01
MENGIDENTIFIKASI DAN
MENGENDALIKAN RISIKO
Elemen Kompetensi :
Bagian Ketiga
PASAL 7
Elemen Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
a. kepemimpinan dan partisipasi pekerja dalam Keselamatan Konstruksi;
b. perencanaan Keselamatan Konstruksi;
c. dukungan Keselamatan Konstruksi;
d. operasi Keselamatan Konstruksi; dan
e. evaluasi kinerja Keselamatan Konstruksi
PASAL 9
Perencanaan Keselamatan Konstruksi merupakan
kegiatan yang paling sedikit meliputi:
a. mengidentifikasi bahaya, penilaian risiko,
pengendalian, dan peluang
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012
TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Bagian Ketiga
Perencanaan K3
PASAL 9.3
Dalam menyusun rencana K3 sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) pengusaha harus mempertimbangkan:
a. hasil penelaahan awal;
b. identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan
pengendalian risiko;
c. peraturan perundang-undangan dan persyaratan
lainnya; dan
d. sumber daya yang dimiliki
BAHAYA (hazard)
Segala sesuatu (sumber/kondisi/tindakan) berpotensi merugikan/
mencederakan pada; (manusia, kerusakan alat/harta benda,
gangguan proses produksi, kerusakan lingkungan Andry Kurniawan, SKM., MKKK. - 2020
potensi
BAHAYA
kondisi atau keadaan baik pada orang, peralatan, mesin,
pesawat, instalasi, bahan, cara kerja, sifat kerja, proses
produksi dan lingkungan yang berpotensi menimbulkan
gangguan, kerusakan, kerugian, kecelakaan, kebakaran,
peledakan, pencemaran dan penyakit akibat kerja
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 05/PRT/M/2014 TENTANG PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM – PASAL 1 HURUF 6
Identifikasi bahaya
dilakukan dengan mempertimbangkan:
4. FTA
Fault Tree Analysis
o memprediksi atau alat investigasi setelah terjadinya kecelakaan dengan
melakukan analisis proses kejadian.
o menghasilkan penilaian kuantitatif dari probabilitas kejadian yang tidak
diinginkan.
o metode yang paling efektif dalam menemukan inti permasalahan karena
dapat menentukan bahwa kerugian yang ditimbulkan tidak berasal dari
satu kegagalan.
o merupakan kerangka berpikir terbalik di mana evaluasi berawal dari insiden
kemudian dikaji penyebabnya
5. ETA
Event Tree Analysis
o metode yang menunjukkan dampak yang mungkin terjadi dengan
diawali oleh identifikasi pemicu kejadian dan proses dalam setiap
tahapan yang menimbulkan terjadinya kecelakaan.
o perlu mengetahui pemicu dari kejadian dan fungsi sistem
keselamatan atau prosedur
o kegawatdaruratan yang tersedia untuk menentukan langkah
perbaikan terhadap dampak yang ditimbulkan
6. JHA
Job Hazard Analysis
Bahaya Benda Diam 1. Bahaya perbedaan elevasi atau gravitasi (printer yang
(StaticHazards) diletakkan diatas lemari kerja sedangkan posisi pekerja
berada dibawahnya);
2. Bahaya air (terlalu dalam, terlalu dingin, terlalu panas);
3. Bahaya kerusakan perkakas/sarana kerja;
4. Bahaya konstruksi (jembatan/perancah ambruk, dll.);
5. Bahaya pemasangan (sambungan/baut tidak kuat, dll.)
Risiko besar
a. bersifat berbahaya tinggi berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi.
b. Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp100.000.000.000;
c. mempekerjakan tenaga lebih dari 100 (seratus) orang;
d. menggunakan peralatan berupa pesawat angkat;
e. menggunakan metode peledakan dan/atau menyebabkan terjadinya peledakan;
f. Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi tinggi.
PENILAIAN RISIKO
Penilaian
RISIKO DAN PELUANG KESELAMATAN KONSTRUKSI MELIPUTI
penilaian risiko R = F X S
frekuensi severity
kekerapan keparahan
PENETAPAN tingkat kekerapan
Tingkat
Deskripsi Definisi
Kekerapan
• Besar kemungkinan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan
5 Hampir pasti
• Kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih dari 2 dalam 1 tahun
• Kemungkinan akan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan pada
Sangat mungkin
4 terjadi
hampir semua kondisi
• Kemungkinan terjadinya kecelakaan 1 kali dalam 1 tahun terakhir
• Kemungkinan akan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan pada
3 Mungkin terjadi beberapa kondisi tertentu
• Kemungkinan terjadinya kecelakaan 2 kali dalam 3 tahun terakhir
• Kecil kemungkinan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan pada
Kemungkinan
2 kecil terjadi
beberapa kondisi tertentu
• Kemungkinan terjadinya kecelakaan 1 kali dalam 3 tahun terakhir
• Dapat terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan pada beberapa
Hampir tidak
1 pernah terjadi
kondisi tertentu
• Kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih dari 3 tahun terakhir
PENETAPAN tingkat keparahan
Skala Konsekuensi
Keselamatan
Tingkat
Keparahan Manusia Lingkungan
(Pekerja & Peralatan Material
Masyarakat)
Timbulnya fatality Terdapat peralatan Material rusak dan Menimbulkan pencemaran
5 lebih dari 1 orang utama yang rusak perlu mendatangkan udara/air/tanah /suara yang
meninggal dunia; total lebih dari satu material baru yang mengakibatkan keluhan dari pihak
dan mengakibatkan membutuhkan waktu masyarakat;atau
Atau pekerjaan berhenti lebih dari 1 minggu dan Terjadi kerusakan lingkungan di
Lebih dari 1 orang selama lebih dari 1 mengakibatkan Taman Nasional yang berhubungan
cacat tetap minggu pekerjaan berhenti dengan flora dan fauna;atau
Rusaknya aset masyarakat sekitar
secara keseluruhan
Terjadi kerusakan yang parah
terhadap akses jalan masyarakat.
PENETAPAN TINGKAT KEPARAHAN
Skala Konsekuensi
Tingkat Keselamatan
Keparahan Lingkungan
Manusia
(Pekerja & Peralatan Material
Masyarakat)
Timbulnya fatality Terdapat satu Material rusak dan Menimbulkan pencemaran
4 1 orang meninggal peralatan utama yang perlu mendatangkan udara/air/tanah/suara namun tidak
dunia; rusak total dan material baru yang adanya keluhan dari pihak
Atau mengakibatkan membutuhkan waktu 1 masyarakat;atau
1 orang cacat pekerjaan berhenti minggu dan Terjadi kerusakan lingkungan yang
tetap selama 1 minggu mengakibatkan berhubungan dengan flora dan
pekerjaan berhenti fauna;atau
Rusaknya sebagian aset masyarakat
sekitar; atau
Terjadi kerusakan sebagian akses
jalan masyarakat
PENETAPAN TINGKAT KEPARAHAN
Skala Konsekuensi
Tingkat Keselamatan
Keparahan Lingkungan
Manusia
(Pekerja & Peralatan Material
Masyarakat)
Terdapat insiden erdapat lebih dari satu Material rusak dan Menimbulkan pencemaran
3 yang peralatan yang rusak perlu mendatangkan udara/air/tanah /suara yang
mengakibatkan dan memerlukan material baru yang mempengaruhi lingkungan
lebih dari 1 perbaikan dan membutuhkan waktu kerja;atau
pekerja dengan mengakibatkan lebih dari 1 minggu dan Terjadi kerusakan lingkungan yang
penanganan pekerjaan berhenti tidak mengakibatkan berhubungan dengan tumbuhan di
perawatan medis selama kurang dari pekerjaan berhenti lingkungan kerja;atau
rawat inap, tujuh hari
kehilangan waktu Terjadi kerusakan akses jalan di
kerja lingkungan kerja
PENETAPAN TINGKAT KEPARAHAN
Skala Konsekuensi
Tingkat Keselamatan
Keparahan Lingkungan
Manusia
(Pekerja & Peralatan Material
Masyarakat)
Terdapat insiden Terdapat satu Material rusak dan Menimbulkan pencemaran
2 yang peralatan yang rusak, perlu mendatangkan udara/air/tanah/suara yang
mengakibatkan 1 memerlukan material baru yang mempengaruhi sebagian
pekerja dengan perbaikan dan membutuhkan waktu lingkungan kerja;atau
penanganan mengakibatkan kurang dari 1 minggu, Terjadi kerusakan sebagian akses
perawatan medis pekerjaan berhenti namun tidak jalan di lingkungan kerja
rawat inap, selama lebih dari 1 mengakibatkan
kehilangan waktu hari pekerjaan berhenti
kerja
PENETAPAN TINGKAT KEPARAHAN
Skala Konsekuensi
Tingkat Keselamatan
Keparahan Lingkungan
Manusia
(Pekerja & Peralatan Material
Masyarakat)
Terdapat insiden Terdapat satu Tidak mengakibatkan Tidak mengakibatkan gangguan
1 yang peralatan yang rusak, kerusakan material lingkungan
penanganannya memerlukan
hanya melalui P3K, perbaikan dan
tidak kehilangan mengakibatkan
waktu kerja pekerjaan berhenti
selama kurang dari 1
hari
PENETAPAN tingkat risiko
KEKERAPAN KEPARAHAN
KEKERAPAN 1 2 3 4 5
1 1 2 3 4 5
2 2 4 6 8 10
3 3 6 9 12 15
4 4 8 12 16 20
5 5 10 15 20 25
1 Eliminasi
2 Substitusi
KEHANDALAN
PROTEKSI
3 Rekayasa/
Engineering
Pengendalian
4
Administratif
5 Alat Pelindung
Diri
1. ELIMINASI Hirarki teratas dan paling efektif
menghilangkan bahaya dilakukan pada saat desain
tujuan :
• untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan manusia dalam
menjalankan suatu sistem karena adanya kekurangan pada
desain.
• Penghilangan bahaya merupakan metode yang paling efektif
sehingga tidak hanya mengandalkan prilaku pekerja dalam
menghindari risiko
• penghapusan benar-benar terhadap bahaya tidak selalu praktis
dan ekonomis.
• Metode alternatif
Jenis pengendalian ini antara lain seleksi karyawan, adanya standar operasi
baku (SOP), pelatihan, pengawasan, modifikasi prilaku, jadwal kerja,
rotasi kerja, pemeliharaan, manajemen perubahan, jadwal istirahat,
investigasi dll.
5. ALAT PELINDUNG DIRI
Safety sign
preventive maintenance/manual book
pengukuran kebisingan secara berkala
pelatihan dan penggunaan earplug yang sesuai
pengendalian risiko K3 konstruksi
Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang
Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 05/PRT/M/2014 TENTANG PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM – PASAL 19 HURUF J
CONTOH FORMAT TABEL IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RISIKO
IDENTIFIKASI PENETAPAN PENGENDALIAN
NO. URAIAN KEGIATAN DAMPAK/RISIKO
BAHAYA RISIKO