Anda di halaman 1dari 31

Mata kuliah : Management Proyek

ahun : 2017

Manajemen Resiko
Pert 4
Resiko Proyek
Risiko : suatu kejadian atau kondisi yang
tidak menentu, jika terjadi, memiliki efek
positif atau negatif terhadap tujuan proyek.
Preferensi manusia terhadap resiko:
◦ Penghindar resiko
◦ Netral
◦ Pencari resiko (demi hasil yang besar)
Manajemen Resiko Proyek
Manajemen Resiko : Seni dan pengetahauan
dalam mengindentifikasi, menganalisis,
menanggapi dan merespon terhadap resiko
yang ada selama proyek, agar tujuan proyek
tercapai.
Tujuan dari Manejemen resiko adalah untuk
meminimalkan potensi resiko negatif sambil
memaksimalkan potensi resiko positif
RESIKO NEGATIF & RESIKO POSITIF
Resiko negatif melibatkan pemahaman
terhadap potensi masalah yang mungkin
terjadi dalam proyek dan bagaimana resiko
tersebut dapat menghambat proyek.

Resiko positif adalah resiko yang dihasilkan


oleh sesuatu yang baik; kadang disebut
peluang/kesempatan.
JENIS-JENIS RESIKO
Risiko Operasional, yakni risiko yang berhubungan dengan
operasional organisasi, antra lain misalnya risiko yang
mencakup sistem organisasi, proses kerja, teknologi dan
sumber daya manusia.
Risiko Finansial, yakni risiko yang berdampak pada kinerja
keuangan organisasi seperti kejadian risiko akibat dari
fluktuasi mata uang, tingkt suku bunga termasuk risiko
pemeberian kredit, likuiditas da kondisi pasar.
Hazard Risk, yaitu risiko yang terkait dengan kecelakaan
fisik seperti kerusakan karena kebakaran, gempa bumi,
ancaman fisik dll
Risiko stratejik, yaitu risiko yang ada hubungannya dengan
strategi perusahaan, politik, ekonomi, hukum. Risiko ini
juga terkait dengan reputasi kepemimpinan organisasi dan
perubahan selera pelanggan.
Keuntungan Manajemen Resiko
Dapat Mengantisipasi atau menghindari
masalah
Mencegeah peristiwa-peristiwa yang
tidak diduga
Dapat meminimalisir pelanggaran dalam
menepati jadwal
Dapat meminimalisir biaya yang melebihi
anggaran yang tersedia
Tahapan Manajemen Resiko
Perencanaan manajemen resiko:
menentukan pendekatan dan rencana aktifitas
manajemen resiko untuk proyek
Identifikasi resiko: menentukan dan
mendokumentasikan resiko-resiko yang dapat
berdampak bagi proyek.
Penilaian Resiko : memprioritaskan resiko
berdasarkan probabilitas dan dampak dari
resiko tersebut.
Tahapan Manajemen Resiko(2)
Merencanakan respon terhadap resiko:
mengambil langkah untuk meningkatkan
kesempatan dan mengurangi bahaya bagi
proyek.
Pengawasan dan pengendalian resiko:
Perencanaan Manajemen Resiko
Proses memutuskan bagaimana mendekati dan
melaksanakan aktivitas manajemen risiko
untuk proyek.
Memastikan tingkat, tipe, dan visibilitas
manajemen risiko yang setara dengan risiko
dan kepentingan proyek bagi organisasi
Menyediakan sumberdaya dan waktu yang
memadai untuk aktivitas manajemen risiko
Menetapkan basis yang disepakati untuk
mengevaluasi risiko.
Perencanaan Manajemen Resiko (2)
Informasi yang terkandung dalam dokumen Manajemen
Resiko :
Metodologi Menjelaskan bagaimana manajemen resiko akan
dilakukan dalam proyek yang berkaitan, tools apa & sumber
data yang bagaimana yang tersedia dan dapat digunakan
Peran & Tanggung Jawab : Menentukan siapa yang
bertanggung jawab untuk mengimplementasikan tugas
tertentu dan hasil apa yang harus dipertanggungjawabkan
berkaitan dengan manajemen resiko.
Dana & Biayal (yang berkaitan dengan resiko) : Penjelasan
estimasi biaya dan dana yang diperlukan dalam melakukan
aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan manajemen resiko
Mengindentifikasi Resiko
Proses memahami potensi kejadian yang dapat
menghambat atau membantu sebuah proyek dan
mendokumentasikan karakteristiknya.
Peserta yang terlibat: manajer proyek, anggota tim
proyek, anggota manajemen risiko, ahli teknis
diluar tim proyek, customer, end user, dan ahli
manajemen risiko
Alat bantu dan metode untuk identifikasi resiko:
◦ Brainstorming
◦ Delphi
◦ Interview
◦ Analisis SWOT
Mengindentifikasi Resiko (2)
Brainstroming : Membentuk grup yang
membahas berbagai macam ide atau solusi
secara spontan untuk menyelesaikan
Permasalahan tertentu.

Delphi : Digunakan untuk mencapai


kesepakatan dari sekumpulan ahli dibidang
tertentu, yang melakukan prediksi terhadap
masa depan.
Mengindentifikasi Resiko (3)
Interview : Sebuah cara untuk menemukan
fakta dengan cara mengumpulkan informasi
melalui tatap muka, telepon, e-mail atau
instant messaging.
Analisa SWOT (Strength, Weakness,
Opportunities, and Threats).
Penilaian Resiko
Langkah 1 menghasilkan daftar risiko potensial.
Tidak semua risiko ini patut mendapat perhatian.
Beberapa hal sepele dan bisa diabaikan,
sementara yang lain menimbulkan ancaman serius
terhadap kesejahteraan proyek.
Skenario analysisis adalah teknik termudah dan
paling umum digunakan untuk menganalisa
risiko. Anggota tim menilai pentingnya setiap
kejadian risiko dalam hal:
• Probabilitas kejadian
• Dampak dari kejadian tersebut
Proyek Windows 8
risk severity matrix
Penilaian Resiko
FailureMode and Effects Analysis (FMEA)
memperluas matriks keparahan risiko
Termasuk kemudahan deteksi dalam
persamaan
Impact xProbability xDetection = Risk Value
Penilaian Resiko
Kelemahan pendekatan FMEA adalah bahwa
peristiwa risiko yang diberi peringkat Dampak 1,
Probabilitas 5, dan Deteksi 5 akan mendapat skor
tertimbang yang sama dengan kejadian yang
diberi dampak Impact 5, Probability 5 and
Detection 1
Ini menggaris bawahi pentingnya tidak
memperlakukan penilaian risiko hanya sebagai
latihan matematika.Tidak ada pengganti diskusi
yang bijaksana mengenai kejadian risiko utama.
Respon Terhadap Resiko
Respons terhadap risiko Negatif dapat
diklasifikasikan sebagai :
◦ Mengurangi(mitigasi) : Tindakan yang dilakukan untuk
mengurangi peluang terjadina resiko. Contoh memilih
orang yang kompeten dalam tim proyek,membuat
desain yang maksimal untuk menghindari redesain.
◦ Menghindari(avoiding) : Mengeliminasi kemungkinan
terjadinya resiko. Contoh : mencantumkan spesifikasi
produk-produk perbankan yang jelas dan rinci untuk
menghindari resiko adanya penuntutan dari konsumen
terhadap produk bank yang dikeluarlkan ke konsumen.
Respon Terhadap Resiko (2)

◦ Mengalihkan (transfer): memindahkan resiko ke


pihak lain. Biasannya pihak tersebut mempunyai
kemampuan yang lebih baik dalam mengendalikan
resiko.(Asuransi )
◦ Menerima (accept) : Menerima resiko dengan syarat
tingkat keparahan dari terjadinya resiko tersebut
lebih rendah dari pada tingkat toleransi resiko proyek
Respon Terhadap Resiko (3)
Respons terhadap risiko Positif dapat
diklasifikasikan sebagai :
Exploit. Strategi untuk menghilangkan
ketidakpastian yang terikat pada kesempatan
dan memastikan bahwa kesempatan (risiko
positif) dapat terealisasi. Contoh: menugaskan
SDM yang lebih berbakat untuk mengurangi
waktu penyelesaian atau menyediakan mutu
lebih baik dari yang direncankan
Share. Alokasi kepemilikan kepada pihak ke tiga
yang memiliki kemampuan terbaik menangkap
peluang manfaat proyek. Contoh: joint venture
Enhance. Memodifikasi “ukuran” kesempatan
dengan meningkatkan peluang dan atau dampak
positif dengan mengidentifikasi dan
memaksimalkan pengendali kunci dari risiko
berdampak positif. Contoh melihat pola cuaca
pada saat proses pengecoran
Accept : Menerima sebuah kesempatan bersedia
mengambil keuntungan jika terjadi, tapi tidak
mengambil tindakan untuk mengejarnya
Pengawasan dan Pengendalian Resiko
mengawasi dan mengidentifikasi resiko
yang belum teridentifikasi sebelumnya,
resiko baru, sambil menjalankan rencana
respon terhadap resiko, serta mengevaluasi
keefektifan strategi resiko yang diambil
selama proyek berlangsung
Contigency Plan
Contingency Planning adalah sebuah rencana
untuk membuat suatu panduan dan dokumentasi
atas suatu kejadian yang tidak terduga, dan
sebagai dokumentasi dasar terhadap tanggap
darurat dalam upaya pemulihan perencanaan.
Contingency plan secara sederhana dapat
diartikan sebagai serangkaian langkah yang telah
disiapkan dan akan dijalankan jika terjadi suatu
kondisi yang tidak diharapkan terjadi serta
menganggu suatu operasi normal
Komponen Rencana Contigency
Business Impact Analysis : Dalam proses ini
diprediksi konsekuensi dari gangguan proses
bisnis dan dalam tahap ini pula dikumpulkan
informasi yang diperlukan untuk
mengembangkan strategi pemulihan
perusahaan dari dampak kejadian yang tidka
terduga
Komponen Rencana Contigency
Incident Response Plan :suatu pendekatan
yang terorganisir, untuk mengatasi dan
mengelola setelah proses yang tidak diduga
terjadi.
Tujuannya untuk menangani situasi dengan
cara membatasi kerusakan dan mengurangi
waktu dan biaya pemulihan
Komponen Rencana Contigency
Disaster Recovery Plan : Merupakan suatu proses
yang didokumentasikan, atau serangkaian prosedur
yang digunakan untuk memulihkan atau
mengembalikan dan melindungi infrastuktur IT
bisnis dalam kejadian yang tidak diduga.
Keuntungan dari disaster recovery plan adalah:
Memberikan rasa aman
Meminimalkan resiko keterlambatan
Meminimalkan pengambilan keputusan saat
bencana
Komponen Rencana Contigency
Business Continuity Plan :Tahap ini bertujuan
untuk memastikan bahwa bisnis akan dapat
tetap berjalan apabila terjadi kejadian yang tak
diinginkan.
Pada tahap ini dianalisis strategi berkelanjutan
untuk masa mendatang serta manajemen resiko
dan krisis atas respon kejadian tersebut.
Rencana darurat sering dibuat oleh pemerintah atau bisnis.
 Misalnya, banyak karyawan perusahaan yang bepergian 
bersama-sama pada pesawat yang crash, menewaskan seluruh kapal. 
Perusahaan bisa sangat tegang atau bahkan hancur oleh kerugian tersebut. 
Oleh karena itu, banyak perusahaan memiliki prosedur 
untuk mengikuti hal seperti bencana. Rencana tersebut juga 
dapat mencakup kebijakan berdiri untuk mengurangi dampak 
potensial bencana, seperti membutuhkan karyawan untuk 
bepergian terpisah atau membatasi jumlah karyawan pada 
setiap pesawat satu.

Selama masa krisis, rencana kontingensi sering dikembangkan 


untuk mengeksplorasi dan mempersiapkan untuk kemungkinan apapun. 
Selama Perang Dingin, banyak pemerintah membuat contingency 
berencana untuk melindungi diri mereka sendiri dan warga negara 
mereka dari serangan nuklir. Contoh rencana kontingensi dirancang 
untuk menginformasikan warga tentang bagaimana untuk bertahan 
hidup serangan nuklir Survival buklet Under Attack Atomic, 
Melindungi dan Survive, dan Fallout Perlindungan, yang diterbitkan 
oleh pemerintah Inggris dan Amerika. Saat ini masih ada rencana 
darurat di tempat untuk menangani serangan teroris atau bencana lainnya
Kita ambil contoh; serangkaian tindakan atau langkah yang dilakukan setelah satu-
satunya mesin alat produksi yang sudah full capacity rusak parah, sehingga tidak
mampu berproduksi adalah bukan contingency plan. Namun jika seorang
entrepreneur dan teamnya telah memiliki list mesin alat produksi yang sudah full
capacity, kemudian untuk mesin-mesin yang memiliki jaminan supplier diperjelas
kontrak serta jaminan perbaikannya, untuk mesin-mesin yang spare parts nya ada
di pasar lokal dibuatkan list spare part serta nomor kontak supplier, dan untuk
mesin-mesin khusus serta memerlukan waktu lama untuk penyediaan spare parts
(long lead items spare parts) disediakan spare parts-nya sebagai stok, maka sudah
sudah bisa dikatakan seorang entrepreneur sudah memiliki contingency plan
terhadap potensi hilangnya produksi dari kegagalan mesin produksi.

Keuntungan yang didapat oleh seorang entrepreneur dengan sudah memiliki


contingency plan ini adalah kecepatan waktu recovery terhadap bisnis yang
terganggu, perlindungan terhadap karyawan, keluarga, pegawai, customer, menjaga
image dan reputasi bisnis, meminimalkan kehilangan data, meminimalkan
pengambilan keputusan kritis di waktu-waktu kritis, dan tentunya menekan angka
kerugian (loss) jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan

Anda mungkin juga menyukai