan pendapat. Namun riwayat yang tebanyak dan masyhur menjelaskan bahwa Malik
bin Marwanlah yang pertama mencetak dirham dan dinar dalam Islam. Sedangkan dalam
riwayat lain menyebutkan Umar yang pertama kali mencetak dirham pada masanya. Tentang
hal ini Al-maqrizi mengatakan, ketika Umar bin Khattab menjabat sebagai khalifah dia
menetapkan uang dalam kondisinya semula dan tidak terjadi perubahan satupun pada
masanya hingga tahun 18 Hijriah. Tahun ke 6 kekhalifahannya ia mencetak dirham ala
ukiran Kisra dan dengan bentuk yang serupa. Hanya saja ia menambahkan kata Alhamdulillah
dan dalam bagian yang lain dengan kata rasulullah dan pada bagian yang lain lagi dengan
kata lailahillallah sedangkan gambarnya adalah gambar Kisra bukan gambarnya Umar (Al -
Haritsi, 2006). Namun dalam riwayat AL-Baihaqi diriwayatkan, ketika Umar melihat
perbedaan antara dirham bighali dengan nilai delapan daniq dan ada dirham thabary senilai
empat daniq serta dirham yamani dengan nilai satu daniq. Ketika ia melihat kerancuan itu,
kemudian ia menggabungkan dirham Islam yang nilainya enam dhraiq. Masih banyak
riwayat yang lain menerangkan bahwa Umar telah mencetak mata uang Islam. Hal ini juga
dapat dianalogikan bahwa Umar telah mencetak mata uang Islam ketika ia melontarkan
berkeinginan untuk mencetak uang dari kulit unta agar lebih efisien, karena khawatir
unta akan habis dikuliti maka niat itu diurungkan. Ide ini juga menjadi dasar-dasar
manejemen moneter. Umar juga mengambil tanah-tanah yang tidak digarap untuk dibagikan
kepada yang lain untuk digarap agar tanah itu membawa hasil. Selain Baitul Mall Umar juga
menggunakan Hisbah sebagai pengontrol pasar. Umar sendiri sangat sering turun ke pasar
untuk mengecek harga-harga barang agar tidak ada kecurangan. Suatu ketika Umar pernah
memarahi Habib bin Balta‟ah yang menjual kismis terlalu murah, maka Umar memerintahkan
untuk menaikkan harga agar orang lain pun dapat melakukan jual beli (Al-Haritsi, 2006,
612).

Umar tidak pernah menahan kekayaan Negara, semuanya didistribusikan kepada rakyat
sehingga peredaran uang terjadi dalam masyarakat. Umar mengawasi harga barang di pasar
sehingga tidak terjadi monopoli, oligapoli dan sebagainya. Kebijakan ini merupakan upaya
pelepasan uang kedalam masyarakat untuk ketersediaan modal kerja. Semangat pengotrolan
cadangan dalam kas Baitul Mall sudah mulai diperhatikan pada masa ini. Baitul Mall
mungkin lebih cocok disebut Bank Sentral atau Bank BI dalam konteks Indonesia. Baitul
Mall bertugas untuk mengumpulkan, menyimpan dan menyalurkan devisa Negara. Kekayaan
itu berasal dari berbagai sumber diantaranya zakat, jizyah, kharaj, ‘usyur, khumus, fai, rikaz,
pinjaman dan sebagainya. Himbauan sebagai salah satu Instrumen moneter. Instrumen ini
lazim digunakan Umar dalam mengatrol kesetabilan ekonomi Negara. Umar mengawasi
segala bentuk pembayaran keluar masuk kas Negara. Umar sering menegur para gubernur
agar kutipan kharaj, jizyah, ‘usyur dilakukan dengan benar. Umar tidak membenarkan
penyiksaan atau penjara kepada orang yang memang benar tidak sanggup membayar jizyah.
Hukuman boleh dilaksanakan apabila terjadi pengingkaran atau sengaja memperrlambat
pembayaran.

Terhadap ini Umar sangat keras. Setiap pendapatan berupa ganimah, rikaz, fai, usyur
sebagian dikirim ke pusat (Madinah). Pengawasan moneter ala Umar ini sangat ketat sehingga
tidak ada penimbunan uang dan barang. Selain itu Valuta asing dari Persia (dirham) dan
Romawi (dinar) dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat Arab telah sehingga menjadi alat
pembayaran resmi. Sistem devisa bebas diterapkan tidak ada halangan sedikitpun mengimpor
dinar atau dirham. Lebih jauh Umar juga sudah mulai memperkenalkan transaksi tidak tunai
dengan menggunakan cek dan promissory notes Umar juga menggunakan Instrumen ini
untuk mempercepat distribusi barang-barang yang baru diimpor dari mesir dan Madinah
(Karim, 2001, 28)

2.5 Penerapan Ekonomi Islam Dalam Kehidupan Sehari-Hari


Indonesia merupakan Negara terbanyak yang warganya beragama Islam. Hal ini yang
menimbulkan Indonesia menerapkan ekonomi syariah. Namun banyak warga Negara
Indonesia yang tidak mengetahui apa ciri-ciri dan contoh kegiatan ekonomi syariah yang
sedang dijalankan di Indonesia saat ini. Karena ekonomi syariah mempunyai tujuan di dunia
dan di akhirat seperti memberikan peluang yang sama untuk semua individu, mengurangi
kemiskinan, memperkuat ekonomi. Sedangkan pada ekonomi konvensional mempunyai tujuan
yaitu pada keuntungan. Pada ekonomi syariah tidak mengenal riba karena riba merupakan hal
yang diharamkan dan dibenci oleh Allah SWT. tidak diperbolehkan untuk menerapkan gharar
atau sering disebut dengan penipuan, resiko kehilangan asset pada kegiatan jual beli saham
dan perjudian.

Di dalam kegiatan sehari-hari kita bias menerapkan ekonomi syariah seperti:

1. Menghindari bunga yang biasa disebut dengan tambahan beban biaya. Karena bunga
atau tambahan beban biaya sifatnya memaksa dan dapat merugikan pihak yang
membayar bunga.
2. Tidak menimbun barang seperti ketika harga sembako murah kalian membeli sembako
dengan jumlah yang sangat banyak agar suatu sata harga sembako naik kalian tidak
perlu membeli dengan harga yang mahal. Hal ini dilarang karena dapat membuat sulit
orang yang berada di sekitarnya.
3. Hidup hemat atau tidak menghamburkan uang untuk membeli sesuatu yang tidak
diperlukan. Seperti mendahulukan kebutuhan daripada kemauan. Contohnya makan
makanan yang cukup tidak berlebihan sesuai dengan porsi keluarga.

4. Rajin menyisihkan uang untuk ditabung. Hal ini dianjurkan di ekonomi syariah karena
orang yang dapat mengelola keuangannya dengan baik maka ia akan mendapatkan
pahala dan hidupnya akan diuntungkan.

5. Tidak melakukan hutang berhutang. Hal ini dilarang di ekonomi syariah karena dapat
merugikan kedua belah pihak dan orang yang berhutang akan diberatkan di akhirat nanti.

6. Rajin untuk memberi sedekah kepada orang yang membutuhkan. Hal ini dianjurkan
karena semakin kita sering bersedekah maka semakin banyak juga rezeki yang kita
terima.

Jadi kita sebagai umat Islam harus menerapkan ekonomi syariah dalam kehidupan sehari-hari
agar kita mendaptkan rezeki dan pahala di dunia dan di akhirat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ekonomi islam pada dasarnya merupakan aktualisasi nilai nilai islam dalam aktivitas
kehidupan sehari hari dalam mewujudkn kesejahteraan manusia di dunia dan akhirat.
Kehadiran ekonomi islam tidak lain bertujuan mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan
manusia di dunia dan akhirat. Kemudian, Sistem ekonomi Islam atau dikenal sebagai
mu'amalah adalah suatu sistem yang baik karena berdasarkan wahyu yang jelas dari Yang
Maha Kuasa yaitu Allah SWT. Namun akhir-akhir ini menjadi compicated disebabkan karena
terikut dengan rentak dan carahidup serta pendidikan Barat yang mengabaikan aspek yang
paling penting kepadamanusia yaitu pembangunan manusia hakiki berdasarkan paradigma
Tauhid bagi menuju pengiktirafan Allah SWT bagi mencapai Al-Falah (kemenangan dan
kejayaan) dan bukansemata-mata bangunan yang barangkali di diami oleh manusia-manusia
yang tertandus jiwa dan akhlaqnya.

B. Saran
Guna mewujudkan kegiatan ekonomi yang selaras dan berjalan dengan baik atau terarah
sebagai seorang muslim kita perlu mengetahui asas-asas atau seperangkat bagiann dari
ekonomi islam
DAFTAR PUSTAKA

Israil S. KEBIJAKAN EKONOMI UMAR BIN KHATTAB Syarifuddin Israil STIE


Muhammadiyah Tanjung Redeb, Jl. Dr. Murjani II Berau-Tanjung Redeb. J Manaj dan
Akunt. 2011;12(April):91-98.

Ningrum, Mella Septia. 2021. "Kegiatan Ekonomi Syariah Dalam Kehidupan Sehari
Hari",https://www.kompasiana.com/mellaseptianingrum0180/60cb077795a0ab39a45d8
a22/kegiatan-ekonomi-syariah-dalam-kehidupan-sehari-hari, diakses pada 30
September 2022 pukul 23.56.

Zulfikar, Muhammad. 2016. Makalah Ekonomi Islam. academia.edu

Aprilia, Anggia dkk. 2021. Makalah Ekonomi Islam. studocu.com

Daryono, Adhi Muhammad. 2021. " Prinsip-prinsip Dasar Ekonomi Syariah",


https://alamisharia.co.id/blogs/ekonomi-syariah/prinsip-prinsip-dasar-ekonomi-syariah/,
diakses pada 1 Oktober 2022 pukul 00.10.

Anda mungkin juga menyukai