Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK

PEMBANGUNAN
JEMBATAN MAHAKAM SAMARINDA
NAMA KELOMPOK :
1. Alya agil
2. Rizki syifa insani
3. Rommy janeiro
4. Muhammad haris
Latar Belakang

Manajemen risiko adalah untuk mengatasi ketidakpastian


(uncertainty), mengidentifikasi sumber ketidakpastian dan risiko
yang terkait dengannya, dan kemudian mengelola risiko tersebut
sehingga hasil negative diminimalkan (atau dihindari sama sekali),
dan setiap hasil positif dikapitalisasi.
Tujuan Penerapan Menejemen
Risiko Proyek
 Merencanakan dan mengambil tindakan manajemen untuk
mencapai tujuan, menghapus atau mengurangi kemungkinan
dan dampak risiko sebelum terjadi dan menangani masalah
aktual saat melakukannya.
 Untuk terus memantau dampak potensial dari risiko, tinjau
rencana tindakan terkait, dan berikan dan kelola kontinjensi
finansial dan jadwal yang memadai untuk risiko jika terjadi.
Sumber Risiko Dalam Proyek

Proyek konstruksi sangat kompleks dan dapat menimbulkan


berbagai risiko internal dan eksternal, tidak ada cara untuk benar-
benar menghindari risiko karena ada beberapa faktor yang tidak
diketahui yang timbul selama proyek berlangsung. Salah satu cara
terbaik untuk mengelola risiko adalah dengan mengenali dan
memahami sumber risiko jenis dan bagaimana mengelolanya. Jika
dapat mengidentifikasi dan mengkategorikan serta mengelola
sumber risiko sebelum memulai sebuah proyek, anda dapat
mengoptimalkan potensi risiko dan menghindari kemungkinan
kerugian.
Peluang terbesar terjadinya sebuah peristiwa risiko (misal kesalahan
estimasi waktu, estimasi biaya, atau teknologi desain) adalah dalam
hal konsep, perencanaan, dan tahap mulai (start-up) dari proyek.
Jembatan Mahakam Samarinda

pembangunan Jembatan Mahakam IV atau lebih di kenal dengan


Jembatan Kembar Samarinda. Dibangun untuk mengatasi
permasalahan “overcapacity” kendaraan di Jembatan Mahakam.
Panjang bentang jembatan 220 meter, lebar 16,9 meter, dan tinggi
clearance vertical sepanjang 22 meter dibangun melalui APBD
Kaltim, kontrak tahun 2012-2013 senilai Rp. 171 Miliyar dan di
lanjutkan pembangunan melalui Multiyears Contract APBD Kaltim
2015-2018 Rp. 253 Milyar. Pembangunan jembatan Mahakam IV
atau jembatan kembar Samarinda di harapkan dapat mengurangi
kemacetan.
Sumber Risiko Proyek Jembatan Mahakam
Cara Mengatasi Risiko proyek

1. Dengan cara membagi risiko (Risk Sharing). Strategi ini dilakukan apabila
penanganan risiko dan dampak risiko hampir sama besarnya. Pembagian
risiko yang mendistribusikan risiko yang ada ke pihak yang dianggap lebih
mampu akan membuat biaya penanganan risiko akan lebih kecil sehingga
lebih layak untuk diterima.
2. Dengan cara mengurangi risiko (Risk Reducing). Strategi ini dilakukan
apabila risiko diketahui dimana penanganan risiko masih lebih rendah dari
risiko itu sendiri. Tindakan mitigasi lebih diarahkan untuk mengurangi
dampak risiko. Caranya dengan pendekatan alternatif seperti mengusulkan
perubahan lingkup pekerjaan, perubahan metode, mutu, atau schedulenya.
Pada strategi ini, diyakini perusahaan mampu mengendalikan dengan suatu
perencanaan yang matang. 
3. Diabaikan (Risk Ignoring). Tindakan strategi ini apabila risiko diketahui
dimana dampak dan frekuensi risiko kecil atau sangat kecil dimana
organisasi dan prosedur yang ada diyakini akan dapat meminalisir risiko.
kesimpulan

Dalam setiap proyek dalam perancangan maupun pelaksanaan


mempunyai beberapa risiko yang dapat menghambat progres
suatu proyek, contoh nya dari pembangunan jembatan Mahakam ini
yang memiliki beberapa risiko dari segi biaya,peralatan,sumber
daya manusia, material, metode
pelaksanaan,waktu,teknis,lingkungan,factor eksternal. Secara
umum, tujuan manajemen risiko yang utama adalah mencegah
atau meminimisasi pengaruh yang tidak baik akibat kejadian yang
tidak terduga melalui penghindaran risiko atau persiapan rencana
kontingensi yang berkaitan dengan risiko tersebut.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai