TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana S1 pada Departemen Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
M. FAJAR
NIM: 14 0404 071
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
M. FAJAR
14 0404 071
Dosen Pembimbing :
Ir. Syahrizal, M.T.
NIP 19611231 198811 1 001
Dosen Co – Pembimbing :
Rezky Ariessa Dewi, S.T., M.T.
NIP 19860405 201706 2 001
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi karunia
kesehatan dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Shalawat dan salam ke atas Baginda Rasullah Muhammad SAW yang telah
memberi keteladanan tauhid, ikhtiar dan kerja keras sehingga menjadi panutan
dalam menjalankan setiap aktivitas kami sehari-hari, karena sungguh suatu hal yang
sangat sulit yang menguji ketekunan dan kesabaran untuk tidak pantang menyerah
dalam menyelesaikan penulisan ini.
Penulisan Tugas Akhir yang berjudul “ANALISIS PERBANDINGAN
HARGA SATUAN PEKERJAAN METODE AHSP DAN METODE
AKTUAL (Studi Kasus : Pekerjaan Beton Pembangunan Gedung Rumah
Sakit Umum Type-C di Kec. Medan Labuhan)” ini dimaksudkan untuk
memenuhi syarat penyelesaian Pendidikan Sarjana (S1) di Bidang Manajemen &
Rekayasa Konstruksi Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.
Dalam penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini hingga dapat terselesaikan
tidak terlepas dari keterlibatan berbagai pihak yang telah memberi dukungan,
bimbingan, bantuan, serta doa. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada pihak yang berperan yaitu:
1. Kedua orang tua penulis Ayahanda Sinar Irwansyah Panggabean, S.T., M.T.
dan Ibunda Eni Veri, Adik penulis Utari Noor Afifah Panggabean, yang tak
pernah berhenti memberikan doa, dukungan, motivasi dan kasih sayang.
2. Bapak Ir. Syahrizal, M.T., selaku Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk memberikan arahan dan
bimbingan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
3. Ibu Rezky Ariessa Dewi, S.T., M.T., selaku Co Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk memberikan arahan dan
bimbingan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
4. Bapak Ir. Indra Jaya Pandia, M.T., selaku Dosen Pembanding dan Penguji I
yang telah memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan tugas akhir
ini.
ii
iii
Kata kunci: Man Day, Metode AHSP, Metode Aktual, Harga Satuan Pekerjaan.
iv
KATA PENGANTAR i
ABSTRAK iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR GRAFIK viii
DAFTAR PERSAMAAN ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Tujuan Penelitian 3
1.4. Manfaat Penelitian 4
1.5. Batasan Masalah 4
1.6. Sistematika Penulisan 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1. Pengertian Proyek 6
2.2. Batasan dalam proyek 7
2.3. Perkiraan Biaya Proyek 7
2.3.1. Perkiraan biaya dan anggaran 8
2.3.2. Perkiraan biaya dan cost engineering 8
2.4. Keperluan Total Biaya Proyek 9
2.4.1. Modal tetap 9
2.4.2. Modal kerja (working capital) 11
2.4.3. Biaya pemilik, biaya kontraktor, dan biaya lingkup kerja 11
2.5. Kualitas Perkiraan Biaya 12
2.5.1. Tersedianya data dan informasi 12
2.5.2. Teknik dan metode yang digunakan 12
2.5.3. Kecakapan dan pengalaman estimator 12
2.5.4. Tujuan pemakaian perkiraan biaya 13
2.6. Produktivitas 14
2.6.1. Pengertian produktivitas 14
2.6.2. Faktor-faktor yang memengaruhi produktivitas 14
2.6.3. Pengukuran produktivitas tenaga kerja 15
2.6.4. Waktu efektif 16
2.7. Survei dan Pengkajian 17
2.7.1. Kondisi lokasi 17
2.7.2. Logistik dan komunikasi 18
2.7.3. Akomodasi dan fasilitas sementara 19
2.7.4. Konstruksi dan pabrikasi 19
2.8. Unsur-Unsur Biaya 19
2.9. Metode Perkiraan Biaya 21
2.9.1. Metode parametric 21
2.9.2. Memakai insdeks harga, katalog, dan informasi proyek
terdahulu 23
2.9.3. Metode menganalisis unsur-unsurnya 24
vi
vii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Perbandingan Koefisien Tenaga Kerja Metode Aktual dan Metode AHSP 62
Grafik 4.2 Perbandingan Koefisien Bahan Metode Aktual dan Metode AHSP 63
Grafik 4.3 Perbandingan Koefisien Peralatan Metode Aktual dan Metode AHSP 64
Grafik 4.4 Perbandingan Harga Satuan Tenaga Kerja Metode Aktual dan Metode AHSP 66
Grafik 4.5 Perbandingan Harga Satuan Bahan Metode Aktual dan Metode AHSP 66
Grafik 4.6 Perbandingan Harga Satuan Peralatan Metode Aktual dan Metode AHSP 67
Grafik 4.7 Perbandingan Harga Satuan Pekerjaan Metode Aktual dan Metode AHSP 67
viii
ix
PENDAHULUAN
Batasan kedua adalah mutu. Suatu proyek memiliki mutu yang harus dicapai
sesuai dengan spesifikasi yang telah dikerjakan oleh perencana. Jika mutu yang
diinginkan tidak sesuai, maka pemilik berhak meminta ganti sesuai dengan mutu
yang dikehendaki. Hal itu berarti membuat biaya yang tidak perlu keluar sia-sia.
Oleh sebab itu mutu yang terpenuhi sangatlah penting.
Batasan ketiga adalah biaya. Suatu proyek memiliki batasan biaya dan harus
dapat diselesaikan dengan biaya yang telah ditentukan dan disepakati dalam kontak.
Jika proyek lebih besar dari biaya yang disepakati, maka kontraktor akan
Pengendalian biaya tentunya memiliki acuan dasar. Salah satu dari acuan
dasar ini adalah acuan mengenai penyusunan rencana anggaran biaya (RAB).
Penyusunan RAB ini memerlukan acuan dalam penentuan harga satuan pekerjaan.
Acuan ini disebut Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP). Analisis Harga Satuan
Pekerjaan (AHSP) ini diatur dalam Analisis Harga Satuan Pekerjaan oleh Peraturan
Mentri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (Permen PUPR) No. 28 Tahun
2016 Tentang Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum. Analisis
Harga Satuan Pekerjaan sangat penting dan erat kaitannya dengan Rencana
Anggaran Biaya (RAB). Harga Satuan merupakan salah satu unsur yang terkandung
di dalam RAB.
1. Berapakah besar koefisien analisis harga satuan upah, bahan dan peralatan
pekerjan pembetonan dengan metode aktual?
2. Berapakah besar selisih koefisien analisis harga satuan upah, bahan dan
peralatan antara metode AHSP dengan metode aktual?
3. Berapa rasio perbandingan harga satuan pekerjaan pembetonan antara
metode AHSP dengan metode aktual?
1. Untuk mengetahui besar koefisien analisis harga satuan upah, bahan dan
peralatan pekerjan pembetonan dengan metode aktual.
2. Untuk mengetahui besar selisih koefisien analisis harga satuan upah,
bahan dan peralatan antara metode AHSP dengan metode aktual.
3. Untuk mengetahui rasio perbandingan harga satuan pekerjaan pembetonan
antara metode AHSP dengan metode aktual.
2. Untuk peneliti, sebagai calon sarjana teknik sipil yang akan terjun di dunia
konstruksi nantinya, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan
gambaran mengenai analisis harga satuan pekerjaan yang akan dihadapi
saat bekerja nanti atau setelah menangani suatu proyek konstruksi, dan
mendorong peneliti untuk lebih dapat membekali diri nantinya saat
memasuki dunia kerja
Sistematika penulisan laporan penelitian ini terdiri dari lima bab. Masing-
masing bab dibagi dalam sub bab mengenai pokok pembahasan, kemudian
diuraikan dengan tujuan dapat diketahui permasalahan yang dibicarakan. Adapun
sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, terdiri dari uraian tentang teori dasar yang
digunakan dalam mendukung penelitian ini
TINJAUAN PUSTAKA
Kumpulan dari beberapa proyek dapat juga disebut sebagai program, yaitu
memiliki lingkup atau batasan yang lebih luas. Contohnya : Pemerintahan Indonesia
memiliki program Penuntasan Kemiskinan, dengan beberapa proyek didalamnnya
yaitu pengaadaan Sekolah secara merata di seluruh indonesia, Internet masuk desa,
dll (Weiss dan Wysocki, 1992: 3).
Mutu Produk atau jasa yang dihasilkan harus memenuhi spesifikasi dan
kriteria yang dipersyaratkan.
Waktu Proyek memilki batasan waktu tertentu, yaitu durasi waktu dimana
mengatur kapan proyek harus dimulai dan kapan proyek harus berakhir.
Anggaran Berapa biaya yang dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan
sebuah proyek. Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak
melebihi anggaran, dan biaya tersebut harus dapat dipertanggung
jawabkan.
Modal tetap adalah bagian dari biaya proyek yang dipakai untuk membangun
instalasi atau menghasilkan produk proyek yang diinginkani, mulai dari
pengeluaran studi kelayakan, desain engineering, pengadaan, pabrikasi, konstruksi
sampai instalasi atau produk tersebut berfungsi penuh. Selanjutnya modal tetap
dibagi menjadi biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost).
Perinciannya adalah sebagai berikut (Soeharto, 1995: 127).
a. Biaya Langsung
Biaya langsung adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi
komponen permanen hasil akhir proyek. Biaya langsung terdiri dari (Soeharto,
1995: 127):
o Gaji tetap dan tunjangan bagi tim manajemen, gaji dan tunjangann bagi
tenaga bidang engineering, inspector, penyelia konstruksi lapangan, dan lain-
lain.
o Kendaraan dan peralatan konstruksi. Termasuk biaya pemeliharaan,
pembelian bahan bakar, minyak pelumas, dan suku cadang.
o Pembangunan fasilitas sementara. Termasuk perumahan darurat tenaga kerja,
penyediaan air, listrik, fasilitas komunikasi sementara untuk konstruksi, dan
lain-lain.
o Pengeluaran umum. Butir ini meliputi bermacam keperluan tetapi tidak dapat
dimasukkan ke dalam butir yang lain, seperti small tools, pemakaian sekali
lewat (consumable) misalnya kawat las.
o Kontigensi laba atau fee. Kontigensi dimasudkan untuk menutupi hal-hal
yang belum pasti.
o Overhead. Butir ini meliputi biaya untuk operasi perusahaan secara
keseluruhan, terlepas dari ada atau tidaknya adanya kontrak yang sedang
ditangani. Misalnya biaya pemasaran, advertensi, gaji ekslusif, sewa kantor,
telepon, komputer.
o Pajak, pungutan/sumbangan, biaya izin, dan asuransi. Berbagai macam pajak
seperti PPN, PPh dan lainnya atas hasil operasi perusahaan.
10
Modal kerja diperlukan untuk menutupi kebutuhan pada tahap awal operasi,
yang meliputi antara lain (Soeharto, 1995: 128):
Biaya pembelian bahan kimia, minyak pelumas dan material, serta bahan lain
untuk operasi;
Biaya persediaan (inventory) bahan mentah dan produk serta upah tenaga
kerja pada masa awal operasi;
Pembelian suku cadang untuk keperluan operasi selama kurang lebih satu
tahun.
11
12
13
14
Hasil kerja adalah sejumlah hasil, tugas, atau proses yang bisa dilaksanakan dalam
1 (satu) periode tertentu (dapat berupa hari atau jam). Satuan hasil kerja dapat
berupa m3/jam, m2/jam, m’/jam.
Waktu kerja atau jam kerja adalah sejumlah waktu yang digunakan secara
efektif dalam melaksanakan tugas dalam 1 (satu) periode. Satu periode yang
dimaksud disini adalah waktu (jam) kerja normal dalam 1 hari kerja yaitu 8 jam
(Sutanto, 1984). Orang hari standar atau satu hari orang bekerja adalah 8 jam, terdiri
atas 7 jam kerja efektif dan 1 jam istirahat.
Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik
perorangan per jam kerja diterima secara luas, namun dari sudut pandang pengawas
harian, pengukuran-pengukuran tersebut pada umumnya tidak memuaskan,
dikarenakan adanya variasi dalam jumlah yang diperlukan untuk memproduksi satu
unit produk berbeda. Oleh karena itu, digunakan metode pengukuran waktu tenaga
kerja (jam, hari, atau tahun). Pengeluaran diubah ke dalam unit-unit pekerja yang
biasanya diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh
pekerja yang terpercaya yang bekerja menurut pelaksanaan standar.
15
16
17
Logistik pada setiap proyek menyita perhatian tersendiri karena sering terlihat
sederhana, tetapi sesungguhnya merupakan masalah yang banyak tali-temalinya,
seehingga meminta penanganan yang cukup cermat dan terencana dengan rapi.
Logistik di sini meliputi kegiatan pembelian, pengemasan, transportasi, dan
pergudangan (Soeharto, 2001: 163).
18
Hal yang erat hubungannya dengan biaya konstruksi yang perlu diperhatikan
adalah tenaga kerja baik jumlah maupun produktivitasnya, peralatan konstruksi,
dan fasilitas pabrikasi lapangan (Soeharto, 2001: 164).
19
20
Salah satu metode perkiraan biaya yang sering dipakai adalah metode
menganalisis unsur-unsurnya. Klasifikasi fungsi menurut unsur-unsurnya
menghasilkan bagian atau komponen lingkup proyek yang berfungsi sama.
Menurut Soeharto (2001: 165), dikenal beberapa metode perkiraan biaya dan
diantaranya yang sering dipakai adalah sebagai berikut:
1. Metode parametrik.
2. Memakai daftar indeks harga dan informasi proyek terdahulu.
3. Metode analisis unsur-unsur biaya.
4. Metode faktor.
5. Metode quantity take-off dan harga satuan.
6. Metode unit price.
7. Memakai data dan informasi proyek yang bersangkutan.
Metode mana yang hendak dipakai tergantung pada keperluan dan
tersedianya data serta informasi pada waktu itu.
2.9.1. Metode parametrik
Pendekatan yang dipakai dalam metode ini adalah mencoba meletakkan dasar
hubungan matematis yang mengaitkan biaya atau jam orang dengan karakteristik
fisik tertentu dari objek (volume, luas, berat, tenaga/watt, panjang, dan lain-lain),
misalnya (Soeharto, 2001: 165):
Jumlah murid per kelas.
Meter persegi luas lantai rumah.
Volume kapasitas penyimpangan/gudang.
Kapasitas produksi pabrik ton/hari.
Metode ini amat praktis untuk melakukan pengujian secara cepat dalam suatu
kegiatan analisis biaya. Hal ini tepat digunakan pada waktu belum tersedianya data
dan informasi untuk membuat perkiraan biaya yang lebih akurat. Meskipun
demikian, karena metode ini disusun atas dasar pengalaman atau catatan terdahulu
maka pemakaiannya harus hati-hati, perlu dikaji apakah kondisi proyek yang
sedang disiapkan serupa dengan proyek terdahulu sehingga angka-angka yang
diperoleh masih dapat diterapkan (Soeharto, 2001: 165).
21
Di mana :
y = biaya
x = variabel
𝓎 = 𝓅𝓍 + 𝓆 …..(2.3)
2. Kurva Pangkat
Kurva pangkat yang sering dipakai dalam perkiraan biaya proyek adalah
(Soeharto, 2001: 166):
𝑋 𝑛
𝛾2 = 𝛾1 [ 2]
𝑋1
…..(2.4)
Di mana:
X1 = kapasitas instalasi A
X2 = kapasitas instalasi B
22
Di mana:
I = total / komposit indeks
Im = indeks engineering mekanik
Ie = indeks engineering listrik
Ic = indeks engineering civil
Is = indeks engineering lapangan (site)
Io = indeks overhead
Indeks harga tahun A
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑑𝑖 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐴 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑑𝑖 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐵 × …..(2.6)
Indeks harga tahun B
Angka indeks dapat digunakan untuk membuat perkiraan kasar. Hanya saja,
perlu diingat bahwa tidak semua faktor tercakup di dalamnya, misalnya adanya
terobosan kemajuan teknologi yang besar dampaknya terhadap biaya produksi dan
harga barang yang bersangkutan. Penggunaan metode di atas dianggap paling baik
untuk menyiapkan perkiraan biaya pendahuluan karena menghasilkan angka-angka
yang masih dalam batas kewajaran, tanpa usaha yang banyak mengeluarkan biaya
dan tenaga (Soeharto, 2001: 168).
23
24
25
Di mana:
FL = Faktor Lang
Dengan didapatkan angka jumlah modal tetap, angka untuk modal kerja dapat
diperkirakan yaitu sebesar 5-10 persen dari modal tetap. Dengan demikian, total
perkiraan biaya proyek dapat diketahui, yaitu modal tetap plus modal kerja.
Teknik menyusun perkiraan biaya yang lain adalah quantity take-off, yaitu
membuat perkiraan biaya dengan mengukur kuantitas komponen-komponen
proyek dari gambar, spesifikasi, dan perencanaan. Untuk maskud tersebut, prosedur
yang ditempuh adalah (Soeharto, 2001: 172):
26
27
Metode ini memakai masukan dari proyek yang sedang ditangani. Dengan
demikian angka-angka yang diperoleh mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.
Hanya saja metode ini memerlukan waktu cukup lama, sampai kemajuan desain-
engineering dan pembelian mencapai taraf tertentu, sehingga perhitungan biaya
dapat dilakukan secara akurat. Misalnya, telah diselesaikan rancangan peralatan
utama, jumlah, dan satuan harga sebagian besar material curah, telah masuk data
mengenai produktivitas tenaga kerja bahkan telah pula masuk berbagai angka
penawaran lelang peralatan utama dan subkontrak yang bernilai besar.
1. Membuat daftar harga satuan material dan daftar harga satuan upah,
28
29
Upah tenaga kerja yang dibayarkan dihitung dalam satuan hari, maka perlu
diketahui koefisien man day dari tenaga kerja. Dapat dihitung dengan persamaan
2.11.
𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑀𝑎𝑛 𝐻𝑜𝑢𝑟
𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑀𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑦 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝐻𝑎𝑟𝑖 …..(2.11)
30
31
32
33
35
38
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah analisis teori atau ilmu yang membahas tentang
metode dalam melakukan penelitian. Metode pada dasarnya adalah cara yang
digunakan untuk mencapai tujuan. Maka tujuan umum penelitian adalah untuk
memecahkan masalah, maka langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan
dengan masalah yang telah dirumuskan. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode studi komparatif kuantitatif. Dalam penelitian ini akan
diperoleh besaran nilai koefisien harga satuan bahan, upah, dan peralatan dari
pekerjaan pembetonan pada proyek tersebut kemudian mendapat nilai harga satuan
pekerjaan masing-masing metode yang kemudian nilai harga tersebut
dikomparasikan dengan nilai harga pada metode yang lainnya.
39
40
41
42
TINJAUAN PUSTAKA
PENGUMPULAN DATA
TIME FACTOR
MENCARI KOEFISIEN
HARGA
SELESAI
43
Gambar denah dan peta lokasi proyek dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai
berikut:
44
45
Tanggal
Minggu ke- Volume Pekerjaan (m³)
(Tahun 2019)
31 14-Jan s.d. 20-Jan 86,48
Jumlah 1684,67
46
Waktu efektif atau time factor adalah waktu efektif pekerja dalam satu hari
per satu jam dalam suatu kelompok kerja. Penulis melakukan perhitungan waktu
efektif tenaga kerja dengan menghitung manual menggunakan stopwatch durasi
kelompok tenaga kerja melakukan pekerjaan efektifnya dalam satu jam. Sample ini
dikumpulkan satu setiap minggunya ketika pekerjaan pengecoran.
Pekerja disini ialah tenaga kerja yang bertugas menuangkan campuran ready
mix baik menggunakan concrete pump (pompa beton) untuk pengecoran maupun
pengoprasian Tower Crane. Jumlah kelompok tenaga kerja ini ialah yang paling
banyak dari kelompok tenaga kerja yang lainnya. Dalam proyek ini selama saya
mengamatinya pekerja berkisar antara 7 sampai 12 orang. Untuk waktu efektif yang
saya ukur sendiri setiap minggunya ialah sebagai berikut:
̅̅̅̅
TF = 24.35 menit ……….. (4.1)
Jadi time factor rata-rata untuk pekerja adalah 24,35 menit atau 0.41 jam.
Tukang batu pada proyek ini adalah tenaga kerja yang bertugas menuangkan
campuran ready mix ke concrete pump (pompa beton) untuk pengecoran dan
menggunakan vibrator. Jumlah kelompok tenaga kerja ini ialah yang paling banyak
ke dua setelah kelompok tenaga kerja pekerja. Dalam proyek ini selama saya
47
̅̅̅̅
𝑇𝐹 = 22,57 ……….. (4.2)
Jadi time factor rata-rata untuk tukang batu adalah 22,57 menit atau 0.38 jam.
Kepala tukang disini adalah tenaga kerja yang bertugas meminpin para
pekerja dan tukang agar bias memahami dan bekerja sesuai dengan arahan
pelaksana atau pemilik. Jumlah kelompok tenaga kerja ini ialah yang paling sedikit,
ataupun hanya satu bahkan tidak menggunakannya sama sekali. Dalam proyek ini
selama saya mengamatinya kepala tukang berkisar kurang lebih satu orang. Untuk
waktu efektif yang saya ukur sendiri setiap minggunya ialah sebagai berikut:
48
Mandor adalah tenaga kerja yang bertugas mengawasi para pekerja dan
tukang agar bekerja sesuai dengan arahan pelaksana atau pemilik dan agar tepat
waktu. Jumlah kelompok tenaga kerja ini ialah yang paling sedikit, ataupun hanya
satu. Dalam proyek ini selama saya mengamatinya mandor berkisar kurang lebih
satu orang. Untuk waktu efektif yang saya ukur sendiri setiap minggunya ialah
sebagai berikut:
̅̅̅̅
𝑇𝐹 =19,71 ………..(4.4)
Jadi time factor rata-rata untuk mandor adalah 19,71 menit atau 0.33 jam.
49
𝑗𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 = 0,42683 × 6.33 = 2,70328 𝑗𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎…… (4.6)
Maka man hour untuk 1 m³ volume beton paka minggu ke-31 pekerjaan proyek
ialah:
2,70328
𝑚𝑎𝑛 ℎ𝑜𝑢𝑟 = = 2,9696 𝑗𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎/𝑚³ ……….. (4.7)
0,9103
Hasil perhitungan man hour untuk tenaga kerja pekerja adalah sebagai berikut:
Besarnya koefisien man hour tenaga kerja tukang batu pada pekerjaan
pembetonan ditentukan berdasarkan hasil volume yang diperoleh dalam 1 jam
selama periode observasi. Pekerjaan pembetonan yang dilakukan 1 orang tukang
batu pada minggu ke-31 dapat menghasilkan volume beton sebesar 0,9103 m³
dalam waktu 24,86 menit.
50
Untuk 2,33 orang tukang batu maka jam tenaga kerjanya menjadi:
𝑗𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 = 0,41433 × 2.33 = 0,96678 𝑗𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
Maka man hour untuk 1 m³ volume beton paka minggu ke-31 pekerjaan proyek
ialah:
0,96678
𝑚𝑎𝑛 ℎ𝑜𝑢𝑟 = = 1,06202 𝑗𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎/𝑚³ ……….. (4.9)
0,9103
Hasil perhitungan man hour untuk tenaga kerja tukang batu adalah sebagai berikut:
51
Hasil perhitungan man hour untuk tenaga kerja kepala tukang adalah sebagai
berikut:
52
Hasil perhitungan man hour untuk tenaga kerja mandor adalah sebagai berikut:
53
Besarnya man day diperoleh dari pembagian koefisien man hour dengan
jumlah jam kerja rata-rata dalam 1 harinya. Dapat dilihat untuk tenaga kerja pekerja
pada minggu ke-31 adalah sebagai berikut:
Koefisien
Jumlah Jam Koefisien
Minggu Waktu Man Hour
Kerja dalam 1 Man Day
Ke- Efeketif (jam) (jam tenaga
Hari (OH)
kerja/m³)
31 0,43 5,0000 2,96960 0,59392
32 0,44 5,0000 3,78067 0,75613
33 0,54 5,0000 4,58808 0,91762
34 0,35 6,0000 4,26152 0,71025
35 0,38 6,5000 5,47179 0,84181
37 0,53 6,0000 3,99130 0,66522
38 0,45 7,6667 4,33723 0,56573
39 0,38 7,0000 3,68505 0,52644
40 0,28 5,0000 3,87063 0,77413
41 0,38 5,3333 3,78915 0,71047
42 0,36 6,0000 9,98757 1,66459
43 0,37 6,3333 4,80390 0,75851
44 0,38 6,5000 6,21786 0,95659
Rata-rata 0,80319
Dari table di atas didapat koefisien rata-rata man day untuk tenaga kerja
pekerja adalah 0,80319 OH.
54
Besarnya man day diperoleh dari pembagian koefisien man hour dengan
jumlah jam kerja rata-rata dalam 1 harinya. Dapat dilihat untuk tenaga kerja tukang
batu pada minggu ke-31 adalah sebagai berikut:
Koefisien
Jumlah Jam Koefisien
Minggu Waktu Man Hour
Kerja dalam 1 Man Day
Ke- Efeketif (jam) (jam tenaga
Hari (OH)
kerja/m³)
31 0,41 5,0000 1,06202 0,21240
32 0,44 5,0000 1,07695 0,21539
33 0,56 5,0000 1,68767 0,33753
34 0,34 6,0000 1,62367 0,27061
35 0,32 6,5000 2,02667 0,31179
37 0,39 6,0000 1,13111 0,18852
38 0,47 7,6667 2,24122 0,29233
39 0,33 7,0000 1,36021 0,19432
40 0,26 5,0000 0,99973 0,19995
41 0,36 5,3333 1,30792 0,24524
42 0,31 6,0000 1,49761 0,24960
43 0,31 6,3333 1,22166 0,19289
44 0,39 6,5000 1,85593 0,28553
Rata-rata 0,24585
Dari table di atas didapat koefisien rata-rata man day untuk tenaga kerja
tukang batu adalah 0,24585 OH.
55
Besarnya man day diperoleh dari pembagian koefisien man hour dengan
jumlah jam kerja rata-rata dalam 1 harinya. Dapat dilihat untuk tenaga kerja kepala
tukang pada minggu ke-31 adalah sebagai berikut:
Koefisien
Jumlah Jam Koefisien
Minggu Waktu Man Hour
Kerja dalam 1 Man Day
Ke- Efeketif (jam) (jam tenaga
Hari (OH)
kerja/m³)
31 0,30 5,0000 0,32461 0,06492
32 0,31 5,0000 0,37254 0,07451
33 0,29 5,0000 0,35312 0,07062
34 0,27 6,0000 0,42287 0,07048
35 0,24 6,5000 0,42391 0,06522
37 0,28 6,0000 0,34343 0,05724
38 0,33 7,6667 0,52846 0,06893
39 0,25 7,0000 0,25461 0,03637
40 0,16 5,0000 0,24326 0,04865
41 0,22 5,3333 0,29917 0,05609
42 0,23 6,0000 0,54734 0,09122
43 0,20 6,3333 0,32846 0,05186
44 0,20 6,5000 0,39195 0,06030
Rata-rata 0,06280
Dari tabel di atas didapat koefisien rata-rata man day untuk tenaga kerja
kepala tukang adalah 0,06280 OH.
56
Besarnya man day diperoleh dari pembagian koefisien man hour dengan
jumlah jam kerja rata-rata dalam 1 harinya. Dapat dilihat untuk tenaga kerja mandor
pada minggu ke-31 adalah sebagai berikut:
Koefisien
Jumlah Jam Koefisien
Minggu Waktu Man Hour
Kerja dalam 1 Man Day
Ke- Efeketif (jam) (jam tenaga
Hari (OH)
kerja/m³)
31 0,38 5,0000 0,41194 0,08239
32 0,35 5,0000 0,41888 0,08378
33 0,44 5,0000 0,53423 0,10685
34 0,35 6,0000 0,56117 0,09353
35 0,27 6,5000 0,49306 0,07586
37 0,41 6,0000 0,51203 0,08534
38 0,41 7,6667 0,65957 0,08603
39 0,33 7,0000 0,50495 0,07214
40 0,23 5,0000 0,35644 0,07129
41 0,31 5,3333 0,41381 0,07759
42 0,30 6,0000 0,72207 0,12035
43 0,26 6,3333 0,43233 0,06826
44 0,24 6,5000 0,46319 0,07126
Rata-rata 0,08420
Dari tabel di atas didapat koefisien rata-rata man day untuk tenaga kerja
mandor adalah 0,08420 OH.
57
Bahan yang digunakan adalah bahan campuran ready mix. Untuk mencari
koefisien bahan pekerjaan pembetonan, dengan cara membagi volume beton
dengan volume pekerjaan. Volume beton di sini adalah volume beton yang dipesan
dari batching plant oleh pihak kontraktor. Dan volume pekerjaan adalah volume
beton yang telah dicor. Untuk minggu ke-31 pekerjaan dapat dilihat sebagai berikut:
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑒𝑡𝑜𝑛
𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
30
𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 = = 1,04070 ………..(4.20)
28,82667
Untuk minggu yang lain dapat dilihat lengkap pada table dibawah:
58
Untuk minggu yang lain dapat dilihat lengkap pada tabel dibawah:
59
60
Cara untuk mendapatkan harga satuan pekerjaan sama seperti sub bab
sebelumnya dengan cara mengalikan koefisien dengan harga satuannya masing-
masing. Dapat dilihat dari persamaan dan tabel berikut:
61
Tabel 4.18 Perbandingan Koefisien Tenaga Kerja Metode Aktual dan Metode AHSP
Mandor 0,08420
0,10000
Pekerja 0,80319
1,00000
Koefisien Tenaga Kerja Metode Aktual Koefisien Tenaga Kerja Metode AHSP
Grafik 4.1 Perbandingan Koefisien Tenaga Kerja Metode Aktual dan Metode AHSP
62
Tabel 4.19 Perbandingan Koefisien Bahan Metode Aktual dan Metode AHSP
Koefisien Bahan
Bahan
Metode AHSP Metode Aktual
Ready Mix 1,02000 1,01786
Koefisien Bahan
Grafik 4.2 Perbandingan Koefisien Bahan Metode Aktual dan Metode AHSP
Sama seperti sebelumnya dari data di atas dapat dilihat bahwa dari koefisien
bahan metode aktual lebih sedikit dibandingkan dengan metode AHSP. Hal ini
menunjukkan bahwa volume yang terjadi dan diperlukan dilapangan tidak sebesar
yang ada pada metode AHSP. Dan seharusnya menurut teori koefisien metode
63
Tabel 4.20 Perbandingan Koefisien Peralatan Metode Aktual dan Metode AHSP
Koefisien Peralatan
Peralatan
AHSP Aktual
Concrete Pump 0,12000 0,11665
Koefisien Peralatan
Aktual 0,11665
Koefisien Peralatan
AHSP 0,12000
Grafik 4.3 Perbandingan Koefisien Peralatan Metode Aktual dan Metode AHSP
Begitu juga dengan koefisien peralatan dapat dilihat bahwa dari data diatas,
koefisien peralatan metode aktual lebih sedikit dibandingkan dengan metode
AHSP. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas yang terjadi dan diperlukan
dilapangan tidak sebesar yang ada pada metode AHSP. Dan menurut teori koefisien
metode aktual lebih rendah daripada koefisien metode AHSP karena pada
keoefisien AHSP sudah diperhitungkan safety factor di dalamnya sehingga pasti
harus lebih besar koefisiennya.
64
Dari tabel dapat dilihat bahwa metode aktual lebih rendah Rp209.444,87
dibandingkan dengan metode AHSP per-m³.
65
Aktual Rp112.828,70
Harga Satuan Pekerjaan
AHSP Rp128.000,00
Grafik 4.4 Perbandingan Harga Satuan Tenaga Kerja Metode Aktual dan Metode AHSP
Aktual Rp763.393,81
AHSP Rp765.000,00
Rp762.500,00
Rp763.000,00
Rp763.500,00
Rp764.000,00
Rp764.500,00
Rp765.000,00
Rp765.500,00
Grafik 4.5 Perbandingan Harga Satuan Bahan Metode Aktual dan Metode AHSP
66
AHSP Rp330.000,00
Rp326.000,00
Rp316.000,00
Rp318.000,00
Rp320.000,00
Rp322.000,00
Rp324.000,00
Rp328.000,00
Rp330.000,00
Rp332.000,00
Grafik 4.6 Perbandingan Harga Satuan Peralatan Metode Aktual dan Metode AHSP
Rp1.197.005,13
0
1
Rp1.406.450,00
Grafik 4.7 Perbandingan Harga Satuan Pekerjaan Metode Aktual dan Metode AHSP
67
Tabel 4.22 Rasio Perbandingan Harga Satuan Pekerjaan Metode Aktual dan Metode AHSP
Rasio
Uraian
Perbandingan
Tenaga Kerja 11,85%
Bahan 0,21%
Peralatan 2,79%
Jumlah 14,89%
Dari perhitungan dan tabel tersebut maka harga satuan pekerjaan pembetonan
per-m³ metode aktual 14,89 % lebih rendah dari pada metode AHSP. Hal tersebut
menunjukkan harga satuan pekerjaan metode aktual lebih efisien dibandingkan
dengan metode AHSP karena merupakan real yang terjadi di lapangan. Jika pihak
kontraktor menggunakan metode AHSP pada proyek ini maka dapat dipastikan
bahwa pihak kontraktor memiliki 14,89 % profit maupun biaya untuk overhead dari
pekerjaan pembetonan tersebut.
68
5.1. Kesimpulan
69
5.2. Saran
1. Metode aktual adalah metode perhitungan harga satuan pekerjaan yang paling
dekat dengan yang terjadi di lapangan. Oleh sebab itu, metode ini dapat
dipakai sebagai acuan harga yang paling realistis.
2. Karena koefisien yang didapat dari metode aktual bersifat unik, maksudnya
berbeda proyek dapat berbeda nilai koefisiennya. Sehingga perlu penyesuaian
sebelum menggunakan nilai koefisien yang telah didapat untuk dijadikan nilai
koefisien untuk proyek yang lain.
3. Perlu penelitian lebih lanjut seperti menggunakan beberapa proyek dan
menambahkan jam pengamatan untuk hasil yang relatif lebih rasional agar
dapat digunakan untuk proyek lain.
70
71
72