Disusun Oleh:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Risiko Proyek
Konstruksi Jembatan Selat Sunda ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Manajemen Risiko Proyek Konstruksi. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Risiko Proyek Konstruksi Jembatan Selat
Sunda bagi para pembaca dan bagi penulis.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Agar efektif sepenuhnya, manajer proyek perlu menyadari bahwa ada risiko dan
secara aktif mengelolanya, ini harus dilihat sebagai indikasi pengelolaan proyek
yang baik, bukan sebagai pengakuan kegagalan. Dengan melihat ke depan pada
kejadian potensial yang dapat mempengaruhi proyek dan meletakkan tindakan
untuk mengatasinya (jika sesuai), tim proyek dapat secara proaktif mengelola
risiko dan meningkatkan peluang untuk berhasil mengantarkan proyek sesuai
dengan kebutuhan proyek, biaya dan kualitas proyek. Sementara pada masa-masa
awal pengelolaan proyek, penekanan besar ditempatkan pada pengelolaan biaya
dan kepatuhan jadwal, di tahun 1980-an perusahaan mengakui kebutuhan untuk
mengintegrasikan risiko teknis dengan risiko biaya, jadwal dan kualitas sehingga
sistem manajemen risiko dikembangkan menjadi sebuah kunci disipli manajemen
proyek.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa saja sumber risiko yang kemungkinan terjadi pada proyek konstruksi
jembatan?
b. Bagaimana cara untuk mengidentifikasi sumber risiko dalam proyek
konstruksi jembatan?
Secara umum, tujuan manajemen risiko yang utama adalah mencegah atau
meminimisasi pengaruh yang tidak baik akibat kejadian yang tidak terduga melalui
penghindaran risiko atau persiapan rencana kontingensi yang berkaitan dengan risiko
tersebut. Dalam manajemen proyek risiko proyek adalah suatu peristiwa atau kondisi
yang tidak pasti, dan jika terjadi mempunyai pengaruh positif atau bisa juga negatif
pada tujuan proyek. Suatu risiko mempunyai sebab dan bila terjadi akan membawa
dampak, oleh karena itu risiko dapat dinyatakan sebagai fungsi dari kemungkinan dan
dampak.
Lebih jauh, dalam konteks manajemen proyek, manajemen risiko proyek dipahami
sebagai seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisis dan merespon risiko
selama umur proyek dan tetap menjamin tercapainya tujuan proyek. Manajemen
risiko proyek yang baik akan mampu memperbaiki tingkat keberhasilan proyek secara
signifikan. Bagaimanapun, manajemen risiko proyek akan memberikan suatu
pengaruh positif dalam hal memilih proyek, menentukan lingkup proyek, membuat
jadwal yang realistis dan estimasi biaya yang baik.
Manajemen risiko memiliki aspek manajemen proyek yang paling sulit,. Seorang
manajer proyek harus dapat mengenali serta mengidentifikasi akar penyebab risiko
dan untuk melacak sebab-sebab ini melalui proyek atas konsekuensinya.
2.2 Sumber Risiko dalam Proyek Konstruksi
Proyek konstruksi sangat kompleks dan dapat menimbulkan berbagai risiko internal
dan eksternal, tidak ada cara untuk benar-benar menghindari risiko karena ada
beberapa faktor yang tidak diketahui yang timbul selama proyek berlangsung. Salah
satu cara terbaik untuk mengelola risiko adalah dengan mengenali dan memahami
sumber risiko jenis dan bagaimana mengelolanya. Jika dapat mengidentifikasi dan
mengkategorikan serta mengelola sumber risiko sebelum memulai sebuah proyek,
anda dapat mengoptimalkan potensi risiko dan menghindari kemungkinan kerugian.
Peluang terbesar terjadinya sebuah peristiwa risiko (misal kesalahan estimasi waktu,
estimasi biaya, atau teknologi desain) adalah dalam hal konsep, perencanaan, dan
tahap mulai (start-up) dari proyek.
Sumber risiko dapat diartikan sebagai faktor yang menimbulkan kejadian yang
bersifat negative atau positif. Sebagai contoh, di bawah ini adalah sumber risiko yang
berkaitan dengan bidang teknis dan implementasi :
Ketepatan pekerjaan dan produk design engineering
Ketepatan pengadaan material dan peralatan (volume, jadwal, harga dan kualitas)
Ketepatan pekerjaan konstruksi (jadwal dan kualitas)
Tersedianya tenaga ahli dan penyedia
Tersedianya tenaga kerja lapangan
Variasi dalam produktifitas kerja
Kondisi lokasi dan site
Ditemukannya teknologi baru dalam proses konstruksi
2.3. Jembatan
Sesuai dengan istilahnya, bangunan atas berada pada bagian atas suatu jembatan,
berfungsi menampung beban-beban yang ditimbulkan oleh suatu lintasan orang,
kendaraan, dll, kemudian menyalurkan pada bangunan bawah.
Jenis Resiko
Biaya / Anggaran Kurangnya alokasi dana
Biaya tidak terduga
Kenaikan harga material/bahan
4.1 Kesimpulan
Dalam setiap proyek dalam perancangan maupun pelaksanaan mempunyai beberapa
risiko yang dapat menghambat progres suatu proyek, contoh nya dari pembangunan
jembatan Mahakam ini yang memiliki beberapa risiko dari segi biaya,peralatan,sumber daya
manusia, material, metode pelaksanaan,waktu,teknis,lingkungan,factor eksternal. Secara
umum, tujuan manajemen risiko yang utama adalah mencegah atau meminimisasi pengaruh
yang tidak baik akibat kejadian yang tidak terduga melalui penghindaran risiko atau
persiapan rencana kontingensi yang berkaitan dengan risiko tersebut.
4.2 Saran
Dari risiko-risiko yang telah diebutkan diatas ada beberapa saran yang dapat
dilakukan :
1. Dengan cara membagi risiko (Risk Sharing). Strategi ini dilakukan apabila
penanganan risiko dan dampak risiko hampir sama besarnya. Pembagian risiko yang
mendistribusikan risiko yang ada ke pihak yang dianggap lebih mampu akan
membuat biaya penanganan risiko akan lebih kecil sehingga lebih layak untuk
diterima.
2. Dengan cara mengurangi risiko (Risk Reducing). Strategi ini dilakukan apabila risiko
diketahui dimana penanganan risiko masih lebih rendah dari risiko itu sendiri.
Tindakan mitigasi lebih diarahkan untuk mengurangi dampak risiko. Caranya dengan
pendekatan alternatif seperti mengusulkan perubahan lingkup pekerjaan, perubahan
metode, mutu, atau schedulenya. Pada strategi ini, diyakini perusahaan mampu
mengendalikan dengan suatu perencanaan yang matang.
3. Diabaikan (Risk Ignoring). Tindakan strategi ini apabila risiko diketahui dimana
dampak dan frekuensi risiko kecil atau sangat kecil dimana organisasi dan prosedur
yang ada diyakini akan dapat meminalisir risiko.